Team e-psikologi
Wawancara kerja saat ini merupakan salah satu cara yang sangat populer sebagai salah satu metode untuk
menyeleksi karyawan. Bagi perusahaan-perusahaan kecil dan menengah wawancara kerja seringkali
merupakan metode yang paling diandalkan, mengingat biaya yang dikeluarkan relatif murah dan “user”
(baca: atasan) dapat langsung bertatap muka dengan si pelamar. Bahkan pada jabatan tertentu wawancara
kerja bisa dilakukan berkali-kali, sebelum calon karyawan diputuskan untuk diterima bekerja. Sementara
bagi para pencari kerja, wawancara kerja mungkin sudah dianggap sebagai “menu sehari-hari” yang harus
dilalui sebelum resmi diterima bekerja. Anehnya, meskipun sudah memahami betul bahwa wawancara
merupakan suatu hal yang biasa dilalui dalam melamar pekerjaan, banyak sekali para pelamar yang tidak
siap untuk menghadapi wawancara kerja. Tidak jarang mereka merasa langsung gugup bahkan patah
semangat ketika dipanggil untuk wawancara, karena sudah seringkali gagal. Forum konseling dalam website
ini banyak dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut bagaimana cara menghadapi wawancara
kerja. Para penanya tersebut banyak yang menceritakan bahwa mereka telah berkali-kali gagal “melewati”
wawancara kerja meskipun diakui bahwa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh “recruiter” (petugas
rekrutmen & seleksi) relatif sama antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain tempat
mereka melamar pekerjaan. Ada juga penanya yang mengatakan bahwa ia berkali-kali selalu lolos dari
semua metode seleksi yang lain (test tertulis, psiko test, dan test ketrampilan) tetapi tetap gagal ketika
wawancara.
Permasalahan diatas menggelitik saya untuk mencari tahu lebih jauh apa sebenarnya wawancara kerja.
Mengapa wawancara kerja ini penting dilakukan dan mengapa banyak pelamar yang gagal dalam menjalani
wawancara kerja tersebut. Lalu kemudian apa saja yang harus dilakukan oleh para pelamar untuk
Wawancara kerja (job interview) saat ini merupakan salah satu aspek penting dalam proses rekrutmen dan
seleksi karyawan. Meskipun validitas wawancara dianggap lebih rendah jika dibandingkan dengan metode
seleksi yang lain seperti psiko test, namun wawancara memiliki berbagai kelebihan yang memudahkan
Apapun penilaian pelamar (calon karyawan), wawancara kerja sebenarnya memberikan suatu kesempatan
atau peluang bagi pelamar untuk mengubah lowongan kerja menjadi penawaran kerja. Mengingat bahwa
wawancara kerja tersebut merupakan suatu proses pencarian pekerjaan yang memungkinkan pelamar
untuk memperoleh akses langsung ke perusahaan (pemberi kerja), maka “performance” (baca: proses &
hasil) wawancara kerja merupakan suatu hal yang sangat krusial dalam menentukan apakah pelamar akan
Bagi si pelamar, wawancara kerja memberikan kesempatan kepadanya untuk menjelaskan secara langsung
pengalaman, pengetahuan, ketrampilan, dan berbagai faktor lainnya yang berguna untuk meyakinkan
perusahaan bahwa dia layak (qualified) untuk melakukan pekerjaan (memegang jabatan) yang ditawarkan.
Selain itu wawancara kerja juga memungkinkan pelamar untuk menunjukkan kemampuan interpersonal,
professional, dan gaya hidup atau kepribadian pelamar. Jika di dalam CV (Curriculum Vitae) pelamar hanya
bisa mengklaim bahwa dirinya memiliki kemampuan komunikasi dan interpersonal yang baik, maka dalam
Bagi perusahaan, wawancara kerja merupakan salah satu cara untuk menemukan kecocokan antara
karakteristik pelamar dengan dengan persyaratan jabatan yang harus dimiliki pelamar tersebut untuk
memegang jabatan / pekerjaan yang ditawarkan. Secara umum tujuan dari wawancara kerja adalah:
Membantu perusahaan untuk mengidentifikasi pelamar-pelamar yang layak untuk diberikan penawaran
kerja.
Dua teknik wawancara yang biasa dipergunakan perusahaan dalam melakukan wawancara kerja adalah
wawancara kerja tradisional dan wawancara kerja behavioral. Dalam prakteknya perusahaan seringkali
mengkombinasikan kedua teknik ini untuk memperoleh data yang lebih akurat.
Wawancara kerja tradisional menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka seperti “mengapa anda ingin
bekerja di perusahaan ini”, dan “apa kelebihan dan kekurangan anda”. Kesuksesan atau kegagalan dalam
wawancara tradisional akan sangat tergantung pada kemampuan si pelamar dalam berkomunikasi
menjawab pertanyaan-pertanyaan, daripada kebenaran atau isi dari jawaban yang diberikan. Selain itu
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan lebih banyak bersifat mengklarifikasikan apa yang ditulis dalam surat
lamaran dan CV pelamar. Dalam wawancara kerja tradisional, recruiter biasanya ingin menemukan jawaban
atas 3 (tiga) pertanyaan: apakah si pelamar memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan untuk
melakukan pekerjaan, apakah si pelamar memiliki antusias dan etika kerja yang sesuai dengan harapan
recruiter, dan apakah si pelamar akan bisa bekerja dalam team dan memiliki kepribadian yang sesuai
Wawancara kerja behavioral didasarkan pada teori bahwa “performance” (kinerja) di masa lalu
merupakan indikator terbaik untuk meramalkan perilaku pelamar di masa mendatang (baca: ketika
bekerja). Wawancara kerja dengan teknik ini sangat sering digunakan untuk merekrut karyawan pada level
managerial atau oleh perusahaan yang dalam operasionalnya sangat mengutamakan masalah-masalah
kepribadian. Wawancara kerja behavioral dimaksudkan untuk mengetahui respon pelamar terhadap suatu
kondisi atau situasi tertentu sehingga pewawancara dapat melihat bagaimana pelamar memandang suatu
lain: "coba anda ceritakan pengalaman anda ketika gagal mencapai target yang ditetapkan”, dan “berikan
beberapa contoh tentang hal-hal apa yang anda lakukan ketika anda dipercaya menangani beberapa proyek
sekaligus”. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut si pelamar perlu mempersiapkan diri untuk
mengingat kembali situasi, tindakan dan hasil yang terjadi pada saat yang lalu. Selain itu, sangat penting
bagi pelamar untuk memancing pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut dari pewawancara agar dapat
menjelaskan secara rinci gambaran situasi yang dihadapinya. Untuk itu diperlukan ketrampilan
berkomunikasi yang baik dari si pelamar. Keberhasilan atau kegagalan dalam wawancara ini sangat
tergantung pada kemampuan pelamar dalam menggambarkan situasi yang berhubungan dengan
pertanyaan pewawancara secara rinci dan terfokus. Dalam wawancara kerja behavioral, si pelamar harus
dapat menyusun jawaban yang mencakup 4 (empat) hal: (1) menggambarkan situasi yang terjadi saat itu,
(2) menjelaskan tindakan-tindakan yang diambil untuk merespon situasi yang terjadi, (3) menceritakan
hasil yang dicapai, dan (4) apa hikmah yang dipetik dari kejadian tersebut (apa yang dipelajari). Dalam
wawancara behavioral ini teknik yang paling sering dipergunakan adalah yang disebut S-T-A-R atau S-A-R
atau P-A-R.
Situation
or
Problem
or
Task
Pelamar diminta untuk menggambarkan situasi yang terjadi atau tugas-tugas yang harus dilaksanakannya
pada masa lalu. Pelamar harus menggambarkan situasi atau tugas tersebut secara spesifik, rinci dan mudah
dipahami oleh pewawancara. Situasi atau tugas yang digambarkan dapat berasal dari pekerjaan
sebelumnya, pengalaman semasa sekolah, pengalaman tertentu, atau berbagai kejadian yang relevan
Action
Pelamar diminta untuk menggambarkan tindakan-tindakan yang diambil dalam menghadapi situasi /
masalah / tugas di atas. Dalam hal ini pelamar harus bisa memfokuskan pada permasalahan. Meskipun
mungkin permasalahan yang ada ditangani oleh beberapa orang atau team, pelamar harus memberikan
penjelasan tentang apa saja peranannya dalam team tersebut – jangan mengatakan apa yang telah
dilakukan oleh team tetapi apa yang telah dilakukan pelamar sebagai bagian dari team.
Results
Pelamar diminta menjelaskan hasil-hasil apa saja yang dicapai. Apa saja hambatan yang terjadi jika hasil
tidak tercapai. Apa yang terjadi kemudian setelah permasalahan tersebut selesai dikerjakan. Lalu apa
pelajaran yang dapat dipetik oleh pelamar dari kejadian tersebut.
Dalam dunia kerja, dikenal beberapa tipe wawancara kerja sebagai berikut:
Wawancara Seleksi (Screening Interview). Jika pelamar atau kandidat untuk menduduki jabatan
berjumlah lebih dari satu orang maka dilakukan wawancara kerja untuk menyeleksi siapa diantara kandidat
tersebut merupakan kandidat yang paling qualified sehingga bisa dilanjutkan ke tahap seleksi berikutnya.
Wawancara Telepon (Telephone Interview). Demi menghemat biaya dan efisiensi waktu, banyak recruiter
yang melakukan wawancara kerja melalui telepon. Oleh sebab itu, pelamar harus siap dihubungi sewaktu-
waktu, sebab seringkali recruiter tidak memberikan pilihan bagi pelamar untuk menentukan waktu kapan ia
Wawancara di Kampus / Sekolah (On-Campus Interview) . Meskipun tidak banyak perusahaan yang
melakukan wawancara kerja di kampus, namun untuk perusahaan-perusahaan tertentu yang mencari para
lulusan untuk dilatih lebih lanjut, cara ini dinilai sangat efektif karena memberikan akses bagi perusahaan
tersebut untuk mendapatkan kandidat terbaik yang mungkin sangat sulit diperoleh jika menunggu para
Wawancara di Pameran Kerja (Job Fair Interview). Pameran kerja diadakan untuk menjembatani
perusahaan dengan para pencari kerja. Pada pameran kerja biasanya, perusahaan memberikan berbagai
informasi mengenai perusahaannya, menerima surat lamaran dan CV dari pengunjung (pencari kerja),
bahkan tidak jarang para recruiter langsung melakukan wawancara di stand (booth) mereka. Di Indonesia
memang pameran seperti ini masih sangat jarang dilaksanakan jika dibandingkan dengan pameran
Wawancara di Lokasi Kerja (On-Site Interview). Ketika seorang kandidat telah lolos dalam tahap
wawancara seleksi, seringkali perusahaan mengundang kandidat tersebut untuk melihat secara langsung
lokasi kerja. Pada kesempatan tersebut recruiter biasanya langsung melakukan wawancara secara
mendalam. Bagi pelamar yang belum memiliki pengalaman kerja pada lokasi yang lingkungannya kurang
lebih sama, wawancara kerja di lokasi mungkin bisa terasa menakutkan karena mungkin harus melakukan
Wawancara Kelompok (Panel or Group Interview). Wawancara kelompok adalah suatu jenis wawancara
kerja dimana para pewawancara (recruiter) terdiri dari 2 (dua) orang atau lebih. Biasanya wawancara jenis
ini dilakukan jika perusahaan memandang bahwa pelamar sudah hampir memenuhi syarat untuk diterima
bekerja. Biasanya para penanya dalam wawancara inilah yang memiliki wewenang untuk memutuskan
Wawancara Kasus (Case Interview). Wawancara kerja jenis ini menekankan pada kemampuan analisis
dan pemecahan masalah terhadap suatu kasus tertentu. Biasanya dalam wawancara kasus, pelamar diminta
untuk berperan sebagai pemegang jabatan yang ditawarkan, lalu diberikan sebuah kasus untuk dicarikan
solusinya.
Pertanyaan-Pertanyaan Umum
Pada umumnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara kerja sangat tergantung pada
teknik apa yang digunakan oleh si pewawancara. Jika menggunakan teknik wawancara kerja tradisional
3. Apa saja prestasi yang pernah anda raih pada pekerjaan yang terdahulu / ketika sekolah?
8. Jika anda diterima bekerja untuk jabatan ini, apa yang akan anda lakukan?
Ceritakan pada saya/kami kapan anda mengalami suatu situasi yang sangat tidak menyenangkan dan
Ceritakan pada saya/kami bagaimana anda meyakinkan klien anda ketika anda melakukan presentasi.
Coba anda ceritakan bagaimana anda mengatasi situasi dimana anda harus melakukan banyak tugas dan
Bisakah anda ceritakan keputusan apa yang paling sulit anda buat dalam setahun terakhir ini? Mengapa
demikian?
Ceritakan mengapa team anda gagal mencapai target pada tahun sebelumnya dan bagaimana anda
Bisakah anda ceritakan suatu kejadian dimana anda mencoba untuk menyelesaikan suatu tugas dan
ternyata gagal?
Ceritakan apa yang anda lakukan ketika dipaksa membuat suatu aturan yang tidak menyenangkan bagi
Sebagai suatu proses yang melibatkan interaksi antara kedua belah pihak, dalam wawancara kerja si
pelamar juga biasanya diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Oleh karena itu akan sangat
Apa yang diharapkan dari saya jika saya diterima untuk jabatan ini?
Menurut pengalaman di sini, apa yang merupakan tantangan terbesar bagi pemegang jabatan ini?
Apakah ada pelatihan (internal maupun eksternal) yang dapat membantu saya untuk lebih berperan jika
Adakah ada hal-hal khusus di luar uraian jabatan yang harus saya selesaikan dalam waktu tertentu?
Berbeda dengan kondisi di negara-negara maju dimana hak individu sangat dijunjung tinggi dan telah
memiliki perangkat hukum sangat memadai tentang hal-hal yang mengatur hak-hak pribadi seseorang
sehingga para recruiter (pewawancara) sangat berhati-hati dalam mengajukan pertanyaan, di Indonesia
justru banyak menggali masalah-masalah yang bersifat pribadi. Contoh: Menanyakan latarbelakang pelamar
(orangtua, saudara, istri, anak, status, agama, suku bangsa, umur) adalah merupakan hal yang dianggap
biasa.
Meskipun seringkali pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak memiliki relevansi dengan jabatan yang dilamar,
pelamar harus menyiapkan diri untuk merespon pertanyaan-pertanyaan tersebut secara tepat dengan cara-
cara yang elegan. Para penanya mungkin saja tidak bermaksud untuk menyudutkan pelamar, tetapi lebih
didasarkan pada kepedulian mereka terhadap kecocokan antara pelamar (calon karyawan) dengan budaya
yang ada dalam perusahaan. Oleh karena itu jika pelamar ditanyakan mengenai hal-hal yang dirasa tidak
berhubungan dengan pekerjaan yang ditawarkan, pelamar harus mampu mengidentifikasi apa makna dibalik
pertanyaan tersebut. Untuk merespon pertanyaan-pertanyaan yang bersifat pribadi, pelamar dapat
Pelamar bisa mengklarifikasi kepada penanya apa relevansi pertanyaan yang diajukan dengan jabatan yang
dilamar sehingga penanya dapat menjelaskan lebih jauh hubungannya dengan pekerjaan, lalu berikan
memang tidak memiliki hubungan langsung dengan pekerjaan / jabatan yang dilamar.
Pelamar bisa juga menolak untuk menjawab pertanyaan tersebut jika dirasa sangat mengganggu privacy
pelamar. Jika hal ini terpaksa dilakukan, maka harus dilakukan dengan cara-cara halus dan diplomatis
sehingga recruiter tidak merasa dilecehkan karena dianggap telah memberikan pertanyaan yang keliru.
Faktor-Faktor Negatif
Beberapa faktor, baik fisik maupun psikologis, yang harus diwaspadai oleh pelamar adalah faktor-faktor
Penampilan diri yang terlihat tidak professional (dandanan menor, pakaian yang tidak enak dilihat, tidak
Ogah-ogahan (tidak terlihat antusias atau tertarik dengan materi pembicaraan yang diajukan pewawancara)
Gugup
Selalu berusaha mencari-cari alasan atas setiap kegagalan yang pernah dialami di masa lalu
Menyalahkan perusahaan lama atau bekas atasan dimasa lalu, atau mengeluhkan perubahan teknologi yang
cepat
Berulang kali bertanya: “apa yang dapat diberikan perusahaan kepada saya kalau saya melakukan ......?”
Kurang persiapan: gagal memperoleh informasi penting seputar perusahaan, gagal menjawab pertanyaan-
pertanyaan pewawancara dan tidak bisa mengajukan pertanyaan bermutu kepada pewawancara.
Beberapa Saran
Bagi anda pencari kerja yang dipanggil untuk menjalani wawancara kerja, mungkin ada baiknya anda
Jika tidak diberitahu terlebih dahulu jenis pakaian apa yang harus dipakai, maka gunakan pakaian yang
3.Usahakan untuk tiba 10 (sepuluh) menit lebih awal, jika terpaksa terlambat karena ada gangguan di
6.Ucapkan salam (selamat pagi / siang / sore) kepada para pewawancara dan jika harus
7. berjabat tangan, jabatlah dengan erat (tidak terlalu keras namun tidak lemas)
8. Tetaplah berdiri sampai anda dipersilakan untuk duduk. Duduk dengan posisi yang tegak dan seimbang
13.Tunjukkan antusiasme dan ketertarikan anda pada jabatan yang dilamar dan pada perusahaan
14. Gunakan bahasa formal, bukan prokem atau bahasa gaul; kecuali anda diwawancarai untuk mampu
17.Tunjukkan apa yang bisa anda perbuat untuk perusahaan bukan apa yang bisa diberikan oleh
perusahaan kepada anda
19. Ajukan beberapa pertanyaan bermutu diseputar pekerjaan anda dan bisnis perusahaan secara umum
20. Berbicara dengan cukup keras sehingga suara jelas terdengar oleh pewawancara
21.Akhiri wawancara dengan menanyakan apa yang harus anda lakukan selanjutnya
Ucapkan banyak terima kasih kepada pewawancara atas waktu dan kesempatan yang diberikan kepada
anda.
1. Berasumsi bahwa anda tahu tempat wawancara, padahal anda tidak yakin
2. Tidak melatih diri untuk menjawab pertanyaan yang kira-kira akan diajukan pewawancara
4. Datang terlambat
14. Mengalihkan topik pembicaraan ke hal-hal yang tidak ada hubungan dengan pekerjaan
15. Menyalahkan mantan atasan, mantan rekan kerja atau perusahaan yang lama
17. Menanyakan gaji dan fasilitas yang diterima pada saat wawancara seleksi dimana anda belum tahu
18. Memperlihatkan rasa putus asa anda dengan menunjukkan bahwa anda mau bekerja untuk bidang apa
saja dan mau melakukan apa saja asal bisa diterima bekerja di perusahaan tersebut
19. Membahas hal-hal negatif dari anda yang akan merugikan diri anda sendiri
21. Menelpon atau menerima telepon, atau membaca buku selama wawancara
23. Tidak mengajukan pertanyaan pada saat diberikan kesempatan untuk bertanya
Mengingat bahwa masih banyak calon karyawan yang menghadapi kendala dalam menjalani wawancara
kerja, artikel ini diharapkan dapat memberikan sedikit pencerahan bagi mereka sehingga lebih siap dan
percaya diri. Saya yakin masih banyak cara-cara yang mungkin belum tertulis dalam artikel ini, namun
setidaknya jika anda melaksanakan saran-saran yang ada di atas maka anda akan memiliki bekal yang
cukup dalam menghadapi wawancara kerja. Selamat mencoba dan semoga anda sukses diterima bekerja
dan menemukan pekerjaan sesuai dengan yang anda inginkan. (jp)
Membuat Resume
Membuat Resume
Team e-psikologi
Resume atau riwayat singkat yang berisi pengalaman dan ketrampilan yang dimiliki oleh seseorang yang
melamar sebuah pekerjaan amatlah menentukan bagi dipilih atau tidaknya si pelamar untuk masuk ke
tahapan selanjutnya dalam proses rekrutmen dan seleksi karyawan. Resume yang dibuat dengan baik akan
mempermudah pembacanya (baca: recruiter) dalam mengevaluasi qualifikasi yang dimiliki oleh si pelamar.
Pentingnya membuat resume yang dirancang secara khusus (bukan menjiplak model resume orang lain)
seringkali tidak disadari oleh si pelamar. Dalam banyak kasus masih sering dijumpai bahwa pelamar justru
menggunakan format resume yang sudah baku dengan cara membeli formulir resume yang dijual di toko-
toko buku atau pun mendownload formulir yang terdapat di websites. Memang hal ini tidaklah sepenuhnya
salah, namun demikian si pelamar hendaklah mempertimbangkan apakah format tersebut sudah cocok
dengan karakter dirinya. Apa yang terjadi jika ternyata format baku tersebut, setelah diisi oleh pelamar,
ternyata justru banyak menyisakan ruang kosong alias tidak dapat diisi semuanya. Bukankah hal demikian
justru dapat menyebabkan si pelamar tampak penuh dengan kekurangan di mata si pembaca resume
bagi pembaca dan mampu memberikan gambaran tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh sang
pelamar. Lalu apa sebenarnya perbedaan antara Resume dan Curricullum Vitae (CV)?
Secara singkat dapat dikatakan bahwa resume adalah kumpulan atau daftar yang menyangkut riwayat
pendidikan dan pekerjaan/karir seseorang dengan penekanan pada keahlian, ketrampilan dan pengalaman
yang dimilikinya. Sedangkan Curriculum Vitae adalah kumpulan atau daftar yang berisi riwayat pendidikan,
pekerjaan, penghargaan/prestasi/gelar yang pernah diperoleh seseorang dan faktor-faktor lain yang
dianggap berguna oleh orang tersebut selama hidupnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada beberapa
No.
Faktor
Resume
CV
1. Materi
Riwayat pendidikan dan pekerjaan/karir dengan penekanan pada keahlian, ketrampilan dan pengalaman
yang dimiliki.
organisasi, hasil karya dan faktor-faktor lain yang dianggap berguna oleh seseorang selama hidupnya.
2. Penggunaan
Untuk melamar pekerjaan dengan posisi atau jabatan yang menuntut pengalaman dan ketrampilan yang
tinggi.
Untuk melamar pekerjaan-pekerjaan tertentu seperti Dosen, Guru, Peneliti, Wakil Rakyat, Militer.
Di Indonesia, CV merupakan salah satu alat yang digunakan untuk seleksi kenaikan jabatan atau yang dulu
3. Format
Ditulis secara kronologis atau pun fungsional, atau bisa juga kombinasi keduanya
Pada umumnya ditulis secara kronologis: pertama masuk sekolah sampai tingkatan terakhir, atau pertama
4. Kedalaman Informasi
Ruang lingkup Informasi yang disajikan terbatas tetapi sangat rinci dan mendalam
Ruang lingkup Informasi yang disajikan banyak tetapi tidak secara rinci dan mendalam
5. Informasi Pribadi
Sangat jarang diikutsertakan, kecuali memang relevan dengan pekerjaan yang dilamar
Memuat hal-hal pribadi seperti hobby, musik yang disukai, status perkawinan, kebangsaan, tinggi & berat
badan, dll.
6. Panjang
1 – 2 Halaman
3 – 4 halaman
Meski keduanya memiliki perbedaan, namun dalam praktek seringkali perusahaan tidak dapat membedakan
mana yang mereka butuhkan, apakah Resume atau CV. Oleh karena itu, pelamar haruslah jeli dalam
melihat persoalan tersebut sebab bagaimanapun juga pada akhirnya pelamarlah yang harus menyesuaikan
7. Manfaat
Dalam kompetisi memperebutkan pekerjaan ditengah-tengah situasi ekonomi yang tidak menggembirakan
saat ini, di tambah lagi dengan banyaknya jumlah pencari kerja, tidak jarang para pengusaha (baca: orang
yang mempekerjakan) harus meluangkan banyak waktu untuk menyeleksi para calon pekerja yang
berkualitas. Mengingat bahwa satu jabatan yang lowong bisa dilamar oleh ratusan bahkan ribuan pelamar,
maka pengusaha sangat mengandalkan resume pelamar untuk menyaring/menyeleksi mereka untuk
dipanggil wawancara atau test dalam proses berikutnya. Dengan kondisi demikian maka pelamar yang tidak
dapat membuat resume yang dapat menggambarkan kualitas dirinya dalam bentuk resume yang menarik,
padat, dan lugas akan sangat kecil kemungkinannya untuk dipanggil. Alangkah sayangnya jika pelamar
ternyata sangat menguasai bidang yang dilamarnya tetapi gagal hanya karena resume yang dibuatnya tidak
Dengan membuat resume secara menarik, padat dan lugas si pelamar sebenarnya memperoleh manfaat
menunjukkan kualifikasi yang dimiliki sehingga layak untuk memangku jabatan yang dilamar
Beberapa Saran
Bagi anda pencari kerja yang mungkin mengalami masalah dalam membuat resume, mungkin ada baiknya
Nama jabatan & Uraian Jabatan: Tulis nama jabatan anda dan lengkapi dengan penjelasan tentang
aktivitas-aktivitas harian Anda. Usahakan untuk menuliskan aktivitas-aktivitas yang dapat diukur. Ingat:
Anda harus dapat memberitahu pembaca tentang apa persisnya pekerjaan yang telah anda lakukan
Tanggal dan Tempat. Tulislah riwayat pendidikan dan pekerjaan anda secara tepat. Misalnya: kapan anda
diterima bekerja dan kapan anda keluar dari perusahaan X, kapan anda menjabat sebagai .... atau kapan
anda pindah kerja dari kantor pusat ke kantor cabang. Ingat: Jangan membuat pembaca menebak-nebak
Rinci. Jelaskan kata-kata atau istilah-istilah teknikal/khusus yang mungkin ada dalam resume anda sedetil
mungkin.
Proporsional. Tuliskan pekerjaan atau pendidikan sesuai dengan kepentingan si pembaca dan buatlah secara
proporsional. Contoh: Jika anda melamar sebagai Marketing Manager hendaklah anda tidak menulis hanya
satu paragraph mengenai pekerjaan anda sebagai Sales Manager dan tiga paragraph lainnya tentang
Relevansi. Tuliskan hanya hal-hal yang relevan dengan tuntutan pekerjaan yang anda lamar. Contoh: Tidak
perlu menuliskan pengalaman berorganisasi anda selama kuliah meskipun anda menjabat sebagai ketua
Senat Mahasiswa selama beberapa periode, jika pekerjaan yang anda lamar tidak berhubungan dengan
Explicit. Jangan membuat resume yang membuat pembaca berimajinasi. Contoh: jangan berasumsi bahwa
pembaca tahu bahwa anda tamatan Unika Atma Jaya Jakarta, atau Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Jika anda tidak menuliskan nama kota bisa jadi pembaca menganggap anda tamatan dari kota lain.
Panjang. Pada umumnya resume hanya terdiri dari 2 (dua) halaman. Namun jika memang riwayat karir dan
pendidikan yang anda rasa sangat penting untuk ditampilkan menuntut anda untuk memperpanjang, maka
Tanda baca, ejaan, dan tata bahasa. Tidaklah dibenarkan jika dalam resume terjadi kesalahan-kesalahan
menyangkut tanda baca, ejaan maupun tata bahasa. Jika anda menulis resume dalam bahasa Inggris,
cobalah minta untuk direview oleh teman/kerabat yang menguasai bahasa tersebut, jika memang anda
belum yakin.
Mudah dibaca. Resume yang dibuat secara kacau balau menggambarkan pikiran yang tidak jernih dan
ketidakmampuan penulis dalam menuangkan isi hatinya. Oleh karena itu sangat penting membuat resume
Penampilan. Pilihlah format terbaik yang dapat anda tampilkan untuk membuat resume, termasuk disini
adalah pemilihan jenis huruf, kertas yang digunakan serta paduan warna (jika menggunakan printer warna).
Tampilan resume yang asal-asalan hanya akan berakhir di kotak sampah atau mesin penghancur kertas,
2) Menunjukkan Kualifikasi
Untuk lebih meyakinkan pembaca, Anda dapat memberikan penekanan pada beberapa aspek tertentu dari
latarbelakang Anda yang relevan dengan pekerjaan dalam rangka memberikan pemahaman kepada
pengusaha tentang nilai-nilai potensial anda yang akan berguna bagi si pengusaha atau perusahaannya.
Penghargaan atau reward yang pernah diterima sesuai dengan jabatan yang dilamar. Contoh: jika anda
melamar sebagai IT Manager, pihak perusahaan (recruiter) tentu ingin tahu kemampuan anda di bidang
teknik dan bagaimana kemampuan tersebut dibandingkan dengan rekan-rekan yang lain. Jika anda pernah
menerima penghargaan di bidang tersebut, tuliskanlah. Dengan demikian perusahaan akan tahu dimana
Prestasi Akademik. Tuliskan gelar dan prestasi akademik yang anda raih sertakan juga judul Tugas
Akhir/Skripsi/Thesis/Disertasi.
Keanggotaan dalam organisasi professional. Jika anda terlibat dalam organisasi professional seperti
Assiosiasi Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM), Ikatan Akuntan Indonesia (AAI), dll yang berguna
Indikator Kesuksesan. Anda dapat menuliskan berbagai indikator kesuksesan yang pernah anda peroleh,
misalnya beasiswa karena kecerdasan anda, dikirim training ke luar negeri karena keberhasilan anda dalam
Pengalaman yang berhubungan dengan pekerjaan. Tuliskan semua pengalaman yang pernah anda alami
sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang anda lamar. Cth: jika pekerjaan yang anda lamar menuntut anda
untuk sering melakukan traveling keluar negeri, pastikan pembaca tahu bahwa anda mahir berbahasa
Inggris.
3) Perhatian Khusus
Selain kedua faktor yang telah disebutkan diatas, dalam membuat resume pelamar perlu berhati-hati dalam
diterima dan yang diharapkan, pelamar harus sangat berhati-hati dalam memutuskan perlu tidaknya
mencantumkan hal tersebut dalam resume. Untuk itu pelamar dituntut kejeliannya dalam melihat iklan
lowongan kerja atau informasi tentang lowongan kerja tersebut. Pada lowongan kerja yang sudah
mencantumkan dengan jelas berapa gaji yang akan diterima pertahun atau per bulan, sebaiknya pelamar
tidak perlu membuat riwayat gaji dalam resume yang dibuatnya. Hal itu tentu saja akan sangat berbeda jika
di dalam iklan memang mengharuskan pelamar untuk mencantumkan riwayat gaji dan besarnya gaji yang
diharapkan.
Referensi. Dalam hal pencantuman nama orang yang akan dijadikan referensi, pelamar harus benar-benar
yakin bahwa orang tersebut benar-benar mengetahui diri si pelamar dan memiliki pengaruh positif bagi
perusahaan yang dilamar. Artinya pelamar tidak boleh asal menyebutkan nama orang sebagai referensi,
misalnya: mantan boss/atasan atau dosen. Daripada memaksakan diri untuk menyebut nama-nama orang
sebagai referensi, pelamar cukup menuliskan: "Referensi: akan diberikan jika diminta".
Dokumen Pendukung. Meskipun tidak ada keharusan bagi pelamar untuk menyertakan dokumen atau bukti-
bukti tentang hal-hal yang dituliskan dalam resume, seperti Ijazah, Transkrip Nilai, Sertifikat atau
Penghargaan, dll, namun mengingat kondisi di Indonesia maka sebaiknya pelamar menyertakan dokumen
pendukung tersebut dalam bentuk photocopy. Hal ini penting untuk meyakinkan pembaca bahwa anda
benar-benar menulis resume berdasarkan fakta yang ada. Namun satu hal yang harus diingat dengan baik
adalah "jangan sampai dokumen pendukung tersebut menjadi terlalu banyak". Untuk itu anda harus
menyeleksi/mensortir dokumen mana yang paling pantas dan relevan untuk dilampirkan. Contoh: Jika anda
pernah mengikuti kursus komputer beberapa kali, tidak perlu semua sertifikat dari setiap kursus tersebut
anda lampirkan, tetapi cukup salah satu yang paling tinggi tingkatannya.
Informasi Pribadi. Pelamar sebaiknya berhati-hati menuliskan hal-hal yang bersifat pribadi. Beberapa hal
yang umumnya boleh dituliskan adalah status perkawinan, jumlah anak, kepemilikan kendaraan, kesediaan
untuk di relokasi atau melakukan travelling ke luar kota / luar negeri. Di luar hal-hal tersebut pelamar harus
benar-benar yakin bahwa informasi pribadi yang ditulisnya akan relevan dengan pekerjaan yang dilamar,
Para pembaca yang budiman, apapun pilihan karir anda pastikan untuk membuat resume atau pun CV
secara maksimal. Bila memang anda merasa belum yakin dengan apa yang telah anda buat selama ini,
cobalah buat sekali lagi dan bila perlu minta orang lain untuk menilai Resume atau CV anda tersebut.
Team e-psikologi
Melamar pekerjaan bisa disebut sebagai suatu hal yang gampang-gampang susah. Ada pelamar yang hanya
mengirimkan satu surat lamaran, kemudian dipanggil wawancara dan langsung diterima bekerja. Sebaliknya
ada pelamar yang sudah mengirimkan puluhan surat lamaran dan sudah dipanggil untuk wawancara berkali-
kali namun tidak kunjung diterima bekerja. Dalam banyak kasus, kemampuan akademik yang tinggi juga
seringkali bukan jaminan untuk bisa diterima bekerja. Orang-orang yang termasuk dalam kelompok terakhir
yang sudah mengirimkan puluhan surat lamaran tetapi tidak kunjung diterima bekerja seringkali menjadi
frustrasi dan akhirnya putus asa sehingga kehilangan semangat untuk mencari pekerjaan. Akibatnya
mereka cenderung menjadi penganggur dan memiliki konsep diri yang negatif.
Demi menjaga agar jangan sampai sang pelamar menjadi frustrasi maka ada beberapa hal yang harus
dipahami dan dipelajari secara seksama oleh para pencari kerja. Sama halnya dengan melakukan kegiatan-
kegiatan lain dalam hidup ini, maka mencari pekerjaan pun memerlukan suatu pemahaman, ketrampilan
dan keahlian tersendiri. Hanya orang-orang yang menyadari hal inilah yang akan mampu memenangkan
kompetisi (di Indonesia bisa disebut Hyper-kompetisi) dalam mendapatkan pekerjaan. Beberapa hal yang
perlu menjadi perhatian para pencari kerja, seperti dikutip dari monster.com diantaranya adalah sebagai
berikut:
1.
Pemahaman yang benar terhadap proses pencarian pekerjaan akan sangat berguna bagi pencari kerja agar
terhindar dari rasa frustrasi. Beberapa hal yang harus diketahui dan dipahami pencari kerja misalnya:
Pencarian pekerjaan adalah identik dengan mempromosikan diri sendiri dan talenta yang dimiliki
Mengetahui dengan pasti bagaimana talenta yang dimiliki dapat memberikan manfaat bagi perusahaan yang
dilamar
Mencari pekerjaan merupakan suatu pekerjaan juga: jadi perlu bersabar karena pasti membutuhkan waktu
Buat rencana dan ikuti rencana tersebut; meski tidak harus diikuti secara kaku
2.
Identifikasi kemampuan, minat, bakat, nilai-nilai hidup, kebutuhan dan kebiasaan anda. Jika anda
memahami hal tersebut maka akan lebih mudah bagi anda dalam menentukan jenis pekerjaan apa dan
3.
Tentukan Tujuan Karir Anda
Putuskan jenis karir yang menjadi tujuan anda, perusahaan apa yang cocok bagi anda, dan bila perlu
4.
5.
Perluas Jaringan
Mencari pekerjaan seringkali memerlukan kerjasama team. Dalam hal ini anda harus memiliki jaringan atau
networking untuk mencari berbagai informasi yang diperlukan tentang lowongan pekerjaan yang sesuai
untuk anda. Anda bisa bekerjasama dengan teman, anggota keluarga atau pun kenalan anda untuk
mendapat berbagai informasi yang dibutuhkan. Semakin luas networking maka akan semakin cepat
kemungkinan anda untuk mendapatkan pekerjaan atau setidaknya akan banyak peluang lowongan kerja
yang tersedia. (baca juga artikel: Networking dan Usaha Mendapatkan Pekerjaan)
6.
Kenyataan pahit yang harus dialami oleh pekerja karena di PHK atau para pencari kerja yang "ditipu" oleh si
pemberi pekerjaan, hendaknya menjadi pelajaran bagi anda sebelum mengirimkan surat lamaran
pekerjaan. Artinya jangan sampai anda melamar di perusahaan yang kurang terjamin masa depannya.
Salah satu cara yang paling mudah dilakukan untuk mengenali perusahaan / pemberi pekerjaan adalah
dengan mencari informasi secara rinci tentang perusahaan yang menyediakan lowongan pekerjaan tersebut,
mencakup kemampuan finansial, jenis usaha, jenis pekerjaan yang ditawarkan (pegawai tetap atau
kontrak), siapa pemiliknya, dll. Jika akhirnya anda menemukan kecocokan dengan tujuan karir anda maka
barulah anda boleh mengirimkan surat lamaran. Dalam hal bahwa anda melamar melalui iklan lowongan
kerja yang ada di media massa maka pilihlah iklan lowongan kerja yang diterbitkan di media massa yang
sudah terpercaya. Dan untuk ini pun anda tetap harus mengecek lagi profile perusahaan pemberi
pekerjaan.
7.
Melamar
Melamar pekerjaan membutuhkan suatu seni tersendiri oleh karena itu pencari kerja harus benar-benar
mempersiapkan semua hal yang berhubungan dengan lamaran tersebut secara seksama. Lakukan hal yang
sama setiap kali anda melamar pekerjaan. (baca juga artikel: Menulis Surat Lamaran Kerja dan Membuat
Resume)
8.
Wawancara Kerja
Wawancara kerja merupakan suatu proses yang menghantar anda ke "gerbang perusahaan". Artinya jika
anda sudah memasuki tahap wawancara kerja maka anda memiliki kesempatan untuk lebih mengenal
perusahaan dan sebaliknya perusahaan dapat mengenal potensi anda secara lebih rinci. Oleh karena itu,
pencari kerja harus benar-benar mempersiapkan diri dalam menghadapi wawancara kerja. (baca juga
9.
Seperti yang telah dikemukakan bahwa mencari pekerjaan adalah gampang-gampang susah, maka
konsekuensi logis yang akan dihadapi setiap pencari kerja adalah diterima atau ditolak. Dalam
kenyataannya, meski disadari bahwa mendapatkan pekerjaan adalah suatu hal yang sulit, namun terkadang
ada tawaran pekerjaan yang terpaksa ditolak sendiri oleh si pelamar karena berbagai alasan. Dalam hal ini,
jika anda termasuk pelamar yang terpaksa menolak tawaran pekerjaan, maka lakukan hal tersebut dengan
cara-cara elegance sehingga tidak menyinggung perasaan orang-orang di perusahaan yang anda lamar.
Sebaliknya jika anda menerima tawaran kerja maka sampaikan rasa terima kasih penghargaan atas
kesempatan untuk berkarir di perusahaan tersebut dan tindaklanjuti dengan membuat kesepakatan kerja
10.
Evaluasi Proses
Jika anda tetap belum berhasil mendapatkan pekerjaan meski sudah menjalani beberapa langkah di atas,
maka anda perlu mengevaluasi seluruh proses pencarian pekerjaan. Tanyakan pada diri anda sendiri:
Apakah saya sudah melakukan semua hal yang wajib dan perlu dilakukan?
Hal-hal apa saja yang perlu saya perbaiki dan apakah ada hal lain yang kurang?
Jika memang ternyata masih tetap gagal mendapat pekerjaan meski sudah merasa melakukan langkah-
langkah yang optimal, maka ada baiknya anda mencari bantuan kepada orang-orang yang profesional,
misalnya konselor atau psikolog. Dengan bantuan mereka anda mungkin bisa mengidentifikasi apa yang
Dengan pemahaman terhadap keseluruhan proses pencarian pekerjaan diharapkan individu memiliki
ketahanan diri dalam menghadapi berbagai tantangan sebelum berhasil memperoleh pekerjaan. Semoga
tulisan ini memberikan manfaat bagi anda semua yang saat ini sedang mencari pekerjaan. Selamat
mencoba. (jp)