Anda di halaman 1dari 25

Menyiasati Wawancara Kerja

Menyiasati Wawancara Kerja

Oleh Johanes Papu

Team e-psikologi

Jakarta, 5 mei 2007

Wawancara kerja saat ini merupakan salah satu cara yang sangat populer sebagai salah satu metode untuk

menyeleksi karyawan. Bagi perusahaan-perusahaan kecil dan menengah wawancara kerja seringkali

merupakan metode yang paling diandalkan, mengingat biaya yang dikeluarkan relatif murah dan “user”

(baca: atasan) dapat langsung bertatap muka dengan si pelamar. Bahkan pada jabatan tertentu wawancara

kerja bisa dilakukan berkali-kali, sebelum calon karyawan diputuskan untuk diterima bekerja. Sementara

bagi para pencari kerja, wawancara kerja mungkin sudah dianggap sebagai “menu sehari-hari” yang harus

dilalui sebelum resmi diterima bekerja. Anehnya, meskipun sudah memahami betul bahwa wawancara

merupakan suatu hal yang biasa dilalui dalam melamar pekerjaan, banyak sekali para pelamar yang tidak

siap untuk menghadapi wawancara kerja. Tidak jarang mereka merasa langsung gugup bahkan patah

semangat ketika dipanggil untuk wawancara, karena sudah seringkali gagal. Forum konseling dalam website

ini banyak dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut bagaimana cara menghadapi wawancara

kerja. Para penanya tersebut banyak yang menceritakan bahwa mereka telah berkali-kali gagal “melewati”

wawancara kerja meskipun diakui bahwa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh “recruiter” (petugas

rekrutmen & seleksi) relatif sama antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain tempat

mereka melamar pekerjaan. Ada juga penanya yang mengatakan bahwa ia berkali-kali selalu lolos dari

semua metode seleksi yang lain (test tertulis, psiko test, dan test ketrampilan) tetapi tetap gagal ketika

wawancara.

Permasalahan diatas menggelitik saya untuk mencari tahu lebih jauh apa sebenarnya wawancara kerja.

Mengapa wawancara kerja ini penting dilakukan dan mengapa banyak pelamar yang gagal dalam menjalani
wawancara kerja tersebut. Lalu kemudian apa saja yang harus dilakukan oleh para pelamar untuk

menyiasati wawancara kerja supaya berhasil.

Tujuan Wawancara Kerja

Wawancara kerja (job interview) saat ini merupakan salah satu aspek penting dalam proses rekrutmen dan

seleksi karyawan. Meskipun validitas wawancara dianggap lebih rendah jika dibandingkan dengan metode

seleksi yang lain seperti psiko test, namun wawancara memiliki berbagai kelebihan yang memudahkan

petugas seleksi dalam menggunakannya.

Apapun penilaian pelamar (calon karyawan), wawancara kerja sebenarnya memberikan suatu kesempatan

atau peluang bagi pelamar untuk mengubah lowongan kerja menjadi penawaran kerja. Mengingat bahwa

wawancara kerja tersebut merupakan suatu proses pencarian pekerjaan yang memungkinkan pelamar

untuk memperoleh akses langsung ke perusahaan (pemberi kerja), maka “performance” (baca: proses &

hasil) wawancara kerja merupakan suatu hal yang sangat krusial dalam menentukan apakah pelamar akan

diterima atau ditolak.

Bagi si pelamar, wawancara kerja memberikan kesempatan kepadanya untuk menjelaskan secara langsung

pengalaman, pengetahuan, ketrampilan, dan berbagai faktor lainnya yang berguna untuk meyakinkan

perusahaan bahwa dia layak (qualified) untuk melakukan pekerjaan (memegang jabatan) yang ditawarkan.

Selain itu wawancara kerja juga memungkinkan pelamar untuk menunjukkan kemampuan interpersonal,

professional, dan gaya hidup atau kepribadian pelamar. Jika di dalam CV (Curriculum Vitae) pelamar hanya

bisa mengklaim bahwa dirinya memiliki kemampuan komunikasi dan interpersonal yang baik, maka dalam

wawancara dia diberi kesempatan untuk membuktikannya.

Bagi perusahaan, wawancara kerja merupakan salah satu cara untuk menemukan kecocokan antara

karakteristik pelamar dengan dengan persyaratan jabatan yang harus dimiliki pelamar tersebut untuk

memegang jabatan / pekerjaan yang ditawarkan. Secara umum tujuan dari wawancara kerja adalah:

Untuk mengetahui kepribadian pelamar

Mencari informasi relevan yang dituntut dalam persyaratan jabatan


Mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan bagi jabatan dan perusahaan

Membantu perusahaan untuk mengidentifikasi pelamar-pelamar yang layak untuk diberikan penawaran

kerja.

Teknik Wawancara Kerja

Dua teknik wawancara yang biasa dipergunakan perusahaan dalam melakukan wawancara kerja adalah

wawancara kerja tradisional dan wawancara kerja behavioral. Dalam prakteknya perusahaan seringkali

mengkombinasikan kedua teknik ini untuk memperoleh data yang lebih akurat.

Wawancara kerja tradisional menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka seperti “mengapa anda ingin

bekerja di perusahaan ini”, dan “apa kelebihan dan kekurangan anda”. Kesuksesan atau kegagalan dalam

wawancara tradisional akan sangat tergantung pada kemampuan si pelamar dalam berkomunikasi

menjawab pertanyaan-pertanyaan, daripada kebenaran atau isi dari jawaban yang diberikan. Selain itu

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan lebih banyak bersifat mengklarifikasikan apa yang ditulis dalam surat

lamaran dan CV pelamar. Dalam wawancara kerja tradisional, recruiter biasanya ingin menemukan jawaban

atas 3 (tiga) pertanyaan: apakah si pelamar memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan untuk

melakukan pekerjaan, apakah si pelamar memiliki antusias dan etika kerja yang sesuai dengan harapan

recruiter, dan apakah si pelamar akan bisa bekerja dalam team dan memiliki kepribadian yang sesuai

dengan budaya perusahaan.

Wawancara kerja behavioral didasarkan pada teori bahwa “performance” (kinerja) di masa lalu

merupakan indikator terbaik untuk meramalkan perilaku pelamar di masa mendatang (baca: ketika

bekerja). Wawancara kerja dengan teknik ini sangat sering digunakan untuk merekrut karyawan pada level

managerial atau oleh perusahaan yang dalam operasionalnya sangat mengutamakan masalah-masalah

kepribadian. Wawancara kerja behavioral dimaksudkan untuk mengetahui respon pelamar terhadap suatu

kondisi atau situasi tertentu sehingga pewawancara dapat melihat bagaimana pelamar memandang suatu

tantangan/permasalahan dan menemukan solusinya. Pertanyaan-pertanyaan yang biasanya diajukan antara

lain: "coba anda ceritakan pengalaman anda ketika gagal mencapai target yang ditetapkan”, dan “berikan

beberapa contoh tentang hal-hal apa yang anda lakukan ketika anda dipercaya menangani beberapa proyek

sekaligus”. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut si pelamar perlu mempersiapkan diri untuk
mengingat kembali situasi, tindakan dan hasil yang terjadi pada saat yang lalu. Selain itu, sangat penting

bagi pelamar untuk memancing pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut dari pewawancara agar dapat

menjelaskan secara rinci gambaran situasi yang dihadapinya. Untuk itu diperlukan ketrampilan

berkomunikasi yang baik dari si pelamar. Keberhasilan atau kegagalan dalam wawancara ini sangat

tergantung pada kemampuan pelamar dalam menggambarkan situasi yang berhubungan dengan

pertanyaan pewawancara secara rinci dan terfokus. Dalam wawancara kerja behavioral, si pelamar harus

dapat menyusun jawaban yang mencakup 4 (empat) hal: (1) menggambarkan situasi yang terjadi saat itu,

(2) menjelaskan tindakan-tindakan yang diambil untuk merespon situasi yang terjadi, (3) menceritakan

hasil yang dicapai, dan (4) apa hikmah yang dipetik dari kejadian tersebut (apa yang dipelajari). Dalam

wawancara behavioral ini teknik yang paling sering dipergunakan adalah yang disebut S-T-A-R atau S-A-R

atau P-A-R.

Situation

or

Problem

or

Task

Pelamar diminta untuk menggambarkan situasi yang terjadi atau tugas-tugas yang harus dilaksanakannya

pada masa lalu. Pelamar harus menggambarkan situasi atau tugas tersebut secara spesifik, rinci dan mudah

dipahami oleh pewawancara. Situasi atau tugas yang digambarkan dapat berasal dari pekerjaan

sebelumnya, pengalaman semasa sekolah, pengalaman tertentu, atau berbagai kejadian yang relevan

dengan pertanyaan si pewawancara

Action

Pelamar diminta untuk menggambarkan tindakan-tindakan yang diambil dalam menghadapi situasi /

masalah / tugas di atas. Dalam hal ini pelamar harus bisa memfokuskan pada permasalahan. Meskipun

mungkin permasalahan yang ada ditangani oleh beberapa orang atau team, pelamar harus memberikan

penjelasan tentang apa saja peranannya dalam team tersebut – jangan mengatakan apa yang telah

dilakukan oleh team tetapi apa yang telah dilakukan pelamar sebagai bagian dari team.

Results

Pelamar diminta menjelaskan hasil-hasil apa saja yang dicapai. Apa saja hambatan yang terjadi jika hasil

tidak tercapai. Apa yang terjadi kemudian setelah permasalahan tersebut selesai dikerjakan. Lalu apa
pelajaran yang dapat dipetik oleh pelamar dari kejadian tersebut.

Jenis Wawancara Kerja

Dalam dunia kerja, dikenal beberapa tipe wawancara kerja sebagai berikut:

Wawancara Seleksi (Screening Interview). Jika pelamar atau kandidat untuk menduduki jabatan

berjumlah lebih dari satu orang maka dilakukan wawancara kerja untuk menyeleksi siapa diantara kandidat

tersebut merupakan kandidat yang paling qualified sehingga bisa dilanjutkan ke tahap seleksi berikutnya.

Wawancara seleksi biasanya berlangsung singkat antara 15 – 30 menit.

Wawancara Telepon (Telephone Interview). Demi menghemat biaya dan efisiensi waktu, banyak recruiter

yang melakukan wawancara kerja melalui telepon. Oleh sebab itu, pelamar harus siap dihubungi sewaktu-

waktu, sebab seringkali recruiter tidak memberikan pilihan bagi pelamar untuk menentukan waktu kapan ia

siap diwawancarai melalui telepon.

Wawancara di Kampus / Sekolah (On-Campus Interview) . Meskipun tidak banyak perusahaan yang

melakukan wawancara kerja di kampus, namun untuk perusahaan-perusahaan tertentu yang mencari para

lulusan untuk dilatih lebih lanjut, cara ini dinilai sangat efektif karena memberikan akses bagi perusahaan

tersebut untuk mendapatkan kandidat terbaik yang mungkin sangat sulit diperoleh jika menunggu para

kandidat tersebut datang melamar.

Wawancara di Pameran Kerja (Job Fair Interview). Pameran kerja diadakan untuk menjembatani

perusahaan dengan para pencari kerja. Pada pameran kerja biasanya, perusahaan memberikan berbagai

informasi mengenai perusahaannya, menerima surat lamaran dan CV dari pengunjung (pencari kerja),

bahkan tidak jarang para recruiter langsung melakukan wawancara di stand (booth) mereka. Di Indonesia

memang pameran seperti ini masih sangat jarang dilaksanakan jika dibandingkan dengan pameran

otomotif, rumah maupun furniture.

Wawancara di Lokasi Kerja (On-Site Interview). Ketika seorang kandidat telah lolos dalam tahap

wawancara seleksi, seringkali perusahaan mengundang kandidat tersebut untuk melihat secara langsung

lokasi kerja. Pada kesempatan tersebut recruiter biasanya langsung melakukan wawancara secara

mendalam. Bagi pelamar yang belum memiliki pengalaman kerja pada lokasi yang lingkungannya kurang
lebih sama, wawancara kerja di lokasi mungkin bisa terasa menakutkan karena mungkin harus melakukan

perjalanan dan berada di wilayah yang tidak ia kenal.

Wawancara Kelompok (Panel or Group Interview). Wawancara kelompok adalah suatu jenis wawancara

kerja dimana para pewawancara (recruiter) terdiri dari 2 (dua) orang atau lebih. Biasanya wawancara jenis

ini dilakukan jika perusahaan memandang bahwa pelamar sudah hampir memenuhi syarat untuk diterima

bekerja. Biasanya para penanya dalam wawancara inilah yang memiliki wewenang untuk memutuskan

apakah pelamar akan diterima bekerja atau tidak.

Wawancara Kasus (Case Interview). Wawancara kerja jenis ini menekankan pada kemampuan analisis

dan pemecahan masalah terhadap suatu kasus tertentu. Biasanya dalam wawancara kasus, pelamar diminta

untuk berperan sebagai pemegang jabatan yang ditawarkan, lalu diberikan sebuah kasus untuk dicarikan

solusinya.

Pertanyaan-Pertanyaan Umum

Pada umumnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara kerja sangat tergantung pada

teknik apa yang digunakan oleh si pewawancara. Jika menggunakan teknik wawancara kerja tradisional

maka pertanyaan-pertanyaan yang seringkali diajukan adalah sebagai berikut:

1. Jelaskan pada saya bagaimana anda menggambarkan diri anda?

2. Apa kelebihan dan kekurangan anda?

3. Apa saja prestasi yang pernah anda raih pada pekerjaan yang terdahulu / ketika sekolah?

4. Mengapa anda berhenti dari perusahaan yang lalu?

5. Apa tugas-tugas anda pada pekerjaan yang lalu?

6. Darimana anda mengetahui perusahaan ini?

7. Mengapa anda tertarik untuk bekerja di perusahaan ini?

8. Jika anda diterima bekerja untuk jabatan ini, apa yang akan anda lakukan?

9. Apa itu professionalisme menurut anda?

10. Apa itu teamwork menurut anda?

11. Apa hoby anda?


Dalam wawancara yang menggunakan teknik wawancara kerja behavioral, maka pertanyaan-pertanyaan di

atas seringkali ditambahkan dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

Ceritakan pada saya/kami kapan anda mengalami suatu situasi yang sangat tidak menyenangkan dan

bagaimana anda berhasil keluar dari situasi tersebut.

Ceritakan pada saya/kami bagaimana anda meyakinkan klien anda ketika anda melakukan presentasi.

Coba anda ceritakan bagaimana anda mengatasi situasi dimana anda harus melakukan banyak tugas dan

anda harus membuat prioritas tugas mana yang harus didahulukan.

Bisakah anda ceritakan keputusan apa yang paling sulit anda buat dalam setahun terakhir ini? Mengapa

demikian?

Ceritakan mengapa team anda gagal mencapai target pada tahun sebelumnya dan bagaimana anda

memotivasi team tersebut sehingga dapat meraih sukses di tahun berikutnya.

Bagaimana cara anda menyelesaikan konflik? Bisa beri contoh?

Bisakah anda ceritakan suatu kejadian dimana anda mencoba untuk menyelesaikan suatu tugas dan

ternyata gagal?

Ceritakan apa yang anda lakukan ketika dipaksa membuat suatu aturan yang tidak menyenangkan bagi

karyawan tetapi menguntungkan bagi perusahaan.

Sebagai suatu proses yang melibatkan interaksi antara kedua belah pihak, dalam wawancara kerja si

pelamar juga biasanya diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Oleh karena itu akan sangat

baik jika pelamar mempersiapkan beberapa pertanyaan, misalnya:

Apa yang diharapkan dari saya jika saya diterima untuk jabatan ini?
Menurut pengalaman di sini, apa yang merupakan tantangan terbesar bagi pemegang jabatan ini?

Apakah ada pelatihan (internal maupun eksternal) yang dapat membantu saya untuk lebih berperan jika

saya diterima bekerja di perusahaan ini?

Adakah ada hal-hal khusus di luar uraian jabatan yang harus saya selesaikan dalam waktu tertentu?

Menangani Pertanyaan Bersifat Pribadi

Berbeda dengan kondisi di negara-negara maju dimana hak individu sangat dijunjung tinggi dan telah

memiliki perangkat hukum sangat memadai tentang hal-hal yang mengatur hak-hak pribadi seseorang

sehingga para recruiter (pewawancara) sangat berhati-hati dalam mengajukan pertanyaan, di Indonesia

justru sebaliknya. Dalam wawancara kerja di perusahaan-perusahaan di Indonesia seringkali pewawancara

justru banyak menggali masalah-masalah yang bersifat pribadi. Contoh: Menanyakan latarbelakang pelamar

(orangtua, saudara, istri, anak, status, agama, suku bangsa, umur) adalah merupakan hal yang dianggap

biasa.

Meskipun seringkali pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak memiliki relevansi dengan jabatan yang dilamar,

pelamar harus menyiapkan diri untuk merespon pertanyaan-pertanyaan tersebut secara tepat dengan cara-

cara yang elegan. Para penanya mungkin saja tidak bermaksud untuk menyudutkan pelamar, tetapi lebih

didasarkan pada kepedulian mereka terhadap kecocokan antara pelamar (calon karyawan) dengan budaya

yang ada dalam perusahaan. Oleh karena itu jika pelamar ditanyakan mengenai hal-hal yang dirasa tidak

berhubungan dengan pekerjaan yang ditawarkan, pelamar harus mampu mengidentifikasi apa makna dibalik

pertanyaan tersebut. Untuk merespon pertanyaan-pertanyaan yang bersifat pribadi, pelamar dapat

melakukan beberapa alternatif:

Pelamar bisa mengklarifikasi kepada penanya apa relevansi pertanyaan yang diajukan dengan jabatan yang

dilamar sehingga penanya dapat menjelaskan lebih jauh hubungannya dengan pekerjaan, lalu berikan

jawaban yang tepat.


Pelamar dapat menjawab langsung secara diplomatis dengan kesadaran penuh bahwa pertanyaan tersebut

memang tidak memiliki hubungan langsung dengan pekerjaan / jabatan yang dilamar.

Pelamar bisa juga menolak untuk menjawab pertanyaan tersebut jika dirasa sangat mengganggu privacy

pelamar. Jika hal ini terpaksa dilakukan, maka harus dilakukan dengan cara-cara halus dan diplomatis

sehingga recruiter tidak merasa dilecehkan karena dianggap telah memberikan pertanyaan yang keliru.

Faktor-Faktor Negatif

Beberapa faktor, baik fisik maupun psikologis, yang harus diwaspadai oleh pelamar adalah faktor-faktor

negatif yang menjadi perhatian pewawancara. Faktor-faktor tersebut misalnya:

Penampilan diri yang terlihat tidak professional (dandanan menor, pakaian yang tidak enak dilihat, tidak

rapi, dan tidak sesuai suasana)

Bersikap angkuh, defensive atau agresif

Ogah-ogahan (tidak terlihat antusias atau tertarik dengan materi pembicaraan yang diajukan pewawancara)

Gugup

Sangat menekankan pada kompensasi yang akan diterima

Selalu berusaha mencari-cari alasan atas setiap kegagalan yang pernah dialami di masa lalu

Tidak bisa berdiplomasi dan kurang bisa bersopan santun

Menyalahkan perusahaan lama atau bekas atasan dimasa lalu, atau mengeluhkan perubahan teknologi yang

cepat

Tidak bisa fokus dalam menjawab pertanyaan atau pembicaraan pewawancara


Gagal memberikan pertanyaan kepada pewawancara

Berulang kali bertanya: “apa yang dapat diberikan perusahaan kepada saya kalau saya melakukan ......?”

Kurang persiapan: gagal memperoleh informasi penting seputar perusahaan, gagal menjawab pertanyaan-

pertanyaan pewawancara dan tidak bisa mengajukan pertanyaan bermutu kepada pewawancara.

Beberapa Saran

Bagi anda pencari kerja yang dipanggil untuk menjalani wawancara kerja, mungkin ada baiknya anda

memperhatikan beberapa saran dibawah ini.

Lakukan hal-hal berikut:

1. Pastikan anda sudah tahu tempat wawancara

Jika tidak diberitahu terlebih dahulu jenis pakaian apa yang harus dipakai, maka gunakan pakaian yang

bersifat formal,bersih dan rapi

2. Mempersiapkan diri menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan diajukan pewawancara

3.Usahakan untuk tiba 10 (sepuluh) menit lebih awal, jika terpaksa terlambat karena ada gangguan di

perjalanan segera beritahu perusahaan (pewawancara)

4.Sapa satpam atau resepsionis yang anda temui dengan ramah

5. Jika harus mengisi formulir, isilah dengan lengkap dan rapi.

6.Ucapkan salam (selamat pagi / siang / sore) kepada para pewawancara dan jika harus

7. berjabat tangan, jabatlah dengan erat (tidak terlalu keras namun tidak lemas)

8. Tetaplah berdiri sampai anda dipersilakan untuk duduk. Duduk dengan posisi yang tegak dan seimbang

9.Persiapkan surat lamaran dan CV anda

10.Ingat dengan baik nama pewawancara

11. Lakukan kontak mata dengan pewawancara

12. Tetap fokus pada pertanyaan yang diajukan pewawancara

13.Tunjukkan antusiasme dan ketertarikan anda pada jabatan yang dilamar dan pada perusahaan

14. Gunakan bahasa formal, bukan prokem atau bahasa gaul; kecuali anda diwawancarai untuk mampu

menggunakan bahasa tersebut

15.Tampilkan hal-hal positif yang pernah anda raih

16.Tunjukkan energi dan rasa percaya diri yang tinggi

17.Tunjukkan apa yang bisa anda perbuat untuk perusahaan bukan apa yang bisa diberikan oleh
perusahaan kepada anda

18. Jelaskan serinci mungkin hal-hal yang ditanyakan oleh pewawancara

19. Ajukan beberapa pertanyaan bermutu diseputar pekerjaan anda dan bisnis perusahaan secara umum

20. Berbicara dengan cukup keras sehingga suara jelas terdengar oleh pewawancara

21.Akhiri wawancara dengan menanyakan apa yang harus anda lakukan selanjutnya

Ucapkan banyak terima kasih kepada pewawancara atas waktu dan kesempatan yang diberikan kepada

anda.

Hindari hal-hal berikut:

1. Berasumsi bahwa anda tahu tempat wawancara, padahal anda tidak yakin

2. Tidak melatih diri untuk menjawab pertanyaan yang kira-kira akan diajukan pewawancara

3. Berpakaian seadanya atau berpakaian dan berdandan sangat mencolok

4. Datang terlambat

5. Tidak membawa surat lamaran dan CV

6. Menganggap remeh satpam, resepsionis bahkan pewawancara

7. Menjabat tangan pewawancara dengan lemas dan gemetar

8. Merokok, mengunyah permen atau meludah selama wawancara

9. Duduk selonjor atau bersandar

10. Berbicara terlalu keras atau terlalu lembut

11. Membuat lelucon


12. Menjawab sekedarnya saja, seperti “ya” atau “tidak” atau “tidak tahu” atau “entahlah”.

13. Terlalu lama berpikir setiap kali menjawab

14. Mengalihkan topik pembicaraan ke hal-hal yang tidak ada hubungan dengan pekerjaan

15. Menyalahkan mantan atasan, mantan rekan kerja atau perusahaan yang lama

16. Memberikan jawaban palsu, berbohong atau memanipulasi data

17. Menanyakan gaji dan fasilitas yang diterima pada saat wawancara seleksi dimana anda belum tahu

kemungkinan anda akan diterima atau tidak

18. Memperlihatkan rasa putus asa anda dengan menunjukkan bahwa anda mau bekerja untuk bidang apa

saja dan mau melakukan apa saja asal bisa diterima bekerja di perusahaan tersebut

19. Membahas hal-hal negatif dari anda yang akan merugikan diri anda sendiri

20. Mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kontroversial

21. Menelpon atau menerima telepon, atau membaca buku selama wawancara

22. Salah menyebut nama pewawancara

23. Tidak mengajukan pertanyaan pada saat diberikan kesempatan untuk bertanya

24. Lupa mengucapkan terima kasih kepada para pewawancara

Mengingat bahwa masih banyak calon karyawan yang menghadapi kendala dalam menjalani wawancara

kerja, artikel ini diharapkan dapat memberikan sedikit pencerahan bagi mereka sehingga lebih siap dan

percaya diri. Saya yakin masih banyak cara-cara yang mungkin belum tertulis dalam artikel ini, namun

setidaknya jika anda melaksanakan saran-saran yang ada di atas maka anda akan memiliki bekal yang

cukup dalam menghadapi wawancara kerja. Selamat mencoba dan semoga anda sukses diterima bekerja
dan menemukan pekerjaan sesuai dengan yang anda inginkan. (jp)

posted by admin @ 9:23 AM 2 comments

Membuat Resume

Membuat Resume

Oleh Johanes Papu

Team e-psikologi

Jakarta, 5 mei 2007

Resume atau riwayat singkat yang berisi pengalaman dan ketrampilan yang dimiliki oleh seseorang yang

melamar sebuah pekerjaan amatlah menentukan bagi dipilih atau tidaknya si pelamar untuk masuk ke

tahapan selanjutnya dalam proses rekrutmen dan seleksi karyawan. Resume yang dibuat dengan baik akan

mempermudah pembacanya (baca: recruiter) dalam mengevaluasi qualifikasi yang dimiliki oleh si pelamar.

Pentingnya membuat resume yang dirancang secara khusus (bukan menjiplak model resume orang lain)

seringkali tidak disadari oleh si pelamar. Dalam banyak kasus masih sering dijumpai bahwa pelamar justru

menggunakan format resume yang sudah baku dengan cara membeli formulir resume yang dijual di toko-

toko buku atau pun mendownload formulir yang terdapat di websites. Memang hal ini tidaklah sepenuhnya

salah, namun demikian si pelamar hendaklah mempertimbangkan apakah format tersebut sudah cocok

dengan karakter dirinya. Apa yang terjadi jika ternyata format baku tersebut, setelah diisi oleh pelamar,

ternyata justru banyak menyisakan ruang kosong alias tidak dapat diisi semuanya. Bukankah hal demikian

justru dapat menyebabkan si pelamar tampak penuh dengan kekurangan di mata si pembaca resume

tersebut. Selain itu resume menjadi tidak enak untuk dilihat.


Pertanyaan yang patut diajukan kemudian adalah bagaimana membuat resume yang baik sehingga menarik

bagi pembaca dan mampu memberikan gambaran tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh sang

pelamar. Lalu apa sebenarnya perbedaan antara Resume dan Curricullum Vitae (CV)?

Resume vs Curriculum Vitae

Secara singkat dapat dikatakan bahwa resume adalah kumpulan atau daftar yang menyangkut riwayat

pendidikan dan pekerjaan/karir seseorang dengan penekanan pada keahlian, ketrampilan dan pengalaman

yang dimilikinya. Sedangkan Curriculum Vitae adalah kumpulan atau daftar yang berisi riwayat pendidikan,

pekerjaan, penghargaan/prestasi/gelar yang pernah diperoleh seseorang dan faktor-faktor lain yang

dianggap berguna oleh orang tersebut selama hidupnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada beberapa

faktor sebagai berikut:

No.

Faktor

Resume

CV

1. Materi

Riwayat pendidikan dan pekerjaan/karir dengan penekanan pada keahlian, ketrampilan dan pengalaman

yang dimiliki.

Riwayat pendidikan, pekerjaan, penghargaan/prestasi/gelar, yang pernah diperoleh seseorang, keanggotaan

organisasi, hasil karya dan faktor-faktor lain yang dianggap berguna oleh seseorang selama hidupnya.

2. Penggunaan

Untuk melamar pekerjaan dengan posisi atau jabatan yang menuntut pengalaman dan ketrampilan yang

tinggi.

Seringkali digunakan untuk jabatan-jabatan pada level managerial

Pelamar pemula yang belum memiliki pengalaman kerja

Untuk melamar pekerjaan-pekerjaan tertentu seperti Dosen, Guru, Peneliti, Wakil Rakyat, Militer.
Di Indonesia, CV merupakan salah satu alat yang digunakan untuk seleksi kenaikan jabatan atau yang dulu

popular dengan nama “Litsus” untuk PNS

3. Format

Ditulis secara kronologis atau pun fungsional, atau bisa juga kombinasi keduanya

Pada umumnya ditulis secara kronologis: pertama masuk sekolah sampai tingkatan terakhir, atau pertama

kali bekerja sampai pekerjaan terakhir.

4. Kedalaman Informasi

Ruang lingkup Informasi yang disajikan terbatas tetapi sangat rinci dan mendalam

Ruang lingkup Informasi yang disajikan banyak tetapi tidak secara rinci dan mendalam

5. Informasi Pribadi

Sangat jarang diikutsertakan, kecuali memang relevan dengan pekerjaan yang dilamar

Memuat hal-hal pribadi seperti hobby, musik yang disukai, status perkawinan, kebangsaan, tinggi & berat

badan, dll.

6. Panjang

1 – 2 Halaman

3 – 4 halaman

Meski keduanya memiliki perbedaan, namun dalam praktek seringkali perusahaan tidak dapat membedakan

mana yang mereka butuhkan, apakah Resume atau CV. Oleh karena itu, pelamar haruslah jeli dalam

melihat persoalan tersebut sebab bagaimanapun juga pada akhirnya pelamarlah yang harus menyesuaikan

diri dengan perusahaan, bukan sebaliknya.

7. Manfaat

Dalam kompetisi memperebutkan pekerjaan ditengah-tengah situasi ekonomi yang tidak menggembirakan

saat ini, di tambah lagi dengan banyaknya jumlah pencari kerja, tidak jarang para pengusaha (baca: orang

yang mempekerjakan) harus meluangkan banyak waktu untuk menyeleksi para calon pekerja yang

berkualitas. Mengingat bahwa satu jabatan yang lowong bisa dilamar oleh ratusan bahkan ribuan pelamar,

maka pengusaha sangat mengandalkan resume pelamar untuk menyaring/menyeleksi mereka untuk

dipanggil wawancara atau test dalam proses berikutnya. Dengan kondisi demikian maka pelamar yang tidak
dapat membuat resume yang dapat menggambarkan kualitas dirinya dalam bentuk resume yang menarik,

padat, dan lugas akan sangat kecil kemungkinannya untuk dipanggil. Alangkah sayangnya jika pelamar

ternyata sangat menguasai bidang yang dilamarnya tetapi gagal hanya karena resume yang dibuatnya tidak

berkenan di hati pengusaha/pembaca.

Dengan membuat resume secara menarik, padat dan lugas si pelamar sebenarnya memperoleh manfaat

yang sangat besar bagi dirinya karena ia telah mampu:

memberikan fakta-fakta tentang latarbelakang pelamar.

menunjukkan kualifikasi yang dimiliki sehingga layak untuk memangku jabatan yang dilamar

memperlihatkan tujuan karir yang diinginkannya

Beberapa Saran

Bagi anda pencari kerja yang mungkin mengalami masalah dalam membuat resume, mungkin ada baiknya

anda mempertimbangkan beberapa saran berikut ini:

1) Isi dan Penampilan

Nama jabatan & Uraian Jabatan: Tulis nama jabatan anda dan lengkapi dengan penjelasan tentang

aktivitas-aktivitas harian Anda. Usahakan untuk menuliskan aktivitas-aktivitas yang dapat diukur. Ingat:

Anda harus dapat memberitahu pembaca tentang apa persisnya pekerjaan yang telah anda lakukan

Tanggal dan Tempat. Tulislah riwayat pendidikan dan pekerjaan anda secara tepat. Misalnya: kapan anda

diterima bekerja dan kapan anda keluar dari perusahaan X, kapan anda menjabat sebagai .... atau kapan

anda pindah kerja dari kantor pusat ke kantor cabang. Ingat: Jangan membuat pembaca menebak-nebak

kapan anda bekerja dan untuk berapa lama.

Rinci. Jelaskan kata-kata atau istilah-istilah teknikal/khusus yang mungkin ada dalam resume anda sedetil

mungkin.

Proporsional. Tuliskan pekerjaan atau pendidikan sesuai dengan kepentingan si pembaca dan buatlah secara
proporsional. Contoh: Jika anda melamar sebagai Marketing Manager hendaklah anda tidak menulis hanya

satu paragraph mengenai pekerjaan anda sebagai Sales Manager dan tiga paragraph lainnya tentang

kegiatan anda sebagai Trainer.

Relevansi. Tuliskan hanya hal-hal yang relevan dengan tuntutan pekerjaan yang anda lamar. Contoh: Tidak

perlu menuliskan pengalaman berorganisasi anda selama kuliah meskipun anda menjabat sebagai ketua

Senat Mahasiswa selama beberapa periode, jika pekerjaan yang anda lamar tidak berhubungan dengan

kemampuan organisasi atau leadership.

Explicit. Jangan membuat resume yang membuat pembaca berimajinasi. Contoh: jangan berasumsi bahwa

pembaca tahu bahwa anda tamatan Unika Atma Jaya Jakarta, atau Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Jika anda tidak menuliskan nama kota bisa jadi pembaca menganggap anda tamatan dari kota lain.

Panjang. Pada umumnya resume hanya terdiri dari 2 (dua) halaman. Namun jika memang riwayat karir dan

pendidikan yang anda rasa sangat penting untuk ditampilkan menuntut anda untuk memperpanjang, maka

3 (tiga) halaman resume masih dapat diterima.

Tanda baca, ejaan, dan tata bahasa. Tidaklah dibenarkan jika dalam resume terjadi kesalahan-kesalahan

menyangkut tanda baca, ejaan maupun tata bahasa. Jika anda menulis resume dalam bahasa Inggris,

cobalah minta untuk direview oleh teman/kerabat yang menguasai bahasa tersebut, jika memang anda

belum yakin.

Mudah dibaca. Resume yang dibuat secara kacau balau menggambarkan pikiran yang tidak jernih dan

ketidakmampuan penulis dalam menuangkan isi hatinya. Oleh karena itu sangat penting membuat resume

yang mudah dibaca, tidak terpisah-pisah dan logis.

Penampilan. Pilihlah format terbaik yang dapat anda tampilkan untuk membuat resume, termasuk disini

adalah pemilihan jenis huruf, kertas yang digunakan serta paduan warna (jika menggunakan printer warna).

Tampilan resume yang asal-asalan hanya akan berakhir di kotak sampah atau mesin penghancur kertas,

meski pengirimnya mungkin memiliki kualifikasi yang sangat baik.

2) Menunjukkan Kualifikasi

Untuk lebih meyakinkan pembaca, Anda dapat memberikan penekanan pada beberapa aspek tertentu dari
latarbelakang Anda yang relevan dengan pekerjaan dalam rangka memberikan pemahaman kepada

pengusaha tentang nilai-nilai potensial anda yang akan berguna bagi si pengusaha atau perusahaannya.

Adapun aspek-aspek yang dapat anda tonjolkan adalah:

Penghargaan atau reward yang pernah diterima sesuai dengan jabatan yang dilamar. Contoh: jika anda

melamar sebagai IT Manager, pihak perusahaan (recruiter) tentu ingin tahu kemampuan anda di bidang

teknik dan bagaimana kemampuan tersebut dibandingkan dengan rekan-rekan yang lain. Jika anda pernah

menerima penghargaan di bidang tersebut, tuliskanlah. Dengan demikian perusahaan akan tahu dimana

tingkatan kemampuan anda.

Prestasi Akademik. Tuliskan gelar dan prestasi akademik yang anda raih sertakan juga judul Tugas

Akhir/Skripsi/Thesis/Disertasi.

Kemampuan Tambahan. Kemampuan tambahan dapat berupa kemampuan mengoperasikan program

komputer atau pelatihan-pelatihan khusus yang pernah diikuti.

Keanggotaan dalam organisasi professional. Jika anda terlibat dalam organisasi professional seperti

Assiosiasi Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM), Ikatan Akuntan Indonesia (AAI), dll yang berguna

bagi pembaca, jangan segan untuk menuliskannya.

Indikator Kesuksesan. Anda dapat menuliskan berbagai indikator kesuksesan yang pernah anda peroleh,

misalnya beasiswa karena kecerdasan anda, dikirim training ke luar negeri karena keberhasilan anda dalam

perusahaan, keberhasilan anda menekan biaya operasional di divisi anda, dll.

Pengalaman yang berhubungan dengan pekerjaan. Tuliskan semua pengalaman yang pernah anda alami

sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang anda lamar. Cth: jika pekerjaan yang anda lamar menuntut anda

untuk sering melakukan traveling keluar negeri, pastikan pembaca tahu bahwa anda mahir berbahasa

Inggris.

3) Perhatian Khusus

Selain kedua faktor yang telah disebutkan diatas, dalam membuat resume pelamar perlu berhati-hati dalam

mencantumkan atau menuliskan hal-hal sebagai berikut:


Riwayat Gaji (Gaji yang pernah diterima dan yang diharapkan). Dalam hal pencantuman jumlah gaji yang

diterima dan yang diharapkan, pelamar harus sangat berhati-hati dalam memutuskan perlu tidaknya

mencantumkan hal tersebut dalam resume. Untuk itu pelamar dituntut kejeliannya dalam melihat iklan

lowongan kerja atau informasi tentang lowongan kerja tersebut. Pada lowongan kerja yang sudah

mencantumkan dengan jelas berapa gaji yang akan diterima pertahun atau per bulan, sebaiknya pelamar

tidak perlu membuat riwayat gaji dalam resume yang dibuatnya. Hal itu tentu saja akan sangat berbeda jika

di dalam iklan memang mengharuskan pelamar untuk mencantumkan riwayat gaji dan besarnya gaji yang

diharapkan.

Referensi. Dalam hal pencantuman nama orang yang akan dijadikan referensi, pelamar harus benar-benar

yakin bahwa orang tersebut benar-benar mengetahui diri si pelamar dan memiliki pengaruh positif bagi

perusahaan yang dilamar. Artinya pelamar tidak boleh asal menyebutkan nama orang sebagai referensi,

misalnya: mantan boss/atasan atau dosen. Daripada memaksakan diri untuk menyebut nama-nama orang

sebagai referensi, pelamar cukup menuliskan: "Referensi: akan diberikan jika diminta".

Dokumen Pendukung. Meskipun tidak ada keharusan bagi pelamar untuk menyertakan dokumen atau bukti-

bukti tentang hal-hal yang dituliskan dalam resume, seperti Ijazah, Transkrip Nilai, Sertifikat atau

Penghargaan, dll, namun mengingat kondisi di Indonesia maka sebaiknya pelamar menyertakan dokumen

pendukung tersebut dalam bentuk photocopy. Hal ini penting untuk meyakinkan pembaca bahwa anda

benar-benar menulis resume berdasarkan fakta yang ada. Namun satu hal yang harus diingat dengan baik

adalah "jangan sampai dokumen pendukung tersebut menjadi terlalu banyak". Untuk itu anda harus

menyeleksi/mensortir dokumen mana yang paling pantas dan relevan untuk dilampirkan. Contoh: Jika anda

pernah mengikuti kursus komputer beberapa kali, tidak perlu semua sertifikat dari setiap kursus tersebut

anda lampirkan, tetapi cukup salah satu yang paling tinggi tingkatannya.

Informasi Pribadi. Pelamar sebaiknya berhati-hati menuliskan hal-hal yang bersifat pribadi. Beberapa hal

yang umumnya boleh dituliskan adalah status perkawinan, jumlah anak, kepemilikan kendaraan, kesediaan

untuk di relokasi atau melakukan travelling ke luar kota / luar negeri. Di luar hal-hal tersebut pelamar harus

benar-benar yakin bahwa informasi pribadi yang ditulisnya akan relevan dengan pekerjaan yang dilamar,

jika tidak sebaiknya jangan menulis informasi pribadi tersebut.

Para pembaca yang budiman, apapun pilihan karir anda pastikan untuk membuat resume atau pun CV
secara maksimal. Bila memang anda merasa belum yakin dengan apa yang telah anda buat selama ini,

cobalah buat sekali lagi dan bila perlu minta orang lain untuk menilai Resume atau CV anda tersebut.

Selamat Mencoba, semoga anda cepat memperoleh pekerjaan yang diinginkan.(jp)

posted by admin @ 9:18 AM 0 comments

Kiat Mendapatkan Pekerjaan

Kiat Mendapatkan Pekerjaan

Oleh Johanes Papu

Team e-psikologi

Jakarta, 5 mei 2007

Melamar pekerjaan bisa disebut sebagai suatu hal yang gampang-gampang susah. Ada pelamar yang hanya

mengirimkan satu surat lamaran, kemudian dipanggil wawancara dan langsung diterima bekerja. Sebaliknya

ada pelamar yang sudah mengirimkan puluhan surat lamaran dan sudah dipanggil untuk wawancara berkali-

kali namun tidak kunjung diterima bekerja. Dalam banyak kasus, kemampuan akademik yang tinggi juga

seringkali bukan jaminan untuk bisa diterima bekerja. Orang-orang yang termasuk dalam kelompok terakhir

yang sudah mengirimkan puluhan surat lamaran tetapi tidak kunjung diterima bekerja seringkali menjadi

frustrasi dan akhirnya putus asa sehingga kehilangan semangat untuk mencari pekerjaan. Akibatnya

mereka cenderung menjadi penganggur dan memiliki konsep diri yang negatif.

Demi menjaga agar jangan sampai sang pelamar menjadi frustrasi maka ada beberapa hal yang harus

dipahami dan dipelajari secara seksama oleh para pencari kerja. Sama halnya dengan melakukan kegiatan-

kegiatan lain dalam hidup ini, maka mencari pekerjaan pun memerlukan suatu pemahaman, ketrampilan

dan keahlian tersendiri. Hanya orang-orang yang menyadari hal inilah yang akan mampu memenangkan

kompetisi (di Indonesia bisa disebut Hyper-kompetisi) dalam mendapatkan pekerjaan. Beberapa hal yang

perlu menjadi perhatian para pencari kerja, seperti dikutip dari monster.com diantaranya adalah sebagai
berikut:

1.

Pemahaman terhadap Proses Pencarian Pekerja

Pemahaman yang benar terhadap proses pencarian pekerjaan akan sangat berguna bagi pencari kerja agar

terhindar dari rasa frustrasi. Beberapa hal yang harus diketahui dan dipahami pencari kerja misalnya:

Pencarian pekerjaan adalah identik dengan mempromosikan diri sendiri dan talenta yang dimiliki

Mengetahui dengan pasti bagaimana talenta yang dimiliki dapat memberikan manfaat bagi perusahaan yang

dilamar

Mencari pekerjaan merupakan suatu pekerjaan juga: jadi perlu bersabar karena pasti membutuhkan waktu

Buat rencana dan ikuti rencana tersebut; meski tidak harus diikuti secara kaku

Mencari pekerjaan harus pantang menyerah

2.

Kenali Diri Anda Sendiri

Identifikasi kemampuan, minat, bakat, nilai-nilai hidup, kebutuhan dan kebiasaan anda. Jika anda

memahami hal tersebut maka akan lebih mudah bagi anda dalam menentukan jenis pekerjaan apa dan

perusahaan seperti apa yang akan anda pilih.

3.
Tentukan Tujuan Karir Anda

Putuskan jenis karir yang menjadi tujuan anda, perusahaan apa yang cocok bagi anda, dan bila perlu

tentukan juga lokasi atau area dimana anda akan bekerja.

4.

Buatlah Career Portfolio

Buatlah career portfolio anda dengan menyiapkan dokumen-dokumen pelengkap seperti:

Surat Lamaran (baca juga artikel: Menulis Surat Lamaran Kerja)

Resume (baca juga artikel: Membuat Resume)

Surat Rekomendasi, piagam penghargaan, dll

Transkrip Nilai, Ijazah, Sertifikat, dll

Kartu Nama (jika ada)

5.

Perluas Jaringan

Mencari pekerjaan seringkali memerlukan kerjasama team. Dalam hal ini anda harus memiliki jaringan atau

networking untuk mencari berbagai informasi yang diperlukan tentang lowongan pekerjaan yang sesuai

untuk anda. Anda bisa bekerjasama dengan teman, anggota keluarga atau pun kenalan anda untuk

mendapat berbagai informasi yang dibutuhkan. Semakin luas networking maka akan semakin cepat
kemungkinan anda untuk mendapatkan pekerjaan atau setidaknya akan banyak peluang lowongan kerja

yang tersedia. (baca juga artikel: Networking dan Usaha Mendapatkan Pekerjaan)

6.

Kenali Tempat / Perusahaan yang Dilamar

Kenyataan pahit yang harus dialami oleh pekerja karena di PHK atau para pencari kerja yang "ditipu" oleh si

pemberi pekerjaan, hendaknya menjadi pelajaran bagi anda sebelum mengirimkan surat lamaran

pekerjaan. Artinya jangan sampai anda melamar di perusahaan yang kurang terjamin masa depannya.

Salah satu cara yang paling mudah dilakukan untuk mengenali perusahaan / pemberi pekerjaan adalah

dengan mencari informasi secara rinci tentang perusahaan yang menyediakan lowongan pekerjaan tersebut,

mencakup kemampuan finansial, jenis usaha, jenis pekerjaan yang ditawarkan (pegawai tetap atau

kontrak), siapa pemiliknya, dll. Jika akhirnya anda menemukan kecocokan dengan tujuan karir anda maka

barulah anda boleh mengirimkan surat lamaran. Dalam hal bahwa anda melamar melalui iklan lowongan

kerja yang ada di media massa maka pilihlah iklan lowongan kerja yang diterbitkan di media massa yang

sudah terpercaya. Dan untuk ini pun anda tetap harus mengecek lagi profile perusahaan pemberi

pekerjaan.

7.

Melamar

Melamar pekerjaan membutuhkan suatu seni tersendiri oleh karena itu pencari kerja harus benar-benar

mempersiapkan semua hal yang berhubungan dengan lamaran tersebut secara seksama. Lakukan hal yang

sama setiap kali anda melamar pekerjaan. (baca juga artikel: Menulis Surat Lamaran Kerja dan Membuat

Resume)

8.

Wawancara Kerja
Wawancara kerja merupakan suatu proses yang menghantar anda ke "gerbang perusahaan". Artinya jika

anda sudah memasuki tahap wawancara kerja maka anda memiliki kesempatan untuk lebih mengenal

perusahaan dan sebaliknya perusahaan dapat mengenal potensi anda secara lebih rinci. Oleh karena itu,

pencari kerja harus benar-benar mempersiapkan diri dalam menghadapi wawancara kerja. (baca juga

artikel: Menyiasati Wawancara Kerja)

9.

Menerima atau Menolak Tawaran Pekerjaan

Seperti yang telah dikemukakan bahwa mencari pekerjaan adalah gampang-gampang susah, maka

konsekuensi logis yang akan dihadapi setiap pencari kerja adalah diterima atau ditolak. Dalam

kenyataannya, meski disadari bahwa mendapatkan pekerjaan adalah suatu hal yang sulit, namun terkadang

ada tawaran pekerjaan yang terpaksa ditolak sendiri oleh si pelamar karena berbagai alasan. Dalam hal ini,

jika anda termasuk pelamar yang terpaksa menolak tawaran pekerjaan, maka lakukan hal tersebut dengan

cara-cara elegance sehingga tidak menyinggung perasaan orang-orang di perusahaan yang anda lamar.

Sebaliknya jika anda menerima tawaran kerja maka sampaikan rasa terima kasih penghargaan atas

kesempatan untuk berkarir di perusahaan tersebut dan tindaklanjuti dengan membuat kesepakatan kerja

serta langkah-langkah yang harus anda persiapkan sebelum mulai bekerja.

10.

Evaluasi Proses

Jika anda tetap belum berhasil mendapatkan pekerjaan meski sudah menjalani beberapa langkah di atas,

maka anda perlu mengevaluasi seluruh proses pencarian pekerjaan. Tanyakan pada diri anda sendiri:
Apakah saya sudah melakukan semua hal yang wajib dan perlu dilakukan?

Seberapa jauh persiapan saya dalam menempuh setiap langkah di atas?

Hal-hal apa saja yang perlu saya perbaiki dan apakah ada hal lain yang kurang?

Jika memang ternyata masih tetap gagal mendapat pekerjaan meski sudah merasa melakukan langkah-

langkah yang optimal, maka ada baiknya anda mencari bantuan kepada orang-orang yang profesional,

misalnya konselor atau psikolog. Dengan bantuan mereka anda mungkin bisa mengidentifikasi apa yang

menjadi penyebab kegagalan anda mendapatkan pekerjaan.

Dengan pemahaman terhadap keseluruhan proses pencarian pekerjaan diharapkan individu memiliki

ketahanan diri dalam menghadapi berbagai tantangan sebelum berhasil memperoleh pekerjaan. Semoga

tulisan ini memberikan manfaat bagi anda semua yang saat ini sedang mencari pekerjaan. Selamat

mencoba. (jp)

Anda mungkin juga menyukai