Anda di halaman 1dari 2

Istiqomah Beribadah Puasa di Masa Pandemi

BULAN Ramadhan sering disebut sebagai momentum introspeksi dan muhasabah diri. Ibarat komputer,
puasa merupakan proses me-restart diri. Restart dapat diartikan sebagai proses memulai kembali yang
sebelumnya dimatikan beberapa saat.

Proses restart diri sangat penting. Metode restart bisa disebut sebagai langkah mengintegrasikan antara
software (rohani) dan hardware (jasmani) agar dapat terkoneksi secara baik dan holistik.

"Ibadah Ramadhan harus dijadikan momentum untuk mempercepat penanganan wabah Covid dengan
etos dan semangat keagamaan. Wabah Covid-19 bukan halangan untuk beribadah,Hanya saja karena
adanya kondisi khusus, maka kebiasaan yang kita lakukan di dalam ibadah Ramadhan selama ini, juga
perlu diadaptasi dengan kekhususan itu.

Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menjalankan ibadah Ramadhan bagi umat Muslim
di tengah pandemi Covid-19:

1. Hindari Kerumunan

Kebiasaan umat muslim di Indonesia saat bulan ramadhan yang sering kita jumpai adalah "Ngabuburit"
dan "Buka Bersama". 2 kebiasaan ini bisa menimbulkan potensi kerumunan dan penularan covid 19,
hendaknya di masa Pandemi seperti ini kebiasaan tersebut bisa di hindari.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak boleh berbuat madlarat dan hal yang
menimbulkan madlarat.” (HR Ibn Majah dan Ahmad ibn Hanbal dari Abdullah ibn ‘Abbas). Atau bisa
diartikan lain tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain.

2. Rumah Sebagai Tempat Ibadah

Dalam hal ini bukan berarti membatasi ibadah bagi umat Muslim.dalam kondisi seperti ini umat Muslim
diminta untuk menjalankan semua kegiatan ibadah dari rumah.

"Kita jadikan rumah sebagai pusat kegiatan ibadah Ramadhan bersama keluarga. Kita jadikan rumah
sebagai sentrum kegiatan ibadah," ibadah di rumah bisa tetap dilaksanakan dengan maksimal, mulai dari
ibadah shalat tarawih, shalat malam, membaca Al Quran, hingga merekatkan hubungan antar-anggota
keluarga.

3. Ubah Kebiasaan Beribadah

Merubah kebiasaan beribadah ini merubah tata caranya sehingga meminimalkan kontak dan akan
mencegah penularan covid.

Kita ambil contoh terkait umat muslim yang biasanya menyalurkan infak dan shadaqahnya secara
langsung ke masjid atau ke panti asuhan di masa Pandemi saat ini bisa di alihkan ke lembaga lembaga
amil yang terpercaya dan bisa dilakukan secara online.
"Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu
menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik
bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan." ( QS Al-Baqarah 271 )

4. Tidak Mudik

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Apabila kamu mendengar wabah berjangkit di suatu
negeri, janganlah kamu datangi negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu
berada, maka janganlah keluar dari negeri itu karena hendak melarikan diri.(HR Bukhari dan Muslim).

Jangan sampai niat baik bersilaturahim kepada orang tua dan sanak saudara justru menjadi sumber
penularan baru bagi orang terdekat kita. Oleh karena itu, berharap agar masyarakat khususnya umat
Muslim untuk tidak mudik.

Makna dari berpuasa itu sendiri bagaimana kita umat muslim bisa menahan diri ( makan, minum dan
hal-hal yang membatalkan puasa) dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Di masa Pandemi seperti
ini hendaknya kita semua bisa menambahkan menahan diri untuk tidak berkerumun tidak mudik
terlebih dahulu, jadikan puasa tahun ini untuk kita berintrospeksi diri.

Kita mulai dari diri kita sendiri membiasakan yang tidak biasa tetap jalankan protokol kesehatan 3 M
( Memakai masker, Mencuci tangan, Menjauhi kerumunan ).

Anda mungkin juga menyukai