Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN PROGRAM KERJA

BIDANG PELAYANAN MEDIS


SEMESTER I TAHUN 2019

I. PENDAHULUAN
Dalam bidang Pelayanan Medis ada 3 unit yang dibawahinya yaitu Instalasi Gawat
Darurat (IGD), Instalasi Bedah Sentral (IBS) dan Poliklinik dokter spesialis. Di semua
instalasi tersebut telah tersusun program kerja untuk meningkatkan mutu dan keselamatan
pasien, dan telah tersusun Rencana Anggaran Belanja beserta target – target dari semua
kegiatan yang harus dicapai pada tahun 2019 ini. Dalam pelaksanaan program kerja 3
instalasi tersebut dipimpin oleh kepala ruangan dan bertanggung jawab kepada kepala
bidang pelayanan medis dan kepala bidang pelayanan medis bertanggung jawab kepada
direktur, untuk itu disusun laporan evaluasi kegiatan pelaksanaan program kerja selama
semester I tahun 2019 ini untuk melaporkan hasil kegiatan dan pencapaian target bidang
pelayanan medis, sebagai bahan monitoring dan bentuk pertanggung jawaban kepala bidang
pelayanan medis kepada direktur.

II. TUJUAN
1. Melaporkan hasil kegiatan program kerja masing – masing unit
2. Melaporkan pencapaian target kunjungan masing – masing unit
3. Melaporkan pencapaian indikator mutu

III. LAPORAN KEGIATAN PROGRAM KERJA BIDANG PELAYANAN MEDIS


NO PROGRAM CAPAIAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT
1. Penyusunan program Menyusun program kerja dan RAB dilaksanakan pada akhir
kerja dan RAB bulan desember tahun 2018 kemudian dipresentasikan di
depan direktur, pemilik dan dewan pengawas rumah sakit,
kegiatan ini dilakukan pada bulan Januari 2019

Kendala :
-
Rencana Tindak Lanjut:
Monitoring dan evaluasi setiap semester

2. Menyusun daftar Manajemen risiko dimasing – masing unit dimulai dengan


resiko dan melakukan menyusun daftar risiko di masing – masing unit kerja,
grading resiko tahun melakukan grading risiko / penilaian risiko, enetapkan metode
2019 pengendalian risiko dan kemudian memoonitor dan
mengevaluasi nilai risikoevaluasi penerapan kegiatan
pengendalian risiko dan hasil dari metode tersebut. Kegiatan
tersebeut telah dilakukan mulai awal tahun dan monitoring
evaluasi telah dilakukan dan lilaporkan setiap bulan kepada
kepala bidang pelayanan medis.

Kendala:
- Kurangnya pemahamam kepala unit tentang manajemen
risiko sehingga daftar risiko yang dibuat belum sempurna
- Cara penilaian yang masih belum seragam sehingga
monitoring dan evaluasi yang dilakukan masih sangat
sederhana sehingga belum bisa dilakukan analisa dengan
benar.

1
Rencana Tindak Lanjut:
- Bekerjasama dengan diklat untuk meningkatkan skill
manajerial dan pengetahuan tentang manajemen risiko
untuk semua kepala unit dan kepala bidang.
- Menyusun kembali daftar risiko berdasarkan evaluasi
semester I tahun 2019 ini.

3. Peningkatan dan Melakukan upaya peningkatan tersebut dapat dilakukan


penilaian budaya kerja dengan cara :
staf a. Meningkatkan budaya 3 S: Senyum, Sapa dan Salam,
dimulai dari diri sendiri. Dan supervisi dari masing –
masing kepala ruangan.
b. Meningkatkan budaya lapor jika terjadi insiden.
Melaporkan semua insiden yang dijumpai paling lambat 2
x 24 jam.
c. Datang tepat waktu dan check lock
d. Tertib administrasi
Meningkatkan tertib administrasi adalah salah satu upaya
untuk mengoptimalkan pelayanan di semua unit kerja,
sehingga meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam
pelayanan. Semua pelayananan yang dikerjakan
didokumentasikan dalam rekam medis pasien serta di enrty
dalam billing RS, sehingga tidak ada biaya yang hilang dan
rekam medis terisi lengkap sesuai dengan standart yang
telah ditetapkan.
e. Melakukan penilaian kinerja setiap 6 bulan sekali
Setiap 6 bulan sekali dilakukan penilaian kinerja staff oleh
kepala ruangan dan kepala ruangan oleh kepala bidang
pelayanan medis. Kegiatan ini dikerjakan setiap bulan Juli
dan Desember 2019.

Kendala:
- Supervisi oleh kepala ruangan tidak terdokumentasi
dengan baik
- Pengetahuan kepala bidang dan kepala ruangan tentang
panduan dan prosedur supervisi kepatuhan terhadap
budaya kerja

Rencana tindak lanjut:


Mengajukan sosialisasi ulang tentang budaya kerja serta
prosedur supervisi, dan mengajukan pengadaan form supervisi
jika diperlukan

4. Rapat rutin Rapat rutin diadakan rutin setiap bulan di setiap unit masing –
masing dan 3 bulan sekali rapat besar bidang pelayanan medis
melibatkan ketiga unit layanan medis. Selain rapat rutin, ada
rapat insidentil yang diadakan baik di unit maupun di bidang
pelayanan medis.

Kendala:
- Rapat rutin sering terlambat diadakan tidak sesuai dengan
jadwal program
2
- Rapat insidentil sering tidak terdokumentasi dengan baik

Rencana tindak lanjut:


- Dokumen rapat Unit dilampirkan dalam laporan bulanan
unit
- Dokumen rapat insidentil dilaporkan langsung ke kepala
bidang paling lambat 2 x 24 jam setelah rapat diadakan.

5. Pemenuhan kebutuhan Secara umum kebutuhan tenaga perawat di bidang pelayanan


SDI medis masih belum terpenuhi. Namun pelayanan masih dapat
berjalan karena kunjungan menurun.

Kendala:
Kendala paling banyak di rasakan poli klinik di IRJ karena
jumlah klinik yang buka pelayanan lebih banyak daripada
jumlah perawat asisten poliklinik serta jam buka yang sangat
bervariasi, sehingga pengaturan jam kerja di klinik rawat jalan
rumit.

Rencana Tindak Lanjut:


Meningkatkan koordinasi dengan unit kerja yang lain serta
bagian SDI dalam mengatur rotasi atau bantuan tenaga untuk
asisten poliklinik rawat jalan.

6. Meningkatkan kualitas Dalam memberikan asuhan kepada pasien setiap individu


SDI dengan pemberi layanan harus selalu mengetahui update ilmu terbaru
Pendidikan dan sehingga mampu meberikan layanan berdasarkan evidance
pelatihan based dalam rangka memberikan layanan yang
mengedepankan mutu dan keselamatan pasien.
Selain itu semua tim IGD wajib mengikuti semua kegiatan
diklat yang diadakan oleh Rumah sakit seperti pembekalan,
sosialisasi dan pelatihan.

Kendala:
- Kurangnya keinginan dan semangat dalam mengikuti
inhouse training, dan terkadang masalah jadwal yang
bentok dengan jadwal jaga dokter waupun perawat.
- Tidak meratanya pelatihan (exhouse training) yang diikuti
oleh PPA yang ada di IGD, IBS, maupun IRJ.

Rencana tindak lanjut:


- Meningkatkan supervisi dan dukungan terhadap kebutuhan
dan minat semua pemberi asuhan pasien untuk aktif dalam
kegiatan diklat.
- Meningkatkan kerjasama dengan diklat Rumah Sakit dan
jajaran manajemen lainnya dalam dukungannya terhadap
kegiatan diklat, demi meningkatkan kualitas SDI, dengan
harapan dapat meningkatkan mutu dan keselamatan pasien
Rumah Sakit.

7. Pengembangan Pada tahun 2019 bidang pelayanan medis berupaya


layanan di bidang menambahkan layanan agar lebih banyak memberikan
3
pelayanan medis manfaat untuk masyarakat, dan meningkatkan skill dan
produktifitas SDI.

Instalasi Rawat Jalan:


Rencana yang sudah terealisasi adalah penambahan poli
umum (klinik sehat), penambahan dokter gigi juga adanya
tambahan layanan yang di luar rencana anggaran yaitu
penambahan klinik kulit dan kelamin serta penambahan jam
buka klinik spesialis syaraf karena penambahan dokter
spesialis syaraf.

Instalasi Gawat Darurat:


Rencana penambahan layanan khitan modern belum terlaksana

Instalasi Bedah Sentral:


Rencana penambahan Kamar Operasi dan dokter spesialis
anestesi belum terlaksana

Kendala:
- Penambahan pelayanan di IRJ tidak berbading lurus
dengan peningkatan kunjungan sehingga kesulitan dalam
membagi waktu perawat assisten IRJ.
- Belum adanya perawat atau dokter terlatih khitan modern
sehingga layanan yang khitan modern belum bisa
terlaksana
- Pembangunan kamar operasi yang terkendala berbagai hal
sehingga kamar operasi masih di tempat yang lama.

Rencana tindak lanjut:


- Mengatur kembali jam kerja assisten perawat sehingga
efektif dan efisien
- Memotivasi dokter atau perawat untuk pelatihan

8. Pengadaan dan Dengan bertambahnya layanan maka sarana dan prasarana


maintenance sarana yang dibutuhkan semakin banyak. Kebutuhan di unit sudah
dan prasarana sebagian besar terpenuhi.

Kendala:
- Kurangnya pengetahuan pengguna alat dalam melakukan
maintenens alat sehingga dirasa alat cepat rusak
- Tidak tercatatnya pemakaian alat
- Pelaporan kerusakan tidak terdokumentasi dan perbaikan
sering terlambat sehingga menimbulkan komplain dari
dokter mitra karena pelayanan menjadi lambat dan terlihat
tidak profesional.

Rencana tindak Lanjut:


- Selalu melakukan maintenance alat sesuai dengan petunjuk
teknisnya dan meminta petunjuk teknis pemeliharaan alat
yang belum dilengkapi petunjuk ke Instalasi yang
bersangkutan.
4
- Melaporkan segera jika ada alat rusak serta
mendokumentasikannya dengan baik sehingga tercatat
tanggal rusak, tanggal lapor, dan tanggal diperbaiki serta
hasil pemeriksaan alat.
- Meningkatkan kerjasama dengan IPS RS untuk kalibrasi
alat medis dan juga maintenance alat – alat lainnya.
Dengan meminta jadwal kalibrasi semua alat medis di unit
masing – masing dan membentu mengingatkan waktu
kalibrasi.

9. Program peningatan Setiap kegiatan yang diselenggarakan dalam melayani pasien


mutu dan keselamatan di bidang medis bertujuan untuk membantu pasien sehingga
pasien dituntut untuk selalu meningkatkan mutu pelayanan dan
menjamin keselamatan pasien, untuk memantau mutu layanan
di bidan medis, dilakukan monitoring dan evaluasi melalui
data indikator mutu di setiap unit bidang pelayanan medis.
Program tersebut sudah dilaksanakan oleh semua unit di
bidang pelayanan medis dan hasil monitoring dilaporkan
dalam laporan bulanan unit kepada kepala bidang.

Kendala:
Analisa hasil monitoring pelaksanaan program belum bisa
dilakukan secara bersama dengan semua anggota bidang
pelayanan medis sehingga terkadang hasil analisis sangat
dangkal

Rencana Tindak Lanjut:


Mengadakan pertemuan dengan menampilkan data real unit
dan membahas bersama hasil monitoring dan membuat
analisis serta mengumpulkan usulan rencana tindak lanjut
sehingga diharapkan rencana tindak lanjut yang dibuat lebih
baik dan menjadi tanggungjawab bersama dalam
pelaksanaannya.

IV. LAPORAN PENCAPAIAN TARGET KUNJUNGAN

IV.1. LAPORAN PENCAPAIAN TARGET KUNJUNGAN IGD


Pada semester I tahun 2109 jumlah kunjungan IGD sebanyak 5441 pasien, dari
target tahunan (13044 pasien) jadi kunjungan IGD berdasarkan target adalah 42% yang
seharusnya pada semester I, kunjungan sudah mencapai 50% dari target tahunan. Jadi
dapat disimpulkan bahwa kunjungan pasien ke IGD pada semester I tahun 2019 belum
memenuhi target. Berikut adalah grafik kunjungan pasien ke IGD pada semester I tahun
2019:

5
Tabel dan Grafik 4.1. Jumlah Kunjungan IGD, semester I tahun 2019
Dari tabel dan grafik tersebut diatas dapat diketahui bahwa kunjungan pasien ke
IGD pada semester I ini fluktuatif, dimana pada bulan Januari sampai Juni kunjungan
cenderung menurun dan mulai meningkat kembali pada bulan Mei. Kunjungan paling
banyak terjadi pada bulan Januari yaitu sebanyak 1017 pasien dan kunjungan paling
rendah terjadi pada bulan April yaitu sebanyak 825 pasien. Kunjungan tersebut belum
pernah mencapai target bulanan yang telah ditetapkan.
Pasien yang masuk IGD tidak semuanya Masuk Rumah Sakit (MRS) atau Rawat
inap, pasien keluar dari IGD dengan berbagai macam keadaan / cara:
- Pulang
- Rawat inap
- Observasi (≤ 3 jam di IGD)
- Dirujuk ke RS lain
- Meninggal
Berikut ini kami sampaikan jumlah pasien IGD berdasarkan cara keluar IGD:
Cara keluar IGD Jumlah Persentase
Pulang 4205 77,28%
Rawat inap 943 17,33%
Observasi 223 4,10%
Rujuk 40 0,74%
Meninggal 30 0,55%
Tabel 4.1. cara keluar pasien dari IGD, semester I tahun 2019

Diagram 4.1. cara keluar pasien dari IGD, semester I tahun 2019

6
Dari tabel dan digaram di atas dapat diketahui bahwa paling banyak pasien IGD
keluar dari IGD pulang (Rawat Jalan) sebanyak 4205pasien (77,28%), sedangkan pasien
yang keluar IGD dan dirawat di ruang rawat inap sebanyak 943 pasien (17,33%), pasien
yang di observasi di IGD sebanyak 223 pasien (4,1%), yang dirujuk sebanyak 40 pasien
(0,74%), dan yang meninggal di IGD sebanyak 30 pasien (0,55%).

Diagnosa pasien yang datang ke IGD juga beragam, berikut ini kami rangkum 10
penyakit terbanyak dalam semester I tahun 2019:
No Diagnosa Jumlah
1 DHF 661 pasien
2 GEA 596 pasien
3 Dispepsia 569 pasien
4 Gastritis 509 pasien
5 HT Emergency 449 pasien
6 ISPA 407 pasien
7 Colic abdomen 367 pasien
8 Typhoid 352 pasien
9 Hiperglikemia 291 pasien
10 DM 221 pasien
Tabel 4.2. 10 diagnosa terbanyak di IGD, semester I tahun 2019

Kasus terbanyak pasien yang meninggal di IGD adalah dengan diagnosis sebag ai
berikut:
JUMLAH PERSENTASE
DOA 6 20%
CVA 4 13%
STEMI 3 10%
gagal nafas 2 7%
ALO 2 7%
Peritonitis 2 7%
DSS 2 7%
Tabel 4.3. Diagnosis pasien meninggal di IGD, semester I tahun 2019
Dari tabel tersebut diatas dapat diketahui bahwa pada kasus pasien meninggal di IGD RS
PKU Muhammadiyah Sekapuk pada tahun 2018 paling banyak adalah kasus DOA
(Death On Arrival) yaitu 6 kasus (20%), sedangkan kasus meninggal yang lainnya yaitu
pada pasien dengan CVA (13%), STEMI (10%), gagal nafas (7%), ALO (7%), Peritonitis
(7%), DSS (2%).

Sedangkan kasus terbanyak pasien yang dirujuk dari IGD adalah dengan
diagnosis sebagai berikut:

7
No DIAGNOSIS JUMLAH
1. CVA 9
2. GGK 3
3. ALO 2
4. PJK/IMA 2
5. combustio 2
6. Retensi urin 2
7. Snakebite 2
8. Appendicitis 2
9. ICH 2
10. Fractur femur 2

Tabel 4.4. Diagnosis pasien dirujuk dari IGD, semester I 2019


Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pasien dirujuk dari IGD RS PKU
Muhammdiyah Sekapuk paling banyak adalah karena CVA yaitu sebanyak 9 kasus, yang
lainnya adalah kasus GGK, ALO, PJK/IMA, combustio, retensi urin, snakebite,
appendicitis, ICH dan fraktur femur. Beberapa jelas penyebab pasien harus di rujuk
seperti tidak adanya fasilitas CT Scan maupun hemodialisa untuk pasien CVA dan GGK,
sedangkan kasus yang lain tidak jelas penyebab harus di rujuk karena kurangnya data
yang terkumpul.
Dari data laporan yang kami laporkan di atas, berikut kami sampaikan usulan perbaikan
dalam siklus PDSA:
Plan Memberikan pelayanan kegawat daruratan yang memuaskan pelanggan dan
sesuai dengan memenuhi standart prosedur operasional Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Sekapuk sehingga selalu mengutamakan mutu layanan dan
keselamatan pasien
Do - Memberikan pelayanan sesuai dengan SPO serta sesuai dengan gideline
keilmuan dan evidance based
- Merencanakan perbaikan - perbaikan pelayanan dalam rencana kegiatan
program kerja
- Memonitor mutu pelayanan dengan mengukur indikator mutu yang telah
ditetapkan
- Meningkatkan kepercayaan masyarakat atas pelayanan di IGD sehingga
kunjungan IGD semakin meningkat sesuai dengan target
- Meningkatkan skill dan keilmuan PPA di IGD
Study - Kunjungan belum mencapai target, hanya 42% dari target tahunan
- Kunjungan poli klinis/false emergency mulai berkurang
- Diagnosis terbanyak pasien IGD semester I tahun 2019 DHF, GEA,
Dispepsia, gastritis, HT Emergency, ISPA, colic abdomen, Hiperglikemia,
Tipoid, DM
- Kasus paling banyak dirujuk dari IGD RS PKU Muhammadiyah Sekapuk
pada semester I 2019 CVA, GGK, ALO, PJK/IMA, Combutsio,
Snakebite, retensio urin dan fraktur femur
- Kasus meninggal di IGD adalah CVA, STEMI, gagal nafas, ALO,
peritonitis dan DSS.
Action 1. Meningkatkan layanan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap layanan Gawat Darurat di RS PKU Muhammadiyah Sekapuk
8
2. meningkatkan pendidikan dan pengetahuan serta skill pemberi layanan di
IGD sehingga mampu memberikan pelayanan terhadap kegawatdaruratan
pada kasus yang banyak dijumpai di IGD

IV.2. LAPORAN PENCAPAIAN TARGET KUNJUNGAN IBS


Berdasarkan laporan dari Instalasi Bedah Sentral setiap bulannya, jumlah
tindakan operasi di IBS RS PKU Muhammadiyah Sekapuk pada semster I tahun 2019
adalah 266 tindakan operasi, dari target operasi tahun 2019 ini (516 tindakan operasi) jadi
capaian layanan di IBS adalah 52%. Kunjungan tersebut sudah memenuhi target yaitu
50% dari target tahunan.
Berikut adalah rincian tindakan operasi setiap bulan pada semester I tahun 2019
ini:

Tabel dan grafik 4.2. tindakan operasi di IBS, semester I tahun 2019

Dari tabel dan grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa tindakan operasi yang
dikerjakan di IBS RS PKU Muhammadiyah Sekapuk pada I tahun 2018 ini trennya
meningkat dari bulan ke bulannya dan capaian tersebut sudah mencapai target yang telah
ditetapkan di awal tahun saat penyusunan RAB dimana target yang diharapkan adalah
ada 15 tindakan operasi dalam satu bulan.
Jumlah Kunjungan IBS RS PKU Muhammadiyah Sekapuk semester I tahun 2019
dibandingkan target:

Grafik 4.3. tindakan operasi di IBS, semester I tahun 2019


Berikut adalah jumlah tindakan operasi berdasarkan bidang spesialistik yang melakukan
tindakan:
Kelompok Staf Medis Jumlah Tindakan Operasi
Orthopedi 72
Obstetri Ginekologi 49
9
Bedah Umum 70
THT – KL 49
Urologi 26
Tabel 4.5. tindakan operasi oleh masing – masing bidang spesialistik, semester I tahun 2019

Diagram 4.2. tindakan operasi oleh masing – masing bidang spesialistik, semester I tahun 2019
Dari tabel dan digram tersebut di atas dapat diketahui bahwa tindakan operasi
yang paling banyak dikerjakan di IBS RS PKU Muhammadiyah Sekapuk pada semester I
tahun 2019 adalah tindakan operasi dengan kasus orthopedi dan bedah umum yaitu
sebanyak 72 dan 70 tindakan, sedangkan yang paling sedikit dikerjakan adalah kasus
urologi yaitu sebanya 26 tindakan.

TINDAKAN OPERASI OBSTETRI GINEKOLOGI


Berikut adalah rincian jenis tindakan operasi yang dilakukan dalam bidang
obstetri ginekologi yang dilakukan oleh dokter spesialis obstetri ginekologi, dr. Ahmadi,
Sp. Og.

Tabel dan grafik 4.4. total tindakan operasi obstetri ginekologi di IBS, semester I tahun 2019

Dari tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa jumlah tindakan operasi
obstetri ginekologi paling banyak dikerjakan pada bulan Mei yaitu sebanyak 10 tindakan
dan paling sedikit dikerjakan pada bulan Juni sebanyak 5 tindakan.
Jenis tindakan operasi obstetri ginekologi yang dilakukan di IBS RS PKU
Muhammadiyah Sekapuk dapat kami rinci sebagai berikut:

No Jenis Tindakan Jumlah


1. SC 45
2. Kuretase 3
4. repair vagina 1
JUMLAH 49
10
Tabel 4.6. Tindakan operasi obstetri ginekologi, semester I tahun 2019

Diagram 4.3. Tindakan operasi obstetri ginekologi, semester I tahun 2019

Dari tabel dan diagram tersebut di atas dapat diketahui bahwa jumlah total
tindakan operasi obstetri ginekologi pada semester I tahun 2019 adalah 49 tindakan, dan
tindakan operasi yang paling sering dilakukan adalah SC yaitu sebanyak 45 (92%).

TINDAKAN OPERASI ORTHOPEDI


Berikut adalah rincian jenis tindakan orthopedi oleh dokter Zaynul Sp. OT:

Tabel dan grafik 4.5. Total tindakan operasi orthopedi di IBS, semester I tahun 2019

Dari tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa jumlah tindakan operasi
orthopedi pada semester I tahun 2019 sangat fluktuatif, pada bulan Januari sampai Mei
Grafik tampak meningkat, sedangkan pada bulan Juni mengalami penurunan yang cukup
signifikan. Tindakan operasi orthopedi paling banyak dikerjakan pada bulan Mei yaitu
sebanyak 17 tindakan, sedangkan paling sedikit dikerjakan pasa bulan Januari yantu
sebanyak 9 tindakan.
Jenis tindakan operasi obstetri ginekologi yang dilakukan di IBS RS PKU
Muhammadiyah Sekapuk dapat kami rinci sebagai berikut:
No Jenis tindakan Jumlah
1. fiksasi plate 36
2. fiksasi wire 11
3. Reposisi + Gips 7
4. amputasi 5
7. Aff Wire 5
2. aff plate 4

11
5. debridemen 4
JUMLAH 72
Tabel 4.7. Tindakan Operasi Orthopedi, semester I tahun 2019

Diagram 4.4. Tindakan Operasi Orthopedi, semester I tahun 2019


Dari tabel dan diagram tersebut di atas dapat diketahui bahwa jumlah total
tindakan operasi orthopedi pada semester I tahun 2019 adalah 72 tindakan, dan tindakan
operasi yang paling sering dilakukan di bidang orthopedi adalah fiksasi dengan plat
sebanyak 36 (54%), dan paling sedikit adalah tindakan debridemen yaitu sebanyak 4
tindakan (6%).

TINDAKAN OPERASI THT- KL

Tabel dan grafik 4.6. Total tindakan operasi THT-KL di IBS, semester I tahun 2019
Dari grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa jumlah tindakan operasi THT-
KL pada semester I tshun 2019 ini operasi THT-KL paling banyak dikerjakan pada bulan
Maret yaitu sebanyak 19 tindakan dan paling sedikit dikerjakan pada bulan Januari, April
dan Mei yaitu masing – masing ada 5 tindakan.
Berikut adalah rincian jenis tindakan THT – KL yang melakukan tindakan operasi:
No Jenis tindakan Jumlah
1. tonsilektomi 13
2. irigasi sinus 11
3. incisi 8
4. eksisi granulasi 7
5. septoplasti 3
6. ekstraksi korpal 3
7. calweluc 1
8. gips 1
9. debridemen 1

12
10. kausting faring 1
JUMLAH 49
Tabel 4.8. Tindakan Operasi THT-KL, semester I tahun 2019

Tabel 4.5. Tindakan Operasi THT-KL, semester I tahun 2019


Dari tabel dan diagram tersebut di atas dapat diketahui bahwa jumlah total
tindakan operasi THT-KL pada semester I tahun 2019 adalah 49 tindakan, dan tindakan
operasi yang paling sering dilakukan oleh KSM THT-KL adalah tonsilektomi sebanyak
13 (27%) dan yang paling sedikit dikerjakan adalah kaustik faring yaitu 1 tindakan (2%).

TINDAKAN OPERASI BEDAH UMUM


Berikut adalah rincian jenis tindakan bedah umum yang melakukan tindakan
operasi:

Tabel dan grafik 4.7. Total tindakan operasi bedah umum di IBS, semester I tahun 2019
Dari grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa pada semester I tahun 2019 ini
jumlah tindakan bedah pada bidang bedah umum sangat fluktuatif, tindakan paling
banyak dikerjakan pada bulan Januari yaitu sebanyak 17 tindakan, dan paling sedikit
dikerjakan pada bulan Februari dan Mei yaitu sebanyak 9 tindakan.
Berikut adalah rincian jenis tindakan bedah umum yang dikerjakan di IBS RS
PKU Muhammadiyah Sekapuk:
No Jenis Tindakan Jumlah
1. eksisi TST 27
2. repair hernia 20
3. hemoroidektomi 11
4. debridemen 8
5. incisi abcess 3
6. amputasi 1
JUMLAH 70
Tabel 4.9. Tindakan Operasi Bedah Umum, semester I tahun 2019

13
Tabel 4.6. Tindakan Operasi Bedah Umum, semester I tahun 2019
Dari tabel dan diagram tersebut di atas dapat diketahui bahwa jumlah total
tindakan operasi bedah umum pada semester I tahun 2019 ini adalah 70 tindakan, dan
tindakan operasi yang paling sering dilakukan di bidang bedah umum adalah eksisi
tumor soft tissue yaitu sebanyak 27 tindakan (39%) dan paling jarang dikerjakan adalah
amputasi sebanyak 1 tindakan (1%).

TINDAKAN OPERASI UROLOGI


Berikut adalah rincian jenis tindakan Urologi:

Grafik 4.8. Jumlah tindakan operasi Urologi, semester I 2019


Dari Grafik dan tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa pada semester I tahun
2019 trennya menurun, dimana paling banyak tindakan dilakukan pada bulan Januari
yaitu sebanyak 9 tindakan dan paling sedikit tindakan dikerjakan pada bulan Mei yaitu
hanya 1 tindakan.
Berikut adalah rincian jenis tindakan Urologi yang dikerjakan di IBS RS PKU
Muhammadiyah Sekapuk
Jenis tindakan Jumlah
URS dj stent 1 sisi 10
TURP 6
DJ stant removal 4
URS dj stent 2 sisi 2
pyeloneprostomy 1
uretroscopy 1
sachse 1
vesicolitotripsi 1
JUMLAH 26
Tabel 4.10. Jenis tindakan operasi Urologi, Semester I tahun 2019

14
Dari data laporan yang kami laporkan di atas, berikut kami sampaikan usulan perbaikan
dalam siklus PDSA:
Plan Memberikan pelayanan operasi yang memuaskan pelanggan, mengutamakan
keselamatan pasien dan sesuai dengan standart prosedur operasional Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Sekapuk
Do - Memberikan pelayanan sesuai dengan SPO
- Merencanakan perbaikan - perbaikan pelayanan dalam rencana kegiatan
program kerja
- Memonitor mutu pelayanan dengan mengukur indikator mutu yang telah
ditetapkan
- Meningkatkan mutu pelayanan sehingga meningkatkan kepercayaan
masyarakat atas pelayanan di IBS dan unit lainnya sehingga kunjungan
IBS semakin meningkat sesuai dengan target
Study - Kunjungan sering melebihi target bulanan
- Operasi paling banyak di IBS RS PKU Muhammadiyah Sekapuk adalah
dari KSM bedah umum
- Tindakan operasi yang paling sering dilakukan di IBS RS PKU
Muhammadiyah Sekapuk pada triwulan I tahun 2019 adalah SC (22),
eksisi TST (15), dan fiksasi plate (15)
Action 1. Menambah 1 kamar operasi dan 1 tim perawat bedah untuk bisa melayani
lebih banyak pasien, dan mencegah terjadinya benturan jadwal operasi
terutama jika ada operasi CITO
2. Meningkatkan pendidikan dan pengetahuan serta skill pemberi layanan di
IBS sehingga dapat menjalankan fungsinya secara profesional di IBS.
3. Melengkapi peralatan untuk bisa melayani SC sesuai dengan standart
(infant warmer dan cuve bayi)
4. Memperbaiki tarif tindakan operasi agar bisa melayani lebih banyak
pasien baik pasien asuransi maupun non asuransi

IV.3. LAPORAN PENCAPAIAN TARGET KUNJUNGAN INSTALASI RAWAT


JALAN
Berdasarkan laporan dari Instalasi Rawat Jalan setiap bulannya, jumlah kunjungan
ke poliklinik di Instalasi Rawat Jalan RS PKU Muhammadiyah Sekapuk selama semester
I tahun 2019 adalah 16202 pasien, dari target kunjungan tahun 2019 ini (26412 pasien)
jadi capaian kunjungan di poliklinik spesialis adalah sudah mencapai 62% dari target
tahunan.
Kunjungan Instalasi Rawat Jalan selama semester I tahun 2019 ini adalah sebagai
berikut:

Grafik 4.9. Total kunjungan instalasi rawat jalan, semester I tahun 2019

15
Dilihat dari grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa total kunjungan dari
semua klinik di Instalasi rawat jalan pada semester I tahun 2019 paling tinggi pada bulan
Januari yaitu sebanyak 3078. Dari trendline yang terlihat pada grafik kunjungan
poliklinik di IRJ semakin menurun dan paling rendah pada bulan Juni yaitu sebanyak
2042 pasien.
Sedangkan jika ditinjau menggunakan runchart maka akan tampak bahwa
kunjungan poliklinik di Instalasi Rawat Jalan RS PKU Muhammadiyah Sekapuk pada
semester I tahun 2019 pada bulan Januari sampai bulan Mei masih memenuhi target yang
telah ditetapkan, sedangkan pada bulan Juni mengalami penurunan hingga tidak
mencapai target yang telah ditetapkan, berikut runchart kunjungan poliklinik spesialis:

Grafik 4.10. Kunjungan Poliklinik IRJ dibandingkan dengan target semester I 2019

Kunjungan tersebut adalah kunjungan ke semua poliklinik Instalasi Rawat


Jalan, sedangkan kunjungan pada masing – masing klinik akan kami jabarkan
sebagai berikut:
No Klinik Spesialis Jumlah kunjungan
1. INTERNA 4815
2. SYARAF 2248
3. PEDIATRI 1568
4. KARDIOLOGI 1529
5. UMUM 1411
6. MATA 1083
7. PARU 941
8. OBGIN 742
9. THT-KL 722
10. BEDAH UMUM 374
11. OBGIN 371
12. UROLOGI 360
13. ORTHOPEDI 201
14. KIA 146
15. GIGI 52
16. KULIT 9
JUMLAH 16202
Tabel 4.10. Tabel kunjungan di masing – masing klinik rawat jalan semester I 2019

16
Diagram 4.7. Tabel kunjungan di masing – masing klinik rawat jalan semester I tahun 2019

Dari diagram tersebut di atas dapat diketahui bahwa kunjungan poliklinik di IRJ
RS PKU Muhammadiyah Sekapuk tahun 2019 paling banyak adalah kunjungan ke klinik
spesialis penyakit dalam yaitu sebanyak 31% dan paling sedikit kunjungan di klinik kulit
dan kelamin (0,06%), hal ini karena layanan klinik spesialis kulit dan kelamin adalah
layanan baru yang belum 1 bulan aktif pelayanan, sehingga kunjungan masih sangat
sedikit.

KLINIK SPESIALIS PENYAKIT DALAM


Klinik spesialis penyakit penyakit dalam adalah klinik yang paling sering buka
layanan yaitu 6 hari dalam seminggu yaitu mulai hari senin sampai sabtu hal ini dapat
terlaksana karena kami telah bekerjasama dengan 2 dokter spesialis penyakit dalam.
Kunjungan pasien ke klinik spesialis penyakit dalam selama semester I tahun 2019
sebanyak 4815 pasien, berikut kami sampaikan data kunjungan klinik spesialis Penyakit
Dalam sebarannya dari bulan ke bulan:

Grafik 4.10. Total kunjungan klinik spesialis penyakit dalam semester I 2019

Dari grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa kunjungan pasien ke klinik
spesialis penyakit dalam pada bulan Januari sampai Juni 2019 semakin menurun,
kunjungan paling banyak terjadi pada bulan Januari 2019 yaitu sebanyak 891 pasien, dan
kunjungan paling rendah terjadi pada bulan Juni 2019 yaitu sebanyak 674 pasien.
17
Grafik kunjungan klinik spesialis penyakit dalam dibandingkan dengan target:

Grafik 4.12. Total kunjungan klinik spesialis penyakit dalam dibandingkan dengan target, Semester
I tahun 2019

Dari tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa kunjungan pasien di klinik spesialis
penyakit dalam pada bulan Januari sampai dengan April masih sesuai dengan target yang
telah ditetapkan, sedangkan pada bulan Mei dan Juni kunjungan mengalami penurunan
yang banyak sehingga tidak memenuhi target yang telah ditetapkan.
Diagnosis terbanyak di klinik spesialis penyakit dalam:
No. Diagnosis Jumlah
1 DM 2007
2 HT 842
3 OA genu 766
4 Dispepsia 653
5 PNP 457
6 Hepatitis B 203
7 PGK 172
8 Gastropati NSAID 170
9 LBP 120
10 ISK 90
Tabel 4.11. 10 Penyakit terbanyak di klinik spesialis penyakit dalam, semester I tahun 2019

Diagram 4.8. Kunjungan Klinik interna, Semester I tahun 2019

Dari diagram tersebut di atas dapat diketahui bahwa kunjungan ke klinik spesialis
penyakit dalam 82% dari jumlah kunjungan adalah pasien BPJS, sedangkan 18% sisanya
adalah pasien non asuransi (umum).

KLINIK PEDIATRI
18
Klinik pediatri buka pelayanan 3 kali dalam seminngu. Total jumlah kujungan
dalam semester I tahun 2019 ini adalah 1273 pasien, dari terget yang tahunan ditetapkan
sebanyak 2064 pasien dalam satu tahun, jadi capaian kunjungan klinik pediatri sudah
mencapai 62% dari target tahunan.
Kunjungan klinik spesialis pediatri semester I tahun 2019:

Tabel dan Grafik 4.11. Kunjungan klinik pediatri, semester I tahun 2019

Dari tabel dan grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa kunjungan ke klinik pediatri
pada semester I tahun 2019 ini trennya semakin menurun. Kunjungan paling banyak
terjadi pada bulan Februari yaitu 381 pasien sedangkan kunjungan paling rendah terjadi
pada bulan Juni yaitu sebanyak 179 pasien.
Kunjungan klinik spesialis anak /pediatri berdasarkan target yang telah
ditetapkan:

Grafik 4.12. Kunjungan Klinik Pediatri dibandingkan dengan target, semester I tahun 2019
Dari tabel dan grafik tersebut dapat diketahui bahwa kunjungan di klinik spesialis anak
trennya menurun. Tapi kunjungan di setiap bulan sudah sesuai dengan target yang telah
ditetapkan (172 pasien).
Diagnosis terbanyak di klinik spesialis anak pada semester I tahun 2019:
No. Diagnosis Jumlah
1 ISPA 331
2 Epilepsi 105
3 Observasi Febris 105
4 Neonatus Aterm 77
5 Post DHF 62
6 Dispepsia 47
7 TB 44
8 Faringitis akut 24
9 Rhinitis 23
10 Bronchitis 19
Tabel 4. 12. 10 Penyakit terbanyak di Klinik pediatri, semester I tahun 2019

19
Diagram 4.9. Kunjungan Klinik Pediatri, Semester I tahun 2019
Dari diagram tersebut di atas dapat diketahui bahwa kunjungan ke klinik spesialis
Anak / pediatric 26% dari jumlah kunjungan adalah pasien BPJS, sedangkan 74% adalah
pasien non asuransi (umum).

KLINIK SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH


Jumlah total kunjungan klinik spesialis Jantungdan pembuluh darah pada
semester I tahun 2019 sebanyak 1529 pasien dari target kunjungan tahuna yaitu 5676
pasien, jadi capaian kunjungan klinik spesialis jantung dan pembuluh darah sampai pada
semester I tahun 2019 adalah 29%.
Kunjungan poliklinik spesialis Jantung pembuluh darah pada tahun 2018:

Grafik 4.13. Kunjungan klinik Jantung dan pembuluh darah, semester I tahun 2019

Dari Grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa tren kunjungan klinik spesialis jantung
pada semester I tahun 2019 semakin menurun. Kunjungan paling benanyak terjadi pada
bulan Januari yaitu sebanyak 423 pasien dan kunjungan paling sedikit terjadi pada bulan
Juni yaitu sebanyak 139 pasien.
Kunjungan klinik spesialis jantung dan pembuluh darah dibandingkan dengan
target kunjungan semester I tahun 2019:

Grafik 4.14. Kunjungan klinik jantung pembuluh darah berdasarkan target, semester I tahun 2019

20
Dari Grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa kunjungan pasien ke klinik spesialis
jantung dan pembuluh darah tidak mencapai target kunjungan. Hal ini karena RS
mengurangi jam buka pelayanan klinik jantung dan pembuluh darah, karena dokter
spesialis yang memberikan pelayanan sedang dalam masa pendidikan/pelatihan untuk
meningkatkan skill dan pengetahuan.
Diagnosis terbanyak di klinik spesialis jantung dan pembuluh darah pada
semester I tahun 2019:
No. Diagnosis Jumlah
1 CHF 941
2 IHD 393
3 HHD 292
4 MR 179
5 Angina 103
6 HT 91
7 AR 63
8 AF 62
9 DCM 42
10 PVC 24
Tabel 4.13. 10 Penyakit terbanyak di klinik jantung dan pembuluh darah, semester I tahun 2019

Diagram 4.10. Kunjungan Klinik Jantung, Semester I tahun 2019


Dari diagram tersebut di atas dapat diketahui bahwa kunjungan ke klinik kardiologi 85%
dari jumlah kunjungan adalah pasien BPJS, sedangkan 15% adalah pasien non asuransi
(umum).

KLINIK SPESIALIS SYARAF


Klinik spesialis syaraf kami buka 2 kali dalam seminggu dengan satu orang
dokter spesialis syaraf. Total kunjungan pasien di klinik spesialis syaraf pada semester I
tahun 2019 sebanyak 2248 pasien, dari target tahunan yang telah ditetapkan yaitu 2904,
jadi capaian kunjungan ke klinik spesialis syaraf pada semester I tahun 2019 sebesar
77%.
Kunjungan klinik spesialis Syaraf pada semester I tahun 2019:

21
Grafik 4.15. Kunjungan klinik spesialis syaraf, semester I tahun 2019
Dari grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa kunjungan ke klinik spesialis syaraf
pada semester I tahun 2019 tampak stabil. Kunjungan paling banyak pada bulan April
yaitu 442 pasien dan kunjungan paling rendah pada bulan Maret yaitu 322 pasien.
Kunjungan klinik spesialis Syaraf dibandingkan dengan target yang ditetapkan RS
PKU Muhammadiyah Sekapuk tahun 2019:

Grafik 4.16. Kunjungan klinik spesialis Syaraf dibandingkan dengan target, semester I tahun 2019
Dari grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa kunjungan pasien di klinik spesialis
syaraf pada semester I tahun 2019 trennya datar / stabil, dan selalu memenuhi target
bulanan yang telah ditetapkan.
Diagnosis terbanyak di klinik spesialis syaraf tahun 2018:
No. Diagnosis Jumlah
1 Post stroke infark 803
2 OA Genu 779
3 LBP 391
4 HT 308
5 Vertigo 174
6 PNP 158
7 TTH 148
8 Frozen shoulder 92
9 Canal stenosis 75
10 Myalgia 60
Tabel 4.14. 10 penyakit terbanyak di klinik spesialis syaraf, semester I tahun 2019

Diagram 4.11. Kunjungan Klinik Syaraf, Semester I tahun 2019


Dari diagram tersebut di atas dapat diketahui bahwa kunjungan ke klinik syaraf 87% dari
jumlah kunjungan adalah pasien BPJS, sedangkan 13% adalah pasien non asuransi
(umum).

KLINIK SPESIALIS PARU


Klinik spesialis paru kami buka pelayanan 3 kali dalam seminggu dengan satu
orang dokter spesialis paru. Total kunjungan pasien ke klinik spesialis paru dalam satu

22
semester sebanyak 941 pasien, dari target tahunan yang ditetapkan 888, jadi capaian
kunjungan klinik spesialis paru pada semester I tahun 2019 sebanyak 104%.
Kunjungan poliklinik spesialis paru pada semester I tahun 2019:

Grafik 4.17. Kunjungan klinik spesialis paru, semester I tahun 2019


Dari grafik tersebut di atas dapat di ketahui kunjungan pasien ke klinik paru pada
semester I tahun 2019 ini trennya menurun. Kunjungan paling tinggi terjadi pada bulan
Februari yaitu sebanyak 193 pasien sedangkan kunjungan paling rendah terjadi pada
bulan Mei yaitu sebesar 100 pasien, namun dari total kunjungan sudah melebihi 50%
target tahunan.
Kunjungan poliklnik spesialis paru dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan oleh RS PKU Muhammadiyah Sekapuk:

Grafik 4.18. Kunjungan klinik spesialis paru dibandingkan dengan target, semester I tahun 2019

Dari grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa kunjungan pasien di klinik spesialis
paru pada semester I tahun 2019 ini selalu mencapai target kunjungan bulanan dan dapat
dilihat juga dari trendline nya bahwa kunjungan pasien di klinik spesialis paru dari bulan
– ke bulan semakin meningkat. Hal ini karena pada tahun ini klinik spesialis paru lebih
sering buka pelayanan dibandingkan tahun kemarin.
Diagnosis terbanyak di poliklinik spesialis paru pada tahun 2018:
No. Diagnosis Jumlah
1 TB Paru 216
2 PPOK 174
3 Bronchitis 107
4 Asma bronkial 70
5 Hemoptoe 62
6 Efusi pleura 53
7 Squele TB 52
8 Pneumonia 42
9 Susp. TB Paru 22

23
10 TB relaps 5
Tabel 4.15. 10 penyakit terbanyak di klinik spesialis paru, semester I tahun 2019

Diagram 4.12. Kunjungan Klinik Paru, Semester I tahun 2019


Dari diagram tersebut di atas dapat diketahui bahwa kunjungan ke klinik paru 78% dari
jumlah kunjungan adalah pasien BPJS, sedangkan 22% adalah pasien non asuransi
(umum).

KLINIK SPESIALIS ORTHOPEDI


Klinik spesialis kami bekerjasama dengan satu orang dokter spesialis orthopedi
dan bisa buka layanan 1 kali dalam satu minggu. Total jumlah kunjungan pasien ke klinik
spesialis orthopedi selama semester I tahun 2019 sebanyak 211 pasien, dari target
tahunan yang telah ditetapkan yaitu 360 pasien, jadi kunjungan pasien ke klinik spesialis
orthopedi sebesar 59%.
Kunjungan klinik spesialis orthopedi pada semester I tahun 2019:

Grafik 4.19. Kunjungan klinik spesialis orthopedi, semester I tahun 2019


Dari grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa kunjungan pasien di klinik spesialis
orthopedic pada semester I tahun 2019 trennya semakin menurun. Kunjungan paling
tionggi terjadi pada bulan Januari yaitu sebanyak 59 pasien, sedangkan kunjungan paling
rendah pada bulan Februari yaitu sebanyak 21 pasien.
Kunjungan klinik spesialis orthopedi dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan oleh RS PKU Muhammadiyah Sekapuk:

24
Grafik 4.20. Kunjungan klinik spesialis orthopedi dibandingkan dengan target, semester I tahun
2019
Dari grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa kunjungan pasien di klinik spesialis
orthopedi sangat fluktuatif, naik turun kadang kurang dari target kadang melebihi target.
Pada bulan Januari, April dan Mei kunjungan cukup tinggi dan melebihi target bulanan
yang telah ditetapkan. Sedangkan pada bulan Februari, Maret kunjungan menurun cukup
banyak sehingga kunjungan kurang dari target bulanan.
Diagnosis terbanyak di klinik spesialis orthopedi pada semester I tahun 2019:
No. Diagnosis Jumlah
1 Post Op digiti 21
2 Post Op fraktur os radius 20
3 LBP 14
4 Post Op fraktur Femur 12
5 Post Op fraktur cruris 12
6 Post op antebrachii 11
7 OA Genu 9
8 Post Op Fraktur os Humerus 7
9 Post OP Fraktur os Tibia 7
10 Post GIPS 5
Tabel 4.16. 10 Diagnosa terbanyak di klinik spesialis Orthopedi, semester I tahun 2019

Diagram 4.12. Kunjungan Klinik Orthopedi, Semester I tahun 2019


Dari diagram tersebut di atas dapat diketahui bahwa kunjungan ke klinik orthopedi 19%
dari jumlah kunjungan adalah pasien BPJS, sedangkan 81% adalah pasien non asuransi
(umum).

KLINIK SPESIALIS BEDAH UMUM


Klinik spesialis bedah umum kami bekerjasama dengan satu orang dokter
spesialis bedah umum dan buka layanan 2 kali dalam satu minggu. Total jumlah
kunjungan pasien ke klinik spesialis bedah umum pada semestyer I tahun 2019 sebanyak

25
374 pasien, dari target tahunan yang telah ditetapkan yaitu 384 pasien, jadi kunjungan
pasien ke klinik spesialis orthopedic sebesar 97%.
Kunjungan klinik spesialis bedah umum pada semester I tahun 2019:

Grafik 4.21. Kunjungan klinik spesialis bedah umum, semester I tahun 2019

Dari grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa kunjungan pasien di klinik spesialis
bedah umum pada semester I tahun 2019 trennya semakin menurun. Kunjungan paling
tinggi pada bulan Januari yaitu sebanyak 84 pasien dan kunjungan paling rendah pada
bulan Juni sebanyak 44 pasien.
Kunjungan klinik spesialis bedah umum dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan oleh RS PKU Muhammadiyah Sekapuk:

Grafik 4.22. Kunjungan klinik spesialis bedah umum dibandingkan dengan target, semester I tahun
2019

Dari grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa kunjungan pasien di klinik spesialis
bedah umum pada semester I tahun 2019 trennya semakin menurun namun jika
dibandingkan dengan target bulanan, kunjungan tersebut sudah mencapai target.
Diagnosis terbanyak di klinik spesialis orthopedi pada semester I tahun 2019:
No. Diagnosis Jumlah
1 Hernia Inguinalis Lateralis 40
2 Haemmorrhoid 39
3 FAM 27
4 TST 24
5 Struma 17
6 Lipoma 17
7 Post op hernia 13
8 Ganglion 12
9 Appendicitis 10
10 Abces perianal 8
Tabel 4.17. 10 Diagnosa terbanyak di klinik spesialis Bedah Umum, semester I tahun 2019

26
Diagram 4.13. Kunjungan Klinik bedah, Semester I tahun 2019
Dari diagram tersebut di atas dapat diketahui bahwa kunjungan ke klinik bedah 79% dari
jumlah kunjungan adalah pasien BPJS, sedangkan 21% adalah pasien non asuransi
(umum).

KLINIK SPESIALIS THT-KL


Klinik spesialis THT KL kami dilayani oleh satu orang dokter spesialis THT-KL
yang merupakan dokter organik RS PKU Muhammadiyah Sekapuk sehingga bisa
memberikan layanan 5 kali dalam satu minggu. Total jumlah kunjungan pasien ke klinik
THT-KL pada semester I tahun 2019 sebanyak 722 pasien, dari target tahunan yang telah
ditetapkan yaitu 1440 pasien, jadi kunjungan pasien ke klinik THT-KL sebesar 50%.
Kunjungan klinik spesialis THT-KL pada semester I tahun 2019:

Grafik 4.23. Kunjungan klinik spesialis THT-KL, Semester I tahun 2019

Dari grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa kunjungan pasien di klinik spesialis
THT-KL pada semester I tahun 2019 trennya semakin menurun. Kunjungan paling tinggi
pada bulan Januari yaitu sebanyak 157 pasien dan kunjungan paling rendah pada bulan
Februari sebanyak 77 pasien.
Kunjungan klinik spesialis THT-KL dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan oleh RS PKU Muhammadiyah Sekapuk:

Grafik 4.24. Kunjungan klinik spesialis THT-KL dibandingkan dengan target, semester I tahun 2019

27
Dari grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa kunjungan pasien di klinik spesialis
THT –KL semakin menurun dilihat dari trenlinenya, pada bulan Januari, Maret dan April
kunjungan tersebut masih sesuai dengan target sedangkan pada bulan Februari, Mei dan
Juni kunjungan tidak memenuhi target.
Diagnosis terbanyak di klinik spesialis THT-KL pada tahun 2018:
No. Diagnosis Jumlah
1 Otitis Media Supuratif Akut 80
2 Otitis Media Supuratif kronis 74
3 Cerumen Obstruction 65
4 Otitis eksterna 39
5 Rhinitis alergi 38
6 tinitus 25
7 Corpal telinga 23
8 Otitis tuba 18
9 Oklusi tuba 13
10 Faringitis kronis 11
Tabel 4.18. 10 Diagnosa terbanyak di klinik spesialis THT-KL, semester I tahun 2019

Diagram 4.14. Kunjungan Klinik THT-KL, Semester I tahun 2019


Dari diagram tersebut di atas dapat diketahui bahwa kunjungan ke klinik bedah 59% dari
jumlah kunjungan adalah pasien BPJS, sedangkan 41% adalah pasien non asuransi
(umum).
KLINIK SPESIALIS UROLOGI
Klinik spesialis urologi kami bekerjasama dengan satu orang dokter spesialis
urologi dan bisa bula layanan 2 kali dalam satu minggu. Total jumlah kunjungan pasien
ke klinik spesialis urologi selama semester I tahun 2019 sebanyak 360 pasien, dari target
tahunan yang telah ditetapkan yaitu 432 pasien (disamakan dengan target di klinik
spesialis bedah umum, karena adanya layanan urologi baru mulai bulan september,
sehingga tidak ditetapkan target dari awal tahun), jadi kunjungan pasien ke klinik
spesialis urologi sebesar 83%.
Kunjungan klinik spesialis urologi pada semester I tahun 2019:

Grafik 4.25. Kunjungan klinik spesialis urologi, semester I tahun 2019


Dari grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa kunjungan pasien di klinik spesialis
Urologi pada semester I tahun 2019 trennta semakin menurun.kunjungan paling tinggi
28
pada bulan Januari yaitu sebanyak 88 pasien dan kunjungnan paling rendah pada bulan
Juni yaitu 36 pasien.
Kunjungan klinik urologi dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan oleh
RS PKU Muhammadiyah Sekapuk:

Grafik 4.26. Kunjungan klinik spesialis urologi dibandingkan dengan target, semester I tahun 2019
Dari grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa tren kunjungan pasien ke klinik urologi
pada semester I tahun 2019 ini tampak menurun, namun kunjungan tersebut sudah
mencapai target yang telah ditetapkan.
Diagnosis terbanyak di klinik spesialis Urologi pada semester I tahun 2019:
No. Diagnosis Jumlah
1 BPH 92
2 Retensio Uri 44
3 Batu ginjal 32
4 Flank pain 24
5 Post op DJ stant removal 19
6 Batu urethra 18
7 ISK 14
8 Batu pyelum 11
9 Kista ginjal 6
10 Stenosis urethra 6
Tabel 4.19. 10 Diagnosa terbanyak di klinik spesialis Urologi, semester I tahun 2019
KLINIK SPESIALIS MATA
Klinik spesialis mata kami bekerjasama dengan pihak ke tiga, dengan dokter
spesialis mata dan buka layanan 1 kali dalam satu minggu. Total jumlah kunjungan
pasien ke klinik spesialis mata pada semester I tahun 2019 sebanyak 1083 pasien, dari
target yan telah ditetapkan yaitu 2040 pasien, jadi kunjungan pasien ke klinik spesialis
mata selama satu semester disbanding dengan target satu tahun sebesar 53%.
Kunjungan klinik spesialis mata pada semester I tahun 2019:

Grafik 4.27. Kunjungan klinik spesialis mata, semester I tahun 2019


Dari grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa kunjungan pasien di klinik spesialis
mata pada semester I tahun 2019 cukup stabil. Kunjungan paling tinggi pada bulan

29
februari yaitu sebanyak 226 pasien dan kunjungan paling rendah pada bulan Juni
sebanyak 115 pasien.
Kunjungan klinik spesialis mata dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan oleh RS PKU Muhammadiyah Sekapuk:

Grafik 4.28. Kunjungan klinik spesialis mata dibandingkan dengan target, semester I tahun 2019
Dari grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa kunjungan pasien di klinik spesialis
mata cukup stabil. Pada bulan Januari sampai Mei kunjungan sudah mencapai target dan
pada bulan Juni mengalami penurunan dan tidak mencapai target.
Diagnosis terbanyak di klinik spesialis mata pada semester I tahun 2019:
No. Diagnosis Jumlah
1 psuedophakia 315
2 Katarak Imatur 167
3 SMK 67
4 Katarak matur 60
5 Myopia 58
6 SMK 54
7 NPDR 40
8 Post op PTG 30
9 PTG 30
10 presbiopia 19
Tabel 4.20. 10 Diagnosa terbanyak di klinik spesialis Mata, semester I tahun 2019
KLINIK SEHAT
Klinik sehat adalah klinik umum dengan pelayanan dokter umum yang buka
layanan setiap hari. Total jumlah kunjungan pasien ke klinik sehat selama semester I
tahun 2019 sebanyak 1408 pasien, dari target yang telah ditetapkan yaitu 2880 pasien,
jadi kunjungan pasien ke klinik sehat pada semester I dibandingkan dengan target
kunjungan tahunan adalah sebesar 49%.
Kunjungan klinik sehat pada semester I tahun 2019:

Grafik 4.29. Kunjungan klinik sehat, semester I tahun 2019


Dari grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa kunjungan pasien di klinik sehat pada
semester I tahun 2019 trennya semakin menurun. Kunjungan tertinggi terjadi pada bulan

30
Februari yaitu sebanyak 356 pasien dan kunjungan paling rendah pada bulan Mei yaitu
121 pasien.
Kunjungan klinik sehat dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan oleh RS
PKU Muhammadiyah Sekapuk:

Grafik 4.30. Kunjungan klinik sehat dibandingkan target, semester I tahun 2019
Dari grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa kunjungan pasien di klinik sehat
trennya semakin menurun, pada triwulan pertama kunjungan mencapai target dan pada
triwulan kedua kunjungan menurun dan tidak mencapai target yang telah ditetapkan.

Dari data yang kami sajikan di atas, berikut kami sampaikan usulan perbaikan
dalam siklus PDSA:
Plan Memberikan pelayanan rawat jalan yang memuaskan pelanggan dan sesuai
dengan standart prosedur operasional Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Sekapuk
Do - Memberikan pelayanan sesuai dengan SPO/PPK
- Merencanakan perbaikan - perbaikan pelayanan dalam rencana kegiatan
program kerja
- Memonitor mutu pelayanan dengan mengukur indikator mutu yang telah
ditetapkan
- Meningkatkan kepercayaan masyarakat atas pelayanan di Instalasi Rawat
Jalan sehingga kunjungan menigkat.
Study - Kunjungan rawat jalan sudah mencapai target yaitu 62% dari target
kunjungan satu tahun.
- Kunjungan paling banyak adalah ke klinik spesialis penyakit dalam
- Kunjungan pasien di semua klinik lebih banyak pasien BPJS kecuali di
klinik pediatri, klinik sehat, gigi dan KIA.
Action 1. Mengaktifkan kembali Rujuk balik pasien BPJS terutama pasien dengan
diagnosis penyakit kronis, atau jika rujuk balik tidak bisa dilakukan maka
pasien dirujuk ke RS yang lebih besar.
2. Meningkatkan pendidikan dan pengetahuan serta skill pemberi layanan di
IRJ sehingga dapat mengembangkan inovasi layanan. Sehingga dapat
lebih banyak menarik pengunjung dengan sasaran pasar pasien umum.
3. Bekerjasama dengan komite medis untuk menyusun PPK (Panduan
Praktek Klinik) masing – masing KSM menyusun 5 PPK. PPK yang di
buat berdasarkan data penyakit terbanyak di Kelompok Staff Medis
tersebut. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan layanan mutu dan
keselamatan pasien, karena layanan akan sesuai dengan guideline yang
terkini.
4. Menyiapka dengan matang untuk penambahan layanan yang akan segera
dilaksanakan pada semester berikutnya (penambahan dokter sp Neurologi,
sp Obgyn, layanan poli samawa dan klinik rawat luka)
31
V. LAPORAN PENCAPAIAN INDIKATOR MUTU
Di masing – masing unit yang dibawahi kepala bidang pelayanan medis ada beberapa
indikator mutu yang dimonitor, berikut kami sampaikan capaian mutu IGD, IBS dan IRJ.
V.1. LAPORAN PENCAPAIAN INDIKATOR MUTU IGD
V.1.1. Kemampuan Menangani Life Saving Anak dan Dewasa
Kemampuan menangani life saving di IGD didefinisikan sebagai kemampuan
petugas medis dan para medis dalam melakukan upaya penyelamatan jiwa manusia
dengan urutan Airway, Breath, Circulation. Tujuan monitor indikator mutu ini adalah
mengetahui kemampuan tim IGD (tim medis dan para medis) dalam memberikan
pelayanan kegawat daruratan. Cara pengukuran indikator mutu ini adalah dengan
menghitung jumlah kumulatif pasien yang mendapat pertolongan life saving di Instalasi Gawat
Darurat dalam satu bulan dibagi jumlah seluruh pasien yang membutuhkan penanganan life
saving di Instalasi Gawat Darurat dalam bulan tersebut x 100% = ….. %.
Berikut adalah hasil perhitungan dari mutu kemampuan menangani life saving
anak dan dewasa di IGD RS PKU Muhammadiyah Sekapuk pada semester I tahun 2019:
BULAN NUMERATOR DENOMINATOR PERSENTASE
JANUARI 20 20 100%
FEBRUARI 40 40 100%
MARET 40 40 100%
APRIL 34 34 100%
MEI 20 20 100%
JUNI 20 20 100%
Tabel 5.1. IM kemampuan menangani life saving anak dan dewasa di IGD, semester I tahun 2019

Grafik 5.1. kemampuan menangani life saving di IGD, semester I tahun 2019
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada semester I tahun 2019 capaian indikator
mutu kemampuan mengangani life saving anak dan dewasa di IGD adalah 100%, yang
artinya bahwa dari semua kasus gawat darurat yang membutuhkan penanganan life
saving di IGD dapat ditangani sesuai dengan prosedur yang benar. Capaian tersebut
sudah sesuai dengan standart yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Sekapuk.

V.1.2. Pemberi Pelayanan Kegawatdaruratan yang Bersertifikat yang masih berlaku


BLS/PPGD/GELS/ALS
Pemberi pelayanan kegawat daruratan di IGD harus berkompeten karena sewaktu
– waktu harus ssiap dan sigap menghadapi pasien gawat darurat, sehingga indikator ini
selalu di monitor agar kompetensi tim IGD selalu terjamin dan dibuktikan dengan
sertifikat yang masih berlaku. Karena tenaga kompeten pada gawat darurat adalah tenaga yang
sudah memiliki sertifikat pelatihan BLS/PPGD/GELS/ALS. Cara pengukuran indikator ini
adalah dengan menghitung jumlah tenaga yang bersertifikat BLS/PPGD/GELS/ALS dalam

32
satu bulan dibagi jumlah tenaga yang memberikan pelayanan kegawat daruratan dalam bulan
tersebut x 100% = ….. %.
Berikut adalah hasil perhitungan dari mutu pemberi pelayanan kegawatdaruratan
yang bersertifikat yang masih berlaku BLS/PPGD/GELS/ALS pada semester I tahun 2019:

Grafik 5.2. Pemberi pelayanan kegawat daruratan yang bersertifikat BLS/GELS/PPGD/ALS,


semester I tahun 2019
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada semester I tahun 2016 capaian indikator
mutu pemberi pelayanan kegawat daruratan yang bersertifikat BLS/PPGD/GELS/ALS
adalah 100%, yang artinya bahwa dari semua perawat IGD pemberi layanan di IGD
bersertifikat BLS/PPGD/GELS/ALS yang masih berlaku. Capaian tersebut sudah sesuai
dengan standart yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sekapuk.

V.1.3. Ketersediaan Tim Penanggulangan Bencana


Ketersediaan tim penanggulangan bencana merupakan kebutuhan bagi suatu Rumah
Sakit karena sebagai suatu Rumah Sakit harus siap dalam membantu menangani keadaan
bencana baik di Rumah Sakit maupun di lingkungan sekitar Rumah Sakit. Di RS PKU
Muhammadiyah Sekapuk ini mempunyai tim penanggulangan bencana yang disebut
sebagai tim MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center). MDMC didirikan
oleh Muhammadiyah pusat tetapi melibatkan seluruh Rumah Sakit dan Klinik seluruh
Indonesia, sehingga di RS PKU Muhammadiyah Sekapuk selalu siap siaga dalam
menghadapi kondisi bencana dengan mengirimkan personil medis maupun non medis
untuk siap siaga bencana maupun kegiatan lainnya.

Judul indikator Mutu Target Capaian


Ketersediaan tim penanggulangan bencana Tersedia 1 tim Tersedia
Tabel 5.2. IM ketersediaan tim penanggulangan bencana, semester I tahun 2019

Dari tabel data diatas dapat diketahui bahwa pada indikator ketersediaan tim
penanggulangan bencana di RS PKU Muhammadiyah sudah sesuai dengan target yang
telah ditetapkan oleh Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sekapuk yaitu tersedia tim
penanggulangan bencana.

V.1.4. Waktu Tanggap Pelayanan Dokter di IGD


Waktu tanggap pelayanan dokter di IGD di definisikan sebagai Kecepatan
pelayanan dokter di gawat darurat yaitu kecepatan pasien dilayani sejak pasien datang sampai
mendapat pelayanan dokter. Hal ini di monitor untuk menjamin pelayanan IGD yang cepat,
responsive sehingga diharapkan mampu menyelamatkan pasien gawat darurat.
Cara pengukuran indikator mutu ini adalah dengan menghitung jumlah pasien Gawat
Darurat yang mendapatkan pelayanan dokter dalam waktu ≤ 5 menit dalam 1 bulan dibagi jumlah
seluruh pasien yang di sampling dalam bulan tersebut (minimal n = 50), dimana targetnya adalah
100% dari seluruh pasien gawat darurat mendapatkan pelayanan dokter dalam waktu ≤ 5 menit.

33
CAPAIAN = NUMERATOR X 100%
DENUMERATOR
Ket:
Capaian = waktu tanggap pelayanan dokter IGD
Numerator = jumlah pasien gawat darurat yang mendapatkan pelayanan dokter dalam
waktu ≤ 5 menit dalam satu bulan
Denumerator = jumlah seluruh pasien yang disampling dalam bulan tersebut
Dari formula perhitungan tersebut diatas, berikut ini kami sampaikan capaian
(waktu tanggap dokter IGD) dalam semester I tahun 2019 ini:

Grafik 5.3. Waktu tanggap pelayanan dokter IGD, semester I tahun 2019
Dari tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa pada semester I tahun 2019 capaian dari
indikator mutu waktu tanggap dokter IGD adalah 100% sudah sesuai dengan standart
yang telah ditetapkan oleh RS PKU Muhammadiyah Sekapuk, yang artinya semua pasien
gawat darurat di IGD belum mendapatkan pelayanan dokter dalam waktu ≤ 5 menit.

V.1.5. Kepuasan Pelanggan


Kepuasan pelanggan IGD didefinisikan sebagai pernyataan puas oleh pelanggan
terhadap pelayanan yang di berikan pada saat survei. Cara mengukur kepuasan pelanggan di
IGD adalah dengan menghitung jumlah seluruh pelanggan yang menyatakan puas dalam
survey dalam satu bulan dibagi jumlah seluruh pelanggan IGD yang di survey dalam
bulan tersebut, dimana targetnya adalah ≥ 70 % pelanggan IGD menyatakan puas dalam
survei.

Grafik 5.4. Kepuasan pelanggan di IGD, semester I tahun 2019


Dari tabel dan grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa kepuasan pelanggan IGD
mulai semester I tahun 2019 adalah 100%, hal ini sudah sesuai dengan standart yang
ditetapkan oleh RS PKU Muhammadiyah Sekapuk.

V.1.6. Kematian Pasien ≤ 24 Jam di IGD


Kematian pasien ≤ 24 jam di IGD tidak boleh lebih dari 2 pasien seperseribu
pasien yang datang ke IGD RS PKU Muhammadiyah Sekapuk. Kematian pasien ≤ 24
34
jam didefinisikan sebagai kematian pasien yang terjadi dalam periode 24 jam sejak
pasien datang.
Cara mengukur indikator ini adalah dengan cara menghitung jumlah pasien yang
meninggal dalam periode ≤ 24 jam sejak pasien datang dalam satu bulan dibagi jumlah seluruh
pasien yang di tangani di Instalasi Gawat Darurat dalam bulan tersebut x 100% = …… %

Tabel 5.5. Kematian pasien ≤ 24 Jam di IGD, semester I tahun 2019


Dari tabel dan grafik tersebut di atas dapat di ketahui bahwa angka kematian pasien IGD
dalam ≤ 24 jam pada semester I tahun 2019 angka kematian pasien di IGD rendah antara
0,4% – 0,7%, angka tersebut sudah sesuai dengan standart yang telah ditetapkan oleh RS
PKU Muhammadiyah Sekapuk yaitu < 2%.

V.1.7. Assesmen awal pasien di IGD


Assesmen awal pasien di IGD didefinisikan sebagai kelengkapan pengisian
dokumen rekam medis IGD oleh dokter jaga, mulai keadaan fisik, psikologis, sosial,
riwayat kesehatan pasien, hasil laboratorium dan Radiologi, serta rencana pelayanan
untuk memenuhi semua kebutuhan pasien yang telah diidentifikasi.
Cara mengukur indikator ini adalah dengan cara menghitung jumlah seluruh
rekam medis pasien IGD yang terisi lengkap dalam satu bulan dibagi jumlah seluruh
rekam medis pasien IGD x 100% = ….. %

Grafik 5.6. Kelengkapan asesmen awal pasien di IGD, semester I tahun 2019
Dari tabel dan grafik tersebut di atas dapat di ketahui bahwa assesmen awal pasien di
IGD selama semester I tahun 2019 belum memenuhi standart yang telah ditetapkan oleh
RS PKU Sekapuk. Standart yang telah ditetapkan adalah 100% aseesmen awal pasien di
IGD telah terisi lengkap sebelum pasien ditransfer ke unit lain, sedangkan capaian pada
semester ini paling tinggi adalah 94,2% pada bulan Maret dan paling rendah pada bulan
Juni yaitu 86,5%.

V.1.8. Jam buka pelayanan Gawat Darurat


Jam buka 24 jam pelayanan gawat darurat adalah pelayanan Gawat Darurat selalu
siap memberikan pelayanan selama 24 jam penuh.

35
Cara mengukur indikator ini adalah dengan cara Jumlah kumulatif jam buka
gawat darurat dalam satu bulan dibagi jumlah hari dalam satu bulan tersebut.
BULAN NUMERATOR DENOMINATOR HASIL
JANUARI 744 31 24
FEBRUARI 672 28 24
MARET 744 31 24
APRIL 720 30 24
MEI 744 31 24
JUNI 720 30 24
Tabel 5.3. Jam buka pelayanan gawat darurat, semester I tahun 2019

Grafik 5.7. Jam buka pelayanan gawat darurat, semester I tahun 2019
Dari tabel dan grafik tersebut di atas dapat di ketahui bahwa jam buka pelayanan gawat
darurat di IGD RS PKU Muhammadiyah Sekapuk sudah sesuai dengan standart yaitu
memberikan pelayanan dalam 24 jam.

V.1.9. Waktu tunggu pasien Rawat inap dari IGD


Waktu tunggu pasien rawat inap di IGD didefinisikan sebagai waktu yang
diperlukan pasien yang akan rawat inap mulai pasien diputuskan untuk rawat inap sampai
pasien dipindah ke ruang perawatan.
Cara mengukur indikator ini adalah dengan cara menghitung jumlah kumulatif
waktu tunggu pasien rawat inap dari IGD yang disurvei dibagi jumlah seluruh pasien
rawat inap yang disurvei x 100%.

Grafik 5.8. Waktu tunggu pasien masuk rawat inap, semester I tahun 2019
Dari tabel dan grafik tersebut di atas dapat di ketahui bahwa waktu tunggu pasien rawat
inap dari IGD pada semester I tahun 2019 belum memenuhi standart yang telah
ditetapkan oleh RS PKU Sekapuk. Standart yang telah ditetapkan adalah 3 jam pasien
menunggu di IGD, sedangkan capaian pada semester ini pasien masih harus menunggu 8-
16 jam.

V.2. LAPORAN PENCAPAIAN INDIKATOR MUTU IBS


V.2.1. Waktu Tunggu Operasi Elektif
36
Waktu tunggu operasi elektif didefinisikan sebagai tenggang waktu mulai dokter
memutuskan untuk operasi yang terencana sampai dengan operasi mulai dilaksanakan.
Cara mengukur indikator mutu ini adalah dengan menghitung jumlah kumulatif waktu
tunggu operasi yang terncana dari seluruh operasi dalam satu bulan dibagi jumlah pasien
yang dioperasi dalam bulan tersebut. Standart waktu tunggu operasi elektif yang
ditetapkan oleh Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sekapuk adalah ≤ 2 hari.

Grafik 5.9. waktu tunggu operasi elektif, semester I tahun 2019


Dari tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa waktu tunggu pasien operasi elektif di
IBS RS PKU Muhammadiyah sekapuk pada bulan Januari sampai bulan November rata –
rata tidak sampai satu hari atau kurang dari 24 jam, hal ini sudah sesuai dengan standart
yang telah ditetapkan oleh RS PKU Muhammadiyah Sekapuk yaitu waktu tunggu operasi
elektif adalah ≤ 2 hari. Sedangkan pada bulan Desember waktu tunggu memanjang
menjadi 3,4 hari. Waktu tunggu operasi elektif harus kurang dari dua hari untuk
meningkatkan kepuasan pelannga, karena dengan waktu tunggu yang lebih singkat maka
kejenuhan dalam menggu dapat dihindari, serta biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien
dan keluarga menjadi lebih ringan, sedangkan keuntungan untuk Rumah Sakit adalah jika
pasien tersebut biaya operasinya ditanggung oleh BPJS maka dengan waktu tunggu yang
lebih singkat maka RS dapat melakukan efisiensi dalam pelayanan tanpa harus
melakukan kecurangan dan tetap mengutamakan kenyamanan maupun keselamatan
pasien Rumah Sakit.
V.2.2. Kejadian Kematian di Meja Operasi
Kejadian kematian di meja operasi didefinisikan sebagai kematian yang terjadi di
atas meja operasi pada saat operasi berlangsung yang diakibatkan oleh tindakan anastesi
maupun tindakan pembedahan.
Cara mengukur indikator mutu ini adaleh dengan menghitung jumlah pasien yang
meninggal dimeja operasi dalam satu bulandibagi Jumlah pasien yang dilakukan tindakan
pembedahan dalam bulan tersebut x 100% = …..%. Standart kejadian kematian di meja
operasi yang telah ditetapkan oleh RS PKU Muhammadiyah Sekapuk adalah ≤ 1%
kejadian kematian dari seluruh operasi yang dikerjakan di RS PKU Muhammadiyah
Sekapuk.

Grafik 5.10. Kematian pasien di meja operasi, semester I tahun 2019


Dari tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa tidak ada kejadian kematian di meja
operasi pada semester I tahun 2019 ini (0%), hal ini sudah sesuai dengan standart yang
telah ditetapkan oleh RS PKU Muhammadiyah Sekapuk bahwa kejadian kematian di
37
meja operasi harus 0%. Capaian tersebut mencerminkan bahwa Rumah Sakit sudah
menjalankan sistem yang mengutamakan keselamatan pasien.

V.2.3. Tidak Adanya Kejadian Operasi Salah Sisi


Kejadian operasi salah sisi adalah kejadian dimana pasien dioperasi pada sisi yang
salah, misalnya yang semestinya dioperasi pada sisi kanan, ternyata yang dilakukan
operasi adalah pada sisi kiri atau sebaliknya. Harapannya adalah tidak ada kejadian
operasi salah sisi dari semua tindakan operasi yang dikerjakan di RS PKU
Muhammadiyah Sekapuk. Cara mengukur indikator mutu ini adalah dengan menghitung
jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan dikurangi jumlah pasien yang
dioperasi salah sisi dalam waktu satu bulan dibagi jumlah pasien yang dioperasi dalam
bulan tersebut x 100% = …..%. Standart yang telah ditetapkan oleh RS PKU
Muhammadiyah Sekapuk untuk indikator mutu ini adalah 100% tidak ada kejadian
operasi salah sisi.

Tabel 5.11. tidak adanya kejadian operasi salah sisi, semester I tahun 2019
Dari tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa 100% tidak ada operasi salah sisi
pada semester I tahun 2019 ini, hal ini sudah sesuai dengan standart yang telah ditetapkan
oleh RS PKU Sekapuk bahwa harus 100% tidak ada kejadian operasi salah sisi. Operasi
salah sisi merupakan kejadian sentinel yang sangat merugikan pasien maupun Rumah
Sakit itu sendiri. Rumah Sakit selalu mencetuskan kalimat “Bila Pasien Itu Saya” (BPIS)
sesuai dengan standart akreditasi Rumah Sakit sehingga Rumah Sakit selalu
berkomitmen untuk mengutamakan keselamatan pasien Rumah Sakit.

V.2.4. Tidak Adanya Kejadian Operasi Salah Orang


Kejadian operasi salah orang adalah kejadian dimana pasien dioperasi pada orang
yang salah. Harapannya adalah tidak ada kejadian operasi salah orang pada semua
tindakan operasi yang dikerjakan di RS PKU Muhammadiyah Sekapuk.
Cara mengukur indikator mutu ini adalah dengan menghitung jumlah pasien yang
dioperasi dalam waktu satu bulan dikurangi jumlah pasien yang dioperasi salah sisi
dalam waktu satu bulan dibagi jumlah pasien yang dioperasi dalam bulan tersebut x
100% = …..%. standart yang telah ditetapkan oleh RS PKU Muhammadiyah Sekapuk
untuk indikator mutu ini adalah 100% tidak ada kejadian operasi salah orang.

38
Tabel 5.12. tidak adanya kejadian operasi salah orang, semester I tahun 2019
Dari tabel dan grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa pada semester I tahun 2019
100% tidak ada kejadian operasi salah orang, hal ini sudah sesuai dengan standart yang
telah ditetapkan oleh Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sekapuk. Kejadian operasi
salah orang merupakan kejadian sentinel yang tidak boleh terjadi di Rumah Sakit
manapun. Kejadian sentinel akan menyebabkan kerugian bagi pasien, keluarga pasien
maupun bagi Rumag Sakit. Bagi Rumah Sakit kerugian yang ditimbulan adalah adanya
tuntutan terhadap rumah sakit sehingga kedepannya akan menurunkan kepercayaan
masyarakat sekitar terhadap pelayanan yang diberikan Rumah Sakit.

V.2.5. Tidak Adanya Kejadian Salah Tindakan pada Operasi


Kejadian salah tindakan pada operasi adalah kejadian pasien mengalami tindakan
operasi yang tidak sesuai dengan yang direncanakan. Harapannya adalah tidak adanya
kejadian pasien mengalami tindakan operasi yang salah.
Cara mengukur indikator mutu ini adalah dengan menghitung jumlah pasien yang
dioperasi dalam waktu satu bulan dikurangi jumlah pasien yang dioperasi salah orang
dalam waktu satu bulan dibagi jumlah pasien yang dioperasi dalam bulan tersebut x
100% = …..%. Standart yang telah ditetapkan oleh RS PKU Muhammadiyah Sekapuk
adalah 100% tidak ada kejadian salah tindakan operasi.

Grafik 5.13. tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi, semester I tahun 2019
Dari tabel dan grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa pada semester I tahun 2019
100% tidak ada kejadian salah tindakan operasi, hal ini sesuai dengan standart yang telah
ditetapkan oleh RS PKU Muhammadiyah Sekapuk. Kejadian kesalahan tindakan operasi
merupakan kejadian sentinel yang tidak boleh terjadi di suatu Rumah Sakit. kesalahan
tindakan operasi dapat dihindari dengan menjalankan standart prosedur operasional yang
ada pada pelayanan bedah.

V.2.6. Tidak Adanya Kejadian Tertinggalnya Benda Asing/lain Pada Tubuh Pasien Setelah
Operasi

39
Kejadian tertinggalnya benda asing/lain pada tubuh pasien setelah operasi adalah
kejadian dimana benda asing seperti kassa, kapas, gunting, peralatan operasi dalam tubuh
pasien akibat tindakan pembedahan.
Cara mengukur indikator mutu ini adalah dengan menghitung jumlah pasien yang
dioperasi dalam waktu satu bulan dikurangi jumlah pasien yang mengalami tertinggalnya
benda asing dalam tubuh akibat operasi dalam satu bulan dibagi jumlah pasien yang
dioperasi dalam bulan tersebut x 100% = …..%. Standart yang telah ditetapkan oleh RS
PKU Muhammadiyah Sekapuk untuk indikator mutu ini adalah 100% tidak ada kejadian
tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah operasi.

Grafik 5.14. Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah operasi,
semester I tahun 2019
Dari tabel dan grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa pada semester I tahun 2019,
100% tidak ada kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah operasi, hal
ini sudah sesuai dengan standart yang telah ditetapkan oleh RS PKU Muhammadiyah
Sekapuk. Kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah tindakan operasi
adalah kejadian sentinel yang tidak boleh terjadi di suatu Rumah Sakit.

V.2.7. Komplikasi Anestesi Karena Overdosis, Reaksi Anestesi dan Salah Penempatan
endotracheal tube
Komplikasi anastesi adalah kejadian yang tidak diharapkan sebagai akibat
komplikasi anastesi antara lain karena over dosis, reaksi anantesi dan salah penempatan
endotracheal tube.
Cara menghitung angka kejadian komplikasi anestesi adalah dengan menghitung
jumlah pasien yang mengalami komplikasi anastesi dalam satu bulan dibagi jumlah
pasien yang dioperasi dalam bulan tersebut x 100% = …..%. Standart yang telah
ditetapkan oleh RS PKU Sekapuk untuk indikator ini adalah ≤ 6% kejadian komplikasi
dari seluruh tindakan operasi yang dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Sekapuk.

Grafik 5.15. Komplikasi anastesi, semester I tahun 2019


Dari tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa pada semester I tahun 2019 tidak ada
kejadian komplikasi anestesi yang dilaporkan dari IBS (0%), hal ini sudah sesuai dengan
standart yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sekapuk.
40
V.2.8. Kelengkapan Assesmen Preanestesi
Assessment preanestesi yang lengkap adalah form assessment preanestesi yang
telah diisi lengkap oleh dokter / assiestent anestesi sebelum dilakukan tidakan anestesi
pada pasien yang akan dilakukan operasi di Instalasi bedah sentral. Tujuan di ukurnya
kelengkapan asesmen pre anestesi adalah untuk mengetahui gambaran tanggung jawab
dokter/assistant dokter anestesi dalam kelengkapan pengisian assessment preanestesi
termasuk identitas pasien, prosedur operasi, persetujuan tindakan operasi, penandaan
lokasi operasi (jika dibutuhkan), perdarahan dan juga mesin anestesi.
Cara mengukur indikator mutu ini adalah dengan menghitung jumlah seluruh
form assessment preanestesi yang terisi lengkap dalam satu bulan dibagi jumlah pasien
operasi dalam bulan tersebut x 100% = …..%. standarat yang telah ditetapkan oleh RS
PKU Muhammadiyah Sekapuk untuk indikator mutu ini adalah 100% formulir asesmen
preanestesi terisi lengkap.

Grafik 5.16. Kelengkapan Assesmen preanestesi, semester I tahun 2019


Dari tabel dan grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa pada semester I tahun 2019
asesmen pre anestesi yang diisi lengkap oleh dokter / asisten anestesi adalah 100%, hal
ini sudah sesuai dengan standart yang telah ditetapkan oleh RS PKU Muhammadiyah
Sekapuk. Kecuali pada bulan Februari kelengkapan assesmen pre anestesi hanya 53%.
Asesmen anestesi yang diisi secara lengkap adalah gambaran kepedulian dokter anestesi
maupun esisten anestesi terhadap keselamatan pasien operasi. Dengan dilakukannya
asesmen secara lengkap, diharapkan kejaadian komplikasi anestesi tidak terjadi.

V.2.9. Kepatuhan Penandaan Lokasi Operasi yang Memiliki Dua Sisi dan Multiple Struktur
Kepatuhan penandaan lokasi operasi adalah penandaan lokasi operasi dengan
spidol permanen warna hitam atau warna merah (pada pasien berkulit hitam), dengan
tanda O dan inisial dari operator oleh dokter operator setelah menjelaskan tindakan
operasi dan tujuan penandaan. Kepatuhan penandaan lokasi operasi adalah gambaran
tanggung jawab dan kewaspadaan operator dalam melaksanakan fungsinya sebagai
penanggung jawab pelaksanaan kegiatan operasi.
Cara mengukur indikator mutu ini adalah dengan menghitung jumlah pasien yang
dilakukan penandaan lokasi operasi dalam satu bulan dibagi jumlah pasien yang dioperasi
dalam bulan tersebut x 100% = …..%. standart yang ditetapkan oleh RS PKU
Muhammadiyah Sekapuk untuk indikator mutu ini adalah 100% pasien yang dioperasi
(pada anggota tubuh yang memiliki dua sisi atau multiple structure) dilakukan penandaan
lokasi operasi sebelum induksi anestesi.

41
Grafik 5.17. Kepatuhan penandaan lokasi operasi, semester I tahun 2019
Dari tabel dan grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa kepatuhan penandaan lokasi
operasi (site marking) semester I tahun 2019 pada bulan Januari sangat rendah tidak
sesuai dengan standart yang telah ditetapkan sedangkan bulan Februari sampai Juni
adalah 100%, hal ini sudah sesuai dengan standart yang telah ditetapkan oleh RS PKU
Muhammadiyah Sekapuk. Sedangkan pada bulan Desember Kepatuhan penandaan lokasi
operasi menurun menjadi 74%. Kepatuhan dokter operator melakukan penandaan lokasi
operasi adalah gambaran kepedulian dokter operator terhadap keselamatan pasien Rumah
Sakit sehingga jika capaian indicator mutu ini tidak 100% berarti ada beberapa dokter
yang tidak melakukan penandaan lokasi operasi, hal ini sangat potensial untuk terjadi
Insiden Keselamatan Pasien (IKP).

V.2.10.Pasien Pasca Pembiusan Ditransfer dari Recovery Room IBS ke Ruang Rawat Inap
Sesuai dengan aldrete score
Pasien pasca pembiusan ditransfer dari Recovey Room ke ruang rawat inap
apabila nilai aldrete score > 8 untuk pasien dewasa dan > 5 untuk pasien anak pada
pasien dengan general anestesi dan nilai bromage score ≥2 pada pasien dengan spinal
anestesi. Dengan diukurnya indikator mutu ini dapat tergambar tanggungjawab dan
kecermatan monitoring pasien pasca bedah oleh tim anestesi / Recovery Room.
Cara mengukur indikator mutu ini adalah dengan menghitung jumlah pasien
operasi yang yang ditransfer dari Recovery Room ke ruang rawat inap sesuai dengan
aldrete score dan bromage score dibagi jumlah pasien operasi dalam bulan tersebut x
100% = …..%. Standart yang telah ditetapkan oleh RS Pku Muhammadiyah Sekapuk
untuk indikator mutu ini adalah 100% pasien pasca pembiusan ditransfer dari Recovery
Room sesuai dengan aldrete score.

Grafik 5.18. Pasien pasca pembiusan ditransfer dari RR ke ruang perawatan sesuai Aldrete Score,
semester I tahun 2019
Dari tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa pada semester I tahun 2019 100%
pasien pasca pembiusan ditransfer dari Recovery Room IBS ke ruang perawatan sesuai

42
dengan aldrete score, hal ini sudah sesuai dengan standart yang telah ditetapkan oleh RS
PKU Muhammadiyah Sekapuk.

V.3. LAPORAN PENCAPAIAN INDIKATOR MUTU POLIKLINIK SPESIALIS


V.3.1. Jam Buka Pelayanan
Jam buka pelayanan poliklinik spesialis didefinisikan sebagai Pelayanan rawat
jalan spesialistik sesuai dengan jadwal yang telah disepakati dan dipublikasikan. Jadwal
pelayanan rawat jalan spesialistik telah disepakati oleh Rumah Sakit dan dokter spesialis
yang bersangkutan dan telah dipublikasikan melalui brosur pelayanan Rumah Sakit,
Madding Rumah Sakit dan pada kesempatan – kesempatan yang lain.
Cara mengukur indikator mutu ini adalah dengan menghitung jumlah pelayanan
rawat jalan spesialistik yang buka sesuai jadwal dalam satu bulan dibagi jumlah seluruh
hari pelayanan rawat jalan spesialistik dalam bulan tersebut x 100% = ….. %. Target atau
standart yang telah ditetapkan RS PKU Muhammadiyah Sekapuk adalah 100% pelayanan
poliklinik spesialistik buka sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.

Grafik 5.19. Jam buka pelayanan poliklinik spesialis, semester I tahun 2019
Dari tabel dan grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa jam buka pelayanan
poliklinik spesialis sering tidak sesuai dengan standart yang telah ditetapkan, yang
seharusnya 100% poliklinik spesialis buka sesuai dengan jadwal, tapi hanya pada bulan
Januari dan Mei dapat memenuhi standart tersebut, artinya bahwa tidak semua poliklinik
spesialis buka pada waktu yang sesuai dengan jadwal yang telah dipublikasikan oleh RS
terhadap pelanggan dan masyarakat sekitar.

V.3.2. Dokter Pemberi Pelayanan di Poliklinik Spesialistik


Dokter pemberi pelayanan di poliklinik spesialistik seharusnya adalah dokter
spesialis, bukan dokter umum maupun tenaga medis lainnya seperti perawat ataupun
bidan. Cara mengukur indikator mutu ini adalah dengan menghitung jumlah pelayanan
rawat jalan spesialistik yang buka sesuai jadwal dalam satu bulan dibagi jumlah seluruh
hari pelayanan rawat jalan spesialistik dalam bulan tersebut x 100% = ….. %. Untuk
indikator mutu ini standart yang ditetapkan oleh Rumah Sakit adalah 100% pelayanan
poliklinik spesialistik dilayani oleh dokter spesialis.

43
Grafik 5.20. Pemberi pelayanan di Poliklinik spesialis, semester I tahun 2019
Dari tabel dan grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa pada semester I tahun 2019,
100% pemneri pelayanan di poliklinik spesialis adalah dokter spesialis, hal ini sudah
sesuai dengan standart yang telah ditetapkan oleh RS PKU Muhammadiyah Sekapuk.

V.3.3. Ketersediaan Pelayanan


Rumah Sakit harus bisa memberikan pelayanan spesialistik minimal kesehatan anak
(pediatrik), penyakit dalam (interna), kebidanan (obstetri dan ginekoligi) dan bedah.
Rumah
1. Spesialis penyakit dalam
2. Spesialis Anak
3. Spesialis Kandungan
4. Spesialis bedah umum
5. Spesialis Syaraf
6. Spesialis Jantung
7. Spesialis Orthopedi (bedah tulang)
8. Spesialis Paru
9. Spesialis THT – KL
10. Spesialis mata
11. Spesialis Radiologi
12. Spesialis Urologi
13. Spesialis Kulit dan Kelamin (mulai buka layanan pada bulan Juni 2019)
Yang artinya RS PKU Muhammdiyah Sekapuk sudah mampu memenuhi standart
pelayanan minimal sebuat Rumah Sakit, bahkan sudah jauh melebihi standart minimal
tersebut.
Judul indikator Mutu Target Capaian
Ketersediaan pelayanan Tersedia minimal 4 Tersedia 13 layanan
pelayanan spesialistik spesialistik
Tabel 5.4. ketersediaan pelayanan spesialistik, semester I tahun 2019
Dari penjabaran dan tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa indikator mutu
ketersediaan layanan spesialistik di RS PKU Muhammadiyah Sekapuk sudah sesuai
dengan standart, dan bahkan jauh lebih baik dari standart minimal yang telah ditetapkan
oleh kementrian kesehatan.

V.3.4. Waktu Tunggu di Instalasi Rawat Jalan


Waktu tunggu di Instalasi Rawat Jalan (IRJ) didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan
mulai pasien mendaftar sampai dilayani oleh dokter spesialis.
Cara mengukur indikator mutu ini adalah dengan menghitung jumlah kumulatif waktu
tunggu pasien rawat jalan yang disurvey dalam satu bulan dibagi jumlah seluruh pasien
rawat jalan yang disurvey dalam bulan tersebut. Dan strandart yang telah ditetapkan oleh
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sekapuk untuk waktu tunggu di rawat jalan adalah ≤
60 menit.

44
Grafik 5.21. waktu tunggu di IRJ, semester I tahun 2019
Dari tabel dan grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa waktu tunggu di poliklinik
spesialis pada tahun 2018 paling lama yaitu 35,63 menit dan paling cepat yaitu 21,73
menit, semuanya sudah sesuai dengan standarat yang telah ditetapkan oleh RS PKU
Muhammadiyah Sekapuk bahwa pasien menunggu di poliklinik spesiali harus ≤ 60
menit.

V.3.5. Kepuasan Pelanggan


Kepuasan pelanggan instalasi rawat jalan didefinisikan sebagai pernyataan puas
oleh pelanggan terhadap pelayanan yang di berikan pada saat survey. Cara mengukur
kepuasan pelanggan di instalasi rawat jalan adalah dengan menghitung jumlah seluruh
pelanggan yang menyatakan puas dalam survey dalam satu bulan dibagi jumlah seluruh
pelanggan instalasi rawat jalan yang di survey dalam bulan tersebut, dimana targetnya
adalah ≥ 70 % pelanggan Instalasi rawat jalan menyatakan puas dalam survey.

Grafik 5.22. Kepuasan pelanggan di IRJ, semester I tahun 2019


Dari tabel dan grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa kepuasan pelanggan rawat
jalan poliklinik spesialis pada semester I tahun 2019 trennya menurun. Tetapi masih
sesuai dengan standart yang telah ditetapkan oleh RS yaitu ≥ 70 %.

V.3.6. Pasien Rawat Jalan Tuberculosis yang Ditangani Dengan Strategi DOTS
Pasien rawat jalan tuberculosis yang ditangani dengan strategi DOTS
didefinisikan sebagai Penegakan diagnosis tuberculosis melalui pemeriksaan mikroskopis
pada pasien rawat jalan.
Cara mengukur indikator mutu ini adalah dengan menghitung jumlah penegakkan
diagnosis TB (Tuberculosis) melalui pemeriksaan mikroskopis TB di RS dalam 3 bulan
dibagi jumlah pasien rawat jalan yang didiagnosis TB di RS dalam 3 bulan x 100% =
….. %

Grafik 5.23. Pasien rawat jalan dengan TB yang ditangani dengan strategi DOTS, semester I tahun
2019
Dari tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa pasien rawat jalan TB yang ditangani
dengan strategi DOTS selama semester I tahun 2019 sudah sesuai dengan standart yang
45
telah ditetapkan oleh RS PKU Muhammadiyah Sekapuk yaitu 60% sedangkan capaian
kami paling rendah adalah 59% dan paling tinggi adalah 77%.

VI. LAPORAN KEUANGAN


Terlapir

VII. PENUTUP
Demikian laporan ini kami susun sebagai pertanggung jawaban kami kepada direktur,
besar harapan kami masukan untuk perbaikan di bidang pelayanan medis.

Kepala bidang Pelayanan Medis

dr. Nuaimatul Hani’ah

46
Lampiran:
REALISASI PENDAPATAN DAN PENGELUARAN DI INSTALASI IRJ TAHUN 2018
PENDAPATAN JUMLAH PENGELUARAN TAHUN 2018 JUMLAH
NO KLINIK 2018 PENDAPATAN
BHP Jasa Perawat Jasa Dokter PENGELUARAN BERSIH
554.754.50 664.825.00 140.730.00
1 Penyakit Dalam 805.555.000 88.336.000 21.734.500 0 0 0
116.161.00 136.793.00 28.552.00
2 pediatri 165.345.000 19.491.000 1.141.000 0 0 0
597.265.00 694.205.00 202.360.00
3 jantung 896.565.000 96.220.000 720.000 0 0 0
25.940.00 37.380.00 10.010.00
4 orthopedi 47.390.000 6.540.000 4.900.000 0 0 0
247.017.50 277.850.00 88.275.00
5 syaraf 366.125.000 4.415.000 26.417.500 0 0 0
63.240.00 75.380.00 16.710.00
6 paru 92.090.000 Rp 9.140.000 3.000.000 0 0 0
763.45 18.663.45 162.836.55
7 mata 181.500.000 17.725.000 175.000 0 0 0
64.240.00 74.050.00 16.755.00
8 THT 90.805.000 8.435.000 1.375.000 0 0 0
25.062.50 30.935.00 7.285.00
9 Bedah 38.220.000 4.810.000 1.062.500 0 0 0
9.612.50 12.175.00 2.760.00
10 Urologi 14.935.000 1.890.000 672.500 0 0 0
1.285.00 1.645.00 4.620.00
11 Gigi 6.265.000 360.000 0 0 0

              -
1.705.341.45 2.023.901.45 680.893.55
    2.704.795.000 257.362.000 61.198.000 0 0 0

47
REALISASI PENDAPATAN IGD TAHUN 2018
  Jml Pendapatan Jml Pendapatan
No Unit Pelayanan Tarif per BL per TH
2018 2018
1 UGD          
  A. PENDAPATAN PEMERIKSAAN          
4.
  a. Administrasi Periksa Pagi Rp 20.720.000 144 Rp 5.000 Rp 2.072.000 Rp 24.864.000
6.
  b. Administrasi Periksa Sore Rp 24.410.000 103 Rp 5.000 Rp 2.542.708 Rp 30.512.500
             
  B. PENDAPATAN UGD          
3.
  a. UGD Pagi Rp 74.620.000 245 Rp 20.000 Rp 7.462.000 Rp 89.544.000
5.
  b. UGD Sore Rp 119.860.000 993 Rp 20.000 Rp 11.986.000 Rp 143.832.000
             
  C. PENDAPATAN TINDAKAN RI UGD          

  a. Tindakan RI UGD Pagi Rp 20.251.500 587 Rp 34.500 Rp 2.025.150 Rp 24.301.800


1.
  b. Tindakan RI UGD Sore Rp 41.745.000 210 Rp 34.500 Rp 4.174.500 Rp 50.094.000
             
  D. PENDAPATAN VISUM          

  a. Visum Hidup Rp 840.000 21 Rp 40.000 Rp 84.000 Rp 1.008.000

  b. Visum Mati Rp 500.000 2 Rp 250.000 Rp 50.000 Rp 600.000


             
  E. PENDAPATAN TINDAKAN UGD          
  a. Tindakan Pagi       Rp 5.305.600 Rp 63.667.200
  - Tind, Medis Ringan Rp 28.475.000 1. 25.000 Rp 2.847.500 Rp 34.170.000

48
139

  - Tind, Medis Sedang Rp 10.281.000 298 34.500 Rp 1.028.100 Rp 12.337.200

  - Tind, Medis Berat Rp 14.300.000 286 50.000 Rp 1.430.000 Rp 17.160.000


  b. Tindakan Sore       Rp 3.505.800 Rp 42.066.600

  - Tind, Medis Ringan Rp 20.750.000 830 25.000 Rp 2.075.000 Rp 24.900.000

  - Tind, Medis Sedang Rp 8.908.000 262 34.500 Rp 890.800 Rp 10.689.600

  - Tind, Medis Berat Rp 5.400.000 108 50.000 Rp 540.000 Rp 6.480.000


             
  E. PENDAPATAN BHP          
  a. BHP Pagi Rp 42.995.000     Rp 4.299.500 Rp 51.594.000
1.
Rp 21.495.000
  BHP Ringan 433 Rp 15.000 Rp 2.149.500 Rp 25.794.000
Rp 12.900.000
  BHP Sedang 645 Rp 20.000 Rp 1.290.000 Rp 15.480.000
Rp 8.600.000
  BHP Berat 344 Rp 25.000 Rp 860.000 Rp 10.320.000
  b. BHP Sore Rp 47.350.000     Rp 47.350.000 Rp 56.820.000
2.
Rp 24.020.000
  BHP Ringan 402 Rp 10.000 Rp 2.402.000 Rp 28.824.000
1.
Rp 13.720.000
  BHP Sedang 372 Rp 10.000 Rp 1.372.000 Rp 16.464.000
Rp 9.610.000
  BHP Berat 961 Rp 10.000 Rp 961.000 Rp 11.532.000
             
  Total Pendapatan UGD Rp 481.405.500     Rp 90.857.258 Rp 578.903.300
3 UGD BPJS          
  A. PENDAPATAN PEMERIKSAAN          

49
  a. Administrasi Periksa Pagi Rp 2.380.000 476 Rp 5.000 Rp 238.000 Rp 2.856.000

  b. Administrasi Periksa Sore Rp 3.595.000 626 Rp 5.000 Rp 359.500 Rp 4.314.000


  B. PENDAPATAN UGD          

  a. UGD Pagi Rp 10.240.000 446 Rp 20.000 Rp 1.024.000 Rp 12.288.000

  b. UGD Sore Rp 13.620.000 593 Rp 20.000 Rp 1.362.000 Rp 16.344.000


  C. PENDAPATAN TINDAKAN RI UGD          

  a. Tindakan RI UGD Pagi Rp 23.701.500 598 Rp 34.500 Rp 2.370.150 Rp 28.441.800

  b. Tindakan RI UGD Sore Rp 38.157.000 962 Rp 34.500 Rp 3.815.700 Rp 45.788.400


  E. PENDAPATAN TINDAKAN UGD          
  a. Tindakan Pagi       Rp 136.000 Rp 1.632.000

  - Tind, Medis Ringan Rp 550.000 22 25.000 Rp 55.000 Rp 660.000

  - Tind, Medis Sedang Rp 510.000 15 34.500 Rp 51.000 Rp 612.000

  - Tind, Medis Berat Rp 300.000 6 50.000 Rp 30.000 Rp 360.000


  b. Tindakan Sore       Rp 132.700 Rp 1.592.400

  - Tind, Medis Ringan Rp 425.000 15 25.000 Rp 42.500 Rp 510.000

  - Tind, Medis Sedang Rp 552.000 14 34.500 Rp 55.200 Rp 662.400

  - Tind, Medis Berat Rp 350.000 7 50.000 Rp 35.000 Rp 420.000


  E. PENDAPATAN BHP          
  a. BHP Pagi Rp 18.850.000     Rp 1.885.000 Rp 22.560.000
  BHP Ringan Rp 9.675.000 6 Rp 15.000 Rp 967.500 Rp 11.610.000

50
45
Rp 5.800.000
  BHP Sedang 290 Rp 20.000 Rp 580.000 Rp 6.960.000
Rp 3.375.000
  BHP Berat 135 Rp 25.000 Rp 337.500 Rp 4.050.000
  b. BHP Sore Rp 27.100.000     Rp 2.710.000 Rp 32.520.000
1.
Rp 13.750.000
  BHP Ringan 375 Rp 10.000 Rp 1.375.000 Rp 16.500.000
Rp 7.850.000
  BHP Sedang 785 Rp 10.000 Rp 785.000 Rp 9.420.000
Rp 5.500.000
  BHP Berat 550 Rp 10.000 Rp 550.000 Rp 6.600.000
  G. PENDAPATAN ALAT          

  a. Pendapatan Alat Rp 1.435.000 41 Rp 35.000 Rp 143.500 Rp 1.722.000


  Total Pendapatan UGD Rp 141.756.500     Rp 14.176.550 Rp 170.058.600

51

Anda mungkin juga menyukai