Anda di halaman 1dari 57

TUGAS KEPERAWATA GAWAT DARURAT

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN INFARK


MIOKARD

Dosen Pengampu:

Ns. Mashudi S.Kep M.Kep

Disusun Oleh
Kelompok 3

Ratna Cahyani Putri Dwi Adha


PO71202200006 PO71202200018
Ngatini Wini Bertha
PO71202200009 PO71202200019

Titania Della Aprila Syafrita


PO71202200012 PO71202200021
Robiyanti Aminah
PO71202200014 PO71202200031
Evi El Akhiri Albaytie
PO71202200017

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


KEPERAWATAN POLTEKES KEMEN
KEMENKES
KES JAMBI
TAHUN 2020

1
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang..............................................................1
Tujuan…...................................................................................................................2
Rumusan Masalah....................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Definisi..........................................................................4
Et io lo gi .............
....................
..............
.............
.............
..............
..............
.............
.............
..............
..............
.............
.............
.......................
.....................5
.....5
Klasifikasi.................................................................7
Patofisiologi............................................................................................................10
Tanda dan Gejala.....................................................................................................10
Komplikasi…..........................................................................................................11
Pemeriksaan Penunjang..........................................................................................11
Penatalaksanaan......................................................................................................11
Sangsi Hukum Terhadap Tindakan Aborsi….........................................................14

BAB III KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian Keperawatan..............................................15
Pemeriksaan Fisik…................................................................................................16
Pemerik
Pemeriksaan
saan Penunjang................................................
Penunjang................................................17
17
Diagnosa
Diagnosa Keperawa
Keperawatan.................................................17
tan.................................................17
Rencana Tindakan…...................................................17

BAB IV PENUTUP
Kesimpulan...............................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

Pendahuluan

A. Lata
Latarr Bela
Belaka
kang
ng

3
Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit yang paling banyak menyebabkan
kematian di seluruh dunia. Sekitar 17.5 juta orang meninggal pada tahun 2012 oleh
karena penyakit kardiovaskular, mewakili sekitar 31% kematian di seluruh dunia. Dari
jumlah tersebut sekitar 7.4 juta orang meninggal karena penyakit jantung koroner (WHO,
2016).
Menurut Riskesdas Tahun 2013 di Indonesia pada tahun 2013 terdapat sekitar
1.5% dari penduduk yang terdiagnosis atau menderita gejala penyakit jantung koroner.
Salah satu spektrum dari sindrom koroner akut adalah infark miokard. Infark miokard
memilikin definisi suatu kematian irreversible dari otot jantung akibat dari iskemia yang
berkepanjangan. Infark miokard biasanya ditandai dengan nyeri di dada, kelelahan, dan
malais
mal aise.
e. Untuk
Untuk mendia
mendiagnos
gnosis
is secara
secara klinis
klinis infark
infark miokar
miokardd diguna
digunakan
kan pemeri
pemeriksa
ksaan
an
Elektrokar
Elekt rokardiogra
diogram
m (EKG),
(EKG), pemeriksaa
pemeriksaann laboratori
laboratorium
um dan cardiac
cardiac imaging
imaging (Zafari
(Zafari A.
Myocardial Infarction. Medscape, 2015).
Menurut Schreiber D. Cardiac Markers dalam Medscape 2015 menjelaskan bahwa
salah
salah satu
satu pemeri
pemeriksa
ksaan
an labora
laborator
torium
ium dari
dari infark
infark miokar
miokard
d adalah
adalah pemeri
pemeriksa
ksaan
an kadar
kadar
Creatine Kinase MB (CKMB). CKMB adalah isoenzim yang banyak terdapat pada otot
jantung. Jika terjadi kerusakan pada otot jantung kadar CKMB dalam darah akan
meningkat. Hal ini menjadikan CKMB spesifik dan sensitif dalam mendeteksi kerusakan
otot jantung. CKMB memiliki waktu paruh pendek dan kembali kadar awal dalam waktu
48 jam setelah infark miokard akut yang menjadikan CKMB digunakan sebagai penanda
untuk reinfarction dalam 2 hubungannya dengan nyeri dada klinis dan perubahan EKG
setelah 18 jam dari awal infark miokard.
Infark
Infark miokar
miokard
d paling
paling banyak
banyak dideri
diderita
ta di negara
negara yang
yang sedang
sedang berkem
berkemban
bang.
g.
Dengan menurunnya angka kejadian penyakit infeksi, meningkatnya perekonomian, dan
berubahnya gaya hidup akan meningkatkan masyarakat yang mengalami aterosklerosis.
Ateros
Ate roskle
kleros
rosis
is ini menjad
menjadii penyeba
penyebab
b yang
yang paling
paling sering
sering dari
dari infark
infark miokar
miokard.
d. Pada
ateros
ateroskle
kleros
rosis,
is, terdapa
terdapatt trombu
trombuss yang menyum
menyumbatbat arteri
arteri koroner
koroner jantun
jantung
g dimana
dimana hal
terseb
tersebut
ut akan mengak
mengakibaibatka
tkan
n penurun
penurunan
an suplai
suplai darah
darah ke otot-o
otot-otot
tot jantun
jantung.
g. Deng
Dengan
an
penurunan suplai darah selanjutnya otot-otot jantung akan mengalami iskemia yang jika
terjad
terjadii berkepa
berkepanja
njangan
ngan akan
akan menyeba
menyebabkan
bkan infark
infark miokar
miokard.d. Mes
Meskip
kipun
un iskemi
iskemiaa yang
berkepanjangan pada otot jantung akan mengakibatkan infark miokard, terdapat suatu

mekanisme mengenai suatu iskemia yang dapat melindungi otot jantung dari kematian
yaitu ischemic preconditioning (IPC) (Zafari A. Myocardial Infarction. Medscape, 2015).

B. Tujuan
C. Manfaat

BAB II
Konsep Teoritis
1) Definisi
Akut Miokard Infark (AMI) adalah suatu keadaan kematian jaringan otot jantung
akibat
akibat ketida
ketidakse
kseimb
imbanga
angann antara
antara kebutu
kebutuhan
han dan suplai
suplai oksige
oksigenn yang ter
terjad
jadii secara
secara
menda
me ndadadak.
k. Pe
Peny
nyeba
ebabb pa
pali
ling
ng seseri
ring
ng adala
adalah
h ad
adan
anya
ya su
sumb
mbat
atan
an pepemb
mbul
uluh
uh ja jant
ntun
ung,
g,
sehingga terjadi gangguan aliran darah yang diawali dengan hipoksia miokard (Setianto,
et.al., 2003; dalam Kasron 2012).
Akut Miokard Infark (AMI) didefinisikan sebagai nekrosis miokardium yang
diseba
disebabkan
bkan oleh
oleh tidak
tidak adekuat
adekuatnya
nya pasoka
pasokann darah
darah akibat
akibat sumbat
sumbatanan akut pada art arteri
eri
koroner. Sumbatan ini sebagian besar disebabkan oleh rupture flak flak ateroma pada arteri
korone
kor onerr yang kemudi
kemudianan diikut
diikutii oleh
oleh terjad
terjadiny
inyaa thromb
thrombosi
osis,
s, vasokon
vasokontri
triksi
ksi,, reaksi
reaksi
inflamasi dan mikroembolisasi distal (Arif Muttaqin, 2009; dalam Wijaya dan Putri,
2013).
Akut
kut Miok
Miokar ard
d Infar
nfarkk adal
adalah
ah nekr
kro
osis daerah mi miok
okar
ardi
dial
al yan
yangg biasan
biasanya
ya
disebabkan oleh suplai darah yang terhambat atau berhenti terlalu lama dan manifestasi
klinis pertama adalah iskemia jantung, atau adanya riwayat angina pectoris (Sunaryo,
2015).

2) Klas
Klasif
ifik
ikas
asii
Menurut Rendi dan Margareth, (2012), jenis-jenis miokard infark terbagi menjadi
2 (dua) yaitu:
a. Miok
Miokarard
d infar
infarkk subend
subendoka
okard
rdia
iall
Daerah subendokardial merupakan daerah miokard yang amat peka terhadap
iskemia dan infark. Miokard infark subendokardial terjadi akibat aliran darah
subendo
sub endokarkardia
diall yang relati
relatiff menuru
menurun n dalam
dalam waktu
waktu lama
lama sebaga
sebagaii akibat
akibat
perubaha derajat penyempitan arteri koroner atau dicetuskan oleh kondisi-
kondis
kon disii sepert
sepertii hipote
hipotensi
nsi,, perdar
perdaraha
ahan,
n, hip
hipoks
oksia.
ia. Deraja
Derajatt nekros
nekrosis
is dapat
dapat
bertambah bila disertai peningkatan kebutuhan oksigen miokard misalnya
akibat takikardia atau hipertrofi ventrikel.
b. Miokard infark transmural
Pada lebih daridari 90% pasien miokard
miokard infark
infark transmural
transmural berkaitan
berkaitan dengan
thrombosis
throm bosis koroner. Trombosis
Trombosis sering
sering terjadi
terjadi di daerah
daerah yang mengalami
penyempitan arterioskleorotik. Penyebab lain lebih jarang ditemukan,
termasuk disini misalnya perdarahan dalam plague arterioskleorotik dengan
hematom intramu amural, spa passme yang umumnya terjadi ditempat
arterioskleorotik yang emboli koroner.
Miokard
Mioka rd infark dapat terjadi
terjadi walau pembuluh
pembuluh koroner normal
normal,, tetapi
tetapi hal ini

amat jarang.

Menurut Morton, 2012 (dikutip dalam Nurafif & Kusuma, 2015) yang termasuk didalam
Akut miokard infark :
1. Angina pectoris
Angina pectoris adalah istilah
istilah yang digunakan untuk menggambarkan
menggambarkan nyeri
dada atau ketidaknyamanan yang disebabkan oleh penyakit arteri koronari,
pasien dapat menggambarkan sensasi seperti tekanan, rasa penuh, diremas,
berat atau nyeri. Angina pictoris disebabkan oleh iskemia myocardium
revers
reversibl
iblee dan sementara
sementara yang dicetuskan
dicetuskan oleh ketidaksei
ketidakseimbangan
mbangan antara
kebutuhan oksigen myocardium dan suplai oksigen myocardium yang berasal
dari penyempitan arterosklerosis arteri koroner.

Klasifikasi angina :
a) Angina stabil (dikenal sebagai angina stabil kronis, angina pasif, atau
angina ekssersional). Nyeri yang dapat diprediksi, nyeri terjadi pada
saatt aktivi
saa aktivitas
tas fisik
fisik atau
atau str
stress
ess emosion
emosionalal dan berkuran
berkurangg dengan
dengan
istirahat atau nitrogliserin.
n itrogliserin.
b) Angina tidaktidak ststabi
abill juga
juga didise
sebu
butt angin
anginaa pr
pra-
a-in
infa
fark
rk at
atau
au angin
anginaa
kresen
kre sendo
do yang
yang mengac
mengacu u pada
pada nyeri
nyeri dada
dada jantun
jantungg yan
yangg biasan
biasanyaya
terjadi pada saat istirahat.
c) Angina var varian
ian yang
yang juga
juga dikena
dikenall sebaga
sebagaii angina
angina prinzm
prinzmeta
etall atau
atau

angina vasospatik, adalah bentuk angina tidak stabil.


2. Akut Miokard Infark tanpa elevasi ST (NSTEMI), disebabkan oleh
penurunan suplai oksigen
oksigen dan atau peningkatan kebut kebutuhan
uhan oksigen
miokard yang diperberat oleh obstruksi koroner.
3. Akut
Akut Mioka
Miokardrd Infa
Infark
rk de
deng
ngan
an el
eleva
evasi
si ST (STE
(STEMI MI),
), umum
umumnynyaa te
terj
rjad
adii ji
jika
ka
aliran dalam koroner menurun secara mendadak setelah oklusi trombus pada
plak aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya . Ini disebabkan k karena
arena injuri
ya
yang
ng dise
diseba
babka
bkann oleh
oleh fa
fakt
ktor
or-f
-fakt
aktor
or se
sepe
pert
rtii mero
merokok
kok,, hi
hipe
pert
rten
ensi
si,, da
dann
akumulasi lipid. Penyebabnya dapat karena penyempitan kritis arteri koroner
akibat
aki bat artero
arteroskl
sklero
erosis
sis atau
atau oklusi
oklusi arteri
arteri komple
komplett akibat
akibat embolu
emboluss atauatau
thrombus.
throm bus. Penurunan aliran darah koroner dapat juga disebabkan
disebabkan oleh syok
dan hemoragi. Pada setiap kasus terdapat ketidakseimbangan antara suplai

dan kebutuhan oksigen miokard (Rendi dan Margareth, 2012).

Menurut (Murwani, 2011) ada beberapa penyebab lain terjadinya AMI yaitu:
i. Sindro
Sindromama klasik
klasik : ssumb
umbata
atann total
total yang ter
terjad
jadii secar
secaraa tiba-
tiba-tib
tibaa pada
pada
arteri.
ii.
ii. Koro
Koronanari
riaa bes
besar
ar oleh
oleh thro
thromb
mbososis
is..
iii.
iii. Hi
Hiper
perkho
khole
lest
ster
erol
olem
emiaia at
atau
au meni
meningngkat
katnya
nya

kadar kolesterol dalam pembuluh darah.


Secara garis besar terdapar dua jenis faktor resiko bagi
ba gi setiap orang untuk
terkena AMI, yaitu faktor resiko yang bisa dimodifikasi dan faktor resiko yang
tidak bisa dimodifikasi (Kasron, 2012)
i. Fa
Fakt
ktor
or re
resi
siko
ko ya
yang
ng da
dapa
patt dimo
dimodi
difi
fika
kasi
si
Merupakan faktor resiko yang bisa dikendalikan sehingga dengan intervensi
tertentu maka bisa dihilangkan. Yang termasuk dalam kelompok ini
diantaranya:
A. Merokok
B. Konsumsi Alkohol
C. Infeksi
D. Hipertensi sistemik
E. Obesitas
F. Kurang olahraga
G. Penyakit Diabetes

ii.
ii. Fa
Fakt
ktor
or re
resi
siko
ko ya
yang
ng tida
tidak
k dap
dapat
at dim
dimod
odif
ifik
ikas
asii
Merupaka faktor yang tidak bisa dirubah atau dikendalikan, yaitu
diantaranya:
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Riwa
Riwaya
yatt ke
kelu
luar
arga
ga
d. RAS

e. Geografi
f. Ti
Tipe
pe kepr
kepriibadi
badian
an
g. Kel
Kelas sosi
osial

3) Pato
Patofi
fisi
siol
olog
ogis
is
Akut Miokard
Miokard Infark sering
sering terjadi pada orang yang memiliki
memiliki satu atau lebih
faktor resiko seperti merokok, obesitas,
obesitas, hipertensi
hipertensi dan lain-lain.
lain-lain. Faktor ini disertai
disertai
dengan
deng an proses
proses kimia
kimiawi
wi terbent
terbentukny
uknyaa lipopr
lipoprote
otein
in di tunika
tunika intim
intimaa yang dapat
dapat
menyebabkan
menyeba bkan interaksi
interaksi fibrin
fibrin dan patelet
patelet sehingg
sehinggaa menimbu
menimbulkan
lkan cedera endotel
pembuluh darah koroner. Interaksi tersebut menyebabkan invasi dan akumulasi lipid
yang akan membentuk plak fibrosa. Timbunan plak menimbulkan lesi komplikata
yang dapat
dapat menimbulka
menimbulkan n tekanan
tekanan pada pembuluh
pembuluh darah
darah dan apabila
apabila ruptur
ruptur dapat

terjadi trombus. Trombus yang dapat menyumbat pembuluh darah menyebabkan


aliran
aliran darah berkurang
berkurang sehingga suplai oksigen
oksigen yang diangkut
diangkut darah ke jaringan
jaringan
miokardium berkurang yang berakibat penumpukan asam laktat. Asam laktat yang
meningkat
mening kat menyebabkan nyeri dan perubahan pH endokardium
endokardium yang menyebabkan
menyebabkan
perubahan elektrofisiologi endokardium, yang pada akhirnya menyebabkan

perubahan sistem konduksi jantung sehingga jantung mengalami distritmia.


Iskemik yang berlangsung lebih dari 30 menit menyebabkan kerusakan otot jantung
yang ireversibel dan kematian otot jantung (infark) (Aspiani, 2015).
AMI terjadi ketika kekurangan oksigen yang terjadi berlangsung cukup lama
yaitu
yai tu le
lebi
bih
h dadari
ri 30-
30-45
45 meni
menitt sesehi
hing
ngga
ga meny
menyeb ebabk
abkan
an kekeru
rusa
saka
kan
n seselu
lule
lerr ya
yang
ng
ireversibel. Bagi
Bagian
an jajant
ntun
ungg yang
yang teterk
rkena
ena in infa
fark
rk ak
akan
an berhe
berhent
ntii be
berk
rkont
ontra
raks
ksii
selama
selamanya.
nya. Kekura
Kekuranga
ngan n oksige
oksigenn yang
yang terterjad
jadii paling
paling banyak
banyak disebab
disebabkan
kan oleh
oleh
penyakit arteri koroner atau corona coronaryry artery
artery disiese
disiese (CA
(CAD).
D). Pada
Pada penyaki
penyakitt ini
terdapat materi lemak ( plaque
plaque)) yang telah terbentuk dalam beberapa tahun di dalam
lumen
lum en arteri
arteri koronar
koronarii (arter
(arterii yang mensup
mensuplai lai darah
darah dan oksige
oksigenn pada jantun
jantung).
g).
Plaque dapat ruptruptur
uree seh
sehing
ingga
ga menyeba
menyebabkabkann ter
terbent
bentukny
uknyaa bekuan
bekuan darah
darah pada
permukaan plaque. Jika bekuan menjadi cukup besar, maka bisa menghambat aliran
darah baik total maupun sebagian pada arteri koroner (Kasron, 2012).

4) Tand
Tanda addan
an Geja
Gejala
la
Keluhan yang khas ialah nyeri dada retrosternal, seperti diremas- remas,
ditekan, ditusuk, panas atau tertindih barang berat. Nyeri dapat menjalar ke lengan
(umumnya kiri), bahu, leher, rahang bahkan ke punggung dan epigastrium. Nyeri
berlangsung lebih lama dari angina pektoris dan tak responsif terhadap nitrogliserin.
Kadang-kadang, terutama pada pasien diabetes dan orang tua, tidak ditemukan nyeri
sama sekali. Nyeri dapat disertai perasaan mual, muntah, sesak, pusing, keringat
dingin, berdebar-debar atau sinkope. Pasien sering tampak ketakutan. Walaupun
AMI dapat merupakan manifestasi pertama peyakit jantung koroner namun bila
anamnesis dilakukan teliti hal ini sering sebenarnya sudah didahului keluhan-keluha
angina, perasaan tidak enak di dada atau epigastrium (Kasron, 2012).

Menurut Kasron (2012) tanda dan gejala Akut Miokard Infark (TRIAGE
AMI) adalah :
1. Klinis
a. Nyeri dada yang terjadi
terjadi secara mendadak
mendadak dan terus-mener
terus-menerus
us tidak
tidak mereda,
mereda,
biasanya di atas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini
merupakan gejala utama.
b. Keparahan nyeri dapat meningkat secara menetap sampai nyeri tidak
tertahankan lagi.
c. Nyeri tersebut
tersebut sangat
sangat sakit,
sakit, seperti
seperti tertusu
tertusuk-tus
k-tusuk
uk yang dapat menjalar
menjalar ke
bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
d. Nyeri mulai secara
secara spontan
spontan (tidak
(tidak terjadi
terjadi setelah
setelah kegiatan
kegiatan atau
atau gangguan
gangguan
emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang
dengan bantuan istirahat atau nitrogliserin (NGT).
e. Nyeri
Nyeri dapat
dapat menj
menjala
alarr ke arah
arah raha
rahang
ng dan
dan leher.
leher.

f. Nyeri sering
sering diserta
disertaii dengan
dengan sesak
sesak nafas,
nafas, pucat, dingin,
dingin, diafores
diaforesis
is berat,
berat,
pening atau kepala terasa melanyang dan mual muntah.
g. Pasien
Pasien dengan
dengan diabetes
diabetes melitus
melitus tidak
tidak akan
akan mengalam
mengalamii nyeri
nyeri yang
yang hebat
karena neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor
(menumpulkan pengalaman nyeri).
2. Laboratorium
Pemeriksaan Enzim jantung
A. CPK-MB
CPK-MB//CPK (Creatine Phosphokinase),
Phosphokinase) , Isoenzim yang ditemukan pada
otot jantung meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam,
kembali normal dalam 36-48 jam.
B. LDH/HBDH (Laktat Dehidrogenase),
Dehidrogenase), Meningkat dalam 12-24 jam dan
memakan waktu lama untuk kembali
kembali normal.
C. AST/SGOT (Serum Glutamic Oxsalotransamine Test), Test), Meningkat (kurang
nyata atau khusus) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak dalam 24 jam,
kembali normal dalam 3 atau 4 hari.
3. EKG (Electrocardiogram)
Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T tinggi
dan simetris. Setelah ini terdapat elevasi segmen ST. Perubahan
Pe rubahan yang terjadi
kemudian ialah adanya gelombang Q atau QS yang menandakan adanya
kematian jaringan.
20

5) Kompliklikasi
Komplikasi yang terjadi pada penyakit Infark miokard akut antara lain (Rendi dan
Margareth, 2012):
• Gaga
Gagall ja
jant
ntun
ung
g kon
konge
gessti
• Syok ka
kardiogenik
• Disf
Disfun
ungs
gsii otot
otot pa
papi
pila
lari
riss
• Def
Defek sekt
sektum
um vent
ventri
rike
kell
• Ruptura jantung
• Aneurisma venventrike
kell
• Tromboembolisme
• Perikarditis
• Aritmia

6) Pena
Penakt
ktal
alak
aksa
sana
naan
an
Prinsip umum penatalaksanaan AMI menurut (Kasron, 2012):
1. Diagnos
Diagnosaa
Berdasarkan riwayat penyakit dan keluhan/tanda-tanda EKG awal tidak
menentukan, hanya 24-60% dari AMI ditemukan dengan EKG awal yang
menunjukan luka akut (Acute injury).
2. Diet makanan lunak atau sering serta
serta redah garam (bila ada gagal jant
jantung).
ung).
3. Terapi
Terapi Oksigen
Oksigen
a. Hipoksia menimbulkan metabolisme
metabolisme anaerob dan metabolik
metabolik asidosis, yang
menurunkan afektifitas obat-obatan dan terapi elektrik (DC shock).
b. Pemberian oksigen menurunkan perluasan daerah iskemik.
c. Penolong harus siap dengan bantuan penafasan bila diperlukan.
d. Monitor
Monitor EKG
EKG
Kejadian VF sangat tinggi pada beberapa jam pertama AMI. Penyebab utama
kematian beberapa jam pertama AMI adalah aritmia jantung 3. Elevasi segmen
ST > atau = 0,1 Mv pada 2 atau lebih hantaran dari area yang terserang
(anterior, lateral, inferior), merupakan indikasi adanya serangan miokard akut.
e. Pemberian
Pemberian obat
Obat-obatan yang digunakan pada pasien AMI diantaranya:
a. Obat-obatan
Obat-obatan trombolitik
trombolitik
Obat-obatan ini ditujukan
Obat-obatan ditujukan untuk memperbai
memperbaikiki kembali aliran
aliran pembuluh
darah koroner, sehingga referfusi dapat mencegah kerusakan miokard lebih
lanjut
lanjut.. Obat-o
Obat-obat
bat ini diguna
digunakan
kan untuk
untuk mel
melaru
arutka
tkan
n bekuan
bekuan darah
darah yang
yang
mnyumbat
mnyum bat arteri
arteri koroner.
koroner. Waktu
Waktu paling efektif
efektif pemberianya
pemberianya adalah 1 jam
setelah timbul gejala pertama dan tidak boleh lebih dari 12 jam paska
serangan.
serangan. Selain
Selain itu tidak
tidak boleh diberikan
diberikan pada pasien
pasien di atas 75 tahun
tahun

21

contohnya adalah streptokinase.


b. Beta blocker
Obat-obatan ini menurunkan beban kerja jantung. Bisa juga digunakan
untuk mengurangi nyeri dada atau ketidaknyamanan dan juga mencegah
se
sera
rang
ngan
an jajant
ntun
ungg ta
tamb
mbah
ahan
an.. Beta
Beta blbloc
ocke
kerr ju
juga
ga di digu
guna
naka
kan
n ununtu
tuk
k
memperbaiki
mempe rbaiki aritmi
aritmia.
a. Terdapat 2 jenis
jenis yaitu cardioselective (metoprolol,
atenolol, dan acbutol) dan non-cardioselective
non-cardioselective (propanolol, pindolol, dan
nadolol)..
nadolol)
Anginotensin-Converting Enzyme (AACE (AACE)) Inhibitor
Inhibitorss Obat-obatan
Obat-obatan ini
menurunkan tekanan darah dan mengurangi cedera pada otot jantung. Obat
ini
ini juga
juga da
dapat
pat digun
digunak
akan
an un
untu
tuk
k memp
mempererla
lamb
mbat
at kelem
kelemahahan
an pa
pada
da ot
otot
ot
jantung. Misalnya: captropil.
c. Obat-obatan
Obat-obatan antikoagulan
antikoagulan
Obat-obatan ini mengencerkan darah dan mencegah pembentukan bekuan
darah arteri. Misalnya: heparin dan enoksaparin.
d. Obat-obatan
Obat-obatan antiplatel
antiplatelet
et
Obat-obatan ini (misal aspirin dan clopidogrel) menghentikan platelet
untuk membentuk bekuan yang tidak diinginkan.
7) Peme
Pemerik
riksaa
saann penu
penunja
njang
ng
Menurut (Kasron, 2012) penegakan diagnosa serangan jantung berdasarkan gejala,
riwayat kesehatan pribadi dan keluarga, serta hasil test diagnotik.
f. EKG (Elect
(Electrocar
rocardiogram
diogram))
Pada EKG 12 lead, jaringan iskemik tetapi masih berfungsi akan menghasilkan
perubahan gelombang T, menyebabkan inervasi saat aliran listrik diarahkan
menjauh dari jaringan iskemik, lebih serius lagi, jaringan iskemik akan mengubah
segmen ST menyebabkan
menyebabkan depresi ST. Pada infark miokard yang mati tidak
mengkonduksi listrik dan gagal. untuk repolarisasi secara normal, mengakibatkan

elevasi segmen ST. Saat nekrosis terbentuk, dengan penyembuhan cicin iskemik
disekitar area nekrotik, gelombang Q terbentuk. Area nekrotik adalah jaringan
parut yang tak aktif secara elektrikal, tetapi zona nekrotik akan menggambarkan
perubahan gelombang T saat iskemik terjadi lagi. Pada awal infark miokard,
elevasi ST disertai dengan gelombang T tinggi. Selama berjam-jam atau berhari-
hari berikutnya, gelombang T membalik. Sesuai dengan umur infark miokard,
gelombang Q menetap dan segmen ST kembali normal.
g. Tes laboratoriu
laboratorium
m darah
 Kreatinin pospokinase (CKP)
 LDH (Laktat Dehidrogenisasi)
 Troponin T dan I
 Elektrolit
 Leukosit

22

 Kolesterol atau Trigliserida


 GDA
• Te
Tess Rad
Radio
iolo
logi
giss

1) Coro
Corona
naryry angi
angiog
ogra
raph
phy
y
2) Foto dada
3) Pencitr
Pencitraan
aan darah
darah jantun
jantungg (MUG
(MUGA) A)
4) Angi
Angiog
ograrafi
fi ko
koro
rone
nerr
5) Digita
Digitall ssubt
ubtrak
raksio
sionn angio
angiogra
grafi
fi (PSA)
(PSA)
6) Nuklea
Nuklearr Magnet
Magnetikik Res
Resonan
onance
ce (NMR
(NMR))
23

BAB III
KONSEP KEPERAWATAN

1) Asuhan
Asuhan Kepera
Keperawata
watan
n pada
pada Klien
Klien Akut Miokard
Miokard Infak

1. Pengkaj
ajiian

Pengkajian adalah pemikiran dasar yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi


atau data
data tentan
tentang
g klien,
klien, agar
agar dapat
dapat mengid
mengident
entifik
ifikasi,
asi, mengen
mengenal
al masalah
masalah-mas
-masalah
alah
kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan
(Dermawan, 2012). Menurut Muttaqin, 2009 pengkajian pada pasien infark miokard
adalah :
1. Kelu
Keluh
han Utam
Utamaa
Keluhan utama biasanya nyeri dada, perasaan sulit bernafas, dan pingsan.
2. RiRiwa
waya
yatt Pen
Penya
yaki
kitt Saat
Saat Ini
Ini
Pengkajian penyakit saat ini yang mendukung keluhan utama dilakukan dengan
mengajukan serangkaian pertanyaan mengenai nyeri dada pada klien secara
PQRST yang meliputi :
a. Provoking Incident : Nyeri setelah beraktivitas dan tidak berkurang dengan
istirahat dan setelah diberikan nitrogliserin.
b. Quality of Paint : Seperti apa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien.
Sifat nyeri dapat seperti tertekan, diperas atau diremas.
c. Region Radiation, Relief
Relief : Lokasi nyeri didaerah substernal atau nyeri diatas
perikardium. Penyebaran nyeri dapat meluas hinggahingga area dada. Dapat terjadi
nyeri dan ketidakmampuan menggerakkan bahu dan tangan.
d. Severity (Scale)of Paint Klien ditanya dengan menggunakan rentang 0-4 atau
0-10 (visual
(visual analogue scale – VAS) dan klien akan menilai berapa berat nyeri
yang dirasakan. Biasanya pada saat angina terjadi, skala nyeri berkisar antara 3-
4 (skala 0-4) atau 7-9 (skala 0-10).
e. Time : Sifat mulai timbulnya (onset
( onset). Biasanya gejala nyeri timbul mendadak
Lama timbulnya (durasi) nyeri dada umumnya dikeluhkan lebih dari 15 menit.
Nyeri oleh infark miokard dapat timbul padapada waktu istirahat, nyeri biasanya
dirasakan lebih berat dan berlangsung lebih lama.
3. Ri
Riwa
waya
yatt Pen
Penya
yaki
kitt Dahu
Dahulu
lu
Tanyakan mengenai obat-obatan yang biasa diminum oleh klien pada masa lalu
yang masih relevan dengan obat-obat antiangina seperti nitrat dan penghambat
beta serta obat-obatan antihipertensi. Catat adanya efek samping yang terjadi
dimasa lalu, alergi obat, dan reaksi alergi yang timbul.
4. Riwa
Riwayayatt Kelu
Keluar
arga
ga
Perawat senantiasa harus menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami oleh
keluarga, anggota keluarga yang meninggal, dan penyebab kematian. Penyakit
jantung iskemik pada orang tua yang timbulnya pada usia muda merupakan faktor
resiko utama terjadinya 5.
penyakit
Riwayajantung
Riwayat t Pekeiskemik
Pekerjaa
rjaan danpada
n dan Polakeurunannya.
Pola Hidup
Hidup
Perawat menanyakan situasi tempat bekerja dan lingkunyannya. Demikian pula
dengan
dengan kebiasaan
kebiasaan sosial dengan menanyakan
menanyakan kebiasaan
kebiasaan dan pola hidup
hidup misalnya
misalnya
minum alkohol atau obat tertentu.
6. Pengk
Pengkajian
ajian Psikososial
Psikososial
Perubahan integritas ego terjadi bila klien menyangkal, takut mati, perasaan ajal
sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan yang tak perlu, kuatir tentang

24

keluarga, pekerjaan dan keuangan.


7. Pemeri
Pemeriksaan
ksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Pada pemeriksaan keadaan umum, klien AMI biasanya baik atau compos
mentis (CM) dan akan berubah sesuai tingkat gangguan yang melibatkan
perfusi sistem saraf pusat.
b. Breathing
Klien terlihat sesak, frekuensi nafas melebihi normal dan mengeluh sesak
napas seperti tercekik. Hal ini terjadi karena terdapat kegagalan peningkatan
curah jantung oleh ventrikel kiri pada saat melakukan kegiatan fisik.
c. Blood
• Inspeksi
Inspeksi : Inspeksi
Inspeksi adany
adanyaa jaringan
jaringan parut pada dada klien.
klien.
Keluhan lokasi nyeri biasanya didaerah substernal atau nyeri diatas
perikardium Penyebaran nyrei dapat meluas didada
• PaPalp
lpas
asii : Deny
Denyut
ut nad
nadii peri
perife
ferr mele
melema
mah.h. Thrill pada AMI tanpa
komplikasi bisanya tidak ditemukan.
• Auskul
Auskultasi
tasi : Tekan
Tekanan
an darah
darah biasan
biasanya
ya menu
menurun
run akibat
akibat penuru
penurunan
nan

volume sekuncup yang disebabkan AMI. Bunyi jantung tambahan


akibat kelainan katup biasanya tidak ditemukan pada AMI tanpa
komplikas
• Perk
Perkus
usii : Bata
Batarr jant
jantun
ung
g tida
tidak
k meng
mengal
alam
amii pe
perg
rgese
eseran
ran
d. Brain
Kesadaran
Kesada ran umum
umum klien
klien biasan
biasanya
ya CM. Tidak
Tidak ditemu
ditemukankan sianosi
sianosiss perifer
perifer..
Pengka
Pen gkajia
jian
n objekt
objektif
if klien,
klien, yaitu
yaitu wajah
wajah mering
meringis,
is, peruba
perubahan
han postur
postur tubuh
tubuh,,
menangis, merintih, menegang adanya nyeri dadi akibat a kibat infark pada miokard.
e. Bladder
Pengukura
Peng ukurann volume
volume output
output urine berhubungan
berhubungan dengan
dengan intake
intake cairan klien.
Oleh karena itu perawat perlu monitor adanya oliguria pada klien dengan AMI
karena merupakan tanda awal syok kardiogenik.
f. Bowel
Klie
Klienn bias
biasan
anya
ya meng
mengalalam
amii mual
mual dadann munt
muntahah.. Pa
Pada
da papalp
lpas
asii ab
abdo
dome
menn
ditemukan nyeri tekan pada kepada keempat kuadran, penurunan peristaltik
usus yang merupakan tanda utama AMI.
g. Bone
Akti
Ak tivi
vitas
tas klie
klien
n bias
biasan
anya
ya meng
mengala
alami
mi peperu
ruba
baha
han.n. Kl
Klie
ien
n seserin
ring
g meras
merasaa
kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup menetap, dan jadwal olah
raga tak teratur. Tanda klinis lain yang ditemukan adalah takikardi, dipsnea
pada saat istirahat maupun saat beraktifitas.
2. Diag
Diagnonosa
sa ke
kepe
peraw
rawata
atann
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai respon individu, keluarga

dan
dan kokomu
muni
nitatass terh
terhad
adap
ap mas
asal
alah
ah kes
eseh
ehat
atan
an atatau
au pr
pros
oses
es kehehid
idup
upan
an yan ang
g
aktual/potensial yang merupakan dasar untuk memilih intervensi keperawatan untuk
mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab perawat (Dermawan, 2012).
Menurut Herdinan & Kamitsuru, 2015 diagnosa keperawatan utama pasien mencakup
yang berikut :
• Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan akumulasi
ca
cair
iran
an dal
alam
am alalv
veo
eoli
li sesek
kun
unde
derr

25

kegagalan fungsi jantung.


• Keti
Ketida
dake
kefek
fektif
tifan
an pe
perf
rfus
usii ja
jarin
ringa
gann
perifer berhubungan dengan
penurunan curah jantung.
• Nyer
Nyerii akakut
ut beberh
rhub
ubun
unga
gan n de
deng
ngan
an
hi
hipo
poks
ksia
ia miok
miokardard ( okoklu
lusi
si ar
arte
teri
ri

koroner ).
• penurunan curah jantung
berhubungan dengan perubahan
laju, irama, dan konduksi elektrikal.
• In
Into
tole
lera
ran
n akakti
tifi
fita
tass ber
erh
hubun
ubunga
gan
n
dengan
denga n ketidakseimb
ketidakseimbangan
angan antara
suplay oksigen miokard dan
kebutuhan, adanya
iskemia/nekrosis jaringan miokard.
• Ansie
sietas breh
ehuubungan den
eng
gan
perubahan kesehatan dan status
sosio-ekonomi
• Defisiensi pengetahuan
berhubungan dengan kurangnya
informa
rmasi tentan
angg penyakit,
kesalahpaham
kesalah pahaman
an terhadap
terhadap kondisi
kondisi
medis atau terapi yang dibutuhka
dibutuhkan,
n,
ke
keti
tid
dak
akta
tau
uan te
ten
nta
tang
ng su
sum
mbe
berr
informasi, serta kurangnya
kemampuan mengingat

3. Perencanaan
Tabel 3.1 Intervensi keperawatan gangguan pertukaran gas b.d akumulasi cairan
dalam alveoli sekunder kegagalan fungsi jantung
NO Tujuan / Kriteria Hasil INTERVENSI RASIONAL
1 Setelah d il
ilakukan tindakan Posisikan pasien untuk Melancarkan
ke
kepe
peraw
rawatatan
an sesela
lama
ma 3x 3x2424 memaksimalkan ventilasi pernafasan klien
jam diharapkan pasien
menu
me nunj
njuk
ukka
kan
n po pola
la nanafa
fass
Lakukan fisioterapi dada Merilekskan dada
tidak efektif yang dibuktika
jika perlu untuk memperlancar
den
dengan
gan st stat
atu
us re resp
spir
iras
asii
pernafasan klien
tidak terganggu
Kriteria Hasil :
Keluarkan sekret dengan Mengeluarkan sekret
1. Mend
Mendem emononst
stra
rasi
sikk
batuk efektif yang menghambat
an peningkatan
ventilasi dan jalan pernafasan

26

oksigenasi yang Monitoring respirasi dan Mengetahui status


adekuat status oksigen respirasi klien lancar
2. Meme
emelihara ataukah ada
kebersihan paru gangguan
dan
dan bebas
bebas dari
dari
tanda

tanda distress
pernafasan
3. Tanda – tanda
vital dalam
rentang
normal
TD : 90/60 mmHg
sampai 120/80
mmHg
Nadi : 60 – 100
x/menit
RR : 16 – 24 x/menit
Tabel 3.2 Intervensi keperawatan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d
penurunan curah jantung

NO Tujuan / Kriteria Hasil INTERVENSI RASIONAL


2 Setelah di
dilakukan ti
tindakan Li
Liha
hatt pu
puca
cat,
t, sian
sianos
osis
is,, Vasokonstr
Vasokonstriksi
iksi sistemik
sistemik

keperawatan selama 3x24 kuli


kulitt diding
ngin
in,, lelemb
mbab
ab.. diakibatkan oleh
jam diharapkan mampu mampu Catat kekuat ataan nadi penurunan curah jantung
mempertahankan curah perifer. yang ditandai dengan
jantung adekuat guna
guna penurunan perfusi kulit
meningkatkan perfusi dan penurunan nadi
jaringan otak, paru, ginjal, Pantau pemasukan PenPenuru
urunan
nan pemasu
pemasukan
kan
jantung, dan ekstremitas haluaran urine. da
dapa
patt meng
mengak
akib
ibat
atka
kan
n
Kriteria Hasil : penurunan volume
volume
1) Tekanan systole dan sirkulasi yang
diastole dalam berdampak negatif pada
rentang yang perfusi dan fungsi organ
diharapkan Rekam pola EKG secara Pemeriksaan EKG

2) Tidak ada ortostatik periodik selama periode periodeik berguna untuk


untuk
hipertensi serangan dan catat menent
mene ntuk
ukanan di diag
agno
nosi
siss
3) Tida
Tidakk ada
ada tanda
tanda – tan
tanda
da adan
adanya
ya didisr
srit
itmi
miaa atatau
au perluasan area iskemik,
peningkatan tekanan perluasan iskemia tau injuri, dan infark
intrakranial ( tidak lebih infark miokard. miokard.
dari 15 mmHg ) Kola
Ko labo
bora
rasi
si tim
tim medi
mediss 1) Disritritmia
untuk terapi dan menunjukkan
tindakan curah jantung
1) Anti
Anti-d
-dis
isri
ritm
tmia
ia : secara ekstrem
Lidocaine,,
Lidocaine dan perfusi
Amiodaron ( bila jaringan yang
yang
ada indikasi klinis ) membahayakan
2) Vaso
Vasodidila
lato
tor:
r: jiwa
nitrogliserin ( 2) Nitrat
isosorbid merelaksasikan
dinitrat/ISDN), ACE otot polos
inhibator ( captopril ) vaskular (
vasodilatasi )
3) Inotropic:
Inotropic: Dopamin vena dan arteri
atau Dobutamin ( jika sehingga
tekanan darah turun ) menurunkan
preload
4) Oksi
Oksige
gena
nasi
si per
per na
nasal
sal 3) Dengan dosis
kanul atau masker yang tepat dan
sesuai indikasi meningkatkan
kontraktilitas
miokard dan
meningkatkan
perfusi jaringan
4) Terapi oksigen

dapat
meningkatkan
suplai oksigen
miokard jika
saturasi oksigen
kurang dari
5. Pemasangan
normal
pacemaker atau
1. Pacemaker
kateter
membantu
Swanganz ( bila
memperbaiki irama
ada AV blok
jantung
jantung sehingga
komplet atau
meningkatkan curah
total )
jantung
jantung
dan perfusi
6. CABG (
jaringan
Coronary
Coron ary Artery
Artery
Bypass Grafting
Grafting 2. Memp
Memper erb
bai
aiki
ki
sirkulasi koroner,
) jika ada
meningkatkan suplai
indikasi klinis
oksigen
7. PTCA ( dan perfusi
Percutaneous miokard
Transluminal 3. Memp
Memper erb
bai
aiki
ki
Coronary sirkuloasi koroner,
Angioplasty ) meningkatkan suplai
atau Coronary oksigen
Artery Stenting
Stenting dan perfusi
jika ada indikasi miokard
klinis
Obse
Ob serv
rvas
asii re
reak
aksi
si at
atau
au Efek samping obat yang
efek terapi, efek da
dapa
patt memb
membahahay
ayak
akan
an
sa
samp
mpining,
g, to
toks
ksis
isit
itas
as.. kon
ondi
disisi pa
pasi
sien
en haharu
russ
Laporkan kepada dokter dikaji dan dilaporkan
bila didapatkan tanda-
tanda toksisitas
Hindar
Hin darii respon
respon valsav
valsavaa Respon valsava
ya
yang
ng meru
merugi gika
kann ( saat
saat menurunkan
BAB ). Atur diet yang kontraktilitas miokard
diberikan
Pertahankan intake Mempertahankan
caira
cairan
n maks
maksim
imalal 20
2000
00 keseimbangan cairan
ml/24 jam ( bil tidak ada dan mencegah overload
edema ) cairan ekstraseluler

Tabel 3.3 Intervensi keperawatan nyeri akut b.d hipoksia miokard ( oklusi arteri
koroner )

NO Tujuan / Kriteria Hasil INTERVENSI RASIONAL


3. Setelah dilakukan tindakan Observasi rekasi
ke
kepe
peraw
rawat
atan
an se sela
lama
ma 3x
3x24
24 nonverbal dari
jam diharapkan nyeri ketidaknyamanan Untuk mengetahui
berkurang tingkat
Kriteria Hasil : ketidaknyamanan
1. Mampu mengontrol dirasakan oleh pasien
pasien
nyeri ( tahu penyebab
nyeri, mampu Kontrol lingkunga
Kontrol lingkungann yang Untuk mengurangi
menggunakan tehnik dapat mempengaruruh
hi tingkat
nonfarmakologi nyeri seperti suhu
suhu ketidaknyamanan
untuk mengurangi ruangan, pencahayaan, yang dirasakan
dan kebisingan pasien
2. nyeri
Melap)orkan bahwa Ajarkan tentang teknik Agar pasien mampu
non farmakologi menggunakan teknik
nyeri berkurang
nonfarmakologi
dengan menggunakan
dalam
manajemen nyeri
memanagement
3. Mampu mengenali
nyeri yang dirasakan
nyeri ( skala,
Berikan analgetik untuk Pemberian analgetik
intensi
intensitas
tas,, frekuen
frekuensi
si
mengurangi nyeri dapat mengurangi
dan tanda nyeri )
rasa nyeri pasien
4. Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang

Tabel 3.4 Intervensi keperawatan penurunan curah jantung b.d perubahan laju,
irama, dan konduksi elektrikal

NO Tujuan / Kriteria Hasil INTERVENSI RASIONAL


4 Setelah dilakukan tindakan Ausku
skultasi bunyi S3 biasanya
keperawatan selama 3x24 jam jantung. Catat berhubungan dengan

diharapkan tidak terjadi adanya gallop S3 dan gagal jantung,


penurunan curah jantung S4, murmu
rmur, seserrta namun adanya
Kriteria Hasil : rub. in
insu
sufi
fisi
sien
ensi
si mitr
mitral
al
5. Tanda vital dalam (re
reg
gurgitasi) dan
rentang normal (
Teka
Te kana
nann Dara
Darah,
h, Nadi
Nadi,, overload ventrikel
Respirasi ) kiri yang dapat
6. Dapat mentoleransi menyertai infark
aktivitas
tas, tidak ada parah juga dicatat.
kelelahan S4 mungkin
7. Tididak
ak ada
ada edem
edemaa paru, berhubungan dengan
perifer dan tidak ada isk
iskemia
emia mio
miokarard
d,
asites ke
keka
kaku
kuan
an ven entr
trik
ikel
el,,
8. Tidak ada penurunan dan hipertensi
kesadaran pulmonal atau
sistemik.
Murmur
mengindikasikan
adanya gangguan
aliran darah pada
jantung, misalnya
gangguan pada
katup, defek septum,
atau getaran otot
papilaritas dan korda
tendinea (komplikasi
infark miokard)
Rub
mengindikasikan
adanya infark yang
disebabkan oleh
peradangan,
misalnya efusi
perikardial dan
perikarditis.
Auskultasi suara Krakels menandakan
nafas adanya kongesti
pulmonal, yang
yang
mungkin
berkembang karena
karena
penurunan fungsi
fungsi
miokard.

Pantau denyut dan Denyut dan ritme


ritme jantung. jantung berespon
Dokumentasikan terhadap medikasi,
disritmia melalui aktivitas, dan
telemetri. perkembangan
komplikasi.
Di
Disri
sritm
tmiaia te
teru
ruta
tama
ma
kontraksi ventrikular
yang
yan g premat
prematur
ur atau
atau
progressive heart
blocks,,
blocks dapat
mempengaruhi
fungsi jantung atau
meningkatkan
kerusakan iskemik.
Berika
Berikann mak
akan
anan
an Makanan besar dapat
yang kecil dan meningkatkan beban
mudah dicerna. kerja miokard dan
Batasi asupan kafein, menyebabkan
misalnya kopi, stimulasi vagal, yang
cokelat, dan cola. mengakibatkan
bradikardia atau
denyut ektopik.
Kafe
Ka fein
in meru
merupa
paka
kan
n
stim
stimul
ulan
an la
lang
ngsu
sung
ng
pada jantung yangyang
da
dapa
patt meni
mening
ngka
katk
tkan
an
denyut jantung.
Kolabo
Kola bora
rasisi de
deng
ngan
an Disritmia biasanya
tenaga kesehatan lain diobati sesuai
dalam pemberian dengan gejalanya.
obatt – obatan
oba obatan se
sesu
suai
ai Terapi
in
indi
dika
kasi
si,, misa
misaln
lnya
ya ACE inhibitor
obat antidisritmia. se
sebbag
agai
ai pengobatan
awal, khususnya
pada infark miokard
miokard
anterior yang besar,
aneurisma ventrikel,
atau gagal jantung,
dapat meningkatkan
ke
kelu
luar
aran
an vemtrik
rikel
el,,
meningkatkan
kelangsungan hidup,
dan mungkin
memperlambat
perburukan gagal
gagal

jantung.

Tabe
Tabell 3.5
3.5 In
Inte
terv
rven
ensi
si kepe
kepera
rawa
wata
tan
n in
into
tole
lera
rans
nsii ak
akti
tivi
vita
tass b.
b.d
d
ketidakseimbangan antara suplay oksigen miokard dan
kebutuhan, adanya iskemia/nekrosis jaringan miokard

NO Tujuan / Kriteria Hasil INTERVENSI RASIONAL


5. Setelah dilakukan tindakan Cat
ataat denyut dan Menen
Mene ntu
tuk
kan respon
keperawatan selama 2x24 jam ritme
ritme jantun
jantung,
g, serta
serta pasien terhadap
terhadap
diharapkan pasien mampu perubahan tekanan
tekanan aktivitas dan sapat
bertoleransi dengan aktivitas darah sebelum, mengindikasikan
Kriteria Hasil : selam
selama, a, da
dan
n setel
setelah
ah kekurangan oksigen
1) Bererppart
rtiisipasi dalam aktivitas sesuai pada miokard,
miokard,
ak
akti
tivi
vita
tass fi fisi
sik
k tantanpa indikasi.
indik asi. Nyeri dada sehingga harus
dise
disert
rtai
ai peni
pening
ngka
kata
tan
n dan sesak nafas men
me ngu
gura
ranngi tin
tingka
katt
teka
tekana
nan n dara
darah,h, nadi
nadi,, mungkin terjadi. aktivitas, bedrest,
dan RR perubahan regimen
2) Mampu melakukan pengobatan, atau
akti
aktivi
vita
tass se
seha
hari
ri-h
-har
arii penggunaan oksigen.
(ADLs) secara mandiri Motivasi pasien Meng
Me ngururan
angi
gi be bebabann
3) Mampu berpindah : untuk melakukan kerja miokar ard
d dan
dengan atau bantuan tira
tirah
h babari
ring
ng.. Bata
Batasi
si ko
kons
nsum umsi
si ok oksig
sigenen,,
alat aktivitas yang se
sert
rtaa men engu
gura
rang
ngii
4) Status respirasi : menyeb
men yebabk
abkan
an nyeri
nyeri risi
risiko
ko ko
komp mpli
lika
kasisi,,
pertukaran gas dan dada atau respons misalnya
misaln ya perparahan
perparahan
ventilasi adekuat jantung yang buruk. infark miokard.
5) Sirk
Sirkul
ulas
asii stat
status
us bai
baik
k Ber
erik
ikan
an ak
akti
tivi
vita
tass Pasien tanpa
pengalihan yang ko
kommpl plik
ikas
asii in
infafark
rk
bersifat nonstres. miok
mi okarard
d di
dido
dororong
ng
untuk
untu k terlibat
terlibat dalam
aktivitas yang ringan
aktivitas
diluar
diluar tempat
tempat tidur,
tidur,
termasuk jalan-jalan
kecil 12 jam setelah
kejadian.
Instruksi
Instru ksikan
kan pasien
pasien Kegiatan yang
un
untu
tuk
k meng
menghi
hind
ndari
ari memerlukan untuk
peningkatan tekanan menahan nafas dan
abdominal,
abdo minal, misalnya
misalnya mengejan, misalnya
mengejan
meng ejan saat buang manuver valsava,
air besar. dapat mengakibatkan
bradikardia sehingga
terjadi penurunan
curah jantung dan
selanjutnya
mengalami
takikardia dengan
peningkatan tekanan
darah.

Jelaskan pola Kegiatan progresif


peningkatan tingkat memberikan beban
ak
akti
tivi
vitas
tas,, misa
misaln
lnya
ya yang terkontrol pada
bangun untuk pergi jantung. Serta
ke toilet atau duduk meningkatkan
dikursi, ambulasi kekuatan dan
progresif, dan mencegah kelelahan.
beristirahat setelah
makan.
Evaluasi tanda dan Palpitasi, denyut
gejala yang tidak teratur,
mencerminkan peningkatan nyeri
nyeri
in
into
tole
lera
rans
nsii te
terh
rhad
adap
ap dada, atau dispnea
tingkat aktivitas mungkin
yang ada atau menunjukkan
memberitahukan kebutuhan untuk
pada perawat atau atau perubahan latihan
latihan
dokter. atau obat.
.

Tabel 3.6 Intervensi keperawatan ansietas b.d perubahan kesehatan


dan status sosio-ekonomi

NO Tujuan / Kriteria Hasil INTERVENSI RASIONAL


6. Setelah dilakukan tindakan Identifikasi dan Koping terhadap rasa
keperawatan selama 2x24 jam pahami persepsi
persepsi nyeri dan trauma
diharapkan pasien tidak pasien tentang
tentang emosional dari infark
mengalami kecemasan. ancaman atau situasi mikard
mik ard sangat
sangat sulit.
sulit.
Kriteria Hasil : saat ini. Dorong Pasien mungkin
1) Pasien mampu pasien untuk
untuk mereras
asaa ta
tak
kut mat
atii
meng
me ngid
iden
entif
tifik
ikasi
asi da
dann mengekspresikan at
atau
au mera
merasa
sa ce
cema
mass
mengungk
meng ungkapkan
apkan gejala
gejala perasaannya dan terhadap kondisi
cemas hi
hin
nda
dari
ri men eny
yan
anggkal lingkungan sekitar.
2) Meng
Mengididen
enti
tifi
fikas
kasi,
i, perasaan marah,
marah,
mengungkapkan dan berduka, sedih, dan
menunjukkan tehnik takut yang dirasakan
untuk mengontrol pasien
cemas Obse
Ob serv
rvas
asii ad
adan
anya
ya Pasien mungkin
3) Post
Postur
ur tubu
tubuh,h, eks
ekspr
presi
esi tanda verbal dan tidak
wajah, bahasa tubuh no
nonv
nver
erb
bal ansietas, mengungkapkan

dan tingkat aktivitas serta


serta te
tema
mani
ni pa
pasie
sien
n kekhawatiran secara
menunjukkan saat ansieta
ansietas.
s. Cegah
Cegah langsung, tetapi kata-
berkurangnya pasien jika
jika kata atau tindakan
kecemasan menunjukkan dapat menyampaikan
perilaku destruktif. rasa agitasi, agresi,
dan kebencian.
Intervensi dari
perawat dapat

membantu pasien
dalam mengontrol
kembali perilakunya.
Orie
Or ient
ntas
asik
ikan
an papasi
sien
en Pref
Prefik
ikta
tabi
bilit
litas
as da
dan
n
dan keluarganya informasi dapat
tentang prosedur meng
mengurang
urangii ansietas
ansietas

rutin, serta
rutin, serta aktivi
aktivitas
tas pasien.
ya
yang
ng di
dipe
perk
rkir
irak
akan
an..
Dorong pasien untuk
berpartisipasi jika
memungkinkan.
Jawab semua Informasi yang
pertanyaan secara akurat mengenai
faktual. Berikan kondisi yang dialami
informasi yang da
dapa
patt meng
mengur
uran
angi
gi
konsisten, ulangi jika rasa takut,
dibutuhkan. memperkuat
hubungan perawat
dan pasien, serta
membantu pasien
dan keluarga dalam
menghadapi kondisi
yang dialami.
Berikan privasi pada Privasi memberikan
pasien dan keluarga. waktu yang
diperlukan untuk
mengekspresikan
perasaan pribadi
pribadi
pasien, serta dapat
dapat
meningkatkan
perasaan saling
saling
mendukung dan
mempromosikan
perilaku yang lebih
adaptif.
Berikan waktu MeMeny
nyim
impa
pan
n enenerergi
gi
isti
istira
raha
hatt dan tidu
tidurr da
dan
n meni
mening
ngka
katk
tkan
an
tanpa terganggu, koping adaptif.
serta lingkungan
yang tenang dengan
mengontrol
pengunjung dan
jumlah rangsangan
rangsangan
eksternal.
Kolaborasi dengan Mendorong relaksasi
tenaga kesehatan lain da
dan
n ist
istir
irah
ahat
at,, se
serta
rta
dalam memberikan mengurangi ansietas.
obat anti-ansietas
atau hipnot
hipnotik
ik sesuai
sesuai

in
indi
dika
kasi
si,, misa
misaln
lnya
ya
al
alpr
praz
azol
olam
am (Xan
(Xanax
ax))
dan lorazepam
(Ativan)

Tabel 3.7 Intervensi


Intervensi keperawatan
keperawatan defisiensi pengetahua
pengetahuan
n b.d kurangnya
kurangnya
inform
informasi
asi tentan
tentangg penyak
penyakit,
it, kesalah
kesalahpah
pahaman
aman terhada
terhadap
p kondis
kondisii
medis atau terapi yang dibutuhkan, ketidaktauan tentang sumber
informasi, serta kurangnya kemampuan mengingat

NO Tujuan / Kriteria INTERVENSI RASIONAL


Hasil
7. Setelah dilakukan Kaji ulang tingkat Hal in
Hal inii pe
perl
rlu
u didipe
perh
rhat
atik
ikan
an un
untu
tuk
k
tindakan keperawatan pengetahuan, pembuatan renca
rencana
na instruksi
selama 2x24 jam kemampuan atau in
indi
divi
vidu
du.. Meng
Mengua uatk
tkan
an ha harap
rapan
an
dihar
iharap
apk
kan pas
asie
ien
n keinginan belajar pasien bahwa ini akan menjadi “
menunjukkan pada pasien dan pengalaman belajar “.
pengetahuan tentang keluarga Memperbaik
Mempe rbaikii kesalahpahaman dan
proses penyakit mengklarifikasi
Kriteria Hasil : informasi yang ada.
1) Pasien dan
keluarga
menyatakan
Perkuat penjelasan
Perkuat penjelasan Memb
emberikan ke kese
sem
mpatan bagi
pemahaman tentang faktor pasien untuk
untuk menyimpan
menyimpan
tentang
resiko, pola makan informasi, mengambil
penyakit,
dan pemb
embatatas
asan
an kendali, dan
kondisi,
aktivitas, obat, berpartisipasi dalam
prognosis dan
se
sert
rtaa geja
gejala
la ya
yang
ng program
prog ram
program
membutuhkan rehabilitasi.
pengobatan
pertolongan medis
2) Pasien dan
segera.
keluarga
Jelaskan alasan Peningkatan lemak jenuh,
mampu
darii regime
dar regimen n pola
pola kolestrol,
kolestrol, kalori, dan sodium
sodium dapat
melaksanakan
makan, diet rendah meningkatkan tekanan darah serta
prosedur yang
dijelaskan sodium, lemak resiko penyakit jantung.
jenuh, dan Peningkatan kolestrol
secara benar
kolestrol. akan
3) Pasien dan membentuk plak dalam arteri.
keluarga
mampu
menjelaskan Identifikasi dan Perilaku dan bahan kimia
kem
kembali
bali ap
apaa motivas
asii pasien tersebut memiliki

yang untuk mengurangi efek butuk


dijelaskan faktor resiko, secara langsung pada fungsi
perawat/tim mislanya merokok,
kesehatan
lainnya
konsumsi alkohol, kardiovaskular dan

dan o
ob
besitas. dapat menghambat
pemulihan dan
meningkatkan risiko
komplikasi.
Instru
Instruksi
ksikan
kan pasien
pasien Sebagi
Sebagian
an besar
besar obat
obat
untuk dapat mengandung
berkonsultasi stimulan saraf
dengan dokter simpatis dan dapat
sebelum meningkatkan
men
enggambil resesep
p tek
ekaanan dara
rah
h atau
obat lain. melawan pengobatan
yang sedang
dijalankan.

Tekankan Evaluasi dan


pentingnya intervensi secara
menghubungi berkala dapat
petugas kesehatan mencegah
jika mengalami komplikasi.
nyeri dada,
perubahan pola
angina, atau gejala
lainnya yang
kambuh.

4. Evaluasi
Hasil yang diharapkan (Brunner and Suddarth, 2013) :
• Pasie
Pasien
n men
menun
unju
juka
kann pen
pengugura
rang
ngan
an nye
nyeri
ri
• Tida
Tidak
k menu
menunj njuk
ukka
kann kesu
kesuli
lita
tan
n dalam
dalam bern
bernapapas
as
• Perfu
Perfusi
si jarin
jaringa
gann terp
terpel
elih
ihar
araa se
secar
caraa adek
adekua
uatt
• Memp
Memperl
erlih
ihatk
atkan
an berku
berkuran
rangngnya
ya ke
kecem
cemasa
asan
n
BAB IV
Tinjauan Kasus

Pada bab ini akan disajikan kasus pasien dengan infark miokard
Ruang rawat/kelas : Maimunah Diagnosa Medis : Stemi Anterior
No. Rekam medis : 0021xxxx

A. Iden
Identi
tita
tass kli
klien
en
Klien adalah seorang laki - laki bernama Tn. R usia 50 tahun beragama islam, klien
tinggal di Bukit Tinggi, klien bekerja sebagai sopir dengan pendidikan terakhir SD, klien
menika
men ikahh dengan
dengan Ny. T dan dikaruni
dikaruniai
ai dua orang anak. Klien MRS pada tangga
tanggall 27
Desember 2019 di Ruang Maimunah RSUD Bukittinggi

B. Ri
Riwa
waya
yatt Peny
Penyak
akit
it
• Riwa
Riwaya
yatt Pe
Peny
nyak
akit
it Se
Seka
kara
rang
ng
1. Keluhan Utama pasie
sien men
eng
gatakan nye
nyeri dad
dada se
seb
bel
elaah kiri

menjalar ke punggung.
2. Riw
Riwayat
ayat peny
penyak
akit
it sek
sekar
aran
ang
g pasi
pasien
en men
menga
gata
tak
kan saat
saat dir
dirum
umah
ah
mengeluh nyeri dada sebelah kiri kemudian hilang saat
dipakai istirahat. Pada tanggal 27 Desember 2019 saat bekerja
pasien merasakan nyeri kembali dibagian dada sebelah kiri
dan sesak, pukul 20.00 WIB pasien dibawa ke IGD RSUD
Buki
Bu kitt
ttin
ingg
ggii da
dan
n didibe
beri
rika
kan
n tind
tindak
akan
an pe
pema
masan
sanga
gann mask
masker
er
NRBM 10 Lpm. Pukul 21.00 WIB pasien dipindahkan ke
ruang maimunah.
maimunah. Pada saat pengkajian
pengkajian pasien mengatakan
mengatakan
nyeri dada sebelah kiri menjalar ke punggung seperti diremas–
remas dengan skala 6, dan nyeri hilang timbul.
• Riwa
Riwaya
yatt Kepe
Kepera
rawa
wata
tan
n Sebe
Sebelulumn
mnya
ya
Riwayat Kesehatan yang lalu pasien mengatakan tidak pernah memiliki riwayat
penyakit seperti HT dan DM, tidak pernah melakukan operasi, dan tidak memiliki
alergi makanan atau obat.
• Riwa
Riwaya
yatt Kese
Keseha
hata
tan
n Kelu
Keluar
arga
ga
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan

C. Lin
Lingku
gkunga
ngann rumah
rumah dan komun
komunita
itass
Ling
Lingkukung
ngan
an ruruma
mah
h tida
tidak
k ko
koto
tor,
r, ve
vent
ntil
ilas
asii ru
ruma
mah
h ba
baik
ik,, pa
pasi
sien
en meng
mengat
atak
akan
an se
serin
ring
g
mengikuti acara di lingkungan rumah seperti pengajian.
D. Perilaku
Perilaku yang
yang mempengaru
mempengaruhihi kesehata
kesehatann
Pasien mengatakan sering begadang saat masuk malam di tempat kerja, dan jarang
melakukan olahraga.
E. St
Stat
atus
us cair
cairan
an dan
dan nutri
nutrisi
si
Nafsu makan baik, saat di Rumah pasienpasie n makan 1 porsi sedang sebanyak 3x sehari,
s ehari, dan
saat di RS pasien makan 3x sehari 1 porsi habis. Pasien selalu mengkonsum
mengkonsumsisi air putih
de
deng
ngan
an jujuml
mlah
ah 1,5
1,5 Lite
Liter/h
r/hari
ari.. Pasie
Pasien
n meng
mengat
atak
akan
an tida
tidak
k ad
adaa pa
pant
ntan
anga
gan
n da
dann tida
tidak
k
melakukan diet.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

F. Genogram

Ket :

= Perempuan = Pasien

= Laki – Laki X = Meninggal dunia

= Tinggal serumah

G. Peme
Pemeri
riks
ksaan
aan Fisi
Fisik
k
A. Keadaan umum : Le
Lemah
B. Tanda Vital :
A. Tensi : 130/80 mmHg
B. Suhu : 36ºC
C. Nadi : 100 x/menit
D. Respirasi : 28 x/menit
• Respirasi (B1)
Bentuk
Ben tuk dada normal
normal chest, tidak ada skoliosis pada susunan ruas tulang belakang,
irama nafas tidak teratur dengan jenis dispnea, terdapat retraksi otot bantu pernafasan,
perkusi thorax sonor, getaran sama kanan kiri pada vokal premitus, menggunakan alat
bantu nafas NRBM 10 Lpm, dan terdapat suara nafas wheezing, pasien mengatakan
sesak dan letih setelah beraktivitas.
Masalah keperawatan : Ketidakefektifan pola nafas dan Intoleransi Aktivitas

• Kardi
rdiovasku
skuler (B
(B2)
Terdapat nyeri dada, irama jantung reguler, ictus cordis teraba kuat pada ICS V
Midclavicula,, dunyi jantung S1 dan S2 Tunggal, CRT <3 detik, tidak terdapat sianosis,
Midclavicula
tida terdapat clubbing finger, dan tidak ada pembesaran JVP.
P = Nyeri
Nyeri timbu
timbull saat berak
beraktiv
tivitas
itas
Q = Nyeri
Nyeri seperti
seperti diremas
diremas – rema
remass
R = Nyeri dada
dada sebelah kiri menjalar
menjalar ke punggung
punggung

S = Skala nyeri 6
T = Nyeri hilang timbul
Lain-lain :
Hasil Lab CK-MB 366,3 mg/dL, Troponin I 11,400 ng/mL, dan pada
hasil EKG terdapat ST Elevasi pada V2 dan V3
Masalah keperawatan : Nyeri Akut dan Resiko Penurunan Curah Jantung
• Persyarafan (B3)
Kesadaran composmentis dengan GCS 456, orientasi baik, tidak terdapat kaku kejang
dan kaku kuduk,
kuduk, tidak ada nyeri
nyeri kepala, dan tidak ada kelainan nervu
nervuss cranialis
cranialis..
Istirahat dirumah ± 6 Jam, saat di RS ± 7 Jam, dan sering terbangun.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
• Genetourinaria (B
(B4)
Bentuk alat kelamin normal dan bersih, terpasang kateter dengan jumlah 1300/24 Jam
dengan warna kuning dan bau khas.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
• Pencernaan (B5)
Keadaan mulut bersih, mukosa bibir kering, terdapat caries, dan saat di RS tidak
menggosok gigi tetapi melakukan oral hygiene menggunakan listerine. Pasien tidak
mengalami kesulitan menelan dan tidak ada pembesaran
mengalami pembesaran tonsil. Tidak ada nyeri
abdomen,
abdom en, tidak kembung
kembung dan peristaltik
peristaltik usus 10 x/menit. Pasien mengatakan
mengatakan saat
dirawat di RS belum BAB.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
• Musk
Muskul
ulos
oske
kele
leta
tall Dan
Dan In
Integ
tegum
umen
en (B6)
(B6)
Tidak terdapat fraktur, tidak ada dislokasi, akral pucat, turgor kulit baik, tidak ada
oedema, dan kekuatan otot
5 5

5 5

Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan


• Pengindraan (B
(B7)
Pada mata tidak menggunakan
menggunakan alat bantu penglihatan
penglihatan dan pasien bisa melihat
melihat dengan
dengan
jelas, konjungtiva anemis, sklera putih. Ketajaman penciuman normal, tidak ada sekret
dan mukosa hidung lembab. Pada telinga tidak ada keluhan. Perasa normal ( bisa
merasakan manis, pahit, asam, asin )
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
• Endokrin (B8)
Pada pasien tidak ada pemb
pembesaran
esaran kelenjar thyroid dan tidak ada pembesaran kelenjar
parotis. Tidak terdapat luka gangren.

H. Data
Data Psik
Psikos
osos
osia
iall
Pasien mengatakan merasa bangga terhadap tubuhnya, karena pasien merasa sempurna

dengan apa yang diberikan Allah SWT. Pasien sebagai kepala keluarga dan sebagai kakek
merasa sangat puas terhadap status dan posisinya didalam keluarga. Pasien sudah mampu
menjad
men jadii ayah
ayah dari
dari anak- anakny
anaknya,
a, tetapi
tetapi saat sakit tidak
tidak bisa
bisa mencari
mencari uang.
uang. Harapa
Harapan
n
pasien ingin cepat sembuh dan bisa cepat pulang untuk berkumpul dengan anggota
keluarganya, dan menganggap bahwa penyakit yang dideritanya merupakan ujian dari
Allah dan memasrahkan semua kepada tim medis untuk melakukan yang terbaik bagi
kesembuhan pasien. Selama di RS pasien sering dijenguk oleh keluarga dan hubungan
pasien dengan keluarga sangat baik.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


I. Data Sp
Spiritual
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien adalah pemeluk agama islam yang taat
beribadah selama di rumah dan dirumah sakit, dan pasien
pasien yakin akan sembuh dari
penyakitnya.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
J. Data Pen
Penunjan
ang
g
Nama : Tn. R
Jenis kelamin : Laki – Laki
Alamat : Gempol – pasuruan
Tanggal Pemeriksaan : 08-08-20
Diagnosa Klinis : Stemi Anterior
Tabel 3.1 Hasil Pemeriksaan Laboraturium pada Tn. R dengan diagnosa medis Infark
Miokard Akut (Stemi Anterior) di Ruang Maimunah
NILAI KET
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
RUJUKAN
HEMATOLOGI

Darah Lengkap

Leukosit ( WBC ) 12,60 3,70 – 10,1

Neutrofil 9,0

Limfosit 2,5

Monosit 1,0

Eosinofil 0,1

Basofil 0,1

Neutrofil % 71,3 % 39,3 – 73,7

Limfosit % 19,7 % 18,0 – 48,3

Monosit % 7,6 % 4,40 – 12,7

Eosinofil % L 0,6 % 0,600 – 7,30

Basofil % 0,8 % 0,00 – 1,70

Eritrosit ( RBC ) L 4,429 10³/uL 4,6 – 6,2


Hemoglobin ( HGB ) L 13,41 g/dL 13,5 – 18,0

Hematokrit ( HCT ) L 37,38 % 40 – 54


MCV 84,39 um³ 81,1 – 96,0

MCH 30,28 pg 27,0 – 31,2

MCHC H 35,88 g/dL 31,8 – 35,4

RDW L 10,00 % 11,5 – 14,5

PLT 270 10³/uL 115 – 366

MPV 6,999 fL 6,90 – 10,6

KIMIA KLINIK

LEMAK

Trigliserida H 184 mg/dL < 150

Kolesterol 218 mg/dL < 200

Kolesterol HDL H 68,75 mg/dL > 34

Kolesterol LDL H 118,63 mg/dL < 100

FAAL GINJAL

BUN H 24 mg/dL 7,8 – 20,23

Kreatinin 1,041 mg/dL 0,8 – 1,3

PEMERIKSAAN

PATOLOGI KLINIK

CK-MB 366,3 mg/dL < = 24

JANTUNG

Troponin I 11,400 ng/mL < 0,02

ELEKTROLIT
ELEKTROLIT SERUM

Natrium ( Na ) 138,30 mmol/L 135 – 147

Kalium ( K ) L 3,38 mmol/L 3,5 – 5


Klorida ( CI ) 103,70 mmol/L 95 – 105

Kalsium Ion 1,220 mmol/L 1,16 – 1,32

GULA DARAH

Gula Darah Sewaktu 130 mg/dL < 200

Hasil : Gambaran EKG


Penjelasan : Pada V2 dan V3 ditemukan ST elevasi
Hasil Foto Thorax :
Cor : besar dan bentuk kesan normal Pulmo : tak tampak infiltrat/nodul Sinus
phrenicocostalis kanan kiri tajam Tulang – tulang tampak baik
Kesimpulan :
Saat ini foto thorax tak tampak kelainan

Terapi

Inf. NS 500 cc/24Jam : Untuk mengatasi atau mencegah kehilangan


sodium yang disebabkan dehidrasi, keringat berlebih.
Inj. Omeprazole 40 mg : Untuk mengurangi produksi asam lambung,
mencegah dan mengobati gangguan pencernaan atau nyeri ulu hati.
Inj. Lovenox 2x0,6 cc ( SC ) : Untuk mengurangi resiko serangan
jantung.
PO. Atrovastatin 1x20 mg : Untuk menurunkan kolesterol Jahat (LDL)
serta meningkatkan jumlah kolesterol baik (HDL)
PO. ISDN 3x5 mg : Untuk mngatasi nyeri dada.
ANALISA DATA

Tanggal : 08-08-20
Nama pasien : Tn. R

Umur : 50 Th
NO RM : 0021xxxx

Tabel 3.2 Analisa Data pada pasien Infark Miokard Akut


2. Ds : Pas
Pasie
ien
n men
meng gatak
atakan
an nyeri
yeri dad
dada Iskemia Jaringan Nyeri Akut
No PROBLEM
ebeelah kiri DATA
seb dan menjalar ke ETIOLOGI
Miokard
punggung, seperti diremas – remas,
1. Ds : Pas
Pasie
ien
n men
meng gatak
atakan
an se
sesa
sakk naf
nafas
as Keleti
Keletihan
han otot
otot pern
pernafa
afasan
san Ketida
Ketidakef
kefekt
ektifa
ifan
n
sk
skal
alaa nyeri
yeri 6, tera
terasa
sa nyeri
yeri sa saat
at
Do : Pola Nafas
beraktivitas dan istirahat
1. Keadaan umum lemah
Do :
2. GCS 456
1. Pasie
Pasienn tamp
tampak ak men
menyeyeri
ring
ngai
ai
3. TTV :
2. Pasien tampak memegangi
TD = 130/80 mmHg
dadanya
N = 100 x/menit
3. Pasie
Pasienn ter
terli
liha
hatt was
waspa
pada
da
RR = 28 x/menit
4. TTV :
S = 36º C
TD = 130/80 mmHg
4. Nafas tidak teratur
N = 100 x/menit
5. Terdapat suara nafas
RR = 28 x/menit
tambahan : Wheezing
S = 36º C
6. Terdapat otot bantu
3. Ds : Pas
Ppernafasan
asie
ien
n men
menga
gatataka
kannnnyyer
erii d
dad
adaa Ketidakseimbangan Intoleransi
sebelah kiri dan badannya
7. Menggunakan NRterasa
BM 10 antara suplay oksigen aktivitas
lemah dan
Lpmsesak setelah aktivitas miokard dan kebutuhan,
Do : adanya iskemia/nekrosis
1. Pa
Pasi
sien
en tam
tampapakk lema
lemahh jaringan miokard
2. TTV :
TD = 130/80 mmHg
N = 100 x/menit
RR = 28 x/menit
4. Ds : Pas
Pasie
ien
n men
menga
gatataka
kannnnyyer
erii d
dad
adaa Perubahan laju, irama, Resiko
sebelah kiri dan sesak nafas dan konduksi elektrikal penurunan curah
Do : jantung
1. TTV :
TD = 130/80 mmHg
N = 100 x/menit
RR = 28 x/menit
S = 36º C
2. Terpasang O2 masker 10
Lpm
3. Terd
Terdap
apat
at St elev
elevasi
asi antara
antara
V1 sampai V4

MASALAH KEPERAWATAN DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN


PRIORITAS

Pernyataan yang jelas tentang masalah klien dan penyebab. Selain itu harus spesifik berfokus
pada kebutuhan klien dengan mengutamakan prioritas dan diagnosa yang m muncul
uncul harus dapat
diatasi dengan tindakan keperawatan.
Daftar Masalah Keperawatan
Ketidakefektifan pola nafas.
Nyeri akut.
Intoleransi aktivitas.
Resiko penurunan curah jantung.

Daftar Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas


Nyeri akut b.d iskemia jaringan miokard.
Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan otot pernafasan.
Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplay oksigen
miokard dan kebutuhan, adanya iskemia/nekrosis jaringan miokard.
Resiko penurunan curah jantung b.d perubahan laju, irama,
ir ama, dan konduksi
elektrikal.
Rencana Keperawatan

Menyusun rencana tindakan keperawatan yang dilaksanakan untuk menanggulangi masalah dengan
diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien.
Tanggal : 27 – 12 - 2019
Nama pasien : Tn. R
Dx. Medis : Stemi Anterior

Tabel 3.3 Intervensi keperawatan nyeri akut b.d iskemia jaringan miokard
No Tujuan/kriteria hasil Intervensi Rasional
Dx
1. Setelah dilakukan Bina hubungan saling Untuk meningkatkan
tind
tindak
akan
an kep
kepereraw
awat an percaya
atan kepercayaan pasien
selama 2x24 jam Lakukan pengkajian nyeri kepada perawat
diharapkan nyeri secaraa komprehensif termasuk
secar termasuk Untuk mengetahui tingkat
berkurang lokasi, karakteristik, nyeri pasien
Kriteria Hasil : durasi, frekuensi, kualitas, dan
1. Mamp
Mampu u men
mengo
gont roll faktor presipitasi
ntro Untuk mengetahui tingkat
ke
keti
tida
dakn
knya
yama
mana
nan n ya
yang
ng
nyeri (tahu Obser
Ob serva
vasi
si reaks
reaksii no nonv
nver
erba
ball
dirasakan oleh pasien
penyebab nyeri, dari ketidaknyamanan
Untuk mengurangi tingkat
mampu Kon
ontr
tro
ol ling
lingku
kung
ngan an ya yanng
ke
keti
tida
dakn
knya
yama
mana
nan n ya
yang
ng
menggu
men ggunak
nakanan tehnik
tehnik dapdapat
at mempengaru
mempengaruhi hi nyeri
dirasakan oleh pasien
no
nonn farmakologi untuk seperti suhu ruangan,
Agar pasien mampu
mengurangi nyeri ) pencahayaan, dan
menggunak
meng gunakanan teknik
teknik non
2. Pasi
Pasien
en tamp
tampakak tida
tidakk kebisingan
farmakologi dalam
memegangi daerah Aj
Ajar
arka
kann tent
tentan
angg tetekn
knik
ik no
nonn
memanag agem
emen
entt nyer
erii
yang farma
farmakokolo
logi
gi sesepe
pert
rtii di
dist
strak
raksi
si
yang dirasakan
nyeri dan relaksasi
Pemberian analgetik dapat
3. Skal
Skalaa nyer
nyerii menj
menjadadii 1- Kolaborasi pemberian
3 (ringan) analgetik untuk men
enggur
uran
anggi rarasasa nynyer
erii
pasien
4. Pasi
Pasien
en tamp
tampakak ri
rilek
lekss mengurangi nyeri
Tanda – tanda
vital dalam
rentang normal
(tekanan darah,
nadi, pernafasan )
TD : Sistolik
(130–139
mmHg), diastolik
(85–

89 mmHg)
N:60–70x/menit
RR:16-24x/menit

Tabel 3.4 Intervensi Keperawatan Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan otot
pernafasan
2. Setelah dilakukan 3 a. Mengumpulkan dan
tindakan
tinda kan keperawatan
keperawatan Ob menganalisi
meng analisiss data pasien
selama 2 x 24 Jam ser untuk memastikan
diharapkan pasien vas ke
kepa
pate
tena
nan
n ja jala
lan
n nanafa
fass
menunjukkan pola i dan pertukaran gas yang
nafafass efefek
ktif yang fre adekuat
dibu
ibuktik
ktikan
an deng
dengan
an ku b. Adanya suara nafas
st
stat
atus
us reresp
spir
irasi
asi tida
tidak
k ens tambahan yang abnormal
terganggu. i, menent
men entuka
ukan
n interv
intervens
ensii
Kriteria Hasil : ke yang akan dilakukan
dal selanjutnya oleh perawat
1. Mendemonst strr
am c. Membantu ekspan spansi
si
asi kan
an paru dan pernafasan
latihan nafas
per normal
dalam secara
naf d.Meningkatkan
mandiri
2. Men
Menun unju
jukkkan
kan asa
n, kekuatan
dan fungsiotot pernafasan
ventilasi paru
jalan nafas
da serta memperbaiki
yang paten
n oksigenasi jaringan
(pasien
eks e. Meng
Mengum
umpupulk
lkan
an da
dan
n
tidak merasa
pa menganalisis data
terc
tercek
ekikik,, ir
iram
amaa
nsi
na
nafas
fas,, freku
frekuenensi
si
da
pernafasan dalam
dalam
da

Au
sk
ult
asi
sua
ra
naf
as,
cat
at
ada
ny
a
sua
ra
ta
mb
aha
n

5
Po
sisi
ka
n
pas
ien
unt
uk
me
ma
ksi
ma
lka
n
ve
ntil
asi
( p
osi
si
se
mi
fo
wl
er

)
6
Aj
ark
an
unt
uk
me
lak
uk
an
de
ep
br
eat
hin
g
ex
erc

is (
lati
ha
n
naf
as
dal
am
)
sec
ara
ma
ndi
ri
7 Pant
Pantau
au TTV
TTV tia
tiap
p jam
jam
re
rent
ntan
angg no norm
rmal,
al, kardiovaskuler,
tida
tidak
k adadaa suar
suaraa pernafasan dan suhu suhu
nafas tambahan) tubuh pasien untuk
3) Tanda – tanda menentukan dan
vital dalam mencegah komplikasi
rentang normal ( 6. Kolaborasi pemberian 6. Meningkatkan pola
tekanan darah, O2 masker 10 Lpm pernafasan spontan yang
nadi, pernafasan optimal sehingga
) TD : Sistolik memaksimalkan
(130–139 pertukaran oksigen
oksigen
mmHg), dalam tubuh
diastolik (85–89
mmHg)
N : 60–70

x/menit
RR : 16-24

x/menit
Tabel 3.5 Intervensi
Intervensi Keperawatan
Keperawatan Intoleransi
Intoleransi aktivitas
aktivitas b.d ketidakseim
ketidakseimbanga
bangan
n
antara suplay oksigen miokard dan kebutuhan, adanya iskemia/nekrosis jaringan
miokard
NO Tujuan / Kriteria Hasil INTERVENSI RASIONAL
3. Setelah dilakukan tindakan 3 C 1) Menent
keperawatan selama 2x24 jam ata ukan respon
diharapkan pasien mampu t pasien
bertoleransi dengan aktivitas de terhadap
Kriteria Hasil : ny aktivitas
a. Berpartisipasi dalam ut dan sapat
akti
aktivi
vita
tass fi fisi
sik
k tanp
tanpaa da mengindikasikan
dise
disert
rtai
ai peni
peningngka
kata
tan
n n kekurangan oksigen
teka
tekana
nann daradarah,h, nadi
nadi,, rit pada miokard,
miokard,
dan RR m sehingga harus
b. Mampu melakukan e men
me ngu
gura
ranngi tintingk
gkat
at
akti
aktivi
vita
tass se
seha
hari
ri-h
-har
arii ja aktivitas, bedrest,
(ADLs) secara mandiri nt perubahan regimenregimen
c. Mampu berpindah : un pengobatan, atau
dengan ata atau bantuan g, penggunaan oksigen.
alat ser 2) Mengu
d. Status respirasi : ta ra
rang
ngii bebebaban
n
pertukaran gas dan pe kerja miokard
ventilasi adekuat ru dan konsumsi
e. Sirk
Sirkul
ulas
asii stat
status
us bai
baik
k ba oksigen, serta
ha mengurangi
n risiko
te komplikasi,
ka misalnya
na perparahan
n infark
da miokard.
ra Pasien tanpa
h ko
komp
mpli
lika
kasisi in
infa
fark
rk
miok
mi okar
ard
d di
dido
doro
rong
ng
se untuk terlibat dalam
be aktivitas
aktivitas yang ringan
lu diluar
diluar tempat
tempat tidur,
tidur,
m, termasuk
termasu k jalan-jalan
jalan-jalan
sel kecil 12 jam setelah
a kejadian.
m
a,
da
n
set
ela
h
ak

tiv
ita
s

se
su
ai
in
di
ka
si.
N
ye
ri
da
da
da
n
se
sa
k
na
fas
m
un
gk
in
ter
ja
di.

4 M
oti
va
si
pa
sie
n
un
tu
k
m
ela
ku
ka
n

tir
ah
ba
rin
g.

Ba
tas
i
ak
tiv
ita
s

ya
ng
m
en

ye
ba
bk
an
ny
eri
da
da
ata
u
res
po
ns
ja
nt
un
g
ya
ng
bu
ru
k.
Be
rik
an
ak
tiv
ita
s
pe
ng

ali
ha
n
ya
ng

be
rsi
fat
no
nst
res
.
3.Instruksikan pasien 3. Kegiatan yang
un
untu
tuk
k meng
menghi
hind
ndar
arii memerlukan untuk
peningkatan tekanan menahan nafas dan
abdominal,
abdom inal, misalnya
misalnya mengejan, misalnya
mengejan
menge jan saat buang
buang manuver valsava,
air besar. dapat mengakibatkan
bradikardia sehingga
terjadi penurunan
curah jantung dan
selanjutnya
mengalami
takikardia dengan
peningkatan tekanan
darah.
1) Jelaska 1. Kegiatan
Kegiatan progre
progresif
sif
n pola memberikan beban
peningkatan yang terkontrol pada
tingkat jantung. Serta
aktivitas, meningkatkan
misalnya kekuatan dan
bangun untuk mencegah kelelahan.
pergi ke toilet
atau duduk
dikursi, 2. Pa
Palp
lpit
itasi
asi,, deny
denyutut
ambulasi tidak teratur,
progresif, dan peningkatan nyeri
nyeri
beristirahat setelah dada, atau dispnea
makan. mungkin
2) Evaluasi menunjukkan
tanda dan gejala kebutuhan untuk
yang perubahan latihan
latihan
mencerminkan atau obat.
intoleransi 3. Progra
terhadap m rehabilitasijantung
rehabilitasijantung
tingkat aktivitas memberikan
yang ada dukungan dan
atau pengawasan
memberitahukan tambahan, serta

pada perawat atau atau mendorong


dokter. partisipasi dalam
dalam
3) Kolabo proses pemulihan.
rasi dengan
tenaga
ke
kese
seha
hata
tan
n lalain
in
dalam
dal am meruju
merujukk
ke program
rehabilitasi
jantung.
Tabel 3.6 Intervensi Keperawatan Resiko penurunan curah jantung b.d perubahan
laju, irama, dan konduksi elektrikal
NO Tujuan / Kriteria Hasil INTERVENSI RASIONAL
4 Setelah dilakukan tindakan 1)Lakukan 1. Hipotensi dapat
keperawatan selama 2x24 jam pengukuran terjadi akibat
diharapkan tidak terjadi tekanan disfungsi ventrikular,
penurunan curah jantung darah. hipoperfusi
Kriteria Hasil : Bandingkan miokardium, dan
1. Tanda vital dalam rentang hasil pada stimulasi vagal.
normal ( Tekanan Darah, Nadi, setiap lengan, Namun, hipertensi
hipertensi
Respirasi ) saat duduk, juga dapat terjadi terjadi
2. Dapa
Dapatt ment
mentol
olera
erans
nsii ak
akti
tivi
vita
tas,
s, berbaring, akibat nyeri, ansietas,
ansietas,
tidak ada kelelahan dan berdiri. pelepasan
3. Tida
Tidakk ad
adaa edem
edemaa par aru,
u, peri
perifeferr katekolamin, dan
dan tidak ada asites memiliki masalah
4. Tidak ada
ada penurun
penurunan
an kesadaran
kesadaran pembuluh darah
darah
sebelumnya.
Hipotensi ortostatik (
postural ) mungkin
berhubungan dengan
komplikasi infark,
misalnya gagal
jantung.
2. S3 biasanya
berhubungan dengan
2) Auskul gagal jantung,
tasi bunyi namun adanya
jantung. in
insu
sufi
fisi
sien
ensi
si mitr
mitral
al
Catat adanya (re
reggurgitasi) dan
gallop S3 dan ov
over
erlo
loa
ad ventrikel
S4, murm
murmur
ur,, kiri yang dapat
serta rub. menyertai infark
parah juga dicatat.
S4 mungkin
berhubungan dengan
isk
iskemia
emia mio
miokarardd,
ke
keka
kaku
kuan
an ven
entr
trik
ikel
el,,
dan hipertensi

pulmonal atau
sistemik.
Murmur
mengindikasikan
adanya gangguan
aliran darah pada
jantung, misalnya

gangguan pada
katup,, defek septum,
katup
atau getar araan otot
papilaritas dan korda
tendinea (komplikasi
infark miokard)
Rub
mengindikasikan
adanya infark yang
disebabkan oleh
peradangan,
misalnya efusi
1. Ausk
Auskul
ulta
tasi
si suar
suaraa perikardial dan
nafas perikarditis.
4.Krakels
menandakan adanya
kongesti
sti pulmonal al,,
yang mungkin
berkembang karena
karena
2. Pan
Pantau
tau deny
denyut
ut dan
penurunan fungsi
fungsi
ritme jantung.
miokard.
Dokumentasikan
5. Denyut
Denyut dan ritme
ritme
disritmia melalui
jantung berespon
telemetri.
terhadap medikasi,
aktivitas, dan
perkembangan

komplikasi.
Disritmia terutama
kontraksi ventrikular
yang prematur atau
progressive heart
blocks, dapat
dapat
mempengaruhi
3. Beri
Berikkan makananaan
fungsi jantung atau
yang kecil dan
meningkatkan
mudah dicerna.
kerusakan iskemik.
Batasi asupan kafein,
6. Makanan besar
misalnya kopi,
dapat meningkatkan
cokelat, dan cola.
beban kerja miokard
miokard
dan menyebabkan
stimulasi vagal, yang
mengakibatkan
bradikardia atau
atau
denyut ektopik.
Kafein merupakan
stimulan langsung

pada jantung yang


yang
dapat meningkatkan
denyut jantung.
6. Kolaborasi dengan 6. Disritmia biasanya
tenaga kesehatan lain diobati sesuai
dalam pemberian dengan gejalanya.
ob
obat
at – obatan
obatan se
sesu
suai
ai Terapi
indi
indika
kasi
si,, misa
misaln ya ACE
lnya inhibitor
obat antidisritmia. se
seb
bag
agai
ai pengobat ataan
awal, khususnya
pada infark miokard
miokard
anterior yang besar,
aneurisma ventrikel,
atau gagal jantung,
dapat meningkatkan
ke
kelu
luar
aran
an vemtrikel el,,
meningkatkan
kelangsungan hidup,
dan mungkin
memperlambat
perburukan gagal
gagal
jantung.
a. Ti
Tind
ndak
akan
an Kep
Keper
eraw
awat
atan
an

Nama pasien : Tn. R No. RM : 0021xxxx Umur : 50Th

No Dx Tanggal Jam Implementasi Nama/ttd


1. 27 – 12 – 21.00 Melakukan pengkajian nyeri komprehensif

2019 yang meliputi lokasi, karakteristik,

frekuensi.

P = Nyeri timbul saat beraktivitas dan

kadang saat istirahat

Q = Nyeri seperti di remas – remas

R = Nyeri timbul di dada sebelah kiri dan

menjalar ke punggung

S = Skala nyeri 6

T = Nyeri hilang timbul

21.10 Mengendalikan faktor lingkungan yang

dapat mempengaruhi respon pasien

terhadap ketidaknyamanan dengan cara


membatasi pengunjung dan membatasi

Pencahayaan

21.15 Mengajarkan penggunaan teknik non

farmakologi dengan cara mengajarkan

teknik relaksasi nafas dalam


21.45 Mendukung istirahat atau tidur yang

adekuat untuk membantu penurunan nyeri


dengan menganjurkan pasien istirahat

selama 6-8 jam dan menghindari

memikirkan hal – hal yang berat

21.50 Melakukan kolaborasi dengan

memberikan analgesik tambahan jika

diperlukan untuk meningkatkan efek

pengurangan nyeri dengan memberikan


memberikan

obat oral ISDN 3X5mg

2. 27 – 12 - 21.55 Memberikan Posisi semifowler

2018 22.00 Memberikan O2 masker 10 Lpm

22.05 Mengauskultasi suara nafas

Terdapat suara wheezing

22.10 Memantau pernafasan pasien

Pergerakan dada simetris, terdapat

pemakaian otot bantu pernafasan, dan pola

pernafasan cepat dan dangkal. RR = 28

x/menit

3. 27 – 12 – 22.15 Memotivasi pasien untuk melakukan tirah

2018 baring, dan membatasi aktivitas yang

menyebabkan nyeri dada atau respons

jantung yang buruk.

4. 27 – 12 – 22.05 Mengauskultasi bunyi jantung


2018 Terdapat suara S1 dan S2 Tunggal

1. 28 – 12 – 04.30 Melakukan pengkajian nyeri komprehensif

2018 yang meliputi lokasi, karakteristik,

Frekuensi

P = Nyeri timbul saat aktivitas

Q = Nyeri seperti diremas – remas

R = Nyeri di dada sebelah kiri dan


menjalar
ke punggung

S = Skala nyeri 4

T = Nyeri hilang timbul


04.45 Mengajarkan penggunaan teknik

nonfarmakologi dengan cara mengajarkan

teknik relaksasi nafas dalam

2. 28 – 12 – 04.55 Melakukan observasi tanda – tanda vital

2019 TD = 130/70 mmHg

N = 98 x/menit

RR = 26 x/menit

S = 36,1º C

05.00 Memantau pernafasan, pergerakan dada

dan pola pernafasan pasien

Pergerakan dada simetris, terdapat otot

bantu pernafasan, dan pola pernafasan. RR


= 26 x/menit

05.05 Mengauskultasi suara nafas

Terdapat suara wheezing

05.10 Menjela
elaskan dan mengajarkan teknik
deep
deep brereat
athi
hing
ng ex
exer
erci
ciss yang berfungsi
berfungsi
untu
untuk
k meni
mening
ngka
katk
tkan
an fufung
ngsi
si pa
paru
ru da
dan
n
dilakukan dengan cara pasien menghirup
nafas secara perlahan dan dalam melalui
mulut dan hidung, sampai perut terdorong
maksimal
/ mengembang kemudian menahan nafas 1
– 5 hitungan, selanjutnya
3. 28 – 12 – 05.30 menghembuskan udara secara lambat
melalui mulut.
2018
Mencatat denyut dan ritme jantung, serta
05.40 perubahan tekanan darah sebelum,
selama, dan setelah aktivitas sesuai
indikasi. Menginstruksikan pasien
untuk
menghindari peningkatan tekanan
abdominal, misalnya mengejan saat buang
air besar
Memberika
Member ikan n penjel
penjelasan
asan untuk
untuk makana
makanan n
ya
yang
ng ke
keci
cill da
dan
n muda
mudahh di
dice
cern
rna.
a. Batas
Batasii
asupan kafein, misalnya kopi, coklat, dan
cola.

4. 28 – 12 – 05.50

2018

1 29 – 12 – 09.00 Melakukan pengkajian nyeri komprehensif


2018 yang meliputi lokasi, karakteristik,

Frekuensi

P = Nyeri timbul saat aktivitas

Q = Nyeri seperti di remas – remas

R = Nyeri di dada sebelah kiri dan


menjalar ke punggung
S = Skala nyeri 3

T = Nyeri hilang timbul

Melakukan kolaborasi dengan


09.15 memberikan analgesik tambahan dan/atau
pengobatan jika diperlukan untuk
mening
men ingkat
katkan
kan efek
efek pengur
pengurang
angan
an nyeri
nyeri
dengan memberikan obat oral ISDN 3x5
mg
Memant
Mem antau
au pernaf
pernafasan
asan,, perger
pergeraka
akann dada
dada
dan pola pernafasan pasien
Pergerakan
Pergerakan dada simetris,
simetris, tidak terdapat
pemakaian otot bantu pernafasan, dan
pola pernafasan normal dan teratur. RR =
22 x/menit
2. 29 – 12 – 09.25 Mengin
Men gingat
gatkan
kan dan mendam
mendampin pingi
gi untuk
untuk
melakukan teknik deep breathing exercis
2018 dengan cara pasien menghirup nafas
secara perlahan dan dalam melalui mulut
dan
dan hidu
hidung
ng,, sa
samp
mpai
ai pe
peru
rutt te
terd
rdor
oron
ong
g
maksimal

/ mengembang kemudian menahan nafas

09.30
1-5 hitungan, selanjutnya menghembuskan
udara secara lambat melalui mulut.
Mengauskultasi suara nafas

10.00 Suara nafas vesikuler dan tidak ada suara


tambahan
Menjelaskan pola peningkatan tingkat
aktivitas, dan beristirahat setelah makan
Pasien bangun untuk pergi ke toilet dan
3. 29 – 12 – 10.10 duduk dikursi
Membandingkan hasil tekanan darah pada
2018 saat duduk dengan melakukan observasi
tanda – tanda vital
TD = 120/80 mmHg
N = 80 x/menit
RR = 22 x/menit
S = 36,2º C
4. 29 – 12 – 12.00

2018
b. Eval
Evalua
uasi
si Kepe
Kepera
rawa
wata
tan
n

Nama pasien : Tn. R Umur : 50Th No. RM : 0038xxxx


0038xxxx

Tanggal Diagnosa Evaluasi Paraf


Keperawatan
30 – 12 - Nyeri Akut S : Pasien mengatakan nyeri dada sebelah
kiri sudah jarang timbul dengan skala 3,
2018 nyeri seperti diremas – remas
O:

1. Kead
Keadaan
aan umum
umum : lemah
lemah

2.Kesadaran composmentis, GCS 456


3. TT
TTV
V:

TD = 130/80 mmHg
N = 90 x/menit
RR = 22 x/menit
S = 36º C
4. Waj
Wajah
ah Tampak
Tampak rileks
rileks
5.Pasien sudah tidak memegangi daerah
dada yang nyeri

A : Masalah Keperawatan Teratasi

P : Intervensi dihentikan, pasien pulang


30 – 12 – Ketidakefektifan S : Pas asie
ien
n meneng
gat
atak
akan
an su
sud
dah tid
tidak
pola nafas merasa sesak lagi dan merasa lebih baik
2018 setiap kali melaksanakan DEB
O:

3.Mendemonstrasik
3.Mendemon strasikan
an latihan
latihan nafas dalam
secara mandiri
4.Menunjukkan jalan nafas paten ( pasien
ti
tida
dakk mera
merasa
sa teterc
rcek
ekik
ik,, iram
iramaa na
nafa
fas,
s,
fr
frek
ekue
uens
nsii pe
pern
rnaf
afas
asan
an da dala
lam
m rerent
ntan
angg
normal, tidak ada suara nafas abnormal )
5. TT
TTV V:

TD = 130/80 mmHg
N = 100 x/menit
RR = 22 x/menit

S = 36º C

A : Masalah Keperawatan Teratasi

P : Intervensi dihentikan, pasien pulang


30 – 12 - Intoleransi S : Pasien mengatakan badannya sudah
aktivitas tida
tidak
k lema
lemah
h da
dan
n tida
tidak
k se
sesak
sak lagi
lagi sa
saat
at
2018 aktivitas
O:

1. Kuli
Kulitt tera
teraba
ba han
hanga
gatt

2. Pasi
Pasien
en mamp
mampu u mela
melak
kuk
ukanan ADL
secara mandiri
3. Pasien
Pasien mampu
mampu berpin
berpindah
dah dari
dari satu
satu
tempat ke tempat yang lain tanpa
bantuan alat dan orang lain
4. TTV :

TD = 130/80 mmHg
N = 90 x/menit
RR = 22 x/menit

S = 36º C

A : Masalah Keperawatan Teratasi

P : Intervensi dihentikan, pasien pulang


66

30 – 12 - Resiko S : Pasien mengatakan nyeri dada sudah

Penurunan berkurang dan tidak merasa sesak nafas


2018 Curah Jantung lagi
O:

1. Tida
Tidak
k te
terd
rdap
apat
at ed
edem
emaa

2. Tida
Tidak
k tter
erda
dapa
patt sian
sianos
osis
is

3. Tida
Tidak
k tter
erda
dapa
patt S3
S3 dan
dan S4

4. Tida
Tidak
k ter
terjad
jadii o
oli
ligu
guri
riaa

5. Kulit le
lembap

6. TTV :

TD = 130/80 mmHg
N = 90 x/menit
RR = 22 x/menit

S = 36º C

A : Masalah Keperawatan Teratasi

P : Intervensi dihentikan, pasien pulang


67

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
68

DAFTAR PUSTAKA

Aspiani Reny Y. 2015. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskular. Jakarta:
EGC
Bulecheck, et al. Nursing Intervention Clasification (NIC). Edisi 6. 2016.
Elsevier: Singapore
Herdman T Heather. 2015. Nanda International Inc. Diagnosis Keperawatan: Definisi &
Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC
Kasron. 2012. Kelainan dan Penyakit Jantung Pencegahan Serta Pengobatannya.
Yogyakarta: Nuha Medika
Moorhead, et al. 2016. Nursing Outcome Classification (NOC). Edisi 5. Elsevier: Singapore.
Muttaqin A. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular. Jakarta:
2009.
Nurarif Amin H & Kusuma H. 2015.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Diagno
Diagnosasa Medis dan Nanda
Nic-Noc Edisi Revisi jilid 1. Yogyakarta: MediAction.
Suzane C Smeltzer & Brenda G Bare. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8. Jakarta: EGC.
Tri Sunaryo, Siti Lestari, Sunaryo, 2014. Pengaruh Relaksasi Benson terhadap Penurunan
Skala Nyeri Dada Kiri pada Pasien ACUTE MYOCARDIAL INFARC DI RS
Dr.MOEWARDI SURAKARTA Tahun

2014. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Vol. 4 No. 2


Wijaya Andra S & Putri Yessie P. 2013. Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan Dewasa Teori
dan Contoh ASKEP. Yogyakarta: Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai