Dosen Pengampu:
Disusun Oleh
Kelompok 3
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang..............................................................1
Tujuan…...................................................................................................................2
Rumusan Masalah....................................................................................................3
Pengkajian Keperawatan..............................................15
Pemeriksaan Fisik…................................................................................................16
Pemerik
Pemeriksaan
saan Penunjang................................................
Penunjang................................................17
17
Diagnosa
Diagnosa Keperawa
Keperawatan.................................................17
tan.................................................17
Rencana Tindakan…...................................................17
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan...............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
Pendahuluan
A. Lata
Latarr Bela
Belaka
kang
ng
3
Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit yang paling banyak menyebabkan
kematian di seluruh dunia. Sekitar 17.5 juta orang meninggal pada tahun 2012 oleh
karena penyakit kardiovaskular, mewakili sekitar 31% kematian di seluruh dunia. Dari
jumlah tersebut sekitar 7.4 juta orang meninggal karena penyakit jantung koroner (WHO,
2016).
Menurut Riskesdas Tahun 2013 di Indonesia pada tahun 2013 terdapat sekitar
1.5% dari penduduk yang terdiagnosis atau menderita gejala penyakit jantung koroner.
Salah satu spektrum dari sindrom koroner akut adalah infark miokard. Infark miokard
memilikin definisi suatu kematian irreversible dari otot jantung akibat dari iskemia yang
berkepanjangan. Infark miokard biasanya ditandai dengan nyeri di dada, kelelahan, dan
malais
mal aise.
e. Untuk
Untuk mendia
mendiagnos
gnosis
is secara
secara klinis
klinis infark
infark miokar
miokardd diguna
digunakan
kan pemeri
pemeriksa
ksaan
an
Elektrokar
Elekt rokardiogra
diogram
m (EKG),
(EKG), pemeriksaa
pemeriksaann laboratori
laboratorium
um dan cardiac
cardiac imaging
imaging (Zafari
(Zafari A.
Myocardial Infarction. Medscape, 2015).
Menurut Schreiber D. Cardiac Markers dalam Medscape 2015 menjelaskan bahwa
salah
salah satu
satu pemeri
pemeriksa
ksaan
an labora
laborator
torium
ium dari
dari infark
infark miokar
miokard
d adalah
adalah pemeri
pemeriksa
ksaan
an kadar
kadar
Creatine Kinase MB (CKMB). CKMB adalah isoenzim yang banyak terdapat pada otot
jantung. Jika terjadi kerusakan pada otot jantung kadar CKMB dalam darah akan
meningkat. Hal ini menjadikan CKMB spesifik dan sensitif dalam mendeteksi kerusakan
otot jantung. CKMB memiliki waktu paruh pendek dan kembali kadar awal dalam waktu
48 jam setelah infark miokard akut yang menjadikan CKMB digunakan sebagai penanda
untuk reinfarction dalam 2 hubungannya dengan nyeri dada klinis dan perubahan EKG
setelah 18 jam dari awal infark miokard.
Infark
Infark miokar
miokard
d paling
paling banyak
banyak dideri
diderita
ta di negara
negara yang
yang sedang
sedang berkem
berkemban
bang.
g.
Dengan menurunnya angka kejadian penyakit infeksi, meningkatnya perekonomian, dan
berubahnya gaya hidup akan meningkatkan masyarakat yang mengalami aterosklerosis.
Ateros
Ate roskle
kleros
rosis
is ini menjad
menjadii penyeba
penyebab
b yang
yang paling
paling sering
sering dari
dari infark
infark miokar
miokard.
d. Pada
ateros
ateroskle
kleros
rosis,
is, terdapa
terdapatt trombu
trombuss yang menyum
menyumbatbat arteri
arteri koroner
koroner jantun
jantung
g dimana
dimana hal
terseb
tersebut
ut akan mengak
mengakibaibatka
tkan
n penurun
penurunan
an suplai
suplai darah
darah ke otot-o
otot-otot
tot jantun
jantung.
g. Deng
Dengan
an
penurunan suplai darah selanjutnya otot-otot jantung akan mengalami iskemia yang jika
terjad
terjadii berkepa
berkepanja
njangan
ngan akan
akan menyeba
menyebabkan
bkan infark
infark miokar
miokard.d. Mes
Meskip
kipun
un iskemi
iskemiaa yang
berkepanjangan pada otot jantung akan mengakibatkan infark miokard, terdapat suatu
mekanisme mengenai suatu iskemia yang dapat melindungi otot jantung dari kematian
yaitu ischemic preconditioning (IPC) (Zafari A. Myocardial Infarction. Medscape, 2015).
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II
Konsep Teoritis
1) Definisi
Akut Miokard Infark (AMI) adalah suatu keadaan kematian jaringan otot jantung
akibat
akibat ketida
ketidakse
kseimb
imbanga
angann antara
antara kebutu
kebutuhan
han dan suplai
suplai oksige
oksigenn yang ter
terjad
jadii secara
secara
menda
me ndadadak.
k. Pe
Peny
nyeba
ebabb pa
pali
ling
ng seseri
ring
ng adala
adalah
h ad
adan
anya
ya su
sumb
mbat
atan
an pepemb
mbul
uluh
uh ja jant
ntun
ung,
g,
sehingga terjadi gangguan aliran darah yang diawali dengan hipoksia miokard (Setianto,
et.al., 2003; dalam Kasron 2012).
Akut Miokard Infark (AMI) didefinisikan sebagai nekrosis miokardium yang
diseba
disebabkan
bkan oleh
oleh tidak
tidak adekuat
adekuatnya
nya pasoka
pasokann darah
darah akibat
akibat sumbat
sumbatanan akut pada art arteri
eri
koroner. Sumbatan ini sebagian besar disebabkan oleh rupture flak flak ateroma pada arteri
korone
kor onerr yang kemudi
kemudianan diikut
diikutii oleh
oleh terjad
terjadiny
inyaa thromb
thrombosi
osis,
s, vasokon
vasokontri
triksi
ksi,, reaksi
reaksi
inflamasi dan mikroembolisasi distal (Arif Muttaqin, 2009; dalam Wijaya dan Putri,
2013).
Akut
kut Miok
Miokar ard
d Infar
nfarkk adal
adalah
ah nekr
kro
osis daerah mi miok
okar
ardi
dial
al yan
yangg biasan
biasanya
ya
disebabkan oleh suplai darah yang terhambat atau berhenti terlalu lama dan manifestasi
klinis pertama adalah iskemia jantung, atau adanya riwayat angina pectoris (Sunaryo,
2015).
2) Klas
Klasif
ifik
ikas
asii
Menurut Rendi dan Margareth, (2012), jenis-jenis miokard infark terbagi menjadi
2 (dua) yaitu:
a. Miok
Miokarard
d infar
infarkk subend
subendoka
okard
rdia
iall
Daerah subendokardial merupakan daerah miokard yang amat peka terhadap
iskemia dan infark. Miokard infark subendokardial terjadi akibat aliran darah
subendo
sub endokarkardia
diall yang relati
relatiff menuru
menurun n dalam
dalam waktu
waktu lama
lama sebaga
sebagaii akibat
akibat
perubaha derajat penyempitan arteri koroner atau dicetuskan oleh kondisi-
kondis
kon disii sepert
sepertii hipote
hipotensi
nsi,, perdar
perdaraha
ahan,
n, hip
hipoks
oksia.
ia. Deraja
Derajatt nekros
nekrosis
is dapat
dapat
bertambah bila disertai peningkatan kebutuhan oksigen miokard misalnya
akibat takikardia atau hipertrofi ventrikel.
b. Miokard infark transmural
Pada lebih daridari 90% pasien miokard
miokard infark
infark transmural
transmural berkaitan
berkaitan dengan
thrombosis
throm bosis koroner. Trombosis
Trombosis sering
sering terjadi
terjadi di daerah
daerah yang mengalami
penyempitan arterioskleorotik. Penyebab lain lebih jarang ditemukan,
termasuk disini misalnya perdarahan dalam plague arterioskleorotik dengan
hematom intramu amural, spa passme yang umumnya terjadi ditempat
arterioskleorotik yang emboli koroner.
Miokard
Mioka rd infark dapat terjadi
terjadi walau pembuluh
pembuluh koroner normal
normal,, tetapi
tetapi hal ini
amat jarang.
Menurut Morton, 2012 (dikutip dalam Nurafif & Kusuma, 2015) yang termasuk didalam
Akut miokard infark :
1. Angina pectoris
Angina pectoris adalah istilah
istilah yang digunakan untuk menggambarkan
menggambarkan nyeri
dada atau ketidaknyamanan yang disebabkan oleh penyakit arteri koronari,
pasien dapat menggambarkan sensasi seperti tekanan, rasa penuh, diremas,
berat atau nyeri. Angina pictoris disebabkan oleh iskemia myocardium
revers
reversibl
iblee dan sementara
sementara yang dicetuskan
dicetuskan oleh ketidaksei
ketidakseimbangan
mbangan antara
kebutuhan oksigen myocardium dan suplai oksigen myocardium yang berasal
dari penyempitan arterosklerosis arteri koroner.
Klasifikasi angina :
a) Angina stabil (dikenal sebagai angina stabil kronis, angina pasif, atau
angina ekssersional). Nyeri yang dapat diprediksi, nyeri terjadi pada
saatt aktivi
saa aktivitas
tas fisik
fisik atau
atau str
stress
ess emosion
emosionalal dan berkuran
berkurangg dengan
dengan
istirahat atau nitrogliserin.
n itrogliserin.
b) Angina tidaktidak ststabi
abill juga
juga didise
sebu
butt angin
anginaa pr
pra-
a-in
infa
fark
rk at
atau
au angin
anginaa
kresen
kre sendo
do yang
yang mengac
mengacu u pada
pada nyeri
nyeri dada
dada jantun
jantungg yan
yangg biasan
biasanyaya
terjadi pada saat istirahat.
c) Angina var varian
ian yang
yang juga
juga dikena
dikenall sebaga
sebagaii angina
angina prinzm
prinzmeta
etall atau
atau
Menurut (Murwani, 2011) ada beberapa penyebab lain terjadinya AMI yaitu:
i. Sindro
Sindromama klasik
klasik : ssumb
umbata
atann total
total yang ter
terjad
jadii secar
secaraa tiba-
tiba-tib
tibaa pada
pada
arteri.
ii.
ii. Koro
Koronanari
riaa bes
besar
ar oleh
oleh thro
thromb
mbososis
is..
iii.
iii. Hi
Hiper
perkho
khole
lest
ster
erol
olem
emiaia at
atau
au meni
meningngkat
katnya
nya
ii.
ii. Fa
Fakt
ktor
or re
resi
siko
ko ya
yang
ng tida
tidak
k dap
dapat
at dim
dimod
odif
ifik
ikas
asii
Merupaka faktor yang tidak bisa dirubah atau dikendalikan, yaitu
diantaranya:
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Riwa
Riwaya
yatt ke
kelu
luar
arga
ga
d. RAS
e. Geografi
f. Ti
Tipe
pe kepr
kepriibadi
badian
an
g. Kel
Kelas sosi
osial
3) Pato
Patofi
fisi
siol
olog
ogis
is
Akut Miokard
Miokard Infark sering
sering terjadi pada orang yang memiliki
memiliki satu atau lebih
faktor resiko seperti merokok, obesitas,
obesitas, hipertensi
hipertensi dan lain-lain.
lain-lain. Faktor ini disertai
disertai
dengan
deng an proses
proses kimia
kimiawi
wi terbent
terbentukny
uknyaa lipopr
lipoprote
otein
in di tunika
tunika intim
intimaa yang dapat
dapat
menyebabkan
menyeba bkan interaksi
interaksi fibrin
fibrin dan patelet
patelet sehingg
sehinggaa menimbu
menimbulkan
lkan cedera endotel
pembuluh darah koroner. Interaksi tersebut menyebabkan invasi dan akumulasi lipid
yang akan membentuk plak fibrosa. Timbunan plak menimbulkan lesi komplikata
yang dapat
dapat menimbulka
menimbulkan n tekanan
tekanan pada pembuluh
pembuluh darah
darah dan apabila
apabila ruptur
ruptur dapat
4) Tand
Tanda addan
an Geja
Gejala
la
Keluhan yang khas ialah nyeri dada retrosternal, seperti diremas- remas,
ditekan, ditusuk, panas atau tertindih barang berat. Nyeri dapat menjalar ke lengan
(umumnya kiri), bahu, leher, rahang bahkan ke punggung dan epigastrium. Nyeri
berlangsung lebih lama dari angina pektoris dan tak responsif terhadap nitrogliserin.
Kadang-kadang, terutama pada pasien diabetes dan orang tua, tidak ditemukan nyeri
sama sekali. Nyeri dapat disertai perasaan mual, muntah, sesak, pusing, keringat
dingin, berdebar-debar atau sinkope. Pasien sering tampak ketakutan. Walaupun
AMI dapat merupakan manifestasi pertama peyakit jantung koroner namun bila
anamnesis dilakukan teliti hal ini sering sebenarnya sudah didahului keluhan-keluha
angina, perasaan tidak enak di dada atau epigastrium (Kasron, 2012).
Menurut Kasron (2012) tanda dan gejala Akut Miokard Infark (TRIAGE
AMI) adalah :
1. Klinis
a. Nyeri dada yang terjadi
terjadi secara mendadak
mendadak dan terus-mener
terus-menerus
us tidak
tidak mereda,
mereda,
biasanya di atas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini
merupakan gejala utama.
b. Keparahan nyeri dapat meningkat secara menetap sampai nyeri tidak
tertahankan lagi.
c. Nyeri tersebut
tersebut sangat
sangat sakit,
sakit, seperti
seperti tertusu
tertusuk-tus
k-tusuk
uk yang dapat menjalar
menjalar ke
bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
d. Nyeri mulai secara
secara spontan
spontan (tidak
(tidak terjadi
terjadi setelah
setelah kegiatan
kegiatan atau
atau gangguan
gangguan
emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang
dengan bantuan istirahat atau nitrogliserin (NGT).
e. Nyeri
Nyeri dapat
dapat menj
menjala
alarr ke arah
arah raha
rahang
ng dan
dan leher.
leher.
f. Nyeri sering
sering diserta
disertaii dengan
dengan sesak
sesak nafas,
nafas, pucat, dingin,
dingin, diafores
diaforesis
is berat,
berat,
pening atau kepala terasa melanyang dan mual muntah.
g. Pasien
Pasien dengan
dengan diabetes
diabetes melitus
melitus tidak
tidak akan
akan mengalam
mengalamii nyeri
nyeri yang
yang hebat
karena neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor
(menumpulkan pengalaman nyeri).
2. Laboratorium
Pemeriksaan Enzim jantung
A. CPK-MB
CPK-MB//CPK (Creatine Phosphokinase),
Phosphokinase) , Isoenzim yang ditemukan pada
otot jantung meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam,
kembali normal dalam 36-48 jam.
B. LDH/HBDH (Laktat Dehidrogenase),
Dehidrogenase), Meningkat dalam 12-24 jam dan
memakan waktu lama untuk kembali
kembali normal.
C. AST/SGOT (Serum Glutamic Oxsalotransamine Test), Test), Meningkat (kurang
nyata atau khusus) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak dalam 24 jam,
kembali normal dalam 3 atau 4 hari.
3. EKG (Electrocardiogram)
Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T tinggi
dan simetris. Setelah ini terdapat elevasi segmen ST. Perubahan
Pe rubahan yang terjadi
kemudian ialah adanya gelombang Q atau QS yang menandakan adanya
kematian jaringan.
20
5) Kompliklikasi
Komplikasi yang terjadi pada penyakit Infark miokard akut antara lain (Rendi dan
Margareth, 2012):
• Gaga
Gagall ja
jant
ntun
ung
g kon
konge
gessti
• Syok ka
kardiogenik
• Disf
Disfun
ungs
gsii otot
otot pa
papi
pila
lari
riss
• Def
Defek sekt
sektum
um vent
ventri
rike
kell
• Ruptura jantung
• Aneurisma venventrike
kell
• Tromboembolisme
• Perikarditis
• Aritmia
6) Pena
Penakt
ktal
alak
aksa
sana
naan
an
Prinsip umum penatalaksanaan AMI menurut (Kasron, 2012):
1. Diagnos
Diagnosaa
Berdasarkan riwayat penyakit dan keluhan/tanda-tanda EKG awal tidak
menentukan, hanya 24-60% dari AMI ditemukan dengan EKG awal yang
menunjukan luka akut (Acute injury).
2. Diet makanan lunak atau sering serta
serta redah garam (bila ada gagal jant
jantung).
ung).
3. Terapi
Terapi Oksigen
Oksigen
a. Hipoksia menimbulkan metabolisme
metabolisme anaerob dan metabolik
metabolik asidosis, yang
menurunkan afektifitas obat-obatan dan terapi elektrik (DC shock).
b. Pemberian oksigen menurunkan perluasan daerah iskemik.
c. Penolong harus siap dengan bantuan penafasan bila diperlukan.
d. Monitor
Monitor EKG
EKG
Kejadian VF sangat tinggi pada beberapa jam pertama AMI. Penyebab utama
kematian beberapa jam pertama AMI adalah aritmia jantung 3. Elevasi segmen
ST > atau = 0,1 Mv pada 2 atau lebih hantaran dari area yang terserang
(anterior, lateral, inferior), merupakan indikasi adanya serangan miokard akut.
e. Pemberian
Pemberian obat
Obat-obatan yang digunakan pada pasien AMI diantaranya:
a. Obat-obatan
Obat-obatan trombolitik
trombolitik
Obat-obatan ini ditujukan
Obat-obatan ditujukan untuk memperbai
memperbaikiki kembali aliran
aliran pembuluh
darah koroner, sehingga referfusi dapat mencegah kerusakan miokard lebih
lanjut
lanjut.. Obat-o
Obat-obat
bat ini diguna
digunakan
kan untuk
untuk mel
melaru
arutka
tkan
n bekuan
bekuan darah
darah yang
yang
mnyumbat
mnyum bat arteri
arteri koroner.
koroner. Waktu
Waktu paling efektif
efektif pemberianya
pemberianya adalah 1 jam
setelah timbul gejala pertama dan tidak boleh lebih dari 12 jam paska
serangan.
serangan. Selain
Selain itu tidak
tidak boleh diberikan
diberikan pada pasien
pasien di atas 75 tahun
tahun
21
elevasi segmen ST. Saat nekrosis terbentuk, dengan penyembuhan cicin iskemik
disekitar area nekrotik, gelombang Q terbentuk. Area nekrotik adalah jaringan
parut yang tak aktif secara elektrikal, tetapi zona nekrotik akan menggambarkan
perubahan gelombang T saat iskemik terjadi lagi. Pada awal infark miokard,
elevasi ST disertai dengan gelombang T tinggi. Selama berjam-jam atau berhari-
hari berikutnya, gelombang T membalik. Sesuai dengan umur infark miokard,
gelombang Q menetap dan segmen ST kembali normal.
g. Tes laboratoriu
laboratorium
m darah
Kreatinin pospokinase (CKP)
LDH (Laktat Dehidrogenisasi)
Troponin T dan I
Elektrolit
Leukosit
22
1) Coro
Corona
naryry angi
angiog
ogra
raph
phy
y
2) Foto dada
3) Pencitr
Pencitraan
aan darah
darah jantun
jantungg (MUG
(MUGA) A)
4) Angi
Angiog
ograrafi
fi ko
koro
rone
nerr
5) Digita
Digitall ssubt
ubtrak
raksio
sionn angio
angiogra
grafi
fi (PSA)
(PSA)
6) Nuklea
Nuklearr Magnet
Magnetikik Res
Resonan
onance
ce (NMR
(NMR))
23
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
1) Asuhan
Asuhan Kepera
Keperawata
watan
n pada
pada Klien
Klien Akut Miokard
Miokard Infak
1. Pengkaj
ajiian
24
dan
dan kokomu
muni
nitatass terh
terhad
adap
ap mas
asal
alah
ah kes
eseh
ehat
atan
an atatau
au pr
pros
oses
es kehehid
idup
upan
an yan ang
g
aktual/potensial yang merupakan dasar untuk memilih intervensi keperawatan untuk
mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab perawat (Dermawan, 2012).
Menurut Herdinan & Kamitsuru, 2015 diagnosa keperawatan utama pasien mencakup
yang berikut :
• Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan akumulasi
ca
cair
iran
an dal
alam
am alalv
veo
eoli
li sesek
kun
unde
derr
25
koroner ).
• penurunan curah jantung
berhubungan dengan perubahan
laju, irama, dan konduksi elektrikal.
• In
Into
tole
lera
ran
n akakti
tifi
fita
tass ber
erh
hubun
ubunga
gan
n
dengan
denga n ketidakseimb
ketidakseimbangan
angan antara
suplay oksigen miokard dan
kebutuhan, adanya
iskemia/nekrosis jaringan miokard.
• Ansie
sietas breh
ehuubungan den
eng
gan
perubahan kesehatan dan status
sosio-ekonomi
• Defisiensi pengetahuan
berhubungan dengan kurangnya
informa
rmasi tentan
angg penyakit,
kesalahpaham
kesalah pahaman
an terhadap
terhadap kondisi
kondisi
medis atau terapi yang dibutuhka
dibutuhkan,
n,
ke
keti
tid
dak
akta
tau
uan te
ten
nta
tang
ng su
sum
mbe
berr
informasi, serta kurangnya
kemampuan mengingat
3. Perencanaan
Tabel 3.1 Intervensi keperawatan gangguan pertukaran gas b.d akumulasi cairan
dalam alveoli sekunder kegagalan fungsi jantung
NO Tujuan / Kriteria Hasil INTERVENSI RASIONAL
1 Setelah d il
ilakukan tindakan Posisikan pasien untuk Melancarkan
ke
kepe
peraw
rawatatan
an sesela
lama
ma 3x 3x2424 memaksimalkan ventilasi pernafasan klien
jam diharapkan pasien
menu
me nunj
njuk
ukka
kan
n po pola
la nanafa
fass
Lakukan fisioterapi dada Merilekskan dada
tidak efektif yang dibuktika
jika perlu untuk memperlancar
den
dengan
gan st stat
atu
us re resp
spir
iras
asii
pernafasan klien
tidak terganggu
Kriteria Hasil :
Keluarkan sekret dengan Mengeluarkan sekret
1. Mend
Mendem emononst
stra
rasi
sikk
batuk efektif yang menghambat
an peningkatan
ventilasi dan jalan pernafasan
26
tanda distress
pernafasan
3. Tanda – tanda
vital dalam
rentang
normal
TD : 90/60 mmHg
sampai 120/80
mmHg
Nadi : 60 – 100
x/menit
RR : 16 – 24 x/menit
Tabel 3.2 Intervensi keperawatan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d
penurunan curah jantung
dapat
meningkatkan
suplai oksigen
miokard jika
saturasi oksigen
kurang dari
5. Pemasangan
normal
pacemaker atau
1. Pacemaker
kateter
membantu
Swanganz ( bila
memperbaiki irama
ada AV blok
jantung
jantung sehingga
komplet atau
meningkatkan curah
total )
jantung
jantung
dan perfusi
6. CABG (
jaringan
Coronary
Coron ary Artery
Artery
Bypass Grafting
Grafting 2. Memp
Memper erb
bai
aiki
ki
sirkulasi koroner,
) jika ada
meningkatkan suplai
indikasi klinis
oksigen
7. PTCA ( dan perfusi
Percutaneous miokard
Transluminal 3. Memp
Memper erb
bai
aiki
ki
Coronary sirkuloasi koroner,
Angioplasty ) meningkatkan suplai
atau Coronary oksigen
Artery Stenting
Stenting dan perfusi
jika ada indikasi miokard
klinis
Obse
Ob serv
rvas
asii re
reak
aksi
si at
atau
au Efek samping obat yang
efek terapi, efek da
dapa
patt memb
membahahay
ayak
akan
an
sa
samp
mpining,
g, to
toks
ksis
isit
itas
as.. kon
ondi
disisi pa
pasi
sien
en haharu
russ
Laporkan kepada dokter dikaji dan dilaporkan
bila didapatkan tanda-
tanda toksisitas
Hindar
Hin darii respon
respon valsav
valsavaa Respon valsava
ya
yang
ng meru
merugi gika
kann ( saat
saat menurunkan
BAB ). Atur diet yang kontraktilitas miokard
diberikan
Pertahankan intake Mempertahankan
caira
cairan
n maks
maksim
imalal 20
2000
00 keseimbangan cairan
ml/24 jam ( bil tidak ada dan mencegah overload
edema ) cairan ekstraseluler
Tabel 3.3 Intervensi keperawatan nyeri akut b.d hipoksia miokard ( oklusi arteri
koroner )
Tabel 3.4 Intervensi keperawatan penurunan curah jantung b.d perubahan laju,
irama, dan konduksi elektrikal
jantung.
Tabe
Tabell 3.5
3.5 In
Inte
terv
rven
ensi
si kepe
kepera
rawa
wata
tan
n in
into
tole
lera
rans
nsii ak
akti
tivi
vita
tass b.
b.d
d
ketidakseimbangan antara suplay oksigen miokard dan
kebutuhan, adanya iskemia/nekrosis jaringan miokard
membantu pasien
dalam mengontrol
kembali perilakunya.
Orie
Or ient
ntas
asik
ikan
an papasi
sien
en Pref
Prefik
ikta
tabi
bilit
litas
as da
dan
n
dan keluarganya informasi dapat
tentang prosedur meng
mengurang
urangii ansietas
ansietas
rutin, serta
rutin, serta aktivi
aktivitas
tas pasien.
ya
yang
ng di
dipe
perk
rkir
irak
akan
an..
Dorong pasien untuk
berpartisipasi jika
memungkinkan.
Jawab semua Informasi yang
pertanyaan secara akurat mengenai
faktual. Berikan kondisi yang dialami
informasi yang da
dapa
patt meng
mengur
uran
angi
gi
konsisten, ulangi jika rasa takut,
dibutuhkan. memperkuat
hubungan perawat
dan pasien, serta
membantu pasien
dan keluarga dalam
menghadapi kondisi
yang dialami.
Berikan privasi pada Privasi memberikan
pasien dan keluarga. waktu yang
diperlukan untuk
mengekspresikan
perasaan pribadi
pribadi
pasien, serta dapat
dapat
meningkatkan
perasaan saling
saling
mendukung dan
mempromosikan
perilaku yang lebih
adaptif.
Berikan waktu MeMeny
nyim
impa
pan
n enenerergi
gi
isti
istira
raha
hatt dan tidu
tidurr da
dan
n meni
mening
ngka
katk
tkan
an
tanpa terganggu, koping adaptif.
serta lingkungan
yang tenang dengan
mengontrol
pengunjung dan
jumlah rangsangan
rangsangan
eksternal.
Kolaborasi dengan Mendorong relaksasi
tenaga kesehatan lain da
dan
n ist
istir
irah
ahat
at,, se
serta
rta
dalam memberikan mengurangi ansietas.
obat anti-ansietas
atau hipnot
hipnotik
ik sesuai
sesuai
in
indi
dika
kasi
si,, misa
misaln
lnya
ya
al
alpr
praz
azol
olam
am (Xan
(Xanax
ax))
dan lorazepam
(Ativan)
dan o
ob
besitas. dapat menghambat
pemulihan dan
meningkatkan risiko
komplikasi.
Instru
Instruksi
ksikan
kan pasien
pasien Sebagi
Sebagian
an besar
besar obat
obat
untuk dapat mengandung
berkonsultasi stimulan saraf
dengan dokter simpatis dan dapat
sebelum meningkatkan
men
enggambil resesep
p tek
ekaanan dara
rah
h atau
obat lain. melawan pengobatan
yang sedang
dijalankan.
4. Evaluasi
Hasil yang diharapkan (Brunner and Suddarth, 2013) :
• Pasie
Pasien
n men
menun
unju
juka
kann pen
pengugura
rang
ngan
an nye
nyeri
ri
• Tida
Tidak
k menu
menunj njuk
ukka
kann kesu
kesuli
lita
tan
n dalam
dalam bern
bernapapas
as
• Perfu
Perfusi
si jarin
jaringa
gann terp
terpel
elih
ihar
araa se
secar
caraa adek
adekua
uatt
• Memp
Memperl
erlih
ihatk
atkan
an berku
berkuran
rangngnya
ya ke
kecem
cemasa
asan
n
BAB IV
Tinjauan Kasus
Pada bab ini akan disajikan kasus pasien dengan infark miokard
Ruang rawat/kelas : Maimunah Diagnosa Medis : Stemi Anterior
No. Rekam medis : 0021xxxx
A. Iden
Identi
tita
tass kli
klien
en
Klien adalah seorang laki - laki bernama Tn. R usia 50 tahun beragama islam, klien
tinggal di Bukit Tinggi, klien bekerja sebagai sopir dengan pendidikan terakhir SD, klien
menika
men ikahh dengan
dengan Ny. T dan dikaruni
dikaruniai
ai dua orang anak. Klien MRS pada tangga
tanggall 27
Desember 2019 di Ruang Maimunah RSUD Bukittinggi
B. Ri
Riwa
waya
yatt Peny
Penyak
akit
it
• Riwa
Riwaya
yatt Pe
Peny
nyak
akit
it Se
Seka
kara
rang
ng
1. Keluhan Utama pasie
sien men
eng
gatakan nye
nyeri dad
dada se
seb
bel
elaah kiri
menjalar ke punggung.
2. Riw
Riwayat
ayat peny
penyak
akit
it sek
sekar
aran
ang
g pasi
pasien
en men
menga
gata
tak
kan saat
saat dir
dirum
umah
ah
mengeluh nyeri dada sebelah kiri kemudian hilang saat
dipakai istirahat. Pada tanggal 27 Desember 2019 saat bekerja
pasien merasakan nyeri kembali dibagian dada sebelah kiri
dan sesak, pukul 20.00 WIB pasien dibawa ke IGD RSUD
Buki
Bu kitt
ttin
ingg
ggii da
dan
n didibe
beri
rika
kan
n tind
tindak
akan
an pe
pema
masan
sanga
gann mask
masker
er
NRBM 10 Lpm. Pukul 21.00 WIB pasien dipindahkan ke
ruang maimunah.
maimunah. Pada saat pengkajian
pengkajian pasien mengatakan
mengatakan
nyeri dada sebelah kiri menjalar ke punggung seperti diremas–
remas dengan skala 6, dan nyeri hilang timbul.
• Riwa
Riwaya
yatt Kepe
Kepera
rawa
wata
tan
n Sebe
Sebelulumn
mnya
ya
Riwayat Kesehatan yang lalu pasien mengatakan tidak pernah memiliki riwayat
penyakit seperti HT dan DM, tidak pernah melakukan operasi, dan tidak memiliki
alergi makanan atau obat.
• Riwa
Riwaya
yatt Kese
Keseha
hata
tan
n Kelu
Keluar
arga
ga
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan
C. Lin
Lingku
gkunga
ngann rumah
rumah dan komun
komunita
itass
Ling
Lingkukung
ngan
an ruruma
mah
h tida
tidak
k ko
koto
tor,
r, ve
vent
ntil
ilas
asii ru
ruma
mah
h ba
baik
ik,, pa
pasi
sien
en meng
mengat
atak
akan
an se
serin
ring
g
mengikuti acara di lingkungan rumah seperti pengajian.
D. Perilaku
Perilaku yang
yang mempengaru
mempengaruhihi kesehata
kesehatann
Pasien mengatakan sering begadang saat masuk malam di tempat kerja, dan jarang
melakukan olahraga.
E. St
Stat
atus
us cair
cairan
an dan
dan nutri
nutrisi
si
Nafsu makan baik, saat di Rumah pasienpasie n makan 1 porsi sedang sebanyak 3x sehari,
s ehari, dan
saat di RS pasien makan 3x sehari 1 porsi habis. Pasien selalu mengkonsum
mengkonsumsisi air putih
de
deng
ngan
an jujuml
mlah
ah 1,5
1,5 Lite
Liter/h
r/hari
ari.. Pasie
Pasien
n meng
mengat
atak
akan
an tida
tidak
k ad
adaa pa
pant
ntan
anga
gan
n da
dann tida
tidak
k
melakukan diet.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
F. Genogram
Ket :
= Perempuan = Pasien
= Tinggal serumah
G. Peme
Pemeri
riks
ksaan
aan Fisi
Fisik
k
A. Keadaan umum : Le
Lemah
B. Tanda Vital :
A. Tensi : 130/80 mmHg
B. Suhu : 36ºC
C. Nadi : 100 x/menit
D. Respirasi : 28 x/menit
• Respirasi (B1)
Bentuk
Ben tuk dada normal
normal chest, tidak ada skoliosis pada susunan ruas tulang belakang,
irama nafas tidak teratur dengan jenis dispnea, terdapat retraksi otot bantu pernafasan,
perkusi thorax sonor, getaran sama kanan kiri pada vokal premitus, menggunakan alat
bantu nafas NRBM 10 Lpm, dan terdapat suara nafas wheezing, pasien mengatakan
sesak dan letih setelah beraktivitas.
Masalah keperawatan : Ketidakefektifan pola nafas dan Intoleransi Aktivitas
• Kardi
rdiovasku
skuler (B
(B2)
Terdapat nyeri dada, irama jantung reguler, ictus cordis teraba kuat pada ICS V
Midclavicula,, dunyi jantung S1 dan S2 Tunggal, CRT <3 detik, tidak terdapat sianosis,
Midclavicula
tida terdapat clubbing finger, dan tidak ada pembesaran JVP.
P = Nyeri
Nyeri timbu
timbull saat berak
beraktiv
tivitas
itas
Q = Nyeri
Nyeri seperti
seperti diremas
diremas – rema
remass
R = Nyeri dada
dada sebelah kiri menjalar
menjalar ke punggung
punggung
S = Skala nyeri 6
T = Nyeri hilang timbul
Lain-lain :
Hasil Lab CK-MB 366,3 mg/dL, Troponin I 11,400 ng/mL, dan pada
hasil EKG terdapat ST Elevasi pada V2 dan V3
Masalah keperawatan : Nyeri Akut dan Resiko Penurunan Curah Jantung
• Persyarafan (B3)
Kesadaran composmentis dengan GCS 456, orientasi baik, tidak terdapat kaku kejang
dan kaku kuduk,
kuduk, tidak ada nyeri
nyeri kepala, dan tidak ada kelainan nervu
nervuss cranialis
cranialis..
Istirahat dirumah ± 6 Jam, saat di RS ± 7 Jam, dan sering terbangun.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
• Genetourinaria (B
(B4)
Bentuk alat kelamin normal dan bersih, terpasang kateter dengan jumlah 1300/24 Jam
dengan warna kuning dan bau khas.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
• Pencernaan (B5)
Keadaan mulut bersih, mukosa bibir kering, terdapat caries, dan saat di RS tidak
menggosok gigi tetapi melakukan oral hygiene menggunakan listerine. Pasien tidak
mengalami kesulitan menelan dan tidak ada pembesaran
mengalami pembesaran tonsil. Tidak ada nyeri
abdomen,
abdom en, tidak kembung
kembung dan peristaltik
peristaltik usus 10 x/menit. Pasien mengatakan
mengatakan saat
dirawat di RS belum BAB.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
• Musk
Muskul
ulos
oske
kele
leta
tall Dan
Dan In
Integ
tegum
umen
en (B6)
(B6)
Tidak terdapat fraktur, tidak ada dislokasi, akral pucat, turgor kulit baik, tidak ada
oedema, dan kekuatan otot
5 5
5 5
H. Data
Data Psik
Psikos
osos
osia
iall
Pasien mengatakan merasa bangga terhadap tubuhnya, karena pasien merasa sempurna
dengan apa yang diberikan Allah SWT. Pasien sebagai kepala keluarga dan sebagai kakek
merasa sangat puas terhadap status dan posisinya didalam keluarga. Pasien sudah mampu
menjad
men jadii ayah
ayah dari
dari anak- anakny
anaknya,
a, tetapi
tetapi saat sakit tidak
tidak bisa
bisa mencari
mencari uang.
uang. Harapa
Harapan
n
pasien ingin cepat sembuh dan bisa cepat pulang untuk berkumpul dengan anggota
keluarganya, dan menganggap bahwa penyakit yang dideritanya merupakan ujian dari
Allah dan memasrahkan semua kepada tim medis untuk melakukan yang terbaik bagi
kesembuhan pasien. Selama di RS pasien sering dijenguk oleh keluarga dan hubungan
pasien dengan keluarga sangat baik.
Darah Lengkap
Neutrofil 9,0
Limfosit 2,5
Monosit 1,0
Eosinofil 0,1
Basofil 0,1
KIMIA KLINIK
LEMAK
FAAL GINJAL
PEMERIKSAAN
PATOLOGI KLINIK
JANTUNG
ELEKTROLIT
ELEKTROLIT SERUM
GULA DARAH
Terapi
Tanggal : 08-08-20
Nama pasien : Tn. R
Umur : 50 Th
NO RM : 0021xxxx
Pernyataan yang jelas tentang masalah klien dan penyebab. Selain itu harus spesifik berfokus
pada kebutuhan klien dengan mengutamakan prioritas dan diagnosa yang m muncul
uncul harus dapat
diatasi dengan tindakan keperawatan.
Daftar Masalah Keperawatan
Ketidakefektifan pola nafas.
Nyeri akut.
Intoleransi aktivitas.
Resiko penurunan curah jantung.
Menyusun rencana tindakan keperawatan yang dilaksanakan untuk menanggulangi masalah dengan
diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien.
Tanggal : 27 – 12 - 2019
Nama pasien : Tn. R
Dx. Medis : Stemi Anterior
Tabel 3.3 Intervensi keperawatan nyeri akut b.d iskemia jaringan miokard
No Tujuan/kriteria hasil Intervensi Rasional
Dx
1. Setelah dilakukan Bina hubungan saling Untuk meningkatkan
tind
tindak
akan
an kep
kepereraw
awat an percaya
atan kepercayaan pasien
selama 2x24 jam Lakukan pengkajian nyeri kepada perawat
diharapkan nyeri secaraa komprehensif termasuk
secar termasuk Untuk mengetahui tingkat
berkurang lokasi, karakteristik, nyeri pasien
Kriteria Hasil : durasi, frekuensi, kualitas, dan
1. Mamp
Mampu u men
mengo
gont roll faktor presipitasi
ntro Untuk mengetahui tingkat
ke
keti
tida
dakn
knya
yama
mana
nan n ya
yang
ng
nyeri (tahu Obser
Ob serva
vasi
si reaks
reaksii no nonv
nver
erba
ball
dirasakan oleh pasien
penyebab nyeri, dari ketidaknyamanan
Untuk mengurangi tingkat
mampu Kon
ontr
tro
ol ling
lingku
kung
ngan an ya yanng
ke
keti
tida
dakn
knya
yama
mana
nan n ya
yang
ng
menggu
men ggunak
nakanan tehnik
tehnik dapdapat
at mempengaru
mempengaruhi hi nyeri
dirasakan oleh pasien
no
nonn farmakologi untuk seperti suhu ruangan,
Agar pasien mampu
mengurangi nyeri ) pencahayaan, dan
menggunak
meng gunakanan teknik
teknik non
2. Pasi
Pasien
en tamp
tampakak tida
tidakk kebisingan
farmakologi dalam
memegangi daerah Aj
Ajar
arka
kann tent
tentan
angg tetekn
knik
ik no
nonn
memanag agem
emen
entt nyer
erii
yang farma
farmakokolo
logi
gi sesepe
pert
rtii di
dist
strak
raksi
si
yang dirasakan
nyeri dan relaksasi
Pemberian analgetik dapat
3. Skal
Skalaa nyer
nyerii menj
menjadadii 1- Kolaborasi pemberian
3 (ringan) analgetik untuk men
enggur
uran
anggi rarasasa nynyer
erii
pasien
4. Pasi
Pasien
en tamp
tampakak ri
rilek
lekss mengurangi nyeri
Tanda – tanda
vital dalam
rentang normal
(tekanan darah,
nadi, pernafasan )
TD : Sistolik
(130–139
mmHg), diastolik
(85–
89 mmHg)
N:60–70x/menit
RR:16-24x/menit
Tabel 3.4 Intervensi Keperawatan Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan otot
pernafasan
2. Setelah dilakukan 3 a. Mengumpulkan dan
tindakan
tinda kan keperawatan
keperawatan Ob menganalisi
meng analisiss data pasien
selama 2 x 24 Jam ser untuk memastikan
diharapkan pasien vas ke
kepa
pate
tena
nan
n ja jala
lan
n nanafa
fass
menunjukkan pola i dan pertukaran gas yang
nafafass efefek
ktif yang fre adekuat
dibu
ibuktik
ktikan
an deng
dengan
an ku b. Adanya suara nafas
st
stat
atus
us reresp
spir
irasi
asi tida
tidak
k ens tambahan yang abnormal
terganggu. i, menent
men entuka
ukan
n interv
intervens
ensii
Kriteria Hasil : ke yang akan dilakukan
dal selanjutnya oleh perawat
1. Mendemonst strr
am c. Membantu ekspan spansi
si
asi kan
an paru dan pernafasan
latihan nafas
per normal
dalam secara
naf d.Meningkatkan
mandiri
2. Men
Menun unju
jukkkan
kan asa
n, kekuatan
dan fungsiotot pernafasan
ventilasi paru
jalan nafas
da serta memperbaiki
yang paten
n oksigenasi jaringan
(pasien
eks e. Meng
Mengum
umpupulk
lkan
an da
dan
n
tidak merasa
pa menganalisis data
terc
tercek
ekikik,, ir
iram
amaa
nsi
na
nafas
fas,, freku
frekuenensi
si
da
pernafasan dalam
dalam
da
Au
sk
ult
asi
sua
ra
naf
as,
cat
at
ada
ny
a
sua
ra
ta
mb
aha
n
5
Po
sisi
ka
n
pas
ien
unt
uk
me
ma
ksi
ma
lka
n
ve
ntil
asi
( p
osi
si
se
mi
fo
wl
er
)
6
Aj
ark
an
unt
uk
me
lak
uk
an
de
ep
br
eat
hin
g
ex
erc
is (
lati
ha
n
naf
as
dal
am
)
sec
ara
ma
ndi
ri
7 Pant
Pantau
au TTV
TTV tia
tiap
p jam
jam
re
rent
ntan
angg no norm
rmal,
al, kardiovaskuler,
tida
tidak
k adadaa suar
suaraa pernafasan dan suhu suhu
nafas tambahan) tubuh pasien untuk
3) Tanda – tanda menentukan dan
vital dalam mencegah komplikasi
rentang normal ( 6. Kolaborasi pemberian 6. Meningkatkan pola
tekanan darah, O2 masker 10 Lpm pernafasan spontan yang
nadi, pernafasan optimal sehingga
) TD : Sistolik memaksimalkan
(130–139 pertukaran oksigen
oksigen
mmHg), dalam tubuh
diastolik (85–89
mmHg)
N : 60–70
x/menit
RR : 16-24
x/menit
Tabel 3.5 Intervensi
Intervensi Keperawatan
Keperawatan Intoleransi
Intoleransi aktivitas
aktivitas b.d ketidakseim
ketidakseimbanga
bangan
n
antara suplay oksigen miokard dan kebutuhan, adanya iskemia/nekrosis jaringan
miokard
NO Tujuan / Kriteria Hasil INTERVENSI RASIONAL
3. Setelah dilakukan tindakan 3 C 1) Menent
keperawatan selama 2x24 jam ata ukan respon
diharapkan pasien mampu t pasien
bertoleransi dengan aktivitas de terhadap
Kriteria Hasil : ny aktivitas
a. Berpartisipasi dalam ut dan sapat
akti
aktivi
vita
tass fi fisi
sik
k tanp
tanpaa da mengindikasikan
dise
disert
rtai
ai peni
peningngka
kata
tan
n n kekurangan oksigen
teka
tekana
nann daradarah,h, nadi
nadi,, rit pada miokard,
miokard,
dan RR m sehingga harus
b. Mampu melakukan e men
me ngu
gura
ranngi tintingk
gkat
at
akti
aktivi
vita
tass se
seha
hari
ri-h
-har
arii ja aktivitas, bedrest,
(ADLs) secara mandiri nt perubahan regimenregimen
c. Mampu berpindah : un pengobatan, atau
dengan ata atau bantuan g, penggunaan oksigen.
alat ser 2) Mengu
d. Status respirasi : ta ra
rang
ngii bebebaban
n
pertukaran gas dan pe kerja miokard
ventilasi adekuat ru dan konsumsi
e. Sirk
Sirkul
ulas
asii stat
status
us bai
baik
k ba oksigen, serta
ha mengurangi
n risiko
te komplikasi,
ka misalnya
na perparahan
n infark
da miokard.
ra Pasien tanpa
h ko
komp
mpli
lika
kasisi in
infa
fark
rk
miok
mi okar
ard
d di
dido
doro
rong
ng
se untuk terlibat dalam
be aktivitas
aktivitas yang ringan
lu diluar
diluar tempat
tempat tidur,
tidur,
m, termasuk
termasu k jalan-jalan
jalan-jalan
sel kecil 12 jam setelah
a kejadian.
m
a,
da
n
set
ela
h
ak
tiv
ita
s
se
su
ai
in
di
ka
si.
N
ye
ri
da
da
da
n
se
sa
k
na
fas
m
un
gk
in
ter
ja
di.
4 M
oti
va
si
pa
sie
n
un
tu
k
m
ela
ku
ka
n
tir
ah
ba
rin
g.
Ba
tas
i
ak
tiv
ita
s
ya
ng
m
en
ye
ba
bk
an
ny
eri
da
da
ata
u
res
po
ns
ja
nt
un
g
ya
ng
bu
ru
k.
Be
rik
an
ak
tiv
ita
s
pe
ng
ali
ha
n
ya
ng
be
rsi
fat
no
nst
res
.
3.Instruksikan pasien 3. Kegiatan yang
un
untu
tuk
k meng
menghi
hind
ndar
arii memerlukan untuk
peningkatan tekanan menahan nafas dan
abdominal,
abdom inal, misalnya
misalnya mengejan, misalnya
mengejan
menge jan saat buang
buang manuver valsava,
air besar. dapat mengakibatkan
bradikardia sehingga
terjadi penurunan
curah jantung dan
selanjutnya
mengalami
takikardia dengan
peningkatan tekanan
darah.
1) Jelaska 1. Kegiatan
Kegiatan progre
progresif
sif
n pola memberikan beban
peningkatan yang terkontrol pada
tingkat jantung. Serta
aktivitas, meningkatkan
misalnya kekuatan dan
bangun untuk mencegah kelelahan.
pergi ke toilet
atau duduk
dikursi, 2. Pa
Palp
lpit
itasi
asi,, deny
denyutut
ambulasi tidak teratur,
progresif, dan peningkatan nyeri
nyeri
beristirahat setelah dada, atau dispnea
makan. mungkin
2) Evaluasi menunjukkan
tanda dan gejala kebutuhan untuk
yang perubahan latihan
latihan
mencerminkan atau obat.
intoleransi 3. Progra
terhadap m rehabilitasijantung
rehabilitasijantung
tingkat aktivitas memberikan
yang ada dukungan dan
atau pengawasan
memberitahukan tambahan, serta
pulmonal atau
sistemik.
Murmur
mengindikasikan
adanya gangguan
aliran darah pada
jantung, misalnya
gangguan pada
katup,, defek septum,
katup
atau getar araan otot
papilaritas dan korda
tendinea (komplikasi
infark miokard)
Rub
mengindikasikan
adanya infark yang
disebabkan oleh
peradangan,
misalnya efusi
1. Ausk
Auskul
ulta
tasi
si suar
suaraa perikardial dan
nafas perikarditis.
4.Krakels
menandakan adanya
kongesti
sti pulmonal al,,
yang mungkin
berkembang karena
karena
2. Pan
Pantau
tau deny
denyut
ut dan
penurunan fungsi
fungsi
ritme jantung.
miokard.
Dokumentasikan
5. Denyut
Denyut dan ritme
ritme
disritmia melalui
jantung berespon
telemetri.
terhadap medikasi,
aktivitas, dan
perkembangan
komplikasi.
Disritmia terutama
kontraksi ventrikular
yang prematur atau
progressive heart
blocks, dapat
dapat
mempengaruhi
3. Beri
Berikkan makananaan
fungsi jantung atau
yang kecil dan
meningkatkan
mudah dicerna.
kerusakan iskemik.
Batasi asupan kafein,
6. Makanan besar
misalnya kopi,
dapat meningkatkan
cokelat, dan cola.
beban kerja miokard
miokard
dan menyebabkan
stimulasi vagal, yang
mengakibatkan
bradikardia atau
atau
denyut ektopik.
Kafein merupakan
stimulan langsung
frekuensi.
menjalar ke punggung
S = Skala nyeri 6
Pencahayaan
x/menit
Frekuensi
S = Skala nyeri 4
N = 98 x/menit
RR = 26 x/menit
S = 36,1º C
05.10 Menjela
elaskan dan mengajarkan teknik
deep
deep brereat
athi
hing
ng ex
exer
erci
ciss yang berfungsi
berfungsi
untu
untuk
k meni
mening
ngka
katk
tkan
an fufung
ngsi
si pa
paru
ru da
dan
n
dilakukan dengan cara pasien menghirup
nafas secara perlahan dan dalam melalui
mulut dan hidung, sampai perut terdorong
maksimal
/ mengembang kemudian menahan nafas 1
– 5 hitungan, selanjutnya
3. 28 – 12 – 05.30 menghembuskan udara secara lambat
melalui mulut.
2018
Mencatat denyut dan ritme jantung, serta
05.40 perubahan tekanan darah sebelum,
selama, dan setelah aktivitas sesuai
indikasi. Menginstruksikan pasien
untuk
menghindari peningkatan tekanan
abdominal, misalnya mengejan saat buang
air besar
Memberika
Member ikan n penjel
penjelasan
asan untuk
untuk makana
makanan n
ya
yang
ng ke
keci
cill da
dan
n muda
mudahh di
dice
cern
rna.
a. Batas
Batasii
asupan kafein, misalnya kopi, coklat, dan
cola.
4. 28 – 12 – 05.50
2018
Frekuensi
09.30
1-5 hitungan, selanjutnya menghembuskan
udara secara lambat melalui mulut.
Mengauskultasi suara nafas
2018
b. Eval
Evalua
uasi
si Kepe
Kepera
rawa
wata
tan
n
1. Kead
Keadaan
aan umum
umum : lemah
lemah
TD = 130/80 mmHg
N = 90 x/menit
RR = 22 x/menit
S = 36º C
4. Waj
Wajah
ah Tampak
Tampak rileks
rileks
5.Pasien sudah tidak memegangi daerah
dada yang nyeri
3.Mendemonstrasik
3.Mendemon strasikan
an latihan
latihan nafas dalam
secara mandiri
4.Menunjukkan jalan nafas paten ( pasien
ti
tida
dakk mera
merasa
sa teterc
rcek
ekik
ik,, iram
iramaa na
nafa
fas,
s,
fr
frek
ekue
uens
nsii pe
pern
rnaf
afas
asan
an da dala
lam
m rerent
ntan
angg
normal, tidak ada suara nafas abnormal )
5. TT
TTV V:
TD = 130/80 mmHg
N = 100 x/menit
RR = 22 x/menit
S = 36º C
1. Kuli
Kulitt tera
teraba
ba han
hanga
gatt
2. Pasi
Pasien
en mamp
mampu u mela
melak
kuk
ukanan ADL
secara mandiri
3. Pasien
Pasien mampu
mampu berpin
berpindah
dah dari
dari satu
satu
tempat ke tempat yang lain tanpa
bantuan alat dan orang lain
4. TTV :
TD = 130/80 mmHg
N = 90 x/menit
RR = 22 x/menit
S = 36º C
1. Tida
Tidak
k te
terd
rdap
apat
at ed
edem
emaa
2. Tida
Tidak
k tter
erda
dapa
patt sian
sianos
osis
is
3. Tida
Tidak
k tter
erda
dapa
patt S3
S3 dan
dan S4
4. Tida
Tidak
k ter
terjad
jadii o
oli
ligu
guri
riaa
5. Kulit le
lembap
6. TTV :
TD = 130/80 mmHg
N = 90 x/menit
RR = 22 x/menit
S = 36º C
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
68
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani Reny Y. 2015. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskular. Jakarta:
EGC
Bulecheck, et al. Nursing Intervention Clasification (NIC). Edisi 6. 2016.
Elsevier: Singapore
Herdman T Heather. 2015. Nanda International Inc. Diagnosis Keperawatan: Definisi &
Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC
Kasron. 2012. Kelainan dan Penyakit Jantung Pencegahan Serta Pengobatannya.
Yogyakarta: Nuha Medika
Moorhead, et al. 2016. Nursing Outcome Classification (NOC). Edisi 5. Elsevier: Singapore.
Muttaqin A. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular. Jakarta:
2009.
Nurarif Amin H & Kusuma H. 2015.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Diagno
Diagnosasa Medis dan Nanda
Nic-Noc Edisi Revisi jilid 1. Yogyakarta: MediAction.
Suzane C Smeltzer & Brenda G Bare. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8. Jakarta: EGC.
Tri Sunaryo, Siti Lestari, Sunaryo, 2014. Pengaruh Relaksasi Benson terhadap Penurunan
Skala Nyeri Dada Kiri pada Pasien ACUTE MYOCARDIAL INFARC DI RS
Dr.MOEWARDI SURAKARTA Tahun