Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang.

Stunting pada anak merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang kompleks dan
memerlukan pemahaman mendalam terkait faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Lingkungan sosial dan ekonomi menjadi dua aspek utama yang turut berperan dalam
menentukan tingkat kejadian stunting pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk menggali
dan menganalisis sejauh mana pengaruh lingkungan sosial dan ekonomi terhadap kejadian
stunting, dengan harapan hasilnya dapat menjadi landasan untuk pengembangan intervensi
yang lebih efektif dalam menanggulangi masalah kesehatan ini. Melalui pemahaman
mendalam terhadap dinamika interaksi antara lingkungan sosial dan ekonomi, kita dapat
merancang upaya preventif yang lebih terarah dan berkelanjutan demi meningkatkan
kualitas kesehatan generasi masa depan.

1.2.Rumusan masalah
1. Bagaimana kondisi ekonomi keluarga berhubungan dengan ketersediaan gizi dan layanan
kesehatan anak, serta memengaruhi kejadian stunting?
2. Bagaimana pola asuh dalam lingkungan sosial berpengaruh terhadap kejadian stunting pada
anak?
3. Apa dampak keterbatasan ekonomi terhadap pola makan anak dan bagaimana hal tersebut
berkontribusi pada kejadian stunting?

1.3. Tujuan penelitian.

1. Penelitian ini bertujuan untuk:Menyelidiki peran lingkungan sosial dalam membentuk pola
asuh yang berdampak pada kejadian stunting pada anak
2. Menganalisis dampak lingkungan ekonomi terhadap ketersediaan gizi dan layanan kesehatan
anak, serta hubungannya dengan stunting.
3. Memahami interaksi kompleks antara lingkungan sosial dan ekonomi sebagai faktor penentu
utama dalam kejadian stunting.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini akan memfokuskan analisis pada populasi anak usia 0-5 tahun dan keluarga
mereka, dengan mempertimbangkan variabel-variabel lingkungan sosial seperti pola asuh,
akses pendidikan, dan sanitasi. Selain itu, variabel ekonomi keluarga, termasuk pendapatan
dan kondisi pekerjaan, akan menjadi fokus untuk memahami dampak lingkungan ekonomi
terhadap kejadian stunting.

1.5 Signifikansi Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan kebijakan
kesehatan dan program intervensi yang lebih terarah dalam menanggulangi kejadian stunting
pada anak. Dengan memahami peran lingkungan sosial dan ekonomi, diharapkan dapat
dihasilkan strategi pencegahan yang berkelanjutan, serta meningkatkan pemahaman
masyarakat akan pentingnya faktor-faktor tersebut dalam mencapai pertumbuhan optimal
anak.
BAB ll

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian stunting pada anak-anak

Pengaruh lingkungan sosial dan ekonomi terhadap kejadian stunting pada anak menjadi
fokus utama dalam upaya pemahaman dan penanggulangan masalah ini. Lingkungan sosial,
yang mencakup faktor seperti pola asuh, sanitasi, dan akses pendidikan, memiliki dampak
signifikan terhadap status gizi anak. Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan sosial yang
kurang mendukung seringkali mengalami keterbatasan dalam aspek-aspek tersebut, yang
dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan.

Sementara itu, lingkungan ekonomi juga berperan penting dalam kejadian stunting. Keluarga
dengan tingkat ekonomi rendah cenderung memiliki akses terbatas terhadap sumber daya
kesehatan, gizi, dan layanan kesehatan anak. Kondisi ini dapat memicu pola makan yang
tidak memadai dan kurangnya akses terhadap perawatan kesehatan yang optimal.

Pentingnya menyadari bahwa lingkungan sosial dan ekonomi saling terkait dalam konteks
kejadian stunting. Misalnya, ketidakmampuan ekonomi keluarga dapat membatasi akses
anak-anak terhadap pendidikan dan layanan kesehatan yang berkualitas, menyebabkan
lingkungan sosial yang tidak mendukung pertumbuhan optimal.

Oleh karena itu, untuk mengatasi kejadian stunting, diperlukan pendekatan holistik yang
memperhatikan peran keduanya. Upaya perbaikan lingkungan sosial melalui peningkatan
pola asuh, sanitasi, dan pendidikan harus disertai dengan langkah-langkah ekonomi, seperti
pemberian bantuan ekonomi kepada keluarga miskin, untuk menciptakan kondisi yang
mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh.

Dengan memahami kompleksitas interaksi antara lingkungan sosial dan ekonomi, dapat
dirancang kebijakan dan program intervensi yang lebih efektif dan berkelanjutan, mengarah
pada peningkatan kesejahteraan anak dan mencegah stunting sebagai dampak dari kondisi
lingkungan yang tidak mendukung.

2.2. Pengaruh lingkungan sosial terhadap kejadian stunting pada anak.

Lingkungan sosial anak, termasuk keluarga, masyarakat, dan budaya tempat tinggalnya,
dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kejadian stunting. Faktor-faktor seperti
pendidikan orang tua, akses terhadap pelayanan kesehatan, pola asuh, dan praktik
pemberian makanan dapat memengaruhi status gizi anak. Anak-anak yang berasal dari
keluarga dengan tingkat pendidikan rendah cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi untuk
mengalami stunting karena kurangnya pengetahuan dan akses terhadap informasi tentang
pola makan dan perawatan kesehatan yang baik. Sementara itu, praktik pemberian makanan
yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi anak juga dapat menjadi faktor utama dalam
kejadian stunting. Oleh sebab itu, upaya dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
orang tua tentang gizi dan pertumbuhan anak menjadi sangat penting dalam upaya
pencegahan stunting.
Selain itu, faktor sosial lain seperti kemiskinan, ketimpangan ekonomi, dan akses terhadap air
bersih dan sanitasi yang buruk juga dapat berkontribusi terhadap kejadian stunting. Anak-
anak yang tinggal dalam lingkungan yang kurang higienis, memiliki akses terbatas
terhadapbair bersih, dan sanitasi yang buruk memiliki risiko yang lebih tinggi
untukmengalami stunting akibat penyebaran penyakit yang berhubungan dengan kebersihan
lingkungan.

2.3. Pengaruh lingkungan ekonomi terhadap kejadian stunting pada anak.

Lingkungan ekonomi keluarga juga menjadi faktor penting yang berpotensi memengaruhi
kejadian stunting pada anak. Keluarga dengan keterbatasan ekonomi cenderung mengalami
kesulitan dalam memenuhi kebutuhan gizi anak karena keterbatasan akses terhadap
makanan bergizi dan layanan kesehatan. Kondisi ekonomi yang sulit juga dapat memengaruhi
ketersediaan pangan yang sehat dan bergizi bagi keluarga, yang pada akhirnya dapat
mengakibatkan anak mengalami kekurangan gizi kronis.

Selain itu, tekanan ekonomi yang dialami orang tua juga dapat berdampak pada praktik
pemberian makanan dan perawatan anak. Orang tua yang bekerja keras untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi keluarga cenderung memiliki waktu yang terbatas untuk memperhatikan
pola makan dan perawatan kesehatan anak, yang pada akhirnya dapat berujung pada
kejadian stunting. Kesadaran akan pentingnya pola makan yang seimbang dan perawatan
kesehatan yang baik mungkin menjadi terabaikan dalam situasi ekonomi yang sulit.

2.4. Upaya pencegahan stunting berbasis lingkungan sosial dan ekonomi.

Dalam rangka mencegah kejadian stunting pada anak, perlu dilakukan upaya yang mencakup
lingkungan sosial dan ekonomi. Pendidikan kesehatan kepada orang tua dan masyarakat
mengenai pentingnya gizi seimbang, pola makan yang baik, serta perawatan kesehatan anak
dapat menjadi salah satu strategi pencegahan stunting. Program-program pemberdayaan
masyarakat untuk meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan dan air bersih, serta
perbaikan sanitasi lingkungan juga perlu ditingkatkan guna mengurangi risiko kejadian
stunting akibat faktor lingkungan.

Di sisi lain, dukungan ekonomi kepada keluarga dengan keterbatasan ekonomi juga memiliki
peran yang signifikan dalam pencegahan stunting. Program bantuan gizi bagi keluarga miskin,
akses terhadap pangan bergizi dengan harga terjangkau, dan pelatihan keterampilan untuk
meningkatkan penghasilan keluarga dapat membantu mengurangi risiko kekurangan gizi dan
kejadian stunting pada anak.

2.5. Studi Kasus Mengenai Pengaruh Lingkungan Sosial dan Ekonomi terhadap Kejadian Stunting.

Sebagai ilustrasi dari pengaruh lingkungan sosial dan ekonomi terhadap kejadian stunting,
dapat dicontohkan studi kasus di suatu wilayah pedesaan di Indonesia. Studi tersebut
menemukan bahwa tingkat pendidikan ibu, praktik pemberian makanan, akses terhadap air
bersih, sanitasi, dan kondisi ekonomi keluarga memiliki hubungan yang signifikan dengan
kejadian stunting pada anak-anak di wilayah tersebut. Anak-anak yang berasal dari keluarga
dengan tingkat pendidikan rendah, memiliki akses terbatas terhadap air bersih, sanitasi yang
buruk, dan kondisi ekonomi sulit memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami stunting.
Studi ini menunjukkan betapa pentingnya faktor lingkungan sosial dan ekonomi dalam
memengaruhi kondisi stunting pada anak.
BAB lll

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kejadian stunting pada anak merupakan tantangan serius dalam konteks kesehatan
masyarakat yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk lingkungan sosial dan ekonomi.
Melalui penelitian ini, kami dapat menyimpulkan beberapa poin kunci yang mencerminkan
kompleksitas dan urgensi pemahaman terhadap peran lingkungan sosial dan ekonomi
terhadap kejadian stunting pada anak.

1. Keterkaitan Antara Lingkungan Sosial dan Stunting


Lingkungan sosial, yang melibatkan pola asuh, akses pendidikan, dan sanitasi, memiliki
dampak langsung terhadap kejadian stunting. Pola asuh yang kurang mendukung, kurangnya
akses pendidikan, dan sanitasi yang buruk menjadi faktor risiko yang perlu mendapat
perhatian serius.

2. Pentingnya Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat


Akses pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang gizi anak memainkan peran krusial
dalam mencegah stunting. Pendidikan yang lebih tinggi dan pengetahuan yang meluas dapat
mengubah perilaku orang tua dan membantu menciptakan lingkungan yang mendukung
pertumbuhan anak.

3. Dampak Kondisi Ekonomi Keluarga Terhadap Gizi Anak


Keterkaitan antara kondisi ekonomi keluarga dan kejadian stunting sangat nyata. Keluarga
dengan kondisi ekonomi rendah cenderung mengalami keterbatasan dalam akses terhadap
sumber daya gizi yang memadai, sehingga meningkatkan risiko stunting.

4. Akses Terbatas Terhadap Layanan Kesehatan


Kondisi ekonomi keluarga juga memengaruhi akses mereka terhadap layanan kesehatan
yang diperlukan. Keterbatasan finansial dapat menjadi hambatan serius dalam pencegahan
dan penanganan stunting.

5. Interaksi Kompleks Antar Lingkungan Sosial dan Ekonomi


Hubungan dinamis antara lingkungan sosial dan ekonomi memerlukan pemahaman
mendalam. Bagaimana pola asuh dan praktik gizi di lingkungan sosial dipengaruhi oleh
kondisi ekonomi keluarga merupakan area kompleks yang membutuhkan perhatian lebih
lanjut.

6. Tantangan dan Peluang untuk Perubahan


Tantangan signifikan melibatkan ketidaksetaraan akses terhadap sumber daya dan layanan
kesehatan, serta kesenjangan ekonomi. Namun, melalui kolaborasi lintas sektor, kesadaran
masyarakat, dan upaya bersama, terdapat peluang besar untuk menciptakan perubahan
positif. Dengan pemahaman mendalam terhadap pengaruh lingkungan sosial dan ekonomi
terhadap kejadian stunting pada anak, harapannya adalah bahwa temuan ini dapat menjadi
dasar untuk perbaikan kebijakan, intervensi masyarakat, dan upaya bersama demi
menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal anak-
anak di masa depan.
3.2. Saran

1. Pengembangan Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Mendorong pembangunan ekonomi lokal dapat membantu meningkatkan pendapatan keluarga


dan akses mereka terhadap pangan bergizi. Program pemberdayaan ekonomi dapat mencakup
pelatihan keterampilan, bantuan modal usaha, dan dukungan bagi sektor ekonomi mikro.

2. Penyuluhan Kesehatan dan Gizi Masyarakat

Melibatkan komunitas dalam penyuluhan tentang pentingnya gizi yang seimbang dan praktek-
praktek perawatan anak yang baik dapat meningkatkan kesadaran orang tua terhadap risiko stunting.
Ini dapat dilakukan melalui kampanye penyuluhan, seminar, dan program edukasi masyarakat.

3. Penguatan Sistem Kesehatan Primer

Investasi dalam penguatan sistem kesehatan primer di tingkat komunitas dapat meningkatkan
aksesibilitas layanan kesehatan. Fasilitas kesehatan yang terjangkau dan penyediaan nutrisi yang
sesuai bagi ibu hamil dan anak-anak dapat berkontribusi pada pencegahan stunting.

4. Kolaborasi Antara Pemerintah dan Organisasi Non-Pemerintah (LSM)

Mendorong kerja sama antara pemerintah dan LSM dalam mengatasi stunting dapat memperluas
cakupan program dan sumber daya. Kemitraan ini dapat melibatkan alokasi dana yang lebih baik,
pertukaran sumber daya, dan implementasi program bersama.

5. Pemantauan dan Evaluasi Terus Menerus

Menetapkan mekanisme pemantauan dan evaluasi secara terus menerus terhadap program-
program intervensi. Hal ini penting untuk mengukur efektivitas langkah-langkah yang diambil dan
memastikan adaptasi berkelanjutan sesuai dengan perubahan kebutuhan masyarakat.

6. Penelitian Lanjutan

Mendukung penelitian lanjutan untuk memahami lebih baik faktor-faktor yang memengaruhi
stunting. Hasil penelitian dapat memberikan wawasan lebih lanjut untuk pengembangan kebijakan
yang lebih tepat sasaran.

Dengan implementasi saran-saran ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam mengurangi
tingkat kejadian stunting pada anak-anak melalui perbaikan kondisi lingkungan sosial dan ekonomi di
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai