Kel 5 - Etika & Hukum Kespro
Kel 5 - Etika & Hukum Kespro
Kelompok 5 :
1. Devi Octavia Nugrahani 235130041P
2. Erwin Try Mayasari 235130024P
3. Hafiz Nayotama 235130054P
Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2023
tentang Kesehatan
PELAYANAN KONTRASEPSI
• Pasal 23 Ayat (2) :
Pelayanan Kontrasepsi meliputi :
a) Kegiatan pra pelayanan kontrasepsi;
b) Tindakan pemberian pelayanan kontrasepsi;
c) Kegiatan pasca pelayanan kontrasepsi.
• Pasal 24 Ayat (1) :
Kegiatan pra pelayanan kontrasepsi sebagaimana dimaksud pd Pasal 23 ayat (2) huruf (a) dilakukan untuk
menyiapkan klien dlm memilih metode kontrasepsi.
• Pasal 24 Ayat (2):
Kegiatan pra pelayanan kontrasepsi sebagaimana dimaksud pd ayat (1) meliputi :
a) Pemberian komunikasi, informasi dan edukasi;
b) Pelayanan konseling;
c) Penapisan kelayakan medis;
d) Permintaan persetujuan tindakan tenaga kesehatan.
Permenkes RI No. 21 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan,
Pelayanan Kontrasepsi dan Pelayanan Kesehatan Seksual
PELAYANAN KONTRASEPSI
• Pasal 24 Ayat (3) :
Pemberian komunikasi, informasi dan edukasi sebagaimana dimaksud pd ayat (2) huruf (a) dilakukan untuk
memberikan pengetahuan kpd masyarakat tentang perencanaan keluarga.
• Pasal 24 Ayat (4) :
Pelayanan konseling sebagaimana dimaksud pd ayat (2) huruf (b) bertujuan untuk memberikan pemahaman
kpd klien mengenai pilihan kontrasepsi berdasarkan tujuan reproduksinya.
• Pasal 24 Ayat (5):
Pemberian komunikasi, informasi dan edukasi sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf (a) dan pelayanan
konseling sebagaimana dimaksud pd ayat (2) huruf (b) harus dilakukan secara memadai sampai klien dapat
memutuskan untuk memilih metode kontrasepsi yg akan digunakan.
• Pasal 25 Ayat (1):
Pemberian komunikasi, informasi dan edukasi sebagaimana dimaksud Pasal 24 ayat (2) huruf (a) dan
pelayanan konseling sebagaimana dimaksud pd ayat (2) huruf (b) dilakukan oleh tenaga kesehatan dan/atau
tenaga non kesehatan sesuai dg ketentuan peraturan perundang-undangan.
Permenkes RI No. 21 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan,
Pelayanan Kontrasepsi dan Pelayanan Kesehatan Seksual
Pandangan yang keliru tentang vasektomi ini telah melahirkan dr. G. Anung Trihadi dari Dinas Kesehatan Provinsi DIY juga melihat
stigma terhadap akseptor yang dianggap oleh masyarakat sekitar kurangnya informasi yang diterima pria sebagai penyebab rendahnya
sebagai pria takut isteri. Kekhawatiran juga muncul dari keikutsertaan pria dalam program KB. Informasi mengenai pelayanan
perempuan yang beranggapan dengan vasektomi justuru akan KB dan kesehatan reproduksi biasanya hanya diperoleh melalui isteri.
meningkatkan peluang suami untuk tidak setia pada pasangan Sementara dengan budaya patriarkhi yang melekat di masyarakat
karena tidak meninggalkan jejak. menjadikan informasi yang dibawa isteri ini sangat rawan ditolak oleh
Sosialisasi yang memadahi tentang berbagai pilihan metode suami, jelasnya.
kontrasepsi,khususnya bagi pria menjadi penting dan krusial untuk Anung menyebutkan minimnya pilihan alat kontrasepsi juga menjadi
diberikan secara merata kepada masyarakat agar tidak lagi muncul penyebab rendahnya peran pria untuk ikut ber-KB. Namun, saat ini
kesalahan persepsi tentang penggunaan alat kontrasepsi, pemerintah telah membuat terobosan baru dengan menciptakan
terangnya. alternatif metode KB yaitu metode kontrasepsi hormonal yang
Di samping hal itu, kata Isssac, penting untuk segera dilakukan diberikan dengan suntikan setiap bulan. Metode ini bisa menekan
advokasi anggaran daerah diupayakan lebih berpihak pada angka kehamilan hingga 98 persen. Dengan metode hormonal ini
pemenuhan kebutuhan kesehatan reproduksi perempuan kemungkinan wanita hamil hanya mencapai 1-2% saja, urainya.
mencakup KB pria. PLKB juga diupayakan untuk lebih aktif dalam
mempromosikan alat kontrasepsi pria, jangan hanya melimpahkan
tanggung jawab sosialisasinya pada kader KB di
masyarakat, •tegasnya.