Diantara kita ngga pernah ada kata: “Kamu mau jadi sahabatku?” atau “Kita
bestie-an yuk”. Ngga ada ucapan hak milik layaknya orang pacaran yang
mengatakan: “Mulai hari ini, kita resmi jadian”. Kita ngga butuh itu. Setulus itu
persahabatan kita, bahkan tanpa ada penegasan sekalipun. Kita sama-sama
sadar bahwa kita saling membutuhkan, saling suport dan saling sedia untuk satu
dengan yang lainnya. Maaf jika selama kita bersama, tanpa sengaja kalimat dan
tindakan saya pernah menggores hati dan fiskmu.
Maaf, jika saya belum bisa menjadi sahabat yang memberikan afirmatif akan
keberadaanmu dalam hidup saya. Foto kita bersama saja bisa dihitung jari
jumlahnya, haha. Orang lain bahkan ada yang menduga kita tidak saling kenal.
Namun demi Allah, namamu tidak pernah lepas dari doa-doa saya, InsyaAllah.
People come and go, saya paham betul konsepnya. Cepat atau lambat, kita tetap
harus berpisah. Entah karena kepergian atau justru kepulangan. Satu hal yang
ingin saya sampaikan, saya menyayangimu selayaknya saudara. kita menjalankan
peran masing-masing. Kalau saya menangis, kamu akan mengusap air mata saya.
Kalau kamu terluka, saya akan mencoba mengobatinya.
Terima kasih, sudah menjadi partner terbaik saya. Nanti, kalau kamu bertemu
dengan pelengkap hidupmu, sisakan saya disudut hatimu ya. Setiap masa ada
orangnya dan setiap orang ada masanya. Maaf, jika gengsi yang saya miliki
sangat menguras emosi.