Anda di halaman 1dari 1

Surat istimewa untukmu, sahabatku.

Dariku, yang egonya tak terhingga


Hai, kalau pada akhirnya kamu baca tulisan ini, saya harap kamu tetap pura-
pura ngga tau ya. Biar saya bisa tetap merasa coll kalau kita ketemu. Saya masih
jadi sahabatmu, yang egonya setinggi langit. Ngga banyak basa-basi, tapi nyata
dalam tindakan dan doanya untukmu. InsyaAllah.

Kalau diingat-ingat, persahabatan kita tidak pernah ada ikrar sebelumnya.


Semua mengalir dengan apa adanya. Tidak butuh kapan tanggal tepatnya kita
mulai bersahabat. Cukup dengan mengingat pertemuan pertama dan tahun kita
bertemu, itu saja. Bagi saya, ada yang lebih utama, yakni tetap bersama
sekalipun nantinya tidak lagi dikota yang sama.

Diantara kita ngga pernah ada kata: “Kamu mau jadi sahabatku?” atau “Kita
bestie-an yuk”. Ngga ada ucapan hak milik layaknya orang pacaran yang
mengatakan: “Mulai hari ini, kita resmi jadian”. Kita ngga butuh itu. Setulus itu
persahabatan kita, bahkan tanpa ada penegasan sekalipun. Kita sama-sama
sadar bahwa kita saling membutuhkan, saling suport dan saling sedia untuk satu
dengan yang lainnya. Maaf jika selama kita bersama, tanpa sengaja kalimat dan
tindakan saya pernah menggores hati dan fiskmu.

Maaf, jika saya belum bisa menjadi sahabat yang memberikan afirmatif akan
keberadaanmu dalam hidup saya. Foto kita bersama saja bisa dihitung jari
jumlahnya, haha. Orang lain bahkan ada yang menduga kita tidak saling kenal.
Namun demi Allah, namamu tidak pernah lepas dari doa-doa saya, InsyaAllah.

People come and go, saya paham betul konsepnya. Cepat atau lambat, kita tetap
harus berpisah. Entah karena kepergian atau justru kepulangan. Satu hal yang
ingin saya sampaikan, saya menyayangimu selayaknya saudara. kita menjalankan
peran masing-masing. Kalau saya menangis, kamu akan mengusap air mata saya.
Kalau kamu terluka, saya akan mencoba mengobatinya.

Terima kasih, sudah menjadi partner terbaik saya. Nanti, kalau kamu bertemu
dengan pelengkap hidupmu, sisakan saya disudut hatimu ya. Setiap masa ada
orangnya dan setiap orang ada masanya. Maaf, jika gengsi yang saya miliki
sangat menguras emosi.

See You bestie,

Anda mungkin juga menyukai