BAB I
NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1 Nama
Organisasi ini bernama HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UIN IMAM BONJOL PADANG
disingkat HIMAFI UIN IMAM BONJOL PADANG.
Pasal 2 Waktu
HIMAFI UIN IMAM BONJOL PADANG didirikan pada tanggal 25 Juli 2006.
Pasal 3
Tempat Kedudukan
HIMAFI UIN IMAM BONJOL PADANG berkedudukan di kampus II UIN Imam Bonjol Padang.
BAB II
ASAS, SIFAT DAN BENTUK
Pasal 4 Asas
Pasal 5 Sifat
Pasal 6 Bentuk
HIMAFI UIN IMAM BONJOL PADANG adalah himpunan mahasiswa program studi tadris fisika.
BAB III
FUNGSI DAN TUJUAN
Pasal 7
Fungsi
Pasal 8 Tujuan
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 9
1. Anggota HIMAFI UIN IMAM BONJOL PADANG adalah seluruh mahasiswa yang terdaftar
sebagai mahasiswa aktif di Prodi Tadris Fisika.
2. Anggota HIMAFI UIN IMAM BONJOL PADANG terdiri dari:
a. Anggota biasa.
b. Anggota inti
c. Anggota Kehormatan
3. Setiap anggota memiliki hak dan kewajiban
4. Masa keanggotaan, hak dan kewajiban anggota diatur lebih lanjut dalam ART HIMAFI UIN
IMAM BONJOL PADANG.
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 10
Kekuasaan
Kekuasaan HIMAFI UIN IMAM BONJOL PADANG dipegang Oleh Mukosma dan RAK.
Pasal 11
Kepemimpinan
BAB VI
KEUANGAN DAN HARTA BENDA
Pasal 12
Keuangan dan harta benda HIMAFI UIN IMAM BONJOL PADANG dikelola dengan prinsip halal,
transparansi, bertanggungjawab, efektif, efisien dan berkesinambungan.
BAB VII
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 13
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar HIMAFI UIN IMAM BONJOL PADANG dimuat
dalam aturan/ketentuan-ketentuan tersendiri yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar
HIMAFI UIN IMAM BONJOL PADANG.
BAB VIII
PENGESAHAN
Pasal 14
Pengesahan Anggaran Dasar HIMAFI UIN IMAM BONJOL PADANG ditetapkan pada
sidang Mukosma HIMAFI UIN IMAM BONJOL di Padang, tanggal
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAB I
KEANGGOTAAN
BAGIAN I
ANGGOTA
Pasal 1
Anggota Biasa
Pasal 2
Anggota
Inti
Anggota biasa yang memiliki SK Kepengurusan HIMAFI UIN IMAM BONJOL PADANG.
Pasal 3
Anggota Kehormatan
BAGIAN II
MASA KEANGGOTAAN
Pasal 4
Masa Keanggotaan
1. Masa keanggotaan anggota biasa adalah sejak terdaftar sebagai mahasiswa aktif Tadris
Fisika hingga menyelesaikan studi S1 di UIN Imam Bonjol Padang.
2. Masa keanggotaan anggota inti adalah sejak dilantik sebagai pengurus dalam HIMAFI UIN
IMAM BONJOL PADANG hingga berakhirnya masa kepengurusan, selanjutnya diangkat
menjadi anggota kehormatan.
3. Masa keanggotaan berakhir apabila mahasiswa bersangkutan tidak terdaftar lagi sebagai
mahasiswa aktif Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang.
BAGIAN III
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 5
Hak Anggota
1. Anggota biasa memiliki hak bicara, hak suara, hak partisipasi dan hak untuk dipilih.
2. Anggota inti memiliki hak bicara, hak suara, hak mengatur, merancang,
mengorganisasikan kegiatan HIMAFI UIN IMAM BONJOL PADANG.
3. Anggota kehormatan memiliki hak mengajukan saran/usul dan pertanyaan kepada pengurus
baik secara lisan maupun tulisan.
Pasal 6
Kewajiban Anggota
1. Setiap anggota berkewajiban menjaga nama baik HIMAFI UIN IMAM BONJOL PADANG.
2. Setiap anggota berkewajiban menjalankan Misi HIMAFI UIN IMAM BONJOL PADANG.
3. Setiap anggota berkewajiban menjunjung tinggi nilai-nilai Islam, tri dharma perguruan
tinggi, serta etika, sopan santun dan moralitas dalam berperilaku dan menjalankan aktifitas
lembaga.
4. Setiap anggota berkewajiban tunduk dan patuh kepada AD dan ART serta berpartisipasi
dalam setiap kegiatan lembaga yang sesuai dengan AD dan ART.
5. Setiap anggota berkewajiban menghormati simbol-simbol HIMAFI UIN IMAM BONJOL
PADANG.
BAGIAN IV
SANKSI ANGGOTA
Pasal 7
Sanksi Anggota
1. Sanksi adalah bentuk hukuman sebagai bagian proses pembinaan yang diberikan lembaga
kepada anggota yang melalaikan tugas, melanggar ketentuan lembaga, merugikan atau
mencemarkan nama baik lembaga, dan/atau melakukan tindakan kriminal dan tindakan
melawan hukum lainnya.
2. Bentuk sanksi dapat berupa teguran, peringatan, dan bentuk lain yang ditentukan oleh
pengurus dan diatur dalam ketentuan tersendiri.
Pasal 8
Pemberhentian Anggota Inti
1. Pemberhentian terhadap anggota inti HIMAFI UIN IMAM BONJOL PADANG dilakukan oleh
ketua umum melalui surat keputusan katua umum.
2. Mekanisme pemberhentian anggota inti dilakukan pada rapat harian pengurus yang diketahui
oleh SEMA-FTK.
BAGIAN V
RANGKAP JABATAN
Pasal 9
Rangkap Jabatan
1. Pengurus HIMAFI UIN IMAM BONJOL PADANG tidak dibenarkan untuk mmerangkap
jabatan pada organisasi internal kampus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Ketentuan tentang jabatan yang dimaksud pada ayat (1) diatas diatur dalam ketentuan
tersendiri.
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI
A. STRUKTUR KEKUASAAN
BAGIAN I
MUKOSMA
Pasal 10
Status
Pasal 11
Kekuasaan / Wewenang
BAGIAN II
Pasal 14
Status
Pasal 15
Kekuasaan / Wewenang
1. Menyerap dan mengakomodasi aspirasi anggota kelas dan menyalurkannya kepada HIMAFI
UIN IMAM BONJOL PADANG berdasarkan ketentuan birokrasi yang berlaku.
2. Merumuskan norma-norma yang berlaku untuk kegiatan kemahasiswaan kelas jika
diperlukan.
3. Memilih ketua kelas dan koordinator mata kuliah.
Pasal 16
Tata Tertib RAK
B. STRUKTUR PIMPINAN
BAGIAN III
HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA
UIN IMAM BONJOL PADANG
Pasal 17
Status
1. HIMAFI UIN IMAM BONJOL PADANG adalah lembaga eksekutif dan pelaksana kegiatan
kemahasiswaan ditingkat Jurusan/Prodi.
2. Masa jabatan HIMAFI UIN IMAM BONJOL PADANG adalah 1 tahun terhitung sejak
pelantikan/serah terima jabatan dari pengurus HIMAFI UIN IMAM BONJOL PADANG
demisioner.
Pasal 18
Personalia Pengurus HMJ/HMPS
1. Formasi pengurus HIMAFI UIN IMAM BONJOL PADANG sekurang-kurangnya terdiri dari
Ketua Umum, Sekretaris Umum, Bendahara Umum, dan Bidang-bidang.
2. Formasi pengurus HIMAFI UIN IMAM BONJOL PADANG harus mempertimbangkan
efektifitas dan efisiensi Kinerja kepengurusan serta mempertimbangkan keterwakilan
kelas.
3. Yang dapat menjadi personalia pengurus dan Ketua Formateur HMJ/HMPS adalah:
a. Berstatus sebagai mahasiswa aktif dibuktikan dengan surat aktif kuliah atau KRS
semester berjalan.
b. Memiliki IPK minimal 3.00.
c. Duduk pada semester I-VI.
d. Mampu membaca Al Qur`an.
e. Tidak pernah melanggar kode etik mahasiswa.
f. Pernah menjadi pengurus Ormawa intra kampus yang dibuktikan dengan SK (bagi
calon Ketua umum).
g. Pernah mengikuti Latihan Kepemimpinan Dasar yang diangkat oleh HMJ/HMPS
masing-masing jurusan (bagi calon Ketua umum)
h. Bersedia dicalonkan dan atau mencalonkan diri secara tertulis (bagi calon Ketua umum).
i. Mendapatkan rekomendasi dari Ketua Jurusan/Prodi secara tertulis (bagi calon Ketua
umum).
j. Tidak menjadi personalia pengurus Inti di Organisasi Lain (Baik Ormawa maupun
Ormada serta internal dan eksternal kampus) ( Bagi Calon Katua Umum)
k. Bersedia tidak diwisuda selama menjadi pengurus HMJ/HMPS.
4. Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah Mukosma, personalia pengurus HMJ/HMPS
sudah dibentuk, selanjutnya serah terima jabatan diatur dalam ketentuan tersendiri.
5. Apabila dalam jangka waktu yang telah ditentukan dalam ayat (4), formateur tidak dapat
menyusun komposisi kepengurusan karena meninggal dunia atau hambatan tetap lainnya,
maka formateur dialihkan kepada mide formateur yang mendapat suara terbanyak.
6. Apabila Ketua Umum tidak dapat menjalankan tugas/non aktif, maka dapat dipilih pejabat
ketua umum.
7. Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non aktif, adalah:
a. Meninggal dunia
b. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama 6 (enam) bulan berturut-
turut.
c. Tidak hadir dalam Rapat Harian dan/atau Rapat Presidium selama 2 (dua) bulan
berturut-turut.
d. Melaksanakan KKN dan PPL
8. Usulan pemberhentian Ketua Umum harus disampaikan secara tertulis disertai alasan, bukti
dan saksi disertai tanda tangan pengusul. Usulan ditembuskan kepada SEMA-FTK dibawah
koordinasi Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.
9. Ketua Umum dapat mengajukan gugatan pembatalan atas putusan pemberhentiannya kepada
SEMA-FTK selambat-lambatnya satu minggu sejak putusan pemberhentiannya di tetapkan.
Putusan Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan yang bersifat final dan mengikat dikeluarkan paling lambat dua minggu
sejak pengajuan gugatan pembatalan diterima.
10. Dalam hal Ketua Umum mangkat atau mengundurkan diri, Wakil Ketua Umum/Sekretaris
Umum pengurus HMJ/HMPS secara otomatis menjadi Pejabat Sementara Ketua Umum
hingga dipilih, diangkat dan diambil Sumpah Jabatan Pejabat Ketua Umum dalam Rapat
Harian pengurus HMJ/HMPS.
11. Bila ayat (10) tidak terpenuhi karena mangkat, mengundurkan diri atau berhalangan tetap
hingga 2 kali Rapat Harian yang terdekat dari mangkat atau mundurnya Ketua Umum maka
Pejabat Sementara Ketua Umum diangkat otomatis dari Ketua Bidang hingga dipilih,
diangkat dan disumpah jabatan Pejabat Ketua Umum dalam Rapat Harian pengurus
HMJ/HMPS yang terdekat.
12. Rapat Harian pengurus HMJ/HMPS untuk memilih Pejabat Ketua Umum langsung dipimpin
oleh Pejabat Sementara Ketua Umum. Pejabat Ketua Umum dapat dipilih melalui
Musyawarah atau pemungutan suara dari calon-calon yang terdiri dari Wakil Ketua Umum,
Sekretaris Umum, Bendahara Umum, dan Ketua Bidang.
13. Pengambilan Sumpah Jabatan Pejabat Ketua Umum dilakukan oleh Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan.
14. Ketua Umum dapat melakukan Reshuffle atau pemberhentian atau penggantian personalia
pengurus HMJ/HMPS dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Keaktifan yang bersangkutan dalam Rapat-rapat HMJ/HMPS.
b. Realisasi program kerja di bidang yang bersangkutan dalam 1 (satu) semester
c. Partisipasi yang bersangkutan dalam Program Kerja HMJ/HMPS (diluar bidang yang
bersangkutan).
Pasal 19
Tugas dan Wewenang
1. Melaksanakan Program kerja berdasarkan AD/ART, GBHO dan GBHK HIMAFI UIN
IMAM BONJOL PADANG.
2. Melaksanakan Mukosma dibawah tanggung jawab HIMAFI UIN IMAM BONJOL
PADANG.
3. Melaksanakan rapat harian dan rapat presidium minimal 1 bulan sekali.
4. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban melalui Mukosma.
BAB III
KEUANGAN DAN HARTA BENDA
Pasal 20
Pengelolaan Keuangan dan Harta Benda
1. Prinsip halal maksudnya adalah setiap satuan dana yang diperoleh tidak berasal dan tidak
diperoleh dengan cara-cara yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
2. Prinsip transparansi maksudnya adalah adanya keterbukaan tentang sumber dan besar dana
yang diperoleh serta kemana dan besar dana yang sudah dialokasikan.
3. Prinsip bertanggung jawab maksudnya adalah setiap satuan dana yang diperoleh dapat
dipertanggung jawabkan sumber dan keluarannya secara tertulis dan bila perlu melalui bukti
nyata.
4. Prinsip efektif maksudnya adalah setiap satuan dana yang digunakan berguna dalam rangka
usaha lembaga menjalankan tugas dan wewenang sebagai HIMAFI UIN IMAM BONJOL
PADANG.
5. Prinsip efisien maksudnya adalah setiap satuan dana yang digunakan tidak melebihi
kebutuhannya.
6. Prinsip berkesinambungan maksudnya adalah setiap upaya untuk memperoleh dan
menggunakan dana tidak merusak sumber pendanaan untuk jangka panjang dan tidak
membebani generasi yang akan datang.
BAB IV
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 21
Pasal 22
1. Pasal-pasal mengenai sanksi anggota dan rangkap jabatan diatur berdasarkan kebijakan
masing-masing HIMAFI UIN IMAM BONJOL PADANG.
2. Pasal-pasal mengenai struktur pimpinan HIMAFI UIN IMAM BONJOL
PADANG diatur lebih lanjut berdasarkan prinsip kebutuhan dan keefektifan dari HIMAFI
UIN IMAM BONJOL PADANG.
3. Aturan administrasi kesekretariatan HIMAFI UIN IMAM BONJOL PADANG diatur lebih
lanjut dalam pedoman kesekretariatan HIMAFI UIN IMAM BONJOL PADANG.
4. Pasal-pasal mengenai keuangan dan harta benda HIMAFI UIN IMAM BONJOL PADANG
diatur dalam Rencana Kerja dan Anggaran Keuangan Lembaga (RKAKL).
BAB V
ATURAN PERALIHAN
Pasal 23
HIMAFI UIN IMAM BONJOL PADANG dengan adanya pedoman ini agar menyesuaikan.
Pasal 24
Aturan yang lebih dahulu diataur dalam pedoman ini dan belum ada ditingkat fakultas dan
Universitas agar menyesuaikan dikemudian hari dengan tetap mengacu kepada aturan ini.
BAB VI
ATURAN PENUTUP
Pasal 37
1. Dengan berlakunya keputusan ini maka peraturan HIMAFI UIN IMAM BONJOL
PADANG sebelumnya dinyatakan ditidak berlaku.
2. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali apabila
terdapat kekeliruan.
Rujukan :
- OKMA
- SK Dirjen 2016
- SK Rektor 2017