Anda di halaman 1dari 2

Kamis, 9 September 2021

Hari Biasa Pekan XXIII

Bacaan I : Kolose 3: 12- 17

Bacaan Injil : Lukas 6: 27- 38

Mengasihi Tanpa Batas

Kasih adalah hal terpenting dalam hidup. Orang bisa hidup tanpa uang, tanpa jabatan,
tanpa kedudukan, tetapi nyaris banyak orang merasa hidup tidak lagi berguna ketika tidak
dikasihi. Ada sesuatu kekosongan yang mendalam jika seseorang hidup tanpa kasih, karena
Allah adalah kasih. Kehadiran Allah sebagai kasih yang tak terbatas dalam diri manusia ingin
mengajarkan kepada manusia untuk selalu memiliki rasa kerinduan akan kasih Allah itu
terhadap sesamanya. “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan
dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan
kesabaran.” (Kol. 3: 12). Allah menciptakan manusia serupa dengan-Nya dalam Roh.
Hakikat dari Roh Allah adalah kasih. Mengasihi merupakan rangkuman dari buah-buah Roh.
Kasih itu murah hati, panjang sabar, mencintai secara utuh, berkorban tanpa menuntut balas
budi, tidak menyimpan marah, benci dan dendam. Kasih merupakan hukum yang pertama
dan utama karena kasih adalah kegenapan dari hukum taurat.

Yang menarik dalam bacaan injil hari ini, Yesus menekankan kepada kita semua
umat-Nya untuk selalu mengasihi. Ajakan Yesus untuk selalu mengasihi ini tidak sebatas
pada teman, sahabat, kerabat dan kenalan kita saja tetapi kepada semua orang sekalipun itu
adalah musuh kita. “Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada
orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah
bagi orang yang mencaci kamu.” (Lukas 6: 27- 28). Perjalanan hidup yang selalu diikuti
dengan menjalin kasih baik secara horizontal maupun vertikal adalah inti yang ingin Yesus
ajarkan dalam hidup kita melalui bacaan-bacaan hari ini.

Dalam bacaan pertama Rasul Paulus menekankan kepada umat Kristen untuk selalu
mengenakan kasih, kemurahan, kerendahan hati, kelembutan dan kesabaran. Rasul Paulus
menekankan bahwa kasih itu harus menjadi pengikat yang mempersatukan dan
menyempurnakan. (Kol. 3: 14). Kemudian Yesus kembali menegaskan bahwa kasih itu tidak
hanya berlaku kepada orang yang telah mengasihi kita saja tetapi harus berlaku untuk semua
orang dengan perbuatan- perbuatan baik yang kita lakukan setiap hari. (Lukas 6: 35). Dan
melalui kasih itu yang mempersatukan kita sebagai murid Kristus yang kemudian
menyempurnakannya dalam Kerajaan Allah.

Ajakan Yesus untuk mengasihi semua orang tanpa batas dan dengan sepenuh hati,
tentunya menuntun kita sebagai murid-Nya agar mampu menjalin kasih terhadap sesama kita.
Karena layaknya Paulus mengajarkan kasih adalah kepenuhan dari hukum taurat, maka Yesus
sendiri mengajarkan kasih dengan penyerahan diri secara total dan tak terbatas. Melaui kasih
Yesus itu, mengajak kita sebagai manusia lemah untuk selalu belajar tentang pelayanan cinta
dan menimba semangat belas kasih Yesus yang patut diwujudnyatakan dalam kehidupan
sehari-hari.

Penegasan Yesus untuk mengasihi tanpa batas, bahkan memberkati dan mendoakan
orang yang mengutuk ataupun mencaci kita, menunjukkan identitas kita sebagai anak-anak
Allah menjadi nyata. Ajaran kasih yang ditawarkan Yesus kepada kita meyadarkan akan
pentingnya hidup mengasihi kepada sesama dan selalu bersikap murah hati seperti Bapa yang
murah hati. “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.” (Lukas
6: 36). (Fr. Irwandi).

Anda mungkin juga menyukai