Anda di halaman 1dari 2

Beberapa tahun terakhir, Afganistan tergolong negara kontroversial karena seteru kekuasaan antara

Taliban dan pemerintah sebelumnya (yang didukung Amerika Serikat). Sejak dahulu, Afganistan
dikenal sebagai negara Islam yang terus berada di ranah konflik. Berikut ini sejarah perkembangan
Islam di Afganistan, kelompok taliban, populasi muslim, hingga kondisi terkini di sana. Pada medio
2021, kelompok Taliban berhasil merebut tampuk kekuasaan dari pemerintah sebelumnya. Presiden
Afganistan Ashraf Ghani melarikan diri menuju Tajikistan, sementara Taliban melantik Abdul Ghani
Baradar menjadi Presiden Afganistan yang baru. Sampai sekarang, terhitung 10 negara sudah
mengakui pemerintahan Taliban di Afganistan, mencakup Rusia, Cina, Pakistan, India, Iran,
Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan. Secara geografis, Afganistan terletak
di Asia Tengah, kadang-kadang dianggap berasal dari blok regional Asia Selatan atau Timur. Pada
2022, populasi muslim di Afganistan berjumlah sekitar 34,8 juta. Jumlah ini merupakan 99,7 persen
dari total warga Afganistan secara keseluruhan. Delapan puluh persen adalah Islam Sunni,
sementara sisanya adalah Syi'ah. Baca juga: Taliban Larang Perempuan Afghanistan Sekolah, RI
Tawarkan Beasiswa Sejarah Taliban di Afghanistan: Konflik dan Kondisi Terkininya Sejarah
Perkembangan Islam di Afganistan Dari sejarahnya, Islam sampai di Afganistan di masa
kepemimpinan Umar bin Khattab melalui ekspedisi yang dipimpin Asim bin Umar At-Tamimy. Di
masa itu, dakwah Islam pertama dimulai di Afganistan. Selanjutnya, penguasan Islam secara penuh
atas Tanah Afgan dilakukan di masa Khalifah Utsman bin Affan melalui ekspansi yang dipimpin
Sa'ad bin Ash. Perluasan kekuasaan kembali dilakukan di masa Dinasti Umayyah, sebagaimana
ditulis Syarifuddin dalam Jurnal Istiqra (2016). Di masa silam, Afganistan dikenal dengan sebutan
Khurasan. Jika disebutkan kota Khurasan di kitab-kitab klasik Islam, nama itu merujuk ke wilayah
Afganistan yang sekarang. Singkat cerita, setelah berkali-kali mengalami pergantian kekuasaan di
Afganistan, Inggris kemudian mengkolonsasi daerah tersebut. Wilayah Afganistan lantas menjadi
protektorat Inggris pada abad ke-19. Afganistan baru lepas dari penjajahan pada 1973, yakni ketika
Muhammad Daud mengumumkan berdirinya Republik Afganistan dengan dia yang menjadi
presiden Afganistan pertama. Akan tetapi, Muhammad Daud dianggap sebagai kaki tangan komunis
yang banyak dibenci umat Islam Afganistan. Pada 1978, Muhammad Daud dibunuh dan digantikan
dengan Nur Muhammad Taraki yang juga dimusuhi penduduk Afgan. Pada 1979, Presiden Nur Taraki
juga dibunuh oleh musuhnya yang berada di partai yang sama: Partai Demokrasi Rakyat Afganistan.
Titik balik Afganistan terjadi pada 1992. Saat itu, Presiden Afganistan Najibullah menyerahkan
kekuasaan pada kaum mujahidin yang sebelumnya mengepung Kabul. Kaum mujahidin membentuk
Pemerintahan Negara Islam pada 28 April 1992 di bawah pimpinan Burhanudin Rabbani dan
Gulbuddin Hekmatyar sebagai perdana menterinya. Singkat kata, Pemerintahan Negara Islam ini
tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sebagai respons kekacauan di Afganistan, muncullah
kelompok terpelajar yang dikenal sebagai Taliban (dalam bahasa Arab, thalib artinya orang
terpelajar). Aksi kelompok Taliban meluas di penjuru Afganistan dan menarik simpati masyarakat.
Kelompok Taliban akhirnya menumbangkan kekuasaan presiden sebelumnya dan mendirikan
pemerintahan sendiri yang bernama Keamiran Islam Afganistan pada 26 Januari 1996. Ketika
Taliban mendirikan pemerintahannya, hanya tiga negara yang mengakui: Arab Saudi, Uni Emirat
Arab, dan Pakistan. Kontroversi Taliban terus berlanjut karena dianggap bekerja sama dengan
kelompok Al-Qaeda yang dianggap teroris oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Serangan
terkenal World Trade Center (WTC) 9/11 di Amerika Serikat dianggap dimotori oleh Al-Qaeda yang
dibekingi Taliban. Pada 7 Oktober 2001, Amerika Serikat kemudian menginvasi Afganistan setelah
Taliban menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden yang mencari suaka di
Afganistan. Osama bin Laden dituduh sebagai dalang serangan paling mematikan di Amerika
Serikat tersebut. Meskipun Taliban menuntut Amerika untuk membuktikan bahwa Osama bin Laden
berperan terhadap serangan 9/11, Presiden Bush menolak permintaan tersebut. Negosiasi antara
Taliban dan Amerika juga berakhir buntu. Dua bulan setelahnya, pada Desember 2001, pemerintah
sementara Republik Islam Afganistan kemudian dibentuk yang dipimpin oleh Hamid Karzai (di
bawah perlindungan Amerika Serikat). Pemerintahan Afganistan bentukan Amerika Serikat ini
kemudian tumbang pada 2021 silam. Baca juga: Perkembangan Islam di Afrika: Ethiopia, Mesir
hingga Afrika Barat Perkembangan Islam Dunia di Benua Asia: dari India hingga Indonesia
Berdasarkan hal itu, Taliban sempat memerintah Afganistan selama 5 tahun sejak 1996-2001. Di
masa tersebut, mereka berhasil memberantas korupsi, mengurangi aksi kriminal, dan menaikkan
taraf ekonomi Afganistan. Di sisi lain, Taliban menerapkan hukum Islam yang ketat berdasarkan
interpretasi teks dalil naqli syariah. Salah satu konsekuensinya, mereka dianggap membatasi hak-
hak perempuan, eksekusi publik terhadap pembunuh dan pezina, hingga hukuman amputasi bagi
pencurian. Taliban juga melarang televisi, bioskop, musik, dan hal-hal yang bertentangan dengan
nilai-nilai mereka. Tindakan tersebut mengundang reaksi negatif dari negara-negara tetangga dan
dianggap melanggar hak asasi manusia. Meskipun invasi Amerika Serikat sudah dilakukan selama
20 tahun, namun Taliban tak surut dan belum bisa ditaklukkan Amerika. Akhirnya, pada Agustus
2021, Taliban mengambil alih pemerintahan dan mendirikan kembali Keamiran Islam Afganistan
(yang kedua kalinya) hingga sekarang.

Baca selengkapnya di artikel "Sejarah Perkembangan Islam Afghanistan: Populasi & Kondisi
Terkini", https://tirto.id/grbg

Anda mungkin juga menyukai