Anda di halaman 1dari 12

DAMPAK EKONOMI SETELAH TALIBAN KUASAI

AFGHANISTAN
UAS MATA KULIAH KEJAHATAN POLITIK

Disusun Oleh :
Dhafin Naufal Ayman
2043501101

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK


JURUSAN KRIMINOLOGI
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
2023
PENDAHULUAN

Abstrak
Jurnal apapun selama ini identik dengan penerbitan suatu karya (Rachmawati,
2008). Menulis sebuah karya seni dan mempublikasikannya ke media publikasi,
termasuk jurnal ilmiah, tentu sangat bagus dan positif sebagai pembelajaran bagi
mahasiswa dalam menuangkan idenya dalam bentuk tulisan. Dengan kata lain,
melalui gagasan atau pemikiran dan mempublikasikannya mahasiswa diharapkan
akan tumbuh pemikiran pola pikir yang positif dan kreatif dalam menulis karya
ilmiah (Purwanto, 2012). Taliban adalah satu dari dua entitas politik yang sama-sama
mengklaim sebagai pemerintah yang sah atas Afganistan disamping pihak Republik.
Taliban telah menguasai sepuluh wilayah Afganistan dalam kurun waktu enam hari.
Kota-kota utama seperti kandahar, Herat dan Jalalabad telah jatuh ke tangan Taliban.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan alasan taliban merebut wilayah
ibu kota Afganistan pada tahun 2021. Metode penelitian menggunakan jenis
penelitian Eksplanatif dengan sumber dat yang diperoleh dari buku, jurnal, website
dan berita valid. Dalam penelitian ini penulisa menggunakan konsep kepentingan
Nasional dan Aneksasi (prespektif hukum internasional). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa perebutan suatu wilayah oleh Taliban ke Afghanistan adalah
menguatkan keraguan atas perubahan sikap Taliban untuk mau berkompromi berbagi
kekuasaan secara damai dengan menggunakan mekanisme demokrasi, yang tidak
pernah mereka dukung selama ini. Pemerintahan Taliban digulingkan oleh Amerika
Serikat karena dituduh melindungi pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden yang juga
mendalangi serangan terhadap menara kembar WTC, New York pada tanggal 11
September 2001
Kata Kunci : Aneksasi, Kepentingan Nasional, Taliban, Afghanistan.
Abstract
Any journal has been synonymous with publishing a work (Rachmawati,
2008). Writing a work of art and publishing it to publication media, including
scientific journals, is certainly very good and positive as a learning for students in
expressing their ideas in writing. In other words, through ideas or thoughts and
publishing them, students are expected to grow positive and creative mindset thinking
in writing scientific papers (Purwanto, 2012). The Taliban are one of two political
entities that both claim to be the legitimate government over Afghanistan in addition
to the Republican side. The Taliban have taken control of ten Afghan territories in a
span of six days. Major cities such as kandahar, Herat and Jalalabad have fallen to
the Taliban. The purpose of the study is to explain why the Taliban seized the Afghan
capital region in 2021. The research method uses an Explanatory type of research
with dat sources obtained from books, journals, websites and valid news. In this
study, the author uses the concepts of National interest and Annexation (perspective
of international law). The results of this study show that the Taliban's seizure of
territory to Afghanistan is to strengthen doubts over the Taliban's change in attitude
to compromise on peaceful power sharing using democratic mechanisms, which they
have never supported so far. The Taliban government was overthrown by the United
States for allegedly protecting Al-Qaeda leader Osama bin Laden who also
masterminded the attack on the WTC's twin towers, New York in 11 September 2001
cooperated with The Northen alliance camp.
Keyword : Annexation, National Interest, Taliban, Afghanistan.

B. Rumusan Masalah
Dapat disimpulkan Rumusan Masalah tentang Dampak dari Ekonomi terhadap
kedudukan Taliban di Afghanistan.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui Dampak Ekonomi terhadap
kedudukan Taliban di Afghanistan serta untuk menunjang nilai UAS yang diberikan
oleh Dosen Pengampu.
PEMBAHASAN

1. Siapa Taliban?
Taliban adalah kata yang berarti “Murid” dari bahasa Pashto. Taliban
dilaporkan muncul pada tahun 1990-an di Utara Pakistan setelah pasukan Uni Soviet
mundur dari Afghanistan. Gerakan ini mulanya didominasi oleh orang-orang Pashtun
dan pertama kali muncul di pesantren-pesantren sebagian besar Arab Saudi yang
biasanya menganut aliran Sunni garis keras. Tujuan Taliban atau janji taliban di
wilayah-wilayah Pashtun adalah untuk mengembalikan perdamain dan keamanan
berdasarkan syariat Islam jika mereka berkuasa.
Pada September 1995, Taliban merebut Provinsi Herat, di perbatasan Iran, dan tepat
setahun kemudian mereka merebut ibu kota Afganistan, Kabul. Taliban
menggulingkan rezim Presiden Burhanuddin Rabbani, salah satu pendiri
Pemberontak Afghanistan yang menentang pendudukan Soviet. Pada tahun 1998,
Taliban menguasai hampir 90 persen Afghanistan. Menurut BBC, Publik Afghanistan
muak dengan ekses mujahidin dan pertikaian setelah pengusiran Soviet, umumnya
menyambut kemunculan Taliban saat pertama kali muncul.
Populitaritas ini sebagian besar disebabkan oleh keberhasilan mereka dalam
memerangi korupsi, membatasi pelanggaran hukum, dan mengamankan jalan serta
wilayah yang mereka kuasai untuk perdagangan. Namun, Taliban juga telah
melembagakan atau mendorong hukuman yang konsisten dengan interpretasi mereka
teradap Syariah. Misalnya, eksekusi publik terhadap pembunuhan dan pezina, atau
amputasi terhadap pencuri. Pria juga diharuskan menumbuhkan janggut, sementara
wanita diharuskan mengenakan burqa seluruh tubuh. Taliban juga melarang anak
perembuan di atas 10 tahun bersekolah. Taliban juga dituduh melakukan berbagai
pelanggaran hak asasi manusia dan budaya. Salah satu yang paling menonjol adalah
pada tahun 2001, ketika Taliban, meski mendapat kemarahan internasiona, terus
membongkar patung Buddha Bamiyan yang terkenal di Afghanistan Tengah. Pakistan
telah berulang kali membantah menjadi arsitek gerakan Taliban. Tapi tidak diragukan
lagi banyak orang Afghanistan yang bergabung dengan gerakan itu bersekolah di
madrasah di Pakistan.
Pakistan adalah salah satu dari tiga negara, bersama dengan Arab Saudi dan Uni
Emirat Arab (UEA), yang mengakui Taliban ketika mereka berkuasa di Afghanistan,
Pakistan juga merupakan negara terbaru yang memutuskan hubungan diplomatik
dengan kelompok tersebut. Pada satu titik, Taliban mengancam akan membuat
Pakistan tidak stabil dari daerah yang mereka duduki di barat laut.
2. Tujuan Taliban Menguasai Afghanistan?
Taliban ingin menerapkan interpretasi hukum agam yang ketat di afghanistan.
Kelompok ini berakar pada pejuang mujahidin yang di dukung AS, Pemberontak
Islam Fundamentalis yang berperang melawan Uni Soviet di Afghanistan pada 1970-
an dan 1980-an.
Taliban mulai memperebutkan wilayah di Afghanistan pada 1990-an. Pada tahun
1996, Taliban berhasil menguasai Kabul, dan sejak itu mereka menguasai
Afghanistan, melakukan berbagai tindak brutal seperti membantai lawannya,
bersekutu dengan kelompok teroris, menekan hak hak perempuan, melakukan
hukuman kejam, termasuk menghancurkan situs kuno. Setelah serangan 11
September 2001 di Amerika Serikat, koalisi Barat melancarkan serangan untuk
menggulingkan rezim Taliban. Namun Taliban bertahan dengan menguasai wilayah
pedalaman dan mendapatkan dukungan dari penduduk setempat, terutama etnis
Pashtun di selatan dan timur negara itu. Dalam beberapa bulan terakhir, setelah
negara – negara Barat menutuskan untuk menarik pasukan mereka dari Afghnaistan,
Taliban melancarkan serangan baru sampai mereka berhasil merebut kembali Kabul.
2.1 Tujuan Taliban Mengusai Afghanistan di masa lalu
Dilansir dari ABC News, saat Taliban mengusai Afghanistan pada 1996 – 2001,
Taliban memberlakukan berbagai hukum Islam ekstrim bagi para warganya. Salah
satunya terhadap perempuan, mulai dari larangan keluar rumah tanpa muhrimnya
diharuskan mengenakan burqa yang menutup wajah hingga ujung kaki, dilarang
bekerja dan anak perempuan dilarang mengenyam pendidikan.
Tak hanya itu, musik dan televisi yang tidak sesuai dengan ajaran Islam dilarang.
Hukuman fisik seperti potongan tangan bagi pencuri, hukum cambuk dan rajam
sampai mati didepan umum bagi orang yang melakukan perzinahan juga
diberlakukan. Taliban juga menghancurkan patung Budha Bamiyan yang berusia
1.500 tahun. Yang dianggap musyrik.
Tuduhan negara – negara Barat kembali mengarah pada Taliban awal tahun 2021
lalu. Namun hal itu dibantah di mana Taliban mengaku hanya ingin menerapkan
“Sistem pemerintahan Islam yang murni” untuk menyebut hukum harus sesuai
dengan tradisi budaya dan aturan agama.
2.2 Tujuan Taliban Menguasai Afghanistan di masa sekarang
Penegasan soal “gaya berbeda” kepemimpinan Taliban saat ini disampaikan lagi oleh
juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid. Pihaknya mengatakan rezim baru akan
berbeda dan lebih positif di banding kepemimpinan Taliban di masa lalu.
“semua yang berseberangan diampuni dari A sampai Z. Kami tidak akan membalas
dendam.”
Mujahid menyampaikan pemerintahan baru akan segera dibentuk Taliban akan
terhubung dengan semua pihak dan berkomitmen untuk membiarkan perempuan
bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip Islam meski begitu, pihaknya tak menjelaskan
secara spesifik aturan seperti apa yang akan disusun dalam pemerintahan baru
Taliban di tanah Afghanistan.

3. Dari mana persenjataan Taliban?


Kelompok milisi Taliban yang berhasil menduduki sejumlah kota dan Istana
kepresidenan Afghanistan mendapat pasokan persenjataan baru setelah berhasil
merampas persenjataan peninggalan Amerika Serikat di negara itu. AS telah
menggelontorkan miliaran dolar salah satunya untuk memasok pasukan Afghanistan
dengan senjata canggih sejak invasi 2001.
Namun kejatuhan ibu kota Kabul dan beberapa ibu kota provisi lainnya dengan cepat
telah meninggalkan sebagian besar persenjatan itu di tangan pemberentak Taliban. Di
media sosial, tampak para pejuang Taliban berpose dengan senapan buatan Amerika
dan kendaraan perang yang sarat dengan senjata berat dan artileri.
Selama beberapa dekade terakhir, Taliban mengandalkan senjata lawas peninggalan
Rusia, bahan peledak dan improvisasi, dan rudal darat untuk bergerilya melawan
pasukan AS dan negara lainnya di Afghanistan.
Berikut beberapa barang dan senjata rampasan perang peninggalan AS dan
Afghanistan yang diperkirakan telah dirampas Taliban sejak menduduki sebagian
wilayah termasuk ibu kota Kabul dan istana kepresidenan.
3.1 Kendaraan Militer Lapis Baja
Seorang pejabat AS mengatakan, meskipun belum ada angka pasti, penilaian intelejen
saat ini adalah Taliban diyakini mengendalikan lebih dari 2000 kendaraan lapis baja,
termasuk Humvee hingga kendaraan anti ranjau.
Pada bulan Juni, Taliban merampas 700 truk dan humvee dari pasukan keamanan
Afghanistan serta lusinan kendaraan lapis baja dan sistem artileri. Kendaraan militer
buatan Amerika lainnya yang dilaporkan berada di tangan Taliban termasuk M1117
Guardians, MaxxPro MRAPs, hingga oshkosh ATV.
3.2 Helikopter hingga Drone
Berdasarkan penilaian awal sumber di kongres AS juga memperkirakan bahwa
Taliban merampas beberapa helikopter Black Hawk dan pesawat militer AS lainnya,
Termasuk 20 buah pesawat serang A-29 Tucano. Kelompok itu juga mewarisi 11
pangkalan militer terencana yang dilengkapi dengan senjata dan gadget terbaru
peninggalan AS untuk Afghanistan.
3.3 Senjata lainnya dan Kacamata Inframerah
Sejak tahun 2003, Amerika Serikat telah memberi pasukan Afghanistan setidaknya
600.000 senjata infanteri termasuk senapan serbu M16,M4, 80 ribu kendaraan militer,
162 buah peralatan komunikasi, dan 16 ribu kacamata inframerah untuk pengawasan
malam hari
Berdasarkan foto yang beredar di media sosial, Taliban menunjukkan para pejuan
militannya tengah menembakkan senapan M4 dan M16 sistem senapan Sniper M24
dan senapan mesin kaliber M2.50.
Bahkan baru-baru ini sebelum Taliban menduduki sebagian wilayah termasuk ibu
kota Kabul, kementrian Pertahanan AS disebut telah memasok tentara Afghanistan
sebanyak 7.000 senapan mesin, 4.700 Humvee, dan lebih dari 20 ribu granat antara
2017-2019.
4. Dampak krisis Ekonomi setelah Taliban kuasai Afghanistan
Sejak pasukan Amerika Serikat dan NATO meninggalkan wilayah
Afghanistan 15 Agustus 2021. Taliban menguasai wilayah itu tanpa perlawanan
menyebabkan gerakan kelompok ini memang tidak terkalahkan.
Hal ini terjadi karena adanya pasokan senjata setelah invasi Soviet. Kemudian faktor
lain yang tidak kalah penting yang membuat Taliban menang mudah menguasai
Afghanistan adalah pengetahuan dan pemahaman tentang taktik medan perang.
Sampai akhirnya mereka mampu menguasai istana kepresidenan di kota Kabul
sebagai ibukota negara saat itu.
Kini setelah Taliban berhasil kuasai Afghanistan krisis ekonomi terus mengintai yang
dampaknya luar biasa bagi kehidupan masyarakat Afghanistan. Semenjak itulah
masyarakat Afhanistan mengalami krisis ekonomi pangan hingga krisis keuangan.
Hingga warga Kabul menjual peralatan rumah tangga untuk bertahan hidup.
Munculnya pasar loak di wilayah Kabul tempat para warga menjual berbagai
peralatan rumah tangga untuk mendapat uang tunai, bahkan penawarannya harga
terendah, barang – barang dijual warga yang putus atas terdiri dari piring, gelas,
peralatan dapur.
4.1 Bahan Pokok Mahal dan Uang Tunai Langka
Dampak krisis ekonomi Afghanistan setelah Taliban berkuasa yang lain adalah bahan
pokok mahal serta uang tunai langka, ATM di kota-kota dikosongkan, kemudian
bank-bank dan bursa keuangan utama Sarai Shahzada di Kabul, ditutup. Tidak sampai
disitu warga mengalami kesulitan bahan pangan karena harga pokok mahal disaat
mereka tidak memiliki persediaan uang tunai.
Pasokan uang di negara Afghanistan menipis dan isolasi internasional membuat
pekerta tidak dibayar. Hal ini sejumlah perusahaan lokal ditutup dan adanya
pembatasan penarikan uang tunai di beberapa bank. Tentu situasi tersebut
memberikan dampak besar mengancam Afganistan dari dunia luar di saat keadaan
seperti ini harga sebagian bahan pokok naik.
Kondisi tersebut secara langsung memicu krisis ekonomi dan kemanusiaan di
Afghanistan. Hal itu terjadi karena ekonomi Afghanistan selama ditobang oleh
bantuan internasional dan Dollar AS. Kemudian mata uang amerika telah bercampur
dengan mata uang lokal yang digunakan untuk membayar barang dan jasa impor.
4.2 Krisis Listrik di Kota Kabul
Sejak Taliban menguasai wilayah Afghanistan tidak saja mengalami krisis ekonomi,
keuangan, tetapi juga krisis di ibukota Kabul, Afghanistan tidak mempunyai pasokan
listrik nasional dan selama ini pasokan listrik tergantung pada listrik impor dari Asia
Tengah. Jika Taliban tidak mau membayar bisa jadi Kabul gelap gulita, alasan lain
listrik dalam negeri terdampak kekeringan , kondisi tersebut yang menyebabkan
impor listrik dari Asia Tengah.

5. Dampak Ekonomi bagi Global


Taliban meminta Amerika Serikat dan negara – negara lain mengakui
pemerintah Taliban di Afghanistan, dengan mengatakan kegagalan melakukannya
dan pembekuan dana Afghanistan yang terus berlanjut di luar negeri akan
menimbulkan masalah tidak hanya bagi negara itu tetapi juga Dunia. Tidak ada
negara yang secara resmi mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan sejak
gerilyawan mengambil alih negara itu pada Agustus.
Sementara miliaran dollar aset dan dana Afghanistan di luar negeri juga telah
dibekukan, bahkan ketika negara itu menghadapi krsisis ekonomi dan kemanusiaan
yang parah. Taliban dan Amerika Serikat berperang terakhir kali juga karena
keduanya tidak memiliki hubungan diplomatik formal. AS menginvasi Afganistan
pada 2001 setelah serangan 11 September 2001. Pemerintah Taliban saat itu menolak
untuk menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden. Meskipun tidak ada
negara yang mengakui pemerintahan Taliban, para pejabat senior dari sejumlah
negara telah bertemu dengan para pemimpin gerakan itu, baik di Kabul maupun di
luar negeri.
Adapun Mentri luar negeri China, Wang Yi, bertemu dengan pejabat Taliban di
Qatar, bahwa China telah berjanji untuk membiayai infrastruktur transportasi, dan
untuk memberikan akses Kabul ke pasar China melalui negara tetangga Pakistan.
Taliban juga mengutarakan tentang masalah yang dihadapi penyebrangan perbatasan,
terutama dengan Pakistan. Masalah itu yang sering menimbulkan penutupan
perbatasan dan protes dalam beberapa hari terakhir. Penyebrangan tersebut sangat
penting untuk Afghanistan yang wilayahnya kini terkurung.
6. Taliban melarang penggunaan mata uang asing di Afganistan
Situasi ekonomi dan kepentingan nasional di negara mengharuskan semua
warga Afganistan menggunakan mata uang Afganistan di setiap transaksi,
perekonomian Afghanistan saat ini kepayahan akibat di tariknya dukungan keuangan
internasional setelah Taliban mengambil alin kekuasaan. Emirat Islam
menginstruksikan semua warga, pemilik toko, pedagang, pebisnis, dan masyarakat
umum melakukan semua transaksi dengan mata uang Afganistan dan dilarang keras
memakai mata uang asing.
Meskipun mata uang nasional Afganistan adalah Afghani, dollar Amerika Serikat
marak digunakan di pasar-pasar, Dollar AS juga kerap dipakai dalam transaksi
perdagangan di kawasan-kawasan yang berbatasan dengan negara tetangga seperti
Pakistan.
6.1 Aset-aset dibekukan, dana dihentikan
Setelah Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada Agustus, aset-aset
Afghanistan sebesar miliaran dollar di luar negeri dibekukan oleh Bank Sentral AS
dan bank-bank Sentral Eropa. Taliban telah meminta aset-aset di luar negeri dicairkan
mengingat Afghanistan mengalami krisis ketersediaan uang tunai. Afganistan juga
terpukul akibat ketiadaan dana bantuan asing. Padahal dana tersebut menopang tiga
perempat anggaran belanja negara.
Dana moneter internasional (IMF) menyatakan bahwa Afganistan tidak akan lagi bisa
mengakses pinjaman dari lembaga kreditur dunia itu. Tadinya akses pinjaman ke
Afganistan sebesar US$370 miliar dari IMF dijadwalkan tiba pada 23 Agustus. IMF
memperingatkan ekonomi Afganistan bisa menyusut 30% tahun ini. Akibatnya,
jutaan orang di Afganistan akan masuk jurang kemiskinan dan menyebabkan krisis
kemanusiaan.
6.2 Kelaparan akan menjadi krisis terburuk di Afganistan
Bagi kebanyakan warga miskin di Kabul, Ibu Kota Afganistan, mengumpulkan
beberapa ratus Afgani mata uang Afganistan demi melawan kelaparan adalah
tantangan yang amat besar. Jutaan orang hidup dalam kemiskinan di negara yang
selama ini telah menerima bantuan luar negeri dalam jumlah besar. Uang yang tersisa
untuk membantu mereka, sekitar US$9 Miliar, atau setara Rp128,9 triliun yang
disimpan sebagai cadangan bank sentral yang dibekukan oleh Amerika Serikat agar
dana tersebut tidak digunakan oleh Taliban.
Sebuah komunitas yang tinggal di atas kota kabul, membawa bekas luka perang
selama 40 tahun. Begitu juga dengan banyak keluarga yang tinggal di sini. Perang
menandai semua kisah mereka. Salah satu keluarga tak lagi mampu bertahan. Tempat
yang mereka tinggali hampir kosong karena barang-barang dijual dipasar barang
bekas demi mengumpulkan uang agar mereka bisa pergi ke Pakistan.

KESIMPULAN
Sejarang perang di Afganistan adalah perang terpanjang yang pernah
dilakukan Amerika Serikat. Pada tahun 2001, invasi AS ke Afghanistan
menyebabkan ancaman Taliban. Sampai pada akhirnya, pemimpan Al-Qaeda Osama
bin Laden tewas. Jadi ancaman Taliban tetap ada nyata dan bebas adalah hasil negatif
yang dapat diterima AS. Oleh karena itu minimalisasi dengan resiko ini, Amerika
Serikat memutsukan untuk menyisihkan sebagian angkatan bersenjata untuk
membantu ANA dan ANP dalam menghadapi serangan Taliban. Akhirnya muncul
setelah munculnya Amerika Serikat, tanda-tanda bahwa taliban berhasil menguasai
pemerintahan adalah setelah tunduknya ibu kota Kabul.
DAFTAR PUSTAKA
Internet
https://internasional.kompas.com/read/2022/08/15/222900570/siapa-taliban-dan-apa-
tujuannya-?page=all#:~:text=Tujuan%20Taliban%20atau%20janji
%20Taliban,Taliban%20dengan%20cepat%20menyebarkan%20pengaruhnya.
https://news.detik.com/internasional/d-5686343/apa-tujuan-taliban-menguasai-
afghanistan-simak-penjelasannya
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210822072955-120-683561/daftar-
senjata-as-rampasan-taliban-usai-kuasai-afghanistan#:~:text=Selama%20beberapa
%20dekade%20terakhir%2C%20Taliban,dan%20negara%20lainnya%20di
%20Afghanistan
https://portaljogja.pikiran-rakyat.com/internasional/pr-252755911/4-dampak-krisis-
ekonomi-setelah-taliban-kuasai-afghanistan?page=2

Jurnal
Putra, D.A.S.K. (2022). Aneksasi Afghanistan terhadap Taliban. E-journal
Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha.
Suhartono, Miko, A., Apriyani, Novita, Maria. (2022). Kapasitas Pemerintahan
Afghanistan Rezim Taliban baru sebagai peserta dalam Perjanjian Internasional.
Vol.18 No.1

Anda mungkin juga menyukai