Anda di halaman 1dari 21

Makalah Sejarah Islam Kawasan

Asia Selatan
Dosen Pengampu: Yuhaswita, MA

Disusun Oleh :
Elyshia Retnowati
Sances Harwanda

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) FAS BENGKULU
2022
PEMBAHASAN
A. Peradaban Islam di Asia Selatan
1. Afganistan
Afganistan secaaa resmi bernama khamaran. Negara ini berbatasan
langsung dengan Pakistan di timur dan selatan, Iran di barat,
Turkmenistan dan Uzebekistan di utara, Tajikistan dan Tiongkok di timur
laut. Wilayahnya meliputi 652.0000 km2, menjadikannya Negara
terbesar ke-41 di dunia.
Manusia telah menetap di Afganistan sejak Zaman Batu Tua
(Paleolitikum) Tengah. Lokasi yang berdekatan dengan jalur sutra telah
menghubungkan negara ini dengan Eropa dan bagian lain Asia.
Sepanjang abad, Afganistan telah menjadi tempat tinggal untuk banyak
orang-orang dan telah menjadi tujuan dari kampanye-kampanye militer,
terutama dari Aleksander Agung, Maurya, Arab Muslim, Kekaisaran
Mongol, Britania, Kekaisaran Rusia, Uni Soviet, dan Amerika Serikat.
Afganistan juga menjadi tempat di mana dinasti Kushan, Hun Putih,
Samanid, Safarid, Ghaznavid, Gurid, Khilji, Mughal, Hotaki, Durrani dan
lain-lain telah bangkit dan membentuk kerajaan besar.
Pada akhir abad ke-7, orang-orang Arab Umayyah masuk ke wilayah
yang sekarang dikenal sebagai Afghanistan setelah mengalahkan tegas
Sassanians di Nihawand. Setelah kekalahan ini kolosal, yang terakhir
kaisar Sassania, Yazdegerd III, yang menjadi buronan diburu, melarikan
diri ke timur jauh ke Asia Tengah. Dalam mengejar Yazdegerd, rute Arab
yang dipilih untuk masuk kawasan itu dari Iran utara-timur dan
selanjutnya ke Herat di mana mereka ditempatkan sebagian besar
pasukan mereka sebelum maju ke Afghanistan timur. Orang-orang Arab
yang diberikan upaya besar terhadap menyebarkan Islam di kalangan
penduduk setempat.
Ada teori lain yang mengatakan sejarah panjang Afghanistan juga
berkaitan erat dengan ketegangan dan pertempuran. Konflik Afghanistan
terjadi sejak ratusan tahun yang lalu dimulai Pada tahun 330 S.M. sampai
abad ke-7 Masehi di bawah kekuasaan Alexander Agung.
Islam masuk ke Afghanistan pada masa kepemimpinan Utsman bin
Affan. Ketika itu, seorang panglima bernama Sa’ad bin Ash berhasil
menaklukkan wilayah Khurasan. Khurasan merupakan daerah yang
berada di wilayah Iran, Afghanistan, dan beberapa negara bekas Uni
Soviet. Islam masuk ke Afghanistan terjadi pada tahun 647 M. Di
wilayah Afghanistan, Islam mulai mengakar kuat ketika sebuah dinasti
kecil bernama Ghaznawiyah menguasai wilayah tersebut. Dinasti tersebut
berkuasa pada tahun 366-582 M. Wilayah kekuasannya meliputi
Aghanistan dan Punjab. Daerah yang dahulunya disebut Khurasan
tersebut terdapat seorang raja bernama Nadhir Syah. Ia berhasil
menaklukkan seluruh wilayah Afghanistan yang menjadi modal untuk
membentuk sebuah negara Afghanistan saat ini. Ia wafat pada 1747 M.
dan digantikan oleh seorang bernama Ahmad Syah Durrani. Durrani
merupakan sebuah gelar yang memiliki arti mutiaranya mutiara. Ia
mengawali berdirinya sebuah politik dinasti di Afghanistan dengan
memberikan kekuasaan Afghan kepada keturunannya. Dinasti Durrani
melangsungkan agenda politiknya di Kabul. Namun, setelah itu, pada
1819, Dost Muhammad berhasil mengusir keturunan Durrani dari Kabul
dan mengambil alih wilayah tersebut.
Dua puluh tahun kemudian, ia menobatkan diri sebagai Amir Kabul.
Beberapa tahun setelahnya terjadi peperangan antara Inggris dengan
Keamiran Afghanistan. Peristiwa itu berlangsung antara tahun 1839
sampai 1842, dan menimbulkan kekacauan di Kabul. Pada tahun 1933,
Muhammad Zahir Syah berhasil naik menjadi raja di Afghanistan, ia
kemudian mengangkat Muhammad Daud sebagai perdana menteri. Daud
merupakan seorang kader komunis. Pengangkatan Daud tersebut rupanya
sedikit banyak diintervensi oleh kekuatan besar dari luar, yaitu negara
Uni Soviet. Hal tersebut kemudian memicu kemarahan dari kelompok
Islam di Afghanistan. Kemarahan tersebut pada akhirnya memicu konflik
yang berkepanjangan di wilayah tersebut. Setelah itu, Afghanistan
menjadi salah satu negara yang tidak pernah berhenti untuk berkonflik.
Terlebih ketika berada di bawah pemeritahan Taliban. Upaya binadamai
dan modernisasi Afghanistan hingga kini terus dilakukan. Hal tersebut
bertujuan untuk membawa Afghanistan menuju negara yang ideal dan
maju secara sosial dan politik. Unsur-unsur yang biasa dipakai untuk
menandai majunya sebuah negara meliputi beberapa hal, antara lain:
sistem politik, HAM, kesetaraan gender, kebebasan berbicara,
perkembangan ekonomi, dan lain sebagainya.
Dengan demikian, parameter untuk menilai sebuah majunya sebuah
negara akan menjadi semakin jelas. Dalam masa satu abad terakhir, Islam
di Afghanistan mengalami perkembangan yangcukup pesat. Afghanistan
menjadi salah satu negara di Asia yang mayoritas masyarakatnya
beragama Islam. Sejarah panjang yang dilalui oleh kelompok Islam di
Afghanistan memiliki dampak yang cukup signifikan dalam membentuk
masyarakat Afghanistan abad modern. Indikasinya adalah kuatnya
gerakan Islamis yang tumbuh di negara tersebut. Mesir dan Pakistan
memiliki pengaruh yang kuat perihal gerakan Islamis di Afghanistan.
Menguatnya gerakan Islamis tersebut dianggap sebagai kekuatan yang
membahayakan dan mengancam eksistensi Barat. Anggapan inilah yang
kemudian membuat negara-negara Islam di Timur Tengah rawan sekali
konflik.Sejumlah besar penduduk wilayah yang terdiri dari Afghanistan
utara menerima Islam melalui upaya misionaris Umayyah terutama di
bawah pemerintahan Hisyam bin Abdul-Malik dan Umar bin Abdul-
Aziz. Selama masa pemerintahan Al-Mu'tashim, Islam pada umumnya
dipraktikkan di antara sebagian besar penduduk wilayah ini dan akhirnya
di bawah Yakub Laith-i Saffari, Islam sejauh ini, yang mendominasi
agama Kabul bersama dengan kota-kota besar lainnya di Afganistan
modern. Sisa-sisa kehadiran Shahi di perbatasan Afghanistan timur diusir
oleh Mahmud dari Ghazni selama tahun 998 dan 1030. Sekitar 99%
warga Afganistan adalah Muslim, dan daei mereka, 80-85% adalah Sunni
Mazhab Hanafi, sedangkan 15-20% adalah Syi`ah, mayoritas mereka
adalah Imamiyah bersama dengan sejumlah kecil Ismailiyah.
Pada tahun 1200, Dinasti Ghurriyah, Sultan Ghayas-ud-Din Ghori,
memulai pembangunan pondasi Masjid Jami’ Herat, sebuah masjid yang
terletak di Kota Herat, bagian barat laut Afganistan. Kemudian
dilanjutkan oleh beberapa pemerintah dinasti: Timurid, Safawi, Mughal
dan Uzek, yang semuanya mendukung pembangunan masjid. Bentuk
masjid yang dilihat sekarang adalah bentuk masjid yang ada sejak akhir
abad ke-15, meskipun banyak renovasi pemasangan ulang ubin-ubinnya.
Selain musala dan tempat ibadah pribadi, biasanya masyarakat muslim
dalam lingkup yang lebih luas memiliki sebuah masjid jami', yang
biasanya digunakan untuk salat Jumat yang dilengkapi dengan khutbah.
Masjid Jami' ini bukanlah masjid yang terbesar di Herat; terdapat
komplek yang lebih besar, yaitu Masjid dan Madrasah Gawharshad, yang
juga dibangun oleh Dinasti Timurid, terletak di bagian utara kota.
Namun, monumen arsitektur ini dihancurkan oleh pasukan Tentara India
Britania pada tahun 1885, untuk mencegah penggunaannya sebagai
benteng jika tentara Rusia mencoba untuk menyerang India.

Sejarah politik negara Afganistan modern mulai dengan penguasaan


Kekaisaran Hotaki dan Durrani di Abad ke-18. Pada akhir Abad ke-19,
Afganistan menjadi negara penyangga di antara Kekaisaran Rusia dan
Kemaharajaan Britania. Setelah Perang Afganistan ke Tiga pada 1919,
Raja Amannullah mencoba untuk memodernisasi Afganistan, namun
gagal melakukannya. Afganistan menjadi negara yang damai pada waktu
pemerintahan Zahir Syah selama empat puluh tahun. Pada tahun 1970-an,
serangkaian kudeta atau perebutan kekuasaan secara paksa diikuti dengan
serangkaian perang sipil menghancurkan sebagian besar Afganistan.
Kejadian-kejadian ini mulai ketika negara tersebut dijadikan negara
sosialis di bawah pengaruh Uni Soviet selama Perang Soviet-Afganistan

Setelah pasukan Soviet meninggalkan Afganistan, negara ini menjadi


negara Islam dengan adanya Persetujuan Peshawar, namun sebagian
besar wilayahnya telah dikuasai oleh pejuang Taliban yang memerintah
negara itu selama hampir lima tahun dengan menegakkan Syariat Islam
secara total. Sejak Serangan 11 September 2001 di Amerika, saat Taliban
dipaksa keluar dari Afganistan oleh koalisi yang dipimpin. Organisasi
terorris terbesar NATO karena menyembunyikan keberadaan pejuang
besar Usamah bin Ladin (Pendiri Al Qaeda). Politik Afganistan diganti
dengan pemerintah pro-Barat yang dipilih melalui proses demokrasi.
Pada tahun 2021, setelah berperang selama 20 tahun, Presiden AS Joe
Biden memutuskan untuk menarik mundur seluruh pasukan AS dari
Afganistan. Keputusan ini memberi ruang bagi Taliban untuk segera
menyerang dan merebut wilayah-wilayah Afghanistan dari kontrol
pemerintah pusat. Setelah mengambil kuasa atas provinsi-provinsi lain,
Taliban berhasil memasuki Kabul, ibu kota Afganistan, pada 15 Agustus
2021.[10] Afganistan kemudian menjadi negara Islam yang menetapkan
Islam sebagai agama dan hukum resmi.

Sejarah Perkembangan Islam di Afganistan


Dari sejarahnya, Islam sampai di Afganistan di masa kepemimpinan
Umar bin Khattab melalui ekspedisi yang dipimpin Asim bin Umar At-
Tamimy. Di masa itu, dakwah Islam pertama dimulai di Afganistan.

Selanjutnya, penguasan Islam secara penuh atas Tanah Afgan


dilakukan di masa Khalifah Utsman bin Affan melalui ekspansi yang
dipimpin Sa'ad bin Ash. Perluasan kekuasaan kembali dilakukan di masa
Dinasti Umayyah, sebagaimana ditulis Syarifuddin dalam Jurnal Istiqra
(2016).Di masa silam, Afganistan dikenal dengan sebutan Khurasan. Jika
disebutkan kota Khurasan di kitab-kitab klasik Islam, nama itu merujuk
ke wilayah Afganistan yang sekarang.Singkat cerita, setelah berkali-kali
mengalami pergantian kekuasaan di Afganistan, Inggris kemudian
mengkolonsasi daerah tersebut. Wilayah Afganistan lantas menjadi
protektorat Inggris pada abad ke-19. Afganistan baru lepas dari
penjajahan pada 1973, yakni ketika Muhammad Daud mengumumkan
berdirinya Republik Afganistan dengan dia yang menjadi presiden
Afganistan pertama.Akan tetapi, Muhammad Daud dianggap sebagai
kaki tangan komunis yang banyak dibenci umat Islam Afganistan.

Pada 1978, Muhammad Daud dibunuh dan digantikan dengan Nur


Muhammad Taraki yang juga dimusuhi penduduk Afganistan.

Pada 1979, Presiden Nur Taraki juga dibunuh oleh musuhnya yang
berada di partai yang sama: Partai Demokrasi Rakyat Afganistan.

Titik balik Afganistan terjadi pada 1992. Saat itu, Presiden Afganistan
Najibullah menyerahkan kekuasaan pada kaum mujahidin yang
sebelumnya mengepung Kabul.
Kaum mujahidin membentuk Pemerintahan Negara Islam pada 28 April
1992 di bawah pimpinan Burhanudin Rabbani dan Gulbuddin Hekmatyar
sebagai perdana menterinya.

Singkat kata, Pemerintahan Negara Islam ini tidak berjalan sebagaimana


mestinya. Sebagai respons kekacauan di Afganistan, muncullah
kelompok terpelajar yang dikenal sebagai Taliban (dalam bahasa Arab,
thalib artinya orang terpelajar). Aksi kelompok Taliban meluas di penjuru
Afganistan dan menarik simpati masyarakat.
Kelompok Taliban akhirnya menumbangkan kekuasaan presiden
sebelumnya dan mendirikan pemerintahan sendiri yang bernama
Keamiran Islam Afganistan pada 26 Januari 1996. Ketika Taliban
mendirikan pemerintahannya, hanya tiga negara yang mengakui: Arab
Saudi, Uni Emirat Arab, dan Pakistan.

Kontroversi Taliban terus berlanjut karena dianggap bekerja sama dengan


kelompok Al-Qaeda yang dianggap teroris oleh Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB). Serangan terkenal World Trade Center (WTC) 9/11 di
Amerika Serikat dianggap dimotori oleh Al-Qaeda yang dibekingi
Taliban.

Pada 7 Oktober 2001, Amerika Serikat kemudian menginvasi Afganistan


setelah Taliban menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin
Laden yang mencari suaka di Afganistan. Osama bin Laden dituduh
sebagai dalang serangan paling mematikan di Amerika Serikat tersebut.

Meskipun Taliban menuntut Amerika untuk membuktikan bahwa Osama


bin Laden berperan terhadap serangan 9/11, Presiden Bush menolak
permintaan tersebut. Negosiasi antara Taliban dan Amerika juga berakhir
buntu.
Dua bulan setelahnya, pada Desember 2001, pemerintah sementara
Republik Islam Afganistan kemudian dibentuk yang dipimpin oleh
Hamid Karzai (di bawah perlindungan Amerika Serikat). Pemerintahan
Afganistan bentukan Amerika Serikat ini kemudian tumbang pada 2021
silam.
Berdasarkan hal itu, Taliban sempat memerintah Afganistan selama 5
tahun sejak 1996-2001. Di masa tersebut, mereka berhasil memberantas
korupsi, mengurangi aksi kriminal, dan menaikkan taraf ekonomi
Afganistan.

Di sisi lain, Taliban menerapkan hukum Islam yang ketat berdasarkan


interpretasi teks dalil naqli syariah.

Salah satu konsekuensinya, mereka dianggap membatasi hak-hak


perempuan, eksekusi publik terhadap pembunuh dan pezina, hingga
hukuman amputasi bagi pencurian. Taliban juga melarang televisi,
bioskop, musik, dan hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai mereka.

Tindakan tersebut mengundang reaksi negatif dari negara-negara


tetangga dan dianggap melanggar hak asasi manusia.

Meskipun invasi Amerika Serikat sudah dilakukan selama 20 tahun,


namun Taliban tak surut dan belum bisa ditaklukkan Amerika.

Akhirnya, pada Agustus 2021, Taliban mengambil alih pemerintahan dan


mendirikan kembali Keamiran Islam Afganistan (yang kedua kalinya)
hingga sekarang.

2. Pakistan
Mula-mula Pakistan merupakan wilayah India. Tuntutan Pakistan untuk
berdiri sendiri sebagai suatu negara Islam merdeka yang terlepas dari
India sejak tahun 1900. Untuk menyatikan langkah dalam upaya
melepaskan diri dari India, didirikanlah organisasi Liga Islam pada tahun
1906. sejak tahun 1916 organisasi ini di pimpin oleh Muhammad Ali
Jinnah dan ia di angkat menjadi Gubernur Jenderal pertama dominion
Pakistan. Pada tahun 1947 baarulah negara Pakistan ini menjadi negara
yang merdeka dengan bentuk republik. Pada tahun 1971 di Pakistan
terjadi perpecahan antara Pakistan Timurdan Pakistan Barat.Perpecahan ,
ini berakhir dengan pemisahan pakistan Timur dari negara Pakistan yaitu
Bangladesh yang menjadi negara merdeka. Pada tanggal 17 april 1971
Republik Bangladesh diproklamirkan sebagai negara merdeka dengan
Mujibur Rachman sebagai persidennya. Pada tahun 1974 Pakistan
mengakui kemerdekaan Bangladesh dengan melalui penandatanganan
perjanjian antara Pakistan dan Bangladesh.

Agama Islam masuk di Pakistan sudah sejak lama, jauh sebeum Pakistan
berdiri sendiri sebagai suatu negara yang merdeka, yaitu pada masa
pemerintah Kholifah Walid Bin Abdul Malik (705-715) dari Daulat Bani
Umayyah. Pada waktu itu daerah Sind diperintah oleh keluarga Brahma
suatu kasta dari agama Hindu. Rakyat yang di perintah oleh keluarga
Brahma ini merasa mendapatkan tekanan berat dari segi sosial dan
ekonomi. Oleh karena itu mereka mengajukan permohonan bantuan
kepada pemerintah Islam di Damakus. Oleh Kholifah Walid Bin Abdul
Malik, dikirimlah pasukan islam di bawah panglima Muhammad bin
Qasim dan dapat menjalankan pemerintah di Sind dengan baik. Dengan
pemerintahan di bawah kepemingpinan Muhammad Bin Qasim, pada
umumnya rakyat mendapatkan hak-hak mereka baik dari segi agama,
sosial dan ekonomi. Muhammad Bin Qasim memperlakukan orang-orang
Hindu dengan baik , antara lain dengan mengangkat menteri-menteri dan
pengawas-pengawas polisi dari kalangan mereka, tidak lama kemudian
Muhammad Bin Qasim di pangil oleh Kholifah Walid untuk di gantikan
orang lain. Sejak keberangkatan Muhammad Bin Qasim ke Damaskus,
banyak bangsawan Hindu yang membrontak terhadap kekuasaan
Kholifah. ketika dinasti Abbasiyyah, Kholifah yang pertama
mengurimkan pasukan ke Sind untuk menggantikan Gubernur dari
dinaasti Bani Umayyah. Kemudian Kholifah yang kedua yaitu Al Mansur
mengirimkan sebuah ekspedisi lagi dan mendirikan kota Mansurah
sebagai markas militer. Pada masa Kholifah Al Makmum dari dinasti
Abbasiyyah (813-833) banyak keluarga Arab yang berpindah ke Sind
menjadi propinsi yang di perintah oleh pangeran-pangeran kecil.
Selanjutnya daerah Sind di perintah oleh pemerintah Islam dari berbagai
dinasti silih berganti sehingga banyak orang asli daerah Sind yang masuk
Islam.

Negara Pakistan tidak dapat dilepaskan dari politik sebelum mencapai


kemerdekaannya pada tanggal 14 Agustus 1947. Rakyat Pakistan pada
hakikatnya mereka adalah orang-orang India yang Muslim. Menurut
pandangan Iqbal, seorang penyair dan filosof, di India terdapat dua umat
besar, dan dalam pelaksanaan demokrasi Barat di India, kenyataan ini
harus diperhatikan. Tuntutan umat Islam untuk memperoleh
pemerintahan sendiri, di dalam atau di luar Kerajaan Inggris, adalah
tuntutan yang wajar, India pada hakekatnya tersusun dari dua bangsa,
bangsa Islam dan bangsa Hindu. Umat Islam India harus menuju pada
pembentukan negara tersendiri dari negara Hindu di India.

Terinspirasi pandangan Iqbal, para politisi Muslim India telah


berkesimpulan bahwa orang-orang India dengan Muslim India adalah dua
bangsa yang sangat sulit disatukan akibat perbedaan budaya dan
keyakinan. Umat Islam India sebagai minoritas bakal tidak dapat
melaksanakan ajaran Islam bila tetap berada dalam negara India di
dalamnya Inggris sedang berkuasa. Kehadiran Inggris di India, maka ada
tiga golongan yang saling berhadap-hadapan, yakni masyarakat Hindu,
Muslim dan pemerintah kolonial Inggris. Berlatar pada kondisi Negara
India seperti tersebut, Muhammad Ali Jinnah seorang tokoh Pakistan
menerjemahkan secara praktis ide Muhammad Iqbal. Negara Pakistan
yang muncul merupakan keberhasilan dari teori dua bangsa. Legitimasi
negara Islam Pakistan adalah Islam. Sebenarnya konsep negara Islam
Pakistan bersumber dari Muhammad Iqbal dalam sambutannya pada
sidang tahunan Liga Muslim (Muslim league) di akhir tahun 1930. Jinnah
kemudian menerjemahkan gagasan Iqbal tersebut ke dalam realitas
praktis. Negara Pakistan adalah dambaan Iqbal yang ia mengatakan: saya
ingin melihat Punjab, daerah perbatasan Utara, Sindi dan Balukhistan
bergabung menjadi satu negara. Di sinilah ide dan tujuan membentuk
negara tersendiri diumumkan secara resmi dan kemudian menjadi
perjuangan nasional umat Islam India. Tidak mengherankan kalau Iqbal
dipandang sebagai bapak Pakistan. Tugas Jinnah ialah mewujudkan cita-
cita negara Pakistan sebagai kenyataan. Nama “ Pakistan sendiri” telah
diperkenalkan oleh seorang mahasiswa Islam India bernama Khaudri
Rahmat Ali di London, huruf P adalah Punjab, A menunjuk Afghan, K
menunjuk Kashmir, S menunjuk Sindi dan Tan menunjuk Balukhistan.
suci dan “tan” berati negara.
Masjid Badshahi dibangun oleh raja ke enam Kesultanan Mughal,
Raja Aurangzeb tahun 1671 dan selesai dibangun pada tahun 1673 di
Lahore, Pakistan. Masjid Badshahi merupakan masjid dan sebagai landmark
serta tujuan wisata utama kota Lahore.

Masjid Badshahi berkapasitas 5000 jemaah di ruang sholat utamanya


dan 95.000 jemaah di halaman tengah serta portiko, menjadikannya sebagai
masjid tebesar di dunia dari tahun 1673 hingga 1986 (atau selama 313
tahun). Daya tampung masjid ini dikalahkan oleh Masjid Faisal di Islamabad
(Ibu kota Pakistan) yang dibangun belakangan. Saat ini masjid dengan daya
tampung terbesar adalah Masjidil Haram di Mekah Al-Mukarromah dan
Masjid Nabawi di Madinah Al-Munawaroh di Saudi Arabia.

Masjid berukuran begitu besar ini, memiliki empat menara di empat


penjuru luar masjid masing masing setinggi 53.75m ditambah lagi empat
menara di empat penjuru bangunan utama masjid dan halaman tengah seluas
253.899,9m2. Sekedar untuk perbandingan, tinggi menara masjid ini lebih
tinggi 4.2 meter dibandingkan dengan menara Taj Majal, dan halaman
tengah masjid ini sama luasnya dengan keseluruhan luas Taj Mahal.

Tahun 1993 yang lalu pemerintah Pakistan merekomendasikan Masjid


Badshahi untuk dimasukkan ke dalam daftar warisan dunia UNESCO, dan
sudah dimasukkan ke dalam daftar sementara dari kemungkinan nominasi
masuk ke dalam daftar warisan dunia UNESCO.

Setelah Pakistan berdiri sebagai sebuah negara berlandaskan ideologi


Islam, sehingga negara ini pun dalam sebuah konstitusinya diberi nama
Republik Islam Pakistan. Kendatipun identitas keislaman negara ini sempat
dihilangkan oleh politisi Pakistan menjadi Republik Pakistan. Terlepas dari
sisi politik, geliat masyarakat Pakistan menjalankan ajaran Islam sangat
terasa. Pada tahun 1962, di masa kepemimpinan Ayb khan yang telah
melakukan kudeta militer, lahir konstitusi kedua yang berbeda dengan
konstitusi pertama tahun 1956. Perbedaan yang menonjol adalah
dihilangkanya atribut “islam” dari nama resmi republik ini. Hal yang
menonjol lainnya ari onstitusi Pakistan kedua aalah: (1) Mendirikan Dewan
Penasehat Ideologi Islam Yang berfungsi memberi rekomendasi kepada
pemerintah; (2) Mendirikan Lembaga Penelitian Islam, yang berfungsi
membantu umat Islam membangun masyarakat atas dasar Islam.24 Secara
umum, Muslim Pakistan adalah sunni, hanya sekitar 10% rakyat Pakistan
yang menganut paham Syiah. Interaksi keduanya relatif cukup baik
walaupun memang ada beberapa perbedaan di antara mereka. Konflik antara
Sunni dan Syiah kadang terjadi karena sikap berlebihan mereka dalam
mengunggulkan tokoh mereka.25 Pakistan yang terletak di Asia Selatan,
masyarakatnya banyak yang menuntut ilmu di Eropa, misalnya Muhammad
Ali Jinnah dan Fazlurahman. Akibatnya, di Pakistan telah terjadi
pergumulan Islam yang cukup dinamis antara ulama tradisional,
fundamentalis dan kaum modernis. Ulama tradisional adalah mereka yang
berislam secara normatif dan tidak berafiliasi dengan politik, sedangkan
Muslim fundamentalis adalah garis keras yang berani menentang segala
kebijakan pemerintah yang dinilai tidak sesuai dengan alQuran dan Sunnah.
Padahal kaum modernis adalah mereka yang mengaktualkan ajaran Islam
berdasarkan tradisi keilmuan Barat. Pada tahun 1971 terjadi perang saudara
antara Pakistan Timur dengan Pakistan Barat yang berujung pada
terpisahnya Pakistan Timur menjadi sebuah negara baru yaitu Bangladesh.
Di saat hiruk pikuknya kondisi ini, Ketua umum Partai Rakyat Pakistan yang
beraliran sekuler, Zulfikat Ali Bhuto terpilih menjadi Kepala Negara
menggantikan Agha Mohammad Yahya Khan. Bhuto membawa tawaran
baru bagi pengembangan Negara Islam Pakistan dengn mengombinasikan
konsep Islam dengan sosialisme, khususnya tentang persamaan dan keadilan
sosial.26 Di pihak lain berkembang pemahaman di kalangan masyarakat
yang menganggap Islam adalah satu-satunya sarana yang mampu
menimbulkan semangat persatuan antara rakyat Pakistan yang memiliki
perbedaan etnik, ideologi, bahasa dan keyakinan. Dalam situasi seperti ini
Bhuto berupaya memperlihatkan keislamannya, namun tetap saja ditentang
oleh kelompok agama. Upaya anti Bhuto akhirnya menjadi sebuah gerakan
perlindungan Ideologi Pakistan serta keluarnya fatwa 113 ulama tentang
paham sosialisme Bhuto. Sebagai imbangannya Bhuto senantiasa memberi
legitimasi agama terhadap segala kebijakan politiknya. Bhuto setuju
ketentuan yang tercantum dalam UUD 173 bahwa Presiden dan Perdana
Menteri harus beragama Islam dan penambahan naskah sumpah jabatan
dengan memberi kesaksian bahwa Muhammad adalah Nabi terakhir.
Kemudian pada tahun 1974 Bhuto memenuhi tuntutan para ulama untuk
menyatakan Ahmadiyah sebagai golongan minoritas nom muslim. Namun
semua usaha ini tidak mengubah sikap kelompok-kelompok agama terhadap
Bhuto.. Wacana politik islam di Pakistan memuncak pada pemilihan umum
tahun 1977. Ada 9 partai bergabung sebagai blok oposisi dengan nama
Aliansi Pakistan. Mereka di nataranya adalah Jamaah Islamiyah, Jam`iyah
Ulama Pakistan, Liga Muslim, Partai Nasional Demokrat dan Jam`iyah
Ulama Islam. Namun hasil pemilu berbicara lain, Partai Rakyat Pakistan
sebagai kelompok nasinalis menang. Tak pelak lagi, Aliansi Nasional
Pakistan melancarkan agitasi besar-besaran, hingga akhirnya pemerintah
Pakistan mengumumkan keadaan darurat. Untuk mencari perhatian Bhuto
pun mengumumkan beberapa kebijakan Islami seperti larangan minuman
keras, perjudian, klub malam serta akan memberlakukannya hukum syariah.
Konflik Bhuto betakhir setelah terjadi kudeta tak berdarah di bawah
kepemimpinan Zia Ulhaq pada bulan Juli 1977. Zia Ulhaq menyatakan
pentingnya penerapan nizam Islami bagi Pakistan. Pada tahun 1978 ia
mengumumkan langkah-langkah penerapan Nizam islami melalu pidato
kepresidenan. Pada tahun 1979 Zia resmi mengumumkan masuknya hukum
Islam dalam undang-undang Negara. Misalnya, diterapkannya sistem
perpajakan Islam dan dihapuskannya riba, diberlakukan hukum pidana Islam
serta pembentukan pengadilan syariah.
Kebijakan-kebijakan Islami Zia berhenti secara mendadak setelah
terjadinya kecelakaan pesawat yang dialaminya pada tanggal 17 Agustus
1988. Pemilihan umum setelah tewasnya Zia dimenangkan oleh oposisi
pemerintah Partai Rakyat Pakistan di bawah kepemimpinan Benazir Bhuto.
Pada saat itu Pakistan dipimpin oleh seorang perempuan yang tadinya tidak
diperbolehkan. Hanya saja tahun 1990 Benazir digulingkan dengan tuduhan
korupsi dan digantikan oleh Nawaz Syarif dari Islamic Democratic
Alliances. Pada tahun tahun 1993 Benazir kembali dari pengasingannya dan
memenangkan kembali pemilihan umum dengan Nawaz Syarif sebagai
Perdana Menteri.27 Pemerintahan Benazi Bhuto hanya berlangsung hingga
tahu 1996 kaeena dibubarkan oleh Parlemen dengan tuduhan pencucian
uang. Pemerintaha dilanjutkan oleh Nawaz Syaif Pada tahun 1999 Prevez
Musyaraf melakukan kudeta militer, dan Benazir diasingkan ke Uni Emirat
Arab. Pada tahun 2007 ia kembali ke Pakistan untuk mengikuti PEMILU
Pakistan dan pada akhirnya ia mati tertembak pada tanggal 27 Desember
2007.

Selain konflik antara kaum konservatif dan modernis dalam suasana


politik dan pemikiran, Pakistan juga diwarnai kehadiran jamaah tabligh.
Kelompok ini berdiri pada tahun 1926 di Mewat India oleh Maulana
Muhammad Ilyas (1885-1944). Gerakan ini berlatarbelakang sufisme
sebagai penjelmaan ajaran syekh Waliyullah dan Ahmad Syahid. Salah satu
ciri khas ajaran jamaah tabligh adalah khutbah melalui khillah (khuruj).
Fenomena pemikiran dan sosial dalam nuansa keagamaan di Pakistan
memberi pemahaman tentang semangat keislaman melalui jalur politik
sebagaimana telah diterangkan. Ideologi Islam dan logika politik telah
berbaur dalam pencarian identitas politik Islam dengan segala dinamikanya.
Hal ini layak menjadi perhatian bagi dunia Islam bahwa peradaban Islam di
Pakistan sangat kuat harapan rakyat dan pemerintahnya untuk menampilkan
formulasi baru peradaban Islam. pertimbangan dalam upaya pembentukan
Negfara Islam. Pakistan tidak hanya berkiblat paa peradaban di Barat atau di
Timur saja, melainkan yang terpening adalah pembentukan masyarakat
Islam Pakistan yang mengamalkan nilai-nilai Islam, bukan pada soal negara
Islam (Islamic country).

3. Nepal
Islam masuk ke Nepal sekitar abad ke-5 H atau 11 M, dibawa oleh para
saudagar Arab yang datang untuk berdagang di lembah Kathmadu. Islam
punya sejarah yang panjang di negara seribu kuil ini. Muslim yang
menetap di Nepal terjadi pada masa pemerintahan Raja Ratna Malla
(1482-1520). Mereka adalah muslim Kashmir yang merupakan para
saudagar. Orang-orang Kashmir ini dikenal sebagai kalangan Muslim
terpelajar dan pebisnis sukses. Beberapa dari mereka bahkan masuk ke
dalam jajaran birokrasi dan politik. Di Shayambhu, Nepal, kaum Muslim
Kashmir memiliki lahan pemakaman khusus.
Selain muslim India, banyak pula Muslim dari Tibet yang mendatangi
negara tersebut. Mereka awalnya juga masuk dengan tujuan berdagang
dan lama kelamaan menetap di Nepal. Jumlah mereka semakin banyak
pada 1960-an sebagai akibat dari gejolak politik di Tibet. Kini, Muslim
Tibet yang ada di Nepal sudah brbaur dengan warga setempat, baik
bahasa, budaya, maupun cara berpakaian mereka sudah seperti orang
Nepal. Umat muslim atau Miyan Nepal, adalah orang-orang yang tinggal
di Nepal yang memeluk agama Islam. Nenek moyang mereka tiba di
Nepal dari berbgai penjuru asia selatan dan tibet di zaman yang berbeda,
dan sejak itu hidup di tengah-tengah Hindu yang dominan secara
numerik.

Nepal semakin semarak dengan ibukotanya, Kathmandu. Kota tertua di


dunia itu begitu cantik dengan kuil-kuil yang bertebaran. Itu sebabnya
Nepal dijuluki Negeri Seribu Kuil. Tempat ibadah bersejarah ada banyak
di kota ini. Penduduk Muslim dapat ditemukan di 75 distrik di Nepal
secara kesuluruhan.
Meskipun jumlah muslim di Nepal sekitar 2,5 juta jiwa, atau sekitar 10
persen dari populasi penduduk negeri itu, tetapi banyak madrasah yang
berdiri. Bahkan tujuh di antaranya ada di Kathmandu. Bukan hanya ilmu
Islam yang diajarkan, tapi juga pelajaran umum. Dua masjid besar di
pusat kota Kathmandu adalah Masjid Kashmiri Taqiya dan Masjid Jami.
Masjid Kashmiri Taqiya adalah masjd pertama dan terbesar. Dibangun
tahun 1524 masehi oleh seorang ulama islam Khasmir pada masa
kekuasaan Raja Rama Malla (1484-1520). Masjid Khasmiri berusia 500
tahun, beberapa ratus meter dari istana di Khatmandu, merupakan
kesaksian sejarah islam di Nepal.
Sedangkan Masjid Jami dibangun oleh muslim india pada tahun 1641-
1674, kemudian direnovasi total oleh putri Begum Hazrat Mahal pada
1857. Disekitar masjid dengan mudah ditemukan toko-toko yang menjual
berbagai kebutuhan umat islam, termasuk rumah makan halal. Ketika
hari raya idul fitri tiba, mereka saling bersilaturrahmi. Memasak makanan
khas, memakai pakaian baru, dan yang muda mendapatkan uang dari
yang tua.
Kedua masjid tersebut, seperti halnya masjid-masjid lainnya di Nepal,
memiliki peran sentral bagi umat islam. Menjadi semacam pusat
komunitas umat islam. Di Nepal, masjid biasanya dilengkapi dengan
madrasah dan kawasan niaga. Kini, semakin banyak pula organisasi
islam yang utmbuh di Nepal. Salah satu organisasi yang berupaya
meningkatkan pendidikan umat islam di Nepal adalah Persatuan Islam
(Islam Sangh). Atas jasa organisasi-organisasi islam ini pula kini muslim
Nepal bisa memiliki kitab suci Al-Qur`an terjemahan berbahas Nepal
sebagai upaya penyebaran dakwah di kalangan umat islam di sana.

4. Sri Lanka
Muslim di Sri Lanka tergolong minoritas di tengah penduduk yang
mayoritas beragama Buddha. Populasinya hanya sekitar delapan persen
dari sekitar 20 juta penduduk negeri yang semula bernama Sailan itu.
Secara umum, komunitas Muslim di negara yang terletak di Selat India
ini terbagi menjadi tiga kelompok, yakni Sri Lanka Moors, India Muslim,
dan Melayu. Keberadaan kelompok-kelompok itu punya sejarah dan
tradisi masing-masing.

Dari berbagai litetatur, kehadiran Islam di wilayah ini punya sejarah


yang panjang. Islam masuk ke Sri Lanka bermula dari kedatangan pedagang
Arab di abad ke-8. Banyak di antara mereka menetap di pulau bagian bawah
negeri ini dan menikah dengan masyarakat Sri Lanka, lalu mereka
melakukan penyebaran agama Islam.

Mereka melakukan perdagangan bersama penduduk setempat hingga


mencapai kejayaannya pada abad ke-15. Mereka itulah yang kemudian
disebut Sri Lanka Moors. Populasi Sri Lanka Moors mencapai 93 persen
dari penduduk Muslim di negeri ini.

Islam berkembang di Sri Lanka tak jauh berbeda dengan apa yang
terjadi di Pantai Malabar, India. Tradisi mencatat, orang Arab yang menetap
di Pantai Malabar biasa berlayar dari Pelabuhan Cranganore ke Sri Lanka,
untuk menziarahi apa yang mereka percayai sebagai bekas tapak kaki Nabi
Adam AS di puncak sebuah gunung yang hingga kini masih dikenal sebagai
puncak Adam. Ibn Batuta, pengembara Arab terkenal di abad ke-14,
menemukan banyak pengaruh Arab di Sri Lanka dalam catatan
pengembaraannya.
Sebelum akhir abad ke-7, sebuah koloni pedagang Islam telah tiba di
Sri Lanka. Terpukau dengan keindahan pemandangan sekitar dan tertarik
dengan tradisi yang dikaitkan dengan puncak Adam, pedagang Islam tiba
dalam jumlah yang besar. Sebagian di antara mereka kemudian mengambil
keputusan untuk menetap di pulau itu. Kehadiran mereka diterima baik oleh
pemerintah setempat. Kebanyakan mereka tinggal di sepanjang kawasan
pantai, hidup aman dan makmur sambil menjalin hubungan budaya dan
perdagangan dengan bandar-bandar Islam yang lain.

Menurut Tikiri Abeyasinghe dalam Portuguese Rule in Ceylon


(Pemerintahan Portugis di Ceylon), 1594-1612, Muslim yang pertama
datang ke Sri Lanka adalah sekelompok orang Arab Bani Hashim yang
diusir dari Tanah Arab pada awal abad ke-8 oleh pemerintah tirani Khalifah
Abd al-Malik ibn Marwan. Mereka berasal dari selatan Sungai Furat lalu
menetap di Concan, bagian selatan Benua India, Pulau Ceylon (Sailan), dan
Malaka.

Sebagian dari mereka yang datang ke Ceylon membentuk


permukiman besar di sepanjang pantai timur laut, utara, dan barat pulau
tersebut, yakni sebuah di Trincomalee, sebuah di Jaffna, sebuah di Kolombo,
sebuah di Barbareen, dan sebuah di Point de Galle.

Pada abad ke-16, Portugis masuk ke wilayah negeri ini. Kehadirannya


memaksa warga Muslim berimigrasi ke Central Highlands dan ke pantai
timur negara itu. Abad ke-18, Belanda datang dan menguasai Sailan. Tak
jauh berbeda dengan masa kekuasaan Portugis, kehadiran Belanda di Sri
Lanka pun tidak memberikan ruang gerak yang bebas bagi warga Muslim.

Dalam berbagai literatur disebutkan, masa itu, selain memerintah


dengan kekerasan, kolonial Belanda juga membuat undang-undang yang
melarang kaum Muslim melakukan kegiatan ibadah dan membatasi aktivitas
perdagangan atau berhubungan dengan pedagang Muslim lainnya.

Setelah Belanda pergi, Inggris datang ke Sri Lanka pada abad ke-19.
Di masa kekuasaan Belanda dan Inggris, banyak orang Jawa dan Malaysia
yang telah beragama Islam dikirim ke Sri Lanka. Kala itu, Belanda menjajah
Indonesia dan Inggris menguasai Malaysia. Kehadiran 'orang-orang
buangan' itu dengan sendirinya menjadi gelombang baru kehadiran Muslim
di Sri Lanka.
Sebagaimana halnya dengan pedagang Arab yang datang jauh
sebelumnya, Muslim dari Indonesia dan Malaysia pun banyak yang memilih
berdiam dan menetap di negeri ini.

Kebanyakan pendatang Melayu adalah tentara yang dibawa oleh


Belanda ke Sri Lanka yang kemudian mengambil keputusan untuk menetap
di pulau tersebut. Pendatang lain adalah anggota keluarga bangsawan dari
Indonesia yang dibuang ke negeri itu. Populasi keturunan orang Melayu Sri
Lanka yang berasal dari Asia Tenggara--Indonesia dan Malaysia--kini
diperkirakan mencapai sekitar 50 ribu orang. Salah satu penyebar Islam asal
Indonesia yang terkenal di Sri Lanka adalah Syekh Yusuf Makassar.
Penduduk setempat percaya, Syekh Yusuf Makassar di makamkan di
wilayah mereka.

Selain dari Asia Tenggara, gelombang kedatangan warga Muslim ke


Sri Lanka juga datang dari India dan Pakistan. Mereka ini adalah orang
Islam keturunan yang datang untuk mencari peluang usaha pada masa
kolonial di Sri Lanka. Sebagian datang ke negara ini di awal kekuasaan
Portugis, lainnya tiba di masa kekuasaan Inggris. Umumnya mereka datang
dari negeri-negeri, seperti Tamil Nadu dan Kerala.

Etnis Moor Sri Lanka merupakan etnis muslim terbesar sekitar 92%
dari keseluruhan muslim di sana, disusul oleh etnis Melayu sekitar 5% dan
etnis India. Masyarakat dan pemerintah, menyebut semua etnis muslim
tersebut dalam satu kesatuan sebagai “etnis muslim” secara khusus ditujukan
kepada muslim Moor Sri Lanka. Yang lebih menarik adalah etnis Shinhala
yang beragam Islam pun turut disebut sebagai “Etnis Muslim”.

Tahun 1980 pemerintah Sri Lanka membentuk Departemen Urusan


Agama dan Budaya Islam, khusus menangani kepentingan muslim Sri
Lanka, juga merupakan sikap tegas pemerintah Sri Lanka terhadap usaha
Etnis Tamil yang berupaya menjadikan muslim Sri Lanka sebagai bagian
dari Etnis Tamil. Pemerintah Sri Lanka yang dikuasai oleh Etnis Shinhala
menentang usaha tersebut dan tetap menjadikan umat Islam di sana sebagai
‘etnis muslim’ dengan identitasnya sendiri. Selain muslim Suni (mazhaf
Syafi’I dan Hanafi) serta komunitas kecil Shiah, Komunitas Ahmadiyah di
Sri Lanka sudah berdiri sejak tahun 1915, tetapi muslim Sri Lanka
menganggap Ahmadiyah bukan bagian dari Islam.
Muslim yang tinggal di kawasan Pettah membangun sebuah masjid
yang sangat impresif dengan rancangan unik mirip sebuah bangunan istana
gula-gula dengan warnanya yang berlapis-lapis merah dan putih seperti kue
lapis. Masjid ini begitu terkenal di kota Kolombo sampai sampai disebut
sebagai mercu tandanya kota Kolombo sejak selesai dibangun tahun 1909
hingga kini. Masjid tersebut terkenal dengan nama masjid Pettah atau Saman
Kotai, aslinya bernama Masjid Jami Ul-Alfar.

Saat ini ada sekitar 5000 masjid di Sri Lanka yang senantiasa
berkoordinasi dengan Departemen urusan agama dan Budaya Islam Sri
Lanka. Selain masjid, ada sekitar 749 sekolah Islam dan 205 madrasah di Sri
Lanka yang mengajarkan pendidikan Islam, salah satu sekolah Islam
ternama di Sri Lanka adalah Zahira College di Kolombo. Zahira College
merupakan sekolah Islam pertama di Sri Lanka, dibangun pada tahun 1892
oleh tokoh muslim Sri Lanka I. L. M. Abdul Aziz dan Arasi Marikar
Wapchie Marikar dengan bantuan dana dari Ahmed Orabi Pasha. Awalnya
sekolah ini merupakan Madrasah bernama Al Madrasathul Zahira dan kini
menjadi sekolah Islam terbesar dengan siswanya mencapai 4000 orang dan
merupakan salah satu sekolah paling bergengsi di Sri Lanka. Di dalam
kompleks sekolah ini terdapat masjid tertua di Sri Lanka, yang masih eksis
hingga kini. muslim Sri Lanka juga memiliki universitas Islam di Beruwala
(Jamiya Naleemiya).

5. India

Masuknya Islam dengan gelombang besar adalah dengan cara


ekspansi wilayah pada masa Dinasti Umayyah, Khalifah Al-Walid ibn
Abdul Malik (705-715). Dinasti Umayyah menunjuk Muhammad ibn Qasim
memimpin pasukan untuk menaklukan wilayah Sind disekitar Sungai Indus
(Pakistan sekarang) pada tahun 711. Pada tahun ini bersamaan dengan
Thariq ibn Zihad dalam menguasai wilayah Andalusia (Spanyol). Saat
melakukan ekspansi ke wilayah Sind, Muhammad ibn Qasim disambut oleh
para Biksu yang berada di kota Nerun, di tepi Sungai Indus. Masuknya Islam
ke wilayah ini disadari betul oleh masyarakat sehingga tidak terjadi
perlawanan dan secara sukarela  beralih ke Islam. Bahkan kaum minoritas
berlindung ke tentara Muslim dari pemerintah Hindu. Setelah menaklukan
wilayah Sind, Muhammad ibn Qasim tidak memaksakan agama Islam untuk
dipeluk, bahkan tidak terdapat perubahan aktivitas sehari-hari. Rakyat
dijamin keamanan dan kebebasan beragama seperti kaum Brahmana tetap
mengumpulkan pajak dan para Biksu tetap mempertahankan biara mereka.
Ekpansi Islam terus berlanjut dalam artian politik oleh Sultan Mahmud dari
Ghazna dan Sultan Timulenk (Tamerlane) tanpa melakukan paksaan
terhadap agama dan struktur social masyarakatnya. Penaklukan ini terjadi
pada masa Dinasti Ghaznawiyah (9977-1186). Setelah Sultan Muhammad
Ghuri mempu menaklukan persekutuan Raja Hindu dalam  pertempuran
Terain di dekat Delhi, beliau mengamanahkan wilayah tersebut ke
Quthbudin Aybak, yang menjalankan pemerintahannya di New Delhi.

Suksesnya Islam memasuki India membuat agama asli lokal, Hindu


dan Budha tersebut mulai memudar seakan oleh pesona yang dibawa oleh
Islam. Proses perpindahan agama terjadi secara bertahap. Sistem sosial
dalam agama Islam yang semua orang sama di mata Tuhan kecuali imannya
membuat mereka lebih tertarik untuk berpindah agama daripada agama
mereka yang sistem sosialnya bersifat kaku apalagi masyarakat sangat susah
untuk bermobilitas sosial di dalamnya. Ajaran Budha juga lambat laun mati
oleh  pengaruh Islam.

Seperti dalam buku karangan Drs, Suwarno, M.Si., Dinamika Sejarah


Asia Selatan menyebutkan bahwa pengaruh Islam terhadap rakyat India
mencakup hamper segala aspek kehidupan, bidang politik, ekonomi, sosial-
budaya, kesenian, kesusasteraan dan ideologi-keagamaan, yang kebanyakan
terjadi pada periode Dinasti Mughal.
Dinasti Mughal yang paling berpengaruh saat itu dipimpin oleh
Jalaludin Akbar. Menguasai India Utara dan sebagian India Tengah. Dia
menganut pola Greco-Roman yaitu Cae Ropapisme (raja sebagai kepala
negara dan pemimpin agama). Sistem ini diadopsi dari bangsa Arab dan
Persia yang sudah mapan sebelumnya. Lagi, Dinasti Mughal menerapkan
kebijakan pajak tanah sebagai pemasukan negara yang penting.D alam masa
pemerintahan Sultan Akbar, kitab Bhagavadgita telah diterjemahkan ke
dalam bahasa Persia yang merupakan bahasa resmi negara oleh sastrawan
Muslim Abdurrahim Khan i-Khana. Dalam bidang kesenian terjadi
akulturasi budaya Islam dan Hindu terutama dalam  bidang arsitektur.
Bangunan masjid dalam arsitekturnya telah bercampur dengan  budaya
Hindu. Saat istri Syah Jehan meninggal, beliau membangun Taj Mahal yang
merupakan puncak arsitektur Dinasti Mughal. itab besar seperti Mahabaratha
dan Ramayana telah disalin kedalam bahasa Persia oleh dua pujangga istana
Faizi dan Abu’l-Fazl. Sedangkan Abu’l-Fazl menuliskan biografi Sultan
Akbar dalam  A’ini Akbar dan  Akbar Nama.

Anda mungkin juga menyukai