Asia Selatan
Dosen Pengampu: Yuhaswita, MA
Disusun Oleh :
Elyshia Retnowati
Sances Harwanda
Pada 1979, Presiden Nur Taraki juga dibunuh oleh musuhnya yang
berada di partai yang sama: Partai Demokrasi Rakyat Afganistan.
Titik balik Afganistan terjadi pada 1992. Saat itu, Presiden Afganistan
Najibullah menyerahkan kekuasaan pada kaum mujahidin yang
sebelumnya mengepung Kabul.
Kaum mujahidin membentuk Pemerintahan Negara Islam pada 28 April
1992 di bawah pimpinan Burhanudin Rabbani dan Gulbuddin Hekmatyar
sebagai perdana menterinya.
2. Pakistan
Mula-mula Pakistan merupakan wilayah India. Tuntutan Pakistan untuk
berdiri sendiri sebagai suatu negara Islam merdeka yang terlepas dari
India sejak tahun 1900. Untuk menyatikan langkah dalam upaya
melepaskan diri dari India, didirikanlah organisasi Liga Islam pada tahun
1906. sejak tahun 1916 organisasi ini di pimpin oleh Muhammad Ali
Jinnah dan ia di angkat menjadi Gubernur Jenderal pertama dominion
Pakistan. Pada tahun 1947 baarulah negara Pakistan ini menjadi negara
yang merdeka dengan bentuk republik. Pada tahun 1971 di Pakistan
terjadi perpecahan antara Pakistan Timurdan Pakistan Barat.Perpecahan ,
ini berakhir dengan pemisahan pakistan Timur dari negara Pakistan yaitu
Bangladesh yang menjadi negara merdeka. Pada tanggal 17 april 1971
Republik Bangladesh diproklamirkan sebagai negara merdeka dengan
Mujibur Rachman sebagai persidennya. Pada tahun 1974 Pakistan
mengakui kemerdekaan Bangladesh dengan melalui penandatanganan
perjanjian antara Pakistan dan Bangladesh.
Agama Islam masuk di Pakistan sudah sejak lama, jauh sebeum Pakistan
berdiri sendiri sebagai suatu negara yang merdeka, yaitu pada masa
pemerintah Kholifah Walid Bin Abdul Malik (705-715) dari Daulat Bani
Umayyah. Pada waktu itu daerah Sind diperintah oleh keluarga Brahma
suatu kasta dari agama Hindu. Rakyat yang di perintah oleh keluarga
Brahma ini merasa mendapatkan tekanan berat dari segi sosial dan
ekonomi. Oleh karena itu mereka mengajukan permohonan bantuan
kepada pemerintah Islam di Damakus. Oleh Kholifah Walid Bin Abdul
Malik, dikirimlah pasukan islam di bawah panglima Muhammad bin
Qasim dan dapat menjalankan pemerintah di Sind dengan baik. Dengan
pemerintahan di bawah kepemingpinan Muhammad Bin Qasim, pada
umumnya rakyat mendapatkan hak-hak mereka baik dari segi agama,
sosial dan ekonomi. Muhammad Bin Qasim memperlakukan orang-orang
Hindu dengan baik , antara lain dengan mengangkat menteri-menteri dan
pengawas-pengawas polisi dari kalangan mereka, tidak lama kemudian
Muhammad Bin Qasim di pangil oleh Kholifah Walid untuk di gantikan
orang lain. Sejak keberangkatan Muhammad Bin Qasim ke Damaskus,
banyak bangsawan Hindu yang membrontak terhadap kekuasaan
Kholifah. ketika dinasti Abbasiyyah, Kholifah yang pertama
mengurimkan pasukan ke Sind untuk menggantikan Gubernur dari
dinaasti Bani Umayyah. Kemudian Kholifah yang kedua yaitu Al Mansur
mengirimkan sebuah ekspedisi lagi dan mendirikan kota Mansurah
sebagai markas militer. Pada masa Kholifah Al Makmum dari dinasti
Abbasiyyah (813-833) banyak keluarga Arab yang berpindah ke Sind
menjadi propinsi yang di perintah oleh pangeran-pangeran kecil.
Selanjutnya daerah Sind di perintah oleh pemerintah Islam dari berbagai
dinasti silih berganti sehingga banyak orang asli daerah Sind yang masuk
Islam.
3. Nepal
Islam masuk ke Nepal sekitar abad ke-5 H atau 11 M, dibawa oleh para
saudagar Arab yang datang untuk berdagang di lembah Kathmadu. Islam
punya sejarah yang panjang di negara seribu kuil ini. Muslim yang
menetap di Nepal terjadi pada masa pemerintahan Raja Ratna Malla
(1482-1520). Mereka adalah muslim Kashmir yang merupakan para
saudagar. Orang-orang Kashmir ini dikenal sebagai kalangan Muslim
terpelajar dan pebisnis sukses. Beberapa dari mereka bahkan masuk ke
dalam jajaran birokrasi dan politik. Di Shayambhu, Nepal, kaum Muslim
Kashmir memiliki lahan pemakaman khusus.
Selain muslim India, banyak pula Muslim dari Tibet yang mendatangi
negara tersebut. Mereka awalnya juga masuk dengan tujuan berdagang
dan lama kelamaan menetap di Nepal. Jumlah mereka semakin banyak
pada 1960-an sebagai akibat dari gejolak politik di Tibet. Kini, Muslim
Tibet yang ada di Nepal sudah brbaur dengan warga setempat, baik
bahasa, budaya, maupun cara berpakaian mereka sudah seperti orang
Nepal. Umat muslim atau Miyan Nepal, adalah orang-orang yang tinggal
di Nepal yang memeluk agama Islam. Nenek moyang mereka tiba di
Nepal dari berbgai penjuru asia selatan dan tibet di zaman yang berbeda,
dan sejak itu hidup di tengah-tengah Hindu yang dominan secara
numerik.
4. Sri Lanka
Muslim di Sri Lanka tergolong minoritas di tengah penduduk yang
mayoritas beragama Buddha. Populasinya hanya sekitar delapan persen
dari sekitar 20 juta penduduk negeri yang semula bernama Sailan itu.
Secara umum, komunitas Muslim di negara yang terletak di Selat India
ini terbagi menjadi tiga kelompok, yakni Sri Lanka Moors, India Muslim,
dan Melayu. Keberadaan kelompok-kelompok itu punya sejarah dan
tradisi masing-masing.
Islam berkembang di Sri Lanka tak jauh berbeda dengan apa yang
terjadi di Pantai Malabar, India. Tradisi mencatat, orang Arab yang menetap
di Pantai Malabar biasa berlayar dari Pelabuhan Cranganore ke Sri Lanka,
untuk menziarahi apa yang mereka percayai sebagai bekas tapak kaki Nabi
Adam AS di puncak sebuah gunung yang hingga kini masih dikenal sebagai
puncak Adam. Ibn Batuta, pengembara Arab terkenal di abad ke-14,
menemukan banyak pengaruh Arab di Sri Lanka dalam catatan
pengembaraannya.
Sebelum akhir abad ke-7, sebuah koloni pedagang Islam telah tiba di
Sri Lanka. Terpukau dengan keindahan pemandangan sekitar dan tertarik
dengan tradisi yang dikaitkan dengan puncak Adam, pedagang Islam tiba
dalam jumlah yang besar. Sebagian di antara mereka kemudian mengambil
keputusan untuk menetap di pulau itu. Kehadiran mereka diterima baik oleh
pemerintah setempat. Kebanyakan mereka tinggal di sepanjang kawasan
pantai, hidup aman dan makmur sambil menjalin hubungan budaya dan
perdagangan dengan bandar-bandar Islam yang lain.
Setelah Belanda pergi, Inggris datang ke Sri Lanka pada abad ke-19.
Di masa kekuasaan Belanda dan Inggris, banyak orang Jawa dan Malaysia
yang telah beragama Islam dikirim ke Sri Lanka. Kala itu, Belanda menjajah
Indonesia dan Inggris menguasai Malaysia. Kehadiran 'orang-orang
buangan' itu dengan sendirinya menjadi gelombang baru kehadiran Muslim
di Sri Lanka.
Sebagaimana halnya dengan pedagang Arab yang datang jauh
sebelumnya, Muslim dari Indonesia dan Malaysia pun banyak yang memilih
berdiam dan menetap di negeri ini.
Etnis Moor Sri Lanka merupakan etnis muslim terbesar sekitar 92%
dari keseluruhan muslim di sana, disusul oleh etnis Melayu sekitar 5% dan
etnis India. Masyarakat dan pemerintah, menyebut semua etnis muslim
tersebut dalam satu kesatuan sebagai “etnis muslim” secara khusus ditujukan
kepada muslim Moor Sri Lanka. Yang lebih menarik adalah etnis Shinhala
yang beragam Islam pun turut disebut sebagai “Etnis Muslim”.
Saat ini ada sekitar 5000 masjid di Sri Lanka yang senantiasa
berkoordinasi dengan Departemen urusan agama dan Budaya Islam Sri
Lanka. Selain masjid, ada sekitar 749 sekolah Islam dan 205 madrasah di Sri
Lanka yang mengajarkan pendidikan Islam, salah satu sekolah Islam
ternama di Sri Lanka adalah Zahira College di Kolombo. Zahira College
merupakan sekolah Islam pertama di Sri Lanka, dibangun pada tahun 1892
oleh tokoh muslim Sri Lanka I. L. M. Abdul Aziz dan Arasi Marikar
Wapchie Marikar dengan bantuan dana dari Ahmed Orabi Pasha. Awalnya
sekolah ini merupakan Madrasah bernama Al Madrasathul Zahira dan kini
menjadi sekolah Islam terbesar dengan siswanya mencapai 4000 orang dan
merupakan salah satu sekolah paling bergengsi di Sri Lanka. Di dalam
kompleks sekolah ini terdapat masjid tertua di Sri Lanka, yang masih eksis
hingga kini. muslim Sri Lanka juga memiliki universitas Islam di Beruwala
(Jamiya Naleemiya).
5. India