Anda di halaman 1dari 26

SEDIAAN TABLET CONTROLLED RELEASE

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1 :

1. MURNIASIH 202051099
2. WIWIN DISTIKA 202051169
3. NUR ARAFAH 2 02051106
4. TOTO ISWANTO 201951215
5. IRNA MAULINA 201951109
Sediaan Lepas Terkontrol (Controlled Release)

PENGERTIAN

Sediaan padat lepas terkendali (controlled release) adalah


sediaan yang dirancang untuk melepas obat pada orde nol
dengan konstan dan mempertahankannya Selma 24 jam
atau lebih sebagai respons terhadap waktu atau rangsangan
(Ph, suhu, enzim, dan osmosis)
Prinsip Sediaan Lepas Terkontrol
(Controlled Release)

Secara umum, tujuan dari dosis lepas


terkendali ini adalah untuk mempertahankan
tingkat terapeutik darah atau jaringan obat
untuk periode yang diperpanjang, ini
biasanya dilakukan dengan mencoba untuk
mendapatkan orde nol rilis atau pelepasan
dari bentuk sediaan, orde nol rilis
merupakan pelepasan obat dari bentuk
sediaan. Gambar 1: Kadar obat dalam plasma dan waktu
profil yang menunjukkan perbedaan antara orde nol,
pelepasan terkontrol, slow release urutan pertama
berkelanjutan dan melepaskan dari tablet
konvensional
Metode Pelepasan Obat Terkontrol (Controlled Release)

1. Disolusi terkontrol
Sistem dengan pelepasan disolusi terkontrol dapat diperoleh dengan memasukkan
obat ke dalam bahan polimer tidak larut dan menyalut partikel atau granul obat dengan polimer
dengan ketebalan berbeda, sehingga memperlambat kecepatan disolusi dan difusi obat di dalam
medium saluran cerna. Sediaannya dapat berupa enkapsulasi obat dengan matriks polimer.
Tahap disolusi yang menentukan adalah melewati lapisan difusi. Kecepatan pelepasan obat
(dm/dt) adalah: dm/dt = ADS/h dimana (S) adalah kelarutan obat, (A) adalah luas permukaan
yang kontak dengan medium, (h) adalah tebal lapisan difusi, dan (D) adalah koefisien difusi.
Bentuk sediaan dengan disolusi terkontrol umumnya dibuat dengan cara penyalutan berbagai
bentuk sediaan 8 antara yang berfungsi sebagai penyangga zat aktif seperti tablet, granul,
serbuk, mikrogranul, dan lain-lain. Kebanyakan sediaan dibuat dalam berbagai fraksi zat aktif
bersalut, sehingga zat aktif dapat dilepaskan dalam rentang waktu yang teratur dan pasti.
ENKAPSULASI

Enkapsulasi adalah suatu proses yang mampu mempertahankan sifat fisik, kimia, dan biologis
dari suatu senyawa aktif atau bahan inti dengan cara melapisinya di dalam suatu bahan penyalut.
Tujuan dari enkapsulasi adalah
• untuk melindungi zat yang sensitive dengan lingkungan,
• melindungi sifat organoleptic seperti warna, rasa , dan bau dari substansi,
• mendapatkan controlled-release dari substansi obat,
• penanganan aman dari bahan beracun,
• mendapatkan pengeluaran tertentu dari obat, dan mencegah efek yang berkebalikan pada
penggunaan obat.

Teknik Enkapsulasi dapat dikategorikan menjadi dua yaitu:


1. Metode Kimia
2. Metode Fisika
ENKAPSULASI METODE KIMIA

• metode kimia koaservasi. Pada metode ini enkapsulasi dibuat melalui


pembentukan koaservat yang melibatkan mekanisme pemisahan fase cair-cair
dari larutan encer menjadi fase kaya polimer dan fase miskin polimer. Suatu
proses dikatakan sebagai koaservasi sederhana jika hanya melibatkan satu tipe
polimer dan dikatakan koaservasi kompleks ketika menggunakan dua atau lebih
polimer dengan muatan yang berlawanan. Menurut Li, dkk. metode ini merupakan
metode enkapsulasi yang paling praktis dan ekonomis.
• metode kimia berikutnya ko-kristalisasi dengan sukrosa sebagai bahan penyalut.
Metode ini dilakukan dengan penambahan bahan aktif ke sirup sukrosa super
jenuh sehingga terjadi nukleasi campuran bahan inti dan sukrosa.
ENKAPSULASI METODE FISIKA

• Spray drying tergolong sebagai proses enkapsulasi yang mampu menghasilkan


enkapsul secara komersial dengan biaya yang rendah. Metode ini memiliki
produktivitas yang tinggi, tetapi memiliki batasan kemungkinan terjadinya
degradasi termal. Metode ini terdiri dari empat tahapan: pengemulsian atau
pendispersian bahan aktif dalam bahan penyalut, atomisasi campuran,
pengontakan campuran dengan media pemanas (biasanya udara panas), dan
pemisahan produk dari udara panas.
• Spray cooling yang berbasis pada atomisasi dari campuran (mengandung
material inti dan penyalut) di dalam chamber dengan suhu di bawah titik leleh dari
penyalut. Maka dari itu, penyalut akan berubah menjadi bentuk solid dan akan
diperoleh powder yang berbentuk mikro partikel. Spray cooling atau spray chilling
bisa dikatakan serupa dengan spray drying, namun atomisasi dilakukan dengan
suhu dingin menggunakan aliran udara atau lingkungan yang dingin dan tidak ada
perpindahan massa
ENKAPSULASI METODE FISIKA

• Enkapsulasi proses atomisasi, teknik ini adalah fluidized bed coating. Enkapsulasi pada
metode ini dilakukan dengan menggunakan proses pelapisan (coating) pada permukaan
partikel bubuk atau partikel dalam bentuk pelet. Bahan inti disuspensikan dengan aliran udara
dengan suhu tertentu dan 7 disemprot dengan material penyalut melalui atomisasi. Masing-
masing partikel secara bertahap akan terselubungi dengan penyalut seiring bertambahnya
waktu pada zona spraying. Bahan penyalut harus memiliki viskositas tertentu sehingga bisa
dipompakan dan diatomisasi, harus tahan panas dan stabil, serta mampu membentuk lapisan
tipis di atas permukaan partikel.

• Ekstrusi enkapsulasi dengan ekstrusi yang melibatkan penggunaan alat ekstruder dengan
satu atau lebih ulir yang berputar secara kontinu dan biasa disebut sebagai melt extrusion.
Teknik ini banyak digunakan untuk mengenkapsulasi perasa makanan seperti enkapsulasi zat
terpen yang terdapat pada jeruk. Tahapan awal proses ekstrusi adalah penyiapan penyalut
yang terdiri dari campuran maltodekstrin dan sukrosa. Selanjutnya, zat terpen dari jeruk dan
campuran penyalut serta air diumpankan ke dalam alat twin screw extruder. Die dengan 156
lubang berdiameter 0.9 dan pemotong (hot die face cutting) digunakan untuk mendapatkan
butiran kecil dari ekstrudat silinder yang dihasilkan. Teknik ekstrusi secara sederhana juga
bisa dilakukan dengan bantuan syringe seperti yang dilakukan oleh Wibowo dkk.
ENKAPSULASI METODE FISIKA

• freeze drying. Prinsip dasar dari freeze drying adalah pengeringan dengan suhu
rendah dan tekanan vakum. Sama seperti spray drying, pada metode ini zat aktif
dan penyalut didispersikan terlebih dahulu di dalam air. Selanjutnya dilakukan
proses pre-treatment berupa pembekuan material dan akhirnya dilakukan
pengeringan secara sublimasi langsung dengan tekanan dan suhu rendah.
Metode Pelepasan Obat Terkontrol (Controlled Release)

2. Difusi terkontrol
Sistem dengan pelepasan difusi terkontrol dibuat dengan enkapsulasi partikel obat dalam
membran polimer atau dengan mendispersikan obat ke dalam matriks polimer. Berbeda dengan
sistem disolusi terkontrol, pada sistem difusi terkontrol obat dibuat tersedia sebagai suatu hasil
pemisahan melalui polimer. Kecepatan pelepasan obat (dm/dt) adalah: dm/dt = ADK . (ΔC)/ L
Dimana (A) adalah luas permukaan, (D) adalah koefisien difusi, (ΔC) adalah perbedaan
konsentrasi, (K) adalah koefisien partisi antara inti obat dan membran, serta (L) adalah panjang
difusi.
Pada dasarnya ada dua jenis perangkat difusi.
1. Resevoir perangkat
2. Matrix perangkat
Resevoir Perangkat

Perangkat Reservoir adalah mereka


di mana inti obat dikelilingi oleh
membran polimer. Sifat membran
menentukan laju pelepasan obat dari
sistem. Obat berada dalam membran
yang melapisi. Prinsipnya pada
perbedaan konsentrasi yang
melintasi membran sehingga obat
akan terpompa keluar membran.
Matriks perangkat

Sistem matriks merupakan sistem


pengaturan pelepasan obat dari tablet
yang populer. Matriks tablet yang umum
digunakan adalah golongan eter selulosa
seperti hidroksi propil metil selulosa
(HPMC), hidroksi propil selulosa (HPC)
dan natrium karboksi metil selulosa (Na
CMC). Golongan eter selulosa sintetik ini
banyak digunakan karena memiliki sifat
mengembang dan kompresibilitas yang
baik.Sebuah perangkat matriks, seperti
namanya, terdiri dari obat tersebar merata
di seluruh polimer. Matrix difusi sistem
sebelum rilis (waktu = 0) & setelah
pelepasan obat parsial (waktu = t)
SISTEM METRIKS BERBASIS KERAGENAN

Penggunaan karagenan dalam penelitian farmasetik umumnya bertujuan untuk memperbaiki


formulasi obat, mengatur pelepasan obat dan menciptakan sistem penghantaran yang sensitif
terhadap pH/temperatur sebagai respon dari lingkungan fisiologis. Karagenan dapat membentuk
matriks bilayer yang unik dalam air yang mempengaruhi pelepasan obat. Karena adanya
perbedaan hidrasi, bagian terluar tablet akan lebih dahulu mengembang dan membentuk lapisan
luar yang berbentuk gel ( κ - karagenan dan ι-karagenan) dan larutan viscous (λ- karagenan)
menyelimuti inti tablet yang belum terhidrasi. Lapisan gel atau lapisan viscous tersebut bertindak
sebagai cangkang polimer yang mengontrol disolusi dan difusi obat yang terdapat dalam tablet,
dan menahan erosi tablet bahkan pada kondisi keasaman yang ekstrim.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SISTEM METRIKS BERBASIS
KERAGENAN

Keuntungan dari sistem matriks antara lain:


• menjaga konsentrasi terapetik selama periode pengobatan yang diperpanjang
• menghindari konsentrasi obat yang tinggi di dalam darah
• mengurangi toksisitas dengan memperlambat absorbsi obat
• meningkatkan efektifitas pengobatan
• mengurangi akumulasi obat untuk obat yang ditujukan untuk penyakit kronis, dapat
digunakan untuk menghantarkan senyawa dengan berat molekul yang tinggi
• meningkatkan stabilitas dengan melindungi obat dari hidrolisis atau perubahan
lingkungan yang ada di saluran pencernaan, mengurangi biaya pengobatan dan
meningkatkan kenyamanan pasien.
Kerugian sistem matriks antara lain:
• sisa matriks yang tersisa setelah obat dilepaskan harus dihilangkan, tergantung dari
waktu tinggal sediaan dalam gastro intestinal dan meningkatnya potensial
metabolisme lintas pertama
Metode Pelepasan Obat Terkontrol (Controlled Release)

3. Sistem Osmotik Terkontrol

Sistem osmotik terkontrol penghantaran obat dari sistem dikontrol oleh pelarut yang berpenetrasi
melewati membran semipermeabel, kemudian keluar membawa obat melalui lubang tekanan
osmosis dan tekanan hidrostatis pada masing-masing sisi membran semipermeabel menentukan
transport ke dalam sistem. Kecepatan penghantaran obat dari sistem (dm/dt) tergantung pada
tekanan osmosis formulasi (πs) seperti: dm/dt = A/h . k πs S Dimana (A) adalah luas membran
semipermeabel, (k) permeabilitas membran, dan (h) adalah tebal membran. 4. Resin penukar ion
Sistem penghantaran obat menggunakan resin penukar ion secara teoritis imun terhadap kondisi
pH 9 saluran cerna, karena lingkungan ionik diperlukan untuk menempatkan obat dalam resin.
Pada sistem ini, granul resin yang mengandung obat dicampur dengan polimer seperti PEG 4000
untuk menahan kecepatan pengembangan di dalam air, kemudian disebut dengan polimer
permeabel terhadap air seperti, etilselulosa yang berfungsi sebagai barier yang menentukan
kecepatan untuk mengontrol pelepasan obat.
Cara Kerja Sediaan Tablet Controlled Release

Sediaan tablet controlled release adalah sediaan tablet yang dirancang untuk
melepaskan zat aktif secara bertahap dan terkontrol. Tablet ini mengandung zat aktif
yang dikelilingi oleh lapisan pelindung yang melindungi zat aktif dari pencernaan
lambung. Lapisan pelindung ini mengandung bahan yang larut dalam air, seperti
polimer, yang melepaskan zat aktif secara bertahap dan terkontrol. Ketika tablet
dimasukkan ke dalam lambung, cairan lambung memecah lapisan pelindung,
membebaskan zat aktif secara bertahap. Hal ini memungkinkan zat aktif untuk
dibebaskan secara bertahap dan terkontrol, sehingga meningkatkan efektivitas obat.
KARAKTERISTIK OBAT LEPAS TERKONTROL
3. Molekuler ukuran dan difusivitas
1. Dosis obat Kemampuan obat untuk berdifusi melalui membran
Dosis total beberapa gram dapat diberikan disebut nya difusivitas & koefisien difusi adalah
secara oral sebagai dosis tunggal dan ganda fungsi dari ukuran molekul (atau berat molekul).
untuk memperoleh dan menjaga kadar darah Obat berat molekul tinggi atau obat-obatan polimer
obat. Untuk obat dengan waktu paruh kurang harus diharapkan untuk menampilkan kinetika
dari 2 jam, akan membutuhkan bahan aktif pelepasan sangat lambat dalam perangkat rilis
dosis besar, jadi sulit terlealisir, karena berkelanjutan menggunakan difusi melalui
berbagai alasan. membran polimer.

2. Protein mengikat 4. Obat Stabilitas


Obat mengikat protein plasma dengan Obat oral dapat terkena hidrolisis asam basa dan
pengaruh bersamaan pada durasi kerja obat. degradasi enzimatik. Degradasi akan dilanjutkan
Karena protein darah untuk sebagian besar pada tingkat penurunan untuk obat dalam keadaan
beredar dan tidak dihilangkan, obat mengikat padat, untuk obat yang tidak stabil dalam perut,
Protein dapat berfungsi sebagai depot untuk sistem yang memperpanjang pengiriman di saluran
obat menghasilkan profil pelepasan yang pencernaan. Senyawa yang tidak stabil dalam usus
berkepanjangan, terutama jika tingkat tinggi kecil dapat menununjukkan penurunan
mengikat obat terjadi. bioavailabilitas bila diberikan bentuk dosis
berkepanjanagan
KARAKTERISTIK OBAT LEPAS TERKONTROL
5. Kelarutan air
Absorbsi untuk yg sukar larut sering dibatasi oleh
kecepatan disolusi. Obat seperti ini tidak
memerlukan control kecepatan disolusi, dan bukan
obat yang baik untuk obat lepas terkendali. Untuk 7. Metabolisme lintas pertama
mengatasi perubahan pH dan viskositas pada
Metabolism hepatic dapat menyebabkan obat tidak
saluran cerna, digunakan system pompa osmotic,
sesuai untuk obat lepas terkendali. Hal ini karena
sehingga disolusi (pelepasan) tidak tergantung
pada pH dan viskositas. kertesediaan jika kecepatan masukan rendah.
Metabolism lintas pertama yaitu obat secara
6. Stabilitas menghadapi rentang pKa, besar ekstensif dimetabolisme secara hepatic atau dihati
enzim dan flora saluran cerna
Hubungan antara pKa senyawa dan lingkungan 8.Koefisien partisi
serap. Obat sebelum diabsorpsi harus berhadapan Koefisien partisi secara umum didefinisikan
dengan lingkungan luminal saluran cerna. sebagai fraksi obat dalam fase minyak dengan
Stabilitas obat dalam saluran cerna penting untuk suatu fasa air yang berdekatan.. Senyawa dengan
menjamin input obat secara sempurna dan koefisien partisi tinggi 13 akan sangat mengalami
reprodusibilitas kadar obat dalam tubuh. Obat kesulitan dalam menembus membran sehingga
harus stabil pada rentang pH 1-8. Dalam beberapa bioavailabilitas rendah.
hal perlu diperkirakan terjainya absorpsi kolonik,
perlu dipertimbangkan efek metabolism populasi
bakteri kolon.
Eksipien dalam Obat Lepas Terkendali

Asetat Sellulosa
1. Nama BP: Cellulose Acetate PhEur: Cellulose Acetate USP-NF: Cellulose Acetate
2. 2. Sinonim Asam asetat, Ester sellulosa, Asetil sellulosa, Diasetat sellulosa, Triasetat
sellulosa, Asetat selulosa.
3. 3. Struktur Kimia
4. Fungsi
Coating agent, extended release agent, tablet dan kapsul diluen.
5. Aplikasi dalam Formulasi atau Teknologi Farmasi
Asetat selulosa secara luas digunakan dalam formulasi farmasi baik dalam aplikasi
extended release dan untuk penutup rasa. Asetat selulosa digunakan sebagai lapisan
semipermeabel pada tablet, terutama pada osmotik pompa-jenis tablet dan implan. Hal ini
memungkinkan untuk dikendalikan, pelepasan diperpanjang aktif. Film asetat selulosa,
bersama dengan bahan lainnya, juga menawarkan pelepasan berkelanjutan tanpa perlu
pengeboran lubang di lapisan seperti halnya dengan sistem pompa osmotik. Asetat
selulosa dan ester selulosa lainnya juga telah digunakan untuk membentuk obat yang
mengandung mikropartikel dengan karakteristik controlled release.
Film asetat selulosa digunakan dalam sistem penghantaran obat transdermal dan juga
sebagai pelapis film pada tablet atau butiran untuk menutupi rasa. Misalnya, butiran
asetaminofen telah dilapisi dengan lapisan asetat berbasis selulosa sebelum diproses
untuk memberikan tablet kunyah. Extended-release tablet juga dapat mengggunakan
selulosa asetat sebagai matriks kompresibel. Profil rilis dapat dimodifikasi dengan
mengubah rasio aktif selulosa asetat dan dengan penggabungan plasticizer (senyawa
adiktif yang ditambahkan kepada polimer untuk menambah fleksibilitas dan kemampuan
kerja).
Metode Formulasi Sediaan Lepas Terkendali

Berbagai cara pembuatan dan mekanisme kerja sediaan lepas lambat antara lain:
• Penyalutan
Penyalutan ini berfungsi mengendalikan ketersediaan bahan aktif dalam bentuk
larutan. Penyalutan serbuk bahan aktif dapat dilakukan dengan metode
mikroenkapsulasi (Simon, 2001). Mikroenkapsulasi adalah suatu proses di mana
bahan-bahan padat, cairan bahkan gas pun dapat dijadikan kapsul (encapsulated)
dengan ukuran partikel mikroskopik, dengan membentuk salutan tipis wall
(dinding) sekitar bahan yang akan dijadikan kapsul (Ansel et al., 2005).
• Sistem matriks
Pencampuran dengan matriks adalah dengan mencampurkan bahan obat yang
akan dibuat sediaan lepas lambat, digabungkan dengan bahan lemak atau bahan
selulosa, kemudian diproses menjadi granul yang dapat dimasukkan dalam kapsul
atau ditablet (Shargel et al., 2005).
Lanjutan

• Sistem terkontrol membran atau reservoir


Membran dalam sistem ini berfungsi sebagai pengontrol kecepatan disolusi dari
bentuk sediaan. Agar obat dapat berdifusi kelar maka membran harus bersifat
permeable terhadap obat misalnya dengan hidrasi air di saluran gastrointestinal.
Obat yang terlarut dalam komponen membran seperti plasticizer tidak seperti
sistem matriks hidrofil, polimer membran tidak bersifat mengembang dan tidak
mengalami erosi (Collett and Moreton, 2002).
• Sistem pompa osmotik (osmotic pump)
Pelepasan obat dari sistem pompa osmotik dikontrol oleh suatu membran yang
mempunyai satu lubang (hole). Obat dimasukkan dalam suatu tablet inti yang
bersifat larut air dan dapat melarutkan obat ketika kontak dengan air. Tablet inti
disalut dengan suatu membran semipermiabel (dapat melewati air yang masuk ke
dalam tablet inti dan melarutnya). Ketika tablet inti terlarut maka timbul tekanan
hidrostatik dan menekan larutan obat keluar melewati lubang membran (Collett
and Moreton, 2002).
Hubungan Metode Pelepasan Sediaan Tablet Controlled Release
dengan Efek Farmakologisnya

Metode pelepasan sediaan tablet controlled release memiliki hubungan yang


erat dengan efek farmakologis. Metode ini memungkinkan obat untuk
dilepaskan secara bertahap dalam tubuh, sehingga dapat meningkatkan efek
farmakologis. Hal ini karena obat dapat dilepaskan secara bertahap, sehingga
dapat meningkatkan konsentrasi obat di tempat yang diinginkan. Metode ini
juga dapat meminimalkan efek samping yang mungkin terjadi karena obat
dapat dilepaskan secara bertahap dan dalam jumlah yang lebih kecil. Metode
ini juga dapat membantu meningkatkan kemanjuran obat, karena obat dapat
dilepaskan secara bertahap dan dalam jumlah yang lebih kecil.
Penemuan Dari Hasil Penelitian Sediaan tablet Controlled
Release

Hasil penelitian sediaan tablet controlled release menunjukkan bahwa sediaan


ini dapat meningkatkan bioavailabilitas obat, mengurangi dosis obat yang
dibutuhkan, dan memperpanjang waktu rilis obat. Sediaan ini juga dapat
membantu mengurangi efek samping obat dan meningkatkan konsistensi
dalam pengobatan. Selain itu, sediaan ini juga dapat membantu mengurangi
interaksi obat dengan makanan dan meningkatkan stabilitas obat
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN OBAT LEPAS TERKENDALI

Keuntungan Obat Lepas Terkendali


1. Dapat mengatur pelepasan obat sesuai kehendak
2. Dapat melespaskan obat dengan sempurna secara bertahap
3. Meningkatkan absorbsi obat dibandingkan dengan sediaan yang instant
released

Kerugian Obat Lepas Terkendali


1. Membutuhkan biaya produksi yang lebih besar
2. Kemungkinan tercemarnya dengan polutan dari limgkungan
3. Kemungkinan bisa terjadi keracunan
4. Membutuhkan tenaga ahli dalam pembuatannya
Contoh sediaan tablet controlled release

1. Metformin HCl ER (Glucophage XR)


2. Venlafaxine HCl ER (Effexor XR)
3. Risperidone ODT (Risperdal M-Tab)
4. Oxycodone HCl CR (OxyContin)
5. Nifedipine ER (Procardia XL)
6. Carvedilol CR (Coreg CR)
7. Sertraline HCl ER (Zoloft)
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai