Anda di halaman 1dari 25

LEMBAR KERJA PRAKTIK MANAJEMAN KEPERAWATAN

M1 (Man)
No PENGKAJIAN HASIL
1 M1
A. WAWANCARA 1. Berdasarkan hasil wawancara pada 18 Desember
2023 dengan katim dan Karu pada pukul 13.00 di
ruang IRNA 1A didapatkan bahwa sesuai dengan
Stuktur Organisasi tenaga yang ada di IRNA 1 A
berjumlah 12 orang ( 1 orang Karu, 2 orang PPJA,
ada ada Katim di setiap shift)
2. Berdasarkan hasil wawancara pada 18 Desember
2023 dengan katim pada pukul 13.00 di ruang
IRNA 1A didapatkan bahwa SDM Tenaga
Keperawatan sebanyak 12 Orang dan non
keperawatan dari Gizi 1 Orang, Apoteker 1, Asisten
Apoteker 1 Orang dan Cleaning Service Sebanyak 3
Orang.

B. SURVEY / ANGKET / Berdasarkan hasil pengisian angket dari beberapa


KUESIONER pertanyaan didapatkan:
1. Perawat sudah mengerti cara pengisian format
Angket M1 (MAN).
2. Struktur Pada ruang IRNA 1A Berjalan dengan
baik, dan merasa Puas dengan organisasi yang
perawat terapkan.
3. Kinerja Katim dan PP kompeten dengan bidangnya.
4. Jumlah perawat dan pasien di ruangan belum
sesuai, di karenakan SDM yang dimiliki minimal.

C. OBSERVASI Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa


Penerapan MAKP di ruang IRNA 1A Berjalan dengan
baik, sesuai dengan tupoksi masing-masing.

2 TEORI MAN Adalah unsur krusial terutama dalam


mengoptimalkan SDM yang dibutuhkan.

3 ANALISA DATA
A. KEKUATAN 1. Tersedianya Papan Struktur keorganisasian di ruang
IRNA 1A
2. Terstrukturnya Jadwal setiap shift setiap petugas

B. KELEMAHAN Karena PPJA dan katim beda dan PPJA Masuk Hanya
pagi saja, maka setiap katim yang bertugas sore dan
malam harus melaporkan asuhan keperawatan kepada
PPJA yang masuk pagi.
C. PELUANG
1. Mahasiswa ners praktik manajemen untuk
mengoptimalkan tenaga SDM yang dimiliki
2. Kerja sama yang baik antara perawat dan
mahasiswa
3. Sistem MPKP yang diterapkan mahasiswa ners

D. ANCAMAN 1. Adanya kesadaran pasien dan keluarga akan


tanggung jawab dan tanggung gugat
2. Akreditas Rumah Sakit tentang SDM yang dimiliki

4 IDENTIFIKASI MASALAH SDM yang tidak sesuai dapat mengalami malfungsi


sehingga memperlambat proses pelayanan kesehatan.

5 PENYEBAB Karena SDM yang dimiliki kurang, sehingga beban


tenaga yang dikeluarkan semakin banyak.
M2 (Materials)
No Pengkajian Hasil
1 M2
D. Wawancara Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan pada hari
selasa tanggal 19 Desember 2023 jam 14.00 di ruang irna 1 A
didapatkan bahwa fasilitas di ruangan sudah lengkap untuk
perawatan pasien sesuai dengan standar yang dilakukan.
E. Survey / angket / kuesioner -

F. Observasi Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa material tata letak


gedung ruangan sudah sesuai dengan standar pelayanan di
ruangan, terdapat 16 bed (dengan kapasitas satu ruangan 2 bed)
jumlah ruangan ada 8 ruangan, jumlah perawat keseluruhan ada
12 perawat masing-masing shif terdapat 2 perawat. Jumlah
masing-masing ruangan terdapat 2 bed dengan ukuran 1 × 2
meter dan jumlah jendela masing-masingdengan ukuran 50× 2
meter.
2 Teori Material adalah bahan baku yang diolah perusahaan industry
dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor atau pengolahan
yang dilakukan mandiri ( Mulyadi, 2000).
Material adalah pengumpulan data yang dilakukan pada sarana
dan prasarana (M2) adalah :
1. Lokasi dan denah, lokasi yang akan diberikan MAKP
Peralatan dan fasilitas, fasilitas yang dilakukan untuk memenuhi
terlaksananya MAKP.
3 Analisa data
E. Kekuatan 1. Terdapat struktur organisasi
2. Hubungan antar perawat juga terjalin dengan baik
3. Terdapat mahasiswa praktek
4. Tersedianya nurse station diruangan
5. Mutu pelayanan sudah terlaksana sesuai ketentuan RS.
F. Kelemahan 1. SAK masih kurang lengkap
2. Beban kerja perwat tinggi
3. Penerapan MAKP kurang optimal
4. Jarang ada kasus yang memerlukan ronde
5. Ronde belum dilakukan dengan maksimal.

G. Peluang 1. Adanya mahasiswa profesi ners yang praktik manajemen


keperawatan
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa profesi
ners yang praktek dengan perawat ruangan

H. Ancaman 1. Adanya tuntutan masyarakat tentang pelayanan yang


profesional

4 Identifikasi masalah 1. Jumlah alat yang ada diruangan belum memenuhi standar
2. Tidak semua alat yang ada standar jumlah tersedia di
ruangan sehingga peralatan di ruangan masih perlu
ditambah sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh
rumah sakit
3. Ada rencana untuk menambahkan peralatan diruangan.
5 Penyebab Pemahaman pelaksanaan material dengan metode analisa SWOT
belum diterapkan dengan baik.

a. Penataan Gedung/Lokasi dan Denah Ruangan


Ruang rawat inap IRNA 1A terdiri dari 8 ruangan kelas I (dengan kapasitas 1
ruangan 2 bed), ruang tindakan, toilet, Nurse Station dan ruang jaga perawat.
Penataan gedung atau denah ruangan.
C A A C
A4 A3 A5 A6

C A D
A2 A1 B

A C
A7 A8
E
A C
A9 A10
F
A C
A11 A12

A C
A13 A14

A C
A15 A16

KETERANGAN :
A. Ruang kelas I
B. Nurse Station
C. Toilet
D. Ruang jaga perawat
E. Ruang tindakan
F. Pintu keluar masuk
M3 (Method)
b. Penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
No PENGKAJIAN HASIL
1 M3
G. WAWANCARA Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan pada hari
selasa tanggal 20 desember 2023 jam 16:30 di ruangan irna 1 A
didapatkan bahwa penerapan MAKP di IRNA 1 A adalah Model
Modifikasi Tim Primer (Moduler), kombinasi model PPJA
dengan Tim.
H. SURVEY / ANGKET / Model asuhan keperawatan yang digunakan
KUESIONER A. Apakah model asuhan keperawatan yang digunakan
perawat di ruangan saat ini ?
-model asuhan keperawatan yang digunakan di ruang
irna 1 A adalah keperawatan moduler
B. Apakah perawat mengerti/memahami dengan model
asuhan keperawatan yang digunakan saat ini ?
-perawat tersebut memahami model asuhan keperawatan
moduler karena masing-masing tim ada
bagianya.moduler PPJA (perawat yang bertanggung
jawab dengan pelayanan semua pasien.)PPJA sendiri
dibantu oleh perawat pelaksanaan / di bagi dengan pasien
kelolaan. Misal ada pasien 5 dan yang jaga 3 masing
masing di bagi jadi 1 orang ada yang dapat 2 dan ada 1
orang yang dapat 1 pasien kelola .dan yang bertanggung
jawab adalah PPJA
C. Menurut anda, apakah model tersebut cocok digunakan
di ruangan anda ?
-menurut perawat tersebut model asuhan keperawatan
yang digunakan di ruang Irna 1 A sudah sesuai dengan
apa yang diharapkan
D. Apakah model yang digunakan sesuai dengan visi misi
ruangan ?
-model asuhan keperawatan sudah sesuai dengan visi dan
misi yaitu untuk
VISI: Rumah sakit RSUD Kota mataram di temukan
dalam pelayanan kesehatan .pendidikan dan
pembangunan dalam pelayanan kesehatan menuju
masyarakat sehat sejahtera.
MISI:
-menyelenggrakan pelayanan kesehatan yang selamat
menyelamatkan dijiwai semangat mencintai allah
menyayangi sesama
-menyelenggarakan pelayanan pendidikan dalam rangka
membangun
Efektivitas dan efesiensi model asuhan keperawatan
A. Apakah dengan menggunakan model saat ini menjadikan
semakin pendek lama rawat inap bagi pasien?
-model asuhan keperawatan yang digunakan sangat
berpengaruh karena setiap masing-masing pasien sudah
ada perawat pengelolaan, jadi lebih maksimal. Untuk rata
rata pasien perhari ada 7 ada 8
B. Apakah terjadi peningkatan kepercayaan pasien terhadap
ruangan?
-model asuhan keperawatan yang digunakan dapat
meningkatkan kepercayaan pasien maupun keluarga kita
arahkan ke asuhan keperawatan moduler tadi ada sisi
positif dan negatifnya. Untuk sisi positifnya pasien itu
berkali ole 1 orang perawat penanggung jawab. Untuk
sisi negatifnya missal ada pasien lain yang tidak kelolaan
perawat tersebut ketika pasien lagi bertanya dengan
seorang perawat yang bukan mengelola dia perawat
tersebu tidak tau karena bukan kelolaan dia. Jadi
keluarga lebih percaya dengan perawat yang mengelola
pasien dalam hal pelayanan.
C. Apakah model yang digunakan saat ini tidak menyulitkan
dan memberikan beban berat kerja bagi anda?
-model yang digunakan tidak meningkatkan beban kerja
perawat tersebut,karena sudah terbagi masing-masing
pekerjaanya/ masing-masing perawat sudah mendapatkan
bagian.jika ada kesulitan baru perawat lain bisa
membantu
D. Apakah model saat ini tidak memberatkan dalam
pembiyaan?
-model yang digunakan tidak memberatkan pembiyaan
E. Apakah model yang digunakan mendapat banyak kritikan
dari pasien pada ruangan?
-untuk kritikan sendiri biasanya pasien yang lain yang
bukan pasien kelolaan perawat itu sendiri, otomatis tidak
semua perawat tau dengan masalah pasien tersebut.misal
1 perawat 1 pasien. Missal perawat si A merawat pasien
B/ pasien yang tidak kelolaperawat tersebut. Lalu pasien
lain tersebut bertanya dengan perawat yang tidak
mengelola dia, otomatis perawat tersebut tidak
tau.biasanya pasien mengeritik itu.
Pelaksanaan model asuhan keperawatan
A. Apakah telah terlaksana komunikasi yang adekuat antara
perawat dan tim kesehatan lain?
-komunikasi yang terjalin dengan tim kesehatan
bagus,baik dan sudah adekuat, karena untuk komunikasi
sendiri ada handover salah satu komunikasi untuk
melihat sejauh mana perkembangannya bagaimana
dengan cara handover tersebut
B. Apakah kontinuitas rencana keperawatan terlaksana?
-rencana keperawatan sendiri dapat dilaksanakan
/dilakukan secara kontinyu.
C. Apakah anda menjalankan kegiatan sesuai standar?
-kegiatan keperawatan sudah sesui standar missal
pemasangan infus / ganti balut yang mana tetap
memperhatikan antiseptik harus tetap terjaga harus tetap
steril ,harus menentukan area mana /vena yang mana
yang mau disuntik ,tata cara saat pemasangan infus
bagaimana: tangan harus bersih mrnggunakan handscoon
steril atau tidak,perlengkapan alat sudah belum. Harus
sudah disediakan sebelumnya.
Tanggung jawab dan pembagian tugas
A. Apakah job description untuk anda selama ini sudah
jelas?
-perawat tersebut sudah jelas dengan pembagian tugas
individu missal tim C logisik, untuk menangani
mutu,protein,untuk askep semua sudah ada bagiannya
jadi masing-masing perawat harus faham akan tugas
mereka masing-masing
B. Apakah tugas anda sesuai model asuhan keperawatan
yang saat ini digunakan ruangan?
-jadi untuk bagian tugas perawat yang dari PPJA itu dan
beberapa perawat pelaksanaan yang melakukan tugas itu
tadi, kana da yan dikelola kita observasi itu. Apakah
sudah benar dalam melakukan asuhan
keperawatannya,betul apa tidak.
C. Apakah anda mengenal atau mengetahui kondisi pasien
dan dapat menilai tingkat kebutuhan?
D. -kondisi pasien selalu terpantau dan kebutuhan pasien
dapat terpenuhi dengan baik.malah justru kalau dari
keluhan pasien itu sendiri sudah ada tanggung jawab dari
perawat yang mengelola pasien tersebut. Jadi kondisi
pasien selalu terpantau oleh perawat
A. OBSERVASI Berdasarkan hasil observasi di dapatkan model asuhan
keperawatan profesional {MAKP} dengan metode Moduler,
dengan adanya 2 orang PPJA yang shif pagi, dan setiap shift
yang terdiri dari 2 orang yaitu 1 katim dan 1 PP.
2 TEORI Sistem Metode asuhan keperawatan profesional (MAKP) adalah
suatu kerangka kerja yang mendefinisikan 4 unsur (standar,
proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan sistem
MAKP).

3 Analisa data
I. KEKUATAN 1. Penerapan MAKP di ruangan IRNA 1 A sudah berjalan
dengan baik.
2. Kepala ruangan memberi arahan atau penjelasan kepada
anggotanya setiap pagi.
J. KELEMAHAN Penerapan MAKP masih belum optimal.

K. PELUANG 1. Adanya mahasiswa profesi ners yang praktek manajemen


keperawatan
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa profesi ners
yang praktek dengan perawat ruangan

L. ANCAMAN 1. Adanya tuntutan masyarakat tentang pelayanan yang


profesional

4 IDENTIFIKASI MASALAH 1. Adanya perubahan MAKP yaitu MAKP kasus baru


direalisasikan
2. Belum pernah melakukan ronde keperawatan sejak
dilaksanakannya metode case manager
5 PENYEBAB 1. Masih perlunya adaptasi dari MAKP primer ke MAKP kasus
Jarang terjadi kasus-kasus berat untuk dilakukan ronde
keperawatan dan pengembangan ronde keperawatan belum
maksimal
a. Timbang terima
No PENGKAJIAN HASIL
1 PENGUMPULAN DATA TIMBANG TERIMA
I. WAWANCARA Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan pada hari
selasa tanggal 19 desember 2023 jam 14.00 di ruang irna 1 A
didapatkan bahwa timbang terima dilakukan setiap pergantian
shif dilakukan dengan tepat waktu dan dihadiri oleh semua
perawat dan dipimpin oleh kepala ruangan dan dilakukan di
nurse station dan di bed pasien.

J. SURVEY / ANGKET / KUESIONER -

K. OBSERVASI Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa timbang terima


belum dilaksanakan secara optimal . Timbang terima dilakukan
hanya pada shif pagi saja dan dilakukan di nurse station.
Timbang terima belum menggunakan metode timbang terima
SBAR, belum adanya spo timbang terima dan panduan timbang
terima .
2 TEORI Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara
untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien harus
dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat
jelas dan komplit tentang tindakan mandiri perawat, tindakan
kolaboratif yang sudah dilakukan/ belum dan perkembangan
pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat
sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan
dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat
primer ke perawat penanggung jawab dinas sore atau dinas
malam secara tulisan dan lisan.
3 Analisa data
M. KEKUATAN 6. Kepala ruangan memimpin timbang terima setiap pagi
7. Adanya laporan jaga setiap ship (sudah tertuang di RME,
ada buku bantu)
N. KELEMAHAN 6. Pelaksanaan timbang terima masih belum
optimal ,khususnya dari shif pagi ke sore

O. PELUANG 3. Adanya mahasiswa profesi ners yang praktek


manajemen keperawatan
4. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa profesi
ners yang praktek dengan perawat ruangan

P. ANCAMAN 2. Adanya tuntutan masyarakat tentang pelayanan yang


profesional

4 IDENTIFIKASI MASALAH 4. Perawat kurang disiplin waktu timbang terima.


5. Masalah keperawatan lebih fokus pada penatalaksanaan
medis.
6. Belum menerapkan timbang terima menggunakan
metode SBAR.

5 PENYEBAB Pemahaman pelaksanaan timbang terima dengan metode SBAR


belum diterapkan dengan baik.
b. Ronde keperawatan
No PENGKAJIAN HASIL
1 PENGUMPULAN DATA RONDE KEPERAWATAN
L. WAWANCARA Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan pada hari
selasa tanggal 19 desember 2023 pukul 09.00 wita di ruang irna
1 A didapatkan hasil bahwa ronde keperawatan dilakukan saat
terdapat adanya pasien yang menerima asuhan keperawatan
dalam jangka waktu yang lama (over stay), pasien dengan
diagnosa medis yang kompleks dan jika terjadi penolakan
rujukan oleh pasien maupun anggota keluarga pasien. Ronde
keperawatan dihadiri oleh dokter, kepala ruangan, pasien beserta
keluarga, perawat yang bertugas pada saat dilakukannya ronde
keperawatan, ahli farmasi, ahli gizi, rehabilitasi medis dan
sebagainya. Ronde keperawatan dilaksanakan di nurse station
dan di depan bed pasien. Sebelum melaksanakan ronde
keperawatan, terlebih dahulu dilakukan kontrak waktu.
M. SURVEY / ANGKET / Hasil dari angket atau kuesioner sebagai berikut :
KUESIONER 1. Ruangan IRNA 1A mendukung adanya ronde
keperawatan.
2. Sebagian besar perawat di ruangan IRNA 1A mengerti
adanya ronde keperawatan.
3. Ronde keperawatan di ruangan IRNA 1A biasanya
dilakukan ketika menemukan kasus pada pasien yang
perlu dilakukannya ronde keperawatan. Ronde
keperawaan biasanya dilakukan 1 bulan sekali atau lebih.
4. Sebagian besar keluarga pasien mengerti tentang adanya
ronde keperawatan.
N. OBSERVASI Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa ronde
keperawatan dilaksanakan belum secara optimal karena tidak
terdapat tim ronde keperawatan yang telah dibentuk, ronde
keperawatan dilakukan 1 bulan sekali atau lebih.

2 TEORI Ronde keperawatan merupakan salah satu bentuk dari


pelaksanaan model asuhan keperawatan dengan metode
keperawatan primer, merupakan salah satu metode pemberian
pelayanan keperawatan yang harus ditingkatkan dan
dimantapkan. Ronde keperawatan merupakan suatu sarana bagi
perawat untuk membahas masalah keperawatan dengan
melibatkan pasien dan seluruh tim keperawatan, konsultan
keperawatan, serta divisi terkait (medis, gizi, rehabilitasi medis
dan sebagainya).

3 Analisa data
Q. KEKUATAN -
R. KELEMAHAN -

S. PELUANG 1. Adanya mahasiswa profesi ners yang praktek manajemen


keperawatan.
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa profesi ners
yang praktek dengan perawat ruangan.

T. ANCAMAN 1. Adanya tuntutan masyarakat tentang pelayanan yang


profesional.

4 IDENTIFIKASI MASALAH 1. Sebagian perawat kurang kurang memahami tentang ronde


keperawatan.

5 PENYEBAB Pemahaman dan pelaksanaan ronde keperawatan belum


diterapkan dengan baik.
c. Sentralisasi Obat
No PENGKAJIAN HASIL
1 PENGUMPULAN DATA
A. WAWANCARA Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat dan asisten
apoteker pada hari Rabu tanggal 20 Desember 2023 jam 12.00 di
ruangan irna 1 A didapatkan bahwa sentralisasi obat sudah
dijalankan secara optimal, sistem yang digunakan yaitu unit
dose dispending (udd), tetapi jika pada hari libur panjang 2-3
hari menggunakan sistem one day dose (odd).

B. SURVEY / ANGKET / Berdasrkan hasil pengisian angket dari beberapa


KUESIONER pertanyaan didapatkan
1. Perawat mengetahui tentang sentralisasi obat
2. Terdapat ruangan sentralisasi obat di IRNA 1A dan sudah
berjalan secara optimal
Kelengkapan sarana dan prasana mendukung sentralisasi obat,
dan setia obat dipisahkan berdasarkan kepemilikan pasien
C. OBSERVASI Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa sentralisasi obat
berjalan dengan optimal, terdapat ruangan sentralisasi obat,
terdapat buku penerimaan, pemberian dan buku returtn obat,
obat-obat pasien dipisahkan perloket sesuai kepemilikan dan
diberi etiket dan alamat pasien didalamnya , persiapan obat
dilakukan dengan caran pendelegasian dari farmasi ke perawat,
dan jika pasien pulang atau terapi obat dihentikan maka obat
yang masih tersisa diloket pasien direturn kembali ke apotik

2 TEORI Sentralisasi obat adalah pengolaan obat dimana seluruh obat


yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan
sepenuhnya oleh perawat, tujuan pengelolaan obat adalah
menggunakan obat secara bijaksanaan dan menghindari
pembororsan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien
dapat terpenuhi
3 Analisa data
A. KEKUATAN 1. Sentralisasi telah dilaksanakan secara optimal
2. Cara penyimpanan obat sesuai dengan kepemilikan pasien dan
diberi etiket dan alamat pada obat-obat pasien per loket
3. Penyiapan obat dilakukan dengan pendelegasian dari farmasi
ke perawat
B. KELEMAHAN -
C. PELUANG 1. Adanya mahasiswa profesi ners yang praktek manajemen
keperawatan
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa profesi ners
yang praktek dengan perawat ruangan

D. ANCAMAN -
4 IDENTIFIKASI MASALAH -

5 PENYEBAB -
d. Supervisi Keperawatan
No PENGKAJIAN HASIL
1 PENGUMPULAN DATA
O. WAWANCARA
Berdasarkan angket yang diberikan atau wawancara kepada
perawat pada tanggal 18/12/23 jam 11:30 di dapatkan bahwa
perawat sudah memahami tentang supervisi, supervisi dilakukan
di ruangan, dilakukan satu bulan sekali/ tidak tentu waktunya,
dilakukan oleh kepala ruang, jika ada sesuatu kepala ruangan
melapor ke Case Manager kemudian Case Manager koordinasi
dengan Pihak Manajemen, hasil supervisi disampaikan kepada
perawat pelaksana, selalu ada perhatian dan follow up dari
supervisor untuk setiap tindakan dan hasil, namun belum adanya
format baku terkait dengan supervisi, belum adanya standar
supervisi dari keperawatan dan instrumen untuk supervisi belum
lengkap tersedia, dan berdasarkan angket yang diberikan
didapatkan bahwa belum adanya format supervisi dan blm
adanya pelatihan tentang supervisi, perawat menginkan adanya
perubahan untuk setiap tindakan sesuai dengan hasil perbaikan
dari supervisi dan perawat belum pernah mendapatkan pelatihan
dari sosialisasi tentang supervisi.
P. SURVEY / ANGKET / Berdasarkan hasil pengisian angket dari beberapa pertanyaan
KUESIONER didapatkan:
1. Perawat sudah mengerti tentang supervisi
2. Supervisi sudah dilakukan diruangan
3. Supervisi dilakukan satu bulan sekali/ tidak tentu waktunya
4. Supervisi dilakukan oleh kepala ruangan
5. Alur supervisi yang di gunakan dilakukan oleh kepala ruang,
jika ada sesuatu kepala ruangan melapor ke Case Manager
kemudian Case Manager koordinasi dengan Pihak
Manajemen
6. Format baku supervisi belum ada
7. Untuk saat ini format supervisi yang sesuai dengan standar
keperawatn belum ada
8. Alat(instrumen ) untuk supervisi belum tersedia secara
lengkap
9. Hasil dari supervisi disampaikan kepada perawat pelaksan
10. Selalu ada fed back dari superfisor untuk setiap tindakan
11. Perawat merasa puas dengan hasil dari fed back
12. Terdapat adanya foll up untuk setiap hasil dari superfisi
13. Perawat menginginkan perubahan untuk setiap tindakan
sesuai dengan hasil perbaikan dari supervisi
Perawat pernah mendapatkan pelatihan dan sosialisasi tentang
supervise
Q. OBSERVASI Berdasarkan hasil observasi didapatkan belum adanya format
baku terkait dengan supervisi, belum adanya standar supervisi
dari keperawatan dan instrumen untuk supervisi belum lengkap
tersedia, dan berdasarkan angket yang diberikan didapatkan
bahwa belum adanya format supervisi dan blm adanya pelatihan
tentang supervisi.
2 TEORI Supervisi merupakan upaya pengarahan dengan cara
mendengarkan alasan dan keluhan tentang masalah dalam
pelaksanaan dan memberikan petunjuk serta saran-saran dalam
mengatasi masalah yang dihadapi pelaksana, sehingga
meningkatkan daya guna dan hasil guna serta kemampuan
palaksana dalam melaksanakan upaya kesehatan.

3 ANALISA DATA
U. KEKUATAN 1. kepala ruangan memimpin supervisi
2. perawat sudah memahami supervisi
3. adanya laporan supervisi perawat ke kepala ruangan
jika ada sesuatu kepala ruangan melapor ke Case
Manger kemudian Case Manager koordinasi dengan
Pihak Manajemen,

V. KELEMAHAN 1. pelaksanaan supervisi masih belum optimal


W. PELUANG 5. adanya mahasiswa profesi ners yang praktek manajemen
keperawatan
6. adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa profesi
ners yang praktek dengan perawat ruangan

X. ANCAMAN
-
4 IDENTIFIKASI MASALAH 1. Perawat kurang disiplin waktu supervisi .
2. Masalah keperawatan lebih fokus pada penatalaksanaan
medis.
3. Belum ada Format baku supervisi
4. Belum ada alat instrumen untuk supervisi tersedia secara
lengkap

5 PENYEBAB
1. Pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi belum ada.
e. Penerimaan pasien baru
No PENGKAJIAN HASIL
1 PENGUMPULAN DATA
R. WAWANCARA Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat pada hari Rabu
tanggal 20 Desember 2023 jam 11.52 di ruangan IRNA 1 A di
dapatkan bahwa pada saat penerimaan pasien baru kepala
ruangan memberitahu kepada perawat pelaksana bahwa akan ada
pasien baru, perawat menyiapkan hal-hal yang diperlukan dalam
penerimaan pasien baru, dintaranya lembar pasien masuk RS
lembar pengkajian, memelakukan atau mempersiapkan tempat
tidur, dan melakukan ttv (pendokumentasian sudah di RME)
S. SURVEY / ANGKET / 1. apa yang anda berikan saat penerimaan pasien baru ?
KUESIONER 2.apakah sudah ada pembagian tugas tentang penerimaan pasien
baru
3. apakah selesai penerimaan pasien baru anda melakukan
pendokumentasian
4. bagaimana tehnik yang digunakan saat pemberian penerimaan
pasien baru pada pasien?
a. lisan
b. tertulis
c. lisan dan tulis tangan
5. apakah sudah ada pemberian brosur /leaflet saat melakukan
penerimaan pasien baru
6. apakah ada SPO penerimaan pasien baru
7.apakah ada pedomaan saat penerimaan pasien baru
8. bagaimana alur penerimaan pasien baru

T. OBSERVASI Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa penerimaan


pasein baru sudah dilakukan dengan optimal dan cepat oleh
perawat di ruangan IRNA 1 A, perawat dan kepala ruangan
saling mengonfirmasi terkait adanya pasien baru dan melakukan
tindakan- tindakan sesuai yg di butuhkan oleh pasien.

2 TEORI Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima


kedatangan pasien baru pada suatu ruangan. Dalam penerimaan
pasien baru disampaikan beberapa hal mengenai oreantasi
ruangan, perawatan, medis, dan tata tertib ruangan. Pemenuhan
tingkat kepuasan pasien dapat dimulai dengan adanya upaya
perencanaan tentang kebutuhan asuhan keperawatan sejak masuk
sampai pulang.

3 ANALISA DATA
Y. KEKUATAN 1. kepala ruangan dan perawat pelaksana saling mengonfirmasi
terkait penerimaan pasien baru

Z. KELEMAHAN 1. pada saat penerimaan pasien baru tidak ada kelemahan apapun

AA. PELUANG 1. adanya mahasiswa ners yg sedang praktek yang membantu


2. adanya kerja sama antara kepala ruangan, perawat pelaksana
dan juga mahasis sehingga penerimaan pasien baru berjalan
dengan baik.

BB. ANCAMAN -
4 IDENTIFIKASI MASALAH -

5 PENYEBAB -
f. Discharge planning
No PENGKAJIAN HASIL
1 PENGUMPULAN DATA TIMBANG TERIMA
A. WAWANCARA Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan pada hari
Selasa tanggal 19 Desember 2023 jam 10.00 wita di ruang irna 1
A didapatkan bahwa angket discharge planning dilakukan saat
pasien datang dan pulang dan di sampaikan oleh perawat dan
petugas kesehatan lainnya.

B. SURVEY / ANGKET / -
KUESIONER
C. OBSERVASI Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa discharge
planning dilakukan pada saat pasien baru masuk sampai pasien
pulang dan diberikan secara lisan dan tertulis oleh perawat dan
petugas kesehatan lainnya.
2 TEORI Discharge planning merupakan suatu metode pembelajaran
dalam bentuk kelompok diskusi untuk berbagi pengalaman
klinik tentang kasus penyakit pasien, masalah perawatan pasien,
dan masalah-masalah dalam majemen pelayanan.
3 Analisa data
D. KEKUATAN -
E. KELEMAHAN 1. Pelaksanaan discharge planning dilaksanaakan pada saat
pasien baru masuk sampai pasien pulang.

F. PELUANG 1. Adanya mahasiswa profesi ners yang praktek manajemen


keperawatan
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa profesi ners
yang praktek dengan perawat ruangan.
G. ANCAMAN 1. Adanya tuntutan masyarakat tentang pelayanan yang
profesional

4 IDENTIFIKASI MASALAH Penerapan Discharge Planning masih belum optimal.


5 PENYEBAB Perawat tidak menggunakan leaflet/brosur saat melakukan
discharge planning dikarenakan leaflet/beosur terbatas

g.
h. Dokumentasi
No PENGKAJIAN HASIL
1 PENGUMPULAN DATA DOKUMENTASI KEPERAWATAN
D. WAWANCARA 3. Berdasarkan hasil wawancara pada 18 Desember 2023
dengan katim pada pukul 13.00 di ruang IRNA 1A
didapatkan bahwa model dokumentasi keperawatan
menggunakan SDKI, SLKI, SIKI dan terintegrasi di RME.
Semua perawat sudah mengerti cara pengisian format
dokumentasi dengan benar dan tepat. Model dokumentasi
menggunakan RME dapat mengurangi beban kerja dan tidak
menyita banyak waktu dalam proses pendokumentasian

E. SURVEY / ANGKET / Berdasarkan hasil pengisian angket dari beberapa pertanyaan


KUESIONER didapatkan:
5. Perawat sudah mengerti cara pengisian format dokumentasi
tersebut dengan benar dan tepat
6. Format yang digunakan bisa memudahkan perawatan dalam
melakukan pengkajian pada pasien
7. Perawat sudah melaksanakan pendokumentasian dengan
tepat waktu
8. Format pendokumentasian yang digunakan tidak menambah
beban kerja
9. Format dokumentasi yang digunakan tidak menyita banyak
waktu dalam melakukan pendokumentasian
F. OBSERVASI Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa format Rekam
Medik Elektronik yang digunakan bisa membantu atau
memudahkan dalam melakukan pengkajian pada pasien. Perawat
sudah melakukan pendokumentasian dengan tepat waktu (segera
setelah melakukan tindakan)

2 TEORI Dokumentasi keperawatan merupakan catatan tentang hasil


pengkajian yang dilaksanakan utuk mengumpulkan informasi
dari pasien, membuat data dasar tentang pasien, dan membuat
catatan tentang respon kesehatan pasien.

3 ANALISA DATA
H. KEKUATAN 3. Tersedianya sarana dan prasarana dokumentasi untuk tenaga
kesehatan (sarana administrasi penunjang)
4. Format asuhan keperawatan sudah ada
5. Dokumentasi keperawatan yang dilakukan meliputi
pengkajian menggunakan sistem Head To Toe serta diagnosis
keperawatan sampai dengan evaluasi dengan menggunakan
SOAP
6. Dokumentasi keperawatan sudah menggunakan Rekam
Medik Elektronik
I. KELEMAHAN Karena proses dokumentasi keperawatan lebih banyak
menggunakan RME, hal tersebut sangat tergantung pada
ketersediaan sumber tenaga listrik dan membutuhkan biaya yang
mahal untuk mengembangkan dan merawat system agar tetap
baik.

J. PELUANG 4. Peluang perawata untuk meningkatkan pendidikan


(pengembangan SDM)
5. Mahasiswa ners praktik manajemen untuk mengembangkan
sistem dokumentasi PIE
6. Kerja sama yang baik antara perawat dan mahasiswa
7. Sistem MPKP yang diterapkan mahasiswa ners

K. ANCAMAN 3. Adanya kesadaran pasien dan keluarga akan tanggung jawab


dan tanggung gugat
4. Akreditas Rumah Sakit tentang sistem dokumentasi

4 IDENTIFIKASI MASALAH 1. Karena pendokumentasian berbasis elektronik, kemungkinan


terjadinya resiko malware dan error
2. Sangat tergantung pada ketersediaan sumber tenaga listrik
dan membutuhkan biaya yang mahal untuk mengembangkan
dan merawat system agar tetap baik

5 PENYEBAB Sistem yang kurang baik dapat mengalami malfungsi, sehingga


memperlambat proses pelayanan kesehatan
M4 (Money)
Tabel tarif ruangan, tarif makan, dan fasilitas di ruangan IRNA 1A
KELAS TARIF RUANGAN FASILITAS
Kelas I Rp. 170.000/malam Satu kamar berisi 2 pasien, 2 bed, 2
(Kamar+Makan) tiang infus, 2 kulkas, 2 kursi plastik, 2
lemari, 1 televisi, 1 jam dinding, 1
kamar mandi untuk masing-masing
setiap ruangan dan 2 tempat sampah
untuk setiap ruangan.

Dari tabel diatas disimpulkan bahwa ruangan IRNA 1A menghabiskan tarif


170rb/malam ruangan tersebut tetap digunakan. Dengan memiliki fasilitas 2 bed, 2 tiang
infus, 2 kulkas, 2 kursi plastik, 2 lemari, 1 televisi, 1 jam dinding, 1 kamar mandi untuk
setiap ruangan dan 2 tempat sampah untuk setiap ruangan.
Tabel tarif tindakan di ruangan rawat inap kelas I (IRNA 1A)
NO TINDAKAN TARIF
1 EKG 38.500
2 Pungsi cairan pleura 104.500
3 Pungsi cairan abdomen 104.500
4 Paket perawatan ruangan rawat inap kelas I 100.000
5 GDS,GDP, dan GD 2 Jam PP 22.000
6 Debridement besar 105.000
7 Rawat luka khusus/luka bakar 66.000
8 Rawat luka kecil 38.500
9 Skin test 16.500
10 Skin traksi 38.500
11 Nebulizer 38.500
12 Tranfusi darah 16.500
13 Tranfusi trombosit 16.500
14 AFF WSD 66.000
15 AFF Kateter 27.500
16 AFF/pasang tampon 16.500
17 AFF/pasang NGT 27.500
18 Konsultasi/VCT dokter spesialis 30.000
19 Pasang 02 per-liter per-menit 90

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tarif pembayaran dihitung dengan tehnik
paket dikarenakan hampir semua tindakan atau pelayanan di ruang rawat inap IRNA 1A
menggunakan jenis biaya BPJS kesehatan karena di ruang IRNA 1A digunakan untuk
merawat pasien kelas 1. Tarif tindakan yang didapatkan berbeda-beda, tergantung jenis
tindakan yang dilakukan oleh petugas perawat/dokter dimana tarif tindakan yang paling
tinggi yaitu pada paket perawatan debridement besar (Rp. 105.000).

Alur pembayaran pasien


1. Pasien BPJS
Pasien disetujui oleh dokter untuk pulang, dan pasien mendapatkan jaminan dari
admin BPJS dan pulang

2. Pasien umum
Pasien datang ke RSUD Kota Mataram dengan sendiri atau surat rujukan dari PKM,
atau RS lain dan dirincikan oleh admin, lallu pasien mengkonfirmasi ke kasir atau
administrasi loket pembayaran, dan balik ke ruangan, kemudian pasien
dipulangkan.
Tabel tarif pemeriksaan laboratorium
N TARIF
TINDAKAN
O BPJS UMUM RUANGAN LAINNYA TOTAL
1 Bilirubin direk
2 Bilirubin
indirek
3 Albumin serum
4 GDS
5 GDP dan GD 2
jam PP
6 Darah lengkap
7 Laju endap
darah (LED)
8 PVT
9 Cairan asites
10 Pleura
11 Anti TBC
12 Asam urat
13 BTA
14 Kolestrol
15 Kreatinin
16 Feses lengkap
17 Urin lengkap
18 HDP
19 HBSAG
20 Tipoid
21 Malaria
22 UT
23 BT
24 Na, Ka, Cl

Tabel tarif pemeriksaan radiologi ruangan IRNA 1A


TARIF
NO TINDAKAN
BPJS UMUM RUANGAN LAINNYA TOTAL
1 BOF
2 BNO 3 posisi
3 Klavikula
4 CT Scan
abdomen
5 CT Scan
abdomen
kontras
6 CT Scan
kepala
7 CT Scan
kepala kontras
8 Geno
9 Humerus
10 USG 2D
11 USG 4D

Anda mungkin juga menyukai