Anda di halaman 1dari 6

NAMA : LUSSY DWI YULIANTI

KELAS : Q/R

NIM : 2261201596

MATA KULIAH : CORPORATE GOVERNANCE

1. apa yang dianggap sebagai praktik terbaik dalam penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good
corporate governance)?

jawab : Praktik terbaik dalam penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good Corporate Governance)
meliputi lima dasar, yaitu keterbukaan prinsip (transparansi), akuntabilitas (akuntabilitas),
pertanggungjawaban (responsibility), kemandirian (independency), dan kesetaraan dan kewajaran
(fairness). Penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik akan menciptakan perusahaan
yang transparan, terpercaya, dan memiliki manajemen bisnis yang dapat dipertanggungjawabka. Selain
itu, penerapan Pedoman Perilaku secara konsisten juga merupakan bagian terpenting dalam upaya
meningkatkan penerapan tata kelola perusahaan yang baik dan sehat. Penerapan tata kelola perusahaan
yang diyakini dengan baik mampu memperkuat posisi daya saing perusahaan secara berkesinambungan,
mengelola sumber daya dan risiko secara lebih efisien dan efektif, meningkatkan nilai perusahaan, dan
kepercayaan investor.

2. bagaimana perusahaan dapat memastikan transparansi yang optimal dalam pelaksanaan good
corporate governance?

jawab : Perusahaan dapat memastikan transparansi yang optimal dalam pelaksanaan Good Corporate
Governance (GCG) dengan menerapkan beberapa langkah berikut:

• Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu: Perusahaan harus memungkinkan pemegang
saham dan stakeholders lainnya mengakses informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan secara
akurat dan tepat waktu. Informasi ini harus dilacakan dengan transparansi dan tidak mengurangi
kewajiban perusahaan untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan.

• Melaksanakan proses pengambilan keputusan secara transparan: Proses pengambilan keputusan


perusahaan harus dilaksanakan dengan transparansi, yang mencakup keterbukaan dalam proses
pengambilan keputusan dan penyampaian informasi kepada pemegang saham dan stakeholders lainnya.
• Menerapkan Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan, dan prinsip-prinsip GCG: Perusahaan
harus mematuhi Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang berlaku, Peraturan Perusahaan,
dan prinsip-prinsip GCG dalam melaksanakan transparansi.

• Mengungkapkan informasi secara baik dan sukarela: Informasi yang diberikan oleh perusahaan harus
baik dan sukarela, serta menjadi nilai tambah bagi perusahaan, tidak mengurangi kewajiban perusahaan
untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan kepada pemegang saham dan stakeholders secara akurat dan
tepat waktu, serta mudah diakses sesuai dengan batasan yang ditetapka perusahaan.

• Melaksanakan komunikasi terkait transparansi: Perusahaan harus menyediakan sistem komunikasi


yang efektif untuk menyampaikan informasi kepada pemegang saham dan stakeholders lainnya, seperti
rapat umum, berita, dan sistem informasi secara digital. Dengan menerapkan langkah-langkah di atas,
perusahaan dapat memastikan transparansi yang optimal dalam pelaksanaan Good Corporate
Governance.

3. apa saja elemen-elemen kunci yang harus ada dalam struktur dewan direksi untuk mencapai praktik
terbaik dalam tata kelola perusahaan?

jawab : Elemen-elemen kunci yang harus ada dalam struktur dewan direksi untuk mencapai praktik
terbaik dalam tata kelola perusahaan meliputi:

• Dewan Komisaris: Dewan Komisaris berperan penting dalam menetapkan strategi perusahaan,
memastikan transparansi, dan memastikan bahwa perusahaan mematuhi standar Corporate Governance
(GCG).

• Direksi: Direksi yang efektif dan profesional memainkan peran kunci dalam mengambil keputusan
strategis, mengelola operasi perusahaan, dan memastikan penerapan GCG.

• Komite-Komite: Dewan membentuk komite-komite, seperti Komite Audit, untuk membantu


pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik. Komite-komite ini harus terdiri dari direktor yang memiliki
kompetensi dan keahlian yang sesuai dengan tugasnya.

• Satuan Kerja Perusahaan: Satuan Kerja Perusahaan (SKP) merupakan bagian penting dari struktur
dewan direksi, yang mencakup sebagian besar kegiatan operasional perusahaan. SKP harus bekerja sama
erat dengan direksi dan komite-komite untuk mencapai tujuan perusahaan.

• Visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan: Pedoman GCG perusahaan harus mencakup hal-hal seperti visi,
misi, dan nilai-nilai perusahaan, yang menjadi dasar dalam mengarahkan perusahaan ke berkesan.

• Kedudukan dan fungsi rapat umum: Rapat umum merupakan salah satu jenis komunikasi yang penting
dalam struktur dewan direksi, yang harus menjadi tempat tertentu untuk berbagai kegiatan, seperti
berbagi informasi, diskusi, dan pengambilan keputusan.

Dengan memastikan adanya elemen-elemen kunci di atas dalam struktur dewan direksi, perusahaan
dapat mencapai praktik terbaik dalam tata kelola perusahaan dan meningkatkan daya saing.

4. bagaimana perusahaan memitigasi konflik kepentingan di dalam organisasi sebagai bagian dari
praktik tata kelola perusahaan yang baik?

jawab : Perusahaan dapat memitigasi konflik kepentingan di dalam organisasi sebagai bagian dari praktik
tata kelola perusahaan yang baik dengan mengikuti langkah-langkah berikut:

• Mewujudkan sistem dengan mekanisme yang transparan dan akuntabil: Tata kelola perusahaan yang
baik melibatkan penerapan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independen,
kewajaran, dan kesetaraan. Dengan memastikan sistem yang transparan dan akuntabil, perusahaan
dapat membuat konflik kepentingan di dalam organisasi lebih sulit terjadi.

• Meningkatkan komunikasi dan transparansi: Perusahaan harus meningkatkan komunikasi dan


transparansi antara pemegang saham, direksi, dan komite untuk mencegah konflik kepentingan. Hal ini
mencakup penyampaian informasi yang akurat dan tepat waktu, serta sistem komunikasi yang efektif.
• Melaksanakan konflik kepentingan dengan mekanisme yang tepat: Beberapa mekanisme yang dapat
digunakan untuk mengurangi konflik kepentingan di dalam organisasi meliputi penyesuaian penggajian,
bonus, dan sistem pengawaran saham. Selain itu, perusahaan dapat menerapkan sistem pengendalian
internal dan manajemen risiko untuk mengidentifikasi dan mengurangi konflik kepentingan.
•Mengembangkan keterampilan dan kompetensi pemimpin: Perusahaan harus membantu pemimpin
dalam mengembangkan keterampilan dan kompetensi yang diperlukan untuk mengelola konflik
kepentingan dan menghargai perbedaan tujuan anggota organisasi. Hal ini mencakup pelatihan,
coaching, dan program pengembangan sumber daya manusia.

• Melaksanakan konflik kepentingan melalui pengambilan keputusan yang bersyarat: Perusahaan harus
memastikan bahwa pengambilan keputusan di dalam organisasi melibatkan proses yang transparan,
akuntabil, dan berwawasan pemegang saham dan stakeholders lainnya.Hal ini akan membantu
mencegah konflik kepentingan dan memastikan keputusan yang diambil memiliki kepentingan bersama.

Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, perusahaan dapat memitigasi konflik kepentingan di dalam
organisasi sebagai bagian dari praktik tata kelola perusahaan yang baik.

5. apa peran dan tanggung jawab komite audit dalam mendukung praktek good corporate governance
di sebuah perusahaan?

jawab: Komite Audit memiliki beberapa peran dan tanggung jawab penting dalam mendukung praktik
Good Corporate Governance (GCG) di sebuah perusahaan. Berikut adalah beberapa peran dan tanggung
jawab komite audit dalam mendukung praktik GCG:

• Meningkatkan transparansi: Komite Audit bertanggung jawab untuk menjaga transparansi dalam
proses auditing, yang mencakup penerbitan laporan auditor yang akurat dan tepat waktu. Hal ini
membantu memastikan bahwa perusahaan mematuhi prinsip keterbukaan (transparency) dalam GCG.
• Mengurangi risiko keberlanjutan: Komite Audit memastikan bahwa sistem kontrol intern dan auditing
efektif dilaksanakan untuk mengurangi risiko keberlanjutan perusahaan. Hal ini membantu memastikan
penerapan prinsip pertanggungjawaban (responsibility) dan kewajaran (fairness) dalam GCG.

• Mempertahankan akuntabilitas: Komite Audit bertanggung jawab untuk menjaga kelangsungan fungsi,
pelaksanaan, dan pertanggungjawaban organisasi dalam menjaga akuntabilitas (accountability) dalam
GCG.

• Mendukung pengambilan keputusan bersyarat: Komite Audit membantu menggarantikan bahwa


proses pengambilan keputusan di dalam perusahaan melibatkan transparansi dan akuntabilitas, yang
mencakup penerbitan laporan auditor yang akurat dan tepat waktu. Hal ini membantu memastikan
penerapan prinsip keterbukaan (transparency) dan kewajaran (fairness) dalam GCG.

• Mengembangkan keterampilan kompetensi pemimpin: Komite Audit membantu mengembangkan


keterampilan dan kompetensi pemimpin dalam mengelola konflik kepentingan dan menghargai
perbedaan tujuan anggota organisasi.

Dengan menjaga peran-peran dan tanggung jawab di atas, komite audit memainkan peran penting
dalam mendukung praktik GCG di sebuah perusahaan.
6. bagaimana perusahaan dapat meningkatkan keterlibatan pemegang saham sebagai bagian dari
praktik terbaik dalam tata kelola perusahaan?

jawab : Untuk meningkatkan keterlibatan pemegang saham sebagai bagian dari praktik terbaik dalam
tata kelola perusahaan, perusahaan dapat melakukan beberapa langkah. Beberapa langkah tersebut
antara lain adalah meningkatkan transparansi, memperkuat mekanisme tata kelola perusahaan, serta
memastikan adanya komunikasi yang efektif antara perusahaan dan pemegang saham. Langkah-langkah
ini penting untuk memastikan bahwa kepentingan pemegang saham terlindungi dan perusahaan dapat
mencapai kinerja yang berkelanjutan.

7. apa langkah-langkah konkret yang perusahaan dapat ambil untuk memastikan akuntabilitas yang
kuat dalam praktik good corporate governance?

jawab : Langkah-langkah konkret yang dapat diambil oleh perusahaan untuk memastikan akuntabilitas
yang kuat dalam praktik tata kelola perusahaan adalah sebagai berikut:

• Meningkatkan Transparansi: Perusahaan dapat menyediakan sarana komunikasi yang efektif dan
responsif dalam memperoleh informasi mengenai perusahaan, sehingga seluruh pemangku kepentingan
mampu memahami kinerja dan tindakan perusahaan.

• Memperkuat Mekanisme Akuntabilitas: Perusahaan perlu mengoptimalkan kinerja dan peran setiap
individu perusahaan sehingga seluruh aksi dan kegiatan perusahaan dapat dipertanggungjawabkan.

• Memastikan Kemandirian: Penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa para pemegang saham,
dewan komisaris, dan direksi sepenuhnya terlepas dari berbagai pengaruh/tekanan pihak lain yang dapat
merugikan, mengganggu, dan mengurangi obyektivitas pengambilan keputusan atau menurunkan
efektivitas pengelolaan kinerja perusahaan.

• Menjalankan Prinsip Tanggung Jawab: Perusahaan perlu menjalankan prinsip tanggung jawab sebagai
konsekuensi dari wewenang yang dimiliki oleh setiap individu dalam perusahaan.
• Memastikan Kewajaran: Perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainnya juga merupakan bagian penting dari praktik tata kelola perusahaan yang baik.
Dengan mengambil langkah-langkah ini, perusahaan dapat memastikan akuntabilitas yang kuat dalam
praktik tata kelola perusahaan mereka.

8. bagaimana perusahaan dapat mempromosikan etika bisnis yang tinggi dalam lingkungan kerja
sebagai bagian dari praktik terbaik good corporate governance?

jawab : Untuk mempromosikan etika bisnis yang tinggi dalam lingkungan kerja sebagai bagian dari
praktik terbaik tata kelola perusahaan, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah berikut:

• Meningkatkan Transparansi: Perusahaan perlu meningkatkan kualitas pengungkapan informasi kinerja


perusahaan yang akurat dan tepat waktu, sehingga para pemangku kepentingan dapat melihat dan
memahami proses dan landasan yang digunakan dalam pengambilan keputusan atau pengelolaan
perusahaan.
• Memperkuat Akuntabilitas: Perusahaan harus memastikan bahwa Dewan Komisaris atau Direksi
bertanggung jawab atas keputusan dan hasil yang dicapai sesuai dengan wewenang yang dilimpahkan
dalam mengelola perusahaan.

• Menegakkan Tanggung Jawab: Etika bisnis yang tinggi juga melibatkan penerapan prinsip tanggung
jawab sebagai konsekuensi dari wewenang yang dimiliki oleh setiap individu dalam perusahaan.

• Menjamin Kemandirian: Penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa para pemegang saham,
Dewan Komisaris, dan Direksi terlepas dari berbagai pengaruh atau tekanan pihak lain yang dapat
merugikan, mengganggu, atau mengurangi obyektivitas pengambilan keputusan atau efektivitas
pengelolaan kinerja perusahaan.

Dengan mengambil langkah-langkah ini, perusahaan dapat memastikan promosi etika bisnis yang tinggi
dalam lingkungan kerja sebagai bagian dari praktik terbaik tata kelola perusahaan.

9. apa dampak positif yang dapat diharapkan oleh perusahaan yang secara konsisten menerapkan
praktik good corporate governance?

jawab : Beberapa dampak positif yang dapat diharapkan oleh perusahaan yang secara konsisten
menerapkan praktik Good Corporate Governance (GCG) meliputi:

• Peningkatan nilai perusahaan: Penerapan GCG secara konsisten dapat memperkuat daya saing
perusahaan dan meningkatkan nilai perusahaan, yang pada gilirannya dapat memotivasi investor untuk
meningkatkan investasi terhadap perusahaan.

• Transparansi dan akuntabilitas: Perusahaan yang menerapkan GCG secara konsisten akan memastikan
transparansi dan akuntabilitas dalam keputusan dan kegiatan bisnis, yang dapat membantu menghidari
kemungkinan penyalahgunaan wewenang mutlak.

• Kemandirian dan keadilan: Penerapan GCG secara konsisten juga dapat memastikan kemandirian dan
keadilan dalam proses pengambilan keputusan dan distribusi nilai perusahaan, sehingga memperkuat
persaingan bisnis.

• Pengurangan risiko: Perusahaan yang menerapkan prinsip ESG (Environmental, Social, dan
Governance) secara konsisten dapat mengurangi risiko dan meningkatkan kinerja keuangan.

• Meningkatkan keterampilan dan motivasi karyawan: Penerapan prinsip ESG yang kuat dapat
membantu perusahaan meningkatkan keterampilan dan motivasi karyawan, sehingga mendorong lebih
baik dalam menjalankan bisnis.

• Mendapatkan penghargaan dan apresiasi: Perusahaan yang menerapkan GCG secara konsisten dapat
mendapatkan penghargaan dan apresiasi dari investor, konsumen, dan pihak-pihak lainnya, yang dapat
membantu memperkuat posisinya di pasar.

Secara keseluruhan, perusahaan yang secara konsisten menerapkan praktik GCG dapat menciptakan
dampak positif yang signifikan pada nilai perusahaan, kinerja keuangan, dan posisinya di pasar.

10. bagaimana perusahaan dapat mengukur dan mengevaluasi efektivitas praktik good corporate
governance yang telah diterapkan?
jawab : Untuk mengukur dan mengevaluasi efektivitas praktik Good Corporate Governance (GCG) yang
telah diterapkan, perusahaan dapat melakukan beberapa langkah, termasuk:

• Self-Assessment: Perusahaan dapat melakukan penilaian diri (self-assessment) terhadap penerapan


GCG dengan menggunakan kerangka kerja yang telah ditetapkan, seperti Kerangka Kerja GCG yang
dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia.

• Audit Internal dan Eksternal: Melakukan audit internal secara berkala untuk memastikan bahwa praktik
GCG telah diterapkan secara efektif. Selain itu, perusahaan juga dapat melibatkan pihak eksternal untuk
melakukan audit independen terhadap praktik GCG yang telah dilakukan.

• Mengukur Kinerja Perusahaan: Perusahaan dapat menggunakan kinerja perusahaan sebagai salah satu
indikator efektivitas penerapan GCG. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara
efektivitas GCG dan kinerja perusahaan.

• Mengukur Tingkat Kepatuhan: Perusahaan dapat mengukur tingkat kepatuhan terhadap prinsip-prinsip
GCG yang telah ditetapkan, seperti transparansi, akuntabilitas, kemandirian, dan keadilan.

• Mengukur Tingkat Kepuasan Pemangku Kepentingan: Perusahaan dapat melakukan survei atau
wawancara untuk mengukur tingkat kepuasan pemangku kepentingan, seperti investor, karyawan, dan
konsumen, terhadap penerapan GCG di perusahaan.

Dengan melakukan langkah-langkah di atas, perusahaan dapat mengukur dan mengevaluasi efektivitas
praktik GCG yang telah diterapkan, sehingga dapat terus meningkatkan dan memperbaiki praktik GCG di
masa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai