Anda di halaman 1dari 3

TUGAS

Nama : Martha Mriyana Putri M


Npm : 6020220073
Matkul : Baitul Mal Wa Tanwil
Dosen pengampu : Lukman Hakim, SE., MM

1. Akad Wadiah
 Akad Wadiah Dhamanah
Akad Wadiah yad dhamanah adalah Akad penitipan barang di mana pihak penerima
titipan dengan atau tanpa izin pemilik barang dapat memanfaatkan barang titipan dan
harus bertanggung jawab terhadap kehilangan atau kerusakan barang.
Adapun fatwa yang terkait akad wadiah yad dhamanah yaitu fatwa DSN MUI Nomor
02/DSN-MUI/IV/2000
 Akad Wadiah Al Amanah
Akad wadiah amanah, merupakan bentuk kesepakatan atas penitipan murni. di mana
pihak yang menerima titipan tidak boleh memanfaatkan barang titipan tersebut.
Adapun fatwa yang terkait tentang Akad Wadiah Al Amanah yaitu fatwa DSN MUI
Nomor 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang tabungan.
 Akad Mudharabah
adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak, dimana pihak pertama (shahibul maal)
menyediakan seluruh/100 persen modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.
Adapun fatwa terkkait yaitu fatwa DSN No. 07/DSNMUI/IV/2000 tentang Pembiayaan
Mudhârabah
 Akad Musyarakah
Akad musyarakah atau syirkah dapat dimaknai sebagai akad kerjasama antara dua
pihak atau lebih untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dalam bisnis maka tujuannya
adalah untuk memperoleh profit dari usaha yang dikelola bersama.
Adapun fatwa terkait yaitu DSN No. 08/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan
Musyarakah.
 Akad Muza’raah
Akad muzara'ah adalah akad untuk bercocok tanm dengan sebagian yang keluar dari
bumi. menyerahkan tanahnya untuk ditanami dan yang bekerja diberi bibit. sebagian
buah untuk pemilik kebun sedangkan yang lainya untuk pekerja.
Adapun fatwa yang terkait yaitu. Fatwa DSN No. 85/DSN-MUI/XII/2012 tentang akad
muzāra‘ah
 Akad Al-Musaqot
kerjasama dalam perawatan tanaman dengan imbalan bagian dari hasil yang diperoleh
dari tanaman tersebut. dengan tanaman dalam muamalah ini adalah tanaman tua, atau
tanaman keras yang berbuah untuk mengharapkan buahnya.
Fatwa yang terkiat yaitu Fatwa DSN-91-DSNMUI-IV-2014-2014
2. Jual beli/pengambilan keuntungan
 Akad Bai Al Murabahah
Akad bai al murabahah adalah akad jual beli murabahah yang dilakukan atas barang
yang sudah dimiliki penjual pada saat barang tersebut ditawarkan kepada calon
pembeli.
Adapun Fatwanya yaitu MUI No.40/DSN-MUI/IV/2000
 Akad Bai At Takjiri
Akad Bai Takjiri atau sewa beli adalah suatu akad sewa yang diakhiri dengan
penjualan. Dalam akad ini pembayaran sewa telah diperhitungkan sedemikian rupa
sehingga sebagian daripadanya merupakan pembelian terhadap barang secara
berangsur.
Adapun fatwa yang terkait yaitu Akad Jual-beli (al-bai') adalah sebagaimana dalam
fatwa DSN-MUI Nomor: 04/DSN-MUI/IV 12000
 Akad Bai As Salam
Bai as-Salam adalah pembelian barang yang diserahkan kemudian hari, sedangkan
pembayaran dilakukan di muka.
Fatwa yang terkiat yaitu Fatwa DSN NO: 05/DSNMUI/IV/2000
Tentang JUAL BELI SALAM
 Akad Bai Al Istinha
Akad bai' Al-Istishna' adalah akad pembiayaan untuk pemesanan pembuatan barang
tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan
(pembeli, mustashni) dan penjual (pembuat, shani) dengan harga yang disepakati
bersama oleh kedua belah pihak.
Fatwa yang terkait yaitu fatwa DSN No.06/DSNMUI/IV/2000 tentang akad bai al
istinha.

3. Sewa
 Akad Ijarah
Akad ijarah adalah kegiatan sewa-menyewa antara dua pihak dengan biaya yang telah
ditetapkan.
Fatwa terkait akad ijarah ini ialah Fatwa DSN No.09/DSN-MUI/IV/2000
 Akad Mutanaqisoh
Akad Mutanaqisoh adalah bentuk kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
kepemilikan suatu barang atau asset. Dimana kerjasama ini akan mengurangi hak
kepemilikan salah satu pihak sementara pihak yang lain bertambah hak
kepemilikannya.
Fatwa terkait yaitu fatwa DSN-MUI No. 73/DSN- MUI/XI/2008. Fatwa DSN-MUI
mendefinisikan akad musyārakah mutanāqisah sebagai musyarakah atau Syirkah yang
kepemilikan asset (barang) atau modal salah satu pihak (syarik) berkurang disebabkan
pembelian secara bertahap oleh pihak lainnya.

4. Fee
 Akad Al Kafalah
Akad Al kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada
pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung.
Fatwa yang terkait tentang akad ini adalah Fatwa DSN-57-DSNMUI-V-2007-2007
 Akad Al Hiwalah
Akad Al Hiwalah pengalihan atau pemindahan utang piutang dari pihak kreditur kepada
pihak penanggung pelunasan utang.
Fatawa yang terkkait tentang akad ini yaitu Fatwa DSN-58-DSNMUI-V-2007-2007.
 Akad Ju’alah
Akad Ju’alah adalah janji atau komitmen (iltizam) untuk memberikan imbalan
(reward/iwadh//jul) tertentu atas pencapaian hasil (natijah) yang ditentukan dari suatu
pekerjaan.
Fatwa yang tekait tentang akad ini Fatwa DSN Nomor 62/DSN-MUI/XII/2007 Tahun
2007.
 Akad Wakalah
Akad wakalah adalah suatu perjanjian berupa kesepakatan adanya pelimpahan
kekuasaan atau mandat dari pihak pertama kepada pihak kedua. Seseorang tidak akan
pernah bisa mengerjakan semua hal secara sendiri.
Fatwa terkait tentang akad ini yaitu fatwa DSN MUI Nomor 10/DSN-MUI/IV/2000
tentang Wakalah.
 Akad ar rahn
Akad Rahn. Rahn yang dimaksud adalah menahan harta milik si peminjam sebagai
jaminan atas pinjaman yang diterimanya, pihak yang menahan memperoleh jaminan
untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya.
fatwa DSN No. 92 Tahun 2014 tentang Pembiayaan Yang Disertai Rahn
5. Administrasi
 Akad Qardh al-hasan
Akad Qardh al-hasan adalah suatu sistem yangberkaitan dengan segala bentuk
pinjaman tanpa imbalan yang berasaskan pada hukum ai-qardh al hasan. Dalam
literatur fikih klasik, konsep qardh al hasan dikategorikan dalam aqad tathawwi atau
akad tolong menolong dan bukan transaksi komersial.
Fatwa terkait tentang akad ini yaitu Fatwa DSN Nomor 31/DSN-MUI/VI/2002 Tahun
2002

Anda mungkin juga menyukai