Laporan Pti 2 (Modul 1)
Laporan Pti 2 (Modul 1)
BILL OF MATERIAL
Disusun Oleh:
1. ARIVAL NOVARIOS 2010017311003
2. YOLA AZZAHRA 2010017311021
Kelompok: VI/SHIFT II
0
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Tujuan Praktikum
Pada praktikum bill of material ini, praktikan diharapkan mampu dan bisa
mencapai tujuan pada proses praktikum ini:
1. Memahami dan menganalisis fungsi Bill of Material berdasarkan jadwal induk
produksi.
2. Menentukan jenis dan kuantitas release item yang dibutuhkan untuk merakit
suatu produk.
3. Mampu membuat level dari setiap komponen struktur produk.
2
BAB III PENGUMPULAN DATA
Pada bab ketiga ini membahas mengenai pengumpulan data mengenai
jenis bill of material yang sesuai dengan produk yang akan dibuat.
BAB IV PENGOLAHAN DATA
Pada bab keempat ini membahas tentang data yang sudah dikumpulkan
dan selanjutnya akan dilakukan pengolahan data.
BAB V PEMBAHASAN
Pada bab kelima ini berisi tentang pembahasan mengenai apa saja yang
kita lakukan pada saat praktikum bill of material.
BAB VI PENUTUP
Pada bab keenam ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan
praktikum bill of material.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
menentukan bahan yang akan dibeli atau diproduksi. Perencanaan persediaan
menggunakan BOM berhubungan erat dengan jadwal induk produksi untuk
menentukan jenis dan kuantitas bahan yang dibeli atau diproduksi.
Produk yang dihasilkan oleh suatu sistem manufaktur terdiri dari beberapa
jenis. Perencanaan untuk setiap jenis produk satu per satu tidak efisien dan sulit
menggambarkan interaksi antar produk mengingat produk tersebut dibuat pada
fasilitas produksi yang sama. Oleh sebab itu perlu dibuat agregasi dari produk
tersebut dalam bentuk product family dengan cara meng-agregasi-kan item-item
menjadi product family terlebih dahulu. Hirarki produk dikelompokkan menjadi 3
(tiga) tingkatan, yaitu:
1. Item
Produk akhir yang akan dikirim dan dipergunakan oleh konsumen yang akan
mempresentasikan tingkat spesifikasi tertinggi dari produk.
2. Family
Kelompok dari beberapa item yang membutuhkan biaya set-up manufacturing
yang sama.
3.Type
Kelompok family dan kuantitas produknya ditentukan dengan rencana produksi
agregat dan memiliki biaya produksi per satuan relatif sama.
Bill of Material (BOM) Sebagai dasar penghitungan harga jual produk. Kita
bisa mengetahui harga jual produk bisa memberikan keuntungan atau kerugian dari
biaya penyusun sebuah produk yang terdiri dari bahan baku ditambah biaya lainnya.
Bill of Material (BOM) sebagai dasar perencanaan kebutuhan bahan baku. Anda
bisa tahu komponen A harus dipesan dua kali lipat daripada komponen B dari Bill
of Material yang disebutkan bahwa produk tersusun dari 2A + B.
BOM mampu menghindari dari kehabisan bahan baku. Contohnya, pada
saat proses produksi ternyata komponen B memiliki banyak produk atau barang
reject sehingga stok pada komponen B yang berada digudang terpakai lebih banyak
dari biasanya, untuk menggantikan komponen yang direject. Ketika Anda memiliki
bill of material yang tersambung dengan perangkat lunak ERP, maka Anda bisa
mengatur reminder ketika stok sebuah komponen mencapai pada level tertentu.
5
Bill of Material mampu menyatukan fungsi didalam perusahaan. Jika
perusahaan memiliki BOM, maka akan jauh lebih mudah untuk
mengkomunikasikan produk antar departemen, seperti departemen produksi, riset
dan pengembangan, control mutu, pembelian.
6
Manufacturing overhead terbagi menjadi 3 yaitu sebagai berikut :
1. Indirect Material
Indirect material ini merupakan material yang sulit ditelusuri sebagai bagian dari
barang jadi. Sebagai contoh adalah lem yang digunakan untuk pembuatan
produk furniture. Juga termasuk dalam indirect material adalah barang yang
terlalu kecil untuk diperhitungan sebagai bahan penyusun sebagai contoh adalah
mur kecil dalam pembuatan alat berat.
2. Indirect Labor
Indirect labor ini adalah biaya tenaga kerja yang sulit ditelusuri sebagai bagian
biaya sebuah produk. Sebagai contoh adalah biaya tenaga kerja yang mengawasi
pekerja-pekerja yang menjalankan proses produksi.
3. Other Manufacturing Cost
Other manufacturing cost yang merupakan manufacturing overhead ini
merupakan biaya-biaya yang lain antara lain beban depresiasi, penggunaan
listrik, pajak bumi dan bangunan pabrik, biaya asuransi dan biaya pemeliharaan
pabrik seperti jasa kebersihan, keamanan dan lain sebagainya. Yang juga
termasuk dalam other manufacturing cost ini adalah biaya overtime premium
dan biaya idle time. Kita akan membicarakan biaya overtime premium dan biaya
idle time pada artikel berikutnya.
7
Di sisi lain, phantom bills adalah daftar komponen yang terdiri dari sub-
perakitan. Komponen dan bill ini sifatnya sementara dan bisa berubah sewaktu-
waktu sesuai dengan keadaan yang terjadi selama proses produksi. Phantom bills
biasanya digunakan untuk mengelola produksi dari komponen-komponen yang
memiliki banyak sub-perakitan dan membutuhkan penyesuaian yang cepat selama
proses produksi.
8
4. Sebagai Acuan Perbaikan Produk
BOM berisi catatan material dan komponen suatu produksi. Misalnya, terjadi
kerusakan atau kekurangan komponen terhadap suatu produk, kamu bisa melihat
catatan komponen yang dibutuhkan dalam Bill of Material-nya.
9
2. Indented Bill of Material (BOM)
Menampilkan level item tertinggi mendekati margin kiri dan komponen
yang digunakan pada item ini lebih menjorok ke margin sebelah kanan.
3. Modular Bill of Material (BOM)
Modular bill of material adalah tipe dari BOM dan elemen kritis dalam
menentukan stuktur produk dari produk akhir. Modular BOM menentukan
komponen material, dokumen, bagian-bagian dan gambar-gambar rekayasa yang
dibutuhkan untuk melengkapi sebuah sub-assembly. Selama modular BOM
sebagian besar berhubungan dengan produk fisik, konsep tersebut akan dapat
digunakan dalam berbagai macam industri.
Modular BOM digunakan oleh sistem informasi modern untuk melayani
berbagai macam tujuan seperti menentukan komponen-komponen yang
dibutuhkan untuk memproduksi sebuah sub-assembly, dan menyediakan informasi
biaya untuk setiap komponen dan update informasi untuk keseluruhan sub-
assembly.
10
Struktur produk :
a. Puncak adalah produk akhir.
b. Bagian tengah adalah assemblies.
c. Bagian bawah adalah komponen dan bahan baku.
11
juga bisa adalah sebuah produk jadi. Sebagai gambaran sekilas, ban mobil juga
bisa dijual terpisah sebagai produk jadi yang juga siap guna. Maka, jika dipakai
sebagai komponen pmbentuk langsung dalam pembuatan mobil atau kendaraan
maka akan digolongkan sebagai item dengan level 1.
3. Level 2: Sebuah komponen pembentuk langsung dari produk dengan level 1.
Sebagaimana level 1, komponen pada level ini juga bisa dipakai sebagai
komponen pembentuk langsung pada level 0 atau produk jadi.
4. Level 3: Selanjutnya, level ini bisa didefinisikan dengan maksud yang kurang
lebih sama.
12
istilah lain, bill untuk perencanaan ini disebut juga pseudo bill atau angka
peralatan.
3. Phantom Bill of Material
Terakhir adalah phantom bill of material. Jenis ini biasanya digunakan untuk
komponen atau sub-sub perakitan yang bersifat sementara waktu. Bill ini akan
bergerak langsung di proses perakitan, sehingga dalam praktiknya dia akan
diberi kode-kode khusus.
13
3. Bagian Nama
Nama bagian juga merupakan pengidentifikasi unik untuk setiap bagian atau
rakitan. Seperti nomor bagian, ini membantu pengguna untuk mengidentifikasi
bagian dengan cepat.
4. Fase
Fase menunjukkan tahap siklus hidup untuk setiap bagian. Contohnya termasuk
"dalam produksi" atau "dalam desain."
5. Keterangan
Juga unik untuk setiap bagian atau komponen, deskripsi memberikan lebih
banyak detail daripada nama atau nomor bagian. Deskripsi berguna saat diperlukan
untuk membedakan bagian-bagian yang tampak serupa. Misalnya, "sekrup" dapat
mencakup sekrup mesin berukuran 1/2 dan 5/8 inci.
6. Kuantitas
Kuantitas menunjukkan berapa banyak dari setiap bagian yang akan digunakan
dalam perakitan atau sub-perakitan. Contohnya adalah dua ring piston per silinder
piston.
7. Satuan Ukuran
Ini menunjukkan dalam satuan ukuran apa suatu bagian akan diperoleh dan
digunakan. Menentukan ukuran membantu memastikan jumlah yang tepat
dipesan. Untuk bagian yang lengkap, seperti gasket, ukuran satuan kemungkinan
besar adalah “masing-masing”.
Untuk beberapa bagian atau komponen, lebih masuk akal untuk menggunakan
satuan ukuran. Misalnya, kabel dan kayu umumnya dibeli dengan berjalan
kaki. Suku cadang kecil dan murah yang sulit dihitung, seperti paku atau sekrup,
dapat dibeli berdasarkan berat atau kotak.
8. Jenis Pengadaan
Ini menunjukkan bagaimana bagian atau komponen diperoleh. Pilihan biasanya
termasuk membeli suku cadang, memproduksinya secara internal, atau
membuatnya diproduksi oleh subkontraktor.
14
9. Penunjuk Referensi
Penunjuk referensi berperan saat produk berisi rakitan papan sirkuit
tercetak. Penunjuk referensi mengidentifikasi lokasi setiap bagian dalam rakitan
papan sirkuit.
10. Catatan BOM
Bagian catatan menawarkan kesempatan untuk memasukkan informasi lain yang
berguna bagi siapa pun yang merujuk ke BOM. Ini mungkin terdiri dari daftar
pemasok alternatif atau spesifikasi yang harus dipenuhi oleh suatu bahan, seperti
perekat.
BOM memengaruhi inventaris, karena perolehan bahan baku dan keseluruhan proses
perakitan suku cadang bergantung pada BOM. BOM yang salah dapat menyebabkan
banyak revisi, hilangnya pendapatan bagi semua individu yang terlibat dalam proses
tersebut. Ketika nilai bagian atau jumlah dimasukkan secara keliru, hal itu dapat
memengaruhi produktivitas kelompok atau orang yang bertanggung jawab atas item
tersebut.
BOM terdiri dari berbagai bentuk dan dapat digunakan untuk berbagai
keperluan. BOM dibuat sebagai bagian dari proses desain dan digunakan oleh
manufacturing untuk menentukan item yang harus dibeli atau diproduksi.
Perencanaan pengendalian produksi dan persediaan menggunakan BOM yang di-
hubungkan dengan master production schedule, untuk menentukan item yang dibeli
atau diproduksi.
15
BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Processing Elemen
Unit Start Finish
Time
1 2 3 4
1 13:30:05 13:30:20 15 4 3 3 5
2 13:30:40 13:30:46 6 2 2 1 1
3 13:30:51 13:31:09 18 5 4 4 5
4 13:31:19 13:31:39 20 5 6 4 5
5 13:31:48 13:32:12 24 6 7 5 6
6 13:32:22 13:32:47 25 6 5 7 7
7 13:32:55 13:33:29 24 6 5 6 7
Sumber: Pengolahan Data Lab. PTI 2, 2023.
Processing Time
30
25
20
15
10 Processing Time
5
0
1 2 3 4 5 6 7
Stasiun I
16
3.1.2. Processing Time Stasiun Kerja II
Elemen pekerjaan:
a. Pemasangan tiang bawah 1.
b. Pemasangan tiang bawah 2.
c. Pemasangan tiang bawah 3.
d. Pemasangan tiang bawah 4.
e. Pemasangan rak ke-2.
Processing Elemen
Unit Start Finish
Time
1 2 3 4 5
1 13:30:30 13:30:57 27 6 5 6 4 6
2 13:30:54 13:31:20 14 3 2 3 3 3
3 13:31:24 13:32:04 40 8 7 8 9 8
4 13:31:52 13:32:12 20 4 5 4 3 4
5 13:32:19 13:32:39 20 4 4 4 4 4
6 13:32:50 13:33:16 26 6 5 5 5 5
7 13:33:39 13:34:19 40 9 8 8 7 8
Sumber: Pengolahan Data Lab. PTI 2, 2023.
Processing Time
60
50
40
30
20 Processing Time
10
0
1 2 3 4 5 6 7
Stasiun II
17
Tabel 3.3. Processing Time Stasiun Kerja III
Processing Elemen
Unit Start Finish
Time
1 2 3 4 5
1 13:31:30 13:31:53 23 5 4 5 5 4
2 13:31:38 13:32:38 60 12 12 12 12 12
3 13:32:36 13:33:06 30 6 5 6 6 7
4 13:32:40 13:33:11 31 7 6 6 6 6
5 13:33:12 13:33:41 29 6 5 6 5 7
6 13:33:42 13:34:04 22 4 5 4 4 5
7 13:34:15 13:34:23 38 8 7 7 8 8
Sumber: Pengolahan Data Lab. PTI 2, 2023.
Processing Time
80
60
40
20 Processing Time
0
1 2 3 4 5 6 7
Stasiun III
Processing Elemen
Unit Start Finish
Time
1 2 3 4
1 13:32:06 13:32:23 17 5 4 5 3
2 13:33:47 13:34:00 13 3 4 3 3
3 13:34:09 13:34:31 22 6 5 5 6
4 13:34:28 13:34:45 17 5 4 5 3
5 13:35:00 13:35:10 10 2 3 2 3
6 13:35:05 13:35:45 50 13 12 12 14
7 13:36:10 13:36:54 44 12 13 11 8
Sumber: Pengolahan Data Lab. PTI 2, 2023.
18
Processing Time
60
50
40
30
20 Processing Time
10
0
1 2 3 4 5 6 7
Stasiun IV
Processing Elemen
Unit Start Finish
Time
1 2 3 4 5
1 13:32:28 13:32:44 16 4 3 4 3 6
2 13:33:19 13:33:27 8 2 1 2 2 1
3 13:33:32 13:33:49 17 4 3 4 3 3
4 13:34:04 13:34:19 15 3 3 3 3 3
5 13:34:15 13:34:32 17 4 3 3 4 3
6 13:34:49 13:35:10 21 5 4 4 4 4
7 13:35:31 13:36:06 35 7 6 5 7 10
Sumber: Pengolahan Data Lab. PTI 2, 2023.
Processing Time
40
30
20
10
0
Processing Time
1 2 3 4 5 6 7
Stasiun V
19
3.2. Perhitungan Waiting Time
3.2.1. Perhitungan Waiting Time Stasiun Kerja I
Elemen Pekerjaan:
a. Pasang penyangga bawah 1 pada tatakan rak bawah.
b. Pasang penyangga bawah 2 pada tatakan rak bawah.
c. Pasang penyangga bawah 3 pada tatakan rak bawah.
d. Pasang penyangga bawah 4 pada tatakan rak bawah.
1 13:30:00 13:30:05 5
2 13:30:37 13:30:40 3
3 13:30:45 13:30:51 6
4 13:31:15 13:31:19 4
5 13:31:45 13:31:48 3
6 13:32:20 13:32:22 2
7 13:32:50 13:32:55 5
Sumber: Pengolahan Data Lab. PTI 2, 2023.
Waiting Time
8
6
4
2 Waiting Time
0
1 2 3 4 5 6 7
Stasiun I
20
Tabel 3.7. Waiting Time Stasiun Kerja II
1 13:30:20 13:30:30 10
2 13:30:45 13:30:54 9
3 13:31:20 13:31:24 4
4 13:31:40 13:31:52 12
5 13:32:10 13:32:19 9
6 13:32:45 13:32:50 5
7 13:33:35 13:33:39 4
Sumber: Pengolahan Data Lab. PTI 2, 2023.
Waiting Time
20
10
0 Waiting Time
1 2 3 4 5 6 7
Stasiun II
1 13:31:25 13:31:30 5
2 13:31:35 13:31:38 3
3 13:32:32 13:32:36 4
4 13:32:37 13:32:40 3
5 13:33:10 13:33:12 2
6 13:33:38 13:33:42 4
7 13:34:10 13:34:15 5
Sumber: Pengolahan Data Lab. PTI 2, 2023.
21
Waiting Time
6
2
Waiting Time
0
1 2 3 4 5 6 7
Stasiun III
1 13:32:02 13:32:06 4
2 13:33:45 13:33:47 2
3 13:34:05 13:34:09 4
4 13:34:25 13:34:28 3
5 13:34:57 13:35:00 3
6 13:35:03 13:35:05 2
7 13:36:05 13:36:10 5
Sumber: Pengolahan Data Lab. PTI 2, 2023.
Waiting Time
6
5
4
3
2
Waiting Time
1
0
1 2 3 4 5 6 7
Stasiun IV
22
3.2.5. Perhitungan Waiting Time Stasiun Kerja V
a. Periksa kelengkapan rak.
b. Periksa kestabilan rak.
c. Pengujian beban pada rak.
d. Packing rak kedalam kotak.
e. Catat jumlah produk defect (rak tidak berfungsi).
1 13:32:35 13:32:28 3
2 13:33:17 13:33:19 2
3 13:33:30 13:33:32 2
4 13:34:00 13:34:04 4
5 13:34:10 13:34:15 2
6 13:34:46 13:34:49 3
7 13:35:28 13:35:31 3
Sumber: Pengolahan Data Lab. PTI 2, 2023.
Waiting Time
5
4
3
2
Waiting Time
1
0
1 2 3 4 5 6 7
Stasiun V
23
3.3. Perhitungan Transport Time
3.3.1. Transport Time dari Stasiun Kerja I ke Stasiun Kerja II
1 13:30:52 13:30:57 5
2 13:31:17 13:31:20 3
3 13:32:10 13:32:14 4
4 13:32:09 13:32:12 3
5 13:32:37 13:32:39 2
6 13:33:13 13:33:16 3
7 13:34:15 13:34:19 4
Sumber: Pengolahan Data Lab. PTI 2, 2023.
Transport Time
6
5
4
3
2
Transport Time
1
0
1 2 3 4 5 6 7
Stasiun I Ke Stasiun II
1 13:31:40 13:31:53 12
2 13:32:35 13:32:38 3
3 13:33:02 13:33:06 4
4 13:33:09 13:33:11 2
5 13:33:37 13:33:41 4
6 13:33:58 13:34:04 6
7 13:34:14 13:34:23 9
Sumber: Pengolahan Data Lab. PTI 2, 2023.
24
Transport Time
15
10
5 Transport Time
0
1 2 3 4 5 6 7
Stasiun II Ke Stasiun III
1 13:32:20 13:32:23 3
2 13:33:56 13:34:00 4
3 13:34:28 13:34:31 3
4 13:34:40 13:34:45 5
5 13:35:08 13:35:10 2
6 13:35:38 13:35:45 7
7 13:36:50 13:36:54 4
Sumber: Pengolahan Data Lab. PTI 2, 2023.
Transport Time
8
7
6
5
4
3
Transport Time
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7
Stasiun III Ke Stasiun IV
25
3.3.4. Transport Time dari Stasiun Kerja IV ke Stasiun Kerja V
1 13:32:40 13:32:44 4
2 13:33:20 13:33:27 7
3 13:33:44 13:33:49 5
4 13:34:12 13:34:19 7
5 13:34:30 13:34:32 2
6 13:35:05 13:35:10 5
7 13:36:00 13:36:06 6
Sumber: Pengolahan Data Lab. PTI 2, 2023.
Transport Time
8
2 Transport Time
0
1 2 3 4 5 6 7
Stasiun IV Ke Stasiun V
1 13:30:00 13:30:20 - -
2 13:30:37 13:30:46 - -
3 13:30:45 13:31:09 - -
4 13:31:15 13:31:39 - -
5 13:31:45 13:32:12 - -
6 13:32:20 13:32:47 - -
7 13:32:50 13:33:29 - -
Sumber: Pengolahan Data Lab. PTI 2, 2023.
26
Antrian SK I
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
13:30:20 13:30:46 13:31:09 13:31:39 13:32:12 13:32:47 13:33:29
13:30:00 13:30:37 13:30:45 13:31:15 13:31:45 13:32:20 13:32:50
1 13:30:20 13:30:57 0 0
2 13:30:45 13:31:20 1 1
3 13:31:20 13:32:14 1 2
4 13:31:40 13:32:12 0 2
5 13:32:10 13:32:39 0 2
6 13:32:45 13:33:16 0 2
7 13:33:35 13:34:19 0 2
Sumber: Pengolahan Data Lab. PTI 2, 2023.
Antrian SK II
2.5
1.5
0.5
0
13:30:57 13:31:20 13:32:14 13:32:12 13:32:39 13:33:16 13:34:19
13:30:20 13:30:45 13:31:20 13:31:40 13:32:10 13:32:45 13:33:35
Gambar 3.16. Grafik Antrian SK II
27
3.4.3. Antrian Stasiun Kerja III
1 13:31:25 13:31:53 0 0
2 13:31:35 13:32:38 1 1
3 13:32:32 13:33:06 0 1
4 13:32:37 13:33:11 1 2
5 13:33:10 13:33:41 0 2
6 13:33:38 13:34:04 1 3
7 13:34:10 13:34:23 0 3
Sumber: Pengolahan Data Lab. PTI 2, 2023.
Antrian SK III
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
13:31:53 13:32:38 13:33:06 13:33:11 13:33:41 13:34:04 13:34:23
13:31:25 13:31:35 13:32:32 13:32:37 13:33:10 13:33:38 13:34:10
1 13:32:02 13:32:23 0 0
2 13:33:45 13:34:00 0 0
3 13:34:05 13:34:31 1 1
4 13:34:25 13:34:45 1 2
5 13:34:57 13:35:10 0 2
6 13:35:03 13:35:45 0 2
7 13:36:05 13:36:54 0 2
Sumber: Pengolahan Data Lab. PTI 2, 2023.
28
Antrian SK IV
2.5
1.5
0.5
0
13:32:23 13:34:00 13:34:31 13:34:45 13:35:10 13:35:45 13:36:54
13:32:02 13:33:45 13:34:05 13:34:25 13:34:57 13:35:03 13:36:05
Gambar 3.18. Grafik Antrian SK IV
1 13:32:35 13:32:44 0 0
2 13:33:17 13:33:27 0 0
3 13:33:30 13:33:49 0 0
4 13:34:00 13:34:19 0 0
5 13:34:10 13:34:32 0 0
6 13:34:46 13:35:10 0 0
7 13:35:28 13:36:06 0 0
Sumber: Pengolahan Data Lab. PTI 2, 2023.
Antrian SK V
1.2
0.8
0.6
0.4
0.2
0
13:32:44 13:33:27 13:33:49 13:34:19 13:34:32 13:35:10 13:36:06
13:32:35 13:33:17 13:33:30 13:34:00 13:34:10 13:34:46 13:35:28
Gambar 3.19. Grafik Antrian SK V
29
3.5. Perhitungan Penyesuaian
3.5.1. Penyesuaian Stasiun Kerja I
30
3.5.3. Penyesuaian Stasiun Kerja III
31
3.5.5. Penyesuaian Stasiun Kerja V
32
3.7. Perhitungan Waktu Baku
3.7.1. Perhitungan Waktu Baku Stasiun Kerja I
3.7.1.1. Waktu Baku Elemen I
x= ( Xi − X ) 2 = 1,46385
n −1
BKA = X + 2 x = 7,784843
BKB = X - 2 x = 1,929443
N'= s = 97,97959
xi
Rata-Rata Waktu Siklus = X = 4,857143
Waktu Normal (Wn) = X xP = 5,002857
Waktu Baku (Wb) = Wn (1+L) = 5,878357
33
a. Uji Keseragaman Data
−
x= ( Xi − X ) 2
= 1,718249
n −1
BKA = X + 2 x = 8,007927
BKB = X - 2 x = 1,13493
N'= s = 97,97959
i x
Rata-Rata Waktu Siklus = X = 4,571429
Waktu Normal (Wn) = X xP = 4,708751
Waktu Baku (Wb) = Wn (1+L) = 5,532571
x= ( Xi − X ) 2
= 1,976047
n −1
BKA = X + 2 x = 8,237808
BKB = X - 2 x = 0,33362
34
Waktu Baku Elemen 3 SK I
10
8
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7
N'= s = 97,97959
i x
Rata-Rata Waktu Siklus = X = 4,285714
Waktu Normal (Wn) = X xP = 4,414286
Waktu Baku (Wb) = Wn (1+L) = 5,186786
x= ( Xi − X ) 2 = 2,035401
n −1
BKA = X + 2 x = 9,213659
BKB = X - 2 x = 1,072055
0
1 2 3 4 5 6 7
35
b. Uji Kecukupan Data
2
k n xi − ( xi ) 2
2
N'= s = 97,97959
i x
Rata-Rata Waktu Siklus = X = 5,142857
Waktu Normal (Wn) = X xP = 5,297143
Waktu Baku (Wb) = Wn (1+L) = 6,224143
x= ( Xi − X ) 2
= 2,21467
n −1
BKA = X + 2 x = 10,14363
BKB = X - 2 x = 1,284946
10
0
1 2 3 4 5 6 7
N'= s = 97,979
xi
Rata-Rata Waktu Siklus = X = 5,714286
Waktu Normal (Wn) = X xP = 5,942857
36
Waktu Baku (Wb) = Wn (1+L) = 6,982857
x= ( Xi − X ) 2 = 1,9518
n −1
BKA = X + 2 x 9,0466457
BKB = X - 2 x = 1,239257
N'= s = 97,979
i x
Rata-Rata Waktu Siklus = X = 5,142857
Waktu Normal (Wn) = X xP = 5,348571
Waktu Baku (Wb) = Wn (1+L) = 6,284571
37
a. Uji Keseragaman Data
−
x= ( Xi − X ) 2
= 1,98806
n −1
BKA = X + 2 x = 9,404691
BKB = X - 2 x = 1,452452
N'= s = 97,97959
xi
Rata-Rata Waktu Siklus = X = 5,428571
Waktu Normal (Wn) = X xP = 5,645714
Waktu Baku (Wb) = Wn (1+L) = 6,636714
x= ( Xi − X ) 2
= 2,236068
n −1
BKA = X + 2 x = 9,472136
BKB = X - 2 x = 0,527864
38
Waktu Baku Elemen 4 SK II
10
8
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7
N'= s = 97,97959
i x
Rata-Rata Waktu Siklus = X =5
Waktu Normal (Wn) = X xP = 5,2
Waktu Baku (Wb) = Wn (1+L) = 6,11
x= ( Xi − X ) 2 = 1,98806
n −1
BKA = X + 2 x = 9,404691
BKB = X - 2 x = 1,452452s
0
1 2 3 4 5 6 7
39
b. Uji Kecukupan Data
2
k n xi − ( xi ) 2
2
N'= s = 97,97959
i x
Rata-Rata Waktu Siklus = X = 5,428571
Waktu Normal (Wn) = X xP = 5,645714
Waktu Baku (Wb) = Wn (1+L) = 6,633714
x= ( Xi − X ) 2
= 2,609506
n −1
BKA = X + 2 x = 12,07616
BKB = X - 2 x = 1,63813
10
0
1 2 3 4 5 6 7
N'= s = 97,97959
xi
Rata-Rata Waktu Siklus = X = 6,857143
Waktu Normal (Wn) = X xP = 7,131429
40
Waktu Baku (Wb) = Wn (1+L) = 8,379429
x= ( Xi − X ) 2 = 2,609506
n −1
BKA = X + 2 x = 12,07616
BKB = X - 2 x = 1,63813
10
0
1 2 3 4 5 6 7
N'= s = 97,97959
i x
Rata-Rata Waktu Siklus = X = 6,857143
Waktu Normal (Wn) = X xP = 7,131429
Waktu Baku (Wb) = Wn (1+L) = 8,379429
41
a. Uji Keseragaman Data
−
x= ( Xi − X ) 2
= 2,572751
n −1
BKA = X + 2 x = 11,71693
BKB = X - 2 x = 1,425927
10
0
1 2 3 4 5 6 7
N'= s = 97,97959
i x
Rata-Rata Waktu Siklus = X = 6,571429
Waktu Normal (Wn) = X xP = 6,834286
Waktu Baku (Wb) = Wn (1+L) = 8,030286
x= ( Xi − X ) 2
= 2,699206
n −1
BKA = X + 2 x = 11,96984
BKB = X - 2 x = 1,173016
42
Waktu Baku Elemen 4 SK III
15
10
0
1 2 3 4 5 6 7
N'= s = 97,97959
xi
Rata-Rata Waktu Siklus = X = 6,571429
Waktu Normal (Wn) = X xP = 6,834286
Waktu Baku (Wb) = Wn (1+L) = 8,030286
x= ( Xi − X ) 2 = 2,581989
n −1
BKA = X + 2 x = 12,16398
BKB = X - 2 x = 1,836022
43
b. Uji Kecukupan Data
2
k n xi − ( xi ) 2
2
N'= s = 97,97959
i x
Rata-Rata Waktu Siklus = X =7
Waktu Normal (Wn) = X xP = 7,28
Waktu Baku (Wb) = Wn (1+L) = 8,554
x= ( Xi − X ) 2
= 4,27618
n −1
BKA = X + 2 x = 15,12379
BKB = X - 2 x = -1,980931
N'= s = 97,97959
i x
Rata-Rata Waktu Siklus = X = 6,571429
Waktu Normal (Wn) = X xP = 6,9
44
Waktu Baku (Wb) = Wn (1+L) = 8,1075
x= ( Xi − X ) 2 = 4,197505
n −1
BKA = X + 2 x = 14,82358
BKB = X - 2 x = -1,966438
N'= s = 97,97959
i x
45
a. Uji Keseragaman Data
−
x=
( Xi − X ) 2 = 3,848314
n −1
BKA = X + 2 x = 13,83949
BKB = X - 2 x = -1,553772
10
0
1 2 3 4 5 6 7
-5
N'= s = 97,97959
i x
x=
( Xi − X ) 2
= 4,151879
n −1
BKA = X + 2 x = 14,01804
BKB = X - 2 x = -2,589471
46
Waktu Baku Elemen 4 SK IV
15
10
0
1 2 3 4 5 6 7
-5
N'= s = 97,97959
i x
x=
( Xi − X ) 2
= 1,573592
n −1
BKA = X + 2 x = 7,29004
BKB = X - 2 x = 0,995674
0
1 2 3 4 5 6 7
47
b. Uji Kecukupan Data
2
k n xi − ( xi ) 2
2
N '= s = 97,97959
i x
x=
( Xi − X ) 2 = 1,496026
n −1
BKA = X + 2 x = 6,277767
BKB = X - 2 x = 0,293661
N '= s = 97,97959
i x
48
3.7.5.3. Waktu Baku Elemen III
x=
( Xi − X ) 2 = 0,9759
n −1
BKA = X + 2 x = 5,523229
BKB = X - 2 x = 1,619628
0
1 2 3 4 5 6 7
N '= s = 97,97959
xi
x=
( Xi − X ) 2 = 1,603567
n −1
49
BKA = X + 2 x = 6,921421
BKB = X - 2 x = 0,507151
N '= s = 97,97959
i x
x=
( Xi − X ) 2 = 2,9277
n −1
BKA = X + 2 x = 10,14111
BKB = X - 2 x = -1,569686
50
Waktu Baku Elemen 5 SK V
15
10
5
0
-5 1 2 3 4 5 6 7
N '= s = 97,97959
i x
51
3.9. Perhitungan Kapasitas Produksi
Tabel 3.50. Kapasitas Produksi
Stasiun Kerja WB Kapasitas Produksi
I 22,9 157,2
II 32,7 110
III 41,3 87,1
IV 30,7 117,2
V 23,8 151,2
Sumber: Pengolahan Data Lab. PTI 2, 2023.
ᵗi maks ≤ CT ≤ P/Q
CT = 41,3
157,2 ≤ 41,3 ≤ 360
52
3.13. Melakukan Penyeimbangan Lintasan Produksi
3.13.1. Metoda LCR
a. Menentukan ranking operasi
Tabel 3.52. Perhitungan Bobot Operasi
Ranking Operasi Xbar
1 10 6,86
2 11 6,86
3 12 6,58
4 13 6,58
5 15 6,58
6 16 6,42
7 17 6,14
8 5 5,71
9 18 5,71
10 7 5,42
11 9 5,42
12 4 5,14
13 6 5,14
14 1 4,86
15 2 4,58
16 3 4,29
17 23 4,29
18 19 4,14
19 22 3,71
20 21 3,58
21 20 3,29
22 14 7
23 8 5
Sumber: Pengolahan Data Lab. PTI 2, 2023.
53
Tabel 3.53. Pengelompokkan Operasi Kedalam Stasiun Kerja (Lanjutan)
2 4,58 4,58
3 4,29 8,87
IV 56%
23 4,29 13,16
19 4,14 17,3
22 3,71 3,71
21 3,58 7,29
V 20 3,29 10,58 95%
14 7 17,58
8 5 22,58
Sumber: Pengolahan Data Lab. PTI 2, 2023.
c. Aliran produk
Aliran produk lama
54
3.13.2. Metode RPW
1. Menentukan bobot operasi
Tabel 3.54. Tabel Perhitungan Bobot Operasi
Operasi Bobot Operasi yang mengikuti
1 93,73 1,5,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23
2 92,88 2,6,910,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23
3 92,87 3,7,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23
4 93,3 4,8,9,10,11,12,1314,15,16,17,18,19,20,21,22,23
5 8887 5,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23
6 88,3 6,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23
7 88.58 7,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23
8 88,16 8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23
9 83,16 9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23
10 57,72 10,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23
11 57,72 11,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23
12 57,44 12,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23
13 57,44 13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23
14 50,86 14,15,16,17,18,19,20,21,22,23
15 25,59 15,19,20,21,22,23
16 25,43 16,19,20,21,22,23
17 25,15 17,19,20,21,22,23
18 24,72 18,19,20,21,22,23
19 19,01 19,20,21,22,23
20 14,87 20,21,22,23
21 11,58 21,22,23
22 8 22,23
23 4,29 23
Sumber: Pengolahan Data Lab. PTI 2, 2023.
55
Tabel 3.55. Tabel Meranking Region Operasi (Lanjutan)
Ranking Operasi Wb Operasi yang mengikuti
20 1 0,175 1,5,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23
21 2 0,175 2,6,910,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23
22 3 0,175 3,7,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23
23 4 0,175 4,8,9,10,11,12,1314,15,16,17,18,19,20,21,22,23
Sumber: Pengolahan Data Lab. PTI 2, 2023.
1. Aliran Produk
Aliran produk lama
56
Aliran produk baru
3.13.3. Metoda RA
a. Pembagian kedalam region
Tabel 3.57. Pembagian Kedalam Region
Region Operasi yang Mengikuti
1 1,2,3,4
2 5,6,7,8
3 9
4 10,11,12,13
5 14
6 15,16,17,18
7 19
8 20
9 21
10 22
11 23
Sumber: Pengolahan Data Lab. PTI 2, 2023.
57
c. Pengelompokkan kedalam stasiun kerja
Tabel 3.59. Pengelompokkan Operasi Kedalam Stasiun Kerja
Stasiun Kerja Operasi WB Kum. WB Efisiensi
10 6,86 6,86
11 6,86 13,72
I 65%
12 6,58 20,3
13 6,58 26,88
15 6,58 6,58
16 6,42 13
II 17 6,14 19,14 74%
18 5,71 24,85
5 5,71 30,56
6 5,14 5,14
7 5,42 10,56
III 8 5 15.56 61%
1 4,86 20,42
2 4,58 25
3 4,29 4,29
4 5,14 9,43
IV 53%
14 7 16,43
9 5,42 21,85
23 4,29 4,29
19 4,14 8,43
V 22 3,71 12,14 46%
21 3,58 15,72
20 3,29 19,01
Sumber: Pengolahan Data Lab. PTI 2, 2023.
d. Aliran produk
Aliran produk lama
58
Aliran produk baru
59
3.14.1. Keseimbangan Lintasan Aktual
1. Efisiensi stasiun Kerja I sampai dengan V
a. Stasiun kerja I
Ti
= x 100%
Ws
22,9
= x 100%
41,3
= 55%
b. Stasiun kerja II
Ti
= x 100%
Ws
32,7
= x 100%
41,3
= 79%
d. Stasiun kerja IV
Ti
= x 100%
Ws
41,3
= x 100%
41,3
= 100%
e. Stasiun kerja V
Ti
= x 100%
Ws
23,8
= x 100%
41,3
= 58%
60
2. Line efisiensi
∑Ti
LE = x 100%
(n)(Ws)
127,6
= x 100%
(5)(41,3)
= 62%
3. Smoothes Index
= √(22,9 - 41,3)2 + (32,7 - 41,3)2 + (30,7 - 41,3)2 + (41,3 - 41,3)2 + (23,8 - 41,3)2
= 39,6
b. Stasiun kerja II
Ti
= x 100%
Ws
= 74%
d. Stasiun kerja IV
Ti
= x 100%
Ws
= 56%
61
e. Stasiun kerja IV
Ti
= x 100%
Ws
= 95%
2. Line efisiensi
∑Ti
LE = x 100%
(n)(Ws)
127,6
= x 100%
(5)(41,3)
= 62%
3. Smoothes Index
= 40,2
B. Metode RPW
1. Efisiensi stasiun kerja I sampai dengan V
a. Stasiun kerja I
Ti
= x 100%
Ws
= 20%
b. Stasiun kerja II
Ti
= x 100%
Ws
= 27%
d. Stasiun kerja IV
Ti
= x 100%
Ws
= 6%
62
e. Stasiun kerja IV
Ti
= x 100%
Ws
= 2%
2. Line efisiensi
∑Ti
LE = x 100%
(n)(Ws)
127,6
= x 100%
(5)(41,3)
= 62%
3. Smoothes Index
= 44,5
B. Metode RA
1. Efisiensi stasiun kerja I sampai dengan V
a. Stasiun kerja I
Ti
= x 100%
Ws
= 65%
b. Stasiun kerja II
Ti
= x 100%
Ws
= 74%
d. Stasiun kerja IV
Ti
= x 100%
Ws
= 53%
63
e. Stasiun kerja IV
Ti
= x 100%
Ws
= 46%
2. Line efisiensi
∑Ti
LE = x 100%
(n)(Ws)
127,6
= x 100%
(5)(41,3)
= 62%
3. Smoothes Index
= 45,7
64
BAB IV
PEMBAHASAN
65
unit 6 terdapat waktu tunggu 2 detik dan terakhir unit 7 terdapat waktu tunggu 5
detik.
66
4.3. Pembahasan Transport Time
4.3.1. Transport Time dari Stasiun I ke Stasiun II
Transport time dari stasiun kerja I ke stasiun kerja II yang paling lama
adalah pada unit yang ke 1 yaitu selama 5 detik dan transport time yang paling
cepat adalah pada unit yang ke 5 yaitu selama 2 detik.
67
4.6. Pembahasan Mengenai Kelonggaran
Kelonggaran diberikan dengan adanya sejumlah keadaan diluar kerja yaitu
selama pekerjaan berlangsung. Seperti tenaga yang dikeluarkan, sikap kerja,
gerakan kerja, kelelahan mata, keadaan temperatur, keadaan atmosfir, keadaan
lingkungan kerja dan kelonggaran untuk kebutuhan pribadi. Kelonggarn berguna
untuk mendapatkan waktu baku tiap elemen kerja. Kelonggaran tiap stasiun
diasumsikan sama yaitu sebesar 17,5%.
68
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Bill of Material (BOM) merupakan struktur produk akhir yang berisi item,
bahan, komponen yang diperlukan untuk merakit atau membuat suatu produk akhir.
Dengan kata lain Bill of Material juga berisi langkah-langkah untuk menyelesaikan
produk akhir. Bill Of Material (BOM) juga bagian dari proses desain untuk
menentukan bahan yang akan dibeli atau diproduksi. Perencanaan persediaan
menggunakan BOM berhubungan erat dengan jadwal induk produksi untuk
menentukan jenis dan kuantitas bahan yang dibeli atau diproduksi.
Planning bills dibuat dengan tujuan untuk memudahkan penugasan induk
buatan kepada BOM, sehingga prosesnya bisa tertata dan terencana dengan baik.
Di sisi lain, phantom bills merupakan bill of material untuk komponen yang terdiri
dari sub perakitan. Komponen dan bill ini sifatnya sementara, dan bisa berubah
sewaktu-waktu menyesuaikan dengan keadaan yang terjadi selama produksi.
Ketiga jenis BOM ini dibuat berdasarkan keperluan, untuk menjalankan
fungsinya masing-masing. Tentu, ketika pembuatannya dilakukan secara benar,
maka banyak manfaat bisa didapatkan perusahaan dalam proses produksi ini.
Planning bills adalah daftar komponen yang dibuat untuk memudahkan
penugasan kepada Bill of Material (BOM). Tujuan utama dari planning bills adalah
untuk membantu perusahaan dalam mengelola dan mengatur produksi secara
terencana dan teratur.
Overhead manufaktur atau biasa dikenal dengan biaya overhead pabrik
(BOP) mencakup biaya tidak langsung yang terkait dengan pembuatan produk.
Biaya tidak langsung dapat berupa item apa pun yang tidak terkait langsung dengan
biaya material atau tenaga kerja, seperti item yang terkait dengan keselamatan,
inspeksi, pemeliharaan, atau utilitas.
Semua bisnis yang menggunakan proses manufaktur mengandung sejumlah
overhead tertentu yang mereka perhitungkan sesuai anggaran mereka, yang pada
akhirnya menurunkan margin keuntungan mereka.
69
5.2. Saran
Berdasarkan laporan praktikum yang telah penulis buat maka penulis
menyarankan sebaiknya mengolah data dengan baik dan benar sesuai dengan urutan
serta langkahnya agar dapat mempermudah ketika melakukan perhitungan.
70
DAFTAR PUSTAKA
Unas Saifoel, 2014. Penjadwalan produksi dengan metode MPS guna
mengoptimalkan produksi. Skripsi Jurusan Teknik Industri. Fakultas
Teknik, Universitas Brawijaya.
Ridwan Moch, 2014. Penjadwalan produksi dengan metode CDS guna
mengoptimalkan produksi. Skripsi Jurusan Teknik Industri. Fakultas
Teknik, Universitas Bima Nusantara
Mangngenre saiful, 2014. Penjadwalan produksi dengan pada PT.XYZ. Jurnal
BKSTI Universitas Hasanudin Makasar
71