Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS PENGARUH KEGIATAN MENCOCOK GAMBAR

TERHADAP MOTORIK HALUS SISWA

Euis Susanti, euismaizya@gmail.com, 857295031

Abstrak
Artikel PTK ini bertujuan untuk menganailisis apakah kegiatan mencocok
gambar berpengaruh terhadap motorik halus siswa pada kelas B PAUD DAHLIA
Desa Cipayung Kec. Megamendung Tahun pelajaran 2022/2023. kegiatan ini
dilaksanakan pada Semester 1 Tahun p e l a j a ran 2022/2023 dengan s i s w a
s e b a n y a k 1 0 o r a n g Siswa kelas B. Kegiatan mencocok gambar apabila
dilakukan dengan tahapan-tahapan yang benar dan media yang bervariasi akan
menarik minat Siswa. Hasil penelitian pada kelas B Paud Dahlia Kecamatan
Megamendung Kabupaten Bogor dengan rangkaian kegiatan berupa Pra Siklus
pada tanggal 05 Oktober 2022, Siklus I pada tanggal 18 Oktober 2022, dan Siklus II
pada tanggal 01 Nopember 2022, penulis dapat menyimpulkan secara umum
adanya perbaikan motorik halus yang bervariasi pada tiap Siswa pada kegiatan
mencocok setelah mengikuti tindakan perbaikan pembelajaran. Dari hasil
pengamatan penulis pada kegiatan Pra Siklus di peroleh hasil penilaian dari 10
orang Siswa, 80% Siswa masih pada tahap belum berkembang dan 20% Siswa
berada pada tahap mulai berkembang. Kemudian pada kegiatan Siklus I mulai ada
perbaikan kemampuan Siswa dalam mencocok walaupun belum signifikan, dari 10
orang Siswa, ada perubahan kemampuan dari 20% Siswa belum berkembang
menjadi 0%, dari 80% Siswa mulai berkembang berkurang menjadi 60%.
Selanjutnya pada Siklus II terjadi perubahan yang signifikan. Pada tahap ini Siswa
yang mulai berkembang berkurang dari 6 Siswa (60%) menjadi hanya 2 Siswa
(20%), 6 Siswa (60%) mengalami perkembangan sesuai dengan harapan dan 2
Siswa (20%) telah mampu menyelesaikan dengan sempurna seuai tahapan.

Kata Kunci : Analisis, Motorik Halus, Mencocok pola gambar

PENDAHULUAN
Mengacu pada UU. No. 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan
Nasional dalam pasal 3, pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial-
emosional, dan seni merupakan bagian dari perkembangan sesuai tingkat usia
siswa. (Permendikbud RI nomor 137 Tahun 2014 pada ketentuan umum pasal
10 ayat 1)
pada penelitian ini kegiatan yang di kembangkan untuk motorik halus Siswa
adalah melalui praktik mencocok pola gambar.. praktik mencocok pola sesuai
gambar ini membutuhkan kerjasama yang baik antara organ mata, tangan dan jari,
apabila hasil mencocok gambar baik maka motorik halusnya pun berkembang
baik. Penggunaan media yang bervariasi mampu meningkatkan minat dan
motivasi Siswa pada kegiatan mencocok. Penguasaan materi yang kompeten dan
arahan yang baik dan benar dari guru terhadap langkah-langkah dalam kegiatan
mencocok pada Siswa Usia Dini juga berperan besar dalam meningkatkan
motorik halus Siswa melalui kegiatan mencocok.
Berdasarkan informasi hasil pengamatan yang dilakukan di kelas terhadap
kegiatan mencocok gambar dengan medua bervariasi untuk mengembangkan
motorik halus pada pra siklus di temukan bahwa dari 10 murid Kelas B PAUD
Dahlia, sebagian besar menunjukan belum bisa mengikuti kegiatan mencocok
gambar sesuai tahapan-tahapan yang diberikan oleh guru yang berarti motorik
halusnya belum baik.
Berdasarkan masalah yang muncul tersebut, penulis akan menganalisis
adakah perubahan signifikan dari perkembangan motorik halus siswa melalui
kegiatan mencocok gambar di kelas B PAUD Dahlia Megamendung kabupaten
bogor tahun pelajaran 2022/2023. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh kegiatan mencocok gambar terhadap motorik halus Siswa kelas B Paud
Dahlia Desa Cipayung Kecamatan Megamendung Kabupaten bogor. Melalui
penelitian ini diharapkan mencocok gambar harus dapat meningkatkan
kemampuan motorik halus anak apabila di lakukan secara berulang dan mengikuti
tahapan-tahapan mencocok yang runut dan dapat memberikan manfaat bagi guru
agar dapat memperbaiki pembelajaran yang di kelolanya, lebih percaya diri, aktif
mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya. Bagi sekolah, penelitian ini
bisa dijadikan sebagai acuan untuk perbaikan semua sistem pengajaran di PAUD
agar sesuai dengan moto paud yaitu cerdas dan ceria.
KERANGKA DASAR TEORI
Pengertian Analisis
Secara umum, analisis adalah sebuah kegiatan yang melihat, mengamati,
menilai sebuah hal atau permasalahan secara mendalam untuk memperoleh
informasi rinci yang valid terkait hal atau sebuah permasalahan.
Definisi motorik halus
Menurut Moelichatoen (2004;10.b) motorik halus “merupakan aktivitas
yang memerlukan koordinasi syaraf-syaraf motorik halus pada jari dan tangan.
Sumantri menyatakan bahwa motorik halus adalah penggunaan sekelompok
otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan
kecermatan dan koordinasi dengan tangan, keterampilan yang mencakup
pemanfaatan menggunakan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek. Dari
keterangan tersebut jelaslah bahwa motorik halus merupakan gerakan-gerakan
halus seperti jari-jari tangan yang mengerjakan sesuatu seperti melipat-lipat
kertas dan lainnya sehingga motorik halus siswa dapat terlihat sesuai dengan
kematangan otot-otot dan sarafnya.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka pengertian motorik halus
adalah gerakan otot-otot kecil (jari jemari dan tangan) yang terkoordinasi dengan
ketepatan gerakan tangan dan mata.
Otot, syarat dan otak merupakan Unsur-unsur yang menentukan dalam
perkembangan motorik, Ketiga organ terebut saling terakit, terhubung dan saling
menunjang sampai tercapai kondisi motorik yang stabil.

Tahap perkembangan motorik halus


Ada beberapa prinsip utama perkembangan motorik Siswa usia dini.
Menurut Malina & Bouchard (1991), yaitu: Kematangan syaraf, Urutan,
Motovasi, Pengalaman, dan Praktik.
Tahapan perkembangan motorik dalam buku Balita dan masalah
perkembangannya secara umum ada tiga tahapan perkembangan keterampilan
motorik Siswa usia dini, yaitu:
a. Tahapan belajar
Pada tahapan ini Siswa mengalami proses imitasi atau meniru gerakan-
gerakan yang melibatkan motorik, dan merekam semua gerakan-gerakan
tersebut dalam ingatannya
b. Tahapan mengasosiasi atau mengelompokan dan mencoba
tahap ini melupakan tahap yang terjadi setelah tahapan kognitif dimana
Siswa akan mengaktualisasikan gerakan-gerakan motorik berdasarkan
gerakan-gerakan yang sudah ada dalam memori ingatannya, walaupun
gerakan-gerakannya masih belum stabil.
c. Tahapan menerapkan
Pada tahapan auntonomous, siswa mampu melakukan kegiatan yang
melibatkan koordinasi motorik halusnya

Mencocok
Pengetian mencocok
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (Andreas Halim, 2008:78) pola
adalah sebuah gambar atau bentuk sedangkan mencocok yaitu mebuat garis
dengan cara melubangi sesuai pola, mematuk.
Juga menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia mencocok adalah
melubangi dengan cara menusukkan benda yang runcing seperti jarum dan
duri. Jadi mencocok adalah kegiatan memotong kertas dengan cara menusuk-
nusuk pinggiran gambar (pada kertas) sehingga membentuk gambar tertentu
(Musfiroh, 2008:6,22).
Dalam mencocok pola gambar, alat-alat yang perlu di siapkan adalah
jarum atau paku kecil, alas (bantalan), lem dan pensil warna.
Adapun langkah-langkah dalam mencocok pola gambar adalah sebagai
berikut :
1) Guru memberikan penjelasan tentang apa dan menjelaskan langkah-lagkah
mencocok pola gambar.
2) Sebelum mulai mencocok, siapkan bantalan dibawha kerta agar
hasilnya rapi, setelah itu barulah gambar dicocok dengan alat yang
diberikan guru.
3) Setelah itu Siswa diminta menempel gambar yang telah dicocok pada
tempat yang disediakan. (Nuning Riady, 2005:2).
Metode Penelitian
Subyek penelitian yang diamati oleh peneliti adalah anak kelompok B
PAUD DAHLIA yang berjumlah 10 orang yang terdiri dari 3 orang laki-laki dan
7 orang perempuan dengan usia rata-rata 5-6 tahun.
kegiatan ini dilaksanakan di Kelas B PAUD Dahlia Desa Cipayung
Kecamatan Megamendung. dimana siklus pertama dilaksanakan 5 pertemuan
dan siklus kedua 5 pertemuan. kegiatan ini dilaksanakan selama kurang lebih 2
Minggu, yaitu mulai Minggu Ke 2 Oktober 2022 sampai dengan minggu ke-3
Oktober 2022.
Perbaikan kemampuan motorik halus Siswa dapat dilihat dari peningkatan
rata-rata persentase setiap aspek keterampilan motorik halus Siswa yang diamati
yaitu apabila 80% (8 Siswa) dari jumlah Siswa (10 Siswa) memperlihatkan
indikator dalam persentase baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil kegiatan
pembelajaran yang tersusun dalam lembar Pengamatan dan Penilaian
kegiatan. Keberhasilan tindakan dapat diketahui dengan cara
membandingkan hasil kegiatan dari setiap siklus yang dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung.
Hasil Penelitian
Kondisi Awal (Pra Siklus)
Tabel 1. Data hasil penilaian Siswa dalam kegiatan mencocok gambar Kelas B
Penilaian
Jenis
No Nama
Kelamin
(BB) (MB) (BSH) (BSB)
1 Agung Apriansyah
L √
Darmawan
2 Ahmad Al Agis
L √
Mahardika
3 Aisha Syifa
P √
Nuroktaviani
4 Aisyah Nurul Hanifa P √
5 Amanda Rafania Mecca P √
6 Aqilla Mufya P √
7 Azfar Al Hamiz L √
8 Chaerul Nisa Salsabila P √
9 Fitri Arini P √
10 Hafidzah Azzahra Nur √
P
Ramadhani
Jumlah 8 2 0 0

Tabel hasil penilaian Siswa pada kegiatan prasiklus

Grafik 1 Hasil Penelitian kegiatan mencocok pola gambar seragam sekolah pada
kertas HVS (Pra Siklus)

pada tahap Prasiklus, penelitian memperlihatkan bahwa sebagian besar


Siswa belum mampu melakukan kegiatan mencocok dengan benar, ada 8
Siswa (80 %) yang belum berkembang karena belum mengerti penjelasan
langkah-langkah kegiatan menco cok yang disampaikan oleh guru, terdapat 2
Siswa yang mulai berkembang (20%). Hal ini dikarenakan guru kurang
ekspresif dan kurangnya dalam memberikan arahan kepada Siswa sehingga
Siswa tidak begitu bisa dan memahami cara mencocok gambar pada pola
pakaian (seragam sekolah).

Siklus 1
Penelitian pada Siklus 1 dari pertemuan 1 sampai dengan pertemuan 5
menunjukkan adanya perbaikan kemampuan Siswa di bandingkan pada tahap
Pra Siklus walaupun belum signifikan. Dalam tahap ini ada peningkatan
kemampuan mencocok gambar. Jumlah Siswa yang belum berkembang
kemampuan dalam mencocok sesuai arahan pada Siklus I ini dengan bantuan
dan arahan dari guru mulai mengerti cara mencocok yang benar, sehingga
jumlah Siswa yang belum bisa berkurang dari 8 Siswa (80 %) menjadi hanya
2 Siswa (20 %), 6 Siswa (60 %) mulai berkembang dan 2 orang Siswa (20 %)
berkembang sesuai harapan.
Data Penilaian Siswa kelas B dalam Kegiatan Mencocok Pola Gambar Silkus 1
(17 - 21 Oktober 2022)
Penilaian
Jenis
No Nama
Kelamin
(BB) (MB) (BSH) (BSB)
1 Agung Apriansyah
L √
Darmawan
2 Ahmad Al Agis
L √
Mahardika
3 Aisha Syifa Nuroktaviani P √
4 Aisyah Nurul Hanifa P √
5 Amanda Rafania Mecca P √
6 Aqilla Mufya P √
7 Azfar Al Hamiz L √
8 Chaerul Nisa Salsabila P √
9 Fitri Arini P √
10 Hafidzah Azzahra Nur
P √
Ramadhani
Jumlah 2 6 2 0
Tabel hasil persentase kegiatan Siswa pada siklus I
Grafik 2.Hasil kegiatan mencocok pola gambar Cangkir pada kertas Origami
(Siklus I)

Setelah melakukan kegiatan pembelajaran pertemuan ke-1 siklus I, Hasil


yang diperoleh ada perbaikan walaupun belum sempurna, masih ada siswa yang
kesulitan dalam mencocok pola gambar cangkir.
Berdasarkan pengamatan pada pertemuan ke-1 siklus I dapat diamati
bahwa hasil kegiatan mencocok pola gambar cangkir masih ada Siswa yang
dibantu oleh guru dalam proses pengerjaannya, Siswa-Siswa masih ada yang
kurang rapih dalam mencocok pola gambar dan kesulitan dalam melepaskan pola
gambar sehingga masih ada Siswa yang mengerjakannya belum sesuai dengan
contoh dari guru. Dari 10 Siswa di kelas B, belum ada perubahan signifikan
meskipun masih dibantu oleh guru dan yang baru berkembang mengalami
penurunan dari 8 orang menjadi 6 orang serta masih ada yang belum berkembang
sebanyak 2 orang.
Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan kegiatan, maka untuk
kegiatan pengembangan selanjutnya, peneliti akan meningkatkan pembelajaran
yang lebih aktraktif lagi, dengan pilihan media yang bervariasi yang disesuaikan
berdasarkan tahapan Siswa usia 5-6 thn. Dengan demikian Siswa akan selalu
merasa antusias dalam kegiatan mencocok sehingga meningkatkan keterampilan
dan perkembangan motorik halus Siswa yang lebih optimal.
Siklus 2
Hasil penelitian Siklus II menunjukan hasil yang memuaskan dimana kemampuan
Siswa dalam mencocok pola gambar meningkat secara signifikan. Pada tahap ini
Siswa yang mulai berkembang berkurang dari 6 Siswa (60 %) menjadi hanya 2
Siswa (20 %), 6 Siswa (60 %) sudah sesuai harapan dan 2 Siswa (20 %) sudah
sangat baik. Hasil ini menunjukan bahwa kegiatan mencocok pola bervariasi
apabila di laksanakan secara terus menerus dan dengan metode pendekatan yang
benar dari guru maka akan mampu meningkatkan kekuaran motorik halus Siswa.
Kegiatan mencocok ini merupakan salah satu stimulus atau rangsangan yang di
pilih oleh pendidik dalam pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan
motorik halus Siswa usia 5-6 tahun. Peran guru dalam memberikan arahan dan
bimbingan yang bersifat keilmuan sangatlah besar pengaruhnya dalam
keberhasilan proses pembelajaran.

Data penilaian Siswa Kelas B kegiatan mencocok pola gambar Wortel Siklus
II (24 Oktober 2022)
Penilaian
Jenis
No Nama
Kelamin
(BB) (MB) (BSH) (BSB)
1 Agung Apriansyah
L √
Darmawan
2 Ahmad Al Agis
L √
Mahardika
3 Aisha Syifa
P √
Nuroktaviani
4 Aisyah Nurul
P √
Hanifa
5 Amanda Rafania
P √
Mecca
6 Aqilla Mufya P √
7 Azfar Al Hamiz L √
8 Chaerul Nisa
P √
Salsabila
9 Fitri Arini P √
10 Hafidzah Azzahra
P √
Nur Ramadhani
Jumlah 0 2 6 2
TABEL
HASIL PERSENTASE SISWA KEGIATAN SIKLUS II

Grafik 3. Hasil kegiatan mencocok pola gambar Cangkir pada kertas Sampul
(Siklus II)

Pada pertemuan Siklus II, tingkat kematangan motorik halus Siswa pada
kegiatan mencocok gambar secara signifikan meningkat dan lebih baik di
bandingkan saat Pra Siklus dan Siklus I. Siswa-Siswa mulai merasa antusias dan
terbiasa melakukan kegiatan mencocok gambar setiap hari dan berulang-ulang,
karena media yang bervariasi serta cocok dengan tahapan usia 5-6 tahun dan
merangsang Siswa tertarik mengikuti kegiatan mencocok tersebut.
Pembahasan
Penelitian yang telah dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas yang
terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, atau
tindakan, Pengamatan dan Penilaian, dan refleksi. Hasil yang diperoleh pada
siklus ini didapat dari data yang berupa lembar Pengamatan dan Penilaian. Dari
data lembar Pengamatan dan Penilaian tersebut hasilnya digunakan untuk
menganalisis peningkatan kemampuan yang terjadi pada Siswa. Proses
pengamatan, perekaman dan penilaian dalam penelitian ini terjadi secara
interaktif baik sebelum, saat dan sesudah penelitian. Sebelum penelitian
dilakukan peneliti, telah melakukan analisis yaitu dalam menentukan rumus
masalah yang muncul, kemudian analisis juga dilakukan pada saat pengambilan
data kemampuan awal Siswa. Analisis sebelum penelitian ini bertujuan
mengetahui sejauh mana pengaruh mencocok gambar terhadap kemampuan
motorik halus Siswa. Berdasarkan hasil Pengamatan dan Penilaian tentang
pelaksanaan pembelajaran beserta dampak dari stimulasi yang telah diberikan
kepada Siswa, menunjukan bahwa permasalahan yang paling mendominasi yaitu
terkait dengan permasalahan keterampilan motorik halus Siswa. Kegiatan
mencocok gambar tersebut dilaksanakan mulai tanggal 17 sampai dengan 21
Oktober 2022 dan telah dilaksanakan kegiatan Pra Siklus sebagai gambaran awal
dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas di PAUD DAHLIA Desa Cipayung
Kec. Megamendung.
Perubahan yang signifikan memberi bukti kegiatan mencocok
berpengaruh besar dalam meningkatkan keterampilan motorik halus Siswa di
PAUD Dahlia Desa Cipayung Kec. Megamendung. Oleh karena itu, penelitian
tindakan kelas yang dilaksanakan melalui kegiatan mencocok pola gambar ini
dapat dikatakan berhasil serta mampu meningkatkan keterampilan motorik
halus Siswa Kelas B PAUD DAHLIA Desa Cipayung Kec. Megamendung.

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Kegiatan mencocok pola gambar ini membutuhkan kerjasama antara
mata, tangan dan jari, apabila hasil mencocok gambar baik maka kerjasama
antara mata, tangan dan jari nya pun sangat baik yang berarti kemampuan
motorik halusnya pun berkembang baik. Penggunaan media yang bervariasi
mampu meningkatkan minat dan motivasi Siswa pada kegiatan mencocok.
Penguasaan materi yang kompeten dan arahan yang baik dan benar dari guru
terhadap langkah-langkah dalam kegiatan mencocok pada Siswa Usia Dini
juga berperan besar dalam berhasilnya proses pembelajaran
Hasil penelitian pada kelas B Paud Dahlia Kecamatan Megamendung
Kabupaten Bogor dengan rangkaian kegiatan berupa Pra Siklus pada tanggal
05 Oktober 2022, Siklus I pada tanggal 18 Oktober 2022, dan Siklus II pada
tanggal 01 Nopember 2022, penulis dapat menyimpulkan secara umum ada
peningkatan kemampuan motorik halus yang bervariasi pada tiap Siswa pada
kegiatan mencocok setelah mengikuti tindakan perbaikan pembelajaran. Dari
hasil pengamatan penulis pada kegiatan Pra Siklus di peroleh hasil penilaian
dari 10 orang Siswa, 80% Siswa masih pada tahap belum berkembang dan
20% Siswa berada pada tahap mulai berkembang. Kemudian pada kegiatan
Siklus I mulai ada perbaikan kemampuan Siswa dalam mencocok walaupun
belum signifikan, dari 10 orang Siswa, ada perubahan kemampuan dari 20%
Siswa belum berkembang menjadi 0 %, dari 80 % Siswa mulai berkembang
berkurang menjadi 60 % dan meningkat 20 % Siswa sesuai harapan.
Selanjutnya pada Siklus II terjadi perubahan yang signifikan. Pada tahap ini
Siswa yang mulai berkembang berkurang dari 6 Siswa (60 %) menjadi hanya
2 Siswa (20 %), 6 Siswa (60 %) sesuai harapan dan 2 Siswa (20 %) sangat
baik.
Setelah proses kegiatan penelitian perbaikan pembelajaran selesai,
penulis mendapatkan beberapa kesimpulan :
 Pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan motorik halus Siswa
apabila di lakukan secara berulang dan mengikuti tahapan-tahapan
mencocok yang baik dan benar.
 Kemampuan guru dalam menyampaikan tahapan-tahapan mencocok
berpengaruh terhadap kelancaraan kegiatan mencocok gambar oleh
Siswa
 Kegiatan mencocok melatih koordinasi mata, tangan, jari dan
ketekunan, ketelitian, kesabaran Siswa yang akan berpengaruh terhadap
kemampuan motorik halusnya.
 Penggunaan pola dan media yang bervariasi dapat meningkatkan
motivasi Siswa dalam melaksanakan kegiatan mencocok, menjadikan
kegiatan lebih menyenangkan dan membantu keberhasilan kegiatan
mencocok.
Saran
Saran yang penulis sampaikan untuk mendapatkan hasil yang sangat
baik dalam kegiatan praktik mencocok pola gambar bervariasi dan
meningkatkan kemampuan motorik halus pada Siswa, sebagai berikut :

 Bagi Guru
- Guru harus memiliki kemampuan mengelola pembelajaran yang biak
dengan cara menstimulus motivasi Siswa dan menjadi pusat perhatian
Siswa sehingga akan lebih mudah mengarahkan Siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
- Guru perlu memperhatikan media yang di gunakan.
- Guru harus selalu memberikan respon positif pada Siswa atas capaian
pembelajaran yang telah di laksanakan.
- Guru harus aktif tergabung dalam forum guru Paud
 Bagi Sekolah
- Sekolah di harapkan melengkapi media (alat dan bahan) yang
mendukung kegiatan pembelajaran
- Mengikutsertakan guru dalam pelatihan-pelatihan yang dapat
meningkatkan kompetensi guru sebagai guru Profesional
 Bagi Orangtua
- Orang tua hendaknya selalu membangun komunikasi yang intens
dengan guru atau pihak sekolah yang bersifat positif dan diharapkan
memberi masukan bagi kelancaran kegiatan pembelajaran di sekolah
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah. (2013).Perkembangan dan Konsep dasar Pengembangan Siswa Usia Dini.
Yogyakarta: Universitas Terbuka.

Siswa Usia Dini. Volume 2 No 1. UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN


MOTORIK HALUS SISWA MELALUI KEGIATAN MENCOCOK
POLA SEDERHANA PADA KELAS B TK PGRI 07 AIKMEL, Nusantara
: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial Volume 1, Nomor 2, Juli 2019; 110-127
zttps://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/nusantara

Dian Andriani, 2021 Metode Penelitian, Universitas terbuka

Gunarti. (2013).Pengembangan Perilaku Siswa Usia Dini. Jakarta: Universitas


Terbuka.

IDIK 4013 Teknik Penulisan Karya Ilmiah, 2022

Ika Suhartanti,2019, Stimulasi kemampuan motorik halus Siswa usia prasekolah,


E-Book Penerbit

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS SISWA MELALUI


KEGIATAN MENCOCOK POLA GAMBAR Sufaeni, Aisyah 1 Jurusan
PG-PAUD, Universitas Halu Oleo. Jln. H.E.A Mokodompit, Kendari
93232, Indonesia.

Moeslichatoen R. (1999). Metode Pengajaran di Taman KSiswa-


KSiswa. Jakarta: Rineka Cipta.
Munica, Yunita Dewanti. 2013. Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus
Melalui Kegiatan Menganyam pada Siswa Kelas B di TK PKK
Sindumartani Ngemplak, Sleman. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.

Nuraini. (2011). (2011). Intensitas Belajar Siswa. http://suara


guru.wordpress.com/2022/11/09/.Akses 09 Nopember 2022 pukul 20:15
WIB.

Papierppeint Perkembangan Motorik. Surabaya.


hhtp://papierppeint.wordpress.co/motorik, yang di unduh pada tanggal 08
Nopember 2022 pukul 20.30; Papierppeint Perkembangan Motorik Siswa.
Yogjakarta : Rajawali Press.

Sumantri. (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Siswa Usia Dini.


Jakarta: Depdiknas.

Slameto.(2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


PT Rineka Cipta.

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS SISWA


MELALUI KEGIATAN MENCOCOK GAMBAR KELAS B DI TK JASA
IBU SALASA PADANG TAROK KEC. BASO KAB AGAM, Milana
Zureli

Winda Gunarti, dkk, (Mei 2022) Metode pengembangan perilaku dan


kemampuan dasar Siswa Usia dini, Universitas Terbuka

Yestiari, Ni Luh Ami, dkk. 2014. Peningkatan Perkembangan Motorik Halus


Siswa Setelah Diterapkan Metode Pemberian Tugas Berbantuan Media
Gambar Melalui Kegiatan Mencocok Pada Siswa Kelompok A Tahun
Pelajaran 2013/2014 di TK Widya Kumara Singaraja. E-Journal PG-
PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru
Pendidikan

Yudha dan Rudianto.(20015).Pembelajaran Kooperatif untuk meningkatkan


Keterampilan Siswa.Jakarta : Depdiknas.

Anda mungkin juga menyukai