Anda di halaman 1dari 11

PENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR MENGGUNAKAN METODE REWARD

STICKER PICTURE SISWA KELAS I SD NEGERI 1 CONDONGCAMPUR

Bening Pujianingrum1)
Nurlaili Dwi Ulfah, S.Pd., M.Pd. 2)

1)
Bening Pujianingrum, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka
2)
Nurlaili Dwi Ulfah, S.Pd., M.Pd., Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Terbuka

1)
bening.pujianingrum@gmail.com
2)
nurlailidu@unsulbar.ac.id

Abstrak

Data di lapangan menunjukkan bahwa tingkat kedisiplinan belajar pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia materi suku kata masih rendah. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan
untuk meningkatkan tingkat disiplin belajar siswa kelas I SD Negeri 1 Condongcampur pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan metode Reward Sticker Picture. Penelitian ini
dilakukan melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas I SD Negeri 1 Condongcampur yang
berjumlah 11 siswa yaitu yang terdiri dari 4 siswa perempuan dan 7 siswa laki-laki. Jenis
penelitian ini termasuk ke dalam penelitian tindakan kelas (PTK). Langkah-langkahnya terdiri
dari empat tahap yaitu tahap perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting),
pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Instrumen yang digunakan berupa lembar
observasi aktivitas belajar siswa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa melalui metode
reward sticker picture dapat meningkatkan disiplin belajar siswa kelas I SD Negeri 1
Condongcampur. Dapat dilihat dari kategori tingkat presentase kedisiplinan belajar siswa
mulai dari prasiklus sebesar 40% meningkat ke siklus I sebesar 75% kemudian meningkat
pada siklus II menjadi 90% dengan kategori tinggi. Hal ini dapat disimpulkan bahwa melalui
metode Reward Sticker Picture pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan
disiplin belajar.

Kata Kunci: disiplin belajar, reward sticker picture.

1
Pendahuluan

Pendidikan sangat penting untuk setiap anak baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Septi Wahyu Utami (2019) berpendapat bahwa peran pendidikan sanngat penting untuk
membentuk kualitas suatu bangsa dalam lingkup pendidikan nasional. Penerapan pendidikan
pada umumnya dilakukan oleh guru kepada siswa dengan tujuan untuk menjadikan siswa
mencapai masa depan yang baik. Menurut pendapat Sardiman dalam Chrisman Darianto
Siahaan dan Hengki Pramusinto (2018) menyatakan bahwa pendidikan dan pengajaran adalah
salah satu usaha yang bersifat sadar tujuan dengan sistematis terarah pada perubahan tingkah
laku menuju kedewasaan siswa. Perlu diketahui bahwa kunci sukses masa depan sangat
bergantung pada aspek kedisiplinan, dimana ketika siswa memiliki sikap disiplin yang baik
maka ia akan bisa mengikuti hal-hal baik yang disampaikan oleh guru. Namun, ketika siswa
sejak dini tidak menerapkan sikap disiplin maka ia akan kesulitan untuk mengikuti apa yang
seharusnya ia kerjakan. Sejalan dengan pendapat Menuk Resti Apridawati (2022) bahwa
aspek kedisiplinan pada dasarnya bukan hal yang ada atau bawaan sejak lahir, namun itu
sendiri akan tumbuh pada diri seseorang melalui kehidupan kesehariannya.

Menurut Arsyi Mirdanda (2018) menyatakan bahwa kedisiplinan pada siswa yang
dalam kesehariannya telah menerapkan dengan baik pasti ia akan mengikuti aturan yang baik,
teratur, dan terarah. Senada dengan pendapat Imam Musbikhin (2021) bahwa fungsi disiplin
yakni sebagai bentuk atau sikap perilaku seseorang yang digunakan untuk ditanamkan dalam
diri agar memiliki rasa tanggung jawab terhadap nilai-nilai yang telah diajarkan. Dalam suatu
pembelajaran tentunya seorang guru harus menggunakan suatu metode pembelajaran yang
menarik untuk siswa. Dalam metode pembelajaran, guru dapat menerapkan metode yang
bervariasi untuk dapat meningkatkan disiplin belajar. Mellia Dwi Kusumaningrum (2022)
mengatakan bahwa dengan adanya sikap disiplin akan membuat siswa lebih rajin untuk
belajar dalam memahami materi. Pemahaman materi dari sebuah pembelajaran yakni dengan
menumbuhkan perilaku disiplin dari dalam diri siswa, Tanpa adanya kedisiplinan, materi yang
akan dipelajari sulit untuk dipahami. Keefektifan belajar siswa ketika pembelajaran sangat
bergantung pada suasana kelas. Metode pembelajaran untuk meningkatkan disiplin belajar
bisa menggunakan metode reward sticker picture. Hal ini dibuktikan bahwa sebuah reward
atau penghargaan dari guru sangat disukai oleh setiap siswa.

Pendapat Sumantri dalam Eka Selvi Handayani dan Hani Subakti (2021) menjelaskan
bahwa disiplin belajar adalah kepatuhan dari semua siswa untuk melaksanakan kewajiban
2
belajar secara sadar sehingga diperoleh perubahan pada dirinya, baik itu berupa
pengetahuan, perbuatan maupun sikap yang baik. Sejalan dengan pendapat Gunarso dalam
Ahmad Pujo Sugiarto, dkk (2019) bahwa disiplin belajar merupakan ketaatan dan kepatuhan
terhadap peraturan tertulis maupun tidak tertulis dalam proses perubahan perilaku yang
menetap akibat praktik yang berupa pengalaman mengamati, membaca, menirukan,
mencoba sesuatu, mendengarkan, serta mengikuti arahan.

Darmadi H (2017) menyatakan bahwa disiplin akan timbul bila adanya keterbukaan,
kerjasama, dan mematuhi norma yang ada. Faktor kedisiplinan akan tinbul jika seseorang
tersebut terbiasa dengan sikap yang terbuka. Misalnya dengan ikut berorganisasi dan
bersosialisasi dengan orang lain. Hal itu dapat menjadikan batin seseorang yang tanggung
jawab dalam hal apapun. Dengan demikian, peneliti berpendapat bahwa disiplin belajar
menggunakan reward sticker picture merupakan hal yang cocok untuk diterapkan pada siswa.
Metode reward ini diberikan kepada siswa yang mematuhi seluruh peraturan dan tata tertib
dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk meningkatkan
sikap disiplin belajarnya.

Pada penelitian ini, terlihat bahwa pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia masih
rendah. Hal ini dibuktikan dengan menggunakan berbagai tes. Dari hasil tes tersebut, terlihat
bahwa disiplin belajar setiap siswa berbeda. Ada yang memiliki tingkat kedisiplinan yang
tinggi dan ada juga yang masih sangat rendah. Berdasarkan hal tersebut, peneliti berusaha
untuk memperbaiki peningkatan disiplin belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa
kelas I SD Negeri 1 Condongcampur Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen.

Metode

Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang materi suku
kata terhadap 11 siswa yakni 7 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan, dimana siswa tersebut
adalah siswa kelas I SD Negeri 1 Condongcampur Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen.
Pada dasarnya metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata nyata dan praktis untuk mencapai
sebuah tujuan. Terdapat banyak suatu metode dalam sebuah pembelajaran. Salah satunya
adalah metode Reward Sticker Picture. Metode Reward Sticker Picture merupakan sebuah
metode pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa berupa penghargaan dalam
bentuk sticker bergambar dan bertuliskan kata-kata pujian.

3
Dilihat dari tingkat disiplin belajar, peneliti memberikan metode reward sticker
picture untuk meningkatkan disiplin belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi
suku kata dengan menggunakan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Perbaikan pada setiap
siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action),
pengamatan (observasi), dan refleksi (reflection).

Dibawah ini merupakan skema penelitian Kemmis dan Taggart dalam Arikunto (2017)
sebagai berikut:

Gambar 1 :

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus II Pelaksanaan

Pengamatan

Sebelum dilaksanakan perbaikan siklus I dan II dilakukan tahap prasiklus terlebih


dahulu. Pada tahap prasiklus ini bertujuan untuk melihat kondisi awal dan sebagai tolak ukur
untuk menentukan sebuah tindakan selanjutnya. Kemudian setelah hasil prasiklus didapatkan
selanjutnya adalah melakukan sebuah tindakan perbaikan siklus I. Dapat diketahui bahwa
pada setiap siklus dimulai dari tahap perencanaan (planning). Tahap ini merupakan sebuah
4
rencana dimana seorang guru harus merencanakan terkait dengan berbagai instrumen
penelitian yang akan diteliti. Setelah rencana sudah tersiapkan maka selanjutnya adalah tahap
pelaksanaan (action). Pada tahap ini seorang guru wajib melaksanakan apa yang sudah
direncanakan sebelumnya. Peneliti berpendapat bahwa tahap pelaksanaan itu merupakan
tahap yang harus dilaksanakan peneliti yakni melaksanakan RPP yang sudah dibuat,
melaksanakan sebuah metode pembelajaran yang akan diterapkan dengan tujuan yang jelas
yaitu metode reward sticker picture.

Selanjutnya adalah tahap pengamatan (observing). Tahap pengamatan ini merupakan


tahap mengamati kondisi yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung di kelas. Peneliti
melakukan tahap obervasi dengan menggunakan lembar observasi. Setelah tahap pengamatan
berlangsung maka dilakukan juga tahap refleksi. Pada tahap refleksi ini peneliti sudah bisa
mengambil sebuah kesimpulan dari apa yang sudah diamati sebelumnya.

Data yang diperoleh pada setiap siklus kemudian dianalisis. Penggunaan teknik
analisis data yaitu menggunakan analisis data kualitatif yang dilakukan dengan menganalisis
data deskriptif yang diperoleh dari data hasil aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran
dengan reward sticker picture.

Sedangkan pada siklus II, dilakukan dengan tahap perencanaan yaitu dengan membuat
RPP perbaikan, melakukan berbagai instrumen yang telah direncanakan serta mengevaluasi
penelitian. Selanjutnya adalah tahap pelaksanaan yaitu dengan melaksanakan apa yang telah
direncanakan pada tahap perencanaan, yakni dengan melaksanakan suatu metode
pembelajaran yang baru yaitu metode reward sticker picture. Tahap selanjutnya adalah tahap
pengamatan, tahap ini dilakukan dengan cara mengamati proses penelitian yang dilakukan di
dalam kelas. Tahap yang terakhir adalah tahap refleksi yaitu tahap terakhir dalam suatu
penelitian yakni dengan merefleksikan suatu penelitian yang ditujukan kepada siswa dan
memastikan siswa sanggup dalam suatu perbaikan tersebut. Pada tahap refleksi disini peneliti
harus dengan baik memperhatikan aktivitas siswa guna untuk mengukur apakah sebuah
metode yang diterapkan dalam perbaikan sudah berhasil atau belum. Jika pada siklus II
menunjukan hasil yang baik artinya sebuah perbaikan melalui metode yang diterapkan sudah
berhasil. Namun, ketika hasilnya masih rendah harus dilakukan suatu perbaikan lagi pada
siklus selanjutnya yaitu siklus III.

5
Hasil dan Pembahasan

Dari data prasiklus menunjukkan bahwa tingkat kedisiplinan dalam belajar masih
rendah. Hal ini dilihat dari hasil observasi ketika di kelas. Pada pembelajaran di kelas ketika
waktu pembelajaran Bahasa Indonesia materi suku kata terlihat bahwa masih ada siswa yang
nilainya dibawah KKM dan ada juga siswa yang tidak mengerjakan tugas, serta ketika
pembelajaran berlangsung siswa banyak yang asyik bersenda gurau dengan temannya.
Melihat dari hal tersebut perlu dilakukan sebuah tindakan untuk memperbaiki tingkat disiplin
belajar pada siswa kelas I SD Negeri 1 Condongcampur. Tindakan perbaikan yang dipilih
yaitu melalui metode reward sticker picture dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada
materi suku kata. Reward sticker picture dijadikan sebagai metode pembelajaran untuk dapat
meningkatkan kedisiplinan belajar pada siswa karena pada umumnya siswa kelas I sangat
menyukai yang namanya penghargaan (reward).

Pada siklus I menunjukan bahwa tingkat disiplin belajar siswa belum maksimal, tetapi
pada siklus ini dilihat sudah ada sedikit peningkatan dari prasiklus. Pemberian reward sticker
picture pada siklus I ini masih berupa nilai yang dituliskan pada sticker. Berdasarkan hasil
penelitian disiplin belajar siswa pada siklus I menunjukan angka 75% dari angka 40% pada
prasiklus.

Berikut ini merupakan data hasil observasi siklus I yakni:

Tabel 1 :

No Nilai Kategori Jumlah Siswa

1 0%-24,99% Rendah 6

2 25%-49,99% Sedang 2

3 50%-74,99% Tinggi 3

Jumlah 11 Siswa

6
Dari data observasi siklus I diatas menunjukan bahwa hanya terdapat 3 siswa yang
berada pada kategori tinggi, 2 siswa berada dalam kategori sedang, dan 6 siswa berada pada
kategori rendah. Siklus I ini menunjukkan bahwa ada peningkatan dari prasiklus. Pada siklus I
siswa diberi kesempatan untuk mendapatkan sebuah reward yang diberikan oleh guru
terhadap apa yang telah ia lakukan. Pemberian reward pada siklus I ini berupa sticker nilai.
Menurut pendapat Johan dalam Ahmad Pujo Sugiarto (2019) bahwa disiplin bagi siswa
adalah hal yang rumit dipelajari sebab disiplin merupakan hal yang kompleks dan banyak
kaitannya yaitu terkait dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku. Dari beberapa kekurangan
pada siklus I, peneliti telah melakukan refleksi untuk memperbaiki tindakan pada siklus I dan
kemudian dilanjutkan dengan perbaikan tindakan pada siklus II. Berdasarkan pengamatan
pada siklus I terlihat bahwa masih banyak siswa yang belum mencapai indikator keberhasilan
kedisiplinan. Hal ini dapat dilihat pada aktivitas siswa pembelajaran berlangsung yaitu masih
ada banyak siswa ketika jam pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung mengobrol diluar
topik pembelajaran, jalan-jalan didalam kelas, dan kurang merespon umpan balik dari guru.

Pada siklus II guru melaksanakan pembelajaran dengan maksimal dengan


menggunakan pemberian metode reward sticker picture yang lebih menarik. Hal ini bertujuan
untuk menjadikan siswa untuk lebih baik lagi terkait dengan kedisiplinan belajar siswa dan
memotivasi siswa agar dia tahu mengenai pentingnya disiplin dalam belajar. Presentase
ketercapaian indikator keberhasilan siswa pada siklus II telah meningkat dari siklus
sebelumnya yaitu siklus I. Pembelajaran Bahasa Indonesia pada siklus II dilakukan sebuah
perbaikan. Guru memerintahkan siswa kelas I agar berbicara menggunakan Bahasa Indonesia
yang baik dan sopan. Berdasarkan sebuah tindakan yang dilakukan guru terhadap siswa di
kelas terlihat bahwa aktivitas siswa sudah sangat terkontrol. Pada siklus ini guru memberikan
reward sticker picture berupa sebuah sticker bergambar yang bertuliskan kata-kata pujian
yang diberikan kepada siswa. Guru memberikan sebuah reward kepada siswa kemudian siswa
yang mendapatkan reward agar menempelkan reward yang dia dapat pada lembar kerja yang
telah dilakukan. Disiplin belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di siklus II ini
mengalami peningkatan yang signifikan..

7
Berikut ini merupakan data hasil observasi yang diperoleh pada siklus II yakni:

Tabel 2:

No Nilai Kategori Jumlah Siswa

1 0%-24,99% Rendah 1 Siswa

2 25%-49,99% Sedang 2 Siswa

3 50%-74,99% Tinggi 8 Siswa

Jumlah 11 Siswa

Sesuai data observasi pada siklus II terlihat bahwa ada 8 siswa yang masuk dalam
kategori tinggi, 2 siswa berada pada kategori sedang, dan 1 siswa berada pada kategori
rendah. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian metode reward sticker picture
dapat meningkatkan tingkat disiplin belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Berikut ini dapat dilihat berdasarkan grafik tingkat kedisiplinan dalam belajar siswa
dari siklus I dan siklus II.

8
Grafik 1:

90
80
70
60
50
Presentase Disiplin
40 Belajar
30
20
10
0
Prasiklus Siklus I Siklus II

Dari grafik presentase tingkat disiplin belajar siswa diatas menunjukan bahwa pada
tahap awal atau tahap prasiklus tingkat disiplin belajar siswa menunjukan angka 40%. Hal ini
menunjukan bahwa disiplin belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi suku
kata masih rendah. Dengan hal ini, peneliti melakukan perbaikan pada siklus I. Setelah siklus
I dilakukan kemudian dapat dilihat bahwa tingkat disiplin belajar siswa meningkat menjadi
75%. Kemudian peneliti berinisiatif kembali melakukan sebuah perbaikan siklus II dengan
tujuan agar disiplin belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui metode reward sticker
picture menjadi lebih maksimal. Setelah dilakukan perbaikan, dapat dilihat bahwa pada siklus
II menunjukan angka 90%. Dapat disimpulkan bahwa perbaikan pada siklus II telah berhasil
dilakukan dan mengalami peningkatan yang cukup baik.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran


mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui metode reward sticker picture dapat meningkatkan
disiplin belajar pada siswa kelas I SD Negeri 1 Condongcampur. Reward Sticker Picture
diberikan oleh guru kepada siswa yang terlihat memiliki kedisiplinan pada saat pembelajaran
berlangsung. Guru mengamati setiap siswa ketika saat pembelajaran dan ketika siswa
ditugaskan oleh guru. Pada siklus I guru memberikan sebuah reward sticker picture yang
masih berupa nilai tanpa adanya kata-kata pujian pada sticker tersebut. Kemudian pada siklus
II sebuah reward sticker picture diubah menjadi sebuah sticker bergambar yang berisi kata-
9
kata pujian. Kata-kata pujian ini bertujuan untuk mengapresiasi siswa yang memiliki tingkat
kedisiplinan belajar ketika pembelajaran. Reward sticker picture kemudian ditempelkan pada
lembar hasil pekerjaan siswa. Dari pelaksanaan tindakan baik pada siklus I dan siklus II
penerapan metode reward sticker picture dinyatakan dapat meningkatkan disiplin belajar pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas I SD Negeri 1 Condongcampur. Hal ini dapat
dilihat ditunjukan sesuai dengan data observasi yaitu mulai dari prasiklus, siklus I, dan siklus
II. Tingkat disiplin belajar melalui metode reward sticker picture dapat meningkat
dikarenakan setiap siswa menjadi berlomba-lomba untuk mendapatkan sebuah reward yang
baik dari guru.

10
DAFTAR PUSTAKA

Eka Selvi Handayani, Hani Subakti. (2021). Pengaruh Disiplin Belajar terhadap Hasil Belajar Bahasa
Indonesia di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(1), 151-164.
https://jbasic.org/index.php/basicedu

Chrisman Darianto Siahaan, Hengki Pramusinto. (2018). Pengaruh Disiplin Belajar, Lingkungan
Sekolah, dan Fasilitas Belajar terhadap Hasil Belajar. Economic Education Analysis Journal,
7(1), 279-285. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj

Mellia Dwi Kusumaningrum, Sukartono. (2022). Analisis Pengaruh Disiplin Belajar serta rasa Ingin
Tahu terhadap Hasil Belajar Siswa di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6(3), 5259-5267.
https://jbasic.org/index.php/basicedu

Ahmad Pujo Sugiarto, Tri Suyati, Padmi Dhyah Yulianti. (2019). Faktor Kedisiplinan Belajar pada
Siswa X SMK Larenda Brebes. Jurnal Mimbar Ilmu, 24(2), 232-238.
https://doi.org/10.23887/mi.v24i2.21279

Septi Wahyu Utami. (2019). Penerapan Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Kedisiplinan Siswa.
Jurnal Pendidikan, 04(01), 63-66. https://doi.org/10.26740/jp.v4n1.p63-66

Arikunto (2017). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.

Arsyi Mirdanda. (2018). Motivasi Berprestasi dan Disiplin Peserta Didik. Kalimantan Barat. Yudha
English Gallery.

Menuk Resti Apridawati. (2022). Penerapan Pendidikan Karakter Disiplin untuk Meningkatkan Hasil
Belajar. Lombok tengah, NTB. Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia.

Darmadi, H. (2017). Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa.
Yogyakarta. CV Budi Utama.

Imam Musbikin. (2021). Pendidikan Karakter Disiplin. Nusa Media.

Muhammad Sobri. (2020). Kontribusi Kemandirian dan Kedisiplinan terhadap Hasil Belajar.
Guepedia.

11

Anda mungkin juga menyukai