Anda di halaman 1dari 5

Penyembelihan Hewan Qurban

DALAM waktu dekat umat Islam di seluruh penjuru dunia akan merayakan hari raya ‘Idul Adha
1437 H. Sebagaimana biasanya, ibadah yang hanya dikerjakan sekali dalam setahun itu terasa
amat kurang sempurnah apabila tidak dilengkapi dengan penyembelihan hewan kurban.

Tradisi pemotongan hewan kurban dalam pradaban Islam memiliki sejarah tersendiri. Dalam
tidurnya, Nabi Ibrahim as bermimpi tiga malam berturut-turut diperintah menyembelih anaknya
Ismail as. Mimpi yang bersumber dari Allah Subhanau Wata’ala itu diceritakan kepada Ismail as.
(Lihat tafsir al-Thobari).

Anak semata wayang yang masih kecil kala itu mengokohkan pendirian ayahnya agar segera
mewujudkan mimpinya, karena mimpi seorang nabi adalah suatu kebenaran, datang dari Allah
Subhanau Wata’ala. (QS al-Shafāt)

Sejak saat itu, tradisi penyembelihan hewan kurban rutin dilaksanakan apabila hari raya besar
tiba. Islam agama para nabi tidak hanya memerintahkan berkurban, akan tetapi tata cara
penyembelihannya pun diajarkan.

Pemotongan hewan kurban harus menggunkan pisau dan parang yang tajam, tidak dibenarkan
memotong dalam keadaan berdiri, matanya harus ditutup dan mesti dijauhkan dari pandangan
hewan kurban lainnya.

Namun dewasa ini, tata cara penyembelihan seperti itu hendak dirubah oleh Barat. Menurutnya,
penyembelihan yang baik adalah. Sebab penyembelihan saat hilang sadar hewan tidak merasa
sakit. Selain itu, hewan harus dibius agar merasakan ketenangan saat kematian tiba.

Aktivitas barat mengklaim bahwa tata cara yang mereka tawarkan lebih manusiawi sementara
metode yang diterapkan agama Islam tidak manusiawi. Mereka misalnya merekomendasikan
memukul bagian kepala dengan alat captive bolt pistol (CBP) sampai pingsan Segala upaya dan
usaha gencar disebarkan melalui media sosial dan organisasi atas nama HAM (Hak asasi
Manusia).
Apakah benar penyembelihan hewan dengan cara dipingsangkan (stunning) sebelum disembelih
lebih baik daripada saat sadar? Dan betulkah pemotongan saat sadar adalah penyembelihan
yang tidak manusiawi? Mana konsep yang benar dari dua metode tersebut?.

Islam merupakan agama rahmat bagi seluruh alam mengajarkan dari hal yang kecil sampai besar.
Masuk-keluar kamar mandi, sebelum dan sesudah makan, sebelum dan saat bangun tidur, masuk
dan keluar rumah diajarkan sedemikian rupa.

Menghormati orang tua, memuliakan tamu dan tetangga, menyayangi anak kecil, bersikap baik
terhadap binatang tidak luput dari ajaran Islam. Semua perbuatan baik tersebut tertera lengkap
dalam norma agama Islam.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

)٣٨( ‫َّم ا َفَّر ۡط َنا ِفى ٱۡل ِكَتٰـِب ِم ن َشۡى ٍ۬ءۚ‌ ُثَّم ِإَلٰى َر ِّبِہۡم ُيۡح َش ُروَن‬

“Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab.” [QS: al an’am: 38]

Imam Ibnu Katsir dalam Tafsīr al-Qur’ān al-‘Azhīm menguraikan makna ayat diatas, ia berkata :
tidak ada sesuatu pun yang terlupa dari ajaran al-Qur’an. Pernyataan ini senada dengan hadits
nabi bahwa seseorang akan berjalan diatas kebenaran selama berpegang dengan al-Quran dan
al-hadits.

Rasulullah Shaallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda:

‫َتَر ْك ُن ِفْيُك ْم َشْيَئيِن َلْن َتِض ُّلْو ا َبْع َد ُهَم ا ِكَتا َب ِهللا َو ُس َّنِتْي‬

‘’Aku tinggalkan dua pusaka. Kalian tidak akan sesat setelah (berpegang) pada keduanya.

Yaitu kitab allah dan sunahku. (HR.Hakim)

DALAM waktu dekat umat Islam di seluruh penjuru dunia akan merayakan hari raya ‘Idul Adha
1437 H. Sebagaimana biasanya, ibadah yang hanya dikerjakan sekali dalam setahun itu terasa
amat kurang sempurnah apabila tidak dilengkapi dengan penyembelihan hewan kurban.
Tradisi pemotongan hewan kurban dalam pradaban Islam memiliki sejarah tersendiri. Dalam
tidurnya, Nabi Ibrahim as bermimpi tiga malam berturut-turut diperintah menyembelih anaknya
Ismail as. Mimpi yang bersumber dari Allah Subhanau Wata’ala itu diceritakan kepada Ismail as.
(Lihat tafsir al-Thobari).

Anak semata wayang yang masih kecil kala itu mengokohkan pendirian ayahnya agar segera
mewujudkan mimpinya, karena mimpi seorang nabi adalah suatu kebenaran, datang dari Allah
Subhanau Wata’ala. (QS al-Shafāt)

Sejak saat itu, tradisi penyembelihan hewan kurban rutin dilaksanakan apabila hari raya besar
tiba. Islam agama para nabi tidak hanya memerintahkan berkurban, akan tetapi tata cara
penyembelihannya pun diajarkan.

Pemotongan hewan kurban harus menggunkan pisau dan parang yang tajam, tidak dibenarkan
memotong dalam keadaan berdiri, matanya harus ditutup dan mesti dijauhkan dari pandangan
hewan kurban lainnya.

Namun dewasa ini, tata cara penyembelihan seperti itu hendak dirubah oleh Barat. Menurutnya,
penyembelihan yang baik adalah. Sebab penyembelihan saat hilang sadar hewan tidak merasa
sakit. Selain itu, hewan harus dibius agar merasakan ketenangan saat kematian tiba.

Aktivitas barat mengklaim bahwa tata cara yang mereka tawarkan lebih manusiawi sementara
metode yang diterapkan agama Islam tidak manusiawi. Mereka misalnya merekomendasikan
memukul bagian kepala dengan alat captive bolt pistol (CBP) sampai pingsan Segala upaya dan
usaha gencar disebarkan melalui media sosial dan organisasi atas nama HAM (Hak asasi
Manusia).

Apakah benar penyembelihan hewan dengan cara dipingsangkan (stunning) sebelum disembelih
lebih baik daripada saat sadar? Dan betulkah pemotongan saat sadar adalah penyembelihan
yang tidak manusiawi? Mana konsep yang benar dari dua metode tersebut?.
Islam merupakan agama rahmat bagi seluruh alam mengajarkan dari hal yang kecil sampai besar.
Masuk-keluar kamar mandi, sebelum dan sesudah makan, sebelum dan saat bangun tidur, masuk
dan keluar rumah diajarkan sedemikian rupa.

Menghormati orang tua, memuliakan tamu dan tetangga, menyayangi anak kecil, bersikap baik
terhadap binatang tidak luput dari ajaran Islam. Semua perbuatan baik tersebut tertera lengkap
dalam norma agama Islam.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

)٣٨( ‫َّم ا َفَّر ۡط َنا ِفى ٱۡل ِكَتٰـِب ِم ن َشۡى ٍ۬ءۚ‌ ُثَّم ِإَلٰى َر ِّبِہۡم ُيۡح َش ُروَن‬

“Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab.” [QS: al an’am: 38]

Imam Ibnu Katsir dalam Tafsīr al-Qur’ān al-‘Azhīm menguraikan makna ayat diatas, ia berkata :
tidak ada sesuatu pun yang terlupa dari ajaran al-Qur’an. Pernyataan ini senada dengan hadits
nabi bahwa seseorang akan berjalan diatas kebenaran selama berpegang dengan al-Quran dan
al-hadits.

Rasulullah Shaallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda:

‫َتَر ْك ُن ِفْيُك ْم َشْيَئيِن َلْن َتِض ُّلْو ا َبْع َد ُهَم ا ِكَتا َب ِهللا َو ُس َّنِتْي‬

‘’Aku tinggalkan dua pusaka. Kalian tidak akan sesat setelah (berpegang) pada keduanya. Yaitu
kitab allah dan sunahku. (HR.Hakim)

Konsep yang ditawarkan agama Islam jelas jauh lebih baik dan bahkan tak tertandingi oleh
agama dan undang-undang manapun. Penyembelihan hewan kurban misalnya, Rasulullah saw
memrintahkan para sahabat dan umatnya mengikuti sunnah beliau Shallahu ‘Alaihi Wassalam

Sesungguhnya Allah telah menetapkan perbuatan baik (ihsan) atas segala sesuatu . Jika kalian
membunuh maka berlakulah baik dalam hal tersebut. Jika kalian menyembelih berlakulah baik
dalam hal itu; hendaklah kalian mengasah pisaunya dan menyenangkan hewan sembelihannya.”
(HR: Muslim)

Imam Ibnu Daqīq al-‘Aid dalam Al-arbaīn al-Nawawi bertutur, hendaklah seseorang menyembelih
hewan kurban dengan menggunakan pisau tajam agar hewan sembelihan merasakan
ketenangan saat ajal menjemput. Dan menyembelih dengan pisau tumpul akan mengakibatkan
hewan menderita kesakitan yang dahsyat. Diktum ulama kenamaan ini tidak hanya bualan
belaka. Penyembelihan ala Barat sangat tidak berdasar. Prof. Dr. Schult dan Dr. Hazim dari
universitas Hannover Jerman, pernah membandingkan metode penyembelihan tata cara Islam
dan Barat. Dalam penelitian itu mereka menyimpulkan metode yang diterapkan Islam sangat
bagus. Karena penyembelihan hewan disaat sadar darahnya mengalir deras, jatung berfungsi
normal dan darah yang dalam tubuh keluar total. Sementara penyembelihan dengan membuat
hewan pingsan terlebih dahulu tidak berjalan demikian.
Hewan yang disembelih darahnya tidak mengalir normal dan jatungnya tidak berfungsi dengam
baik sehingga darah-darah dalam tubuhnya tidak bersih. Akibatnya (implikasinya) sel darah
membeku di pembulu darah dan daging pun tidak heginis.

Sungguh menakjubkan. Ternyata tata cara eksekusi dengan metode islami teruji secara sains.
Sedangkan metode stunning tidak memberi kebaikan. Jadi, kita sebagai umat Islam selaiaknya
memilih jalan islami. Disamping perintah Allah Subhanahu Wata’ala dan RasulNya, ia juga
memberi banyak kebaik.*

Anda mungkin juga menyukai