Anda di halaman 1dari 9

SURVEI DAN INVESTIGASI (SI) PENDAHULUAN JARINGAN IRIGASI

A. Latar Belakang
Pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan perekonomian,
mengingat fungsi dan perannya dalam penyediaan pangan bagi penduduk, pakan serta
energi, serta tempat bergantungnya mata pencaharian penduduk di pedesaan. Sektor
pertanian mempunyai sumbangan yang berarti dalam pembentukan Produk Domestik
Bruto, peningkatan pertanian dapat dikatakan sebagai motor penggerak dan penyangga
perekonomian nasional.
Dalam rangka upaya khusus peningkatan produksi padi, salah satu program
pemerintah yang dikembangkan oleh Kementrian Pertanian yaitu pengembangan
Jaringan Irigasi yang merupakan komponen utama dalam aktivitas usaha tani yang
berdampak langsung terhadap kualitas dan kuantitas produksi.Pengelolaan air irigasi dari
hulu (upstream) sampai hilir (downstream) memerlukan sarana dan prasarana tersebut
dapat berupa : bendungan, bending, saluran primer, saluran sekunder, boks bagi dan
saluran tersier. Rusaknya salah satu bangunan irigasi akan mempengaruhi kinerja
system irigasi yang ada sehingga mengakibatkamn efisiensi dan efektifitas irigasi
menurun.Perencanaan irigasi baik dari susi pembangunan infrastruktur maupun
operasional dan pengelolaan merupakan satu kesatuan. Jaringan irigasi yang
merupakan salah satu bagian dari aspek perencanaan menjadi kegiatan yang penting
dalam upaya mengektifkan kegiatan pengembangan jaringan irigasi.

Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk memenuhi kebutuhan
pertanian Irigasi didefinisikan sebagai suatu cara pemberian air, baik secara alamiah
ataupun buatan kepada tanah dengan tujuan untuk memberi kelembapan yang berguna
bagi pertumbuhan tanaman.Secara alamiah air disuplai kepada tanaman melalui air
hujan. Seara alamiah lainnya, adalah melalui genangan air akibat banjir dari sungai, yang
akan menggenangi suatu daerah selama musim hujan, sehingga tanah yang ada dapat
siap ditanami pada musim kemarau. Ketika penggunaan air ini mengikutkan pekerjaan
rekayasa teknik dalam skala yang cukup besar, maka hal tersebut disebut irigasi buatan.
Irigasi buatan secara umum dapat dibagi dalam bagian irigasi pompa, dimana air
diangkat dari sumber air yang rendah ke tempat yang lebih tinggi, baik secara mekanis
maupun manual. Irigasi aliran, dimana air dialirkan ke lahan pertanian secara gravitasi
dari sumber pengambilan air.

Sesuai dengan definisi irigasinya, maka tujuan irigasi pada suatu daerah adalah
upaya rekayasa teknis untuk penyediaaan dan pengaturan air dalam menunjang proses
produksi pertanian, dari sumber air ke daerah yang memerlukan serta mendistribusikan
secara teknis dan sistematis. Adapun manfaat dari suatu sistem irigasi, adalah :

1. Untuk membasahi tanah, yaitu pembasahan tanah pada daerah yang curah
hujannya kurang atau tidak menentu.

2. Untuk mengatur pembasahan tanah, agar daerah pertanian dapat diairi


sepanjang waktu pada saat dibutuhkan, baik pada musim kemarau maupun
musim penghujan.

3. Untuk menyuburkan tanah, dengan mengalirkan air yang mengandung lumpur


& zat – zat hara penyubur tanaman pada daerah pertanian tersebut, sehingga
tanah menjadi subur.

4. Untuk kolmatase, yaitu meninggikan tanah yang rendah / rawa dengan


pengendapan lumpur yang dikandung oleh air irigasi.

Lahan sawah dengan irigasi teknis yaitu jaringan irigasi dimana saluran pemberi
terpisah dari saluran pembuang agar penyediaan dan pembagian air ke dalam lahan
sawah tersebut dapat sepenuhnya diatur dan diukur dengan mudah. Biasanya lahan
sawah irigasi teknis mempunyai jaringan irigasi yang terdiri dari saluran primer dan
sekunder serta bangunannya dibangun dan dipelihara oleh pemerintah. Ciri-ciri irigasi
teknis: Air dapat diatur dan diukur sampai dengan saluran tersier serta bangunan
permanennya. Lahan sawah yang memperoleh pengairan dari sistem irigasi, baik yang
bangunan penyadap dan jaringan-jaringannya diatur dan dikuasai dinas pengairan PU
maupun dikelola sendiri oleh masyarakat. Kadar air tanah yang lebih rendah pada tanah
sawah yang diolah sempurna disebabkan oleh porositas tanah lebih tinggi, sehingga
kehilangan air lebih banyak.
Pengaruh air irigasi pada tanah yang dialirinya dapat bersifat netral, implementer,
memperkaya ataupun memiskinkan. Air irigasi bersifat netral yaitu didapatkan pada
tanah-tanah yang menerima pengairan dari air yang berasal dan memlalui daerah aliran
yang memiliki jenis tanah yang sama dengan tanah yang dialiri. Sifat suplementer
dijumpai pada tanah yang telah kehilangan unsur-unsur hara akibat pencucian dan
mendapatkan unsur-unsur hara lain dari air irigasi. Air irigasi bersifat memperkaya tanah
apabila kandungan unsur hara akibat dari pengairan lebih besar jumlahnya daripada
unsure hara yang hilang karena paen, drainase atau pengairan. Pencucian unsur hara
dari permukaan kompleks adsorpsi dan larutan tanah oleh air irigasi bersifat memiskinkan
tanah.

B. Tujuan
Maksud survei dan investigasi ini adalah menginvestarisir kerusakan saluran primer
dan sekunder dan kerusakan bangunan irigasi.

C. Pembahasan
Dalam proses perencanaan pembangunan irigasi dibagi menjadi dua tahap utama
yaitu tahap perencanaan umum (studi) dan tahap perencanaan teknis. Masing-masing
tahap (phase) dibagi menjadi taraf (phase), yang kesemuanya mempunyai tujuan yang
jelas.Tahap Studi merupakan tahap perumusan proyek dan penyimpulan akan
dilaksanakannya suatu proyek. Aspek-aspek yang tercakup dalam Tahap Studi bersifat
teknis dan nonteknis. Adapun tahap perencanaan merupakan tahap pembahasan proyek
pekerjaan irigasi secara mendetail aspek-aspek yang tercakup disini terutama bersifat
teknis.
1. Tahap Studi
Dalam Tahap Studi ini konsep proyek dibuat dan dirinci mengenai irigasi pertanian
ini pada prinsipnya akan didasarkan pada faktor-faktor tanah, air dan penduduk, namun
juga akan dipelajari berdasarkan aspek-aspek lain. Aspek-aspek ini antara lain meliputi
ekonomi rencana nasional dan regional, sosiologi dan ekologi. Berbagai studi dan
penyelidikan akan dilakukan. Banyaknya aspek yang akan dicakup dan mendalamnya
penyelidikan yang diperlukan akan berbeda-beda dari proyek yang satu dengan proyek
yang lain.
1.1. Studi Awal
Ide untuk menjadikan suatu daerah menjadi daerah irigasi datang dari lapangan
atau kantor. Konsep atau rencana membuat suatu proyek terbentuk melalui pengamatan
kesempatan fisik di lapangan atau melalui analisa data-data topografi dan hidrologi. Data-
data yang berhubungan dengan daerah tersebut dikumpulkan (peta, laporan, gambar
dsb) dan dianalisis; hubungannya dengan daerah irigasi didekatnya kemudian dipelajari.
Selanjutnya dibuat rencana garis besar dan pola pengembangan beserta laporannya.
Ketelitian yang dicapai sepenuhnya bergantung kepada data dan keterangan/informasi
yang ada.
1.2. Studi Identifikasi
Dalam Studi Identifikasi hasil-hasil studi awal diperiksa di lapangan untuk
membuktikan layak-tidaknya suatu rencana proyek. Adapun aspek-aspek yang ditinjau
dalam studi identifikasi ini sebagai berikut:

a. Kesuburan tanah
b. Tersedianya air dan air yang dibutuhkan (kualitas dan kuantitas) populasi sawah,
petani (tersedia dan kemauan)
c. Pemasaran produksi
d. Jaringan jalan dan komunikasi
e. Status tanah
f. Banjir dan genangan
g. Lain-lain (potensi transmigrasi, pertimbangan-pertimbangan nonekonomis)

1.3. Studi Pengenalan


Tujuan utama studi ini ialah untuk memberikan garis besar pengembangan
pembangunan multisektor dari segi-segi teknis yang meliputi hal-hal berikut:

a. Irigasi, hidrologi dan teknik sipil


b. Pembuatan rencana induk pengembangan irigasi sebagai bagian dari rencana
induk pengelolaan sumber daya air wilayah sungai yang dipadu serasikan dengan
RUTR Wilayah.
c. Agronomi
d. Geologi
e. Ekonomi
f. Bidang-bidang yang berhubungan, seperti misalnya perikanan, tenaga air dan
ekologi
g. Pengusulan ijin alokasi air irigasi.

Untuk studi pengenalan tidak dilakukan pengukuran aspek-aspek topografi (peta


dengan garis-garis kontur berskala 1:25.000 geologi teknik (penyelidikan pendahuluan)
dan kecocokan tanah (peta kemampuan tanah berskala 1:250.000). Semua kesimpulan
dibuat berdasarkan pemeriksaan lapangan, sedangkan alternatif rencana teknik
didasarkan pada peta-peta yang tersedia. Ketepatan rencana teknik sangat bergantung
pada ketepatan peta. akan tetapi, rencana tersebut akan menetapkan tipe irigasi dan
bangunan.

1.4. Studi Kelayakan


Tujuan utama studi kelayakan adalah untuk menilai kelayakan pelaksanaan untuk
proyek dilihat dari segi teknis dan ekonomis. Studi kelayakan bertujuan untuk:

a. Memastikan bahwa penduduk setempat akan mendukung dilaksanakannya


proyek yang bersangkutan.
b. Memastikan bahwa masalah sosial dan lingkungan lainnya bisa diatasi tanpa
kesulitan tinggi
c. Mengumpulkan dan meninjau kembali hasil-hasil studi yang telah dilakukan
sebelumnya, dll.

2. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan dimulai setelah diambilnya keputusan untuk melaksanakan proyek.
Disini dibedakan adanya dua:

a. Taraf Perencanaan Pendahuluan


b. Taraf Perencanaan Akhir (detail)
2.1. Taraf Perencanaan Pendahuluan

2.1.1 Pengukuran

Pengukuran/survei dilakukan untuk menentukan bentuk dan karakteristik lapangan


apakah layak atau tidak dengan tahap studi, adapun pengukuran dibagi menjadi:

a. Pengukuran peta topografi


b. Penelitian kemampuan tanah

2.1.2. Perencanaan Pendahuluan


Tujuan yang akan dicapai oleh tahap perencanaan pendahuluan adalah untuk
menentukan lokasi dan ketinggian bangunan-bangunan utama, saluran irigasi dan
pembuang, dan luas daerah layanan yang kesemuanya masih bersifat pendahuluan.
Pada taraf ini akan diambil keputusan-keputusan mengenai:

a. Lokasi bangunan-bangunan utama dan bangunan-bangunan silang utama. Tata


letak jaringan.
b. Perencanaan petak-petak tersier
c. Pemilihan tipe-tipe bangunan
d. Trase dan potongan memanjang saluran
e. Pengusulan garis sempadan saluran pendahuluan
f. Jaringan dan bangunan pembuang.

2.2. Taraf Perencanaan Akhir

2.2.1. Pengukuran dan penyelidikan


Untuk melaksanakan perencanaan akhir, sejumlah pengukuran dan penyelidikan
harus dilakukan. Rumusan dan ketentuan pengukuran dan penyelidikan ini didasarkan
pada hasil-hasil dan penemuan tahap perencanaan pendahuluan. Tanggung jawab atas
persyaratan, pelaksanaan dan hasil-hasil akhir ada pada perekayasa. Kegiatan-kegiatan
ini meliputi:

a. Pengukuran topografi (pengukuran trase saluran, pengukuran situasi bangunan


khusus)
b. Penyelidikan geologi teknik (geologi, mekanika tanah)
c. Penyelidikan model hidrolis

2.2.2. Perencanaan dan laporan akhir


Pembuatan perencanaan akhir merupakan tahap terakhir dalam Perencanaan
Jaringan lrigasi. Dalam tahap ini gambar-gambar tata letak, saluran dan bangunan akan
dibuat detail akhir. Perencanaan akhir akan disajikan sebagai laporan perencanaan yang
berisi semua data yang telah dijadikan dasar perencanaan tersebut serta kriteria yang
diterapkan, maupun gambar-gambar perencanaan dan rincian volume dan biaya (bill of
quantities). Laporan itu juga memuat informasi mengenai urut-urutan pekerjaan
pelaksanaan dan ekspoitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.

D. DOKUMENTASI
Lokasi : Saluran Pembuang Plosokandang, Desa Plosokandang, Kecamatan
Kedungwaru, Kab. Tulungagung

Anda mungkin juga menyukai