METODE PEKERJAAN........................................................................................2
3.1 METODE KERJA........................................................................................2
3.2 DATA KETENTUAN YANG DIGUNAKAN ...................................................8
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................10
4.1 KONDISI LOKASI.....................................................................................10
4.2 POTENSI PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH .....................10
1
BAB III
METODOLOGI PEKERJAAN
A. Proyeksi Penduduk
a. Metode Aritmatik
Pn = Po + rn
1 Pt
r 1
t Po
Dimana :
b. Metode Geometrik
2
pertumbuhan penduduk (rate of growth) dianggap sama untuk setiap tahun.
Berikut formula yang digunakan pada metode geometri
Pn = Po (1 + r)
1/ t
Pt
r 1
Po
Dimana :
Metode ini digunakan untuk garis regresi linier yaitu pertambahan penduduk
masa lalu menggambarkan kecenderungan garis linier, meskipun
pertambahan penduduk tidak selalu bertambah. Perhitungan proyeksi
penduduk dengan metode least square dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
P = a + (b.t)
Dimana :
dengan rumus:
[ y ( x 2 )] [( x)( xy )]
a
[ n( x 2 ) ( y ) 2
3
n( xy ) ( x )( y )
b
n( x 2 ) ( x ) 2
n( xy ) ( x )( y )
r
{[ n( y 2 ) ( y ) 2 ][ n( x 2 ) ( x ) 2 ]}0.5
n( xy ) ( x)( y )
r
{[ n( y ) ( y ) 2 ][n( x 2 ) ( x) 2 ]}0.5
2
Korelasi dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1≤ r ≤ +1). Apabila r
= -1 berarti korelasi bersifat negatif sempurna, r = 0 berarti tidak ada korelasi,
dan r = 1 berarti korelasi bersifat positif sempurna (Yudithia, 2012).
B. Timbulan Sampah
timbulan sampah
Timbulan sampah per orang (L/hari) =
penduduk
4
Jumlah timbulan sampah
1. Pewadahan Sampah
(c Jj Ts Pa) (D Ts Pa)
Pewadahan tanpa alat komposter
kapasitas wadah Fp
Dimana :
C = Jumlah rumah
Jj = Jumlah jiwa per-rumah
Ts = Timbulan sampah
5
Pa = Persentase sampah organik
D = Jumlahjiwa dirumah susun
Fp = Faktor pemadatan
2. Pengumpulan Sampah
3. Pengangkutan
Pengangkutan sampah berupa residu dari TPS 3R ke TPA menggunakan
sepeda motor roda tiga.
Ts
Kk Fp Jap
Ritasi kendaraan 3.8
0.79 1 rit/hari
1 1.2 4
6
1. Area pemilahan
timbuan sampah masuk
a) Jumlah tumpukan sampah =
tinggi tumpukan sampah
2. Area pengomposan
7
didalam timbunan sampah tersebut melalui pipa-pipa berpori. Konstruksi ini
mengalirkan udara pada kompos melalui :
1. Lubang-lubang di dinding
2. Pipa-pipa vertikal dalam tumpukan. Sementara lubang antar pipa pada bagian
dasar adalah sebagai saluran dari air dalam tumpukan sampah di dalam boks.
Kelebihan teknik aerator bambu ini yaitu relatif mudah dikerjakan, investasi
sedang, memerlukan biaya yang sedikit. Sedangkan kekurangannya yaitu
memerlukan lahan yang cukup luas, perlu ketelatenan dan kedisiplinanpetugas
kompos, mengundang lalat jika tidak ada penyemprotan berkala, sampah
anorganik/residual dapat menghambat proses dan kualitas kompos.
1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang digunakan yaitu dari tahun 2023-2028 dikarenakan data
tahun 2024-2028 belum ada.
2019 1415
1
2020 1476
2
2021 1558
3
2022 1587
4
2023 1656
5
Sumber: BPS Kabupaten Bekasi
2. Jumlah timbulan sampah
8
3. Data komposisi timbulan sampah
Data Komposisi timbulan sampah yang digunakan yaitu sampah yang dapat
dikomposkan berupa sampah makanan dan sampah kebun yang berjumlah 65 %
dan sampah daur ulang berupa sampah plastik, kertas, karton yang berjumlah 20
% dan residu berupa gelas, kaleng, logan,sampah B3 dan lain-lain berjumlah 15 %
Komposisi Sampah
No Jenis Sampah
(%)
Sampah Makanan 55
Sampah Kebun 5
2 Sampah Organik
Kertas 5
Karton 5
Plastik 20
3 Sampah Anorganik
Gelas/kaca 5
Kaleng Besi 0
Logam 0
Lain-lain 4
Sampah B3 1
Total 100%
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
9
4.1 Kondisi Umum Lokasi
Kecamatan Kedungwaringin memiliki jumlah penduduk pada tahun 2023 yakni sebanyak
1656 jiwa dengan jumlahn kartu keluarga sebanyak 285 KK. Pada Kecamatan
Kedungwaringin pengumpulan sampah dilakukan dari sumbernya menggunakan kresek
plastik di setiap rumah, dan fasilitas umum yang kemudian langsung diangkut ke TPS
dengan menggunakan gerobak sampah.
Pengangkutan sampah dari fasilitas pemerintah maupun rumah tangga dilakukan dengan
menggunakan gerobak sampah. Sampah tersebut kemudian diangkut ke TPS kemudian ke
TPA Air Dingin. Sampah yang masuk ke TPA biasanya berupa sampah domestik yang
belum diolah.
A.Pewadahan sampah
Sampah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga di beberapa desa biasanya
menggunakan pewadahan individual dan komunal, dengan mekanisme
penggunaan tergolong wadah non tetap
10
B. Pengumpulan sampah
C.Pengangkutan sampah
Pada sistem Bank sampah ini 2 orang petugas melaksanakan pengepakan packing
untuk mengelompokkan barang pecah belah untuk didata dan di tumpukan diruang
Bank sampah seperti :
Hasil dari pengumpulan barang pecah belah seperti botol, kertas, besi, plastik akan
dijual pada lapak besar/pabrik. Adapun sistem kerja Bank sampah adalah pola
menabung, dimana nasabah setorkan sampah kering lalu mendapat buku tabungan.
Nilai tabungan dapa diambil berkala, 3 bulan/6 bulan/12 bulan.
11
Data jumlah penduduk di Kecamatan Kedungwaringin diperlukan untuk
mengetahui timbulan sampah yang terbentuk. Data jumlah penduduk Kecamatan
Kedungwaringin dapat dilihat pada tabel
2019 1415
1
2020 1476
2
2021 1558
3
2022 1587
4
2023 1656
5
1 Pt
r = ( −1)
t Po
1 2017
r= ( −1)
t 2015
1 1108
r= ( −1)
2 1015
r =0.04581
Pt =P 2019 ( 1+rt )
P 2020=1196 ( 1+ 0.04581 x 1 ) = 1251
P 2021=1196 (1+ 0.04581 x 2 ) = 1306
P 2022=1196 (1+ 0.04581 x 3 ) = 1360
P 2023=1196 ( 1+ 0.04581 x 4 ) = 1415
P 2024=1196 ( 1+0.04581 x 5 ) = 1470
P 2025=1196 ( 1+ 0.04581 x 5 ) = 1525
2. Metode Geometri
1
Pt t
r =( ) −1
Po
12
1
P2017 2
r =( ) −1
P 2015
1
1108 2
r =( ) −1
1015
r =−0.0448
t
Pt =P 2019 ( 1−r )
1
P 2020=1196 ( 1−−(0.0448) ) = 1250
2
P 2021=1196 ( 1−−(0.0448) ) = 1306
3
P 2022=1196 ( 1−−(0.0448) ) = 1364
4
P 2023=1196 ( 1−−(0.0448) ) = 1425
5
P 2024=1196 ( 1−−(0.0448) ) = 1489
6
P 2025=1196 ( 1−−(0.0448) ) = 1556
3. Metode Exponensial
1 Pt
r = ln( )
t Po
1 P2017
r = ln ( )
2 P 2015
1 1108
r = ln( )
2 1015
r =0.04383
rt
Pt =P 2019 e
0.04383x 1
P 2020=1196 e = 1250
0.04383 x 2
P 2021=1196 e = 1306
0.04383 x 3
P 2022=1196 e = 1364
0.04383x 4
P 2023=1196 e = 1425
0.04383 x5
P 2024=1196e = 1489
0.04383x 6
P 2025=1196 e = 1556
13
Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi dari Ketiga Metode
14
Tabel 7. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Dengan Metode Eksponensial
jumlah
penduduk Tahun Y X x^2 y^2 x*y
tahun 2019
2020 1250 1 1 1562500 1250
2021 1306 2 4 1705636 2612
2022 1364 3 9 1860496 4092
2023 1425 4 16 2030625 5700
1196
2024 1489 5 25 2217121 7445
2025 1556 6 36 2421136 9336
Jumlah 8390 21 91 11797514 30435
nilai koefisien korelasi = 0,99943129
Data timbulan sampah diperoleh berdasarkan SNI 3242-2008 tentang Pengelolaan Sampah di
Permukiman, yaitu :
Kota besar = 3 L/org/hari atau 0,6 kg/org/hari
Kota kecil = 2,5 L/org/hari atau 0,5 kg/org/hari
Data penduduk Korong Kapalo Banda Nagari Aie Tajun pada tahun 2019 adalah
sebanyak 1196 jiwa. Kelurahan Limo juga dapat dikategorikan sebagai kota kecil
sehingga timbulan sampah yang dihasilkan berdasarkan SNI tersebut adalah 2,5
L/org/hari denga asumsi 1 rumah ada 5 orang. Untuk mendapatkan data timbulan
sampah pada tahun sekarang (2023) dan lima tahun mendatang (2028) maka
dengan menggunakan data proyeksi penduduk (metode aritmatik).
15
Proyeksi penduduk tahun 2020 = 1251 jiwa
16
1. Berat jenis masing-masing komposisi sampah
a. Berat jenis sampah yang dapat dikomposkan
berat sampah
Berat jenis dapat dikomposkan= x % dapat dikomposkan
volume sampah
0 , 6 kg /org/h ari
Berat jenis dapat dikomposkan= x (55+10)%
2 , 5 L /org/h ari
3
Berat jenis dapat dikomposkan=0,156 kg/ L=156 kg/m
berat sampah
Berat jenis sampah organik = x % sampah organik
volume sampah
0 , 6 kg /org/h ari
Berat jenis sampah organik = x ( 10+5+5 ) %
2 , 5 L/org/h ari
3
Berat jenis sampah organik =0,048 kg /L=48 kg /m
0 , 6 kg /org/h ari
Berat jenis sampah anorganik = x(5+0+5+ 4+1)%
2, 5 L/org/h ari
3
Berat jenis sampah anorganik =0,036 kg /L=36 kg /m
a. Pewadahan
17
Pewadahan yang dilayani oleh TPS 3R
Sehingga dengan data di atas dapat ditentukan jumlah rumah dan banyaknya
pewadahan yang dibutuhkan
a. Jumlah rumah
1) Rumah mewah (A)
rasio rumah mewah
A= x Jumlah jiwa(KK )
jumlahrasio
20 %
A= x 250=50 rumah
100 %
( A x Jj x Ts x Pa ) +(D x Ts x Pa)
A=
Kapasitas Wadah x Fp
18
( 50 x 5 x 3 x 15 % )+(0 x 5 x 15 %)
A= =0,9375 wadah=1 wadah
100 x 1 ,2
2. Rumah sedang
( B x Jj x Ts x Pa ) +( D x Ts x Pa)
B=
Kapasitas Wadah x Fp
( 75 x 5 x 3 x 15 % ) +(0 x 3 x 15 % )
B= =1 , 4 wadah=2 wada h
100 x 1 , 2
3. Rumah sederhana
( C x Jj x Ts x Pa )+(D x Ts x Pa)
C=
Kapasitas Wadah x Fp
( 125 x 5 x 3 x 15 % ) +(0 x 3 x 15 %)
C= =2 , 3 wadah=3 wadah
100 x 1 , 2
b. Pengumpul
¿¿
(2 , 25 L /h ari(50+75+0))+( ( 2 , 5 L/org/h ari x 5 orang ) 125)+0
¿
1000 L x 1.2 x 2
¿ 0 , 76 motor sampah ≈ 1 motor sampah
c. Pengangkutan
Pengangkutan sampah dari TPS 3R menggunakan sepeda motor roda tiga menuju TPA
dengan pola SCS
19
ekanis maupun manual. Sistem mekanis menggunakan compactor truck dan kontainer
yang kompetibel dengan jenis truknya. Sedangkan sistem manual menggunakan tenag
a kerja dan kontainer dapat berupa bak sampah atau jenis penampungan lainnya.
20
Cara pengangkutan/pengambilan wadah dapat dilakukan secara manual dan mekanis.
Ukuran dan bentuk wadah harus disesuaikan dengan kondisi alat pengangkutan/ penga
mbilnya. Jika pengangkutan secara manual maka ukuran dan bentuk wadah harus dises
uaikan dengan kemampuan orang yang akan mengangkatnya. Sedangkan jika pengang
kutan dilakukan secara mekanis maka ukuran dan bentuk wadah harus disesuaikan den
gan spesifikasi teknis kendaraan pengangkutnya.
Peralatan dan perlengkapan untuk sarana pengangkutan sampah dalam skala kota adal
ah sebagai berikut:
h = a + bx
h : total haul time per trip, jam/trip
21
a : empirical haul-time constant, jam/trip
b : empirical haul-time constant, jam/km
x : jarak rata-rata , km/trip
b. Menghitung waktu per trip
THCS = PHCS+h + s
Nilai a dan b diperoleh dari data pengumpulan sampah secara actual, tergantung pada
kondisi masing-masing daerah.
h = a + b.x
2. Menghitung Pscs
22
Menghitung jumlah kontainer yang dapat dikosongkan
Ct = vr/cf
r : Rasio pemadatan
Tscs — Pscs + h + s
4. Jumlah trip/hari
Nd = Vd/v.r
r : Rasio pemadatan
H = [(t1+t2) + Nd (Tscs)]/(1 - W)
23
Nd : Jumlah trip, trip/hari
6. Pengumpulan manual
Np = 60 Pscs n/tp
Np : Jumlah lokasi/trip
n : Jumlah pengumpul
24
a. Luas TPS, sampai dengan 200 m2
b. Jenis pembangunan penampung sampah sementara bukan merupakan wadah
permanen
c. Sampah tidak boleh berada di TPS lebih dari 24 jam
d. Penempatan tidak mengganggu estetika dan lalu lintas
e. TPS harus dalam keadaan bersih setelah sampah diangkut ke TPA
f. TPS 3 R adalah tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan,
penggunaan ulang, pendauran ulang, dan pengolahan skala kawasan.
g. Penempatan lokasi TPS 3R sedekat ,mungkin dengan daerah pelayanan dalam
radius tidak lebih dari 1 km
h. TPS 3R dilengkapi dengan ruang pemilah, pengomposan sampah organik,
gudang, zona penyangga (buffer zone) dan tidak mengganggu estetika serta
lalu lintas
i. Keterlibatan aktif masyarakat dalam mengurangi dan memilah sampah
j. Area kerja pengelolaan sampah terpadu skala kawasan (TPS3R) yang meliputi
area pembongkaran muatan gerobak, pemilahan, perajangan sampah,
pengomposan, tem
k. pat/kontainer sampah residu, penyimpanan barang lapak atau barang hasil
pemilahan, dan pencucian.
l. Kegiatan pengelolaan sampah di TPS3R meliputi pemilahan sampah,
pembuatan kompos, pengepakan bahan daur ulang, dll.
m. Pemisahan sampah di TPS3R dilakukan untuk beberapa jenis sampah seperti
sampah B3 rumah tangga (selanjutnya akan dikelola sesuai dengan ketentuan),
sampah kertas, plastik, logam/kaca (akan digunakan sebagai bahan daur ulang)
dan sampah organik (akan digunakan sebagai bahan baku kompos).
n. Pembuatan kompos di TPS3R dapat dilakukan dengan berbagai metode, antara
lain Open Windrow dan Caspary. Sedangkan pembuatan kompos cair di TPS
3R dapat dilakukan dengan Sistem Komunal Instalasi Pengolahan Anaerobik
Sampah (SIKIPAS)
3. Lokasi
25
cakupan pelayanan skala RW (200 rumah), diperlukan TPS 3R dengan luas
200-500 m2.
b. TPS 3R dengan luas 1000 m2 dapat menampung sampah dengan atau tanpa
proses pemilahan sampah di sumber.
c. TPS 3R dengan luas <500 m2 hanya dapat menampung sampah dalam keadaan
terpilah (50%) dan sampah campur 50%.
d. TPS 3R dengan luas <200 m2 sebaiknya hanya menampung sampah tercampur
20%, sedangkan sampah yang sudah terpilah 80%.
4. Minimal Desain Bangunan TPS 3R
Desain bangunan TPS 3R minimal memuat beberapa hal sebagai berikut:
a. Area penerimaan/dropping area;
b. Area pemilahan/separasi;
c. Area pencacahan dengan mesin pencacah;
d. Area komposting dengan metode yang dipilih;
e. Area pematangan kompos/angin;
f. Mempunyai gudang kompos dan lapak serta tempat residu;
g. Mempunyai minimum kantor;
h. Mempunyai sarana air bersih dan sanitasi.
26
Fasilitas TPS 3R meliputi wadah komunal, areal pemilahan, areal composting
(kompos dan kompos cair), dan dilengkapi dengan fasilitas penunjang lain seperti
saluran drainase, air bersih, listrik, barier (pagar tanaman hidup) dan gudang
penyimpan bahan daur ulang maupun produk kompos serta biodigester (opsional).
Sarana pengolahan skala kawasan dilakukan di TPS 3R yang terdiri dari bangunan
hanggar semi permanen, kantor, gudang, dan fasilitas pengolahan lainnya. Untuk
pengomposan akan diperlukan fasilitas yang meliputi pelataran pengomposan
dilengkapi atap, mesin cacah, mesin ayak dan sarana alat bantu pengomposan lain.
5 Daur Ulang
a. Sampah yang didaur ulang minimal adalah kertas, plastik dan logam yang
memiliki nilai ekonomi tinggi dan untuk mendapatkan kualitas bahan daur ulang
yang baik, pemilahan sebaiknya dilakukan sejak di sumber.
b. Pemasaran produk daur ulang dapat dilakukan melalui kerja sama dengan pihak
penampung atau langsung dengan industri pemakai.
c. Daur ulang sampah B3 Rumah tangga (terutama batu baterai danlampu neon
bekas) dikumpulkan untuk diproses lebih lanjut sesuai dengan ketentuan
perundangan yang berlaku.
d. Daur ulang kemasan plastik (air mineral, minuman dalam kemasan, mie instan,
dan lain-lain) sebaiknya dimanfaatkan untuk barangbarang kerajinan atau bahan
baku produk lainnya.
6. Pembuatan Kompos
a. Sampah yang digunakan sebagai bahan baku kompos adalah sampah dapur
(terseleksi) dan daun potongan tanaman.
b. Metode pembuatan kompos dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain
dengan open windrow dan caspary.
c. Perlu dilakukan analisa kualitas terhadap produk kompos secara acak dengan
parameter antara lain warna, C/N rasio, kadar N,P,K danlogam berat. Dalam
pengecekan analisa kualitas produk kompos, bisa bekerja sama dengan
Laboratorium Tanah yang ada di universitas atau milik Instansi Pemerintah
setempat.
27
7. Teknologi yang digunakan TPS 3R minimal mencakup :
1. AlatPencacahan
2. AlatPenyaringan
3. Komposter (Aeratorbambu)
4. Insinerator
1.5 Spesiffikasi Bangunan TPS 3R
= 3127,5 L/hari
= 3,1275 m3
= 312,75 kg/hari
Massa
c. Densitas =
Volume
312, 75 kg /h ari
= 3
3,1275 m /h ari
= 100 kg/m3
1251
d. Jumlah KK =
5
28
e. Terlayani = 236 KK
f.Tidak terlayani = 250 KK- 236 KK
= 14 KK
= 236 x 5
=1180 orang
b. Ms sampah terlayani =
= 295 kg/hari
=2,95 m3 / hari
ms
d. Densitas =
vs
295 kg /hari
= 3
2 ,95 m /hari
= 100 kg/m3
3. Loading Rate
Loading rate merupakan jumlah atau kapasitas sampah yang akan diolah di TPS 3R
tiap jamnya.Dalam perencanaan ini waktu operasional TPS 3R adalah7 jam, dimulai pukul
08.00 – 12.00 ; 13.00 – 16.00 (istirahat pukul 12.00 – 13.00). Berdasarkan data kapasitas
sampah yang akan dikelola di TPS 3R adalah sebagai berikut:
Volume sampah(m3/hari)
Loading rate =
waktu proses ( jam /hari)
3
(2 , 95 m /hari)
Loading rate =
(7 jam/hari)
29
4. Area Pemilahan
a. timbulan sampah per hari
3
3 m /h ari
=
2, 5 m
= 1200m3 /h ari
Timbulan sampah 5 tahun = 365 hari x umur teknis x kapasitas timbulan sampah TPS 3R per
hari
= 531 ton
3
3 m /h ari
=
2m
= 1500 m2 /h ari
5. Area Pengomposan
a. Vs Kompos
30
ton
waktu pengomposan n ( hari ) x pasokan sampah( )
Vs Kompos = hari
3
d ensitas sampah(kg /m )
ton
30 h ari x 0,295( )
hari
=
ton
0 ,1( )
hari
= 88,5 m3
Keitnggian (t) = 1m
Panjang (a) = 3m
pxt
Luas aerator bamboo =
2
3mx1m
=
2
= 1.5 m2
pxlxt
Volume aerator bamboo =
2
3mx2,5 x1
=
2
= 3.75 m3
= (2,75 x 3 ) – 3,75
= 4,5m3
31
3
132 m
= 3
4 ,5 m
= 30 aerator
= 1.5 m2 x 30 buah
= 45m2
3
m
= 85 % x 0,64
jam
3
m
= 0,544
jam
3
m
= = 3,808
jam
= 325,56 kg/hari
= 46,50 kg/jam
c. Dimensi ruangan
Panjang = lebar =
√ volume Sampahorganik
tinggi tumpukan
32
√
3
m
= 0 ,64 jam
1 ,5 m
= 0,43 m/hari
7. Ruang Pencacahan
a. Kapasitas komopos
3
m
Kapasitas Kompos = 0,64 x 85 %
jam
3
m
= 0,544
jam
3
m
== 3,808
hari
=39,52 kg/jam
= 276,64 kg/hari
Kapasitas alat yang digunakan adalah 200 kg/jam,sehingga jumlah mesinp pencacah yang
diperlukan adalah 1 buah
3
m
= 1,9
hari
3
m
=0,28
hari
33
b. Berat kompos
=138.32 kg/hari
= 19,76 kg/jam
Kapasitas alat yang digunakan adalah 200 kg/jam,sehingga jumlah mesinp pencacah yang
diperlukan adalah 1 buah
9. Gudang
Dimensi = 5.2 m x 3 m x 5 m
= 78 m^3
10. Kantor
Dimensi = 4.2 m x 4 m x 5 m
= 84 m^3
11. Kamar Mandi
Jumlah kamar mandi sebanyak 2 buah dengan luas masing masing adalah 9.92
m^2.Sehingga total lahan yang dibutuhkan adalah 19.84 m^2.
1. Gerobakdorong
34
Daya angkut : 150kg
Kapasitas tangki bahan bakar : 12,5 ltr
3. Mesinpencacah
Model : KM-CH50-J
Dimensi : 60 x 50 x 70cm
Kapasitas : 200 - 300 kg/jam ( Produk basah )*(saringan > 13 mm ) jika dengan
saringan lebih kecil kapasitas turun
Kapasitas : 100 - 200 kg/jam ( Produk kering )*( saringan > 10 mm) jika
dengan saringan lebih kecil kapasitasturun
4. Mesinpengayak
Type : UK27
5. Timbangan
35
Kapasitas : ± 500kg
36