Anda di halaman 1dari 36

DAFTAR ISI

METODE PEKERJAAN........................................................................................2
3.1 METODE KERJA........................................................................................2
3.2 DATA KETENTUAN YANG DIGUNAKAN ...................................................8
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................10
4.1 KONDISI LOKASI.....................................................................................10
4.2 POTENSI PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH .....................10

4.3 PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN TPS 3R ........................................12

4.4 KOMPOSISI SAMPAH ............................................................................16

1
BAB III
METODOLOGI PEKERJAAN

3.1 Metode Kerja

3.1.1 Perhitungan Proyeksi

A. Proyeksi Penduduk

Dalam pekerjaan perencanaan TPS3R ini dilakukan beberapa klasifikasi


permasalahan dengan meninjau dan melihat data jumlah penduduk atau
demografi yang digunakan untuk menentukan jumlah penduduk di Kecamatan
Kedungwaringin sampai dengan 5 tahun mendatang, yaitu dari tahun 2023
hingga 2028. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18 Tahun
2007, Metode pendekatan yang digunakan untuk proyeksi penduduk terdiri dari
metode aritmatik, geometrik, dan least square.

a. Metode Aritmatik

Proyeksi penduduk dengan metode aritmatik mengasumsikan bahwa jumlah


penduduk pada masa depan akan bertambah dengan jumlah yang sama setiap
tahun. Formula yang digunakan pada metode proyeksi aritmatik adalah:

Pn = Po + rn

1  Pt 
r   1
t  Po 

Dimana :

Pn = jumalah penduduk pada tahun ke- n


Po = jumlah penduduk awal n = periode waktu proyeksi
r = angka pertambahan penduduk/ tahun

b. Metode Geometrik

Proyeksi penduduk dengan metode geometrik menggunakan asumsi bahwa


jumlah penduduk akan bertambah secara geometrik menggunakan dasar
perhitungan bunga majemuk (Adioetomo dan Samosir, 2010). Laju

2
pertumbuhan penduduk (rate of growth) dianggap sama untuk setiap tahun.
Berikut formula yang digunakan pada metode geometri

Pn = Po (1 + r)

1/ t
 Pt 
r   1
 Po 

Dimana :

Pn = jumalah penduduk pada tahun ke- n


Po = jumlah penduduk awal
n = periode perhitungan
r = angka pertambahan penduduk/ tahun

c. Metode Least Square

Metode ini digunakan untuk garis regresi linier yaitu pertambahan penduduk
masa lalu menggambarkan kecenderungan garis linier, meskipun
pertambahan penduduk tidak selalu bertambah. Perhitungan proyeksi
penduduk dengan metode least square dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :

P = a + (b.t)

Dimana :

P = nilai variabel berdasarkan garis regresi


t = variabel independen
a = konstanta
b = koefisien arah regresi linier

dengan rumus:

[ y ( x 2 )]  [( x)( xy )]
a
[ n( x 2 )  ( y ) 2

3
n(  xy )  (  x )( y )
b 
n( x 2 )  ( x ) 2

n(  xy )  (  x )( y )
r 
{[ n(  y 2 )  (  y ) 2 ][ n(  x 2 )  (  x ) 2 ]}0.5

Untuk menentukan metode proyeksi penduduk yang akan digunakan,


diperlukan perhitungan harga koefisien korelasi tiap metode proyeksi. Harga
koefisien korelasi yang mendekati satu adalah yang paling tepat. persamaan
koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

n( xy )  ( x)( y )
r
{[ n( y )  ( y ) 2 ][n( x 2 )  ( x) 2 ]}0.5
2

Korelasi dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1≤ r ≤ +1). Apabila r
= -1 berarti korelasi bersifat negatif sempurna, r = 0 berarti tidak ada korelasi,
dan r = 1 berarti korelasi bersifat positif sempurna (Yudithia, 2012).

Tabel 1. Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubugan

0,800 – 1,000 Sangat kuat

0,600 – 0,799 Kuat

0,400 – 0,599 Cukup kuat

0,200 – 0,399 Rendah

0,000 – 0,199 Sangat rendah

Sumber: Yudithia, 2012

B. Timbulan Sampah

Berat komponen sampah


Komposisi sampah (%) =  100%
100 kg

 timbulan sampah
Timbulan sampah per orang (L/hari) =
 penduduk

4
Jumlah timbulan sampah

3.1.2   penduduk  timbulan sampah  % timbulan sampah


Perumusan, Kriteria Desain Pengolahan Sampah

A. Perumusan Pengolahan Sampah

Gambar 3. Diagram Operasional Pengelolaan sampahan ( SNI 19-2454-2002)

1. Pewadahan Sampah

Pewadahan yang digunakan untuk menghindari terjadinya sampah yang


berserakan maka digunakan pewadahan model Non-Tetap. Masyarakat di
Kecamatan Kedungwaringin menggunakan pewadahan kresek plastik untuk
memudahkan dalam pengangkutan. Perencanaan pewadahan sendiri dalam
skala rumah tangga nantinya dapat dibedakan menjadi dua yaitu sampah
organik dan anorganik.

(c  Jj  Ts  Pa)  (D  Ts  Pa)
Pewadahan tanpa alat komposter 
kapasitas wadah  Fp

Dimana :

C = Jumlah rumah
Jj = Jumlah jiwa per-rumah
Ts = Timbulan sampah

5
Pa = Persentase sampah organik
D = Jumlahjiwa dirumah susun
Fp = Faktor pemadatan

2. Pengumpulan Sampah

Pengumpulan sampah di Kecamatan Kedungwaringin biasanya menggunakan


sepeda motor roda tiga dengan menggunakan pola individual tidak langsung
mengumpulkan sampah dari sumbernya.

Jumlah alat pengumpul.


jumlah timbulan sampah

kapasitas alat pengumpul  faktor pemadatan  ritasi
28.43
  24 alat pengumpul
1  1 .2  1

Jumlah alat pengumpul yang dilayani TPS 3R


jumlah timbulan terlayani

kapasitas alat pengumpul  faktor pemadatan  ritasi

3. Pengangkutan
Pengangkutan sampah berupa residu dari TPS 3R ke TPA menggunakan
sepeda motor roda tiga.

Ts

Kk  Fp  Jap
Ritasi kendaraan 3.8
  0.79  1 rit/hari
1 1.2  4

3.1.3 Perencanaan, Kriteria Desain, Rumus perhitungan TPS 3R.

a. Perencanaan dan Kriteria Desain TPS 3R

Dalam melaksanakan penyelenggaraan TPS 3R di kawasan permukiman


diperlukan perencanaan secara menyeluruh dari mulai persiapan sampai
bagaimana mengembangkan dan mereplikasi program tersebut. Pelayanan di
TPS 3R mencakup 536 kk. Adapun perencanaan dalam pembuatan TPS 3R yaitu
:

6
1. Area pemilahan
timbuan sampah masuk
a) Jumlah tumpukan sampah =
tinggi tumpukan sampah

2. Area pengomposan

a) Volume sampah yang dikomposkan

waktu pengomposan  pasokan sampah



densitas sampah

b) Volume Aerator bambu = ( p × l × t)/2

c) Luas trapesium = ((lebar bawah + lebar atas) × t)/2

Voleme timbunan kompos = Vol trapesium - volume aerator bambu


volume sampah dikompos
d) Jumlah aerator bambu 
volume timbunan sampah
3. Area pencacahan dan penyaringan
4. Gudang kompos
5. Area daur ulang
6. Area gudang dan material daur ulang
7. Area penampungan residu
8. Kantor
9. Kamar mandi

3.1.4 Teknologi yang digunakan

a. Teknologi pengolahan sampah dengan komposting

Teknik aerator bambu/aerator bambu dibuat dengan menimbun sampah organik


di atas sebuah konstruksi segitiga bambu yang dipasangi bilah memanjang pada
dua sisi segitiga itu, sehingga udara mengalir diantara rongga. Dengan demikian
kebutuhan oksigen untuk komposting.

Teknik komposting, teknik ini dilakukan dengan menimbun sampah organik di


dalam struktur boks bata berongga. Bata berongga berfungsi mengalirkan udara

7
didalam timbunan sampah tersebut melalui pipa-pipa berpori. Konstruksi ini
mengalirkan udara pada kompos melalui :

1. Lubang-lubang di dinding

2. Pipa-pipa vertikal dalam tumpukan. Sementara lubang antar pipa pada bagian
dasar adalah sebagai saluran dari air dalam tumpukan sampah di dalam boks.

Teknologi yang dipilih untuk pengolahan sampah dengan komposting yaitu


Teknik Aerator bambu, dimana tekink aerator bambu ini dibuat dengan
menimbum sampah organik yang dikomposkan diatas sebuah kontruksi segituga
bambu yang dipasang memanjang pada segitiga.

Kelebihan teknik aerator bambu ini yaitu relatif mudah dikerjakan, investasi
sedang, memerlukan biaya yang sedikit. Sedangkan kekurangannya yaitu
memerlukan lahan yang cukup luas, perlu ketelatenan dan kedisiplinanpetugas
kompos, mengundang lalat jika tidak ada penyemprotan berkala, sampah
anorganik/residual dapat menghambat proses dan kualitas kompos.

3.2 Data Ketentuan yang Digunakan

1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang digunakan yaitu dari tahun 2023-2028 dikarenakan data
tahun 2024-2028 belum ada.

Tabel 2. Jumlah Kecamatan Kedungwaringin (2019-2023)

No Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)

2019 1415
1
2020 1476
2
2021 1558
3
2022 1587
4
2023 1656
5
Sumber: BPS Kabupaten Bekasi
2. Jumlah timbulan sampah

Jumlah timbulan sampah diasumsikan 2.5 liter/orang/hari atau 0.5 kg/hari.

8
3. Data komposisi timbulan sampah

Data Komposisi timbulan sampah yang digunakan yaitu sampah yang dapat
dikomposkan berupa sampah makanan dan sampah kebun yang berjumlah 65 %
dan sampah daur ulang berupa sampah plastik, kertas, karton yang berjumlah 20
% dan residu berupa gelas, kaleng, logan,sampah B3 dan lain-lain berjumlah 15 %

Tabel.3. Komposisi sampah Kecamatan Kedungwaringin

Komposisi Sampah
No Jenis Sampah
(%)

1 Sampah yang dapat dikomposkan

Sampah Makanan 55
Sampah Kebun 5
2 Sampah Organik

Kertas 5

Karton 5
Plastik 20
3 Sampah Anorganik

Gelas/kaca 5

Kaleng Besi 0
Logam 0
Lain-lain 4

Sampah B3 1

Total 100%

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

9
4.1 Kondisi Umum Lokasi

Kecamatan Kedungwaringin memiliki jumlah penduduk pada tahun 2023 yakni sebanyak
1656 jiwa dengan jumlahn kartu keluarga sebanyak 285 KK. Pada Kecamatan
Kedungwaringin pengumpulan sampah dilakukan dari sumbernya menggunakan kresek
plastik di setiap rumah, dan fasilitas umum yang kemudian langsung diangkut ke TPS
dengan menggunakan gerobak sampah.

Pengangkutan sampah dari fasilitas pemerintah maupun rumah tangga dilakukan dengan
menggunakan gerobak sampah. Sampah tersebut kemudian diangkut ke TPS kemudian ke
TPA Air Dingin. Sampah yang masuk ke TPA biasanya berupa sampah domestik yang
belum diolah.

Pengelolaan sampah di Kecamatan Kedungwaringin ini akan di rencanakan dalam skala


kecil, dilakukan oleh kelompok jasa pengambil sampah ditingkat rumah tangga dengan
membayar iuran bulanan. Pengambilan sampah rumah tangga ini akan dikumpulkan di
TPS 3R untuk memilah sampah sampah sesuai dengan jenisnya dan sampah yang masih
berguna yang laku untuk dijual langsung kepada pedagang rongsokan. Untuk sampah
yang dapat didaur ulang, akan di proses lebih lanjut, tidak langsung dibuang. Dalam TPS
3R ini juga akan dilakukan Pengomposan dengan menggunakan Insenerator, dan juga
akan ada insenerator untuk mengelola limbah B3. Sisa sisa dari pengelolaan sampah akan
diangkut oleh petugas kebersihan ke TPA Kabupaten Padang Pariaman.

4.2 Potensi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah

4.2.1 Potensi Pengolahan Sampah

A.Pewadahan sampah

Pewadahan merupakan kegiatan menampung sampah sementara dalam suatu


wadah individu atau komunal di tempat sumber sampah. Warga Kecamatan
Kedungwaringin melakukan pewadahan dalam satu wadah individual di
masing-masing sumber.

Sampah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga di beberapa desa biasanya
menggunakan pewadahan individual dan komunal, dengan mekanisme
penggunaan tergolong wadah non tetap

10
B. Pengumpulan sampah

Pengumpulan sampah merupakan aktivitas penanganan yang tidak hanya


mengumpulkan sampah dari wadah individual dan wadah komunal, melainkan
juga mengangkutnya ke tempat tertentu, baik dengan pengangkutan langsung
maupun tidak langusng (SNI-19-2454-2002).

Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, pengumpulan sampah yang


dilakukan di Kelurahan Kalumbuk menerapkan pola pengumpulan tidak
langsung lalu dibawa ke TPS dan diangkut ke TPA

C.Pengangkutan sampah

Perencanaan pengangkutan sampah dari TPS 3R menggunakan sistem SCS


dengan pengangkutan 1 trip/hari

4.2.2 Sistem Bank Sampah

Pada sistem Bank sampah ini 2 orang petugas melaksanakan pengepakan packing
untuk mengelompokkan barang pecah belah untuk didata dan di tumpukan diruang
Bank sampah seperti :

1. Kertas, terutama kertas bekas dikantor, koran, majalah, kardus kecuali


kertas yang berlapis (minyak atau plastik).
2. Plastik bekas wadah kecap, saos, air mineral, jerigen, ember.
3. Botol bekas wadah kecap, saos, sirup, krim kopi baik yang putih bening
maupun yang berwarna terutama gelas.
4. Logam bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan kue, rangka meja,
besi rangka beton.

Hasil dari pengumpulan barang pecah belah seperti botol, kertas, besi, plastik akan
dijual pada lapak besar/pabrik. Adapun sistem kerja Bank sampah adalah pola
menabung, dimana nasabah setorkan sampah kering lalu mendapat buku tabungan.
Nilai tabungan dapa diambil berkala, 3 bulan/6 bulan/12 bulan.

4.3 Perencanaan dan Perhitungan TPS 3R

4.3.1 Proyeksi penduduk

11
Data jumlah penduduk di Kecamatan Kedungwaringin diperlukan untuk
mengetahui timbulan sampah yang terbentuk. Data jumlah penduduk Kecamatan
Kedungwaringin dapat dilihat pada tabel

Tabel 4. Jumlah Kecamatan Kedungwaringin (2019-2023)

No Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)

2019 1415
1
2020 1476
2
2021 1558
3
2022 1587
4
2023 1656
5

Sumber: BPS Kabupaten Bekasi


1. Metode Aritmatik

1 Pt
r = ( −1)
t Po
1 2017
r= ( −1)
t 2015
1 1108
r= ( −1)
2 1015
r =0.04581
Pt =P 2019 ( 1+rt )
P 2020=1196 ( 1+ 0.04581 x 1 ) = 1251
P 2021=1196 (1+ 0.04581 x 2 ) = 1306
P 2022=1196 (1+ 0.04581 x 3 ) = 1360
P 2023=1196 ( 1+ 0.04581 x 4 ) = 1415
P 2024=1196 ( 1+0.04581 x 5 ) = 1470
P 2025=1196 ( 1+ 0.04581 x 5 ) = 1525
2. Metode Geometri
1
Pt t
r =( ) −1
Po

12
1
P2017 2
r =( ) −1
P 2015
1
1108 2
r =( ) −1
1015
r =−0.0448

t
Pt =P 2019 ( 1−r )
1
P 2020=1196 ( 1−−(0.0448) ) = 1250
2
P 2021=1196 ( 1−−(0.0448) ) = 1306
3
P 2022=1196 ( 1−−(0.0448) ) = 1364
4
P 2023=1196 ( 1−−(0.0448) ) = 1425
5
P 2024=1196 ( 1−−(0.0448) ) = 1489
6
P 2025=1196 ( 1−−(0.0448) ) = 1556
3. Metode Exponensial
1 Pt
r = ln( )
t Po
1 P2017
r = ln ( )
2 P 2015
1 1108
r = ln( )
2 1015
r =0.04383
rt
Pt =P 2019 e
0.04383x 1
P 2020=1196 e = 1250
0.04383 x 2
P 2021=1196 e = 1306
0.04383 x 3
P 2022=1196 e = 1364
0.04383x 4
P 2023=1196 e = 1425
0.04383 x5
P 2024=1196e = 1489
0.04383x 6
P 2025=1196 e = 1556

13
Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi dari Ketiga Metode

Tabel 5. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Menggunakan Metode Aritmatik


jumlah
penduduk Tahun y X x^2 y^2 x*y
tahun 2019
2020 1251 1 1 1565001 1251

2021 1306 2 4 1705636 2612

2022 1360 3 9 1849600 4080

2023 1415 4 16 2002225 5660


1196
2024 1470 5 25 2160900 7350

2025 1525 6 36 2325625 9150

Jumlah 8327 21 91 11608987 30103

nilai koefisien korelasi = 0,99999601

Kketerangan: X = jarak dengan tahun awal

Y = pertumbahan penduduk secara aritmatik

Tabel 6. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Menggunakan Metode Geometri


jumlah
penduduk Tahun y X x^2 y^2 x*y
tahun 2019
2020 1250 1 1 1562500 1250

2021 1306 2 4 1705636 2612

2022 1364 3 9 1860496 4092

2023 1425 4 16 2030625 5700


1196
2024 1489 5 25 2217121 7445

2025 1556 6 36 2421136 9336

Jumlah 8390 21 91 11797514 30435

nilai koefisien korelasi = 0,99943129

keterangann: X = jarak dengan tahun awal tahun

Y = pertumbuhan penduduk secara geometri

14
Tabel 7. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Dengan Metode Eksponensial
jumlah
penduduk Tahun Y X x^2 y^2 x*y
tahun 2019
2020 1250 1 1 1562500 1250
2021 1306 2 4 1705636 2612
2022 1364 3 9 1860496 4092
2023 1425 4 16 2030625 5700
1196
2024 1489 5 25 2217121 7445
2025 1556 6 36 2421136 9336
Jumlah 8390 21 91 11797514 30435
nilai koefisien korelasi = 0,99943129

keterangann: X = jarak dengan tahun awal tahun

Y = pertumbuhan penduduk secara eksponensial

Berdasarkan perhitungan nilai korelasi yang mendekati satu adalah Metode


Aritmatik. Sehingga pada penentuan proyeksi penduduk menggunakan Metode
Geometri. Hasil proyeksi penduduk Kecamatan Kedungwaringin dapat dilihat pada
Tabel

Tabel 8. Hasil Proyeki Penduduk Kecamatan Kedungwaringin

Tahun 2023 2024 2025 2026 2027 2028

Jumlah Penduduk 1656 1706 1780 1815 1890 1955

4.3.2 Estimasi timbulan sampah

Data timbulan sampah diperoleh berdasarkan SNI 3242-2008 tentang Pengelolaan Sampah di
Permukiman, yaitu :
Kota besar = 3 L/org/hari atau 0,6 kg/org/hari
Kota kecil = 2,5 L/org/hari atau 0,5 kg/org/hari

Data penduduk Korong Kapalo Banda Nagari Aie Tajun pada tahun 2019 adalah
sebanyak 1196 jiwa. Kelurahan Limo juga dapat dikategorikan sebagai kota kecil
sehingga timbulan sampah yang dihasilkan berdasarkan SNI tersebut adalah 2,5
L/org/hari denga asumsi 1 rumah ada 5 orang. Untuk mendapatkan data timbulan
sampah pada tahun sekarang (2023) dan lima tahun mendatang (2028) maka
dengan menggunakan data proyeksi penduduk (metode aritmatik).

15
Proyeksi penduduk tahun 2020 = 1251 jiwa

Dalam jumlah KK = 1251 jiwa/5 orang = 250,2 KK atau 250 KK

Proyeksi penduduk tahun 2025 = 1525 jiwa

Dalam jumlah KK = 1525 jiwa/5 orang = 305 KK

Dengan demikian total timbulan sampah yang diperoleh adalah


Tahun 2020 = 1251 jiwa x 2,5 L/org/hari =3127,5 L/hari =3,1275 m2/hari
Tahun 2025= 1525 jiwa x 2,5 L/org/hari = 3812,5 L/hari =3,8125 m2/hari

4.4 Komposisi Sampah

Komposisi sampah yang ditelah ditentukan adalah sebagai berikut :

Tabel 9. Data Komposisi Sampah


Jenis Sampah Komposisi Sampah (%)

Sampah yang dapat Dikomposkan


Sampah Makananan 55
Sampah Kebun 5
Sampah Organik
Kertas 5
Karton 5
Plastik 20
Sampah Anorganik
Gelas/Kaca 5
Kaleng Besi 0
Logam 0
Lain-lain 4
Sampah B3 1
Total 100
Dari data komposisi sampah tersebut maka dapat diperoleh berat jenis dan volume sampah
masing-masing berdasarkan timbulan sampah yang didapatkan.

16
1. Berat jenis masing-masing komposisi sampah
a. Berat jenis sampah yang dapat dikomposkan
berat sampah
Berat jenis dapat dikomposkan= x % dapat dikomposkan
volume sampah

0 , 6 kg /org/h ari
Berat jenis dapat dikomposkan= x (55+10)%
2 , 5 L /org/h ari

3
Berat jenis dapat dikomposkan=0,156 kg/ L=156 kg/m

b. Berat jenis sampah organik

berat sampah
Berat jenis sampah organik = x % sampah organik
volume sampah

0 , 6 kg /org/h ari
Berat jenis sampah organik = x ( 10+5+5 ) %
2 , 5 L/org/h ari

3
Berat jenis sampah organik =0,048 kg /L=48 kg /m

c. Berat jenis sampah anorganik


berat sampah
Berat jenis sampah anorganik = x % sampah anorganik
volume sampah

0 , 6 kg /org/h ari
Berat jenis sampah anorganik = x(5+0+5+ 4+1)%
2, 5 L/org/h ari

3
Berat jenis sampah anorganik =0,036 kg /L=36 kg /m

2. Volume masing-masing komposisi sampah


a. Volume sampah dapat dikomposkan
% sampah dapat dikomposkan x timbulan sampah
( 55+10 ) % x 2 ,5 L/org /h ari=1,625 L/org/h ari
b. Volume sampah organic
% sampah organik x timbula n sampah
( 10+5+5 ) % x 2 , 5 L/ org/h ari=0 , 5 L/org/h ari
c. Volume sampah anorganic
% sampah anorganik x timbulan sampah
( 5+5+ 4+1 ) % x 2 ,5 L/org /h ari=0,375 L/org/h ari

a. Pewadahan

17
Pewadahan yang dilayani oleh TPS 3R

Rumah sederhana (C) : 50 %


Rumah sedang (B) : 30 %
Rumag mewah (A) : 20 %
Rumah Susun (D) :0%
Jumlah jiwa per rumah (Jj) : 5 orang
Sampah organic : 20 %
Sampah anorganik (Pa) : 15 %
Timbulan Sampah (Ts) : 3 L/org/hari
Factor pemadatan alat (Fp) : 1,2

Sehingga dengan data di atas dapat ditentukan jumlah rumah dan banyaknya
pewadahan yang dibutuhkan
a. Jumlah rumah
1) Rumah mewah (A)
rasio rumah mewah
A= x Jumlah jiwa(KK )
jumlahrasio
20 %
A= x 250=50 rumah
100 %

2) Rumah sedang (B)


rasio rumah sedang
B= x Jumlah jiwa( KK )
jumlah rasio
30 %
B= x 250=75 rumah
100 %

3) Rumah sederhana (C)


rasio rumah sederhana
C= x Jumlah jiwa( KK )
jumlah rasio
50 %
C= x 250=125 rumah
100 %
b. Menghitung wadah komunal (kapasitas 100 L tanpa alat komposter)
1. Rumah mewah

( A x Jj x Ts x Pa ) +(D x Ts x Pa)
A=
Kapasitas Wadah x Fp

18
( 50 x 5 x 3 x 15 % )+(0 x 5 x 15 %)
A= =0,9375 wadah=1 wadah
100 x 1 ,2

2. Rumah sedang

( B x Jj x Ts x Pa ) +( D x Ts x Pa)
B=
Kapasitas Wadah x Fp
( 75 x 5 x 3 x 15 % ) +(0 x 3 x 15 % )
B= =1 , 4 wadah=2 wada h
100 x 1 , 2

3. Rumah sederhana

( C x Jj x Ts x Pa )+(D x Ts x Pa)
C=
Kapasitas Wadah x Fp
( 125 x 5 x 3 x 15 % ) +(0 x 3 x 15 %)
C= =2 , 3 wadah=3 wadah
100 x 1 , 2

b. Pengumpul

Pengumpulan sampah dilakukan dengan mengambil sampah yang telah ditempatkan


dalam wadah. Untuk proses penumpulan direncenakan dengan menggunakan motor
sampah dengan kapasitas (Kk) 1 m3 atau setara dengan 1000 L sebanayak 2 ritasi (Rk)
dalam sehari dan factor pemadatan 1,2 sebagaimana tertuang dalam SNI 3242-2008
tentang Pengelolaan Sampah di Permukiman. Berikut menghitung banyaknya motor
sampah yang diperlukan dalam proses pengumpulan :

¿¿
(2 , 25 L /h ari(50+75+0))+( ( 2 , 5 L/org/h ari x 5 orang ) 125)+0
¿
1000 L x 1.2 x 2
¿ 0 , 76 motor sampah ≈ 1 motor sampah

c. Pengangkutan

Pengangkutan sampah dari TPS 3R menggunakan sepeda motor roda tiga menuju TPA
dengan pola SCS

Pola pengangkutan sampah dapat dilakukan berdasarkan sistem pengumpulan sampah.


Jika pengumpulan dan pengangkutan sampah menggunakan sistem pemindahan (TPS/
TPS 3R) atau sistem tidak langsung, proses pengangkutannya dapat menggunakan sist
em kontainer angkat (Hauled Container System = HCS) ataupun sistem kontainer tetap
(Stationary Container System = SCS). Sistem kontainer tetap dapat dilakukan secara m

19
ekanis maupun manual. Sistem mekanis menggunakan compactor truck dan kontainer
yang kompetibel dengan jenis truknya. Sedangkan sistem manual menggunakan tenag
a kerja dan kontainer dapat berupa bak sampah atau jenis penampungan lainnya.

1. Sistem Kontainer Angkat (Hauled Container System = HCS)


Untuk pengumpulan sampah dengan sistem kontainer angkat, pola pengangkutan y
ang digunakan dengan sistem pengosongan container.
2. Sistem Pengakutan dengan Kontainer Tetap (Stationary Container System=SCS)
Sistem ini biasanya digunakan untuk kontainer kecil serta alat angkut berupa truk k
ompaktor secara mekanis atau manual

Pengangkutan sampah dilaksanakan dengan ketentuan:


1. memaksimalkan kapasitas kendaraan angkut yang digunakan;
2. rute pengangkutan sependek mungkin dan dengan hambatan sekecil mungkin;
3. frekuensi pengangkutan dari TPS 3R ke TPA atau TPST dilakukan sesuai denga
n jumlah sampah yang ada;
4. ritasi dilakukan dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas pengangkuta
n
Operasional pengangkutan sampah harus memperhatikan:
1. pola pengangkutan;
2. sarana pengangkutan; dan
3. rute pengangkutan.
Sarana pengangkutan sampah dapat berupa:
1. dump truck/tipper truck;
2. armroll truck;
3. compactor truck;
4. street sweeper vehicle; dan
5. trailer.
Rute pengangkutan sampah harus memperhatikan:
1. peraturan lalu lintas;
2. kondisi lalu lintas;
3. pekerja, ukuran dan tipe alat angkut;
4. timbulan sampah yang diangkut; dan
5. pola pengangkutan.

20
Cara pengangkutan/pengambilan wadah dapat dilakukan secara manual dan mekanis.
Ukuran dan bentuk wadah harus disesuaikan dengan kondisi alat pengangkutan/ penga
mbilnya. Jika pengangkutan secara manual maka ukuran dan bentuk wadah harus dises
uaikan dengan kemampuan orang yang akan mengangkatnya. Sedangkan jika pengang
kutan dilakukan secara mekanis maka ukuran dan bentuk wadah harus disesuaikan den
gan spesifikasi teknis kendaraan pengangkutnya.
Peralatan dan perlengkapan untuk sarana pengangkutan sampah dalam skala kota adal
ah sebagai berikut:

1. Sampah harus tertutup selama pengangkutan, agar sampah tidak berceceran di ja


lan.
2. Tinggi bak maksimum 1,6 meter.
3. Sebaiknya ada alat pengungkit.
4. Tidak bocor, agar llndi tidak berceceran selama pengangkutan.
6. Disesuaikan dengan kondisi jalan yang dilalui.
7. Disesuaikan dengan kemampuan dana dan teknik pemeliharaan.

Pola pengangkutan sampah dapat dilakukan berdasarkan sistem pengumpulan sampah.


Jika pengumpulan dan pengangkutan sampah menggunakan sistem pemindahan
(transfer depo) atau sistem tidak langsung, proses pengangkutannya dapat
menggunakan :

1. Sistem kontainer angkat (Hauled Container System = HCS)

a. Pengangkutan sampah yaitu dengan menggunakan pola pengangkutan


Hauled Container System (HCS).
Thcs = (Phcs + s + h)
Thcs = waktu per trip untuk HCS, jam/trip
Phcs = pickup time per trip untuk HCS, jam/trip
s = waktu yg digunakan untuk menunggu di lokasi per trip, jam/trip
h = haul time per trip, jam/trip = waktu yg diperlukan menuju lokasi yg akan
diangkut kontainernya per trip, jam/trip

h = a + bx
h : total haul time per trip, jam/trip

21
a : empirical haul-time constant, jam/trip
b : empirical haul-time constant, jam/km
x : jarak rata-rata , km/trip
b. Menghitung waktu per trip

THCS = PHCS+h + s

h : waktu yg diperlukan menuju lokasi yg akan diangkut kontainernya

s : waktu yg digunakan untuk menunggu di lokasi

PHCS : pick up time

2. Sistem kontainer tetap (Stationary Container System = SCS)


a. Beberapa istilah penting dan persamaan yang digunakan untuk menghitung
b. pengangkutan dengan system SCS adalah :
c. Pickup (Pscs): waktu yg diperlukan utk memuat sampah dari lokasi
pertama sampai lokasi terakhir
d. Haul (h) : waktu yg diperlukan menuju TPS/TPA dari lokasi pengumpulan
terakhir
e. At-site (s) : waktu yg digunakan untuk menunggu di lokasi
f. Off-route (W) : nonproduktif pada seluruh kegiatan operasional : waktu
untuk cheking pagi dan sore, hal tak terduga, perbaikan dan lain-lain.

Untuk pengumpulan mekanis yaitu

1. Menghitung haul time (h)

Nilai a dan b diperoleh dari data pengumpulan sampah secara actual, tergantung pada
kondisi masing-masing daerah.

h = a + b.x

a = Empirical haul time constant, h/trip

b = Empirical haul time constant, h/trip

x = Jarak rata-rata, mil/trip

2. Menghitung Pscs

22
Menghitung jumlah kontainer yang dapat dikosongkan

Pscs = Ct(uc) + (np - 1)(dbc)

Ct = Jumlah kontianer dikosongkan pertrip, kon/trip

uc = Waktu rata-rata utk mengosongkan kontainer, jam/kon

np = Jumlah kontainer dikosongkan pertrip, lok/trip

dbc = Waktu antar lokasi, jam/lok

Ct = vr/cf

v : Vol alat angkut, m3/trip

r : Rasio pemadatan

c : Volume kontainer, m3/kon

f : Factor utilisasi berat kontainer

3. Menghitung waktu per trip

Tscs — Pscs + h + s

h : Waktu yg diperlukan menuju lokasi yg akan diangkut kontainernya

s : Waktu yg digunakan untuk menunggu di lokasi

Pscs : Pick up time

4. Jumlah trip/hari

Nd = Vd/v.r

v : Vol alat angkut, m3/trip

r : Rasio pemadatan

Vd : Jumlah sampah perhari (m3/hari)

5. Waktu kerja /hari

H = [(t1+t2) + Nd (Tscs)]/(1 - W)

23
Nd : Jumlah trip, trip/hari

H : Waktu kerja perhari, jam

t1 : Dari garasi ke lokasi pertama

t2 : Dari lokasi terakhir ke garasi

W : Factor off route (nonproduktif pada seluruh kegiatan operasional)

6. Pengumpulan manual

Np = 60 Pscs n/tp

Np : Jumlah lokasi/trip

60 : Konversi jam ke menit, 60 menit/jam

n : Jumlah pengumpul

tp : Waktu pengambilan per lokasi

tp tergantung waktu antar lokasi, jml container/lokasi, % jarak rumah ke rumah

tp = dbc + kiCn + k2 (PRH)

k1 : Konstanta waktu pengambilan perkontainer, menit/kontainer

k2 : Konstanta waktu pengambilan dari halaman rumah, menit/kontainer

Cn : Jumlah kontainer per lokasi

PRH : Rear-house pickup locations, persen

4.2.3 Perencanaan TPS 3R

TPS 3 R adalah tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan,


penggunaan ulang, pendauran ulang, dan pengolahan skala kawasan. TPS
merupakan landasan pemindahan yang dapat dilengkapi dengan ramp dan
container, berikut perencanaan TPS 3R dengan rumus-rumus yang dihunakan
dalam perancangan pembangunan :

1. TPS harus memenuhi kriteria teknis atau desain antara lain:

24
a. Luas TPS, sampai dengan 200 m2
b. Jenis pembangunan penampung sampah sementara bukan merupakan wadah
permanen
c. Sampah tidak boleh berada di TPS lebih dari 24 jam
d. Penempatan tidak mengganggu estetika dan lalu lintas
e. TPS harus dalam keadaan bersih setelah sampah diangkut ke TPA
f. TPS 3 R adalah tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan,
penggunaan ulang, pendauran ulang, dan pengolahan skala kawasan.
g. Penempatan lokasi TPS 3R sedekat ,mungkin dengan daerah pelayanan dalam
radius tidak lebih dari 1 km
h. TPS 3R dilengkapi dengan ruang pemilah, pengomposan sampah organik,
gudang, zona penyangga (buffer zone) dan tidak mengganggu estetika serta
lalu lintas
i. Keterlibatan aktif masyarakat dalam mengurangi dan memilah sampah
j. Area kerja pengelolaan sampah terpadu skala kawasan (TPS3R) yang meliputi
area pembongkaran muatan gerobak, pemilahan, perajangan sampah,
pengomposan, tem
k. pat/kontainer sampah residu, penyimpanan barang lapak atau barang hasil
pemilahan, dan pencucian.
l. Kegiatan pengelolaan sampah di TPS3R meliputi pemilahan sampah,
pembuatan kompos, pengepakan bahan daur ulang, dll.
m. Pemisahan sampah di TPS3R dilakukan untuk beberapa jenis sampah seperti
sampah B3 rumah tangga (selanjutnya akan dikelola sesuai dengan ketentuan),
sampah kertas, plastik, logam/kaca (akan digunakan sebagai bahan daur ulang)
dan sampah organik (akan digunakan sebagai bahan baku kompos).
n. Pembuatan kompos di TPS3R dapat dilakukan dengan berbagai metode, antara
lain Open Windrow dan Caspary. Sedangkan pembuatan kompos cair di TPS
3R dapat dilakukan dengan Sistem Komunal Instalasi Pengolahan Anaerobik
Sampah (SIKIPAS)
3. Lokasi

a. Luas TPS 3R bervariasi. Untuk kawasan perumahan baru (cakupan pelayanan


2000 rumah) diperlukan TPS3R dengan luas 1000 m2. Sedangkan untuk

25
cakupan pelayanan skala RW (200 rumah), diperlukan TPS 3R dengan luas
200-500 m2.
b. TPS 3R dengan luas 1000 m2 dapat menampung sampah dengan atau tanpa
proses pemilahan sampah di sumber.
c. TPS 3R dengan luas <500 m2 hanya dapat menampung sampah dalam keadaan
terpilah (50%) dan sampah campur 50%.
d. TPS 3R dengan luas <200 m2 sebaiknya hanya menampung sampah tercampur
20%, sedangkan sampah yang sudah terpilah 80%.
4. Minimal Desain Bangunan TPS 3R
Desain bangunan TPS 3R minimal memuat beberapa hal sebagai berikut:
a. Area penerimaan/dropping area;
b. Area pemilahan/separasi;
c. Area pencacahan dengan mesin pencacah;
d. Area komposting dengan metode yang dipilih;
e. Area pematangan kompos/angin;
f. Mempunyai gudang kompos dan lapak serta tempat residu;
g. Mempunyai minimum kantor;
h. Mempunyai sarana air bersih dan sanitasi.

Tabel 3.13 Detail TPS 3R


No Tahapan Perencanaan TPS 3R Hasil
Gambar kerja lokasi pembangunan TPST 3R, yang
1 Lay out TPS 3R
meliputi :

a. Area penerimaan sampah organik dan anorganik


b. Area pemilahan sampah organik dan an organik
c. Area gudang material
2 Denah TPS 3R Gambar kerja unit- unit TPST 3R
3 Sarana Penunjang Gambar sarana penunjang yang meliputi:
a. Kantor
b. Kamar mandi
c. menara air
5. Fasilitas TPS 3R

26
Fasilitas TPS 3R meliputi wadah komunal, areal pemilahan, areal composting
(kompos dan kompos cair), dan dilengkapi dengan fasilitas penunjang lain seperti
saluran drainase, air bersih, listrik, barier (pagar tanaman hidup) dan gudang
penyimpan bahan daur ulang maupun produk kompos serta biodigester (opsional).

Sarana pengolahan skala kawasan dilakukan di TPS 3R yang terdiri dari bangunan
hanggar semi permanen, kantor, gudang, dan fasilitas pengolahan lainnya. Untuk
pengomposan akan diperlukan fasilitas yang meliputi pelataran pengomposan
dilengkapi atap, mesin cacah, mesin ayak dan sarana alat bantu pengomposan lain.

5 Daur Ulang

a. Sampah yang didaur ulang minimal adalah kertas, plastik dan logam yang
memiliki nilai ekonomi tinggi dan untuk mendapatkan kualitas bahan daur ulang
yang baik, pemilahan sebaiknya dilakukan sejak di sumber.
b. Pemasaran produk daur ulang dapat dilakukan melalui kerja sama dengan pihak
penampung atau langsung dengan industri pemakai.
c. Daur ulang sampah B3 Rumah tangga (terutama batu baterai danlampu neon
bekas) dikumpulkan untuk diproses lebih lanjut sesuai dengan ketentuan
perundangan yang berlaku.
d. Daur ulang kemasan plastik (air mineral, minuman dalam kemasan, mie instan,
dan lain-lain) sebaiknya dimanfaatkan untuk barangbarang kerajinan atau bahan
baku produk lainnya.

6. Pembuatan Kompos

a. Sampah yang digunakan sebagai bahan baku kompos adalah sampah dapur
(terseleksi) dan daun potongan tanaman.
b. Metode pembuatan kompos dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain
dengan open windrow dan caspary.
c. Perlu dilakukan analisa kualitas terhadap produk kompos secara acak dengan
parameter antara lain warna, C/N rasio, kadar N,P,K danlogam berat. Dalam
pengecekan analisa kualitas produk kompos, bisa bekerja sama dengan
Laboratorium Tanah yang ada di universitas atau milik Instansi Pemerintah
setempat.

27
7. Teknologi yang digunakan TPS 3R minimal mencakup :

Beberapa teknologi pengomposan yang umum digunakan untuk mempermudah


pengerjaan pada TPS 3R adalah:
a. Sistem Aeratorbambu
b. Sistem BataBerongga
c. Teknik Takakura Susun
d. KomposterDrum
e. Bokashi

Dalam perencanaan TPS 3R ini terdapat beberapa teknologi meliputi :

1. AlatPencacahan
2. AlatPenyaringan
3. Komposter (Aeratorbambu)
4. Insinerator
1.5 Spesiffikasi Bangunan TPS 3R

1. Volume Sampah di Korong Kapalo Banda Nagari Aie Tajun


a. Vs = 2,5L/orang/hari x1251 orang

= 3127,5 L/hari

= 3,1275 m3

b. Ms = 0.25 kg/org/hari x 1251

= 312,75 kg/hari

Massa
c. Densitas =
Volume

312, 75 kg /h ari
= 3
3,1275 m /h ari

= 100 kg/m3

1251
d. Jumlah KK =
5

= 250,2 KK atau 250 KK

28
e. Terlayani = 236 KK
f.Tidak terlayani = 250 KK- 236 KK

= 14 KK

2. Perencanaan dan perhitungan


a. Jumlah layanan = Jumlah KK x Jumlah orang/KK

= 236 x 5

=1180 orang

b. Ms sampah terlayani =

= 0,25 kg/orang/hari x 1180 orang

= 295 kg/hari

c. Vs sampah terlayani = timbulan sampah x jumlah penduduk terlayani

=2,5 L/orang/hari x 1180 orang

=2,95 m3 / hari

ms
d. Densitas =
vs
295 kg /hari
= 3
2 ,95 m /hari
= 100 kg/m3
3. Loading Rate

Loading rate merupakan jumlah atau kapasitas sampah yang akan diolah di TPS 3R
tiap jamnya.Dalam perencanaan ini waktu operasional TPS 3R adalah7 jam, dimulai pukul
08.00 – 12.00 ; 13.00 – 16.00 (istirahat pukul 12.00 – 13.00). Berdasarkan data kapasitas
sampah yang akan dikelola di TPS 3R adalah sebagai berikut:

Volume sampah(m3/hari)
Loading rate =
waktu proses ( jam /hari)
3
(2 , 95 m /hari)
Loading rate =
(7 jam/hari)

Loading rate = 0,42m3/ jam

29
4. Area Pemilahan
a. timbulan sampah per hari

massa sampah kg /org/h ari x jumlah penduduk terlayani


Timbulan sampah =
1000

0 ,25 kg/org /h ari x 1180orang


=
1000
= 0,295 ton

b. Timbulan Sampah 5 tahun


3
Volume Timbunan(m )
Volume timbunan sampah =
TinggiTimbunan

3
3 m /h ari
=
2, 5 m

= 1200m3 /h ari

c. Timbulan sampah 5 tahun

Timbulan sampah 5 tahun = 365 hari x umur teknis x kapasitas timbulan sampah TPS 3R per
hari

= 365 hari x 5 tahun x 0,295ton

= 531 ton

d. Luas Tumpukan Sampah


3
m
timbulan sampah yg masuk
Luas tumpukan sampah = hari
tinngi tumpukan sampah(m)

3
3 m /h ari
=
2m

= 1500 m2 /h ari

5. Area Pengomposan

a. Vs Kompos

30
ton
waktu pengomposan n ( hari ) x pasokan sampah( )
Vs Kompos = hari
3
d ensitas sampah(kg /m )

ton
30 h ari x 0,295( )
hari
=
ton
0 ,1( )
hari

= 88,5 m3

b. Volume aerator bamboo

Lebar aerator bamboo (l) = 2,5 m

Keitnggian (t) = 1m

Panjang (a) = 3m

Lebar bawah ventilasi = 0,7 m

pxt
Luas aerator bamboo =
2

3mx1m
=
2

= 1.5 m2

pxlxt
Volume aerator bamboo =
2

3mx2,5 x1
=
2

= 3.75 m3

Volume timbunan Kompos = Vol segitiga – volume aerator bamboo

= (2,75 x 3 ) – 3,75

= 4,5m3

Volume sampah dikomposkan


Jumlah aerator bamboo =
volume timbunan dikomposkan

31
3
132 m
= 3
4 ,5 m

= 30 aerator

c. Luas area pengomposan

Luas area pengomposan = luas 1 unit aerator bamboo x jumlah aerator

= 1.5 m2 x 30 buah

= 45m2

6. Ruang pewadahan sampah organic ( gudang kompos )


a. Volume smpah masuk per jam

Vs Organik = 85% x total sampah masuk

3
m
= 85 % x 0,64
jam

3
m
= 0,544
jam

3
m
= = 3,808
jam

b. Berat sampah masuk per jam

Bs Organic = %organik x jumlah pendududk x berat timbulan

= 85% x 1495 x 0,64 kg/orang/hari

= 325,56 kg/hari

= 46,50 kg/jam

c. Dimensi ruangan

Tinggi tumpukan= 1,5 m

Panjang = lebar =
√ volume Sampahorganik
tinggi tumpukan

32

3
m
= 0 ,64 jam
1 ,5 m

= 0,43 m/hari

7. Ruang Pencacahan
a. Kapasitas komopos
3
m
Kapasitas Kompos = 0,64 x 85 %
jam

3
m
= 0,544
jam

3
m
== 3,808
hari

b. Berat sampah yang dikomposkan

Berat sampah yang dikomposkan = 46,50 kg/jam x 85%\

=39,52 kg/jam

= 276,64 kg/hari

c. Jumlah mesin pencacah yang diperlukan

Kapasitas alat yang digunakan adalah 200 kg/jam,sehingga jumlah mesinp pencacah yang
diperlukan adalah 1 buah

8. Ruang pengayakan dan pengemasan kompos


a. Kapasitas kompos
3
m
Kapasitas kompos = 50% x 3,8
hari

3
m
= 1,9
hari

3
m
=0,28
hari

33
b. Berat kompos

Berat kompos = 276,64 kg/hari x 50%

=138.32 kg/hari

= 19,76 kg/jam

c. Jumlah mesin pencacah yang diperlukan

Kapasitas alat yang digunakan adalah 200 kg/jam,sehingga jumlah mesinp pencacah yang
diperlukan adalah 1 buah

9. Gudang

Dimensi = 5.2 m x 3 m x 5 m
= 78 m^3
10. Kantor

Dimensi = 4.2 m x 4 m x 5 m
= 84 m^3
11. Kamar Mandi

Jumlah kamar mandi sebanyak 2 buah dengan luas masing masing adalah 9.92
m^2.Sehingga total lahan yang dibutuhkan adalah 19.84 m^2.

1.6 Spesifikasi Peralatan di TPS3R

1. Gerobakdorong

Bahan dinding dan lantai plat ezeer, tebal 1,2mm

Ram atas besi behel 8 mm, jarak 7 x 7 cm


2. Gerobakmotor

TPS 3R Nagari Duo Koto menggunakan gerobak motor merk Viar


Spesifikasinya motornya sebagai berikut :

Dimensi total : panjang x lebar x tinggi = 3400 x 1250 x 720mm


Dimensi dalam : panjang x lebar x tinggi = 175 x 117 x 31cm
Berat kosong : 350kg

34
Daya angkut : 150kg
Kapasitas tangki bahan bakar : 12,5 ltr
3. Mesinpencacah

TPS 3R Desa Mangunjaya menggunakan mesin pencacah dengan spesifikasi


sebagai berikut:

Model : KM-CH50-J

Dimensi : 60 x 50 x 70cm

Material corong : PlatBesi

Material tabung : Plat besi

Material pisau : Besi baja

Material rangka : Siku besi

Jumlah pisau : 20 pieces ( 12 lajur gerak dan 8 diam )

Penggerak : Engine bensin 5,5 HP

Kapasitas : 200 - 300 kg/jam ( Produk basah )*(saringan > 13 mm ) jika dengan
saringan lebih kecil kapasitas turun
Kapasitas : 100 - 200 kg/jam ( Produk kering )*( saringan > 10 mm) jika
dengan saringan lebih kecil kapasitasturun
4. Mesinpengayak

TPS 3R Desa mangunjaya menggunakan mesin pengayak kompos dengan


spesifikasi sebagai berikut :
Merk :Beje

Type : UK27

Kapasitas ayakan : 1160kg/jam

Konsumsi bahan bakar : 0,4 liter/jam

5. Timbangan

TPS 3R Desa Mangunjaya menggunakan timbangan jenis timbangan duduk.


Spesifikasi dari timbangan ini antara lain :

Merk : Naga emas

35
Kapasitas : ± 500kg

36

Anda mungkin juga menyukai