Anda di halaman 1dari 13

Corak Pemikiran

Imam al-Ghazali
1.
Mutakallimin

Responsif
Terhadap Sufiyyah
Imam
al-Ghazali
Falasifah

Tantangan
Zaman
Bathiniyyah
2.
Berdasarkan Kajian yang Komprehensif

➢ Imam al-Ghazali mempelajari semua aliran


yang ada di zamannya
➢ Setelah dipahami baru melancarkan
pandangannya.
➢ Menurutnya, kritik tanpa mengkaji dulu
seperti memanah di Tengah kegelapan.
3.
Memadukan Antara Pemikiran yang Kuat, Perenungan
yang Mendalam, dan Pengalaman yang Lama

➢ Imam al-Ghazali dikenal seorang yang senang berpikir sejak


masa mudanya, kritis dan ahli debat.
➢ Selama Uzlah, Imam al-Ghazali juga banyak merenung
tentang diri dan masalah umat.
➢ Berbagai pengalaman intelektual dan spiritual juga dialami
Imam al-Ghazali.
➢ Semua itu kemudian mewarnai pandangan-pandangan
Imam al-Ghazali yang dituangkan dalam karyanya.
4.
Kritis, Logis, Argumentatif dan Integratif
➢ Kritis karena Imam al-Ghazali hanya mengikuti
kebenaran, dan siap berhadapan dengan siapa saja
➢ Logis, karena pemikirannya disusun dengan ilmu logika
yang kuat
➢ Argumentatif karena setiap pandangannya berdasarkan
kajian yang mendalam, bukan karena sentimen
➢ Integratif karena Imam al-Ghazali mampu memadukan
antara dalil Naqli dan Aqli yang adil.
5.
Solutif

➢ Di balik setiap pandangan, argument,


dan kritiknya selalu ada jalan keluar
untuk umat.
➢ Contoh : Mendeteksi penyakit hati :
Hakikatnya – Sebabnya – Cirinya – Cara
mengobatinya.
6.
Terstruktur dan Rapi
3.
1. 2.
Meringkas
Mengungkap yang Menyusun secara
pembahasan yang
belum terungkap sistematis
terlalu panjang

4.
5.
Menghapus yang Mentahqiq masalah
berulang kali yang masih samar
disampaikan

Keunggulan Ihya’ ‘Ulumiddin


✓Sesuai namanya,
Membahas • Membahas
tujuan penulisan kitab pengantar ilmu dan adab-adab
ini adalah untuk rahasia-rahasia harian sampai
ibadah
menghidupkan adab kenabian
kembali ilmu-ilmu
agama 1. 2.
✓Kitab ini terdiri dari 4
bagian; Ibadat Adat
1. Sistematika seperti ini
bertujuan untuk
memahami ilmu
mu’amalah (praktis) agar 4. 3.
diamalkan lalu
mengantarkan pada ilmu Munjiyat Muhlikat
mukasyafah
2. Selain itu juga untuk Membahas maqamat Membahas
mengobati penyakit jiwa yang harus dicapai
penyakit hati dan
untuk meraih
dan menjadi panduan kebahagiaan
olah jiwa
para penuntut ilmu untuk
belajar secara bertahap
7.
Adil dan Inshaf
➢ Pandangannya ditulis secara adil, tidak
berlebihan dan tidak men-generalisir masalah
➢ Contoh :
➢ Mengkritik pemikiran filosof, bukan filsafat
➢ Tidak semua filsafat dikritik, hanya bagian
yang dinilai berbahaya, mengandung bid’ah
dan kekufuran.
8.
Kaya akan Metafora yang Tepat

➢ Ilmu tanpa amal = Memiliki senjata tapi tidak


dipakai ketika berhadapan dengan Binatang buas,
hapal resep obat tapi tidak meminum obatnya
➢ Ulama yang jahat = penjual pedang kepada
rampok / begal
➢ Ulama jahat seperti lilin, seperti jarum, seperti batu
asahan
9.
Memiliki Tujuan untuk Ishlah (Perbaikan)

➢ Imam al-Ghazali memiliki metode Ishlah


yang sangat baik
➢ Mulai dari perbaikan diri – Keluarga –
Umat – Peradaban
➢ Perbaikan di berbagai bidang,
pendidikan, ekonomi, sosial, hukum dsb
10.
Istiqamah dan Meningkat
ke Pemikiran yang Lebih Tinggi
➢ Pemikiran pokok dalam karya-karya Imam al-Ghazali tidak
ada yang berubah
➢ Karya-karya Imam al-Ghazali pasca menjadi sufi
menunjukkan kematangan pemikirannya.
➢ Pandangannya disusun secara hirarki dari yang paling
rendah sampai yang paling tinggi.
➢ Contoh : Thaharah Jasad dari Najis – Thaharah jasad dari dosa
– Thaharah hati dari akhlaq yang tercela – Thaharah hati
Nurani dari selain Allah
➢ Puasa Awam – khusus – Khususil khusus
11.
Ikhlas

➢ Imam al-Ghazali riyadhah untuk ikhlas selama


lebih dari 10 tahun
➢ Keikhlasan hatinya membuat karya-karyanya
tetap hidup dan terus dikaji sampai kini.
➢ Setiap yang mengkaji karyanya dengan hati
yang ikhlas akan mendapatkan manfaat yang
besar.

Anda mungkin juga menyukai