Anda di halaman 1dari 7

1.

Jelaskan budaya dan dasar biologis dalam konteks perilaku


Budaya merupakan organisasi, kumpulan, himpunan, organ tubuh dan
seterusnya. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suatu system,
yaitu system social budaya karena didalam masyarakat itu terdiri dari individu-
individu yang melalku kegiatan, kebiasaan, tata cara sehingga terbentuk
kesatuan. Dengan demikian budaya adalah unsur-unsur social budaya yang
saling berkaitan dengan yang lain secara teratur, sehingga tercipta tata
kelakuan yang serasi bagi masyarakatnya.

budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan


terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan, konsep, serta keyakinan dengan demikian
sistem kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa
Indonesia lebih lazim disebut sebagai adat istiadat. Dalam adat istiadat
terdapat juga sistem norma dan di situlah salah satu fungsi sistem budaya
adalah menata serta menetapkan tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia.

Seperti yang kita ketahui, perilaku ada beragam dan muncul karena beraga
alasan pula, perilaku timbul karena hal hal atau pengaruh dari luar dan dari
dalam, dari dalam berasal dari karakter dasar sedangkan dari luar ebrasal dari
kondisi lingkungan dan respon orang di sekitar. Terkadang perilaku juga
dipengaruhi oleh budaya dan keluarga.

Perilaku tentunya muncul dari dalam diri manusia melalui koordinasi antara
respon psikologi dengan sistem otak yang ada di tubuhnya atau memiliki sebab
biologis di baliknya, nah sobat, dalam kesempatan kali ini peulis membahas
mengenai sebab perilaku secara biologis yakni dari dalam tubuh yang
berhubungan dengan kondisi psikologis seseorang di waktu tersebut. Yuk sobat
simak selengkapnya adar dapat memahaminya dengan lebih jelas dan
mendalam.

1. Perilaku Dari Otak Manusia


Otak yang dimiliki manusia ialah salah satu sebab timbulnya dasar dasar
biologis perilaku dimana setiap orang tentu melakukan segala hal dengan
dikontrol oleh otak. Otak manusia sendiri memiliki + 10 milyar sel syaraf
atau + 90 % dari seluruh sel syaraf yang ada pada tubuh manusia.Inilah pusat
pengelolaan semua bagian manusia pikirkan, rasakan, dan lakukan yang dari
hal tersebut timbullah perilaku manusia yang beragam sehingga manusia yang
melakukan perilaku dengan sadar akan mengingat dan menyadarinya.

manusia merasakan hal hal yang berhubungan atau menyentuh sisi


psikologisnya, otak manusia akan secara reflek berfikir mengenai hal tersebut
dan menjadikan hal tersebut sebagai pertimbangan dalam menentukan
langkahnya sehingga timbullah beragam perilaku baik itu perilaku yang
spontan atau perilaku yang telah direncanakan, semuanya diketahui dan
diproses dari otak manusia.

2. Perilaku Dari Sumsum Tulang Belakang dan Sistem Syaraf Otonom


Sumsum tulang belakang atau medulla spinalis ialah penghubung antara
otak dengan semua bagian tubuh manusia. Disini juga disalurkan impuls impuls
maupun dari otak lewat jalur sensoris dan motoris. Selain itu, sumsum tulang
belakang mengkoordinasi reflek, yaitu suatu perilaku yang mempertahankan
diri yang terjadi jauh lebih cepat dari pada gerak sadar.

Untuk tugas ini, ia dibekali dengan organ organ sensorik, yaitu indera, dan
serabut syaraf sensorik yang menghantar impuls impuls inderawi tersebut ke
bagian yang menerima di medulla spinalis. Hal inilah atau bagian inilah yang
berperan dalam perilaku reflek manusia, misalnya ketika menemui bahaya
tentu manusia akan secara otomatis melakukan perilaku untuk melindungi diri
dari bahaya tersebut.

Pada bagian ini, sebenarnya sudah terbentuk sejak manusia berada dalam
kandungan, sebab itu ibu hamil disarankan untuk makan makanan yang bergizi
sehingga seluruh jaringan di tubuhnya dan di tubuh janin yang dikandungnya
berada dalam kondisi terbaik dan siap untuk memberi respon atau perilaku
yang tepat untuk menghadapi segala hal di sekitarnya.
3. Perilaku Dari Sistem Hormon
Selain sistem syaraf pusat, tubuh manusia memiliki sistem lain yang
berfungsi membantu sistem syaraf pusat sekaligus dapat mempengaruhi
tingkah laku. Inilah sistem hormon, yang terdiri dari rangkaian hormon (
glandula ) yang dapat mengeluarkan cairan kimiawi tertentu langsung ke dalam
darah. Banyak sedikitnya cairan kimiawi ini, disebut hormon,

sangat menentukan fungsi tubuh manusia dan akhirnya menentukan perilaku.


Hal inilah yang menyebabkan adanya perbedaan perilaku pada anak anak,
wanita, pria, lansia, dan ibu hamil dimana semua karena hormon yang dimiliki
berbeda beda. Hormon hormon itu, dapat disebutkan beberapa diantaranya
yang terpenting:

 Hormon gondok ( thyroid ): mengeluarkan hormon trioksin yang membantu


mengatur metabolisme tubuh.
Dalam hal ini, metabolisme tubuh juga berperan dalam perilaku seseorang,
orang yang memiliki pola makan sehat dan metabolisme tubuh yang baik
cenderung bisa berfikir lebih jernih dan memiliki kecerdasan otak yang lebih
dibandingkan dengan orang yang kekurangan gizi.

 Hormon pituitary: mengeluarkan hormon pitutiari yang bekerjasama dengan


hipotalamus ikut mengatur berbagai perilaku emosional manusia.
Manusia tentu memiliki emosi dalam dirinya yang hal itu dipengaruhi oleh
hormon, sebab itu manusia mungkin mudah merasa marah ketika makan
makanan tertentu misalnya ketika sedang makan pedas dan timbul hormon
yang berbeda dalam tubuhnya, responnya dalam berperilaku tentu berbeda
dari ketika ia merasa biasa saja.

 Hormon adrenal: menghasilkan hormon adrenalin yang dikeluarkan atas


pengaruh hormon pitutiari pada saat seorang sedang stress.
Orang stres seringkali berperilaku aneh dan tidak disadari karena pengaruh
hormon, sebab itu manusia selalu dianjurkan untuk bisa mengontrol kesehatan
jiwanya sehingga selalu dalam keadaan normal dan jauh stres sehingga juga
bisa memunculkan perilaku yang normal.
 Hormon kelamin ( gonad ): yang menghasilkan hormon hormon yang
mempengaruhi perilaku seksual.
Adanya kelainan seksual dan respon seksual dipengaruhi oleh hormon ini,
sebab itu untuk membuat perilaku seksual yang sehat diperlukan pendalaman
tentang kebutuhan fisik manusia dan mengarahkannya sesuai dengan yang
seharusnya.

 Hormon pankreas: menghasilkan insulin yang mengatur kadar gula dalam


darah.
Kadar gula dalam darah tentu mempengaruhi perilaku dimana orang yang
sehat dengan orang yang sakit akan berbeda cara pandang dan perilakunya.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, tentu sekarang sobat sudah
memahami bukan bahwa perilaku tidak muncul begitu saja, sebab itu perlu
dijaga kondisi kesehatan fisik dan jiwa kita agar menimbulkan perilaku yang
baik pula. Oke sobat, sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.

2. Jelaskan budaya dan Persepsi


Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dimiliki dan dipegang
teguh dalam sebuah kelompok lingkungan dan diwariskan dari masa ke masa,
generasi ke generasi.kebudayaan berarti hal-hal yang berkaitan dengan akal.
KBBI mendefinisikan budaya sebagai sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan
dan sukar diubah, dengan demikian jelas bahwa sesuatu yang disebut sebagai
suatu hal yang sudah mengakar pada masyarakatnya yang nilai-nilainya sulit
diubah.

Persepsi adalah proses yang digunakan individu dalam mengelola dan


menafsirkan kesan indera mereka dalam rangka memberikan makna atas
rangsangan eksternal yang diterima. Persepsi didapatkan dengan
menyimpulkan informasi yang ia terima, seperti didefinisikan Rakhmat
Jalaludin (1998) Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan.

Budaya memiliki pengaruh besar pada cara pandang dan persepsi


seseorang pada hal-hal yang dia lihat, rasakan dan alami. Nilai-nilai moral dan
etiket suatu masyarakat bervariasi, bergantung pada budaya yang memberikan
masyarakat tersebut suatu pengertian yang diterima secara luas dan mutlak
dikelompoknya. Melalui nilai-nilai budaya itulah seseorang akan menilai dan
mempersepsikan sesuatu sebagai sesuatu yang salah atau sebagai sesuatu
yang benar menurut budaya yang ia yakini.

3. Jelaskan budaya dan kognisi


Secara sederhana, kebudayaan merupakan hasil cipta (serta akal budi)
manusia untuk memperbaiki, mempermudah, serta meningkatkan kualitas
hidup dan kehidupannya. Atau, kebudayaan adalah keseluruhan kemampuan
(pikiran, kata, dan tindakan) manusia yang digunakan untuk memahami serta
berinteraksi dengan lingkungan dan sesuai sikonnya. Kebudayaan berkembang
sesuai atau karena adanya adaptasi dengan lingkungan hidup dan kehidupan
serta sikon manusia berada.

Kognisi juga bisa merupakan keseluruhan kemampuan otak dalam


menerima, menyimpan, dan mengingat kembali semua input yang masuk atau
dimasukan (secara sengaja dan tak sengaja) ke dalamnya.

Naomi Quinn dan Dorothy Holland menyatakan bahwa ada kaitan antara
budaya dan kognisi; ada semacam kongnisi makna yang bersifat budaya; dari
situ, muncul dari sudut pandang perspektif antropologi, yang melihat
kebudayaan sebagai pengetahuan yang dihayati bersama; dan bukan sekedar
adat, artefak, tradisi lisan, melainkan pengetahuan yang harus masyarakat
ketahui agar dapat berperilaku seperti perilaku mereka, membuat benda
seperti yang mereka buat, dan menafsirkan pengalaman mereka dengan cara
yang berbeda-beda sesuai yang mereka alami. Dalam suatu masyarakat, ada
kaitan erat dengan kebiasaan atau perilaku yang lain. Kebudayaan akan
memberikan pengaruh kepada perilaku masyarakat, dan juga sebaliknya. Dan
dalam hubungan timbal-balik seperti itu, semua elemen di/dalam komunitas
(yang sama-sama sebagai dan pengguna unsur-unsur dan hasil kebudayan)
selalu bertambah kognisinya; dan dengan itu semakin mempekaya atau
bahkan memiskinkan warisan unsur-unsur budaya yang ada padanya
4.Jelaskan budaya dan kesadaran
kebudayaan ternyata memiliki beberapa aspek, yang meliputi cara – cara
berlaku, kepercayaan – kepercayaan, sikap – sikap, dan hasil dari kegiatan
manusia yang khas untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu.

Kebudayaan menurut ilmu antropologi pada hakikatnya adalah


keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar
(Koentjaraningrat, 1996). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hampir
semua tindakan manusia adalah kebudayaan, karena hanya sebagian kecil dari
tindakan manusia yang tidak dibiasakan dengan belajar seperi naluri, refleks,
atau tindakan yang dilakukan akibat sesuatu proses fisiologis. Bahkan beberapa
tindakan yang didasari atas naluri (makan, minum, dan berjalan) sudah dapat
banyak dikembangakan manusia sehingga menjadi suatu tindakan yang
berkebudayaan.

Kesadaran secara harfiah berasal dari kata sadar yang berarti merasa,
tahu, dan mengerti. Dalam Cambridge International Dictionary of
English (1995) terdapat definisi tentang kesadaran. Kesadaran diartikan
sebagai kondisi terjaga atau mampu mengerti apa yang sedang terjadi (The
condition of being awake or able to understand what is happening). (Nias
Online,2011).
Sedangkan Dalam istilah Psikologi, kesadaran didefinisikan sebagai tingkat
kesiagaan individu terhadap rangsangan eksternal dan internal, dengan kata
lain kesiagaan terhadap persitiwa-peristiwa lingkungan, suasana tubuh,
memori dan pikiran. Berdasarkan definisi itu, dapat diketahui bahwa kunci
penting kesadaran terletak pada kesiagaan dan stimulus.

Selanjutnya dalam kaitannya dengan segi mental, Kesadaran diartikan


sebagai proses penghayatan atau pengetahuan yang penuh dari individu
terkait dirinya sendiri dan lingkungannya yang memerlukan suatu persepsi dari
dalam diri dan persepsi dari luar (lingkungan).
5.Jelaskan budaya dan intelegasi
Intelegensi didefinisikan secara luas dalam berbagai keterampilan dan
pengetahuan. Intelegensi didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mencapai
kesuksesandalam hidup dalam hal standar pribadi seseorang dalam satu
sosial budaya.Intelegensi mengacu pada sejumlah kemampuan, bakat, dan
pengetahuan yang secaraumum merujuk pada kemampuan-kemampuan mental atau
kognitif. Dimana perludipahami bahwa sukses kecerdasan dalam memahami tentang
intelegnsi bukan hanyasebagai sebuah prediktor akademik kerja, dalam tradisi
kerja Binet dan Simon (1916),tetapi juga sebagai prediktor keberhasilan dalam
hidup. Yang mana dalam teori ini mendefinisikan sukses sebagai keterampilan
dan pengetahuan dibutuhkan untuk sukses dalam hidup, sesuai dengan definisi
sendiri keberhasilan dalam konteks sosial budaya seseorang.

Hubungan intelegensi dengan budaya


Hubungan tersebut dapat kita kaji dalam tulisan sternberg dkk “intelegence
andculture” bagaimana budaya membentuk pengertian-pengertian intelegensi dan
mengimplementasikan terhadap suatu ilmu.
Tujuan utama penulisan ini memberikan pesan bahwa intelegensi tidak
dapat sepenuhnya atau bahkan diartikan sepenuhnya dengan pemahaman diluar
konteks budaya. Ini berarti budaya mendefinisikan intelegensi, dan intelegensi
selalu ditampilkan dalam konteks budaya.

NAMA : ERVIKHASANANHTY NC

NIM :1824090250

Anda mungkin juga menyukai