Anda di halaman 1dari 23

KARYA TULIS ILMIAH

(PERANAN KARBON, OKSIGEN, DAN HIDROGEN DALAM PEMBENTUKAN


KARBOHIDRAT YANG BERMANFAAT DALAM PETERNAKAN)

Disusun Oleh:
Ragil Farah Nabilah
NIM : 23010121140229

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN


PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah Swt, karena atas Rahmat-Nya Karya
Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan. Judul Karya Tulis Ilmiah adalah “Peranan Karbon,
Oksigen, dan Hidrogen dalam Pembentukan Karbohidrat yang Bermanfaat dalam
Peternakan”.
Karya Tulis Ilmiah ini dibuat sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia
Dasar.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Bambang Waluyo Hadi Eko Prasetiyono M.S., M.Agr., IPU. Dekan
Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, yang telah memberikan
kesempatan untuk penulis menimba ilmu di Program Studi Peternakan.
2. Ir. Tri Agus Sartono M.si. Dosen pembimbing Fakultas Peternakan dan Pertanian
Universitas Diponegoro Semarang, yang telah memberikan bimbingan untuk penulis
menimba ilmu di Program Studi Peternakan.
3. Kepala Program Studi Peternakan yang telah memberikan kesempatan penulis untuk
berkarya seluas-luasnya tentang dunia peternakan.
4. Kedua orang tua yang selalu memberi semangat dan motivasi kepada penulis.
5. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhirnya penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi berbagai pihak yang
memerlukannya.

Semarang, November 2021

Ragil Farah Nabilah

ii
PERANAN KARBON, OKSIGEN, DAN HIDROGEN DALAM PEMBENTUKAN
KARBOHIDRAT YANG BERMANFAAT DALAM PETERNAKAN
Ragil Farah Nabilah
Fakultas Peternakan Dan Pertanian
Universitas Diponegoro Semarang
Jurusan S1Peternakan
Karya Tulis Ilmiah, November 2021

Abstract

Nutrients that enter the body of livestock must be considered. One of the nutritional
needs of livestock is carbohydrates. Fulfillment of carbohydrates as the nutritional needs of
livestock is important to know. Carbohydrates are composed of carbon (C), oxygen (O) and
nitrogen (N) atoms. Types of carbohydrates include monosaccharides, disaccharides, and
polysaccharides. This study aims to determine the role of Carbon (C), Oxygen (O), and
Nitrogen (N) in the formation of carbohydrates and to analyze the utilization of carbohydrates
in livestock. The method used is a literature study. Data collection is done by taking data
from libraries on the internet, books, reports, seminars, scientific discussion notes, articles in
journals, and other reading sources. The data obtained was then analyzed by the researcher
starting from sorting the data, organizing the data in a pattern, doing a description, and
drawing conclusions. The results showed that the atoms of Carbon (C), Oxygen (O), and
Nitrogen (N) play a role in the formation of carbohydrates. Carbohydrates are formed from
water (H2O) from the soil, carbon dioxide (CO 2) from the air and energy from the sun. The
use of carbohydrates in livestock is the main source of body fat and is an important source of
fat in milk and feed as a nutrient for livestock.

Abstrak

Nutrisi yang masuk ke dalam tubuh hewan ternak harus diperhatikan. Salah satu
kebutuhan nutrisi hewan ternak adalah karbohidrat. Pemenuhan karbohidrat sebagai
kebutuhan nutrisi hewan ternak penting untuk diketahui. Karbohidrat tersusun atas atom
Karbon (C), Oksigen (O), dan Nitrogen (N). Jenis karbohidrat diantaranya mosnosakarida,
disakarida, dan polisakarida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan Karbon (C),
Oksigen (O), dan Nitrogen (N) dalam pembentukan karbohidrat dan menganalisis
pemanfaatan karbohidrat dalam peternakan. Metode yang digunakan adalah studi literatur.
Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data dari pustaka di internet, buku, laporan,
seminar, catatan-catatan diskusi ilmiah, artikel dalam jurnal, dan sumber bacaan lainnya.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis oleh peneliti dimulai dari mengurutkan data,
mengorganisasikan data dalam sebuah pola, melakukan deskripsi, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa atom Karbon (C), Oksigen (O), dan Nitrogen (N)
berperan dalam pembentukan karbohidrat. Karbohidrat dibentuk dari air (H 2O) berasal dari
tanah, karbondioksida (CO2) berasal dari udara dan energi berasal dari matahari. Pemanfaatan

iii
karbohidrat dalam peternakan adalah sumber utama lemak tubuh dan merupakan sumber
lemak penting dalam susu serta pakan sebagai nutrien pada ternak.

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
ABSTRAK ..........................................................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................2
D. Manfaat Penelitian..........................................................................................................2
E. Metode yang digunakan..................................................................................................2
F. Keaslian Penelitian..........................................................................................................3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................4
A. Landasan Teori...............................................................................................................4
B. Kerangka Konsep............................................................................................................7
C. Hipotesis.........................................................................................................................7
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................8
A. Hasil................................................................................................................................8
B. Pembahasan.....................................................................................................................14
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................16
A. Kesimpulan.....................................................................................................................16
B. Saran...............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................17

iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Cuvettes.................................................................................................................11
Tabel 2.Nilai Kadar Glukosa Pada Beberapa Contoh Biokimia..........................................12

v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Bagan Kerangka Konsep....................................................................................7
Gambar 2. Monosakharida..................................................................................................8
Gambar 3. Pembentukan furfural dan 5-hidroksimetilfurfural...........................................10
Gambar 4. (a) Disakarida Pereduksi; (b) Disakarida Nonpereduks....................................11

vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gizi diartikan sebagai proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan,
metabolisme, dan pengeluaran zat untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan
fungsi normal organ tubuh serta guna menghasilkan tenaga (Djoko Pekik I, 2006).
Pemenuhan gizi atau nutrisi pada hewan ternak penting untuk diperhatikan. Zat gizi yang
dibutuhkan oleh hewan ternak diantaranya karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan
air. Salah satu zat gizi yang harus dipenuhi oleh hewan ternak adalah karbohidrat.
Karbohidrat berperan sebagai bahan energi utama yang diperlukan oleh hewan ternak.
Karbohidrat didefinisikan sebagai zat yang mengandung atom karbon, hidrogen, dan
oksigen. Karbohidrat berasal dari kata karbon dan hidrat, karbon artinya adalah atom karbon
dan hidrat adalah air. Oleh karena itu rumus umum karbohidrat dapat ditulis C x(H2O)y.
Definisi ini hanya berlaku untuk sebagian besar kelompok karbohidrat, karena ada beberapa
jenis karbohidrat lain yang mengandung bagian oksigen yang lebih rendah dibandingkan
dengan yang ada dalam air atau derivat ada derivat karbohidrat yang mengandung nitrogen
dan sulfur (Abun, 2008).
Secara kimia Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton. Nama ini dari fakta
bahwa kebanyakan mempunyai rumus empiris CnH 2On atau Cn(H2O)n atau (C.H2O)n,
sehingga orang perancis menyebut “hydrate de carbone”, walaupun tidak menggambarkan
secara tepat. Secara struktur karbohidrat adalah makromolekul yang dibangun oleh satuan-
satuan (unit) molekul dari polihidroksi aldehida atau keton. Pembagian secara sistematik,
Berdasarkan satuan-satuan molekul yang membangun makromolekul, karbohidrat dibagi atas
monosakarida (kebanyakan terdiri dari lima atau enam atom C), oligosakarida (di-, tri-, dan
tetra-sakarida), dan polisakarida (Abun, 2008).
Karbohidrat diperlukan dalam pemenuhan nutrisi bagi hewan ternak. Fungsi
karbohidrat diantranya sebagai sumber energi, pemberi rasa manis pada makanan, penghemat
protein, pengatur metabolisme lemak, dan membantu pengeluaran faeses dengan cara
mengatur peristaltic usus dan memberi bentuk pada faeses (Almatsier, 2009).
Bisnis peternakan memang sangat menguntungkan bagi manusia. Disisi lain,
pemenuhan gizi untuk hewan ternak juga perlu diperhatikan. Peluang pasar bagi hasil dari
peternakan sangat besar bagi perekonomian Negara. Tingkat konsumsi daging maupun
olahan lain dari hasil peternakan masih tinggi. Kunci keberhasilan dalam pengembangan

vii
peternakan adalah pengelolaan pakan yang memperhatikan keseimbangan kebutuhan gizi
ternak tersebut. Semua jenis ternak membutuhkan pakan dan nutrisi yang berimbang supaya
pertumbuhan dan perkembangannya optimal.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penulisan karya tulis ilmiah
ini adalah:
1. Bagaimana peran Karbon (C), Oksigen (O), dan Nitrogen (N) dalam pembentukan
karbohidrat?
2. Bagaimana pemanfaatan karbohidrat dalam usaha peternakan?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:
1. Untuk mengetahui peran Karbon (C), Oksigen (O), dan Nitrogen (N) dalam
pembentukan karbohidrat.
2. Untuk menganalisis pemanfaatan karbohidrat dalam usaha peternakan.

D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan, maka manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah wawasan pembaca tentang peranan karbohidrat dalam usaha peternakan
b. Menambah pengetahuan bagi peternak tentang pernanan karbohidrat
2. Manfaat Praktis
a. Menambah referensi bagi Pemangku Kepentingan dalam dunia peternakan untuk
memperhatikan pemenuhan gizi dalam usaha peternakan.
b. Menambah referensi bagi peternak untuk memperhatikan pemenuhan gizi hewan
ternak agar hasilnya dapat optimal.

E. Metode Penelitian
Penulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan dengan menggunakan metode studi literatur.
Studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumplan data
pustaka, membaca dan mencatat, serta mengolah bahan penelitian (Warsiah, 2009).
Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data dari pustaka di internet, buku, laporan,
seminar, catatan-catatan diskusi ilmiah, artikel dalam jurnal, dan sumber bacaan lainnya.

viii
Data yang diperoleh kemudian dianalisis oleh peneliti dimulai dari mengurutkan data,
mengorganisasikan data dalam sebuah pola, melakukan deskripsi, dan penarikan kesimpulan.

F. Keaslian Penelitian
Karya tulis ilmiah ini merupakan bagian dari inovasi tentang pemanfaatan karbohidrat
dalam usaha peternakan. Karya tulis ilmiah ini merupakan replikasi dari penelitian R
Zainuddin Ahmad 2005 yang berjudul “Pemanfaatan Khamir Saccharomyces Cerevisiae
untuk Ternak”, sedangkan penelitian ini berjudul “Peranan Karbon, Oksigen, dan Hidrogen
dalam Pembentukan Karbohidrat yang Bermanfaat dalam Peternakan”. Penelitian ini
memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya yang terletak pada variabel penelitian.
Variabel penelitian pada penelitian sebelumnya merupakan pemanfaatan Khamir
Saccharomyces Cerevisiae sedangkan variabel pada penelitian ini adalah pemanfaatan
karbohidrat untuk usaha peternakan.

ix
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
Karbohidrat atau sakarida (bahasa Yunani: sakcharon, artinya gula) adalah komponen
essensial semua organisme hidup. Karbohidrat merupakan kelompok molekul biologi yang
paling melimpah di bumi. Meskipun semua organisme dapat mensintesa karbohidrat, namun
kebanyakan karbohidrat dihasilkan oleh organisme fotosintetik termasuk bakteri tertentu, alga
dan tumbuhan. Organisme ini merubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia,
kemudian energi kimia digunakan untuk membuat karbohidrat dari karbondioksida (CO 2).
Karbohidrat memainkan peranan sangat penting pada kehidupan organisme. Polimer
karbohidrat pada binatang dan tumbuhan, bertindak sebagai molekul penyimpan energi.
Binatang dan manusia dapat mencerna karbohidrat yang kemudian dioksidasi menghasilkan
energi selamaproses katabolisme. (Azhar, 2016).
Polimer karbohidrat juga ditemukan pada dinding sel dan sebagai pelindung
kebanyakan organisme. Polimer karbohidrat lainnya berfungsi sebagai molekul penanda yang
memungkinkan satu tipe sel mengenal dan berinteraksi dengan tipe sel lainnya. Turunan
karbohidrat ditemukan dalam sejumlah molekul biologi termasuk beberapa koenzim dan
asam nukleat. Sumber karbohidrat penting adalah biji-bijian, roti, gula tebu, buah-buahan,
susu dan madu. Sumber karbohidrat ini merupakan sumber energi penting pada manusia dan
binatang. Nama karbohidrat berasal dari ‘hydrate of carbon’ yang merujuk ke rumus
empirisnya (CH2O)n dimana n adalah 3 atau lebih besar (n biasanya 5 atau 6 tetapi dapat
sampai 9). Klasifikasi utama karbohidrat adalah: monosakarida, disakarida, oligosakarida dan
polisakarida. Monosakarida merupakan unit terkecil dari struktur karbohidrat. Disakarida
terdiri dari dua residu monosakarida yang berikatan kovalen dengan nama ikatan glikosida.
Pada oligosakarida (bahasa Yunani: oligos artinya sedikit) terikat tiga sampai kira-kira 20
residu monosakarida. Polisakarida (bahasa Yunani : polys artinya banyak) adalah polimer
yang mengandung banyak (biasanya lebih dari 20) residu monosakarida. Disakarida,
oligosakarida dan polisakarida tidak mempunyai rumus empiris (CH 2O)n karena air
dikeluarkan selama pembentukan polimer. Oleh sebab itu, disakarida, oligosakarida dan
polisakarida tersusun dari residu unit monosakarida. Istilah glycan lebih umum untuk polimer
karbohidrat. Homoglycan merupakan polimer dengan monomer gula identik, sedangkan
heteroglycan adalah polimer dengan monomer gula berbeda (Azhar, 2016).

x
Secara struktural karbohidrat merupakan polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton
atau senyawa yang menghasilkan polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton pada produk
hidrolisisnya. Molekul karbohidrat dapat berikatan dengan molekul lain membentuk
glycoconjugate. Glycoconjugate adalah turunan karbohidrat dimana satu atau lebih rantai
karbohidrat berikatan kovalen dengan peptida, protein atau lipid. Turunan ini termasuk
proteoglycan, peptidoglycan, glycoprotein, dan glycolipid. Karbohidrat pada proteoglycan,
peptidoglycan, glycoprotein dan glycolipid merupakan heteroglycan (Azha, 2016).
Struktur kimia karbohidrat dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu gula dan
non gula. Kelompok gula atau lebih dikenal dengan senyawa gula sederhana disebut dengan
monosakarida. Berdasarkan jumlah atom karbon yang terdapat dalam molekulnya, kelompok
monosakarida ini dibagi menjadi 4 bagian yaitu triosa yang mengandung tiga atom karbon
(C3H6O3), tetrosa yang mengandung empat atom karbon (C 4H8O4), pentosa yang mengandung
lima atom karbon (C5H10O5), dan heksosa yang mengandung atom karbon enam (C 6H12O6).
Monosakarida ini dapat bergabung satu sama lain dengan melepaskan air menjadi bentuk
disakarida (mengandung dua unit monosakrida) atau polisakarida (mengandung lebih dari
dua unit monosakarida). Istilah sakarin atau gula hanya terbatas kepada karbohidrat yang
mengandung kurang dari 10 unit monosakarida Kelompok non gula adalah karbohidrat yang
mengandung lebih dari 10 unit monosakarida dan tidak memiliki rasa manis. Non gula
dibagi menjadi dua sub kelompok yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida.
Homopolisakarida dibentuk dari unit-unit monosakarida yang sama sedangkan
heteropolisakarida dibentuk dari unit-unit monosakarida yang berbeda (Abun, 2008).
Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan ternak
untuk mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut. Pengertian peternakan tidak terbatas
pada pemeliharaan saja, memelihara dan pertenakan perbedaannya terletak pada tujuan yang
ditetapkan. Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip
manajemen pada faktor – faktor produksi yang telah dikombinasikan secara optimal (Zuhri,
2011).
Kegiatan di bidang peternakan dapat dibagi atas dua golongan, yaitu peternakan hewan
besar seperti sapi, kerbau dan kuda, sedang kelompok kedua yaitu peternakan hewan kecil
seperti ayam, kelinci dan hewan ternak lainnya.Suatu usaha agribisnis seperti peternakan
harus mempunyai tujuan yang berguna sebagai evaluasi kegiatan yang dilakukan dilakukan
selama berternak salah atau benar. Contoh tujuan peternakan yaitu tujuan komersial sebagai
cara memperoleh keuntungan (Zuhri, 2011)

xi
Pada Undang-Undang Pokok kehewanan, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967,
tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan, pada Bab I Pasal 1,
dikemukakan beberapa Istilah diantaranya :
1. Ternak adalah Hewan piara yang kehidupannya yakni mengenai tempat, perkembang
biakan serta manfaatnya diatur dan diawasi oleh manusia dan dipelihara khusus sebagai
penghasil bahan-bahan dan jasa-jasa yang berguna bagi kepentingan hidup manusia.
2. Peternak adalah orang atau badan hukum dan atau buruh peternakan yang mata
pencaharian nya sebagian atau seluruhnya bersumber kepada peternakan.
3. Peternakan adalah pengusahaan/pembudidayaan/pemeliharaan ternak dengan segala
fasilitas penunjang bagi kehidupan ternak.
4. Peternakan murni adalah cara peternakan dimana perkembangbiakan ternak-ternaknya
dilakukan dengan jalan pemacekan antara ternak/hewan yang termasuk dalam satu
rumpun.
5. Perusahaan peternakan adalah usaha peternakan yang dilakukan pada tempat tertentu
serta perkembang biakannya dan manfaatnya diatur dan diawasi oleh peternak-
peternak.
6. Kelas Ternak adalah sekumpulan atau sekelompok bangsa-bangsa ternak yang dibentuk
dan dikembangkan mula-mula disuatu daerah tertentu.
7. Bangsa Ternak (Breed) adalah Suatu kelompok dari ternak yang memiliki persamaan
dalam bentuk morphologis, sifat-sifat fisiologis dan bentuk anatomis yang karakteristik
untuk tiap-tiap bangsa dan sifat-sifat persamaan ini dapat diturunkan pada generasi
selanjutnya.
Karakteristik Peternakan di Indonesia terdiri dari Peternakan Tradisional dengan ciri-
ciri Jumlah ternak sedikit, Input teknologi rendah, Tenaga kerja Keluarga dan profit rendah
(sebagai tabungan). Peternakan Backyard dengan ciri-ciri Jumlah ternak sedikit, Input
teknologi mulai tinggi, Tenaga kerja Keluarga dan profit sedang. Diwakili peternak ayam ras
dan sapi perah Peternakan Modern dengan ciri-ciri Jumlah ternak banyak, Input teknologi
tinggi, Tenaga kerja spesifik bidang peternakan dan profit tinggi. Dengan demikian ternak-
ternak yang dibudidayakan oleh manusia dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu:
Ternak Unggas (Class Aves biasanya Meat type dan Egg type) antara lain Ayam Gallus
domesticus), Itik (Anas planthyrynchos), Entog (Cairina moschata), Angsa (Anser anser) dan
Kalkun (Melegris galopavo) dan Tiktok. Ternak Potong (Class Mamalia biasanya Meat type)
antara lain Ternak Potong Besar : Sapi (Bos species), Kerbau (Buballus bubalis), Kuda (Equs
caballus), Keledai (Equs asinus), Zebra (Equs hipotigris) dan Unta (Camell dromedarius).

xii
Ternak Potong Kecil : Kambing (Capra species), Domba (Ovis species), Babi (sus species).
Ternak Perah (Class Mamalia biasanya Milk type) antara lain Sapi Perah, Kerbau Perah,
Kuda Perah, Kambing Perah dan Unta Perah. Aneka Ternak adalah ternak-ternak yang tidak
dalam satu class antara lain : Kelinci (Lepus cuniculus), Lebah (Apis species), Puyuh
(Coturnix coturnix), Bekicot, Walet, Kodok dll (Sampurna, 2018).

B. Kerangka Konsep
Nutrisi atau gizi sangat dibutuhkan oleh hewan ternak. Karbohidrat merupakan salah
satu jenis nutrisi yang dibutuhkan oleh hewan ternak. Karbohidrat tersusun oleh Karbon (C),
Oksigen (O), dan Nitrogen (N). Karbohidrat mengandung fungsi sebagai sumber energi
utama yang dibutuhkan oleh hewan ternak. Peran Karbohidrat dalam peternakan sangat
dibutuhkan demi hasil yang optimal.

Kebutuhan Nutrisi untuk Hewan


Ternak

Karbohidrat sebagai Salah Satu Nutrisi


yang dibutuhkan untuk Hewan Ternak

Atom Penyusun Karbohidrat

Fungsi Karbohidrat

Peran Karbohidrat dalam Peternakan

Gambar 1. Bagan Kerangka Konsep

C. Hipotesis
Setelah merumuskan teori-teori yang relevan tentang pemanfaatan karbohidrat dalam
usaha peternakan, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1. Terdapat Peranan Karbon, Oksigen, dan Nitrogen dalam menyusun Karbohidrat.
H2. Ada/ Terdapat Peranan Karbohidrat dalam Peternakan.

xiii
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Karbohidrat adalah zat organik utama yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan dan
biasanya mewakili 50 sampai 75 persen dari jumlah bahan kering dalam bahan makanan
ternak. Karbohidrat sebagian besar terdapat dalam biji, buah dan akar tumbuhan. Zat tersebut
terbentuk oleh proses fotosintesis, yang melibatkan kegiatan sinar matahari terhadap hijauan
daun. Hijauan daun merupakan zat fotosintetik aktif pada tumbuh-tumbuhan. Zat tersebut
merupakan molekul yang rumit dengan suatu struktur yang serupa dengan struktur
hemoglobin, yang terdapat dalam darah hewan. Hijauan daun mengandung magnesium :
hemoglobin mengandung besi. Lebih terperinci lagi, karbohidrat dibentuk dari air (H 2O)
berasal dari tanah, karbondioksida (CO2) berasal dari udara dan energi berasal dari matahari.
Suatu reaksi kimiawi sederhana yang memperlihatkan suatu karbohidrat (glukosa) disintesis
oleh fotosintesis dalam tumbuh-tumbuhan adalah sebagai berikut : (UII, 2018).
6CO2 + 6H2O + 673 cal —-> C6H12O6 + 6O2
Monosakharida adalah gula-gula sederhana yang mengandung lima atau enam atom
karbon dalam molekulnya. Zat tersebut larut dalam air. Monosakharida yang mengandung
enam karbon mempunyai formula molekul C 6H12O6. Termasuk di dalamnya glukosa (juga
dikenal sebagai dekstrosa) terdapat pada tubuhan, buah masak, madu, jagung manis, dan
sebagainya. Pada hewan zat tersebut terutama terdapat dalam darah yang pada konsentrasi
tertentu adalah sangat vital untuk kehidupan. Orang sakit dapat diberi makan dengan
menginfus glukosa langsung ke dalam peredaran darah (Fessenden, 1982).

Gambar 2. Monosakharida
Disakharida adalah karbohidrat yang mengandung dua molekul gula-gula sederhana.
Mempunyai formula umum C12H22O11. Karenanya zat tersebut mewakili dua molekul gula

xiv
sederhana minus air (dua atom hidrogen dan satu atom oksigen). Disakharida yang sangat
penting adalah sukrosa, maltosa dan laktosa. Sukrosa ditemukan dalam ubi manis atau gula
tebu dan tiap molekul mengandung satu molekul glukosa (dekstrosa) dan satu molekul
fruktosa (levulosa). Sukrosa rasanya sangat manis dan lazimnya digunakan untuk membuat
manis bahan makanan, jadi merupakan gula yang digunakan sehari-hari dan digunakan untuk
masak. Sukrosa terdapat pula dalam buah-buahan masak, dan getah pohon serta tersebar luas
di alam (Fessenden, 1982).
Maltosa ditemukan dalam biji yang sedang tumbuh dan mengandung dua molekul
glikosa. Gula tersebut manisnya kurang lebih sepertiga manisnya sukrosa (Fessenden, 1982).
Laktosa adalah gula susu dan hanya terdapat dalam susu (atau hasil-hasil dari susu). Zat
tersebut terdiri dari satu molekul glukosa dan satu molekul galaktosa. Laktosa tidak dapat
digunakan oleh ayam karena sekresi pencernaan ayam yang tidak mengandung enzim laktosa
yang diperlukan untuk mencerna laktosa (Fessenden, 1982).
Trisakharida terdiri dari tiga molekul monosakharida yaitu galaktosa, fruktosa dan
glukosa. Raffinosa adalah suatu trisakharida yang terdapat dalam gula biet dan biji kapas.
Polisakharida mempunyai formula kimiawi umum (C 6H10O5). Berarti bahwa zat
tersebut mengandung banyak molekul gula-gula sederhana. Kedua golongan utama dari
polisakharida adalah pati dan selulosa, meskipun masih ada golongan-golongan lebih kecil
lainnya yang kurang penting. Selulosa merupakan kelompok organik terbanyak di alam;
hampir 50 persen zat organik dalam tumbuh-tumbuhan diduga terdiri dari selulosa. Meskipun
selulosa dan pati keduaduanya adalah polisakharida yang terdiri dari unit-unit glikogen, ayam
hanya mempunyai enzim yang dapat menghidrolisa pati. Karenanya selulosa tidak dapat
dicerna sama sekali. Selulosa terutama terdapat dalam dinding sel dan bagian tumbuh-
tumbuhan yang berkayu. Hewan ruminansia (sapi, domba dan kambing) yang mempunyai
mikroorganisme selulolitik dalam perut besarnya dapat menyerap selulosa dan membuat
hasil-hasil akhirnya (asam lemak atsiri) berguna bagi hewan itu sendiri. Dalam proses
pencernaan tersebut banyak energi telah hilang sehingga selulosa bagi hewan ruminansia
mempunyai nilai gizi yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan pati yang mudah dicerna.
Pada ayam, selulosa lebih banyak digunakan untuk membatasi penggunaan zat-zat makanan,
terutama dalam pertumbuhan ayam dara. Dalam penyusunan ransum, selulosa diistilahkan
dengan nama "serat kasar". Pati merupakan npolisakharida terpenting dalam tumbuh-
tumbuhan, karenanya merupakan zat paling penting dalam ransum ternak. Pada sebagian
besar tumbuh-tumbuhan, pati disimpan didalam buah, biji dan akar. Bila pati dirombak, maka
akan menghasilkan banyak molekul gukosa. Glikogen atau "pati hewan" terdapat dalam

xv
jumlah sedikit dalam hati, otot dan jaringan-jaringan lain dari tubuh hewan. Glokogen
mengandung banyak molekul glukosa (Fessenden, 1982).
Berdasarkan reagen tes yang digunakan, analisis kualitatif karbohidrat dibedakan dalam
tiga jenis sesuai dengan tipe reaksi yang terjadi yaitu: (UII, 2018).
1. Asam dehidrasi. Reagen ini akan menyebabkan karbohidrat mengalami dehidrasi dan
membentuk furfural (bentuk pentosa) atau 5-hidroksimetilfurfural (bentuk heksosa).

Gambar 3. Pembentukan furfural dan 5-hidroksimetilfurfural

2. Reagen kondensasi. Reagen ini mendeteksi adanya furfuran atau 5hidroksimetilfurfural


melalui proses adisi. Jenis reagen yang masuk dalam kategori ini adalah reagen Molisch,
Bial, dan Seliwanoff.
3. Reagen gula pereduksi. Biasanya reagen ini mengandung ion tembaga(II) dan dapat
mereduksi karbohidrat dimana ion tembaga(II) akan direduksi menjadi larutan
tembaga(I) oksida. Jenis reagen yang sering digunakan sebagai gula pereduksi adalah
reagen Benedict dan Barfoed. Gula pereduksi yaitu semua gula yang termasuk dalam
golongan aldosa baik dalam bentuk gugus aldehid bebas ataupun dalam bentuk siklik
hemiasetal.

xvi
Gambar 4. (a) Disakarida Pereduksi; (b) Disakarida Nonpereduks
Penentuan kadar gula dalam beberapa sampel biokimia dapat dianalisis dengan
menggunakan instrumen spektrofotometri dan kromatografi. Beberapa contoh penentuan gula
dijelaskan seperti di bawah ini (UII, 2018):
1. Penentuan Kadar Glukosa Secara Colourmetric
Prinsip analisis ini berdasarkan pengukuran hasil reaksi oksidasi glukosa melalui proses
enzimatis secara colourmetric. Dengan adanya oksigen, glukosa dioksidasi oleh glukosa
oksidase (GOD) menjadi asam glukonik dan hidrogen peroksida (H 2O2). Hidrogen
peroksida akan bereaksi dengan 4-klorofenol dan 4-aminoantipirin dengan katalis
peroksidase (POD) dan membentuk quinoneimine yang berwarna merah. Intensitas zat
warna yang terbentuk memiliki proporsi yang sama dengan konsentrasi glukosa dan
dapat diukur menggunakan spektrofotometer.

4-AA adalah 4-aminoantipirin


Contoh yang biasanya digunakan adalah serum darah bebas hemolisis dan plasma
diambil dari heparin atau inhibitor glikolisis. Kondisi pengukuran dilakukan pada
panjang gelombang 500 nm dengan menggunakan kuvet dengan ketebalan 1 cm dan
reaksi dilakukan pada temperatur 37oC. Reagen yang digunakan pada penentuan ini
adalah buffer fosfat (pH 7,4), fenol, 4-aminoantipirin (4-AA), glukosa oksidase (GOD)
dan Peroksidase (POD). Sedangkan larutan standar yang digunakan adalah larutan
glukosa 5,55 mmol/l (100 mg/dl).

xvii
Tabel 1. Cuvettes
Blank Standard Sample
Reagent (R) 1 ml 1 ml 1 ml
Standard (ST) - 10 µl -
Sample - - 10 µl
Reaksi antara glukosa dan reagen dilakukan pada temperatur 37oC selama 15 menit
agar reaksi enzimatik berjalan sempurna. Kalkulasi kadar glukosa dengan menggunakan
standar tunggal dapat ditentukan dengan rumus:

Dimana faktor konversi 1 mg/dl x 0,0555 = 1 mmol/l dan 1 mg/dl x 0,01 = 1 g/l.
Tabel 2. Nilai Kadar Glukosa Pada Beberapa Contoh Biokimia
Contoh Nilai Kadar Glukosa
Serum Darah 4,1-6,4 mmol/l
Darah Kapiler 3,33-5,55 mmol/l
Larutan Cerebrospinal 2,78-3,89 mmol/l

2. Penentuan Kadar Glukosa dengan Reaksi Fehling secara Titrimetri


Kadar glukosa dalam contoh urin dapat dianalisis dengan menggunakan prinsip reaksi
Fehling. Reagen Fehling yang digunakan adalah CuSO (Fehling I), garam Segnet yang
dicampurkan dengan larutan NaOH (Fehling II). CuSO 4 pada reagen Fehling akan
mengalami reduksi menjadi Cu2O, dimana 1 mL reagen fehling setara dengan 0,005
gram glukosa. Prosedur analisis ini yaitu campuran 2,5 mL Fehling I; 2,5 mL Fehling II
dan 20 mL air terdistilasi dititrasi menggunakan contoh urin sambil dididihkan di atas
pemanas. Warna biru pada larutan akan berubah menjadi hijau dan kemudian menjadi
kuning. Ketika warna kuning menghilang, maka titik ekuivalen tercapai. Kadar glukosa
dapat ditentukan dengan cara

Dimana a adalah volume contoh urin yang digunakan selama proses titrasi dan 5 adalah
volume reagen Fehling yang digunakan.
Karbohidrat dalam bahan makanan berbeda besar sekali dalam pencernaan dan nilai
gizi. Pati dan gula mudah dicerna dan mempunyai nilai gizi tinggi. Selulosa dan karbohidrat
kompleks lainnya dicerna hanya melalui kegiatan bakteri yang terdapat di dalam perut besar

xviii
hewan ruminansia, di dalam usus buntu dan usus besar kuda dan dalam jumlah yang lebih
sedikit di dalam usus besar hewan lainnya. Hal ini berarti bahwa hewan ruminansia, seperti
sapi dan domba dan juga kuda sanggup mencerna dan menggunakan serat kasar bahan pakan
secara baik meskipun zat tersebut dibandingkan dengan pati mempunyai nilai yang lebih
rendah bagi hewan-hewan tersebut (Sampurna, 2013).
Ayam dan babi dapat sedikit menggunakan serat kasar. Dalam proses pencernaan, maka
pati dirubah ke dalam glukosa. Gula-gula campuran juga hampir seluruhnya dirubah ke
dalam glukosa atau gula-gula sederhana lainnya dan kemudian diserap ke dalam darah. Pada
pencernaan serat kasar dengan pertolongan bakteri, maka hasil utama yang dapat digunakan
adalah asam-asam organik, sebagian besar asam asetat. Asam-asam organik tersebut
kemudian diserap dan digunakan dalam tubuh sama halnya seperti glukosa. Karena
karbohidrat merupakan lebih kurang tiga-perempat bagian dari bahan kering sebagian besar
tumbuh-tunbuhan, maka zat tersebut merupakan sumber utama energi dan panas bagi ayam.
Sebagian besar energi guna pekerjaan otot jadinya berasal dari karbohidrat dalam bahan
pakan. Telah diketahui pula bahwa karbohidrat merupakan sumber utama lemak tubuh dan
merupakan sumber lemak penting dalam susu (Sampurna, 2013).
Pada unggas, karbohidrat digunakan sebagai sumber energi utama. Efisiensi
penggunaan karbohidrat sebagai zat nutrisi pada ternak monogastrik tergantung kepada jenis
ternaknya. Untuk ternak monogastrik jenis unggas , kemampuan menghidrolisis atau
mencerna karbohidrat sangat terbatas karena aktivitas enzim selulolitik dalam proses
pencernaannya sangat rendah. Dengan demikian, tidak semua sumber energi dari
karbohidrat, potensial dipergunakan oleh ayam. Misalnya selullosa (bagian rangka dari
tanam-tanaman) yang hanya merupakan serat kasar dalam bahan makanan, tidak dapat
dicerna oleh pencernaan ayam, karena tidak mempunyai enzim selulolitik dalam saluran
pencernaannya. Dengan demikian selullosa hanya pengganjal kasar (bulk) yang tidak
esensial pada ransum ayam (Abun, 2008).
Pada umumnya, bagian-bagian penting dari alat pencernaan adalah mulut, parinks,
esophagus, lambung, usus halus dan usus besar. Makanan akan dicerna bergerak melalui
mulut sepanjang saluran pencernaan oleh gelombang peristaltik yang disebabkan karena
adanya kontraksi otot sirkuler di sekeliling saluran. Usus halus merupakan alat absorbsi yang
utama pada ayam broiler, pertama-tama karena mempunyai villi, suatu bangunan seperti jari
yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop, karena bentuknya mempunyai daerah absorbsi
yang luas. Tiap bentuk villi mengandung sebuah anteriole, sebuah venule dan sebuah
lakteal, yaitu bagian dari sistem limfatika venula, yang merupakan bagian dari sistem

xix
peredaran darah, yang langsung berhubungan menuju vena porta; sedangkan lakteal-lakteal
akan menuju duktus limpatikus torasikus. Broiler juga mempunyai beberapa sekresi yang
dimasukkan ke dalam saluran pencernaan, dan banyak sekresi-sekresi ini mengandung
enzim-enzim yang menunjang hidrolisa sebagai zat-zat makanan organic (Abun, 2008).
Pencernaan pada broiler umumnya mengikuti pola pencernaan pada ternak non
ruminansia, tetapi terdapat berbagai perbedaan. Biasanya, unggas menimbun makanan yang
dimakan dalam tembolok, suatu vertikulum (pelebaran) esophagus yang tak terdapat pada
non ruminasia lain. Tembolok berfungsi sebagai penyimpanan makanan dan mungkin
terdapat adanya aktivitas jasad renik yang ada di dalamnya, dan menghasilkan asam-asam
organik. Osephagus, seperti halnya ternak non ruminasia lain, berakhir pada lambung yang
mempunyai banyak kelenjar dan di dalamnya terjadi reaksi-reaksi enzimatik. Namun
makanan yang berasal dari lambung masuk ke dalam empela, yang tidak terdapat pada hewan
non ruminansia lain. Empela mempunyai otot-otot kuat yang dapat berkontraksi secara teratur
untuk menghancurkan makanan sampai menjadi bentuk pasta yang dapat masuk ke dalam
usus halus (Abun, 2008).
Jenis karbohidrat yang menjadi sumber energi terbesar pada ayam adalah karbohidrat
dari jenis pati. Jagung merupakan sumber pati (energi) yang paling murah untuk penyusunan
ransum ayam. Butir-butiran dan biji-bijian juga juga merupakan sumber energi (Abun,
2008).
Banyak polisakarida termasuk araban, galaktan, mannan, xylan, dan asam uronat
didapatkan di dalam fraksi hemiselulosa dari tanaman. Istilah hemiselulosa menunjukkan
komponen tanaman yang tidak larut dalam air mendidih, larut di dalam alkali yang
diencerkan, dan didegradasi oleh asam yang diencerkan. Xylan menghasilkan gula pentosa,
xylosa, dengan jalan hidrolisa. Penelitian menunjukkan bahwa ayam dapat menggunakan
hemiselulosa sebagai sumber energi, tetapi dalam keadaan terbatas. Beberapa hidrolisa dapat
terjadi di dalam proventriculus dan perut tebal (gizzard) dalam lingkungan asam, atau
mungkin di dalam perut sederhanan dari hewan, juga pencernaan melalui bantuan mikroba di
dalam usus dapat melepaskan sejumlah energi. (Wahju, 1988).

B. Pembahasan
Karbohidrat merupakan kelompok ketiga terbesar senyawa organik dalam tubuh ternak
unggas setelah protein dan lemak. Karbohidrat dibedakan atas tiga kelompok berdasarkan
unit-unit gula sederhana penyusunnya; yaitu mosnosakarida, disakarida, dan polisakarida.

xx
Monosakarida terdiri dari heksosa, pentosa, tetrosa dan triosa; akan tetapi
monosakarida yang utama berasal dari kelompok heksosa dan pentosa seperti glukosa,
fruktosa, galaktosa (heksosa), D-ribosa, dan D-deoksiribosa (pentosa).
Disakarida adalah gabungan dari dua unit monosakarida yang berbeda atau sama.
Kedua unit tersebut diikat dengan ikatan glikosida. Jenis disakarida yang utama antara lain
maltosa (gabungan dari dua unit monosakarida yang sama yaitu glukosa), sukrosa, dan
laktosa (gabungan dari dua unit monosakarida yang berbeda).
Polisakarida adalah kelompok karbohidrat yang mempunyai berat molekul sangat
tinggi. Berdasarkan unit-unit penyusunnya, polisakarida dibedakan atas homopolisakarida
dan heteropolisakarida. Homo polisakarida disusun dari unit-unit monosakarida yang sama,
umumnya adalah D-glukosa. Kelompok homopolisakarida yang utama meliputi pati,
glikogen, chitin, dan selloluse. Heteropolisakarida disusun dari unit-unit monosakarida yang
berbeda. Kelompok heteropolisakarida yang utama adalah hemiselulosa, gums, mucilage,
pektin, dan mokopolisakarida.
Pakan merupakan hal yang sangat penting dalam usaha peternakan, bahkan dapat
dikatakan bahwa keberhasilan suatu usaha peternakan tergantung pada manajemen pakan.
Kebutuhan pakan dari tiap-tiap ternak berbeda-beda sesuai dengan jenis, umur, bobot
badan,keadaan lingkungan dan kondisi fisiologis ternak. Pakan harus mengandung semua
nutrient yang dibutuhkan oleh tubuh ternak, namun tetap dalam jumlah yang seimbang.
Nutrien yang dibutuhkan oleh ternak antara lain karbohidrat, lemak, protein, vitamin, air dan
unsur anorganik serta mineral.
Keberadaan karbohidrat dalam pakan sebagai nutrien pada ternak unggas masih
diperlukan. Fungsi karbohidrat sebagai nutrien pada ternak unggas adalah sebagai sumber
energi yang murah untuk ternak unggas, mengefisienkan penggunaan protein sebagai sumber
energi, mengikat komponen-komponen penyusun ransum sehingga menstabilkan pakan.
Efiesiensi penggunaan karbohidrat sebagai nutrien pada ternak unggas tergantung kepada
jenis karbohidrat, keadaan fisik karbohidrat, dan pembatasan pemberian karbohidrat.

xxi
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka kesimpulan dari karya tulis ilmiah ini adalah:
1. Peran Karbon, Oksigen, dan Nitrogen dalam membentuk senyawa Karbohidrat sangat
penting. Ketiganya dibutuhkan untuk menyeimbangkan kualitas karbohidrat.
Karbohidrat dibedakan atas tiga kelompok berdasarkan unit-unit gula sederhana
penyusunnya; yaitu mosnosakarida, disakarida, dan polisakarida.
2. Pemanfaatan karbohidrat dalam peternakan diantaranya sumber utama lemak tubuh dan
merupakan sumber lemak penting dalam susu serta pakan sebagai nutrien pada ternak.

B. Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka penulis memberikan beberapa rekomendasi
diantaranya:
1. Bagi peternak agar selalu menjaga kesehatan unggas agar produktivitas menjadi
optimal dengan memperhatikan asupan makanan terutama kandungan karbohidrat pada
pakan ternak.
2. Bagi peneliti selanjutnya agar meningkatkan kemampuan analisis dan mengembangkan
data-data yang sudah diperoleh.

xxii
DAFTAR PUSTAKA

Abun. (2008). Karbohidrat Pada Unggas dan Monogastrik. Jatinangor: UNPAD.


Ahmad, R.Z. (2005). Pemanfaatan Khamir Saccharomyces Cerevisiae untuk Ternak. Bogor:
Balai Penelitian Veteriner.
Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Azhar, Minda. (2016). Biomolekul Sel. Padang: UNP Press.
Danial dan Wasriah. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium
Pendidikan Kewarganegaraan UPI.
Diploma UII. (2018). Modul Karbohidrat. Yogayakarta: UII.
Djoko Pekik I. (2006). Panduan Gizi Lengkap. Yogyakarta: Andi.
Fessenden. (1982). Kimia Organik Edisi Kedua Jilid 1, Terjemahan Oleh A.H. Pudjaatmaka.
Jakarta: Erlangga.
Sampurna, I Putu. (2018). Kebutuhan Nutrisi Ternak. Bali: Universitas Udayana.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967, tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Peternakan dan
Kesehatan Hewan.
Wahju, J. (1988). Ilmu Nutrisi Unggas. Yogyakarta: UGM Press.
Zuhri,H. (2011). Kemitraan Ayam Pedaging Antara Perusahaan PT Patriot dengan Peternak
di Desa Besowo Kec. Kepung Kab. Kediri Di Tinjau Dari Hukum Islam. Skripsi,
STAIN Kediri.

xxiii

Anda mungkin juga menyukai