Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PENELITIAN

PEMETAAN RATA-RATA LAMA SEKOLAH (RLS)


KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2021

Disusun oleh:

Ketua : Endin Lidinillah, M.Ag.

Anggota : Deden Hamdani , S.Pd., M.Pd.

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN CIAMIS


2022
DAFTAR ISI

Hal
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….. i

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah..……………………………………................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ...………………………………………………………………. 12
1.3 Tujuan Penelitian..…………………….................................................................... 12
1.4 Manfaat Penelitian…...………………………………………………..................... 12

BAB II KAJIAN TEORITIK………………………………………………………... 13


BAB III METODE PENELITIAN 17
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian.. ….………………………………………………… 17
3.2 Metode Penelitian……………….. ………………………………………………. 18
3.3 Jenis dan Sumber Data …………………………………………………………… 19
3.4 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………………….. 19
3.5 Teknik Analisis Data ….………………………………………………………….. 21
3.8 Tenaga Ahli Dan Tenaga Pendukung ………………..………………………………. 23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
24
4.1. Hasil……………………………………………………………………………… 24
4.1.1 Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Ciamis ………………………………… 24
4.1.2 Sebaran Penduduk Ciamis Usia 25 Tahun Berdasarkan Tingkat Pendidikan .. 32
4.2. Pembahasan………………………………………………………………………. 44

BAB V SIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………


46
5.1 Simpulan ………………………………………………………………………….. 46
5.2 Saran ……………………………………………………………………………… 47

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 48
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Negara Indonesia dibentuk, sebagaimana tercantum pada alinea ke-empat pembukaan
UUD 1945, untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dilaksanakanlah pembangunan.
Sebelum tahun 1970, pembangunan semata-mata dipandang hanya sebagai fenomena
ekonomi.1 Perhatian dunia, termasuk Indonesia, tertuju pada diskusi tentang pendapatan,
modal, pertumbuhan ekonomi, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan ekonomi.
Namun, seiring berjalannya waktu disadari bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak
menjaminkan adanya perbaikan taraf hidup sebagian besar penduduk. Data empiris
menunjukan bahwa beberapa negara yang mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi masih
menghadapi masalah pengangguran, kemiskinan, dan masalah sosial lain yang berhubungan
dengan manusia.
Pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi memang sebuah ukuran yang penting
dalam pembangunan. Namun, kedua indikator tersebut belum menjelasksan fakta bahwa
tujuan utama pembangunan adalah untuk memberi manfaat bagi masyarakat. Ada dua alasan
yang mendasari hal ini. Pertama, angka pendapatan nasional memang bermanfaat untuk
banyak tujuan tetapi tidak mengungkapkan komposisi penduduk atau penerima manfaat
nyata. Kedua, penilaian kinerja yang hanya mendasarkan pada indikator pendapatan nasional
sering menimbulkan penafsiran yang keliru sebab ada aspek penting lain yang tidak
tergambarkan oleh indikator tersebut, seperti akses terhadap layanan kesehatan yang lebih
baik, akses yang lebih besar ke pengetahuan, mata pencaharian yang lebih aman, kondisi
kerja yang lebih baik, keamanan dari tindak kejahatan dan kekerasan fisik, waktu senggang
yang memuaskan, dan perasaan ikut serta dalam kegiatan ekonomi, budaya, dan politik.
Secara perlahan konsep pembangunan manusia muncul untuk memperbaiki kelemahan
konsep pembangunan yang hanya terfokus pada ekonomi saja. Konsep pembangunan
manusia tidak hanya memperhitungkan aspek pendapatan, tetapi juga memperhitungkan
aspek kesehatan dan pendidikan. Konsep pembangunan manusia pertama kali diperkenalkan

1
Yoyo Karyono, dkk, Indeks Pembangunan Manusia 2020 (Jakarta: Badan Pusat Statistik
2021), hlm. 5
2

oleh United Nations Development Programme (UNDP) pada tahun 1990 melalui laporan
yang berjudul Human Development Report (HDR). Dalam laporannya UNDP menjelaskan
bahwa manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Pembangunan manusia
menempatkan manusia sebagai tujuan akhir pembangunan, bukan hanya input dari
pembangunan. Oleh karena itu, tujuan utama dari pembangunan adalah untuk menciptakan
lingkungan yang memungkinkan bagi masyarakat untuk menikmati umur panjang, hidup
sehat, dan menjalankan kehidupan yang produktif (UNDP, 1990).
Munculnya gagasan tentang pembangunan manusia yang dikemukakan oleh UNDP
pada tahun 1990 memberikan nuansa baru dalam memahami pembangunan. Cara pandang
pembangunan manusia berbeda dengan pendekatan pembangunan konvensional seperti
pertumbuhan ekonomi, pembentukan modal manusia, pengembangan sumber daya manusia,
kesejahteraan masyarakat atau kebutuhan dasar manusia. Perbedaan cara pandang pendekatan
tersebut antara lain:
1. Pertumbuhan ekonomi merupakan hal yang diperlukan dalam pembangunan manusia,
tetapi pertumbuhan ekonomi saja tidaklah cukup. Kemajuan manusia dalam masyarakat
mungkin saja masih rendah meskipun Produk Domestik Brruto (PDB) atau pendapatan per
kapita tumbuh tinggi, atau sebaliknya.
2. Teori pembentukan modal manusia dan pengembangan sumber daya manusia memandang
manusia terutama sebagai alat dan bukan sebagai tujuan. Keduanya berfokus pada sisi
penawaran, dimana manusia dipandang sebagai sumber daya untuk menghasilkan
produksi. Akan tetapi, manusia memiliki nilai lebih dari barang modal untuk kegiatan
produksi. Manusia juga merupakan tujuan akhir dan penerima manfaat dari proses ini.
3. Pendekatan kesejahteraan masyarakat memandang manusia sebagai penerima manfaat dari
proses pembangunan daripada sebagai peserta di dalamnya. Pendekatan ini lebih
menekankan kebijakan distribusi dari pada struktur produksi.
4. Pendekatan kebutuhan dasar berfokus pada kelompok barang dan jasa yang dibutuhkan
oleh suatu kelompok masyarakat, seperti makanan, tempat tinggal, pakaian, perawatan
kesehatan, dan air. Pendekatan ini berfokus pada penyediaan barang dan jasa
dibandingkan masalah pilihan manusia.2
Laporan Human Development Report yang dipublikasikan oleh UNDP pada tahun
1990 tidak hanya memuat konsep dan definisi dari pembangunan manusia tetapi juga
bagaimana melakukan pengukuran pembangunan manusia. Konsep pengukuran

2
Isti Larasati Widiastuty, dkk., Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jawa Barat 2020
(Bandung: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat, 2021), hlm. 7
3

pembangunan manusia yang dibuat oleh UNDP disebut sebagai Indeks Pembangunan
Manusia (IPM). Sejak tahun 1990 IPM dipublikasikan secara berkala oleh UNDP dalam
laporan tahunan HDR. IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil
pembangunan dalam bentuk pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan aspek lain dalam
kehidupan. Pada HDR 1990 diperkenalkan tiga dimensi pembentuk indeks pembangunan
manusia yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak.
Ketiga dimensi tersebut diwakili dangan empat indikator yang digunakan dalam
penghitungan IPM, yaitu Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH), Angka Melek Huruf
(AMH), Angka Partisipasi Kasar (APK), dan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita.
Metode agregasi yang dilakukan untuk menghitung IPM menggunakan metode rata-rata
aritmatik.
Secara berkala UNDP melakukan penyempurnaan dalam penghitungan IPM. Tahun
2010 UNDP melakukan perubahan yang cukup signifikan dalam penghitungan IPM
dengan tetap menggunakan tiga dimensi yang sama tetapi merubah indikator yang
digunakan, yaitu:
1. Agregasi Angka Melek Huruf (AMH) dan kombinasi Angka Partisipasi Kasar (APK)
diubah menjadi agregasi Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan Harapan Lama Sekolah
(HLS);
2. PDB per kapita diubah menjadi angka Produk Nasional Bruto (PNB) per kapita.
Selain perubahan pada indikator, UNDP juga merubah penghitungan agregasi IPM
dari rata-rata aritmatik menjadi rata-rata geometrik, sedangkan metode agregasi untuk
indeks pendidikan diubah dari rata-rata geometrik menjadi rata-rata aritmatik.
Perubahan metodologi penghitungan IPM didasarkan pada alasan bahwa suatu
indeks komposit harus mampu mengukur apa yang diukur. Dengan pemilihan metode dan
variabel yang tepat, indeks yang dihasilkan akan relevan. Selain itu, alasan utama yang
dijadikan dasar perubahan metodologi penghitungan IPM setidaknya ada dua hal
mendasar. Pertama, beberapa indikator sudah tidak tepat untuk digunakan dalam
penghitungan IPM. Angka melek huruf (AMH) sudah tidak relevan lagi dijadikan
indikator perkembangan pendidikan karena tidak dapat menggambarkan kualitas
pendidikan. Sebelum penghitungan metode baru digunakan, AMH di sebagian besar
negara sudah tinggi, sehingga tidak dapat membedakan tingkat pendidikan antarnegara
dengan baik. Dalam konsep pembentukan indeks komposit, indikator yang tidak sensitif
membedakan akan menyebabkan indeks komposit menjadi tidak relevan, sehingga
indikator AMH perlu diganti dengan indikator lain yang representatif.
4

Indikator berikutnya yang diganti adalah PDB per kapita. Indikator ini pada
dasarnya merupakan proksi terhadap pendapatan masyarakat. Namun disadari bahwa PDB
diciptakan dari seluruh faktor produksi yang turut menyertakan tenaga kerja dan investasi
dari dalam dan luar negeri dalam penghitungan. Oleh karena itu, PDB per kapita kurang
dapat menggambarkan pendapatan masyarakat atau bahkan kesejahteraan masyarakat
suatu wilayah.
Kedua, penggunaan rata-rata aritmatik dalam penghitungan IPM menggambarkan
bahwa capaian yang rendah di suatu dimensi tertutupi oleh capaian yang tinggi dari
dimensi lain. Sementara itu, konsep yang diusung dalam pembangunan manusia adalah
pemerataan dimensi dan menghindari ketimpangan. Penggunaan rata-rata aritmatik
memungkinkan adanya transfer capaian dari dimensi dengan capaian tinggi ke dimensi
dengan capaian rendah (BPS, 2015), sehingga perlu diganti dengan rata-rata geometrik.
IPM metode baru yang disempurnakan pada tahun 2014 memiliki beberapa
keunggulan yang diantaranya adalah:
1. Menggunakan indikator yang lebih tepat dan dapat membedakan dengan baik;
a. penggunaan rata-rata lama sekolah dan angka harapan lama sekolah, bisa
memberikan gambaran yang lebih relevan tentang dimensi pendidikan dan
perubahannya;
b. penggunaan PNB yang menggantikan PDB dapat lebih menggambarkan pendapatan
masyarakat pada suatu wilayah;
2. Menggunakan rata-rata geometrik yang tidak serta merta dapat menutupi kekurangan
pada suatu dimensi dengan dimenesi lain yang unggul. Dengan kata lain, untuk
mewujudkan pembangunan manusia yang baik diperlukan keseimbangan antardimensi
yang sama pentingnya.
Penghitungan IPM di Indonesia dimulai pada tahun 1996. Saat itu IPM dihitung secara
berkala setiap tiga tahun sekali. Namun sejak tahun 2004, IPM dihitung secara berkala setiap
tahun sekali untuk memenuhi kebutuhan perencanaan pembangunan, terutama dalam
penentuan besaran Dana Alokasi Umum (DAU). Indikator yang digunakan dalam
penghitungan IPM di Indonesia mengacu pada metode baru yang diterapkan oleh UNDP
dengan beberapa penyesuaian. Metode baru penghitungan IPM diaplikasikan di Indonesia
sejak tahun data 2014 dan untuk memenuhi ketersediaan akan data tahun sebelumnya
dilakukan backasting untuk periode data 2010-2013.
5

Pada tahun 1990 UNDP menetapkan tiga dimensi pembentuk IPM.3 Ketiga dimensi ini
merupakan pendekatan yang dipilih dalam penggambaran kualitas hidup manusia dan tidak
mengalami perubahan hingga saat ini. Dimensi tersebut mencakup:
1. umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life);
2. pengetahuan (knowledge); dan
3. standar hidup layak (decent standard of living).
Dimensi umur panjang dan hidup sehat diwakili oleh indikator umur harapan hidup saat
lahir. Pentingnya umur harapan hidup terletak pada kepercayaan umum bahwa umur panjang
merupakan hal yang berharga dan kenyataan bahwa terdapat berbagai faktor yang secara
tidak langsung berkaitan erat dengan umur harapan hidup, seperti nutrisi yang cukup dan
kesehatan yang baik. Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) merupakan rata-rata perkiraan
lamanya waktu (dalam tahun) yang dapat dijalani oleh seseorang selama hidupnya.
Penghitungan umur harapan hidup dilakukan melalui pendekatan tidak langsung (indirect
estimation). Data yang digunakan adalah Anak Lahir Hidup (ALH) dan Anak Masih Hidup
(AMH) yang bersumber dari hasil Sensus Penduduk tahun 2010. Metode estimasi yang
digunakan adalah metode Trussel dengan model West, yang sesuai dengan sejarah
kependudukan dan kondisi Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara umumnya (Preston,
2004). Indeks harapan hidup dihitung berdasarkan nilai maksimum dan minimum umur
harapan hidup yang sesuai dengan standar UNDP, yaitu 85 tahun untuk nilai maksimum dan
20 tahun untuk nilai minimum.
Dimensi pengetahuan diwakili oleh indikator Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-
rata Lama Sekolah (RLS) yang merefleksikan dari kemampuan masyarakat untuk mengakses
pendidikan, khususnya pendidikan berkualitas baik yang sangat diperlukan dalam kehidupan
produktif masyarakat modern. Harapan lama sekolah menggambarkan kesempatan yang
dimiliki masyarakat untuk menempuh jenjang pendidikan formal, sedangkan rata-rata lama
sekolah menggambarkan stok modal manusia yang dimiliki oleh suatu wilayah. Harapan
lama sekolah adalah lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh
anak yang berumur 7 tahun, sedangkan rata-rata lama sekolah menggambarkan jumlah tahun
yang digunakan oleh penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal.
Penghitungan indeks pendidikan didasarkan pada rata-rata indeks HLS dan indeks RLS
dengan bobot yang sama. Adapun dalam penghitungan indeks HLS dan RLS digunakan
batasan nilai maksimum dan minimum yang sama dengan standar UNDP yaitu nilai

3
Yoyo Karyono, dkk, Indeks Pembangunan Manusia 2020. hlm. 9
6

maksimum dan minimum untuk HLS masing-masing 18 dan 0 tahun, sedangkan untuk RLS
masing-masing 15 dan 0 tahun. Sumber data yang digunakan untuk indikator HLS dan RLS
adalah hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) bulan Maret, data jumlah siswa yang
menjalani pendidikan dengan bermukim dari Kementerian Agama dan hasil inventarisi data
sektoral di daerah.
Dimensi ketiga dari pembangunan manusia adalah pemenuhan standar hidup yang
layak. UNDP menggunakan data Pendapatan Nasional Bruto (PNB) per kapita sebagai
indikator dimensi ini. Akan tetapi, mengingat data tersebut tidak tersedia di tingkat daerah,
maka dipilih alternatif lain berupa indikator pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan.
Indikator ini dapat dihitung hingga level kabupaten/kota. Indikator pengeluaran riil per kapita
juga mampu mencerminkan indikator pendapatan masyarakat dan menggambarkan tingkat
kesejahteraan yang dinikmati oleh penduduk sebagai output dari semakin membaiknya
perekonomian. Data rata-rata pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan dihitung
berdasarkan hasil Susenas modul konsumsi, indeks harga konsumen, dan data harga
komoditas non makanan hasil survei harga konsumen.
Indeks Pembangunan Manusia menjadi salah satu indikator yang penting dalam melihat
sisi lain dari pembangunan. Setiap indikator komponen penghitungan IPM dapat
dimanfaatkan untuk mengukur keberhasilan pembangunan kualitas hidup manusia
(masyarakat/penduduk). Sejak tahun 2014 angka IPM di Indonesia disajikan secara periodik
setiap tahun pada tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. Penyajian IPM secara
periodik menurut daerah memungkinkan setiap provinsi dan kabupaten/kota mengetahui peta
pembangunan manusia di daerahnya, baik capaian, kecepatan, posisi, maupun disparitas antar
daerah. Capaian pembangunan manusia di suatu wilayah pada waktu tertentu dapat
dikelompokkan ke dalam empat kelompok menurut status capaiannya. Adapun
pengelompokan tersebut adalah:
1. sangat tinggi : IPM ≥ 80
2. tinggi : 70 ≤ IPM < 80
3. sedang : 60 ≤ IPM < 70
4. rendah : IPM < 60
Manfaat lain dari IPM adalah sebagai salah satu indikator target pembangunan dan
salah satu alokator dalam penentuan Dana Alokasi Umum (DAU). Selain itu, IPM juga
digunakan sebagai salah satu indikator pengukuran kinerja utama Dana Insentif Daerah
(DID) dalam mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat sekaligus sebagai salah satu
indikator dalam pengalokasian DID.
7

Pandemi COVID-19 yang melanda hampir seluruh negara telah mengakibatkan resesi
di tingkat global. Beberapa lembaga internasional memperkirakan pertumbuhan ekonomi
dunia tahun 2020 terkontraksi dalam kisaran 3,4-4,3 persen. Indonesia juga tidak terlepas dari
pandemi ini dan mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi sebesar 2,07 persen. Kontraksi
pertumbuhan ekonomi Indonesia utamanya disebabkan oleh penurunan output kegitan
ekonomi yang proses produksi dan transaksinya banyak melibatkan interaksi langsung dan
menimbulkan kerumunan. Pandemi COVID-19 setidaknya mempengaruhi perekonomian
melalui beberapa jalur eksternal dan internal. Dari sisi ekternal, pengaruh pandemi dipicu
oleh turunnya permintaan barang dan jasa negara mitra dagang, turunnya harga komoditas,
tersendatnya rantai pasok komoditas input produksi, dan turunnya minat investor luar negeri
untuk berinvestasi di Indonesia. Dari sisi internal, pengaruh pandemi dipicu oleh penurunan
aktivitas produksi, konsumsi, dan investasi akibat pembatasan kegiatan dan interaksi yang
ditujukan untuk mencegah penularan virus. Keseluruhan faktor tersebut saling berinteraksi
dan secara keseluruhan memberikan tekanan yang berat terhadap perekonomian.4
Pandemi COVID-19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia, telah memberikan
dampak yang luas terhadap berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Kegiatan
pendidikan yang sebelum pandemi dilakukan dengan tatap muka, sekarang dilakukan dengan
virtual. Pemberian beberapa layanan kesehatan yang bersifat konsultatif sebagian besar juga
dilaksankan melalui komunikasi telepon atau secara daring. Transaksi langsung dan kegiatan
sosial ekonomi yang menimbulkan kerumunan juga banyak dihindari. Seluruh indikator
ekonomi makro dan sosial juga mengalami tekanan yang berat, tidak terkecuali IPM. Pada
tahun 2020 IPM Indonesia mencapai 71,94, tumbuh sebesar 0,03 persen dibandingkan tahun
sebelumnya. Dengan capaian ini, status pembangunan manusia di Indonesia masih berada
pada level tinggi (berada pada kisaran antara 70 ≤ IPM < 80). Pertumbuhan IPM tahun 2020
jauh melambat dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya yang mencapai 0,74 persen.
Selama periode 2010- 2019, pembangunan manusia di Indonesia setiap tahunnya rata-rata
tumbuh sebesar 0,89 persen per tahun. Tetapi dengan pertumbuhan pada tahun 2020 yang
melambat tersebut, rata-rata pertumbuhan IPM 2010-2020 menjadi sebesar 0,78 persen per
tahun.
Perlambatan IPM di masa pandemi COVID ini disebabkan oleh penurunan dimensi
standar hidup layak yang diwakili dengan variabel pengeluaran riil per kapita yang
disesuaikan, sementara dimensi umur panjang dan hidup sehat dan pengetahuan yang

4
Yoyo Karyono, dkk, Indeks Pembangunan Manusia 2020. hlm. 13
8

diwakili dengan variabel Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) dan Harapan Lama Sekolah
(HLS) serta Rata-rata Lama Sekolah (RLS) masih meningkat meskipun pertumbuhannya
melambat.
Dimensi pengetahuan dalam penghitungan IPM terdiri dari dua indikator, yaitu
Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS). HLS adalah perkiraan
lamanya sekolah (dalam tahun) yang akan dijalani oleh anak yang berumur 7 tahun. HLS
dihitung berdasarkan penduduk usia 7 tahun ke atas agar konsisten dengan referensi umur
pada program wajib belajar yang dicanangkan oleh pemerintah. Sementara itu, RLS adalah
rata-rata lamanya waktu yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal.
Cakupan penduduk untuk menghitung RLS adalah penduduk berumur 25 tahun ke atas,
dengan asumsi bahwa proses pendidikan seseorang sudah berakhir sebelum mencapai umur
25 tahun. Penghitungan RLS berdasarkan penduduk yang berumur 25 tahun ke atas juga
mengikuti standar internasional yang digunakan oleh UNDP. HLS merupakan indikator
proses pembangunan yang menggambarkan ukuran keberhasilan program pendidikan dalam
jangka pendek, sedangkan RLS menggambarkan indikator output pembangunan dalam
jangka panjang. HLS dan RLS dapat memberikan gambaran tentang penambahan (flow) dan
capaian (stock) kualitas sumber daya manusia di suatu wilayah.
Selama tahun 2010 hingga 2020, kedua indikator ini selalu mengalami peningkatan.
Meskipun indikator HLS terus meningkat, tetapi sejak tahun 2014 cenderung mengalami
perlambatan. Pada tahun 2020 HLS hanya meningkat 0,23 persen (0,03 tahun), sedikit lebih
lambat dibandingkan peningkatan tahun sebelumya yang mencapai 0,31 persen (0,04 tahun).
Peningkatan HLS pada tahun 2020 dipengaruhi oleh peningkatan Angka Partisipasi
Sekolah (APS) di seluruh kelompok umur pendidikan yaitu 7-12, 13-15, 16-18, dan 19-24
tahun. Peningkatan tertinggi terjadi pada APS 16-18 tahun (0,36 persen), diikuti APS 19- 24
tahun (0,34 persen), kemudian APS 7-12 tahun (0,02 persen). Rendahnya peningkatan APS
7-12 lebih disebabkan karena pada kelompok umur ini nilainya sudah sangat tinggi (hampir
mendekati 100 persen) sehingga ruang untuk peningkatan sudah sangat sempit. Hal yang
perlu menjadi perhatian adalah masih rendahnya APS 19-24 tahun yang capaiannya masih di
bawah 30 persen. Padahal kelompok umur ini sangat berpengaruh terhadap peningkatan
kualitas pembangunan manusia. Hal tersebut dimungkinkan karena ketersediaan dan jumlah
daya tampung perguruan tinggi yang lebih sedikit dibandingkan jumlah lulusan sekolah
menengah atas. Selain itu, hal lain yang juga berpengaruh adalah tingginya biaya pendidikan
di perguruan tinggi dibandingkan dengan jenjang pendidikan di bawahnya.
9

Indikator RLS di masa pandemi juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, dari
8,34 tahun pada tahun 2019 menjadi 8,48 tahun pada tahun 2020 atau meningkat 1,68 persen
(0,14 tahun). Peningkatan ini lebih lambat dari tahun sebelumnya yang mencapai 2,08 persen
(0,17 tahun). Secara alamiah peningkatan RLS sangat dipengaruhi oleh peningkatan APS
kelompok umur 19-24 tahun, terutama APS umur 24 tahun. Terkait dengan hal ini, upaya
peningkatan dimensi pendidikan dapat difokuskan pada peningkatan APS kelompok 19-24
tahun karena dapat sekaligus meningkatkan indikator HLS dan RLS secara bersamaan.
Pertumbuhan IPM di tengah pandemi COVID-19 melambat di seluruh provinsi.5 Dari
sisi posisi, perbandingan IPM antarprovinsi tidak mengalami banyak perubahan. Capaian
IPM tertinggi pada tahun 2020 masih diraih oleh Provinsi DKI Jakarta (80,77), sedangkan
capaian terendah ditempati Provinsi Papua (60,44). Jika dibandingkan dengan angka
nasional, terdapat 11 provinsi yang memiliki capaian IPM di atas angka nasional. IPM Jawa
Barat Tahun 2020 adalah 72,09, termasuk kategori IPM tinggi dengan rata-rata pertumbuhan
dari tahun 2010-2020 sebesar 0,86%. Untuk indikator HLS sebesar 12,5 tahun, sedangkan
untuk RLS sebesar 8,55 tahun (BPS, 2021: 116).
Seperti halnya capaian di provinsi, capaian IPM 2020 di kabupaten/kota sangat
beragam.6 Terdapat 22 kabupaten/kota (4,28 persen) yang berstatus rendah, 267
kabupaten/kota (51,95 persen) berstatus “sedang”, 189 kabupaten/kota (36,77 persen)
berstatus “tinggi”, dan 36 kabupaten/kota (7,00 persen) mencapai status pembangunan
manusia “sangat tinggi”. Capaian tertinggi dicapai oleh Kota Yogyakarta di Provinsi DI
Yogyakarta dengan IPM sebesar 86,61, sedangkan capaian terendah ditempati oleh
Kabupaten Nduga di Provinsi Papua dengan IPM sebesar 31,55.
IPM Kabupaten Ciamis tahun 2020 adalah sebesar 70,49, termasuk kategori IPM tinggi
dengan rata-rata pertumbuhan 0,14%. Untuk indikator HLS sebesar 14,06 tahun, sedangkan
untuk indikator RLS sebesar 7,70 tahun.7

5
Yoyo Karyono, dkk, Indeks Pembangunan Manusia 2020. hlm. 25
6
Yoyo Karyono, dkk, Indeks Pembangunan Manusia 2020. hlm. 29
7
Isti Larasati Widiastuty, dkk., Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jawa Barat 2020
hlm. 73; Riska Mustikasari, dkk., Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Ciamis 2020 (Ciamis:
BPS Kabupaten Ciamis, 2021).
10

Tabel 1
Perbandingan IPM Ciamis dengan IPM Provinsi Jawa Barat dan
IPM Nasional Tahun 20208
No Indikator Wilayah
Ciamis Jawa Barat Nasional
1 UHH 71,83 73,4 71,47
2 HLS 14,06 12,50 12,98
3 RLS 7,70 8,55 8,48
4 Pengeluaran 9,288 10,845 11,013
IPM 70,49 72,09 71,94

Berikut ini adalah RLS Ciamis dari tahun 2017-2020:9

Tabel 2
Pertumbuhan RLS Ciamis Tahun 2017-2020
No Tahun Besaran Pertumbuhan
1 2015 7,45
2 2016 7,55 0,10
3 2017 7,59 0,04
4 2018 7,60 0,01
5 2019 7,69 0,09
6 2020 7,70 0,01
7 2021 7,90 0,20
Rata-rata pertumbuhan 0,07

Dari data di atas terlihat RLS Ciamis berada di bawah Provinsi Jawa Barat dan
Nasional, tetapi HLS nya ada di atas provinsi Jawa Barat dan Nasional. Rendahnya RLS

8
Diolah berdasarkan data dari Yoyo Karyono, dkk, Indeks Pembangunan Manusia 2020 dan
Isti Larasati Widiastuty, dkk., Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jawa Barat 2020 serta Riska
Mustikasari, dkk., Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Ciamis 2020.
9
Diolah berdasarkan data dari Bappeda kabupaten Ciamis, Rencana Kerja Pemerintah
Daerah Kabupaten Ciamis 2021 (Ciamis, Bappeda Ciamis: 2020), hlm. II: 35; Bappeda Kabupaten
Ciamis, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Ciamis 2019-2024 (Ciamis:
Bappeda Kabupaten Ciamis, 2019), hlm. II: 40
11

tersebut, telah disadari oleh pemerintah Kabupaten Ciamis dan memasukannya sebagai salah
satu permasalahan dalam urusan pendidikan.10
Akar masalah dari rendahnya RLS tersebut juga telah diketahui oleh pemerintah
Kabupaten Ciamis, yaitu:
1. Terbatasnya akses terhadap layanan pendidikan, baik formal maupun informal terutama
bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah/miskin.
2. Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan (Paket B, dan Paket C) belum optimal karena
terbatasnya dana.11
Berdasarkan kondisi eksisting RLS dan identifikasi terhadap akar masalahnya,
Pemerintah Kabupaten Ciamis melalui Dinas Pendidikan telah merencanakan berbagai
program untuk meningkatkan RSL tersebjut, bahkan sudah menetapkan capaian kinerjanya
secara kuantiatif, yaitu sebesar 8,05 tahun pada tahun 2024.

Tabel 3
Target Pertumbuhan RLS Ciamis Tahun 2021-2024
No Tahun Besaran Pertumbuhan
1 2020 7,70
2 2021 7,81 0,11
3 2022 7,88 0,07
4 2023 7,96 0,08
5 2024 8,05 0,09
Rata-rata pertumbuhan 0,08

Target pertumbuhan RLS Ciamis tahun 2021-2024 yang rata-rata 0,08 akan berat
dicapai, karena rata-rata pertumbuhan sebelumnya, yakni tahun 2015-2020 hanya berkisar
0,05. Apalagi pada tahun 2021-2024 pandemi Covid 19 masih mewarnai pertumbuhan IPM
secara keseluruhan, karena sektor ekonomi, kesehatan dan pendidikan masih dalam masa
pemulihan. Untuk itulah diperlukan strategi khusus agar target tersebut bisa tercapai, yang
salah satunya adalah dengan melakukan pemetaan RLS.

10
Bappeda Kabupaten Ciamis, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Ciamis 2019-2024. hlm. IV:4
11
Bappeda Kabupaten Ciamis, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Ciamis 2019-2024. hlm. IV:1
12

1.2 Rumusan Masalah


1. Berapa RLS Kabupaten Ciamis tahun 2021?
2. Berapa RLS tiap desa di Ciamis tahun 2021?
3. Siapa saja penduduk Ciamis yang pada tahun 2021 berusia 25 tahun ke atas yang
tingkat pendidikannya SD, SMP dan SMA, dan PT?
4. Bagaimana sebaran penduduk Ciamis yang pada tahun 2021 berusia 25 tahun ke atas
dengan tingkat pendidikan SD, SMP, SMA dan PT?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui RLS Kabupaten Ciamis tahun 2021.
2. Mengetahui RLS tiap desa di Ciamis tahun 2021.
3. Mengetahui nama-nama penduduk Ciamis berusia 25 tahun ke atas pada tahun 2021
yang pendidikannya SD, SMP, SMA dan PT.
4. Mengetahui tempat tinggal penduduk Ciamis berusia 25 tahun ke atas pada tahun
2021 yang pendidikannya SD, SMP,SMA dan PT.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Sebagai bahan bagi pemerintah Kabupaten Ciamis dalam merencanakan,
mengorganisir, melaksanakan, dan mengevaluasi program peningkatan RLS
Kabupaten Ciamis..
2. Sebagai bahan bagi pemerintah Kabupaten Ciamis dalam pengembangan lembaga
pendidikan non formal yang menyelenggarakan pendidikan kesetaraan
13

BAB II
KAJIAN TEORITIK

Indeks Pembangunan Manusia (IPM), menurut United Nations Development


Programme (UNDP) adalah indeks yang mengukur capaian pembangunan manusia berbasis
pada komponen dasar kualitas hidup manusia. IPM Indonesia dihitung setiap tahunnya
oleh Badan Pusat Statisti (BPS) hingga tingkat provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia.
Komponen dasar kualitas hidup manusia dilihat melalui pendekatan tiga dimensi dasar yang
diukur dari empat indikator. Tiga dimensi dasar dan empat indikator tersebut adalah
1. Kesehatan berupa umur panjang dan hidup sehat (a long life and healthy life). Indikator
yang diukur adalah (a) Angka Harapan Hidup (AHH).
2. Pendidikan berupa pengetahuan (knowledge). Indikator yang diukur adalah (b) Rata-rata
Lama Sekolah (RLS) dan (c) Harapan Lama Sekolah (HLS).
3. Pengeuaran berupa standar hidup layak (decent standard aliving). Indikator yang diukur
adalah (d) Pengeluaran per Kapita Disesuaikan.12
Rata-rata lama sekolah (mean years of schooling) adalah jumlah tahun yang
digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal. Penghitungan dilakukan pada
penduduk yang berusia 25 tahun ke atas dimana diasumsikan seseorang yang telah berumur
25 tahun, maka proses pendidikannya telah berakhir. Pada kondisi normal rata-rata lama
sekolah di suatu wilayah diasumsikan tidak akan turun. Batas nilainya adalah minimum 0 dan
maksimum 15 tahun.
Langkah-langkah penghitungan RLS adalah sebagai berikut:13
1. Dari data mikro yang digunakan, seleksi penduduk yang berusia 25 tahun ke atas.
2. Hitung lamanya sekolah setiap penduduk berumur 25 tahun ke atas tersebut.
a. Jika partisipasi sekolahnya adalah tidak/belum pernah bersekolah, maka lama
sekolahnya adalah 0.
b. Jika partisipasi sekolahnya adalah masih bersekolah atau tidak bersekolah lagi, maka
lama sekolahnya mengikuti tabel konversi berikut.

12
Yoyo Karyono, dkk, Indeks Pembangunan Manusia 2020. hlm. 10 ; Isti Larasati
Widiastuty, dkk., Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jawa Barat 2020. hlm. 13
13
Isti Larasati Widiastuty, dkk., Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jawa Barat 2020.
hlm. 17; https://www.rumusstatistik.com/2019/11 /cara-menghitung-indeks- pembangunan-manusia.
html
14

Tabel 4
Cara konversi lama sekolah

Keterangan Lama Sekolah


Konversi ijazah terakhir + kelas
Masih bersekolah di SD sd S1
terakhir -1
Masih bersekolah di S2 atau S3 Konversi ijazah terakhir +1
Tidak bersekolah lagi tetapi tidak tamat di Konversi ijazah terakhir + kelas
kelas terakhir terakhir – 1
Tidak bersekolah lagi dan tamat di kelas
Konversi ijazah terakhir
terakhir

Konversi ijazah terakhir menjadi lama sekolah (tahun) adalah:

Tabel 5
Konversi ijazah terakhir menjadi lama sekolah

Ijazah Terakhir Lama Sekolah (Tahun)


Tidak punya ijazah 0
SD/SDLB/MI/Paket A 6
SMP/SMPLB/MTs/Paket B 9
SMA/SMLB/MA/SMK/PAket C 12
D1/D2 14
D3/Sarjana Muda 15
D4/S1 16
S2/S3 18
15

3. Hitung rata-rata lama sekolah menggunakan rumus rata-rata:

Contoh penghitungan adalah sebagai berikut:

Tabel 6
Contoh penghitungan RLS

Tingkat/
Jenjang
Kelas Ijazah/
Pendidika Konvers
yang STTB
Pendudu Usi Partisipasi n yang i Lama
Pernah/ Tertingg
k ke-i a Jekolah Pernah/ Sekolah
Sedang i yang
Sedang (Zi)
Diduduk Dimiliki
Didusuki
i
Tidak
1 25 bersekolah S1 Tamat S1 16
lagi
Masih
2 18 bersekolah
SMA Kelas 3 SMP 11

Masih
3 28 S2 Kelas 6 S1 17
bersekolah
Tidak
4 30 bersekolah SD 5 - 4
lagi
Tidak
5 45 bersekolah D3 Tamat D3 15
lagi
Tidak
6 35 SMP 2 SD 7
bersekola
16

Tingkat/
Jenjang
Kelas Ijazah/
Pendidika Konvers
yang STTB
Pendudu Usi Partisipasi n yang i Lama
Pernah/ Tertingg
k ke-i a Jekolah Pernah/ Sekolah
Sedang i yang
Sedang (Zi)
Diduduk Dimiliki
Didusuki
i
h lagi
Tidak
7 50 bersekola S1 Tamat S1 16
h lagi

Rata-rata lama sekolah dihitung menggunakan rumus:

= 1 (16+17+4+15+7+16)
6

=12,5
17

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini bertempat di wilayah kabupaten Ciamis. Waktu penelitian selama 3
bulan (2 Nopember 2021-2 Februari 2022). Pelaksanaannya bekerja sama dengan Dinas
Pendidikan Kabupaten Ciamis.

Tabel 7
Waktu Penelitian
No Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
1 Penyusunan Proposal 2–5 Sekretariat Tim Ketua Tim
Penelitian Nopember Peneliti Peneliti
2021
2 Ekspse Proposal Penelitian 8 Nopember Disdik Ciamis Ketua Tim
2021 Peneliti
3 Penyempurnaan Proposal 9-10 Sekretariat Tim Tim Peneliti
Penelitian Nopember Peneliti
2021
4 Pengurusan izin penelitian 11-12 Kesbangpol Tim Peneliti
Nopember Ciamis
2021
4 Pelatihan enumerator RLS 16-17 Aula Disdik -Disdik Ciamis
tingkat desa Nopember Ciamis
-BPS Ciamis
2021
-Tim Peneliti
5 Pelaksanaan Wawancara
1. Badan Pusat Statistik 18 Nopember Kantor BPS Tim Peneliti
Ciamis 2021 Ciamis
2. Dinas Pemberdayaan 19 Nopember Kantor DPMD Tim Peneliti
Mayarakat dan Desa 2021 Ciamis
Ciamis
3. Dinas Kependudukan 22 Nopember Kantor Tim Peneliti
dan Catatan Sipil 2021 Disdukcapil
Ciamis Ciamis
4. Dinas Pendidikan 18 Nopember Kantor Disdik Tim Peneliti
18

Ciamis 2021 Ciamis


5. Asosiasi Perangkat Desa 23 Nopember Sekretariat Tim Peneliti
Seluruh Indonesia 2021 APDESI
(APDESI) Kab. Ciamis Ciamis
6 Focus Group Discussion 25 Nopember Aula Disdik Tim Peneliti
2021 Ciamis
7 Pelaksanaan studi 18 Nopember Kantor Desa Enumerator
dokumen dan wawancara 2021-18 tingkat desa
oleh enumerator desa Desember 2021
terhadap perangkat desa
tentang RLS Desa
(identitas, alamat dan
tingkat Pendidikan
penduduk yang pada tahun
2020 berusia 25 tahun ke
atas)
8 Penghitunan RLS Desa 20-24 Kantor Desa Enumerator
oleh enumerator tingkat Desember 2021 tingkat desa
desa
9 Penyerahan hasil 27-29 Sekretariat Tim Enumerator
penghitungan RLS Desa ke Desember 2021 Peneliti Desa
Tim Peneliti
10 Penghitungan dan 3-15 Januari Sekretariat Tim Tim Peneliti
Pemetaan RSL Kabupaten 2022 Peneliti
Ciamis
11 Penyusunan Laporan 17-29 Januari Sekretariat Tim Tim Peneliti
Penelitian 2022 Peneliti
12 Penyerahan laporan 2 Februari Kantor Disdik Tim Peneliti
penelitian dari Tim Peneliti 2022 Ciamis
kepada Disdik Ciamis

3.2 Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, karena tujuan penelitian ini untuk
mengetahui gambaran dan keadaan RLS Ciamis dengan cara mendeskripsikannya sedetail
mungkin berdasarkan fakta yang ada. Metode penelitian deskriptif menurut Sugiyono14
adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu

14
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2010),
hlm. 11
19

variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan


dengan variabel lain. Artinya penelitian ini hanya ingin mengetahui bagaimana keadaan
variabel itu sendiri tanpa ada pengaruh atau hubungan terhadap variabel lain seperti
penelitian eksperimen atau korelasi.

3.3 Jenis dan Sumber Data


Dalam penelitian ini, jenis dan sumber data yang digunakan ialah:
a. Data Primer
Menurut Hasan15 data primer ialah data yang diperoleh atau dikumpulkan
langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan
yang memerlukannya. Data primer di dapat dari sumber informan yaitu individu atau
perseorangan seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Data primer ini
antara lain catatan hasil wawancara., hasil observasi lapangan, data-data mengenai
informan.
Dalam penelitian ini, data primer adalah data tentang identitas, tempat tinggal,
dan tingkat pendidikan penduduk Ciamis yang pada tahun 2021 berusia 25 tahun ke
atas yang diperoleh oleh para enumerator berdasarkan hasil interview dan FGD
dengan informan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang
melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada16. Data ini digunakan untuk
mendukung informasi primer yang telah diperoleh yaitu dari bahan pustaka, literatur,
penelitian terdahulu, buku, dan lain sebagainya.
Dalam penelitian ini, data sekunder tersebut adalah data yang diperoleh dari
buku, jurnal, laporan hasil penelitian dan karya ilmiah lainnya yang memuat data
identitas, tempat tinggal, dan tingkat pendidikan penduduk Ciamis yang pada tahun
2021 berusia 25 tahun ke atas.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Wawancara

15
Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002),
hlm. 82
16
Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, hlm. 58
20

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan


langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat
atau direkam17. Sedangkan maksud dari wawancara menurut Lincon dan Guba (1985)
dalam Basrowi dan Suwandi18 ialah mengonstruksi perihal orang, kejadian, kegiatan,
organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, dan kepedulian, merekonstruksi kebulatan-
kebulatan harapan pada masa yang akan datang, memverifikasi, mengubah dan
memperluas informasi dari orang lain. Wawancara dalam penelitian ini digunakan
untuk mengetahui identitas dan tempat tinggal penduduk Ciamis usia 25 ke atas beserta
tingkat pendidikannya.
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan terhadap:
1. Pimpinan Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis sebagai pihak yang menghitung
IPM Ciamis
2. Pimpinan Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis sebagai SKPD yang mempunyai
tupoksi mengurusi pendidkan, termasuk peningkatan RLS
3. Pimpinan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang mempunyai tuppksi terkait
kependudukan.
4. Pimpinan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa yang mempunyai tupoksi
pemberdayaan desa di mana salah satunya melakukan pendataan SDGs Desa.
5. Ketua Asosiasi Perangkat Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Kabupaten Ciamis
sebagai Organisasi tempat bernaung Perangkat Desa yang memegang data SDGs
Desa dan 258 Kepala Desa yang ada di Kabupaten Ciamis.

b. Focus Group Discussion


Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data dengan tujuan
menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini
digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kelompok berdasarkan hasil
diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD dimaksudkan juga untuk
menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus masalah yang
sedang diteliti.
Focus Group Discussion (FGD) juga mengundang para informan kunci untuk
mendiskusikan beberapa konsep yang berkaitan dengan data yamg diungkap atau dapat

17
Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, hlm. 85
18
Basrowi & Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm.
127
21

juga menjawab beberapa pertanyaan penelitian.19 Tujuan FGD adalah untuk


mengeksplorasi masalah yang spesifik, yang berkaitan dengan topik yang dibahas.
Teknik ini digunakan dengan tujuan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari
peneliti terhadap masalah yang diteliti. FGD digunakan untuk menarik kesimpulan
terhadap makna-makna intersubjektif yang sulit diberi makna sendiri oleh peneliti
karena dihalangi oleh dorongan subjektivitas peneliti.20
Dalam penelitian ini, Peserta FGD ini adalah pihak yang sama saat pengumpulan
data melalui wawancara.
c. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara. Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang
diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat
mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian.21
Dalam penelitian ini, dokumen tersebut antara lain Laporan IPM Kabupaten
Ciamis yang diterbitkan BPS Kabupaten Ciamis, laporan data kependudukan
Kabupaten Ciamis yang diterbitkan Disdukcapil Kabupaten Ciamis, dan Data SDGs
Desa yang ada dalam Sistem Informasi Desa.

3.5 Teknik Analisis Data


Analisis data menurut Bogdan dalam Sugiyono22 adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain. Sedangkan menurut Hasan23 analisis kualitatif ialah
analisis yang tidak menggunakan model matematika, model statistik dan model-model
tertentu lainnya. Proses analisis yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan

19
Aan Komariah dan Djam’an Satori, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta,
2012), hlm. 96.
20
Astridya Paramita dan Lusi Kristiana, Teknik Focus Group Discussion Dalam Penelitian
Kualitatif (Focus Group Discussion Tehnique In Qualitative Research), Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan – Vol. 16 No. 2 April 2013: 117–127
21
Aan Komariah dan Djam’an Satori, Metodologi Penelitian Kualitatif. hlm. 149.
22
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 244.
23
Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, hlm. 98
22

menggunakan model Miles dan Huberman dalam Prastowo24 yaitu melalui proses reduksi
data, penyajian data, penarika simpulan serta triangulasi.
Adapun penjabaran analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
sebagai berikut:
a. Data Reduction (Reduksi data)
Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data awal yang muncul dari catatan-
catatan tertulis di lapangan. Reduksi data ini berlangsung secara terus-menerus selama
penelitian kualitatif berlangsung. Selama proses reduksi data berlangsung, tahapan
selanjutnya ialah:
1. Mengkategorikan data (Coding) ialah upaya memilah-milah setiap satuan data ke
dalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan.25
2. Interpretasi data ialah pencarian pengertian yang lebih luas tentang data yang telah
dianalisis atau dengan kata lain, interpretasi merupakan penjelasan yang terinci
tentang arti yang sebenarnya dari data penelitian.26
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pemilihan data yang diperoleh pada
saat penelitian mengenai identitas, tempat tinggal, dan tingkat pendidikan penduduk
Ciamis yang pada tahun 2021 berusia 25 tahun ke atas, kemudian data tersebut
diklasifikasikan dan dipilih secara sederhana.
b. Data Display (Penyajian data)
Pada tahap ini, peneliti mengembangkan sebuah deskripsi informasi tersusun
untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data yang lazim
digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk teks naratif. Maksud dari teks naratif
ialah peneliti mendeskripsikan informasi yang telah diklasifikasikan sebelumnya
mengenai identitas, tempat tinggal, dan tingkat pendidikan penduduk Ciamis yang
pada tahun 2021 berusia 25 tahun ke atas yang kemudian dibentuk simpulan dan
selanjutnya simpulan tersebut disajikan dalam bentuk teks naratif.
c. Conclusion/Verying (Penarikan simpulan)
Peneliti berusaha menarik simpulan dan melakukan verifikasi dengan mencari
makna setiap gejala yang diperoleh dari lapangan, mencatat keteraturan dan konfigurasi

24
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan Penelitian
(Jogjakarta : Ar-ruzzmedia, 2012), hlm. 36
25
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Rosda, 2011), hlm. 288
26
Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, hlm. 137
23

yang mungkin ada, alur kausalitas dari fenomena dan proporsi. Pada tahap ini, penulis
menarik simpulan dari data yang telah disimpulkan sebelumnya, kemudian
mencocokkan catatan hasil studi dokumen degan hasil FGD, dan hasil interview yang
dilakukan penulis pada saat penelitian.
d. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data yang telah diperoleh.
Terdapat tiga macam teknik triangulasi antara lain:
1. Triangulasi dengan sumber, yaitu teknik pengecekan data yang dilakukan dengan
cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber..
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik ialah teknik pengecekan data yang dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yan berbeda. Dalam
penelitian ini, peneliti memperoleh data dengan wawancara dan FGD kemudian
dicek dengan dokumentasi.
3. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu merupakan teknik pengecekan data yang dilakukan dengan
cara melakukan pengecekan melalui wawancara, FGD,atau teknik lain dalam waktu
atau situasi yang berbeda.

3.6 Tenaga Ahli Dan Tenaga Pendukung


Tenaga ahli dan tenaga pendukung ada penelitian ini terdiri dari:

Tabel 8
Tenaga Ahli Dan Tenaga Pendukung
Lamanya
Jumlah
No Tenaga Ahli/Tenaga Pendukung Pekerjaan
(orang)
1. Tenaga ahli statistik 1 2 bulan
2. Tenaga ahli hukum 1 2 bulan
3. Enumerator Desa 258 1 bulan
4. Staf bagian dan dan IT 2 2 bulan
5. Staf bagian administrasi 1 2 bulan
6. Staf bagian keuangan 1 2 bulan
24

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
4.1.1 Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Ciamis
Hasil penghitungan Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten Ciamis tahun
2021 dengan menggunakan rumus

adalah sebesar 7,92. Artinya rata-rata pendidikan masyarakat Ciamis usia 25 tahun ke atas
adalah setara kelas VII atau Kelas 2 SLTP.

Tabel 4.1
Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Ciamis

Jumlah Penduduk
Ijazah Jumlah Penduduk
Usia 25 Tahun Ke Atas Lama Masa
Pendidikan X Lama
NO Yang Sedang Pendidikan Yang
Formal Yang Pendidikan Yang
Sekolah/Telah Dihabiskan
Dimiliki Dihabiskan
Berijazah
1 STR_III 174 18 3132
2 STR_II 2.281 18 41058
3 STR_I 33.473 16 535568
4 DIP_III 9.121 15 136815
5 DIP_II 5.549 14 77686
6 SLTA 144.799 12 1737588
7 SLTP 184.879 9 1663911
8 TM_SD 518.557 6 3111342
9 TDK_TM_SD 16.207 3 48621
10 BLM_SKLH 14.059 0 0
929.099 7355721
RLS 7,92
25

Tabel 4.2
Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Ciamis Berdasarkan Kecamatan

No Nama Kecamatan Rata-Rata Lama Sekolah Peringkat


1 Ciamis 9,5 1
2 Cijeungjing 8,8 2
3 Baregbeg 8,1 3
4 Cikoneng 8,1 4
5 Kawali 8,1 5
6 Sindangkasih 8,1 6
7 Banjarsari 7,9 7
8 Sukadana 7,9 8
9 Sadananya 7,9 9
10 Cihaurbeuti 7,9 10
11 Panumbangan 7,8 11
12 Cisaga 7,8 12
13 Cimaragas 7,8 13
14 Rancah 7,7 14
15 Lumbung 7,7 15
16 Cipaku 7,7 16
17 Lakbok 7,6 17
18 Panawangan 7,6 18
19 Pamarican 7,5 19
20 Tambaksari 7,5 20
21 Rajadesa 7,4 21
22 Sukamantri 7,3 22
23 Cidolog 7,3 23
24 Panjalu 7,3 24
25 Purwadadi 7,2 25
26 Jatinagara 7,2 26
27 Banjaranyar 6,9 27
26

Tabel 4.2
Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Ciamis Berdasarkan Desa

NO Nama Desa Kecamatan Nilai RLS Peringkat


1 Ciamis Ciamis 11,02 1
2 Sindangkasih Sindangkasih 10,35 2
3 Kertasari Ciamis 10,34 3
4 Dewasari Cijeungjing 10,03 4
5 Sindangrasa Ciamis 9,89 5
6 Handapherang Cijeungjing 9,88 6
7 Imbanagara Ciamis 9,87 7
8 Maleber Ciamis 9,79 8
9 Baregbeg Baregbeg 9,55 9
10 Panyingkiran Ciamis 9,51 10
11 Linggasari Ciamis 9,45 11
12 Banjarsari Banjarsari 9,44 12
13 Pamalayan Cijeungjing 9,43 13
14 Sukamulya Cihaurbeuti 9,43 14
15 Cigembor Ciamis 9,35 15
16 Imbanagara raya Ciamis 9,23 16
17 Cijeungjing Cijeungjing 9,18 17
18 Margaluyu Cikoneng 9,16 18
19 Kawalimukti Kawali 9,14 19
20 Kawali Kawali 9,08 20
21 Cikoneng Cikoneng 9,08 21
22 Sukamaju Baregbeg 9,03 22
23 Karangkamulyan Cijeungjing 8,99 23
24 Buniseuri Cipaku 8,94 24
25 Sukakerta Panumbangan 8,93 25
26 Cimari Cikoneng 8,93 26
27 Mekarjadi Sadananya 8,90 27
28 Pawindan Ciamis 8,85 28
29 Sukajadi Sadananya 8,80 29
30 Tanjungmulya Panumbangan 8,79 30
31 Bojongmengger Cijeungjing 8,76 31
32 Utama Cijeungjing 8,67 32
33 Panumbangan Panumbangan 8,64 33
34 Cibadak Banjarsari 8,64 34
35 Lumbung Lumbung 8,62 35
36 Mekarmukti Cisaga 8,58 36
37 Sukahaji Cihaurbeuti 8,52 37
38 Cinyasag Panawangan 8,51 38
39 Sukasari Banjarsari 8,43 39
40 Benteng Ciamis 8,41 40
41 Golat Panumbangan 8,40 41
42 Cimaragas Cimaragas 8,39 42
43 Panawangan Panawangan 8,38 43
44 Linggapura Kawali 8,38 44
45 Sukaraja Sindangkasih 8,37 45
27

46 Rajadesa Rajadesa 8,37 46


47 Cisaga Cisaga 8,37 47
48 Mekarjaya Baregbeg 8,36 48
49 Gunungcupu Sindangkasih 8,35 49
50 Sukadana Sukadana 8,34 50
51 Ciharalang Cijeungjing 8,33 51
52 Sindangmukti Panumbangan 8,33 52
53 Sukaraharja Lumbung 8,29 53
54 Kujang Cikoneng 8,26 54
55 Muktisari Cipaku 8,26 55
56 Sukahurip Pamarican 8,24 56
57 Karangpawitan Kawali 8,24 57
58 Sindangsari Banjarsari 8,23 58
59 Ciherang Banjarsari 8,22 59
60 Salakaria Sukadana 8,20 60
61 Pusakasari Cipaku 8,20 61
62 Petirhilir Baregbeg 8,19 62
63 Cisontrol Rancah 8,19 63
64 Winduraja Kawali 8,19 64
65 Talagasari Kawali 8,18 65
66 Kepel Cisaga 8,16 66
67 Sukahurip Cihaurbeuti 8,16 67
68 Cijulang Cihaurbeuti 8,15 68
69 Margamulya Kawali 8,13 69
70 Saguling Baregbeg 8,13 70
71 Situmandala Rancah 8,12 71
72 Sadananya Sadananya 8,12 72
73 Nagarapageuh Panawangan 8,12 73
74 Rancah Rancah 8,10 74
75 Pamarican Pamarican 8,08 75
76 Mekarwangi Sukamantri 8,08 76
77 Cihaurbeuti Cihaurbeuti 8,03 77
78 Gegempalan Cikoneng 8,03 78
79 Sukasenang Sindangkasih 8,03 79
80 Purwadadi Purwadadi 8,02 80
81 Tanjungjaya Rajadesa 8,02 81
82 Sirnabaya Rajadesa 7,99 82
83 Nagarajaya Panawangan 7,98 83
84 Sidamulya Cisaga 7,98 84
85 Cisadap Ciamis 7,96 85
86 Panjalu Panjalu 7,95 86
87 Cileungsir Rancah 7,95 87
88 Wanasigra Sindangkasih 7,95 88
89 Kertaraharja Panumbangan 7,95 89
90 Kalapasawit Lakbok 7,94 90
91 Karyamulya Cisaga 7,93 91
92 Mekarsari Tambaksari 7,93 92
93 Giriharja Rancah 7,93 93
94 Sidaharja Pamarican 7,92 94
95 Tambakreja Lakbok 7,91 95
96 Jayagiri Panumbangan 7,89 96
97 Cintajaya Lakbok 7,88 97
98 Kertabumi Cijeungjing 7,87 98
28

99 Margaharja Sukadana 7,87 99


100 Jangalaharja Rancah 7,87 100
101 Cintaratu Lakbok 7,86 101
102 Beber Cimaragas 7,85 102
103 Dadiharja Rancah 7,84 103
104 Sindangherang Panumbangan 7,83 104
105 Sindangsari Cikoneng 7,83 105
106 Ciparigi Sukadana 7,82 106
107 Kertahayu Pamarican 7,81 107
108 Sukanagara Lakbok 7,79 108
109 Karangampel Baregbeg 7,79 109
110 Sukahurip Cisaga 7,78 110
111 Jalatrang Cipaku 7,78 111
112 Medanglayang Panumbangan 7,77 112
113 Sukajadi Pamarican 7,77 113
114 Sukasari Tambaksari 7,76 114
115 Pusakanagara Baregbeg 7,75 115
116 Awiluar Lumbung 7,74 116
117 Cieurih Cipaku 7,74 117
118 Sukajaya Pamarican 7,73 118
119 Banjarangsana Panumbangan 7,72 119
120 Sukasetia Cihaurbeuti 7,72 120
121 Raksabaya Cimaragas 7,72 121
122 Gardujaya Panawangan 7,71 122
123 Budiharja Sindangkasih 7,71 123
124 Gereba Cipaku 7,70 124
125 Tanjungjaya Cisaga 7,70 125
126 Werasari Sadananya 7,70 126
127 Bojonggedang Rancah 7,69 127
128 Margajaya Sukadana 7,69 128
129 Baregbeg Lakbok 7,67 129
130 Sukamanah Sindangkasih 7,67 130
131 Cibeureum Sukamantri 7,64 131
132 Karanganyar Cijeungjing 7,64 132
133 Danasari Cisaga 7,64 133
134 Pasirtamiang Cihaurbeuti 7,64 134
135 Kertaharja Cijeungjing 7,64 135
136 Ciakar Cipaku 7,63 136
137 Wangunjaya Cisaga 7,63 137
138 Kertajaya Panawangan 7,62 138
139 Purwasari Banjarsari 7,61 139
140 Jayaraksa Cimaragas 7,61 140
141 Sagalaherang Panawangan 7,61 141
142 Sukaharja Rajadesa 7,60 142
143 Ciulu Banjarsari 7,60 143
144 Mangkubumi Sadananya 7,60 144
145 Panaragan Cikoneng 7,59 145
146 Bendasari Sadananya 7,59 146
147 Sukamukti Pamarican 7,58 147
148 Lumbungsari Lumbung 7,58 148
149 Selamanik Cipaku 7,57 149
150 Sindanghayu Banjarsari 7,57 150
151 Sidamulih Pamarican 7,56 151
29

152 Bunter Sukadana 7,55 152


153 Sindangasih Banjarsari 7,55 153
154 Jatinagara Jatinagara 7,54 154
155 Sindangsari Kawali 7,53 155
156 Bangunsari Pamarican 7,53 156
157 Sadewata Lumbung 7,52 157
158 Tambaksari Tambaksari 7,52 158
159 Padamulya Cihaurbeuti 7,52 159
160 Sadapaingan Panawangan 7,51 160
161 Kertajaya Lakbok 7,50 161
162 Selasari Kawali 7,49 162
163 Girilaya Panawangan 7,48 163
164 Karangpaningal Purwadadi 7,48 164
165 Gunungsari Sadananya 7,47 165
166 Cikupa Lumbung 7,47 166
167 Jelat Baregbeg 7,46 167
168 Jagabaya Panawangan 7,45 168
169 Ciomas Panjalu 7,45 169
170 Bangunharja Cisaga 7,44 170
171 Payungsari Panumbangan 7,44 171
172 Bangbayang Cipaku 7,44 172
173 Kiarapayung Rancah 7,42 173
174 Janggala Cidolog 7,42 174
175 Indragiri Panawangan 7,42 175
176 Cikaso Banjaranyar 7,41 176
177 Karangpari Rancah 7,41 177
178 Patakaharja Rancah 7,40 178
179 Kertayasa Panawangan 7,39 179
180 Dayeuhluhur Jatinagara 7,37 180
181 Ratawangi Banjarsari 7,37 181
182 Wangunsari Rancah 7,37 182
183 Mekarbuana Panawangan 7,36 183
184 Natanegara Panawangan 7,36 184
185 Pamokolan Cihaurbeuti 7,36 185
186 Cipaku Cipaku 7,36 186
187 Cidolog Cidolog 7,36 187
188 Citeureup Kawali 7,35 188
189 Darmaraja Lumbung 7,35 189
190 Bojongmalang Cimaragas 7,33 190
191 Budiasih Sindangkasih 7,33 191
192 Selacai Cipaku 7,32 192
193 Neglasari Pamarican 7,32 193
194 Sukamantri Sukamantri 7,31 194
195 Sirnajaya Rajadesa 7,30 195
196 Hegarmanah Cidolog 7,30 196
197 Maparah Panjalu 7,30 197
198 Puloerang Lakbok 7,30 198
199 Tanjungsari Banjaranyar 7,29 199
200 Sukasari Cidolog 7,29 200
201 Andapraja Rajadesa 7,28 201
202 Kawunglarang Rancah 7,27 202
203 Cicapar Banjarsari 7,26 203
204 Nagarawangi Panawangan 7,25 204
30

205 Kadupandak Tambaksari 7,24 205


206 Kaso Tambaksari 7,24 206
207 Sandingtaman Panjalu 7,23 207
208 Sukamaju Cihaurbeuti 7,23 208
209 Bayasari Jatinagara 7,23 209
210 Sukajaya Rajadesa 7,21 210
211 Bantarsari Pamarican 7,21 211
212 Sindangrasa Banjaranyar 7,20 212
213 Hujungtiwu Panjalu 7,19 213
214 Mekarsari Cipaku 7,19 214
215 Sidaharja Lakbok 7,18 215
216 Sidarahayu Purwadadi 7,16 216
217 Karangpaningal Panawangan 7,15 217
218 Sukamulya Purwadadi 7,15 218
219 Cigayam Banjaranyar 7,15 219
220 Rawa Lumbung 7,14 220
221 Bangunjaya Panawangan 7,14 221
222 Kutawaringin Purwadadi 7,12 222
223 Purwajaya Purwadadi 7,11 223
224 Karangpaningal Tambaksari 7,11 224
225 Sukawening Cipaku 7,11 225
226 Jelegong Cidolog 7,10 226
227 Kawasen Banjarsari 7,10 227
228 Bantardawa Purwadadi 7,09 228
229 Sukamulya Baregbeg 7,08 229
230 Ciparay Cidolog 7,07 230
231 Mandalare Panjalu 7,06 231
232 Pasirnagara Pamarican 7,04 232
233 Sumberjaya Cihaurbeuti 7,03 233
234 Purwasari Kawali 7,03 234
235 Nasol Cikoneng 7,02 235
236 Kertamandala Panjalu 7,01 236
237 Girimukti Cisaga 7,00 237
238 Tanjungsari Sadananya 7,00 238
239 Sindangbarang Panumbangan 6,99 239
240 Payungagung Panumbangan 6,99 240
241 Mulyasari Jatinagara 6,96 241
242 Tanjungsari Rajadesa 6,94 242
243 Cintanagara Jatinagara 6,93 243
244 Sindangangin Lakbok 6,93 244
245 Purwaraja Rajadesa 6,91 245
246 Sindanglaya Sukamantri 6,90 246
247 Sukanagara Jatinagara 6,89 247
248 Bahara Panjalu 6,86 248
249 Pasirlawang Purwadadi 6,84 249
250 Cikupa Banjaranyar 6,84 250
251 Tanjungsukur Rajadesa 6,83 251
252 Padaringan Purwadadi 6,82 252
253 Nagarajati Panawangan 6,82 253
254 Darmacaang Cikoneng 6,81 254
255 Langkapsari Banjaranyar 6,75 255
256 Sukaresik Sindangkasih 6,74 256
257 Tigaherang Rajadesa 6,71 257
31

258 Banjaranyar Banjaranyar 6,71 258


259 Mekarmulya Pamarican 6,66 259
260 Kalijaya Banjaranyar 6,64 260
261 Margajaya Pamarican 6,61 261
262 Karyamukti Banjaranyar 6,47 262
263 Tenggerraharja Sukamantri 6,45 263
264 Buanamekar Panumbangan 6,24 264
265 Pasawahan Banjaranyar 6,16 265
32

4.2. Sebaran Penduduk Ciamis Usia 25 Tahun Berdasarkan Tingkat Pendidikan


1. Kecamatan Ciamis

NAMA
NAMA DESA BLM_SKLH TDK_TM_SD TM_SD SLTP SLTA DIP_II DIP_III STR_I STR_II STR_III JML_DUK
KECAMATAN

CIAMIS CIAMIS 71 118 2.664 2.103 5.590 254 573 1.873 202 18 13.466
KERTASARI CIAMIS 34 57 2.354 1.423 2.877 109 268 987 112 2 8.223
MALEBER CIAMIS 32 57 2.570 1.294 2.489 89 188 654 68 2 7.443
CIGEMBOR CIAMIS 32 19 1.399 613 1.020 27 81 284 16 1 3.492
BENTENG CIAMIS 34 15 1.631 716 733 10 26 128 5 0 3.298
LINGGASARI CIAMIS 29 34 2.150 845 1.540 58 120 469 39 5 5.289
SINDANGRASA CIAMIS 53 86 2.577 1.331 2.671 87 193 769 76 7 7.850
PAWINDAN CIAMIS 9 66 1.404 591 795 29 50 183 12 0 3.139
CISADAP CIAMIS 50 90 2.503 842 818 25 38 139 2 0 4.507
IMBANAGARA CIAMIS 25 28 1.769 957 1.749 55 153 490 43 2 5.271
IMBANAGARA RAYA CIAMIS 17 28 1.938 992 1.398 52 79 303 24 0 4.831
PANYINGKIRAN CIAMIS 15 25 1.639 818 1.221 49 93 366 41 0 4.267

2. Kecamatan Cikoneng
NAMA
NAMA DESA KECAMATAN BLM_SKLH TDK_TM_SD TM_SD SLTP SLTA DIP_II DIP_III STR_I STR_II STR_III JML_DUK
CIKONENG CIKONENG 31 51 2.187 982 1.579 53 76 279 17 1 5.256
MARGALUYU CIKONENG 15 63 1.882 1.069 1.360 48 82 280 15 1 4.815
SINDANGSARI CIKONENG 30 44 2.997 906 770 20 42 143 4 1 4.957
PANARAGAN CIKONENG 11 32 2.433 743 481 13 22 77 3 0 3.815
DARMACAANG CIKONENG 23 33 2.331 345 201 5 11 25 1 0 2.975
KUJANG CIKONENG 31 50 2.068 837 813 19 31 150 6 0 4.005
NASOL CIKONENG 48 83 4.313 670 470 10 20 119 8 0 5.741
CIMARI CIKONENG 21 42 1.797 1.047 1.118 46 77 191 12 2 4.353
GEGEMPALAN CIKONENG 17 23 1.668 561 601 15 14 60 3 0 2.962
33

3. Kecamatan Cijeungjing
TM_S DIP_I STR_ STR_I STR_II JML_DU
NAMA DESA NAMA KECAMATAN BLM_SKLH TDK_TM_SD D SLTP SLTA I DIP_III I I I K
HANDAPHERANG CIJEUNGJING 44 75 1.606 761 1.375 61 127 600 45 0 4.694
CIHARALANG CIJEUNGJING 33 55 2.256 784 877 27 47 184 20 0 4.283
BOJONGMENGGER CIJEUNGJING 48 65 2.207 1.014 1.153 37 72 281 21 4 4.902
KARANGKAMULYAN CIJEUNGJING 14 20 1.264 694 828 25 50 144 11 0 3.050
KERTABUMI CIJEUNGJING 11 25 1.232 436 302 12 16 68 4 0 2.106
CIJEUNGJING CIJEUNGJING 10 29 1.012 492 598 31 53 193 12 1 2.431
PAMALAYAN CIJEUNGJING 28 41 1.372 691 971 43 81 332 24 2 3.585
DEWASARI CIJEUNGJING 22 36 1.727 830 1.519 69 122 589 101 13 5.028
UTAMA CIJEUNGJING 24 35 1.209 546 576 12 32 160 10 0 2.604
KERTAHARJA CIJEUNGJING 48 36 2.527 676 510 18 36 119 14 0 3.984
KARANGANYAR CIJEUNGJING 30 21 1.139 402 247 7 7 51 5 0 1.909

4. Kecamatan Sadananya
NAMA DESA NAMA KECAMATAN BLM_SKLH TDK_TM_SD TM_SD SLTP SLTA DIP_II DIP_III STR_I STR_II STR_III JML_DUK
GUNUNGSARI SADANANYA 12 20 1.583 524 251 9 14 44 3 0 2.460
SADANANYA SADANANYA 12 22 2.422 936 687 20 49 165 10 1 4.324
WERASARI SADANANYA 19 26 2.489 697 472 28 28 130 9 0 3.898
MANGKUBUMI SADANANYA 11 12 1.747 500 320 14 19 57 11 1 2.692
TANJUNGSARI SADANANYA 13 15 2.201 509 154 6 13 43 2 0 2.956
BENDASARI SADANANYA 19 16 1.858 569 326 20 19 71 4 1 2.903
SUKAJADI SADANANYA 9 24 2.029 816 916 43 66 271 22 1 4.197
MEKARJADI SADANANYA 34 29 1.882 788 996 40 87 264 18 1 4.139

5. Kecamatan Cidolog
NAMA DESA NAMA KECAMATAN BLM_SKLH TDK_TM_SD TM_SD SLTP SLTA DIP_II DIP_III STR_I STR_II STR_III JML_DUK
CIDOLOG CIDOLOG 24 18 1.831 550 240 11 9 66 1 0 2.750
JANGGALA CIDOLOG 14 27 1.779 675 246 5 11 48 2 0 2.807
HEGARMANAH CIDOLOG 25 82 1.510 463 214 7 10 65 2 0 2.378
JELEGONG CIDOLOG 31 24 1.275 362 136 3 1 35 2 0 1.869
34

CIPARAY CIDOLOG 37 77 2.263 587 240 11 8 61 1 0 3.285


SUKASARI CIDOLOG 17 29 864 308 116 10 3 21 1 0 1.369

6. Kecamatan Cihaurbeuti
NAMA DESA NAMA KECAMATAN BLM_SKLH TDK_TM_SD TM_SD SLTP SLTA DIP_II DIP_III STR_I STR_II STR_III JML_DUK
SUKAMULYA CIHAURBEUTI 9 36 1.166 685 969 48 66 217 12 0 3.208
SUKAHURIP CIHAURBEUTI 27 95 1.859 883 618 26 44 135 9 0 3.696
CIJULANG CIHAURBEUTI 51 99 1.765 645 673 20 47 135 7 1 3.443
SUKAMAJU CIHAURBEUTI 40 34 2.079 549 296 16 14 41 2 0 3.071
SUKASETIA CIHAURBEUTI 38 64 1.115 324 285 14 35 60 4 0 1.939
SUMBERJAYA CIHAURBEUTI 128 93 3.241 677 452 15 19 84 4 0 4.713
CIHAURBEUTI CIHAURBEUTI 53 99 2.272 740 708 27 60 152 20 1 4.132
PASIRTAMIANG CIHAURBEUTI 102 70 2.026 709 555 17 29 81 4 0 3.593
PADAMULYA CIHAURBEUTI 39 50 2.463 706 429 11 28 113 4 0 3.843
PAMOKOLAN CIHAURBEUTI 41 46 2.227 504 347 15 24 84 8 0 3.296
SUKAHAJI CIHAURBEUTI 12 33 1.303 540 535 10 45 142 4 1 2.625

7. Kecamatan Panumbangan
NAMA DESA NAMA KECAMATAN BLM_SKLH TDK_TM_SD TM_SD SLTP SLTA DIP_II DIP_III STR_I STR_II STR_III JML_DUK
MEDANGLAYANG PANUMBANGAN 17 24 2.523 743 564 19 33 124 5 0 4.052
PANUMBANGAN PANUMBANGAN 23 30 2.063 858 837 30 97 241 13 1 4.193
SUKAKERTA PANUMBANGAN 36 15 1.283 479 555 49 70 232 10 2 2.731
GOLAT PANUMBANGAN 13 16 1.667 623 627 19 59 132 7 0 3.163
SINDANGHERANG PANUMBANGAN 26 27 2.102 599 488 25 26 118 13 0 3.424
BANJARANGSANA PANUMBANGAN 39 25 1.930 671 445 7 36 76 5 0 3.234
PAYUNGAGUNG PANUMBANGAN 90 34 2.321 498 267 9 11 55 6 0 3.291
TANJUNGMULYA PANUMBANGAN 10 25 1.569 623 737 23 49 226 6 0 3.268
PAYUNGSARI PANUMBANGAN 25 22 2.476 673 396 12 22 82 5 0 3.713
JAYAGIRI PANUMBANGAN 70 22 1.739 618 469 15 32 116 5 1 3.087
KERTARAHARJA PANUMBANGAN 27 13 1.127 388 304 8 12 81 4 1 1.965
SINDANGMUKTI PANUMBANGAN 11 17 1.053 339 459 10 22 58 6 1 1.976
SINDANGBARANG PANUMBANGAN 42 26 2.106 446 195 12 14 45 0 0 2.886
35

BUANAMEKAR PANUMBANGAN 186 29 1.782 281 118 6 6 14 0 0 2.422

8. Kecamatan Panjalu
NAMA DESA NAMA KECAMATAN BLM_SKLH TDK_TM_SD TM_SD SLTP SLTA DIP_II DIP_III STR_I STR_II STR_III JML_DUK
PANJALU PANJALU 68 142 4.569 1.676 1.248 44 89 281 20 2 8.139
KERTAMANDALA PANJALU 77 85 2.050 517 250 15 15 44 4 0 3.057
CIOMAS PANJALU 121 101 3.406 1.116 632 18 40 128 12 2 5.576
SANDINGTAMAN PANJALU 125 116 2.561 778 407 15 25 88 13 1 4.129
MAPARAH PANJALU 86 160 4.148 1.337 597 19 22 141 10 0 6.520
BAHARA PANJALU 51 33 1.578 361 149 4 6 22 1 0 2.205
HUJUNGTIWU PANJALU 45 49 2.298 687 297 6 15 47 1 0 3.445
MANDALARE PANJALU 20 40 1.478 401 161 3 13 19 1 0 2.136

9. Kecamatan Panjalu
NAMA DESA NAMA KECAMATAN BLM_SKLH TDK_TM_SD TM_SD SLTP SLTA DIP_II DIP_III STR_I STR_II STR_III JML_DUK
KAWALI KAWALI 31 67 1.300 653 809 30 72 241 16 1 3.220
TALAGASARI KAWALI 47 40 1.284 447 379 21 37 146 6 0 2.407
KARANGPAWITAN KAWALI 44 54 1.777 686 596 22 50 165 10 1 3.405
WINDURAJA KAWALI 36 84 2.173 888 716 47 58 160 8 3 4.173
MARGAMULYA KAWALI 22 36 1.129 421 370 10 22 84 11 0 2.105
CITEUREUP KAWALI 34 54 2.282 610 305 14 24 96 4 0 3.423
PURWASARI KAWALI 24 45 1.460 277 153 11 8 41 3 0 2.022
SINDANGSARI KAWALI 42 51 1.322 497 206 26 21 57 9 1 2.232
KAWALIMUKTI KAWALI 42 67 1.149 559 721 33 63 254 15 1 2.904
SELASARI KAWALI 47 51 1.104 388 243 6 10 50 0 0 1.899
LINGGAPURA KAWALI 11 50 1.455 584 588 27 25 122 10 0 2.872

10. Kecamatan Panawangan


NAMA DESA NAMA KECAMATAN BLM_SKLH TDK_TM_SD TM_SD SLTP SLTA DIP_II DIP_III STR_I STR_II STR_III JML_DUK
PANAWANGAN PANAWANGAN 39 44 1.909 903 730 33 50 173 5 4 3.890
SAGALAHERANG PANAWANGAN 86 68 2.222 1.016 462 25 26 83 4 0 3.992
36

NAGARAPAGEUH PANAWANGAN 54 39 813 488 348 23 17 36 4 0 1.822


NAGARAJATI PANAWANGAN 69 25 1.096 337 111 4 1 12 0 0 1.655
NAGARAJAYA PANAWANGAN 59 48 1.311 755 475 16 17 49 3 0 2.733
KERTAYASA PANAWANGAN 12 13 1.208 279 165 6 11 53 3 0 1.750
INDRAGIRI PANAWANGAN 37 34 1.522 536 239 6 10 57 2 1 2.444
CINYASAG PANAWANGAN 35 41 1.680 823 666 29 53 193 7 0 3.527
SADAPAINGAN PANAWANGAN 18 22 1.485 452 251 7 18 52 5 0 2.310
JAGABAYA PANAWANGAN 14 16 1.531 410 242 7 9 62 1 0 2.292
GARDUJAYA PANAWANGAN 20 18 1.599 605 359 15 24 45 2 0 2.687
KARANGPANINGAL PANAWANGAN 25 41 1.725 499 198 5 8 37 1 1 2.540
BANGUNJAYA PANAWANGAN 15 22 984 280 116 5 4 19 0 0 1.445
GIRILAYA PANAWANGAN 28 28 1.101 424 174 11 18 35 2 1 1.822
KERTAJAYA PANAWANGAN 17 5 929 307 168 6 5 49 1 0 1.487
NAGARAWANGI PANAWANGAN 22 20 634 237 87 5 2 16 2 0 1.025
MEKARBUANA PANAWANGAN 12 8 983 263 138 5 12 30 1 0 1.452
NATANEGARA PANAWANGAN 19 8 993 409 139 4 7 13 1 1 1.594

11. Kecamatan Cipaku


NAMA DESA NAMA KECAMATAN BLM_SKLH TDK_TM_SD TM_SD SLTP SLTA DIP_II DIP_III STR_I STR_II STR_III JML_DUK
BUNISEURI CIPAKU 47 78 2.276 1.301 1.294 58 70 378 17 0 5.519
SELACAI CIPAKU 78 63 2.738 821 396 21 26 96 4 1 4.244
JALATRANG CIPAKU 19 57 2.695 1.013 556 21 39 139 6 0 4.545
CIPAKU CIPAKU 27 47 2.002 691 278 14 17 51 3 0 3.130
CIEURIH CIPAKU 20 47 1.915 934 344 17 20 93 4 0 3.394
GEREBA CIPAKU 19 47 1.392 562 278 21 20 64 0 0 2.403
MUKTISARI CIPAKU 41 30 2.434 972 859 22 57 185 12 0 4.612
MEKARSARI CIPAKU 23 25 1.846 480 210 4 6 55 2 0 2.651
PUSAKASARI CIPAKU 51 39 1.623 828 478 25 35 161 6 0 3.246
BANGBAYANG CIPAKU 31 53 2.469 860 385 18 13 78 3 1 3.911
SELAMANIK CIPAKU 79 73 2.687 914 531 29 31 123 5 0 4.472
CIAKAR CIPAKU 39 84 2.025 766 351 26 37 110 3 1 3.442
SUKAWENING CIPAKU 33 24 1.736 534 175 6 3 31 4 0 2.546
37

12. Kecamatan Jatinagara


NAMA DESA NAMA KECAMATAN BLM_SKLH TDK_TM_SD TM_SD SLTP SLTA DIP_II DIP_III STR_I STR_II STR_III JML_DUK
JATINAGARA JATINAGARA 88 41 2.197 627 399 20 29 126 9 2 3.538
SUKANAGARA JATINAGARA 35 38 1.887 372 171 4 11 29 2 0 2.549
CINTANAGARA JATINAGARA 49 47 2.568 458 231 12 10 65 4 0 3.444
DAYEUHLUHUR JATINAGARA 31 31 2.695 590 430 12 28 82 7 1 3.907
MULYASARI JATINAGARA 26 18 2.220 470 192 4 7 41 0 0 2.978
BAYASARI JATINAGARA 27 39 2.775 635 356 7 17 76 7 1 3.940

13. Kecamatan Rajadesa


RAJADESA RAJADESA 25 42 1.134 663 418 10 21 127 3 0 2.443
TANJUNGSUKUR RAJADESA 33 104 2.507 568 160 18 7 43 3 2 3.445
TANJUNGSARI RAJADESA 39 128 3.740 831 283 23 21 92 0 0 5.157
TANJUNGJAYA RAJADESA 26 32 1.962 767 426 25 43 169 7 0 3.457
ANDAPRAJA RAJADESA 144 39 1.902 582 260 20 21 122 5 0 3.095
SUKAHARJA RAJADESA 31 44 2.435 913 440 19 14 101 6 0 4.003
SUKAJAYA RAJADESA 46 57 2.359 727 290 12 13 62 1 0 3.567
TIGAHERANG RAJADESA 64 96 3.682 552 225 13 12 78 3 1 4.726
SIRNABAYA RAJADESA 30 83 1.822 726 576 12 25 114 6 0 3.394
SIRNAJAYA RAJADESA 55 77 2.731 791 416 14 15 82 5 2 4.188
PURWARAJA RAJADESA 83 83 2.376 585 235 6 15 53 0 0 3.436

14. Kecamatan Sukadana


NAMA DESA NAMA KECAMATAN BLM_SKLH TDK_TM_SD TM_SD SLTP SLTA DIP_II DIP_III STR_I STR_II STR_III JML_DUK
SUKADANA SUKADANA 15 53 1.512 751 562 33 42 116 1 2 3.087
SALAKARIA SUKADANA 15 19 1.284 646 407 20 28 84 2 0 2.505
MARGAHARJA SUKADANA 35 37 1.963 733 550 16 28 86 1 1 3.450
MARGAJAYA SUKADANA 26 42 2.305 734 416 32 15 137 8 2 3.717
BUNTER SUKADANA 39 63 2.618 865 522 22 37 74 3 0 4.243
CIPARIGI SUKADANA 16 19 1.322 500 343 16 17 46 0 1 2.280
38

15. Kecamatan Rancah


NAMA DESA NAMA KECAMATAN BLM_SKLH TDK_TM_SD TM_SD SLTP SLTA DIP_II DIP_III STR_I STR_II STR_III JML_DUK
RANCAH RANCAH 75 116 3.422 1.674 1.069 49 65 235 11 0 6.716
KIARAPAYUNG RANCAH 104 78 2.498 949 406 16 14 120 6 0 4.191
CILEUNGSIR RANCAH 33 57 2.511 1.226 598 32 34 152 8 0 4.651
CISONTROL RANCAH 76 86 2.327 1.326 782 37 44 194 8 0 4.880
SITUMANDALA RANCAH 37 53 2.438 1.258 731 33 33 167 8 0 4.758
KAWUNGLARANG RANCAH 56 56 3.592 1.018 438 12 22 125 3 0 5.322
PATAKAHARJA RANCAH 20 13 1.129 337 185 4 8 36 0 0 1.732
BOJONGGEDANG RANCAH 33 47 1.627 581 341 20 16 83 7 0 2.755
KARANGPARI RANCAH 50 47 1.347 493 222 13 2 63 3 0 2.240
DADIHARJA RANCAH 25 39 901 430 207 11 12 61 3 0 1.689
JANGALAHARJA RANCAH 5 16 565 313 139 8 3 21 0 0 1.070
GIRIHARJA RANCAH 12 16 599 325 164 9 3 29 0 0 1.157
WANGUNSARI RANCAH 10 7 927 281 118 5 4 31 3 0 1.386

16. Kecamatan Tambaksari


NAMA DESA NAMA KECAMATAN BLM_SKLH TDK_TM_SD TM_SD SLTP SLTA DIP_II DIP_III STR_I STR_II STR_III JML_DUK
TAMBAKSARI TAMBAKSARI 49 79 1.794 718 348 24 17 60 2 1 3.092
MEKARSARI TAMBAKSARI 42 65 1.435 609 321 34 23 121 11 0 2.661
KASO TAMBAKSARI 132 88 2.263 820 382 24 20 59 2 1 3.791
KADUPANDAK TAMBAKSARI 66 63 1.586 515 280 15 12 28 3 1 2.569
SUKASARI TAMBAKSARI 39 84 1.964 713 494 36 43 75 3 0 3.451
KARANGPANINGAL TAMBAKSARI 41 63 1.709 591 186 15 8 25 2 0 2.640

17. Kecamatan Lakbok


NAMA DESA NAMA KECAMATAN BLM_SKLH TDK_TM_SD TM_SD SLTP SLTA DIP_II DIP_III STR_I STR_II STR_III JML_DUK
SIDAHARJA LAKBOK 180 642 3.622 1.512 834 18 38 121 2 0 6.969
KERTAJAYA LAKBOK 234 110 2.453 1.217 622 13 35 105 8 0 4.797
SUKANAGARA LAKBOK 138 143 1.700 951 588 16 24 109 1 0 3.670
CINTAJAYA LAKBOK 158 114 2.014 1.035 784 27 29 100 2 0 4.263
39

CINTARATU LAKBOK 212 163 2.251 1.131 890 20 45 142 6 0 4.860


SINDANGANGIN LAKBOK 181 267 1.893 762 371 4 14 48 2 0 3.542
TAMBAKREJA LAKBOK 102 98 969 616 427 16 16 57 4 1 2.306
BAREGBEG LAKBOK 94 171 2.354 1.204 656 13 24 82 8 0 4.606
KALAPASAWIT LAKBOK 64 85 1.415 682 457 11 23 103 3 0 2.843
PULOERANG LAKBOK 76 151 3.020 840 503 20 24 105 8 1 4.748

18. Kecamatan Banjarsari


NAMA DESA NAMA KECAMATAN BLM_SKLH TDK_TM_SD TM_SD SLTP SLTA DIP_II DIP_III STR_I STR_II STR_III JML_DUK
KAWASEN BANJARSARI 167 107 2.901 809 500 9 12 66 4 2 4.577
CICAPAR BANJARSARI 299 160 1.711 846 543 15 17 73 7 0 3.671
CIBADAK BANJARSARI 100 96 2.414 1.322 1.416 46 74 231 11 0 5.710
BANJARSARI BANJARSARI 21 38 1.229 784 1.140 38 102 192 10 2 3.556
SINDANGHAYU BANJARSARI 91 51 2.137 721 528 21 18 69 4 1 3.641
SINDANGASIH BANJARSARI 74 69 2.784 1.007 612 19 19 81 5 0 4.670
SINDANGSARI BANJARSARI 134 119 2.499 1.268 1.161 39 41 167 11 1 5.440
CIHERANG BANJARSARI 152 128 2.799 1.197 1.261 39 40 224 21 0 5.861
PURWASARI BANJARSARI 127 140 1.566 616 510 17 30 72 9 2 3.089
RATAWANGI BANJARSARI 131 72 2.921 951 579 27 26 73 2 0 4.782
CIULU BANJARSARI 83 139 1.520 569 382 22 26 101 5 0 2.847
SUKASARI BANJARSARI 53 80 2.413 1.072 1.061 57 61 202 11 1 5.011

19. Kecamatan Pamarican


NAMA DESA NAMA KECAMATAN BLM_SKLH TDK_TM_SD TM_SD SLTP SLTA DIP_II DIP_III STR_I STR_II STR_III JML_DUK
PAMARICAN PAMARICAN 43 77 2.323 906 759 34 41 155 5 1 4.344
SIDAMULIH PAMARICAN 4 17 1.618 664 239 7 13 52 2 0 2.616
KERTAHAYU PAMARICAN 110 118 3.332 1.281 978 36 49 142 7 0 6.053
SUKAMUKTI PAMARICAN 93 125 2.001 951 545 12 20 52 0 1 3.800
BANGUNSARI PAMARICAN 128 164 3.307 1.275 788 21 37 106 4 0 5.830
NEGLASARI PAMARICAN 89 128 3.224 928 551 23 16 115 4 0 5.078
BANTARSARI PAMARICAN 16 30 1.351 319 168 8 9 41 1 0 1.943
MARGAJAYA PAMARICAN 76 139 2.509 416 189 10 6 41 1 0 3.387
40

SUKAJAYA PAMARICAN 42 22 2.031 487 445 24 31 121 3 2 3.208


SUKAHURIP PAMARICAN 61 83 1.964 982 767 39 44 144 6 0 4.090
SUKAJADI PAMARICAN 67 95 2.422 1.004 687 8 23 103 4 1 4.414
SIDAHARJA PAMARICAN 39 42 1.459 669 436 7 13 83 2 0 2.750
PASIRNAGARA PAMARICAN 16 83 1.728 435 199 8 1 38 0 1 2.509
MEKARMULYA PAMARICAN 42 36 2.052 393 89 5 4 30 1 0 2.652

20. Kecamatan Cimaragas


NAMA DESA NAMA KECAMATAN BLM_SKLH TDK_TM_SD TM_SD SLTP SLTA DIP_II DIP_III STR_I STR_II STR_III JML_DUK
CIMARAGAS CIMARAGAS 32 52 1.708 670 713 17 37 163 7 0 3.399
BEBER CIMARAGAS 9 55 1.264 526 330 6 19 60 4 0 2.273
RAKSABAYA CIMARAGAS 22 37 1.712 604 436 11 14 52 4 0 2.892
BOJONGMALANG CIMARAGAS 15 40 1.338 412 189 7 8 44 0 0 2.053
JAYARAKSA CIMARAGAS 14 22 1.152 358 251 5 7 43 2 0 1.854

21. Kecamatan Cisaga


NAMA DESA NAMA KECAMATAN BLM_SKLH TDK_TM_SD TM_SD SLTP SLTA DIP_II DIP_III STR_I STR_II STR_III JML_DUK
CISAGA CISAGA 38 94 2.528 1.020 1.016 41 70 213 17 0 5.037
SIDAMULYA CISAGA 10 22 814 335 248 6 13 38 3 0 1.489
KEPEL CISAGA 20 18 1.009 465 334 14 18 66 4 0 1.948
WANGUNJAYA CISAGA 22 40 1.188 409 274 9 8 46 2 0 1.998
SUKAHURIP CISAGA 16 25 953 387 235 12 6 43 1 0 1.678
BANGUNHARJA CISAGA 57 73 2.052 705 367 17 26 68 5 0 3.370
TANJUNGJAYA CISAGA 43 44 836 360 257 13 13 25 0 0 1.591
MEKARMUKTI CISAGA 43 52 2.369 1.071 1.058 44 95 232 13 1 4.978
DANASARI CISAGA 15 23 988 365 225 8 7 30 1 0 1.662
GIRIMUKTI CISAGA 39 35 1.457 394 159 5 4 24 0 0 2.117
KARYAMULYA CISAGA 17 49 1.641 591 456 15 36 79 8 0 2.892
41

22. Kecamatan Sindangkasih


NAMA DESA NAMA KECAMATAN BLM_SKLH TDK_TM_SD TM_SD SLTP SLTA DIP_II DIP_III STR_I STR_II STR_III JML_DUK
SINDANGKASIH SINDANGKASIH 26 63 1.825 1.026 2.111 121 262 789 60 2 6.285
GUNUNGCUPU SINDANGKASIH 37 82 2.770 1.225 1.202 34 65 176 9 3 5.603
BUDIASIH SINDANGKASIH 43 61 2.313 559 427 8 16 60 2 0 3.489
BUDIHARJA SINDANGKASIH 129 62 1.691 484 572 16 51 73 1 0 3.079
SUKARAJA SINDANGKASIH 62 71 1.998 710 891 28 60 174 9 0 4.003
SUKAMANAH SINDANGKASIH 48 55 2.150 577 506 33 26 100 2 0 3.497
SUKASENANG SINDANGKASIH 39 61 2.699 1.014 813 23 63 149 9 1 4.871
SUKARESIK SINDANGKASIH 32 51 2.556 411 214 3 5 18 0 0 3.290
WANASIGRA SINDANGKASIH 69 46 1.347 468 475 11 20 92 4 0 2.532

23. Kecamatan Baregbeg


NAMA DESA NAMA KECAMATAN BLM_SKLH TDK_TM_SD TM_SD SLTP SLTA DIP_II DIP_III STR_I STR_II STR_III JML_DUK
BAREGBEG BAREGBEG 4 25 1.650 849 1.157 37 90 383 64 3 4.262
SUKAMAJU BAREGBEG 26 54 2.064 939 1.147 46 96 322 41 4 4.739
MEKARJAYA BAREGBEG 33 39 1.372 539 456 15 36 148 21 6 2.665
SAGULING BAREGBEG 28 43 1.739 579 543 21 30 147 5 0 3.135
PETIRHILIR BAREGBEG 19 34 1.489 670 483 18 19 109 14 0 2.855
PUSAKANAGARA BAREGBEG 10 37 1.307 445 271 8 13 81 2 0 2.174
JELAT BAREGBEG 40 63 2.926 676 521 12 37 116 8 1 4.400
KARANGAMPEL BAREGBEG 30 41 1.375 539 325 9 13 81 5 0 2.418
SUKAMULYA BAREGBEG 24 71 3.181 722 342 8 16 69 3 0 4.436

24. Kecamatan Sukamantri


NAMA DESA NAMA KECAMATAN BLM_SKLH TDK_TM_SD TM_SD SLTP SLTA DIP_II DIP_III STR_I STR_II STR_III JML_DUK
SUKAMANTRI SUKAMANTRI 63 80 2.579 751 421 15 26 67 5 0 4.007
TENGGERRAHARJA SUKAMANTRI 63 56 1.599 255 70 2 4 21 1 1 2.072
CIBEUREUM SUKAMANTRI 72 77 3.450 1.444 667 32 30 141 11 0 5.924
SINDANGLAYA SUKAMANTRI 37 59 2.738 525 238 3 13 50 3 1 3.667
MEKARWANGI SUKAMANTRI 17 9 1.628 569 433 20 14 134 6 1 2.831
42

25. Kecamatan Lumbung


NAMA DESA NAMA KECAMATAN BLM_SKLH TDK_TM_SD TM_SD SLTP SLTA DIP_II DIP_III STR_I STR_II STR_III JML_DUK
CIKUPA LUMBUNG 45 19 467 156 112 6 12 26 1 0 844
SUKARAHARJA LUMBUNG 10 5 465 175 158 1 12 47 2 0 875
LUMBUNG LUMBUNG 33 43 1.229 578 528 27 42 176 2 0 2.658
LUMBUNGSARI LUMBUNG 68 38 2.505 794 474 16 25 126 6 0 4.052
AWILUAR LUMBUNG 48 45 2.352 802 495 12 34 142 6 2 3.938
DARMARAJA LUMBUNG 19 44 1.803 470 233 6 18 81 2 0 2.676
RAWA LUMBUNG 77 84 3.393 786 441 20 23 85 8 1 4.918
SADEWATA LUMBUNG 27 58 2.253 858 398 6 24 69 4 0 3.697

26. Kecamatan Purwadadi


NAMA DESA NAMA KECAMATAN BLM_SKLH TDK_TM_SD TM_SD SLTP SLTA DIP_II DIP_III STR_I STR_II STR_III JML_DUK
BANTARDAWA PURWADADI 62 90 1.391 452 232 7 5 26 0 0 2.265
PURWADADI PURWADADI 127 45 1.775 854 644 25 35 121 8 0 3.634
PURWAJAYA PURWADADI 236 110 2.653 1.028 443 24 11 68 5 4 4.582
KARANGPANINGAL PURWADADI 236 143 2.464 1.196 664 33 27 90 4 0 4.857
SIDARAHAYU PURWADADI 215 97 2.164 951 389 5 14 68 5 3 3.911
PADARINGAN PURWADADI 174 111 2.200 699 279 6 11 32 2 1 3.515
PASIRLAWANG PURWADADI 120 184 1.679 557 259 10 8 27 1 0 2.845
KUTAWARINGIN PURWADADI 47 82 1.273 484 192 7 8 15 1 0 2.109
SUKAMULYA PURWADADI 59 39 2.004 562 260 16 5 49 0 0 2.994

27. Kecamatan Banjaranyar


NAMA DESA NAMA KECAMATAN BLM_SKLH TDK_TM_SD TM_SD SLTP SLTA DIP_II DIP_III STR_I STR_II STR_III JML_DUK
PASAWAHAN BANJARANYAR 346 75 2.885 417 172 14 6 36 7 3 3.961
BANJARANYAR BANJARANYAR 67 94 2.799 480 239 6 7 31 3 0 3.726
CIGAYAM BANJARANYAR 49 186 2.340 593 371 11 13 78 3 0 3.644
LANGKAPSARI BANJARANYAR 126 87 2.306 464 260 9 12 36 0 0 3.300
KALIJAYA BANJARANYAR 166 83 1.649 482 166 5 11 29 3 0 2.594
SINDANGRASA BANJARANYAR 89 141 1.968 604 365 18 19 52 2 0 3.258
43

CIKASO BANJARANYAR 51 47 1.927 587 364 5 17 64 0 0 3.062


CIKUPA BANJARANYAR 47 89 1.979 494 148 2 13 38 2 0 2.812
KARYAMUKTI BANJARANYAR 86 161 2.185 452 105 1 10 27 4 2 3.033
TANJUNGSARI BANJARANYAR 53 40 1.557 493 269 12 11 33 0 0 2.468
44

4.3. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian ini, Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten Ciamis
tahun 2021 adalah sebesar 7,92. Artinya rata-rata pendidikan masyarakat Ciamis usia 25
tahun ke atas adalah setara kelas VII atau Kelas 2 SLTP. Hal ini mendekati hasil
penghitungan BPS dalam laporannya bahwa IPM Ciamis tahun 2021 sebesar 70,93 dengan
rincian UHH sebesar 72,02, HLS sebesar 14,20, RLS sebesar 7,90 dan Pengeluaran sebesar
9.259.27 Kalau dibandingkan dengan RLS Nasional dan RLS Provinsi Jawa Barat, RLS
kabupaten Ciamis berada di bawah keduanya.
Tabel 4.3
Perbandingan IPM Ciamis dengan IPM Provinsi Jawa Barat dan
IPM Nasional Tahun 202128
No Indikator Wilayah
Ciamis Jawa Barat Nasional
1 UHH 72,02 73,23 71,57
2 HLS 14,20 12,61 13,08
3 RLS 7,90 8,61 8,54
4 Pengeluaran 9.259 10.934 11.156
IPM 70,93 72,45 72,29

Dari 27 Kecamatan yang ada di Kabupaten Ciamis, Kecamatan Ciamis menduduki


peringkat RLS tertinggi. Hal ini dikarenakan Kecamatan Ciamis menjadi Ibu Kota dari
Kabupaten Ciamis, sehingga akses terhadap layanan pendidikan, baik formal maupun
informal mudah dijangkau oleh masyarakat Kecamatan Ciamis, ditambah kesadaran akan
pentingnya pendidikan formal tinggi.
Kecamatan yang paling rendah RLS nya adalah Kecamatan Banjaranyar. Faktor
penyebabnya adalah karena Kecamatan ini merupakan Kecamatan paling baru di kabupaten
Ciamis hasil pemekaran dari Kecamatan Banjarsari yang, sehingga fasilitas pendidikan
formal dan informal masih kurang, ditambah kesadaran masyarakat akan pentingnya
pendidikan formal kurang.
Disapritas antara Kecamatan Ciamis yang menduduki RLS tertinggi (dengan nilai
9,5) dengan Kecamatan Banjaranyar yang menduduki RLS terendah (dengan nilai 6,9) cukup

27
Adi Nugroho, dkk., Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2021 ( Jakarta: BPS, 2022), hlm.
119
28
Adi Nugroho, dkk., Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2021.
45

tinggi, disparitasnya sekitar 3 tahunan. Hal ini menunjukan aspek fasilitas pendidikan dan
kesadaran pentingnya pendidikan formal antar Kecamatan di Kabupaten Ciamis masih tinggi.

Tabel 4.4
Perbandingan RLS tertinggi dan terendah berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Ciamis

No Kecamatan Nilai RLS Kelas


1 Ciamis 9,5 1 SLTA
2 Banjarsanyar 6,9 1 SLTP

Selaras dengan tingkat RLS per Kecamatan, RLS pada tingkat desa/kelurahan di
Kabupaten Ciamis pun yang paling tinggi diduduki salah satu kelurahan di Kecamatan
Ciamis, yaitu Kelurahan Ciamis dengan nilai RLS 11,02. Begitu juga desa yang paling
rendah nilai RLS yang diduduki salah satu desa di Kecamatan Banjarsanyar, yaitu Desa
Pasawahan dengan nilai RLS 6,16.
Tabel 4.5
Perbandingan RLS tertinggi dan terendah berdasarkan Desa di Kabupaten Ciamis

No Desa/Kelurahan Nilai RLS Kelas


1 Ciamis 11,02 2 SLTA
2 Banjarsanyar 6,16 1 SLTP

Disparitas RLS antar Kelurahan Ciamis sebagai Desa/Kelurahan tertinggi nilai RLS
nya (11,02) dengan Desa Pasawahan sebagai Desa dengan nilai RLS paling rendah (6,61)
sangat tinggi melebihi disparitas RLS antar Kecamatan, yaitu sekitar 5 tahun. Hal ini
menunjukan belum meratanya pembangunan pendidikan antar desa di Kabupaten Ciamis.
46

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan
a. RLS Kabupaten Ciamis tahun 2021 adalah sebesar 7,92.
b. RLS Kecamatan di Kabupaten Ciamis tahun 2021 paling tinggi sebesar 9,5 (Kecamatan
Ciamis) dan paling rendah sebesar 6,9 (Kecamatan Banjaranyar).
c. RLS desa di Kabupaten Ciamis tahun 2021 paling tinggi sebesar 11,02 (Kelurahan
Ciamis Kecamatan Ciamis) dan paling rendah sebesar 6,16 (Desa Pasawahan
Kecamatan Banjaranyar).

2. Saran
a. Kepada Pemerintah Kabupaten Ciamis terutama Dinas Pendidikan agar
menindaklanjuti hasil penelitian ini dengan melakukan penelitian lanjutan terkait
strategi peningkataan RLS di Kabupaten Ciamis berdasar data-data hasil pemetaan pada
penelitian ini.
b. Kepada Pemerintah Kabupaten Ciamis dalam meningkatkan RLS sebaiknya
berkolaborasi dengan Pemerintahan Desa.
c. Kepada Pemerintah Daerah Ciamis dan Pemerintah Desa sebaiknya peningkatan RLS
ini dikemas dalam sebuah Gerakan Pendidikan Kesetaraan Berbasis Desa dengan
memakai payung hukum Peraturan Bupati.
47

DAFTAR PUSTAKA

Basrowi & Suwandi, 2008, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineka Cipta.

Bappeda Kabupaten Ciamis, 2020, Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis 2021,
Ciamis, Bappeda Ciamis.

Bappeda Kabupaten Ciamis, 2019, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Ciamis 2019-2024,Ciamis: Bappeda Kabupaten Ciamis.

https://www.rumusstatistik.com/2019/11 /cara-menghitung-indeks- pembangunan-manusia. html

Hasan, Iqbal, 2002, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Komariah, Aan, dan Djam’an Satori, 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.

Moleong, 2011, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Rosda.

Mustikasari, Riska, dkk., 2021, Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Ciamis 2020, Ciamis:
BPS Kabupaten Ciamis.

Nugroho, Adi, dkk., 2022, Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2021, Jakarta: Badan Pusat
Statistik.

Paramita, Astridya dan Lusi Kristiana, Teknik Focus Group Discussion Dalam Penelitian Kualitatif
(Focus Group Discussion Tehnique In Qualitative Research), Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan – Vol. 16 No. 2 April 2013: 117–127

Prastowo, Andi, 2012, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
Jogjakarta : Ar-ruzzmedia.

Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta.

Widiastuty, Isti Larasati, dkk., 2021, Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jawa Barat 2020,
Bandung: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Yoyo Karyono, dkk, 2021, Indeks Pembangunan Manusia 2020, Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Anda mungkin juga menyukai