Muhamad Rizki Ramdhani-Fdk
Muhamad Rizki Ramdhani-Fdk
Disusun Oleh:
Muhamad Rifki Ramdhani
11180530000040
Disusun Oleh:
Di bawah Bimbingan
Penguji I Penguji II
Pembimbing
ii
ABSTRAK
iii
pertama profesi yang penghasilannya tidak bergantung
kepada orang lain, dan yang bergantung kepada orang lain.
Kedua, mengenai metode penunaian zakat profesi, nishab
yang ditentukan sebesar 85 gram emas setelah dikurangi
kebutuhan pokok dan merupakan harta murni hasil profesi
tanpa adanya campuran harta lain, terkait waktu
ditunaikannya adalah pada saat penghasilan diterima bagi
penghasilannya yang langsung mencapai nishab, atau
diakhir tahun setelah harta penghasilan dikalkulasikan
dengan sebab diperoleh secara berangsur-angsur.
Akan tetapi penulis tidak sepakat dengan waktu penunaian
jenis kedua, dengan alasan harta yang diperoleh secara
berangsur-angsur sekalipun mencapai nishab setelah
dikalkulasikan selama setahun, bukanlah kepemilikan
sempurna. Adapun kadar yang dikeluarkan adalah 2,5%.
Kata Kunci: Metode Penunaian, Zakat Profesi, al-
Qaradhawi.
iv
KATA PENGANTAR
v
teori bukannya mencari materi”. Maka, menjadi mustahil
bagi penulis untuk mengulangi kesalahan mahasiswa
umumnya yaitu menulis nama seseorang di lembar ini
dengan kalimat cinta seindah langit dan seanggun semesta.
Karena itu, penulis menyadari mulai dari awal hingga akhir
pada penyusunan skripsi ini, bukan merupakan hasil dari
semangat pribadi secara utuh, melainkan juga atas adanya
pancaran doa dari luar yang mendukung baik secara
material maupun non-material.
Oleh karena itu, pertama-tama penulis haturkan pujaan dan
pujian kepada Tuhan yang telah mempertemukan penulis
dan belajar kepada orang-orang hebat yang penulis akan
sebut namanya dibawah ini.
Pertama, terimakasih kepada civitas akademika yang telah
merawat kampus peradaban Islam Indonesia hingga saat
ini, yakni Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis,
Lc., MA. selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kemudian kepada Suparto, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, dan jajaran
dekanat lainnya. Kemudian kepada Drs. Sugiharto, MA.
selaku Ketua Program Studi Manajemen Dakwah, beserta
jajarannya.
Kedua, , terimakasih kepada kalangan akademisi program
studi manajemen dakwah, pertama dosen penasihat
akademik, Hj. Mastanah, M.Si. Kedua, dosen pembimbing
skripsi, Drs, Study Rizal, LK, M.Ag. Kemudian, kepada
vi
dosen sekaligus mentor dalam pemikiran zakat, Dr.
Muhammad Zen, Lc. MA.
Ketiga, terimakasih kepada keluarga besar bapak Emen dan
bapak Rusdi, terkhusus ayah, Engkos Kosasih, S.Pd; dan
mamah, Novitasari yang telah mendukung pendidikan
penulis dari seluruh sisi, maaf sebelumnya penulis enggan
untuk berkuliah, hingga saat ini malah terlelap nyaman di
dalam dunia akademis secara utuh. Tak lupa juga kepada
adik, Aditia Gustiana.
Keempat, terimakasih kepada guru pertama yang mengajari
penulis berbagai dasar-dasar pemikiran islam, baik
intelektual maupun spiritual di pondok pesantren Ibn
Yusuf, yakni KH. Ukon Abdul Ghoni beserta istrinya Hj.
Siti Nuroniah.
Kelima, terimakasih kepada Prof. Dr. Rd. Mulyadhi
Kartanegara, seorang Guru Besar Filsafat Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, berkat diskusi bersamanya, penulis
semakin yakin untuk menekuni bidang pemikiran Islam
maupun kepenulisan.
Keenam, terimakasih kepada kalangan aktivis intelektual
ternama di Ciputat, Gatra Rialdy Putra, Ali Alatas dan
Muhamad Sibro Malisi, tiga orang ini merupakan mentor
sekaligus inspirasi penulis selama menjadi mahasiswa.
Selanjutnya, Shidqi Yahdikalla, kawan seperjuangan
penulis selama menjadi mahasiswa sekaligus aktivis. Selain
itu, ada juga Alamsyah, kawan bernalar dan berfilsafat yang
telah mengajari banyak hal kepada penulis.
vii
Terakhir, penulis utarakan maaf, selama ini hanya mampu
menyumbangkan dua buah karya bagi program studi
manajemen dakwah, karya tersebut berjudul “Humanisme
ZIS Chapter 1: Risalah 700 Umat Terberdayakan dan
Humanisme ZIS Chapter II: Risalah Raga dan Rasa”
semoga buku yang sekarang berada di perpustakaan utama
dan perpustakaan fakultas dakwah dapat bermanfaat bagi
mahasiswa manajemen dakwah yang masih berjuang
menempuh pendidikannya. Penulis pamit dengan sedikit
pemikiran yang didapat dan karya yang disumbangkan,
terimakasih.
viii
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................1
PENDAHULUAN ...............................................................1
A. Latar Belakang ............................................................1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................5
D. Kajian Terdahulu .......................................................6
E. Metodologi Penelitian .................................................9
F. Sistematika Penulisan ...............................................13
BAB II ...............................................................................16
KAJIAN TEORI...............................................................16
A. Definisi Zakat Profesi ...............................................16
B. Landasan Zakat Profesi ...........................................19
C. Metode Penunaian Zakat Profesi ............................26
ix
BAB IV ..............................................................................46
METODE PENUNAIAN ZAKAT PROFESI
MENURUT AL-QARADHAWI .....................................46
A. Pandangan Zakat Profesi .........................................46
B. Pandangan Metode Penunaian Zakat Profesi ........51
BAB V................................................................................62
MEMBACA AL-QARADHAWI: SEBUAH
PERBANDINGAN DAN PENILAIAN ..........................62
BAB VI ..............................................................................70
PENUTUP .........................................................................70
A. Kesimpulan ................................................................70
B. Saran ..........................................................................72
DAFTAR PUSTAKA .......................................................73
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nurcholis Madjid di dalam bukunya yang
berjudul Islam Doktrin dan Peradaban mengatakan
bahwa, diantara empat disiplin keilmuan Islam yaitu
fikih, kalam, falsafah dan tasawuf, fikih adalah disiplin
ilmu yang paling menarik banyak perhatian di
masyarakat karena memiliki aspek praktis yang sangat
nyata, hal ini dapat dilihat pada pembagian
pembahasan di dalamnya yaitu fikih „ubudiyat, fikih
jinayat, fikih munakahat, dan fikih muamalat.1
Kemudian, dari empat pembagian pembahasan
di dalam fikih tersebut, fikih ibadah, dalam hal ini
adalah zakat, yang merupakan pokok persoalan umat
saat ini yang memerlukan kajian serius di dalamnya,
karena zakat merupakan bentuk ibadah yang sangat
lekat dengan masyarakat.
Dikatakan oleh Masdar Farid Mas‟udi, bahwa
pengkajian zakat sejak 12 abad yang lalu hingga pada
abad ini adalah seputar pemikiran dan filsafat zakat itu
sendiri, institusi pengelola zakat, dan manajemen
operasionalnya. Masdar menyatakan bahwa yang di
maksud dengan pemikiran dan filsafat zakat adalah
1
Nurcholis Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, (Jakarta:
Paramadina, 2008) Cetakan keenam, h. 231-234
2
2
Masdar Farid Mas‟udi, Agama Keadilan: Risalah Zakat
(Pajak) Dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1991) Cetakan
pertama, h. 37
3
3
Ali Trigiyatno, Zakat Profesi Antara Pendukung dan
Penolak, Jurnal Hukum Islam, Vol 4 No 2 2016, h. 137-139
4
Muhammad Adiguna Bimasakti, Meninjau Zakat
Penghasilan Pada Fatwa MUI No 3 Tahun 2003 dan Ijtihad Yusuf
Qardhawy, Jurnal Hukum islam, Vol 18 No 2, 2018, h. 18
5
Badan Amil Zakat Nasional, Nishab dan kadar Zakat
Penghasilan, diakses dari https://baznas.go.id pada sabtu 21 januari
2023, pukul 20.23
4
6
Asrorun Niam Sholeh, dkk, Himpunan Fatwa Zakat Majelis
Ulama Indonesia 1976-2021, (Jakarta: Sekretariat Komisi Fatwa
Majelis Ulama Indonesia, 2021) h. 13-16. Lihat juga Keputusan Ketua
Badan Amil Zakat Nasional Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Nilai
Nishab Zakat Pendapatan dan Jasa 2021.
5
7
Muhammad Adiguna Bimasakti, Meninjau Zakat
Penghasilan Pada Fatwa MUI No 3 Tahun 2003 dan Ijtihad Yusuf
Qardhawy, Jurnal Hukum islam, Vol 18 No 2, 2018, h. 18
8
8
Shobirin, Teknik Pengelolaan Zakat Profesi, Jurnal Zakat dan
Wakaf, Vol 2 No 2, 2015, h. 320-336
9
Tira Nurfitra, Zakat Profesi (Zakat Penghasilan) Menurut
Hukum Islam, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, Vol 1 No 1, 2015, h. 57-59
9
12
Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor
507 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penulisan karya Ilmiah (Skripsi,
Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah jakarta
14
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Definisi Zakat Profesi
Secara bahasa, kosa kata zakat merupakan
bentuk mashdar dari kata zaka yang artinya bersih,
tumbuh dan berkembang, zakat juga memiliki arti lain
seperti an-nama (tumbuh), dan at-tharathu (kesucian).1
Kemudian kata zakat yang berasal dari bahasa
Arab ini juga diserap menjadi bahasa Indonesia, kata
zakat dalam bahasa Indonesia mengandung dua arti,
pertama zakat diartikan sebagai jumlah harta tertentu
yang wajib dikeluarkan oleh orang Islam dan diberikan
kepada orang yang berhak menerima (seperti fakir,
miskin dan lain-lain), kedua zakat sebagai rukun Islam
ketiga.2
Adapun secara istilah, zakat adalah nama dari
harta tertentu yang diambil dari harta tertentu dengan
kriteria tertentu dan diberikan kepada golongan
tertentu.3
1
Ahmad Warson Munawwir, dkk, Kamus Al-Munawwir:
Indonesia-Arab Terlengkap edisi 3 tahun 2007, (Surabaya: Pustaka
Progresif, 2007) Edisi ketiga, cetakan pertama, h. 577
2
Dendy Sugono, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Pusat Bahasa, 2008) h. 1630
3
Pengertian ini dikemukakan oleh al-Ghazi, berikut
merupakan teks arabnya:
اسم دلال خمصووص يؤخذ من مال خمصوص على وجو خمصوص يصرف لطائفة خمصوص
Lihat Ibn Qosim al Ghazi, Fath al-Qorib al-Mujib fi Syarh al-Faz atl-
Taqrib, (Beirut: Dar al-Minhaj, 2019) h. 176
17
4
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011
Tentang Pengelolaan Zakat
5
A. S. Hornby, Oxford Advanced Leaner‟s Dictionary, (New
York: Oxford University Press, 1995) Edisi kelima, h. 924
6
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, diakses dari https://kbbi.kemdikbud.go.id pada sabtu
21 januari 2023 pada 20.23
18
9
Didin Hafidhudin, Zakat Dalam Perekonomian Modern,
(Jakarta: Gema Insani Press, 2002) h.93-94. Lihat juga Ahmad Satori
Ismail, dkk, Fikih Zakat Kontekstual Indonesia, h. 205
10
Muhammad Zen, Zakat Profesi Sebagai Distribusi
Pendapatan Ekonomi Islam, Jurnal Human Falah, Vol. 1 No. 1. 2014, h.
68
20
11
Ahmad Satori Ismail, Masdar Farid Mas‟udi, dkk, Fikih
Zakat Kontekstual Indonesia, h. 207-208
12
Oni Sahroni, dkk, Fikih Zakat Kontemporer, (Depok, PT
Raja Grafindo Persada, 2018) h. 13-14
22
،ع
َ أقر
َ جاعا
ً ِّل لو مالو ُش
َ ُمث، فلم َيؤِّد زكاتَو،ماال
ً َُمن آتاه اهلل
َب
َّ َ َوَال َُْي َس: مث تال. أنا َكْن ُزك،ك ِ
َ ُ أنا مال: مث يقول،ش ْدقَيو
13
Ahmad Satori Ismail, dkk, Fikih Zakat Kontekstual
Indonesia, h. 207
26
14
M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah: Pesan, Kesan dan
Keserasian Al Qur‟an, (Tangerang: Lentera Hati, 2005) Vol 1, cetakan
keempat, h. 577
15
Asrorun Niam Sholeh, dkk, Himpunan Fatwa Zakat Majelis
Ulama Indonesia 1976-2021, h. 16
16
Dendy Sugono, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Pusat Bahasa, 2008) h. 952
27
17
Ahmad Satori Ismail, dkk, Fikih Zakat Kontekstual
Indonesia, h. 47-68
28
18
85 gram emas tersebut senilai Rp. 79.738.415,00. Lihat SK
BAZNAS No 14 Tahun 2021 Tentang Nilai Nishab Zakat Pendapatan
dan Jasa Tahun 2021. Selanjutnya, persamaan antara nilai rupiah dan
dengan bobot 85 gram emas ini tidak akan dijelaskan kembali.
19
Asrorun Niam Sholeh, dkk, Himpunan Fatwa Zakat Majelis
Ulama Indonesia 1976-2021, h. 16
31
20
Keputusan Ketua Badan Amil Zakat Nasional Nomor 14
Tahun 2021 tentang Nilai Nishab Zakat Pendapatan dan Jasa Tahun
2021
21
Didin Hafidhudin, Zakat Dalam Perekonomian Modern,
(Jakarta: Gema Insani Press, 2002) h. 97-98
32
BAB III
BIOGRAFI AL-QARADHAWI
A. Riwayat Hidup
Yusuf ibn Abdullah ibn Ali ibn Yusuf al-
Qaradhawi lahir pada 9 September 1926 di Safat
Turab, sebuah daerah dataran rendah Mesir Barat yang
terletak diantara kota Thantha dan kota al-Mahallah al-
Kubra, nama al-Qaradhawi dinisbahkan kepadanya
karena garis keturunan kakek dari ayahnya yang
bernama Haji Ali al-Qaradhawi.1
Al-Qaradhawi memulai pendidikannya dengan
menghfal al-Qur‟an kepada Abu Zuwail, seorang
Kuttab2 di daerah Safat Turab. Pada usia sembilan
tahun, dibawah didikan Abu Zuwail, al-Qaradhawi
telah berhasil menjadi seorang yang hafal al-Qur‟an..3
Menariknya, pendidikan hafalan al-Qur‟an
bukanlah satu-satunya pendidikan yang ditempuh oleh
al-Qaradhawi secara intensif, karena pada usia tujuh
tahun ia telah menempuh pendidikan dasar di al-
Ilzamiyah. Jadi sebelum umur genap sepuluh tahun al-
Qaradhawi telah mampu menempuh dua pendidikan
intensif sekaligus.
1
Yusuf Al-Qaradhawi, Perjalanan Hidupku, Terj. Cecep
Taufikurrahman, (Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 2003) h. 99
2
Kuttab adalah sebutan bagi seorang guru yang khusus untuk
mengajarkan hafalan Al Qur‟an
3
Yusuf Al-Qaradhawi, Perjalanan Hidupku, Terj. Cecep
Taufikurrahman, h. 119-131
34
4
Yusuf Al-Qaradhawi, Perjalanan Hidupku, Terj. Cecep
Taufikurrahman, h. 136-137
5
Yusuf Al-Qaradhawi, Perjalanan Hidupku, Terj. Cecep
Taufikurrahman, h. 152-153
6
Yusuf Al-Qaradhawi, Perjalanan Hidupku, Terj. Cecep
Taufikurrahman, h. 186-187
35
7
Yusuf Al-Qaradhawi, Perjalanan Hidupku, Terj. Cecep
Taufikurrahman, h. 161
8
Yusuf Al-Qaradhawi, Perjalanan Hidupku, Terj. Cecep
Taufikurrahman, h. 180-181
9
Yusuf Al-Qaradhawi, Perjalanan Hidupku, Terj. Cecep
Taufikurrahman, h. 166-177
36
10
Yusuf Al-Qaradhawi, Perjalanan Hidupku, Terj. Cecep
Taufikurrahman, h. 178-180
37
11
Yusuf Al-Qaradhawi, Perjalanan Hidupku, Terj. Cecep
Taufikurrahman, h. 201-202
38
14
Yusuf Al-Qaradhawi, Perjalanan Hidupku, Terj. Cecep
Taufikurrahman, h. 305
15
Yusuf Al-Qaradhawi, Perjalanan Hidupku, Terj. Cecep
Taufikurrahman, h. 305-308
40
16
Yusuf Al-Qaradhawi, Perjalanan Hidupku, Terj. Cecep
Taufikurrahman, h. 277
17
Yusuf Al-Qaradhawi, Perjalanan Hidupku, Terj. Cecep
Taufikurrahman, h. 281-283
18
Yusuf Al-Qaradhawi, Perjalanan Hidupku, Terj. Cecep
Taufikurrahman, h. 390 dan 482
41
19
Yusuf Al-Qaradhawi, Perjalanan Hidupku, Terj. Cecep
Taufikurrahman, h. 427
20
Yusuf Al-Qaradhawi, Perjalanan Hidupku, Terj. Cecep
Taufikurrahman, h. 428-431
42
21
Ishom Talimah, Manhaj Fikih Yusuf Al-Qaradhawi, (Jakarta:
Pustaka Al Kautsar, 2001) h. 3
22
Ishom Talimah, Manhaj Fikih Yusuf Al-Qaradhawi, h. 3-4
23
Yusuf Al-Qaradhawi, Fatwa-fatwa Kontemporer Jilid I, Terj.
As‟ad Yasin, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995) h. 16
43
26
Ishom Talimah, Manhaj Fikih Yusuf Al-Qaradhawi, h. 35-39
45
BAB IV
METODE PENUNAIAN ZAKAT PROFESI
MENURUT AL-QARADHAWI
, وزكا فالن اذا صلح,الزكاة لغة مصدر ‘زكا‘ الشيء اذا منا وزاد
1
.فاالزكاة ىي الربكة والنماء والطهارة والصالح
Artinya: Zakat menurut bahasa merupakan masdar
dari kata “zaka” yakni sesuatu yang berkembang,dan
dikatakan zakat apabila bermnfaat. Maka zakat di sini
yaitu berkah, berkembang, suci dan
bermanfaat.Selanjutnya, al-Qaradhawi memberikan
1
Yusuf al-Qaradhawi, Fiqh az-zakat darosatun muqorinatun
liahkamiha wa falsafiha fi dhoui al-qur‟an wa as-sunnati, (Beirut:
Muassasati ar-Risalah, 1973) h.37
47
2
Yusuf al-Qaradhawi, Fiqh az-zakat darosatun muqorinatun
liahkamiha wa falsafiha fi dhoui al-qur‟an wa as-sunnati, h. 38
3
Yusuf al-Qaradhawi, Fiqh az-zakat darosatun muqorinatun
liahkamiha wa falsafiha fi dhoui al-qur‟an wa as-sunnati, h. 37-38
48
ونوع يرتبط فيو الشخص بغريه سواء كان,من ذوى ادلهن احلرة
فال غرو ان, وقد استدل الفقهاء ِبا على زكاة جتارة.مهنة
6
.نستدل ِبا على زكاة كسب العمل وادلهنة
Artinya : Ucapan Allah SWT. wahai orang-orang
yang beriman, infakkanlah yang baik-baik dari apa
yang kamu usahakan, ucapan Allah Ma Kasabtum
merupakan kata umum yang artinya mencakup segala
macam usaha, perdagangan atau pekerjaan dan
6
Yusuf al-Qaradhawi, Fiqh az-zakat darosatun muqorinatun
liahkamiha wa falsafiha fi dhoui al-qur‟an wa as-sunnati, h. 506-507
51
كما ان الناس يقبضون رواتبهم واير داهتم با.الىت جاءت ِبا االثار
7
. فا ْلوىل ان يكون ادلعترب ىو نصاب النقود,النقود
Artinya: Dan yang paling utama dari besar nishab
tersebut adalah bahwa nisab uang diukur dari nisab
tersebut yang telah kita tetapkan sebesar nilai 85 gram
emas. Besar itu sama dengan dua puluh misqal hasil
pertanian yang disebutkan oleh banyak hadits. Banyak
orang memperoleh gaji dan pendapatan dalam bentuk
uang, maka yang paling baik adalah menetapkan nisab
gaji itu berdasarkan nisab uang.8
Atas narasi tersebut, jelas bahwa al-Qaradhawi
berpandangan nishab dari zakat profesi adalah 85 gram
emas, alasan yang diutarakan oleh al-Qaradhawi juga
menurut penulis dapat diterima, karena bentuk
penghasilan di era modern ini kebanyakan berbentuk
uang, karena itu qiyas nishab zakat profesi adalah zakat
uang.
7
Yusuf al-Qaradhawi, Fiqh az-zakat darosatun muqorinatun
liahkamiha wa falsafiha fi dhoui al-qur‟an wa as-sunnati, h. 513-514
8
Tentang pernyataan al-Qaradhawi mengenai nishab emas
sebesar 85 gram, lihat Yusuf al-Qaradhawi, Fiqh az-zakat darosatun
muqorinatun liahkamiha wa falsafiha fi dhoui al-qur‟an wa as-sunnati,
h. 261
53
وامنا قلنا تؤخذ من.فاالذي نرجحو اال تؤخذ الزكاة اال من الصايف
9
Yusuf al-Qaradhawi, Fiqh az-zakat darosatun muqorinatun
liahkamiha wa falsafiha fi dhoui al-qur‟an wa as-sunnati, h. 517
54
فما بقي بعد ىذا كلو من راتب السنة وايرادىا تؤخذ منو الزكاة اذا
10
Yusuf al-Qaradhawi, Fiqh az-zakat darosatun muqorinatun
liahkamiha wa falsafiha fi dhoui al-qur‟an wa as-sunnati, h. 517-518
55
11
Yusuf al-Qaradhawi, Fiqh az-zakat darosatun muqorinatun
liahkamiha wa falsafiha fi dhoui al-qur‟an wa as-sunnati, h. 491-492
57
. وما مل يبلغ نصاب منها فال زكاة فيو.لذوي ادلهنة احلرة ففيو الزكاة
12
Yusuf al-Qaradhawi, Fiqh az-zakat darosatun muqorinatun
liahkamiha wa falsafiha fi dhoui al-qur‟an wa as-sunnati, h. 514
58
13
Yusuf al-Qaradhawi, Fiqh az-zakat darosatun muqorinatun
liahkamiha wa falsafiha fi dhoui al-qur‟an wa as-sunnati, h. 515
59
, وكذالك الدفعات القليلة الىت تدفع لذوي ادلهن احلرة,ال تبلغ نصابا
14
.وال تبلغ الدفعة منها نصابا
14
Yusuf al-Qaradhawi, Fiqh az-zakat darosatun muqorinatun
liahkamiha wa falsafiha fi dhoui al-qur‟an wa as-sunnati, h. 517
60
واما الدخل الناتج عن العمل وحده كإيراد ادلوظفي وذوي ادلهن احلرة
15
Yusuf al-Qaradhawi, Fiqh az-zakat darosatun muqorinatun
liahkamiha wa falsafiha fi dhoui al-qur‟an wa as-sunnati, h. 519
61
BAB V
MEMBACA AL-QARADHAWI: SEBUAH
PERBANDINGAN DAN PENILAIAN
1
Hal ini dikatakan sendiri oleh al-Qaradhawi pada bagian
pembahasan syarat harta zakat, yakni kepemilikan penuh, berikut
merupakan teksnya:
ومعِن متام ادللك ان يكون ادلال ِملوكا لو رقبة ويدا او كما شرحو بعض الفقهاء ان
. وان تكون فوائدة حاصلة لو, ومل يتعلق بو حق غريه وان يتصرف فيو باختياره,يكون ادلال بيده
69
70
harta tersebut bukan merupakan kepemilikan
sempurna.
71
72
B. Saran
Mengacu hasil analisis, penelitian dan kesimpulan yang
sudah diuraikan diatas, penulis hendak memberikan
saran teoritis maupun praktis, adapun saran-saran
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Secara teoritis, diharapkan penelitian lainnya
mengkaji pemikiran al-Qaradhawi mengenai
berbagai jenis zakat yang dikategorikan sebagai
zakat baru, seperti zakat investasi, dan zakat
obligasi, terutama masalah metode penunaian
zakatnya.
2. Secara praktis, diharapkan kepada mahasiswa atau
pengkaji zakat di Indonesia dapat meninjau ulang
hasil fatwa MUI No 3 Tahun 2003 dan SK
BAZNAS No 14 Tahun 2021 mengenai metode
penunaian zakat profesi.
73
DAFTAR PUSTAKA
SUMBER LAINNYA