Anda di halaman 1dari 15

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by E-Journal Universitas Asahan

Jurnal Dialog: Vol/Num: VII/I, September 2018 ISSN: 2406-9401


Terindeks: Open Journal System (OJS)/Google Scholar

PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN


BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG DASAR
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Oleh:

Zaid Afif
Dosen Universitas Asahan

ABSTRAK

Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia merupakan sumber


dari segala sumber hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia. Sumber
dari segala sumber hukum adalah pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita
hukum serta cita-cita moral yang meliputi suasana kejiwaan dan wtak bangsa
Negara yang bersangkutan. Karena itu Pancasila merupakan dasar Negara yang
mampu mempersatukan seluruh rakyat Indonesia.
Dengan demikian Pancasila yang digali dari bumi Indonesia sendiri
merupakan Dasar Negara Republik Indonesia, yang merupakan sumber dari
segala sumber hukum yang berlaku di Indonesia. Pandangan hidup bangsa
Indonesia, yang dapat mempersatukan bangsa, serta memberi petunjuk dalam
mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin dalam masyarakat
Indonesia yang beraneka ragam.
Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, karena Pncasila memberikan
corak yang khas kepada bangsa Indonesia, dan tak dapat dipisahkan dari bangsa
Indonesia serta merupakan cirri khas yang membedakan bangsa Indonesia dari
bangsa lain. Terdapat kemungkinan bahwa tipa-tiap sila secara terlepas dari yang
lain bersifat universal, yang juga dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Akan
tetapi kelima sila yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisah-pisah itulah
yang menjadi cirri khas bangsa Indonesia.
Tujuan yang akan dicapai, yakni suatu masyarakat yang adail dan makmur
yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila didalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan
rakyat dalam suasana perikehidupan yang aman, tentram, tertib dan dinamis serta
dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
Perjanjian luhur rakyat Indonesia, yang disetujui oleh wakil-wakil rakyat
Indoneis menjelang dan sesudah Proklamasi Kemerdekaan yang kita junjung
tinggi, bukan sekadar karena ia ditemukan kembali dalam kandungan kepribadian
dan cita-cita bangsa Indonesia yang terpendam sejak beabad-abad yang lalu,
melainkan karena Pancasila itu mampu membuktikan kebenarannya setelah diuji
oleh sejarah perjuangan bangsa.

Pendahuluan kehidupan bermasyarakat, berbangsa


Sesuai dengan Undang- dan bernegara. Oleh karena itu
Undang No. 5 Tahun 1985, Pancasila sistem Peraturan Perundang-
merupakan satu-satunya asas dalam Undangan dikembangkan di
Jurnal Dialog: Vol/Num: VII/I, September 2018 ISSN: 2406-9401
Terindeks: Open Journal System (OJS)/Google Scholar

Indonesia harus merupakan Penjelasan UUD 1945 yang


penjabaran dan pengalaman dari disusun kemudian dan dimuat
kelima sila dari Pancasila secara bersama dengan Pembukaan dan
bulat dan utuh, dan diselenggarakan Batang Tubuhnya dalam Berita
dalam rangka pelaksanaan Sistem Republik Indonesia Tahun II No. 7
Perundang-Undangan Negara Tanggal 15 Pebruari 1946, terdiri
Republik Indonesia berdasarkan dari penjelasan umum dan penjelasan
Undang-Undang Dasar 1945. pasal demi pasal. Dalam Penjelasan
II. Undang Undang Dasar Umum 1945 dumuat :
1945 sebagai Landasan a. Undang-Undang Dasar
Konstitusional sebagai dari Hukum Dasar
Landasan konstitusional bagi Undang-Undang Dasar suatu
penyelenggaraan perundang- Negara hanya merupakan sebagian
undangan Negara adalah Undang- dari Hukum Dasar Negara itu.
Undang Dasar 1945 yang merupakan Undang-Undang Dasar merupakan
perwujudan dari tujuan Proklamasi Hukum Dasar yang tertulis.
Kemerdekaan 17 Agustus 1945, yang Disamping hukum dasar tertulis
terdiri dari Pembukaan, Batang (Undang-Undang Dasar) berlaku
Tubuh dan Penjelasan. Pembukaan juga Hukum Dasar yang tidak tertulis
Undang-Undang Dasar 1945, selain (Konvensi), yaitu aturan dasar yang
merupakan penuangan jiwa timbul dan terpelihara dalam praktek
Proklamasi Kemerdekaan 17 penyelenggaraan Negara meskipun
Agustus 1945 yaitu Pancasila, juga tidak tertulis, seperti penyiapan
mengandung cita-cita luhur dari konsep naskah Garis-Garis Besar
proklamasi kemerdekaan itu sendiri. Haluan Negara oleh Pemerintah
Pembukaan Undang-Undang sebagai bahan pertimbangan bagi
Dasar 1945 juga merupakan sumber Majelis Permusyawaratan Rakyat
motivasi dan aspirasi perjuangan dan pengangkatan Menteri Negara
serta tekada bangsa Indonesia dan yang tidak memimpin suatu
sumber cita-cita hukum dan cita-cita Departemen. Untuk memahami
moral yang ingin ditegaskan oleh Undang-Undang Dasar tidak cukup
bangsa Indonesia serta sekaligus hanya mempelajari pasal-pasalnya,
merupakan dasar dan sumber hukum tetapi harus juga mengetahui
dari Batang Tubuhnya. bagaimana praktek dan suasana
Batang Tubuh Undang- kebatinannya. Untuk mengerti
Undang Dasar 1945 yang terdiri dari sungguh-sungguh maksud Undang-
16 BAB, 37 Pasal, 3 Pasal Aturan Undang Dasar dan aliran pikiran
Peralihan dan 2 Ayat aturan yang menjadi dasarnya, harus
Tambahan yang antara lain dipelajari juga bagaimana teks itu
menetapkan bentuk dan kedaulatan, terjadi, harus pula diketahui
kekuasaan pemerintahan Negara, keterangan-keterangannya, dan
kedudukan dan fungsi Lembaga dalam suasana apa teks itu
Tertinggi/ Tinggi Negara serta dirumuskan.
pemerintahan daerah, merupakan b. Pokok-Pokok Pikiran
dasar bagi penyelenggaraan dan dalam Pembukaan
pengembangan Sistem Perundang- Negara melindungi segenap
Undangan Negara Republik bangsa Indonesia dan tumpah darah
Indonesia. Indonesia dengan berdasarkan atas
Jurnal Dialog: Vol/Num: VII/I, September 2018 ISSN: 2406-9401
Terindeks: Open Journal System (OJS)/Google Scholar

persatuan dengan mewujudkan dalam Pembukaan dalam pasal-


keadilan sosial bagi seluruh rakyat pasalnya
Indonesia. Dalam Pembukaan Pokok-pokok pikiran
diterima paham Negara persatuan. meliputi suasana kebatinan Undang-
Dalam Batang Tubuh terlihat dalam Undang Dasar Negara Indonesia.
Pasal 1 (1), Pasal 35 dan Pasal 36. Pokok-pokok pikiran di atas
Sedangkan asas-asas materiil antara mewujudkan cita-cita hukum yang
lain meliputi: asas tentang menguasai hukum dasar Negara, baik
terminologi dan sistematika yang Hukum Dasar yang tertulis (Undang-
benar atau het beginsel van Undang Dasar) maupun yang tidak
duidelijke terminologi en duidelijke tertulis (Konvensi).
systematiek; asas tentang dapat Undang-Undang Dasar 1945
dikenali atau het beginsel van de Bersifat singkat dan supel Undang-
kenbaarheid; asas perlakuan yang Undang Dasar 1945 sangat singkat,
sama dalam hukum atau het hanya terdiri dari 37 pasal ditambah
rechtsgelijkheidsbeginsel; asas 4 pasal Aturan Peralihan dan 2 ayat
kepastian hukum atau het Aturan Tambahan. Undang-Undang
rechtszekerheids beginsel; asas Dasar telah cukup apabila hanya
pelaksanakan hukum sesuai keadaan memuat aturan-aturan pokok dan
individual atau het beginsel van de garis-garis besar sebagai instruksi
individuele rechtbedeling.1 kepada Pemerintah Pusat, dan lain-
Negara hendaknya lain penyelenggara Negara untuk
mewujudkan keadilan sosial bagi menyelenggarakan kehidupan
seluruh Rakyat. Paham keadilan Negara dan kesejahteraan sosial.
sosial ini dalam batang tubuh UUD Sifat aturan tertulis mengikat, oleh
terlihat dalam Pasal 24, Pasal 25, karena itu makin supel sifat
Pasal 33, dan Pasal 34. Negara yang aturan(elastis) makin baik.
berkedaulatan rakyat berdasar atas Dengan demikian dijaga
kerakyatan dan permusyawaratan supaya sistem Undang-Undang
perwakilan. Paham kedaulatan rakyat Dasar jangan sampai ketinggalan
tersebut dalam Batang Tubuh UUD zaman, dan jangan sampai membuat
terlihat dalam Pasal 1 (2), Pasal 2 (1), Undang-Undang Dasar yang lekas
Pasal 3, Pasal 6, Pasal 19, Pasal 23 usang. Dalam pemerintahan dan
(1), dan Pasal 37. kehidupan Negara, yang sangat
Negara berdasarkan atas penting ialah semangat, baik
Ketuhanan Yang Maha Esa menurut semangat para penyelenggara Negara
dasar kemanusian yang adil dan maupun semangat para pemimpin
beradab. Paham tersebut dalam pemerintah.
Batang Tubuh dapat terlihat dalam III. Peraturan Perundangan
Pasal 9, Pasal 27, Pasal 28 dan Pasal Peraturan perundangan pada
29. hakekatnya merupakan salah satu
3. Undang-Undang Dasar 1945 bentuk kebijaksanaan tertulis yang
menciptakan pokok-pokok pikiran bersifat pengaturan (relegen) yang
yang Terkandung dibuat oleh aparatur Negara mulai
dari MPR sampai dengan Direktur
1
Maria Farida Indrati Soeprapto, Ilmu Jenderal/ Pimpinan LPND pada
Perundangundangan: Jenis, Fungsi, dan lingkup nasional dan gubernur
Materi Muatan, Kanisius, Yogyakarta, 2010, kepala daerah tingkat I.
h. 228.
Jurnal Dialog: Vol/Num: VII/I, September 2018 ISSN: 2406-9401
Terindeks: Open Journal System (OJS)/Google Scholar

Bupati/walikotamadya kepala daerah berdiri sendiri terpisah satu sama


tingkat II pada lingkup wilayah/ lainnya tanpa adanya pengaruh dan
daerah yang bersangkutan. Tidak hubungan.
termasuk dalam kelompok peraturan Asas-asas pembentukan
perundangan adalah ketentuan yang peraturan perundang-undangan yang
sifatnya konkrit, individual, dan final baik antara lain adalah: Peraturan
(beschiking). Misalnya, pemberian perundang-undangan tidak berlaku
IMB, SIUP, dan sebagainya. surut; Peraturan perundang-
Sedangkan A. Hamid S. Attamimi undangan yang dibuat oleh penguasa
berpendapat mengenai pembentukan yang lebih tinggi, mempunyai
peraturan perundangundangan yang kedudukan yang lebih tinggi, hal ini
baik. Pendapat Attamimi sesuai dengan hierarki perundang-
menyebutkan bahwa, pembentukan undangan; Peraturan
peraturan perundang-undangan perundangundangan yang bersifat
Indonesia yang patut, adalah sebagai khusus menyampingkan peraturan
berikut: Cita Hukum Indonesia; Asas perundang-undangan yang bersifat
Negara Berdasar Atas Hukum dan umum; Peraturan perundang-
Asas Pemerintahan yang berdasar undangan yang berlaku belakangan
Konstitusi; Asas-asas lainnya.2 membatalkan peraturan
lmu Pengetahuan Perundang- perundangundangan yang berlaku
undangan ini oleh Krems dibagi dua terdahulu; Peraturan perundang-
yaitu: Ilmu Perundang-undangan, undangan tidak dapat di ganggu
dan Teori Ilmu Perundang-undangan, gugat, dalam arti undang-undang
teori ilmu Perundang-undangan ini merupakan cerminan dari keadilan
dibagi menjadi tiga bagian yaitu: yang harus diakui kebenarannya oleh
Proses perundang-undangan, Metode semua pihak; dan Peraturan
perundang-undangan, dan Teknik perundang-undangan sebagai sarana
perundang-undangan. Berdasarkan untuk semaksimal mungkin dapat
pandangan Krems inilah kita dapat mencapai kesejahteraan spiritual dan
menyimpulkan bahwa mata kuliah material bagi masyarakat maupun
ini merupakan bagian dari Ilmu individu termasuk sebagai sarana
Perundang-undangan, sedangkan untuk memperoleh keadilan.3
ilmu perundang-undangan, menurut Asas pembentukan peraturan
Krems, Maihofer, dan van der Perundangundangan yang baik,
Velden, termasuk dalam cabang Ilmu meliputi: 4 Pertama, Asas kejelasan
Hukum dalam arti luas. Mengenai tujuan, asas ini mengartikan bahwa
hubungan antara mata kuliah ini setiap Pembentukan Peraturan
dengan disiplin ilmu lain pertama Perundang-undangan harus
penting dikemukakan pandangan F. mempunyai tujuan yang jelas yang
Isjwara, bahwa ilmu tidak dapat hendak dicapai; Kedua, Asas
dipisah-pisahkan dalam kotak-kotak kelembagaan atau pejabat pembentuk
yang terpaku mati yang tepat, asas ini mengartikan
(compartementization). Oleh karena
itu tidak mungkin ilmu tersebut 3
Van de Vlies, Handboek
Wetgeving, Tjeenk Willink, Zwolle, 1987, h.
2
Maria Farida Indrati Soeprapto, 175.
4
Ilmu Perundangundangan: Jenis, Fungsi, dan Pasal 5 Undang-Undang Nomor
Materi Muatan, Kanisius, Yogyakarta, 2010, 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
h. 228. Peraturan Perundang-undangan.
Jurnal Dialog: Vol/Num: VII/I, September 2018 ISSN: 2406-9401
Terindeks: Open Journal System (OJS)/Google Scholar

bahwa setiap jenis Peraturan dari perencanaan, penyusunan,


Perundang-undangan harus dibuat pembahasan, pengesahan atau
oleh lembaga negara atau pejabat penetapan, dan pengundangan
Pembentuk Peraturan Perundang- bersifat transparan dan terbuka. Oleh
undangan yang berwenang, sebab itu, seluruh lapisan masyarakat
Peraturan Perundang-undangan mempunyai kesempatan yang seluas-
tersebut dapat dibatalkan atau batal luasnya untuk memberikan masukan
demi hukum apabila dibuat oleh dalam Pembentukan Peraturan
lembaga negara atau pejabat yang Perundangundangan.
tidak berwenang; Ketiga, Asas Beberapa asas dalam
kesesuaian antara jenis, hierarki, dan perundang-undangan adalah:
materi muatan, asas ini mengartikan Undang-Undang Dasar Negara
bahwa dalam Pembentukan Republik Indonesia adalah bentuk
Peraturan Perundang-undangan harus peraturan perundangan yang tertinggi,
benar-benar memperhatikan materi sehingga semua peraturan
muatan yang tepat sesuai dengan perundangan di bawahnya tidak
jenis dan hierarki Peraturan boleh bertentangan dengannya.
Perundangundangan; Keempat, Asas Sesuai dengan prinsip ngara hukum,
dapat dilaksanakan, asas ini maka setiap peraturan perundangan
mengartikan bahwa setiap harus berdasar dan beersumber
Pembentukan Peraturan Perundang- dengan tegas pada peraturan
undangan harus memperhitungkan perundangan yang berlaku, yang
efektivitas Peraturan Perundang- lebih tinggi tingkatnya. Asas
undangan tersebut di dalam kemanusiaan mengartikan bahwa
masyarakat, baik secara filosofis, setiap materi muatan Peraturan
sosiologis, maupun yuridis; Kelima, Perundang-undangan harus
Asas kedayagunaan dan mencerminkan pelindungan dan
kehasilgunaan, asas ini mengartikan penghormatan Hak Asasi Manusia
bahwa setiap Peraturan Perundang- serta harkat dan martabat setiap
undangan dibuat karena memang warga negara dan penduduk
benarbenar dibutuhkan dan Indonesia secara proporsional.5
bermanfaat dalam mengatur Peraturan Perundangan dari
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, tingkat urutan yang lebih rendah,
dan bernegara; Keenam, Asas merupakan penjabaran atau
kejelasan rumusan, asas ini perumusan lebih rinci dari peraturan
mengartikan bahwa setiap Peraturan paerundangan yang lebih tinggi
Perundangundangan harus tingkat urutannya. Ini berarti pula
memenuhi persyaratan teknis bahwa peraturan perundangan yang
penyusunan Peraturan Perundang- lebih rendah harus tunduk dan tidak
undangan, sistematika, pilihan kata boleh bertentangan dengan peraturan
atau istilah, serta bahasa hukum yang perundangan yang lebih tinggi.
jelas dan mudah di mengerti Peraturan perundangan pada asasnya
sehingga tidak menimbulkan tidak dapat berlaku surut, kecuali
berbagai macam interpretasi dalam apabila dinyatakan dengan tegas dan
pelaksanaannya; Ketujuh, Asas demi kepentingan umum. Peraturan
keterbukaan, asas ini mengartikan
5
bahwa dalam Pembentukan Pasal 6 Undang-Undang Nomor
Peraturan Perundangundangan mulai 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan.
Jurnal Dialog: Vol/Num: VII/I, September 2018 ISSN: 2406-9401
Terindeks: Open Journal System (OJS)/Google Scholar

perundangan yang dibuat oleh Kaidah hukum adalah


aparatur yang lebih tinggi peraturan yang dibuat atau yang
mempunyai kedudukan yang lebih dipositifkan secara resmi oleh
tinggi pula. penguasa masyarakat atau penguasa
Peraturan yang diundangkan negara, mengikat setiap orang dan
kemudian membatalkan peraturan berlakunya dapat dipaksakan oleh
perundangan yang mengatur hal aparat masyarakat atau aparat negara,
yang sama yang setingkat atau lebih sehingga berlakunya kaidah hukum
rendah. Ini berarti bahwa, apabila dapat dipertahankan. Kaidah hukum
ada 3 buah peraturan atau lebih yang ditujukan kepada sikap lahir manusia
isinya bertentangan atau tidak sesuai atau perbuatan nyata yang dilakukan
antara yang satu dengan yang lain, manusia. Kaidah hukum tidak
sedangkan peraturan-peraturan mempersoalkan apakah sikap batin
perundangan tersebut sama seseorang itu baik atau buruk, yang
tingkatnya, maka yang dianggap diperhatikannya adalah bagaimana
berlaku adalah ketentuan dalam perbuatan lahiriyah orang itu. Coba
peraturan perundangan yang kita pikirkan contoh berikut, ada
diundangkan kemudian, kecuali seorang pria menikahi seorang
apabila dalam peraturan perundangan wanita dengan sah sesuai dengan
itu dinyatakan lain (lex posteriore aturan agama dan negara tetapi
derogate lex priori). sebenarnya didalam hatinya ada niat
Peraturan perundangan yang buruk untuk menguras harta
bersifat khusus mengesampingkan kekayaan si pihak wanita dan lain –
undang-undang yang bersifat umum lain. Dari contoh tersebut secara
(lex specialis derogate lex generalis). lahiriyah sesuai dengan kaidah
Peraturan perundangan hanya boleh hukum karena dia menikahi dengan
dicabut/ diganti/ dibatalkan oleh jalur tidak melanggar hukum tapi
peraturan yang sama atau lebih tinggi sebenarnya batin pria tersebut adalah
tingkatnya. Dalam penyusunan buruk.
peraturan perundangan diperhatikan Karena ada kaidah hukum
konsistensinya baik diantara maka hukum dapat dipandang
peraturan perundangan yang sebagai kaidah. Hukum sebagai
mengatur hal yang sama, maupun kaidah adalah sebagai pedoman atau
diantara pasal-pasal dalam satu patokan sikap tindak atau
peraturan perundangan. Dalam suatu perikelakuan yang pantas atau
peraturan perundangan harus ada diharapkan. Pada konteks ini
kejelasan dan ketegasan mengenai masyarakat memandang bahwa
yang ingin dicapai dari ketentuan hukum merupakan patokan-patokan
yang bersangkutan. Peraturan atau pedoman-pedoman yang harus
perundangan dalam bentuk undang- mereka lakukan atau tidak boleh
undang tidak diganggu gugat. Ini mereka lakukan. Pada makna ini
berarti tidak ada badan/ siapapun aturan-aturan kepala adat atau tetua
juga berhak atau berwenang menguji kampung yang harus mereka patuhi
secara materiil terhadap undang- bisa dianggap sebagai hukum,
undang tersebut. meskipun tidak dalam bentuk tertulis.
IV. Kaidah Hukum Kebiasaan yang sudah lumrah
Penyusunan Peraturan dipatuhi dalam suatu masyarakat pun
Perundang- Undangan meskipun tidak secara resmi
Jurnal Dialog: Vol/Num: VII/I, September 2018 ISSN: 2406-9401
Terindeks: Open Journal System (OJS)/Google Scholar

dituliskan, namun selama ia diikuti memiliki struktur dasar yang terdiri


dan dipatuhi dan apabila yang atas unsur-unsur sebagai berikut:
mencoba melanggarnya akan Subjek kaidah: menunjuk pada
mendapat sanksi, maka kebiasaan subjek hukum yang termasuk ke
masyarakat ini pun dianggap sebagai dalam sasaran penerapan sebuah
hukum. pengaturan. Objek kaidah: menunjuk
Penghayatan tentang keadilan pada peristiwa-peristiwa atau
memunculkan penilaian bahwa perilaku apa saja yang hendak diatur
dalam situasi kemasyarakatan dalam aturan hukum tersebut.
tertentu, orang seyogyanya Operator kaidah: menunjuk pada
berperilaku dengan cara tertentu, cara bagaimana objek kaidah diatur,
karena hal itu adil atau memenuhi misalnya menetapkan keharusan atau
rasa keadilan. 6 Keadilan merupakan larangan atas perilaku tertentu,
nilai abstrak yang perlu perwujudan memberikan suatu hak atau
dalam bentuk norma hukum sebagai membebankan kewajiban tertentu.
sarana untuk mewujudkan nilai-nilai Kondisi kaidah: menunjuk pada
tersebut dalam kehidupan kondisi atau keadaan apa yang harus
bermasyarakat. 7 Maka pada waktu dipenuhi agar suatu aturan hukum
hukum atau undangundang dapat dilaksanakan sebagaimana
dikembangkan, asas hukum mestinya.
memberikan tuntunan dengan cara Aturan hukum yang
bagaimana dan ke arah mana sistem dirumuskan dalam sebuah peraturan
tersebut akan dikembangkan.8 perundang-undangan memiliki sifat-
Perundang-undangan sifat tertentu yang dapat digolongkan
Menurut teori perundang-undangan, menjadi empat, yakni sifat umum
penyusunan peraturan perundang- abstrak, umum-konkret, individual-
undangan meliputi dua masalah abstrak, dan individual-konkret.
pokok, yaitu: Keempat sifat kaidah hukum ini
Aspek materiil/Substansial, digunakan secara kombinatif dalam
berkenaan dengan masalah suatu peraturan perundang-undangan,
pengolahan isi dari suatu peraturan bergantung pada isi/substansi dari
perundang-undangan. Aspek wilayah penerapan/jangkauan
Formal/Prosedural, berhubungan berlakunya aturan hukum yang
dengan kegiatan pembentukan bersangkutan. Kombinasi sifat aturan
peraturan perundang-undangan yang hukum ini sebagian akan ditentukan
berlangsung dalam suatu negara pula oleh jenis peraturan yang
tertentu. terdapat dalam hirarkhi peraturan
Aturan hukum sebagai perundang-undangan. Makin tinggi
pedoman perilaku yang dibuat oleh tingkatan peraturan perundang-
para pengemban kewenangan hukum undangan, makin abstrak dan umum
sifatnya.
6
Bernard Arief Sidharta, Ilmu Berdasarkan pemahaman
Hukum Indonesia, FH Unika Parahyangan, terhadap kaidah-kaidah hukum,
Bandung, 2010, h. 88. dapat diidentifikasi beberapa jenis
7
Mahmutarom HR., Rekonstruksi
Konsep Keadilan, Badan Penerbit Undip,
kaidah hukum, yaitu sebagai berikut:
Semarang, h. 119. Kaidah Perilaku, adalah jenis kaidah
8
Sajipto Rahardjo, Sisi-sisi Lain yang menetapkan bagaimana kita
dari Hukum di Indonesia, Penerbit Buku harus atau boleh berperilaku.
Kompas, Jakarta, 2006, h. 140.
Jurnal Dialog: Vol/Num: VII/I, September 2018 ISSN: 2406-9401
Terindeks: Open Journal System (OJS)/Google Scholar

Fungsinya untuk mengatur perilaku undang-undang, bahkan kodifikasi,


orang-orang dalam kehidupan tidak akan pernah lengkap dalam
masyarakat. Kaidah Kewenangan, mengatur segala persoalan yang
adalah jenis kaidah hukum yang terjadi maupun yang akan terjadi di
menetapkan siapa yang berhak atau tengah-tengah dinamika
9
berwenang untuk menciptakan dan perkembangan masyarakat.
memberlakukan kaidah perilaku Setiap perundang-undangan
tertentu. Fungsinya adalah untuk dalam sistem hukum Indonesia,
menetapkan siapa yang berwenang disusun berdasarkan landasan umum
untuk mengatur perilaku orang, penyusunan perundang-undangan
menentukan dengan prosedur yaitu:
bagaimana kaidah perilaku itu 1. landasan Filosofis, Pancasila
ditetapkan dan sekaligus menentukan sebagai Filsafah Bangsa
bagaimana suatu kaidah harus (filosofische grondslaag),
ditetapkan jika dalam suatu kejadian 2. landasan Yuridis, dari mulai
tertentu terdapat ditidakjelasan. UUD 1945, Ketetapan MPR,
Kaidah Sanksi, adalah jenis dan Undang-undang,
kaidah yang memuat reaksi yuridis 3. landasan Politis, setiap
atau akibat-akibat hukum tertentu Kebijaksanaan yang dianut
jika terjadi pelanggaran atau Pemerintah di bidang
ketidakpuasan terhadap kaidah Perundang-undangan.
tertentu. Secara umum kaidah sanksi 4. Untuk landasan hukum
memuat kewajiban untuk melakukan Peraturan perundang-
atau tidak melakukan sesuatu. undangan di tingkat Pusat,
Kaidah Kualifikasi, adalah jenis meliputi:
kaidah yang menetapkan 5. Undang-undang, mempunyai
persyaratan-persyaratan tertentu landasan hukum Pasal 5 ayat
yang harus dipenuhi oleh seseorang (1), Pasal 20 dan 21 UUD
untuk dapat melakukan perbuatan l945 Jo Ketetapan Majelis
hukum tertentu atau sebaliknya Permusyawaratan Rakyat
dibebaskan dari kewajiban untuk Sementara Nomor
melakukan suatu perbuatan hukum XX/MPRS/1966,
tertentu. 6. Peraturan Pemerintah
Kaidah Peralihan, adalah Pengganti Undang-undang,
jenis kaidah hukum yang dibuat landasan hukumnya Pasal 22
sebagai sarana untuk UUD 1945 Jo Ketetapan
mempertemukan aturan hukum MPRS Nomor
tertentu sebagai akibat kehadiran XX/MPRS/1966,
peraturan perundang-undangan 7. Peraturan Pemerintah,
dengan keadaan sebelum peraturan mempunyai landasan Pasal 5
perundang-undangan itu berlaku. ayat (2) UUD 1945 Jo
Kaidah peralihan ini fungsinya untuk Ketetapan MPRS Nomor
menghindari kemungkinan terjadinya XX/XPRS/1966,
kekosongan hukum; menjamin
kepastian dan memberi jaminan 9
Basuki Rekso Wibowo, “Peranan
perlindungan hukum kepada subjek Hakim dalam Pembangunan Hukum”, Pro
hukum tertentu. Dalam kenyataan Justitia, Fakultas Hukum Universitas
empiris telah terbukti bahwa suatu Parahyangan, Tahun XV, Nomor 4, Oktober
1997, h. 62.
Jurnal Dialog: Vol/Num: VII/I, September 2018 ISSN: 2406-9401
Terindeks: Open Journal System (OJS)/Google Scholar

8. Keputusan Presiden, 5. Instruksi Menteri,


berdasarkan Pasal 4 ayat (1) 6. Keputusan/Peraturan
UUD 1945 Jo Ketetapan Pimpinan Lembaga
MPRS Nomor Pemerintah Non Departemen,
XX/MPRS/1966, 7. Keputusan/Peraturan
9. Instruksi Presiden, Pimpinan Badan Negara, dan
berdasarkan Ketetapan 8. Peraturan atau Keputusan
MPRS Nomor Direktur Jenderal
XX/MPRS/1966 berbagai Departemen
jenis Perundang-undangan Sedangkan yang termasuk
lainnya sebagai Peraturan Lembaga Pemerintahan di Daerah,
Pelaksanaannya diatur meliputi: Pemerintah
berdasarkan Ketetapan Daerah Propinsi dan Pemerintah
MPRS Nomor Daerah Kabupaten/Kota, yang
XX/MPRS/1966. masing-masing dipimpin oleh
Lembaga-lembaga seorang Kepala Daerah. Pada satuan
Pemerintahan Republik Indonesia di pemerintahan terendah kita juga
Pusat meliputi: Lembaga mengenal Pemerintahan
Pemerintahan yang pengaturannya Desa/Kelurahan yang sekarang diatur
terdapat dalam UUD 1945, seperti dalam UU Nomor 22 Tahun l999,
Presiden dan Wakil Presiden, serta yang dipimpin oleh Kepala Desa dan
para Menteri sebagai pembantunya, Kepala Kelurahan. Perundang-
Di samping itu dalam praktik undangan yang dihasilkan oleh
penyelenggaraan pemerintahan Badan atau Pejabat di daerah adalah:
Presiden dapat menetapkan 1. Peraturan Daerah Propinsi,
badan/pejabat lain yang dapat 2. Keputusan Kepala Daerah
membantu Presiden Propinsi (Gubernur),
menyelenggarakan pemerintahan 3. Peraturan Daerah
negara, mereka itu ialah: Kabupaten/Kota,
1. Pejabat setingkat Menteri, 4. Keputusan Kepala Daerah
2. Lembaga atau Badan Kabupaten/Kota,
Pemerintah Non-Departemen, 5. Peraturan Desa, dan
3. Direktorat Jenderal 6. Keputusan Kepala Desa.
Departemen, V. Jenis-Jenis Dan Fungsi
4. Badan-badan Negara seperti Serta Proses
Pertamina, dan Penyusunan Peraturanper
5. Jenis Peraturan Perundang- undang-Undangan Di
Undangan di Pusat dan Indonesia Baik Di Pusat
Daerah. Maupun Di Daerah
Jenis Peraturan Perundang- Peraturan perundang-
Undangan di Pusat yang dibuat oleh undangan, dalam konteks negara
Lembaga/Badan Pemerintah di Pusat Indonesia, adalah peraturan tertulis
adalah: yang dibentuk oleh lembaga negara
1. Peraturan Pemerintah, atau pejabat yang berwenang dan
2. Keputusan Presiden, mengikat secara umum. Dalam
3. Instruksi Presiden, praktik penyelenggaraan
4. Peraturan dan Keputusan pemerintahan di Indonesia kita
Menteri, mengenal banyak jenis peraturan
Jurnal Dialog: Vol/Num: VII/I, September 2018 ISSN: 2406-9401
Terindeks: Open Journal System (OJS)/Google Scholar

perundangan-undangan yang sedangkan Peraturan Pemerintah


dikeluarkan oleh Pejabat atau Badan Pengganti Undang-undang dibuat
yang mempunyai wewenang dalam keadaan kegentingan yang
membuat perundang-undangan. memaksa.
Fungsi Aturan Perundang- Fungsi Peraturan Pemerintah
undangan dalam Sistem Hukum adalah pengaturan lebih lanjut
Indonesia adalah sebagai berikut ketentuan dalam undang-undang
Fungsi Undang-undang Dasar, yang tegas-tegas menyebutnya
berfungsi sebagai hukum dasar bagi menyelenggarakan pengaturan lebih
pembentukkan lembaga-lembaga lanjut, ketentuan lain dalam undang-
negara, fungsi, dan hubungannya undang yang mengatur meskipun
antara satu dengan yang lain, tidak tegas-tegas menyebutnya.
mengatur hubungan antara Negara Fungsi Keputusan Presiden
dengan warga negara, dan memuat yang berisi pengaturan adalah
cita-cita serta tujuan Negara, menyelenggarakan pengaturan secara
Ketetapan MPR, pada dasarnya umum dalam rangka
berfungsi mengatur tugas dan penyelenggaraan kekuasaan
wewenang Majelis Permusyawaratan pemerintahan. (sesuai Pasal 4 ayat 1
Rakyat sebagai pemegang kedaulatan UUD 1945), menyelenggarakan
tertinggi dalam Negara Republik pengaturan lebih lanjut ketentuan
Indonesia berdasarkan Undang- dalam Peraturan Pemerintah yang
undang Dasar 1945, tegas-tegas menyebutnya,
Fungsi undang-undang menyelenggarakan pengaturan lebih
adalah menyelenggarakan lanjut ketentuan lain dalam Peraturan
pengaturan lebih lanjut ketentuan Pemerintah meskipun tidak tegas-
dalam Undang-undang Dasar 1945 tegas menyebutkannya.
yang tegas-tegas menyebutnya, Fungsi Keputusan Menteri
pengaturan lebih lanjut secara umum adalah sebagai berikut
aturan dasar lainnya dalam batang menyelenggarakan pengaturan secara
tubuh Undang-undang Dasar 1945, umum dalam rangka
pengaturan Lebih lanjut dari penyelenggaraan kekuasaan
Ketetapan MPR yang tegas-tegas pemerintahan di bidangnya (sesuai
menyebutkan, pengaturan di bidang dengan pasal 17 ayat 1 UUD 1945),
materi Konstitusi, seperti organisasi, menyelenggarakan pengaturan lebih
Tugas dan Wewenang Susunan lanjut ketentuan dalam
Lembaga Tertinggi/Tinggi Keputusan Presiden,
Negara.4.Fungsi Peraturan menyelenggarakan pengaturan lebih
Pemerintah Pengganti Undang- lanjut ketentuan dalam undang-
undang. (PERPU) pada dasarnya undang yang tegas-tegas
sama dengan fungsi dari undang- menyebutnya, menyelenggarakan
undang. Perbedaan keduanya terletak pengaturan lebih lanjut ketentuan
pada Pembuatnya, undang-undang dalam Peraturan Pemerintah yang
dibuat oleh Presiden bersama-sama tegas-tegas menyebutnya.
dengan DPR dalam keadaan normal Fungsi Keputusan Kepala
sedangkan PERPU dibuat oleh Lembaga Pemerintah Non-
Presiden. Perbedaan lainnya adalah Departemen adalah
Undang-undang dibuat dalam menyelenggarakan pengaturan secara
suasana (keadaan) normal, umum dalam rangka
Jurnal Dialog: Vol/Num: VII/I, September 2018 ISSN: 2406-9401
Terindeks: Open Journal System (OJS)/Google Scholar

penyelenggaraan kekuasaan hal, yaitu Setiap bentuk/jenis


pemerintahan di bidangnya, peraturan perundang-undangan
menyelenggarakan pengaturan lebih mempunyai prosedur penyusunannya
lanjut ketentuan dalam Keputusan masing-masing. Penyusunan produk
Presiden. Merupakan delegasian hukum MPR berupa Ketetapan MPR
berdasarkan pasal 17 ayat (1) UUD meliputi persiapan Rancangan
1945. Ketetapan/Keputusan yang disiapkan
Fungsi Keputusan Direktur oleh Badan Pekerja hingga
Jenderal Departemen adalah, dilakukannya pembahasan dalam
menyelenggarakan perumusan Sidang MPR yang mempunyai 4
kebijakan teknis Keputusan Menteri, tingkatan pembahasan/pembicaraan.
menyelenggarakan pengaturan lebih Hal ini diatur khusus dalam
lanjut ketentuan dalam Keputusan Peraturan Tata Tertib MPR.
Menteri. Proses penyusunan undang-
Fungsi Keputusan Badan undang, Perpu dan Peraturan
Negara adalah, menyelenggarakan Pemerintah meliputi: Proses
pengaturan lebih lanjut ketentuan persiapan rancangan Undang-undang,
dalam undang-undang yang Perpu dan Peraturan Pemerintah oleh
mengatribusikan dan Peraturan Pemerintah, lalu pembahasan di
Pemerintah yang bersangkutan, Dewan Perwakilan Rakyat dengan 4
menyelenggarakan secara umum tingkatan, kemudian
dalam rangka penyelenggaraan penandatanganan oleh Presiden, dan
fungsi dan tugasnya. Pengundangan oleh Menteri
Fungsi Peraturan Daerah Sekretaris Negara. Demikian diatur
Diatur dalam pasal 69 dan pasal 70. dalam Keputusan Presiden Nomor
UU no. 22 Tahun 1999, Fungsi 188 Tahun 1998 dan Keputusan DPR
Keputusan Kepala Daerah adalah Nomor 16/DPR-RI/I/1999-2000.
menyelenggarakan pengaturan dalam Proses Penyusunan
rangka pelaksanaan Peraturan Perundang-undangan di Daerah
Daerah yang bersangkutan dan Proses penyusunan peraturan
tugas-tugas pemerintahan. perundang-undangan di Daerah
Fungsi Keputusan Desa termasuk Pemerintahan Desa,
adalah mengatur segala sesuatu yang berdasarkan pada UU Nomor 22
dibutuhkan untuk penyelenggaraan Tahun 1999 tentang Pemerintahan
pemerintahan desa, yang dibuat oleh Daerah. Undang-undang tersebut
Kepala Desa setelah mendapat menunjuk lebih lanjut pada peraturan
persetujuan Badan Perwakilan Desa. Menteri Dalam Negeri untuk
Sedangkan Keputusan Kepala Desa mengatur proses perundang-
berfungsi sebagai pelaksanaan undangan.
peraturan desa dan pelaksanaan Proses penyusunan Peraturan
kebijaksanaan kepala desa dalam Daerah, meliputi Usul inisiatif atau
pemerintahan, pembangunan dan Rancangan Peraturan Daerah
kemasyarakatan di desa. disampaikan kepada Ketua DPRD
Proses Penyusunan untuk selanjutnya diteruskan kepada
Perundang-undangan DiPusat Panitia Musyawarah DPRD untuk
Pembahasan tentang proses menentukan hari atau waktu
penyusunan perundang-undangan di persidangan, Rancangan Peraturan
Pusat dapat disimpulkan beberapa Daerah diperbanyak dan dibagi-
Jurnal Dialog: Vol/Num: VII/I, September 2018 ISSN: 2406-9401
Terindeks: Open Journal System (OJS)/Google Scholar

bagikan kepada anggota DPRD Danpenjelasan Peraturan


selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari Perundang-Undangan
sebelum hari persidangan, Kepala Pasal 1 butir 2 UU Nomor 10
Daerah atau anggota DPRD yang Tahun 2004 tentang Pembentukan
mengusulkan (pemrakarsa), Peraturan Perundang-Undangan
menyampaikan Rancangan Peraturan menyatakan bahwa yang dimaksud
Daerah itu secara resmi pada Sidang dengan Peraturan Perundang-
Pleno DPRD, Para anggota DPRD undangan adalah peraturan tertulis
mengajukan pendapat setuju, yang dibentuk oleh lembaga negara
menolak, atau mengusulkan atau pejabat yang berwenang dan
perubahan atas Rancangan Peraturan mengikat secara umum. Dilihat dari
Daerah itu. sisi materi muatannya, peraturan
Apabila dipandang perlu atas perundang-undangan bersifat
permufakatan Kepala Daerah dengan mengatur (regelling) secara umum
DPRD dapat dibentuk Panitia dan abstrak, tidak konkrit dan
Khusus untuk merumuskan isi individual seperti keputusan
redaksi atau pun bentuk Rancangan penetapan.
Peraturan Daerah. Rancangan Jenis dan hierarki Peraturan
yang telah mendapat persetujuan dari Perundang-Undangan menurut Pasal
DPRD ditandatangani oleh Kepala 7 ayat 1 UU Nomor 10 Tahun 2004
Daerah untuk ditetapkan menjadi adalah Undang-Undang Dasar
Peraturan Daerah dan sebagai Negara Republik Indonesia, Undang-
pernyataan persetujuan dari DPRD, Undang/Peraturan Pemerintah
Ketua DPRD turut serta Pengganti Undang-Undang (Perppu),
menandatangi Peraturan Daerah Peraturan Pemerintah, Peraturan
tersebut. Presiden, dan Peraturan Daerah.
Proses Pembuatan Keputusan Peraturan Daerah terdiri atas
Kepala Daerah, sepenuhnya Peraturan Daerah Provinsi, Peraturan
merupakan wewenang Kepala Daerah Kabupaten/Kota, dan
Daerah yang bersangkutan, Peraturan Desa.
umumnya disiapkan oleh Biro Selain jenis Peraturan
Hukum Pemerintah Daerah setempat. Perundang-Undangan di atas, Pasal 7
Peraturan Desa dibuat oleh Kepala ayat (4) UU Nomor 10 Tahun 2004
Desa dengan musyawarah Badan juga menyatakan bahwa Jenis
Perwakilan Desa, dan tidak perlu Peraturan Perundang-Undangan lain
mendapatkan persetujuan diakui keberadaannya dan
Bupati/Walikota, tetapi wajib mempunyai kekuatan hukum
disampaikan kepadanya selambat- mengikat sepanjang diperintahkan
lambatnya dua minggu setelah oleh Peraturan perundang-Undangan
ditetapkan dengan tembusan kepada yang lebih tinggi.
Camat. Sedangkan Keputusan Pada bagian ini dikemukakan
Kepala Desa dibuat oleh Kepala tentang rangka dasar yang memuat
Desa tanpa perlu persetujuan siapa bagian-bagian penting yang terdapat
pun, fungsinya untuk menjalankan dalam suatu peraturan perundang-
Peraturan Desa. undangan dengan merujuk pada
VI. Rangka Dasar Peraturan ketentuan dalam Lampiran I
Perundang-Undangan Keputusan Presiden Nomor 188
Tahun 1998 tentang Teknik
Jurnal Dialog: Vol/Num: VII/I, September 2018 ISSN: 2406-9401
Terindeks: Open Journal System (OJS)/Google Scholar

Penyusunan Perundang-undangan. Penjelasan Pasal demi Pasal,


Kerangka peraturan perundang- merupakan penjelasan dari pasal-
undangan terdiri atas: pasal peraturan perundang-undangan
1. Judul; yang bersangkutan. Penjelasan pasal
2. Pembukaan; demi pasal hendaknya dirumuskan
3. Batang Tubuh : dengan memperhatikan hal-hal
4. Ketentuan Umum, sebagai berikut, Isi penjelasan tidak
5. Ketentuan yang mengatur bertentangan dengan materi pokok
materi muatan, yang diatur dalam batang tubuh Isi
6. Ketentuan Pidana, penjelasan tidak memperluas atau
7. Ketentuan Peralihan, dan menambah norma yang ada dalam
8. Ketentuan Penutup; batang tubuh, Isi penjelasan tidak
9. Penutup; melakukan pengulangan atas materi
10. Penjelasan (jika diperlukan); pokok yang diatur dalam batang
dan tubuh, Isi penjelasan tidak
11. Lampiran (jika diperlukan) mengulangi uraian kata, istilah, atau
Penjelasan Peraturan pengertian yang telah dimuat di
Perundang-undangan Penjelasan dalam Ketentuan Umum.
merupakan suatu Apabila suatu pasal tidak
penafsiran/penjelasan resmi yang memerlukan penjelasan, hendaknya
dibuat oleh pembentuk peraturan diberikan keterangan “Cukup Jelas”.
perundang-undangan untuk Undang-Undang No. 10 Tahun 2004
mengetahui maksud latar belakang menetapkan Tata Urutan Peraturan
peraturan perundang-undangan itu Perundang-Undangan Republik
diadakan, serta untuk menjelaskan Indonesia. Pada 24 Mei 2004, DPR
segala sesuatu yang dipandang masih dan pemerintah telah menyetujui
memerlukan penjelasan. Naskah Rancangan Undang-Undang tentang
Penjelasan peraturan perundang- Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan, harus disiapkan bersama- Undangan menjadi Undang-
sama dengan Rancangan peraturan Undang (UU No. 10 Tahun 2004).
perundang-undangan yang Undang-Undang ini menegaskan
bersangkutan. Penamaan dari bahwa Pancasila merupakan sumber
Penjelasan suatu peraturan dari segala sumber hukum Negara.
perundang-undangan, ditulis sesuai UUD Negara Republik Indonesia
dengan nama peraturan perundang- Tahun 1945 merupakan hukum dasar
undangan yang dijelaskan. dalam peraturan perundang-
Dalam praktik peraturan undangan.
perundang-undangan di Indonesia Undang-undang ini juga
biasanya mempunyai dua macam memerintahkan untuk menempatkan
Penjelasan yaitu Penjelasan Umum UUD Negara Republik Indonesia
berisi penjelasan yang bersifat umum, Tahun 1945 dalam Lembaran Negara
misalnya latar belakang pemikiran Republik Indonesia. Penempatan
secara sosiologis, politis, budaya, UUD Negara Republik Indonesia
dan sebagainya, yang menjadi Tahun 1945 dalam Lembaran Negara
pertimbangan bagi pembentukan Republik Indonesia tidak merupakan
peraturan perundang-undangan dasar pemberlakuannya. Disamping
tersebut. itu, diatur mengenai jenis dan
hierarki peraturan perundang-
Jurnal Dialog: Vol/Num: VII/I, September 2018 ISSN: 2406-9401
Terindeks: Open Journal System (OJS)/Google Scholar

undangan (Pasal 7). Mendasarkan hukum tentunya membutuhkan asas


pendapat Lili Rasidji, dalam atau dasar dalam merealisasikan asas
pelaksanaan perundangundangan equality before the law tersebut.
yang bertujuan untuk pembaharuan Konsep pembentukan peraturan
itu dapat berjalan sebagaimana perundang-undangan yang baik harus
mestinya, hendaknya perundang- sesuai dengan asas-asas
undangan yang dibentuk itu sesuai pembentukan peraturan perundang-
dengan apa yang menjadi inti undangan yang telah ditetapkan
pemikiran aliran sociological sebelumnya oleh undang-undang.
Jurisprudence yaitu hukum yang baik Asasasas pembentukan peraturan
hendaknya sesuai dengan hukum perundang-undangan merupakan
yang hidup di dalam masyarakat.10 asas yang digunakan dalam
Konsep pembentukan membentuk suatu aturan perundang-
peraturan perundangundangan di undangan. Untuk selanjutnya, konsep
Indonesia meliputi beberapa konsep pembentukan perundang-undangan
yaitu konsep pembentukan peraturan dibentuk oleh pemegang kekuasaan
perundang-undangan harus sesuai yang sah, yang dipilih oleh rakyat
dengan konsep Negara Hukum secara demokrasi.
Pancasila. Konsep Negara Hukum Daftar Pustaka
Pancasila merupakan konsep dasar Undang-Undang Nomor 12 Tahun
pembentukan peraturan 2011 tentang Pembentukan
perundangundangan di Indonesia, Peraturan Perundang-
karena Pancasila merupakan undangan.
Grundnorm bagi bangsa Indonesia. Buku:
Selain itu, konsep pembentukan Asshiddiqie, Jimly dan M. Ali Safaat,
peraturan perundang-undangan yang 2006, Teori Hans Kelsen
baik harus mengedepankan tentang Hukum, Jakarta:
perlindungan HAM terutama Sekretariat Jenderal dan
perlindungan hak dalam memperoleh Kepaniteraan Mahkamah
keadilan. Konstitusi RI.
Kesimpulan Attamimi, A. Hamid S., 1990,
Konsep pembentukan “Peranan Keputusan Presiden
peraturan perundangundangan yang Republik Indonesia dalam
baik harus mengedepankan Penyelenggaraan
persamaan di hadapan hukum sesuai Pemerintahan Negara: Studi
dengan asas equality before the law. Analisis mengenai Keputusan
Persamaan di hadapan hukum Presiden yang Berfungsi
merupakan hak bagi manusia dalam Pengaturan dalam Kurun
memperoleh keadilan hukum. Waktu PELITA I-PELITA
Persamaan di hadapan hukum IV”, Disertasi Doktor, Jakarta,
berfungsi sebagai tolak ukur Universitas Indonesia.
persamaan hak dalam memperoleh Kusumaatmadja, Mochtar, 2000,
keadilan tanpa memandang Pengantar Ilmu Hukum:
kedudukan dan derajat seseorang. Suatu Pengenalan Pertama
Kedudukan yang sama di hadapan Ruang Lingkup Berlakunya
Ilmu Hukum, Buku I,
10
Lili Rasjidi dan Ira Thania Bandung: Alumni.
Rasjidi, Pengantar Filsafat Hukum, Mandar
Maju, Bandung, 2002, h. 74.
Jurnal Dialog: Vol/Num: VII/I, September 2018 ISSN: 2406-9401
Terindeks: Open Journal System (OJS)/Google Scholar

Mahmutarom HR., tanpa tahun, Undangan: Jenis, Fungsi, dan


Rekontruksi Konsep Keadilan, Materi Muatan, Yogyakarta:
Semarang: Badan Penerbit Kanisius.
Undip. Vlies, Van de, 1987, Handboek
Rahardjo, Sajipto, 2006, Sisi-Sisi Wetgeving, Zwolle: Tjeenk
Lain dari Hukum di Indonesia, Willink.
Jakarta: Penerbit Buku Hamid S. Attamimi, Peranan
Kompas. Keputusan Presiden Republik
Rasjidi, Lili dan Ira Thania Rasjidi, Indonesia dalam
2002, Pengantar Filsafat Penyelenggaraan
Hukum, Bandung: Mandar Pemerintahan Negara,
Maju. Sidharta, Bernard Arief, Maria Farida Indrati, S., Ilmu
2010, Ilmu Hukum Indonesia, Perundang-undangan, Jenis,
Bandung: FH Unika Fungsi, dan Materi Muatan,
Parahyangan. Jakarta: Kanisius, hlm,
Sjarif, Amiroedin, 1997, Perundang- Hestu Cipto Handoyo. 2008. Prinsip-
undangan Dasar: Jenis dan Prinsip Legal Drafting dan
Teknik Membuatnya, Jakarta: Desain Naskah Akademik.
Rineka Cipta. Yogyakarta: Penerbit
Soekanto, Soerjono dan Purnadi Universitas Atma Jaya
Purbacaraka, 1993, Perihal Yogyakarta. Hlm,
Kaidah Hukum, Bandung: I.C. van der Vlies, Het wetsbegrip en
Citra Aditya Bakti. beginselen van behoorlijke
Soeprapto, Maria Farida Indrati, regelgeving, ’s-Gravenhage:
2010, Ilmu Perundang- Vuga 1984.

Anda mungkin juga menyukai