Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM
“SUMBER AJARAN ISLAM (AL-QUR’AN)”

KELOMPOK 1:
1. DENIS MAHASTIKA (23130210084)
2. LIA FITRIAH (23130210069)
3. NILAM AGUS T (23130210070)

UNIVERSITAS MOCHAMMAD SROEDJI


JEMBER
FAKULTAS EKONOMI
SUMBER AJARAN ISLAM (AL-QUR’AN)

Al-Qur’an adalah sumber ajaran islam yang pertama, memuat kumpulan wahyu Allah swt.
Yang disampaikan kepada nabi Muhammad SAW. Di antara kandungan isinya ialah
peraturan hidup untuk mengatur kehidupan manusia, dan hubungannya dengan alam serta
makhluk-Nya.

W.J.S. Poerwadarminta, memberikan arti kata Al-Qur’an dengan kitab suci umat Islam yang
berisi firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantaraan
Malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman bagi
umat manusia.

Zakiah Daradjat, memberikan pengertian Al-Qur’an sebagai berikut:” Al-Qur’an ialah firman
Allah berupa wahyu yang disampaikan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Di
dalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek
kehidupan melalui ijtihad

Berikut isi kandungan Al Quran:

1. Akidah dan Tauhid

Isi kandungan Al Quran pertama yakni tentang akidah. Secara etimologi akidah berarti
kepercayaan atau keyakinan. Bentuk jamak Akidah (‘Aqidah) adalah aqa’id. Akidah juga
disebut dengan istilah keimanan. Orang yang berakidah berarti orang yang beriman
(Mukmin). Akidah secara terminologi didefnisikan sebagai suatu kepercayaan yang harus
diyakini dengan sepenuh hati, dinyatakan dengan lisan dan dimanifestasikan dalam bentuk
amal perbuatan. Akidah Islam adalah keyakinan berdasarkan ajaran Islam yang bersumber
dari Al Quran dan hadits. Seorang yang menyatakan diri berakidah Islam tidak hanya cukup
mempercayai dan meyakini keyakinan dalam hatinya, tetapi harus menyatakannya dengan
lisan dan harus mewujudkannya dalam bentuk amal perbuatan (amal shalih) dalam
kehidupannya sehari-hari. Inti pokok ajaran akidah adalah masalah tauhid, yakni keyakinan
bahwa Allah Maha Esa. Setiap Muslim wajib meyakini ke-Maha Esa-an Allah. Orang yang
tidak meyakini ke-Maha Esa-an Allah Swt. berarti ia kafir, dan apabila meyakini adanya
Tuhan selain Allah SWT dinamakan musyrik. Dalam akidah Islam, di samping kewajiban
untuk meyakini bahwa Allah SWT itu Esa, juga ada kewajiban untuk meyakini rukun-rukun
iman yang lain. Tidak dibenarkan apabila seseorang yang mengaku berakidah/beriman
apabila dia hanya mengimani Allah saja, atau meyakini sebagian dari rukun iman saja.
Rukun iman yang wajib diyakini tersebut adalah: iman kepada Allah SWT, iman kepada
malaikat-malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul-Rasul, iman
kepada hari akhir, dan iman kepada Qadla’ dan Qadar. Al Quran banyak menjelaskan tentang
pokok-pokok ajaran akidah yang terkandung di dalamnya, di antaranya Surat Al Ikhlas 1-4:
)4( ‫) َو َلْم َيُك ْن َلُه ُكُفًو ا َأَح ٌد‬3( ‫) َلْم َيِلْد َو َلْم ُيوَلْد‬2( ‫) ُهَّللا الَّص َم ُد‬1( ‫ ُقْل ُهَو ُهَّللا َأَح ٌد‬Katakanlah, "Dialah Allah,
Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada
beranak dan tiada pula-diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”
(QS. Al Ikhlas: 1-4)

2. Ibadah

Isi Kandungan Al Quran berikutnya yakni masalah ibadah. Ibadah berasal dari kata 'abada-
ya'budu-'abadan artinya mengabdi atau menyembah. Yang dimaksud ibadah adalah
menyembah atau mengabdi sepenuhnya kepada Allah SWT dengan tunduk, taat dan patuh
kepada-Nya. Ibadah merupakan bentuk kepatuhan dan ketundukan yang ditimbulkan oleh
perasaan yakin terhadap kebesaran Allah SWT, sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak
disembah. Karena keyakinan bahwa Allah Swt. mempunyai kekuasaan mutlak. Dalam Al
Quran dijelaskan bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia tidak lain adalah untuk beribadah
kepada Allah Swt. Firman Allah SWT: ‫" َو َم ا َخ َلْقُت اْلِج َّن َو اِاْل ْنَس ِااَّل ِلَيْعُبُد ْو ِن‬Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. Adz
Dzariyaat [51] : 56). Manusia harus menyadari bahwa dirinya ada karena diciptakan oleh
Allah SWT. Karena itu, manusia harus sadar bahwa dia membutuhkan Allah SWT, dan
kebutuhan terhadap Allah WT. Hal itu diwujudkan dengan bentuk beribadah kepada-Nya.
Ibadah dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah.
Ibadah mahdhah artinya ibadah khusus yang tata caranya sudah ditentukan, seperti: shalat,
puasa, zakat dan haji. Sedangkan ibadah ghairu mahdhah artinya ibadah yang bersifat umum,
tata caranya tidak ditentukan secara khusus, yang bertujuan untuk mencari ridha Allah SWT,
misalnya: silaturrahim, bekerja mencari rizki yang halal diniati ibadah, belajar untuk
menuntut ilmu, dan sebagainya.

3. Akhlak

Isi kandungan Al Quran berikutnya memuat tentang akhlak. Ditinjau dari segi etimologi,
Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluq (yang berarti perangai, tingkah laku, tabiat,
atau budi pekerti. Dalam pengertian terminologis, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam
jiwa manusia yang muncul spontan dalam tingkah laku hidup sehari-hari. Dalam konsep
bahasa Indonesia, akhlak semakna dengan istilah etika atau moral. Akhlak merupakan satu
fundamen penting dalam ajaran Islam, sehingga Rasulullah SAW menegaskan dalam sebuah
hadis bahwa tujuan diutusnya Nabi SAW adalah untuk memperbaiki dan menyempurnakan
akhlak mulia. ‫ ِإَّنَم ا ُبِع ْثُت ُألَتِّم َم َم َك اِر َم اَألْخ َالق‬Rasulullah saw. bersabda: “Bahwasanya aku diutus
untuk menyempurnakan akhlak yang baik. (HR. Ahmad). Nabi Muhammad SAW adalah
model dan suri tauladan bagi umat dalam bertingkah laku dengan akhlak mulia (karimah). Al
Quran merupakan sumber ajaran tentang akhlak mulia itu. Dan beliau merupakan manusia
yang dapat menerapkan ajaran akhlak dari al-Qur’an tersebut menjadi kepribadian Nabi
SAW. Sehingga wajarlah ketika Aisyah Ra. ditanya oleh seorang sahabat tentang akhlak Nabi
SAW, lalu Aisyah ra menjawab dengan menyatakan akhlan Nabi yakni Al Quran. ‫َك اَن ُخ ُلُقُه‬
‫ اْلُقْر آَن‬Akhlak Nabi SAW adalah Al Quran. Yakni sebagaimana yang terdapat di dalam Al
Quran. Ayat-ayat al-Qur’an yang menyatakan tentang ajaran akhlak Nabi Muhammad SAW
antara lain adalah : ‫َلَقْد َك اَن َلُك ْم ِفْي َر ُسْو ِل ِهّٰللا ُاْس َو ٌة َح َس َنٌة ِّلَم ْن َك اَن َيْر ُجوا َهّٰللا َو اْلَيْو َم اٰاْل ِخَر َو َذ َك َر َهّٰللا َك ِثْيًر ۗا‬
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak
mengingat Allah Swt.” (QS. al-Ahzab [33]: 21). ‫“ َو ِاَّنَك َلَع ٰل ى ُخ ُلٍق َع ِظ ْيٍم‬Dan sesungguhnya engkau
benar-benar, berbudi pekerti yang luhur.” (QS. al-Qalam [68]: 4).

4. Hukum

Isi kandungan Al Quran lainnya yakni tentang Hukum. Dalam Islam, hukum sebagai salah
satu isi pokok ajaran Al Quran berisi kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan dasar dan
menyeluruh bagi umat manusia. Tujuannya adalah untuk memberikan pedoman kepada umat
manusia agar kehidupannya menjadi adil, aman, tenteram, teratur, sejahtera, bahagia, dan
selamat di dunia maupun di akhirat kelak. Sebagai sumber hukum ajaran Islam, Al Quran
banyak memberikan ketentuan-ketentuan hukum yang harus dijadikan pedoman dalam
menetapkan hukum baik secara global (mujmal) maupun terperinci (tafsil). Beberapa ayat-
ayat Al Qur an yang berisi ketentuan hukum antara lain adalah : ‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ِاَّنَم ا اْلَخ ْم ُر َو اْلَم ْيِس ُر‬
‫“ َو اَاْلْنَص اُب َو اَاْلْز اَل ُم ِر ْج ٌس ِّم ْن َع َمِل الَّشْيٰط ِن َفاْج َتِنُبْو ُه َلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحْو َن‬Wahai orang-orang yang beriman!
Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib
dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah
(perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.” (QS. al-Maidah [5]: 90) Ketentuan-
ketentuan hukum lain yang dijelaskan dalam ayat-ayat Al Quran adalah meliputi : a. Hukum
perkawinan, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Baqarah [2]: 221; QS. al-Maidah [5]: 5;
QS.an-Nisa’ [4]: 22-24; QS.an-Nur [24]: 2; QS. alMumtahanah [60]:10-11. b. Hukum waris,
antara lain dijelaskan dalam QS. an-Nisa’ [4]: 7-12 dan 176, QS. al-Baqarah [2]:180; QS. al-
Maidah [5]:106 c. Hukum perjanjian, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Baqarah [2]: 279,
280 dan 282; QS. al-Anfal [8]: 56 dan 58; QS. at-Taubah [4]: 4 d. Hukum pidana, antara lain
dijelaskan dalam QS. al-Baqarah [2]: 178; QS. anNisa’ [4]: 92 dan 93; QS. al-Maidah [5]: 38;
QS. Yanus [10]: 27; QS. al-Isra’ [17]: 33; QS. asy-Syu’ara [26]: 40 e. Hukum perang, antara
lain dijelaskan dalam QS. al-Baqarah [2]: 190-193; QS. al-Anfal [8]: 39 dan 41; QS. at-
Taubah [9]: 5,29 dan 123, QS. al-Hajj [22]: 39 dan 40 f. Hukum antarbangsa, antara lain
dijelaskan dalam QS. al-Hujurat [49]: 13

5. Sejarah atau Kisah Umat Masa Lalu

Isi kandungan Al Quran berikutnya tentang sejarah atau kisah umat pada masa lalu. Sejarah
atau kisah-kisah tersebut bukan hanya sekedar cerita atau dongeng semata, tetapi
dimaksudkan untuk menjadi ‘ibrah (pelajaran) bagi umat Islam. Ibrah tersebut kemudian
dapat dijadikan dapat menjadi petunjuk untuk dapat menjalani kehidupan agar senantiasa
sesuai dengan petunjuk dan keridhaan Allah SWT. ‫َلَقْد َك اَن ِفْي َقَصِص ِه ْم ِع ْبَر ٌة ُاِّلوِلى اَاْلْلَباِۗب َم ا َك اَن َحِد ْيًثا‬
‫“ ُّيْفَتٰر ى َو ٰل ِكْن َتْص ِد ْيَق اَّلِذ ْي َبْيَن َيَد ْيِه َو َتْفِص ْيَل ُك ِّل َش ْي ٍء َّوُهًدى َّوَر ْح َم ًة ِّلَقْو ٍم ُّيْؤ ِم ُنْو َن‬Sungguh, pada kisah-kisah
mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (al-Qur’an) itu bukanlah
cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan
segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS.
Yusuf [12]: 111). Ayat-ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang sejarah atau kisah umat
terdahulu antara lain: )37( ‫َو َقْو َم ُنوٍح َلَّم ا َك َّذ ُبوا الُّر ُس َل َأْغ َر ْقَناُهْم َو َجَع ْلَناُهْم ِللَّناِس آَيًة َو َأْعَتْد َنا ِللَّظاِلِم يَن َع َذ اًبا َأِليًم ا‬
)39( ‫) َو ُك ال َض َر ْبَنا َلُه األْم َثاَل َو ُك ال َتَّبْر َنا َتْتِبيًرا‬38( ‫“ َو َعاًدا َو َثُم وَد َو َأْص َح اَب الَّرِّس َو ُقُروًنا َبْيَن َذ ِلَك َك ِثيًرا‬Dan (telah
Kami binasakan) kaum Nuh ketika mereka mendustakan para rasul. Kami tenggelamkam
mereka dan Kami jadikan (cerita) mereka itu pelajaran bagi manusia. Dan Kami telah
sediakan bagi orang-orang zalim azab yang pedih; Dan (telah Kami binasakan) kaum ‘Ad dan
Samud dan penduduk Rass serta banyak (lagi) generasi di antara (kaum-kaum) itu. Dan
masing-masing telah Kami jadikan perumpamaan dan masing-masing telah Kami hancurkan
sehancur-hancurnya.” (QS. al-Furqan [25]: 37-39)

6. Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan (Sains) dan Teknologi

Isi kandungan Al Quran terakhir adalah memuat ilmu pengetahuan dan teknologi. Al Quran
juga disebut dengan kitab suci ilmiah. Banyak ayat yang memberikan isyaratisyarat ilmu
pengetahuan (sains) dan teknologi yang bersifat potensial untuk kemudian dapat
dikembangkan guna kemaslahatan dan kesejahteraan hidup manusia. Allah SWT yang Maha
memberi ilmu telah mengajarkan kepada umat manusia untuk dapat menjalani hidup dan
memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik. Al Qur an menekankan betapa pentingnya
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal itu diisyaratkan pada saat ayat Al Quran
untuk pertama kalinya diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yaitu QS. al-‘Alaq: 1-5. ‫اْقَر ْأ‬
)5( ‫) َع َّلَم اِإْل ْنَس اَن َم ا َلْم َيْع َلْم‬4( ‫) اَّلِذ ي َع َّلَم ِباْلَقَلِم‬3( ‫) اْقَر ْأ َو َر ُّبَك اَأْلْك َر ُم‬2( ‫) َخ َلَق اِإْل ْنَس اَن ِم ْن َع َلٍق‬1( ‫ِباْس ِم َر ِّبَك اَّلِذ ي َخ َلَق‬
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang
mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya. (QS. Al-'Alaq: 1-5). Ayat yang pertama kali diturunkan tersebut diawali
dengan perintah untuk membaca. Membaca adalah satu faktor terpenting dalam proses belajar
untuk menguasai suatu ilmu pengetahuan. Ini mengindikasikan bahwa Al Quran menekankan
betapa pentingnya membaca dalam upaya mencari dan menguasai ilmu pengetahuan. Al
Quran banyak mendorong umat manusia untuk menggali, meneliti dan mengembangkan
isyarat-isyarat ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kepentingan dan kesejahteraan
hidupnya. Isyarat-isyarat ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut di antara berkenaan
dengan ilmu kedokteran, farmasi, pertanian, matematika, fisika, kimia, biologi, ilmu anatomi
tubuh, teknologi perkepalan, teknologi pesawat terbang, dan lain sebagainya. Islam telah
melahirkan banyak cendekiawan muslim yang telah berhasil menemukan berbagai bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi berkat ketelitian mereka dalam menggali isyarat ilmu
pengetahuan dalam al-Qur’an. Di antara cendekiawan-cendekiawan muslim tersebut ialah:
Ibnu Rusyd, Al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Maskawaih, Al-Khawarizmi, dan lain-lain. Bahkan
penemuan-penemuan ilmu pengetahuan yang mereka hasilkan telah banyak mengilhami
bangsa barat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang
berkembang hingga saat ini.

Alquran tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dan Tuhannya, namun juga
mengatur hubungan antar manusia juga manusia dengan alam. Dalam kehidupan manusia,
Alquran memiliki beberapa fungsi, seperti yang berikut ini :

1. Sebagai “Al Huda” (Petunjuk)


Alquran bisa dijadikan sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa dan juga beriman.
Tidak hanya itu, namun Alquran juga bisa dijadikan sebagai petunjuk bagi manusia yang
hidup di dunia.

2. Sebagai “Al Furqon” (Pemisah)

Alquran berperan juga sebagai pemisah antara mana yang haq dan mana yang batil. Artinya,
Alquran bisa dijadikan sebagai pembeda antara mana yang benar dan mana yang salah.
Dalam Alquran dijelaskan mana yang buruk yang tidak boleh dilakukan dan mana hal yang
baik dan boleh dilakukan.

3. Sebagai “Asy Syifa” (Obat)

Alquran bisa dijadikan sebagai obat untuk penyakit mental dan juga penyakit hati. Dalam hal
ini, isi dari dalam Alquran seperti halnya petunjuk di dalamnya sebaiknya diamalkan agar
bisa memberikan pencerahan bagi mereka yang menjalankannya.

4. Sebagai “Al Mau’izah” (Nasehat)

Alquran juga berperan sebagai nasehat yang di dalamnya terdapat nasihat, pengajaran,
peringatan mengenai kehidupan untuk orang-orang yang beriman dan berjalan di jalan Allah.
Adapun nasehat yang terdapat di dalam Alquran bisanya memiliki kaitan dengan peristiwa
yang bisa dijadikan sebagai pelajaran untuk manusia yang hidup setelahnya.

Fungsi dan peranan Alquran sangat beragam dan bisa dijadikan sebagai pedoman bagi umat
Islam hingga manusia secara umum dalam menjalankan kehidupannya.

Peran Alquran Bagi Petunjuk Hidup Umat Manusia

Alquran merupakan dasar hukum bagi umat islam sekaligus sumber syariat yang memiliki
manfaat di dalamnya. Nabi Muhammad sebagai rasul yang dipercaya untuk menerima
Alquran memiliki tugas dalam menyampaikan, menafsirkan, dan juga mengamalkan Alquran.

Peran Alquran sebagai petunjuk bagi umat manusia cukup beragam karena tidak hanya
berperan sebagai pedoman untuk hidup, namun juga berisi dengan ilmu-ilmu yang
bermanfaat di dalamnya.
1. Peran Alquran untuk Kehidupan Manusia

Hingga sekarang, Alquran masih terjaga keasliannya dan dibukukan ke dalam bahasa Arab.
Meski demikian, Alquran juga sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Sebagai
pedoman dalam menjalankan kehidupan, Alquran memiliki peran yang cukup beragam bagi
kehidupan manusia, seperti yang berikut ini :

 Menjelaskan masalah yang terjadi pada umat sebelumnya


 Penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya
 Memantapkan iman Islam
 Tuntutan dalam menjalankan kehidupan
Dengan peran di atas, Alquran bisa dijadikan sebagai pedoman agar umat bisa kembali ke
jalan yang benar dan jauh dari kegelapan.

2. Peran Alquran Sebagai Sumber Ilmu

Berperan juga sebagai sumber ilmu seperti yang berikut ini: :

 Ilmu hukum
 Ilmu sejarah Islam
 Ilmu tentang pendidikan agama Islam
 Ilmu Tauhid
 Ilmu Hukum
Alquran dibagi menjadi 30 bagian atau yang disebut juga dengan juz. Pedoman bagi umat
manusia ini terdiri dari 114 surah dengan surah pendek serta surah panjang di dalamnya.

Mukjizat Alquran berlangsung sejak Alquran itu diwahyukan kepada Rasulullah saw. Dalam
sejarah banyak dicatat usaha-usaha orang Arab untuk menandingi Alquran sebagaimana
dilakukan oleh Musailamah bin Habib yang dikenal dengan nama Musailamah al-Kazzab
dariBani Hanifah, salah satu suku terbesar dijazirah Arabdengan wilayah domisili
diYamamah. Namun usahanya tidak membuahkan hasil apa-apa

Mukjizat Alquran adalah suatu hal atau peristiwa luar biasa pada Alquran yang terjadi
melalui nabi Muhammad SAW, sebagai bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada orang
yang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal yang serupa, namun mereka tidak
mampu melayani tantangan tersebut. Adapun ilmu yang mempelajari kemukjizatan Alquran
dinamai “Ilmu I’jazil Quran”.

Para ulama berbeda pendapat tentang aspek-aspek yang dikaji dalam “I’jazil Quran”, namun
jika disimpulkan meliputi aspek kebahasaan, aspek berita-berita ghaib, aspek hukum
(syari’at), dan aspek ilmu pengetahuan. Ulama yang memulai kajian ini adalah al-Jahiz (w.
225 H) dalam bukunya Nazhm al-Quran dan Abu Abdillah Muhammad bin Yazid al-Wasithi
(w. 306 H) dalam bukunya I’jaz al-Quran, lalu tokoh-tokoh dari kalangan Muktazilah antara
lain Abu Ishaq Ibrahim bin Sayyar Al-Nazhzham dengan mengajukan konsep “Shirfah” yang
mengatakan bahwa kemukjizatan Alquran itu pada faktor di luar Al-Qur’an, yaitu
keikutsertaan Allah dalam melindungi keotentikan dan purifikasi Al-Qur’an. Menurut konsep
ini sejatinya orang Arab mampu menandingi Alquran, tetapi Allah SWT memalingkan
kemampuan itu (sharfah), sehingga mereka tidak bisa menandinginya.

Konsep tersebut mendapat tantangan dari ulama lainnya, antara lain al-Khattabi. Ia
berpendapat bahwa mukjizat Alquran terletak pada Alqurannya itu sendiri baik dari gaya
bahasanya maupun isi kandungannya. Perdebatan ini sangat menarik untuk dikaji sehingga
melahirkan berbagai ilmu pengetahuan.

Aspek kemukjizatan Alquran lainnya yang sekarang banyak dibicarakan adalah kemukjizatan
dalam aspek ilmu pengetahuan. Alquran adalah kitab yang mengandung kebenaran dalam
berbagai bidang ilmu khususnya sains, yang pada saat diturunkannya, ilmu-ilmu tersebut
belum ditemukan, sehingga pada waktu itu masih berada diluar kemampuan manusia untuk
mengungkapnya. Pada masa sekarang dengan banyak hasil penelitian yang seuai dengan
isyarat-isyarat Alquran menunjukkan tentang kemukjizatan Alquran. Isyarat-isyarat tersebut
bersifat global

Kajian tentang kemukjizatan Alquran dalam bidang ilmu pengetahuan bukan dalam kerangka
menjustifikasi hasil penelitian ilmiah dengan ayat-ayat Alquran, juga tidak untuk
memaksakan penafsiran Alquran hingga seolah-olah berkesesuaian dengan temuan ilmiah.
Kajiannya berangkat dari kesadaran bahwa Alquran bersifat mutlak, sedang penafsirannya,
baik dalam perspektif tafsir maupun perspektif ilmu pengetahuan, bersifat relatif.

Akhir-akhir ini banyak diberitakan penemuan-penemuan ilmiah yang ada relevansinya


dengan mukjizat Alquran, antara lain dilakukan kelompok peneliti Jepang yang meneliti
bahan zat methalonids. Zat protein yang dikeluarkan oleh otak manusia dan hewan dengan
porsi yang sedikit mengandung bahan belerang, oleh sebab itu bahan tersebut memungkinkan
larut dengan sangat mudah bersama zinc, besi dan posfor.Zat methalonids sangat penting bagi
tubuh manusia dan dapat mengurangi kolesterol. Selain itu, zat ini juga berguna untuk
menguatkan jantung dan memperkuat sistem pernapasan.

Zat methalonids diproduksi dalam jumlah yang lebih banyak setelah usia 15 tahun hingga 35
tahun. Setelah usia ini hingga usia 60 tahun, produksi zat ini akan berkurang kembali.
Dengan demikian, zat methalonids termasuk zat langka dalam tubuh manusia. Dalam tubuh
binatang, zat ini juga ditemukan sangat sedikit.

Sebuah tim ilmuwan Jepang mencari zat ajaib ini yang memiliki efek terbesar dalam
menghilangkan gejala penuaan. Mereka menemukannya hanya pada dua jenis tanaman (buah
tin dan zaitun), yang sudah disebutkan dalam al-Quran sejak berabad-abad lalu.

wat-tīni waz-zaitụn, wa ṭụri sīnīn wa hāżal-baladil-amīn

Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun, dan demi bukit Sina dan demi kota (Mekah) ini yang
aman (al-Tin: 1-4)

Menurut riset, ditemukan bahwa jika salah satu dari dua buah tersebut dikonsumsi secara
sendiri-sendiri tidak membuahkan efek yang diharapkan. Namun setelah dilakukan uji coba
berulang kali ternyata jika satu biji buah tin dicampur dengan enam biji buah zaitun,
menimbulkan hasil sesuai yang diharapkan.

Pada saat yang hampir bersamaan Doktor Toha Ibrahim Khalifah, sarjana berkebangsaan
Saudi , meneliti penggunaan kata “tin” dan “zaitun” dalam al-Quran. Ia menemukan kata
“tin” disebutkan sebanyak satu kali dan kata “zaitun” secara tegas sebanyak enam kali dan
satu kali secara implisit. Lantas ia mengirimkan seluruh informasi dari al-Quran tersebut
kepada para peneliti Jepang. Mereka menyatakan keislamannya setelah hasil penelitian itu.

Di samping itu ada lagi ilmuwan dari Jepang Toshihiko Izutsu (1914-1993). Ia dilahirkan dan
dibesarkan dalam suasana agama Zen yang sangat kental. Ayahnya seorang pemimpin agama
Zen yang sangat militan dan ketat dalam mendidik dan menanamkan penghayatan terhadap
agam Zen
Prof.Dr. Toshihiko Izutsu telah meniliti Alquran dengan metode Semantik. Semantik
kebahasaan adalah kajian tentang makna yang digunakan untuk memahami ekspresi manusia
melalui bahasa. Menurutnya, semantik bukanlah analisis sederhana terhadap struktur bentuk
kata maupun kajian terhadap makna asli yang melekat pada bentuk kata tersebut –analisis
etimologis–, tetapi –lebih penting lagi– sebagai kajian analitik terhadap istilah-istilah kunci
suatu bahasa dengan suatu pandangan yang akhirnya sampai pada pengertian konseptual
“weltanschauung” atau pandangan dunia masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut.

Melalui kajian semantik yang dikembangkannya banyak diksi atau kosa kata dalam Alquran
menjadi terang benderang pemahamannya. Banyak sekali mahasiswa dan para peneliti yang
menggunakan metode Semantik Toshiko Izutsu dalam penelitiannya sehingga menghasilkan
ratusan atau mungkin ribuan karya ilmiah mulai skripsi, tesis, disertasi dan karya ilmiah
lainnya.

Ia sendiri berhasil menulis bebrapa buku tentang kajian semantik Alquran antara lain:
Reading the Qur’an (1983), God and Man in The Koran: Semantic of The Koranic
Weltanschauung, The Structure of Ethical Terms in The Koran: A study in Semantic.

Berdasarkan informasi dari Prof.Dr.Muhammad al-Tahir al-Misawi, dosen Universitasi Islam


Internasional Malaysia dan beberapa murid Izutsu, mereka menyebutkan bahwa di akhir
hayatnya ia memeluk agam Islam dengan nama Mukhtar.

Saya punya keyakinan, semakin banyak penemuan-peenemuan yang dihasilkan oleh


perkembangan ilmu pengetahuan, maka akan semakin menguatkan kemukjizatan Alquran”.

Anda mungkin juga menyukai