Anda di halaman 1dari 2

Surah Al-Ikhlas

Surah Al-Ikhlas (Arab:‫اإلخالص‬, "Memurnikan Keesaan Allah") adalah salah satu surah di
dalam al-Qur'an yang isi ayatnya membahas mengenai konsep ketuhanan dan keesaan Allah.
[3]
Di dalam Al-Qur'an, Surah Al-Ikhlas berada pada urutan ke-112. Surah ini tergolong surah
Makkiyah atau diturunkan di kota Makkah terdiri atas 4 ayat dan pokok isinya adalah
menegaskan keesaan Allah sembari menolak segala bentuk penyekutuan terhadap-Nya.
Kalimat inti dari surah ini, "Allahu ahad, Allahus shamad" (Allah Maha Esa, Allah tempat
bergantung), sering muncul dalam uang dinar emas pada zaman Kekhalifahan dahulu.
Sehingga, kadang kala kalimat ini dianggap sebagai slogan negara Khilafah Islamiyah,

Asbabun Nuzul
Ada beberapa hadits yang menjelaskan Asbabun Nuzul surah ini yang mana seluruhnya
mengacu pada inti yang sama yaitu jawaban atas permintaan penggambaran sifat-sifat Allah
di mana Allah itu Esa (Al-Ikhlas 112:1), segala sesuatu tergantung pada-Nya (Al-Ikhlas
112:2), tidak beranak dan diperanakkan (Al-Ikhlas 112:3), dan tidak ada yang setara dengan
Dia (Al-Ikhlas 112:4).

Dilihat dari peristiwa paling pertama, Abdullah bin Mas'ud meriwayatkan bahwa sekelompok
Bani Quraisy pernah meminta Nabi Muhammad untuk menjelaskan leluhur Allah dan
kemudian turun surah ini. Riwayat lain bersumber dari Ubay bin Ka'ab dan Jarir bin Abdillah
yang menyebutkan bahwa kaum Musyrikin berkata kepada Nabi Muhammad, "Jelaskan
kepada kami sifat-sifat Tuhanmu." Kemudian turun surah ini untuk menjelaskan permintaan
itu.[4] Dalam hadits ini, hadits yang bersumber dari Jarir bin Abdullah dijadikan dalil bahwa
surah ini Makkiyah. Selain itu dari Ibnu Abbas dan Sa'id bin Jubair menyebutkan bahwa
kaum Yahudi yang diantaranya Kab bin Ashraf dan Huyayy bin Akhtab datang menemui
Nabi dan bertanya hal yang sama dengan hadits pertama, kemudian turun surah ini.[5] Dalam
hadits ini Sa'id bin Jubair menegaskan bahwa surah ini termasuk Madaniyah. Dan juga
riwayat Qatadah menyebutkan Nabi Muhammad didatangi kaum Ahzab (Persekutuan antara
kaum Bani Quraisy, Yahudi Madinah, Bani Ghatafan dari Thaif dan Munafiqin Madinah dan
beberapa suku sekitar Makkah) yang juga menanyakan gambaran Allah dan diikuti dengan
turunnya surah ini.

Karena adanya berbagai sumber yang berbeda, status surah ini Makkiyah atau Madaniyah
masih dipertanyakan dan seolah-olah sumber-sumbernya tampak kotradiksi satu-sama lain.
Menurut Abul A'la Maududi, dari hadits-hadits yang meriwayatkannya, dilihat dari peristiwa
yang paling awal terjadi, surah ini termasuk Makkiyah. Peristiwa yang pertama terjadi yaitu
pada periode awal Islam di Mekkah yaitu ketika Bani Quraisy menanyakan leluhur Allah.
Kemudian peristiwa berikutnya terjadi di Madinah di mana orang Nasrani atau orang Arab
lain menanyakan gambaran Allah dan kemudian turun surah ini. Menurut Madudi, sumber-
sumber yang berlainan tersebut menujukkan bahwa surah itu diturunkan berulang-ulang. Jika
di suatu tempat ada Nabi Muhammad dan ada yang mengajukan pertanyaan yang sama
dengan peristiwa sebelumnya, maka ayat atau surah yang sama akan diwahyukan kembali
untuk menjawab pertanyaan tersebut. Selain itu, bukti bahwa surah ini Makkiyah adalah
ketika Bilal bin Rabah disiksa majikannya Umayyah bin Khalaf setelah memeluk Islam. Saat
disiksa ia menyeru, "Allahu Ahad, Allahu Ahad!!" (Allah Yang Maha Esa, Allah Yang Maha
Esa!!). Peristiwa ini terjadi di Mekkah dalam periode awal Islam sehingga menunjukkan
bahwa surah ini pernah diturunkan sebelumnya dan Bilal terinspirasi ayat surah ini.[6]
Pendapat lain yaitu menurut as-Suyuthi. Menurutnya kata "al-Musyrikin" dalam hadits yang
bersumber dari Ubay bin Ka'ab tertuju pada Musyrikin dari kaum Ahzab, sehingga
mengindikasikan bahwa surah ini Madaniyyah sesuai dengan hadits Ibnu Abbas. Dan dengan
begitu menurutnya tidak ada pertentangan antara dua hadits tersebut jika surah ini
Madaniyah. Keterangan ini diperkuat juga oleh riwayat Abus Syaikh di dalam Kitab al-
Adhamah dari Aban yang bersumber dari Anas yang meriwayatkan bahwa Yahudi Khaibar
datang menemui Nabi dan berkata, "Hai Abal Qasim! Allah menjadikan malaikat dari cahaya
hijab, Adam dari tanah hitam, Iblis dari api yang menjulang, langit dari asap, dan bumi dari
buih air. Cobalah terangkan kepada kami tentang Tuhanmu." Nabi tidak menjawab dan
kemudian Jibril membawa wahyu surah ini untuk menjawab permintaan Yahudi Khaibar.[7]

Keutamaan
Dalam kisah-kisah Islam

Dalam beberapa hadits dikatakan bahwa Nabi Muhammad pernah bersabda bahwa pahala
membaca sekali surah Al-Ikhlas sama dengan membaca sepertiga Al-Qur'an sehingga
membaca 3 kali surah ini sama dengan mengkhatam Al-Qur'an. Kisah terkait hadits itu
terekam dalam beberapa kisah. Seperti kisah ketika Nabi bertanya kepada sahabatnya untuk
mengkhatam Al-Qur'an dalam semalam. Umar menganggap mustahil hal itu, namun begitu
Ali menyanggupinya. Umar kemudian menganggap Ali belum mengerti maksud Nabi karena
masih muda. Ali kemudian membaca surah Al-Ikhlas sebanyak 3 kali dan Nabi Muhammad
membetulkan itu. Dalam hadits-hadits terkait hal ini, keutamaan surah Al-Ikhlas sangat
memiliki peran dalam Al-Qur'an sehingga sekali membacanya sama dengan membaca
sepertiga Al-Qur'an.

Riwayat Anas bin Malik juga merekam kisah berkaitan surah Al-Ikhlas yaitu di mana 70.000
malaikat diutus kepada seorang sahabat di Madinah yang meninggal hingga meredupkan
cahaya matahari. 70.000 malaikat itu diutus hanya karena ia sering membaca surah ini. Dan
karena banyaknya malaikat yang diutus, Anas bin Malik yang saat itu bersama Nabi
Muhammad di Tabuk merasakan cahaya matahari redup tidak seperti biasannya di mana
kemudian malaikat Jibril datang memberitakan kejadian yang sedang terjadi di Madinah.

Isi dan Terjemahan


Surah Al-Ikhlas
‫ِبْســــــــــــــــــــِم ِهَّللا الَّرْح َٰم ِن الَّر ِح ـــــــــــــــــــــــيِم‬
(1) Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah,
‫ُقْل ُهَو ُهَّللا َأَح ٌد‬
Yang Maha Esa.
(2) Allah tempat meminta segala sesuatu.
‫ُهَّللا الَّص َم ُد‬
(3) (Allah) tidak beranak dan tidak pula
‫َلْم َيِلْد َو َلْم ُيوَلْد‬
diperanakkan.
(4) Dan tiada sesuatu yang setara dengan Dia."
‫َو َلْم َيُك ن َّلُه ُكُفًو ا َأَح ٌد‬

Anda mungkin juga menyukai