Anda di halaman 1dari 4

S.W.T = Subhanahu wa Ta’ala.

S.A.W = Shallallahu`alaihi Wa Sallam

Berikut Adalah tajwidnya.


1. Garis coklat = Lam Idhar sebagian menyebutnya Idhar mutlak
2. Garis biru = Lam Jalalah Tafhim
3. Garis hijau = Qolqolah Kubro
4. Garis merah = Alif Lam Syamsiah
5. Garis pink = idhar safawi
6. Lingkaran hitam = qolqolah sugro
7. Lingkaran merah = mad thobi'i
8. Lingkaran kuning = idhar

Arti :
1) Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa
2) Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu
3) Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan
4) Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia

Surat ini dinamakan Al Ikhlas karena di dalamnya berisi pengajaran tentang tauhid. Oleh karena itu,
surat ini dinamakan juga Surat Al Asas, Qul Huwallahu Ahad, At Tauhid, Al Iman, dan masih banyak
nama lainnya.

Surah Al-Ikhlas (Arab:‫اإلخالص‬, "Memurnikan Keesaan Allah") adalah surah ke-112 dalam al-Qur'an.
tergolong surah Makkiyahdan termasuk surat Mufashol, terdiri atas 4 ayat dan pokok isinya adalah
menegaskan keesaan Allah sembari menolak segala bentuk penyekutuan terhadap-Nya. Kalimat
inti dari surah ini, "Allahu ahad, Allahus shamad" (Allah Maha Esa, Allah tempat bergantung),
sering muncul dalam uang dinar emas pada zaman Kekhalifahan dahulu. Sehingga, kadang kala
kalimat ini dianggap sebagai slogan negara Khilafah Islamiyah, bersama dengan dua kalimat
Syahadat.

Asbabun Nuzul

Tersebut di dalam riwayat Abu Syeikh dari Aban dengan sanad Anas, mengatakan bahwa kaum
Yahudi Khaibar menghadap Rasulullah SAW. Seraya berkata : "Hai Abul Qasim! Allah telah
menjadikan malaikat dari cahaya hijab, Adam dari tanah liat, Iblis dari api yang menjulang, langit dari
asap dan bumi dari buih air. Sekarang coba jelaskan kepada kami tentang Tuhanmu".

Mendapat pertanyaan seperti itu Rasulullah SAW. Tidak segera menjawab, hingga turunlah Jibril
membawa wahyu surat Al-Ikhlas yang melukiskan sifat Allah.
Di dalam riwayat lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersanad pada Ibnu Abbas di
terangkan bahwa, Kaum Yahudi menghadap kepada Rasulullah SAW. Di antara mereka terdapat
Ka'bubunul Asyraf dan Hai bin Akhtab, mereka berkata "Hai Muhammad, berilah gambaran kepada
kami sifat-sifat Tuhan yang mengutusmu?".

Maka Surat itupun diturunkan sebagai jawaban pertanyaan mereka; (Riwayat ini diterangkan pula
oleh Ibnu Jabir yang diperoleh dari Qatadah dan Ibnu Mundzir yang bersanad pada Said bin Jubir).

Sedang yang ketiga adalah, bahwa surat itu diturunkan berkenaan dengan pertanyaan kaum
musyrikin kepada Rasulullah SAW. Tentang sifat-sifat Allah, maka beliau menjawab dengan
membacakan surat tersebut.

Ketiga riwayat menerangkan tentang sebab-sebab turunnya surat ini tidak ada yang bertentangan.
ketiga riwayat tersebut intinya sama, yakni sekitar masalah orang kafir(bisa Yahudi atau orang
musyrik) Tentang sifat-sifat Allah SWT.

Dengan turunnya surat Al-Ikhlas maka terjawablah pertanyaan mereka. Hanya karena kekerasan hati
mereka yagn mempengaruhi dirinya sehingga menolah untuk percaya dan beriman kepada Allah
SWT.

KANDUNGAN
ُ ُ َُ َ
ْ‫اّلل هوْ قل‬
ْ ْ‫أحد‬ .(QS.Al-Ikhlas:1)

Artinya: Katakanlah: `Dialah Allah, Yang Maha Esa

Pada ayat ini Allah menyuruh Nabi-Nya menjawab pertanyaan orang-orang yang menanyakan
tentang sifat Tuhannya, bahwa Dia adalah Allah Yang Maha Esa, tidak tersusun dan tidak berbilang,
karena berbilang dalam susunan zat berarti bahwa bagian kumpulan itu memerlukan bagian yang
lain, sedang Allah sama sekali tidak memerlukan sesuatu apapun.

Tegasnya keesaan Allah itu meliputi tiga hal:

Dia Maha Esa pada zat-Nya,

Maha Esa pada sifat-Nya dan

Maha Esa pada afal-Nya.

َّ
‫الصمد‬ .(QS.Al-Ikhlas:2)

Artinya: Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu

Pada ayat ini Allah menambahkan penjelasan tentang sifat Tuhan Yang Maha Esa itu, yaitu Dia
adalah Tuhan tempat meminta dan memohon.
َ َ َ
ْ‫ُيولدْ ولمْ ي ِلدْ لم‬

Artinya: Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,(QS.Al-Ikhlas:3)

Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa Maha Suci Dia dari mempunyai anak. Ayat ini juga
menentang dakwaan orang-orang musyrik Arab yang mengatakan bahwa malaikat-malaikat adalah
anak-anak perempuan Allah dan dakwaan orang Nasrani bahwa Isa anak laki-laki Allah.

َ ُ َُ ُ ُ َ
ْ‫أحدْ كف ًوا ل ْه يكنْ ولم‬

Artinya: dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia `.(QS.Al-Ikhlas:4)

Dalam ayat ini Allah menjelaskan lagi bahwa tidak ada yang setara dan sebanding dengan Dia dalam
zat, Sifat dan perbuatan-Nya. Ini adalah tantangan terhadap orang-orang yang beriktikad bahwa ada
yang setara dan menyerupai Allah dalam perbuatannya, sebagaimana pendirian orang-orang
musyrik Arab yang menyatakan bahwa malaikat itu adalah sekutu Allah.

Keutamaan surat Al Ikhlas

Di antara keutamaan surat Al-Ikhlash adalah sebagai berikut:

1.ْMendapatkanْkecintaanْAllahْsubhanahuْwata’ala

Dariْ ‘Aisyahْ radhiallahuْ ‘anha,ْ bahwasanyaْ Nabiْ shalallahuْ ‘alaihiْ wasallamْ pernahْ mengutusْ
seorang shahabat dalam sebuah pertempuran. Lalu dia mengimami sholat dan selalu membaca surat
Al Ikhlas. Tatkala mereka kembali dari pertempuran mereka adukan hal tersebut kepada Nabi
shalallahuْ ‘alaihiْ wasallam.ْ Beliauْ bersabda:ْ “Tanyakanْ kepadanyaْ apaْ yangْ melatarbelakangiْ diaْ
berbuatْ sepertiْ itu,ْ merekapunْ menanyakannya.ْ Laluْ Diaْ punْ menjawab:ْ “Karenaْ sesungguhnyaْ
surat Al Ikhlas itu mengandung sifat yang dimiliki oleh Ar Rahman (Allah) dan aku suka untuk
membacanya.ْ Makaْ Nabiْshalallahuْ ‘alaihiْ wasallamْ bersabda:ْ “Kabarkanْ kepadanyaْ bahwaْ Allahْ
subhanahuْwata’alaْmencintainya”ْ(HR.ْAl-Bukhari no. 7375)

2. Mendapatkan Jannah

Dariْ Abuْ Hurairahْ radhiallahuْ ‘anhu,ْ beliauْ berkata:ْ “Akuْ pernahْ bersamaْ Nabiْ shalallahuْ ‘alaihiْ
wasallam dan disaat itu beliau mendengar seseorang membaca:
ُ ُ ُ َ
ْ‫للا قل‬
ْ ‫أحدْ هو‬

Laluْ beliauْ bersabda:ْ“Diaْ telahْmendapatkan”,ْ Abuْ Hurairahْ bertanya:ْ“Mendapatkanْ apaْ wahaiْ


Rasulullah?”ْBeliauْmenjawab:ْ“AlْJannahْ(surga).”(HR.ْAtْTirmidzi)

Dalamْhaditsْyangْlainْbeliauْbersabda:ْ“KecintaanmuْterhadapْsuratْAlْIkhlasْmemasukkanmuْkeْ
dalamْalْjannah.”ْ(HR.ْAl-Bukhari)

3.ْDo’aْyangْtidakْtertolakْ

Dariْ Buraidahْ binْ Khusaibْ radhiallahuْ ‘anhu,ْ beiauْ berkata:ْ “Akuْ pernahْ masukْ masjidْ bersamaْ
Nabi, tiba-tibaْadaْseorangْshahabatْshalatْdanْmembacaْdalamْdo’anya:
َ ِ َ َ ُ ِ َ ُ َ َ َ َّ َ ْ ُ ُ َّ َ َ َ َ َ ُ ُ َ ُ ُ َ
ْ‫ن الل ُه َّم‬
ْ ّ ‫ن لكْ أسْأ ِإ‬
ْ ّ ‫ال ال ِإلهْ أنْ أشه ْد ِبأ‬
ْ ‫ألصم ْد ح ْد اللْ أنتْ ِإ‬ ْ‫أحدْ كف ًوا ل ْه يكنْ ولمْ ُيولدْ ولمْ ي ِلدْ لمْ اّ ِلذي‬

Lalu beliau bersabda:ْ “Demiْ jiwakuْ yangْ adaْ ditangan-Nya. Sungguh dia telah meminta dengan
nama-Nya yang mulia, yang jika ia meminta dengan nama tersebut, Allah akan memberinya dan jika
diaْberdo’aْdengannya,ْditerima.”(HR.ْAbuْDawud,ْTirmidziْdanْIbnuْMajah)

Anda mungkin juga menyukai