TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mampu memahami teori dan penggunaan uji ambang batas
(threshold test)
2. Mahasiswa mampu menjadi preparator dalam pengujian nilai ambang
batas
3. Mahasiswa mampu menentukan absolute threshold dan difference
threshold dari suatu populasi
B. PENDAHULUAN
Uji sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan indra
manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap
produk. Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting dalam
penerapan mutu. Uji Sensoris terhadap Flavor Produsen makanan dan
konsumen memiliki piranti yang sama untuk mendeteksi dan
mendeskripsikan karakteristik flavor makanan yang belum, sedang,
ataupun sudah mengalami oksidasi lemak lanjut. Piranti tersebut adalah uji
sensoris menggunakan indera pembau dan atau perasa di rongga mulut.
Cara inilah yang dianggap paling cepat, murah, dan akurat. Namun
dibandingkan metoda uji secara kimiawi atau fisikawi maka uji sensoris
sangat dipengaruhi oleh kemampuan pengujian tiap individu yang sangat
bervariasi dan ketepatannya dipengaruhi oleh pengalaman dari panelisnya.
(Raharjo, 2018)
Uji sensoris dilakukan agar produk yang akan dipasarkan sesuai
dengan selera masyarakat setempat. Selain itu disesuaikan pula dengan
target konsumen, apakah anak-anak atau orang dewasa. Uji organoleptik
biasa dilakukan diperusahaan untuk menilai mutu bahan mentah yang
digunakan untuk pengolahan dan formula yang digunakan untuk
menghasilkan produk. Tujuan uji organoleptik adalah untuk
pengembangan produk dan perluasan pasar pengawasan mutu, bahan
mentah, produk, dan komoditas perbaikan produk, membandingkan
produk sendiri dengan produk pesaing, evaluasi penggunaan bahan,
formulasi, dan peralatan baru.
Pengujian sensori tentulah dibutuhkan panelis untuk menilai
produk perusahaan tersebut. Panelis tidak mungkin dilakukan sendiri
karena penelian cenderung ke subyektifitas terhadap produk. Hal ini
memaksa perusahaan untuk mengambil panelis secara acak dan tentu saja
setiap orang mempunyai penilaian rasa yang berbeda-beda atau dapat
disebut ambang batas. Maka dari itulah mahasiswa agroindustri perlu
untuk mempelajari mengenai apa itu ambang batas.
C. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Gelas Sloki (12 buah)
2) Nampan (1 buah)
3) Sendok (1 buah)
4) Tisu (secukupnya)
5) Laptop (1 buah)
b. Bahan
1) Air mineral (secukupnya)
2) Larutan Garam Konsentrasi 0-1%
2. Prosedur Kerja
a. Preparator
Menyiapkan larutan garam/gula dengan variasi konsentrasi tertentu yang sudah
diberikan kode masing masing
Memberikan kode pada setiap gelas sloki sesuai dengan kode larutan garam yang
telah ditentukan sebelumnya
Melakukan pengujian terhadap larutan garam yang telah disiapkan oleh praktikan
lain (preparator)
Mencicipi setiap larutan garam dengan kode tertentu sebanyak 11 gelas sloki
kemudia menulis tanda “x” pada kuesioner jika merasakan rasa asin dan
memberikan tanda “-“ apabila panelis tidak merasakan rasa asin pada sampel
yang dicicipi
c. Analisis Data
Mencatat hasil pengujian terhadap larutan garam ke dalam tabulasi uji threshold.
Terdapat 6 panelis dan 11 konsentrasi larutan yang berbeda mulai dari 0%-1%
Menghitung dan mencatat jumlah serta persentase pada setiap larutan garam
Agustina, Lya et al. 2016. Penentuan Formulasi Bahan Tambahan sebagai Bahan
Baku Substitusi Produksi Tempe menggunakan Uji Ambang Batas dan Uji
Kesukaan. Zira'ah. Volume 41 No 2
Nelwan et al. 2015. Pengaruh Konsentrasi Gelatun dan Sirup Glukosa terhadap
Sifat Kimia dan Sensoris Permen Jelly Sari Buah Pala. Cocos. Volume 6
No 3
Raharjo, Sri. 2018. Kerusakan Oksidatif pada Makanan. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta
Thoyibi, Dhimas Ridwan et al. 2019. Uji Sifat dan Aktivitas Antioksidan Kolang-
Kaling dengan Penambahan Ekstrak Kayu Secang sebagai Pewarna Alami.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan. Volume 8 No 4
G. LAMPIRAN
0.16
0.18
Resume Jurnal
Sumber:
Piornos, Jose et al. 2019. Orthonasal and Retronasal Detection Thresholds of 26
Aroma Compounds in a Model Alcohol-Free Beer: Effect of Threshold
Calculation Method. Food Research International. Volume 123 Halaman
317-326