Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AKUNTANSI PERBANKAN
INKASO
Dosen Pengampu: Gusmarila Eka Putri, SE., M.Ak

Oleh
Kelas 5.2 Akuntansi
Kelompok 6
Anjeli Yuliana Annisa 2162201120
Ninis Risma Dila 2162201107
Yahya Unggul Pribadi 2162201083

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
2023
Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
‘‘Inkaso” dengan lancar tanpa adanya kendala.
Tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Akuntansi Perbankan. Kami sangat berterimakasih kepada Ibuk Gusmarila
Eka Putri, SE., M.Ak selaku dosen mata kuliah Akuntansi Perbankan. Karena
dengan adanya tugas pembuatan makalah ini, kami dapat lebih memahami
mengenai materi inkaso.
Kami menyadari, bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Baik dari
segi penulisan, penyusunan, maupun bahasa. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca agar
kami dapat menulis makalah dengan baik di masa mendatang.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat pengetahuan, wawasan, dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi para pembaca.

Pekanbaru, 19 September 2023

Penyusun

1
Daftar isi

Kata Pengantar ................................................................................................................. 1


Daftar isi ............................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
Definisi ........................................................................................................................... 3
Jenis Inkaso ................................................................................................................... 3
Mekanisme ..................................................................................................................... 4
Penjurnalan ................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 11
LAMPIRAN..................................................................................................................... 12

2
PEMBAHASAN

Definisi
• Inkaso adalah proses pengumpulan pembayaran yang dilakukan oleh satu
pihak kepada pihak lain atas layanan atau produk yang telah diberikan. Ini
dapat mencakup pengiriman faktur, tindak lanjut atas pembayaran yang
tertunda, atau penggunaan perantara keuangan untuk mengumpulkan dana
dari pihak ketiga.
• Inkaso adalah layanan perbankan yang melibatkan pihak ketiga dalam
konteks penyelesaian tagihan dalam bentuk warkat-warkat atau surat
berharga yang tidak dapat diambil alih atau diberikan segera kepada si
pemberi amanat untuk keuntungannya. (Taswan, 2019:297)
• Insako merupakan jasa bank untuk menagih warkat-warkat yang berasal
dari luar kota atau luar negeri. (Hery, 2020:69)
• Inkso adalah pemberian wewenang kepada bank oleh nasabah (baik
perusahaan maupun perseorangan) untuk menagih surat berharga (baik yang
berdokumen maupun yang tidak berdokumen) yang harus dibayar setelah
pihak yang bersangkutan (pembayar atau bunga) yang berkedudukan di
tempat lain (di dalam atau di luar negeri) menyetujui pembayaran tersebut.
(OJK, 2019:132)
• Inkaso atau collection yaitu menagihkan warkat seperti cek yang berasal
dari luar kota/luar negeri. Proses penagihan warkat berlangsung 1 – 4
minggu dan besarnya fee yang dibebankan kepada nasabah bergantung
kebijakan bank. (Martono, dkk., 2022:240)

Hery (2020:69) berpendapat bahwa warkat-warkat yang dapat dinkasokan atau


ditagihkan adalah warkat-warkat yang berasal dari luar kota atau pun luar negeri,
seperti kuitansi, surat aksep, dividen, kupon, money order. Selain itu, Kegiatan
inkaso menggunakan media berupa warkat-warkat yang dinkasokan antara lain
seperti cek, bilyet giro, teleks, pos biasa atau faximile. Penggunaan media ini akan
menimbulkan biaya dan biaya ini akan dibebankan kepada pihak ketiga yang
memberikan amanat inkaso. (Taswan, 2019:297)

Jenis Inkaso
Dilihat dari jenisnya inkaso dapat dibedakan menjadi:
• Inkaso dengan warkat tanpa lampiran, yaitu warkat inkaso yang digunakan
untuk melakukan inkaso tanpa dilampiri dokumen apapun. Contoh: cek,
bilyet groi, ataupun suratberharga lainnya. (Taswan, 2019:297)
• Inkaso dengan warkat berlampiran, yaitu warkat inkasonya harus dilampir
dokumen-dokumen pendukung. Contoh: kuitansi, faktur, polis asuransi,atu
surat-surat lain yang disetujui bank. (Taswan, 2019:298)

Jenis inkaso dilihat dari lalu lintas dananya, inkaso dibedakan menjadi:

3
• Inkaso Keluar
Kegiatan untuk menagih suatu warkat yang telah diterbitkan oleh nasabah
bank lain. Dalam hal in bank menerima amanat dari nasabahnya sendiri
untuk menagih warkat tersebut kepada seorang nasabah bank lain di kota
lain. (Hery, 2020:69)
• Inkaso Masuk
Kegiatan untuk melakukan pembayaran atas warkat yang diterbitkan oleh
nasabah bank penerima inkaso mask. Dalam kegiatan inkaso masuk, bank
hanya perlu memeriksa kecukupan dana dari nasabah yang menerbitkan
warkat kepada pihak ketiga. (Hery, 2020:69)

Mekanisme
Menurut Taswan (2019:298) jenis inkaso dilihat dari mekanisme pelaksanaannya,
dibedakan menjadi:

A. Inkaso melalui bank lain, yaitu inkaso yang dilaksanakan terhadap pihak
ketiga nasabah bank lain di luar kota. Dalam hal ini inkaso bisa
dilakukan melalui cabang bank sendiri. Bila tidak memiliki kantor
cabang di wilayah kliring yang dituju, maka bamk biasanya
menggunakan bank lain atau bank koresponden yang mempunyai kantor
di wilayah kliring yang dituju.

Adapun mekanismenya :

1. X yang merupakan nasabah Bank B di Jakarta melakukan transaksi dengan


Yyang merupakan nasabal Bank A di Pekanbaru. Dalam hal ini X
melakukan pembayaran kepada Y dengan memberikan Cek/BG Bank B.
2. Y kemudian menyetorkan Cek/BG tersebut ke rekeningnya di Bank A
Pekanbaru.

4
3. Bank A yang mempunyai kantor di Jakarta mengirimkan Cek/BG tersebut
via ekspedisi ke kantor cabangn di Jakarta.
4. Kantor cabang Bank A di Jakarta lalu mengkliringkan Cek/BG Bank B
melalui kliring lokal Jakarta.
5. Bank B Jakarta melakukan validasi atas warkatnya tersebut. Jika warkat
valid dan dana mencukupi maka Bank B akan mendebet rekening nasabah
X.
6. Bank B kemudian menyampaikan informasi mengenai efektivitas dana atas
Cek/BG tersebut melalui penyelenggara kliring Jakarta.
7. Bank A Jakarta memperoleh informasi mengenai efektivitas dana Cek/BG
Bank B dari penyelengggara kliring Jakarta.
8. Bank A Jakarta kemudian melakukan perhitungan antarkantor dan
memberikan informasi kepada kantor Bank A Pekanbaru mengenai
efektivitas dana atas penagihan Cek/BG bank B. Atas informai tersebut,
Bank A Jakarta kemudian mengkredit rekening nasabah Y. Inkaso melalui
kantor sendiri biasanya relatif lebih cepat, terutama apabila penyampaian
hasil kliring antarkantor Bank A di Jakarta dan Pekanbaru dilakukan secara
online. Namun demikian, masih tetap diperlukan waktu untuk pengiriman
fisik warkat antarkota untuk penagihan Cek/BG, yang tentunya akan
memakan waktu beberapa hari untuk pengiriman ke kota tujuan.

Apabila suatu bank tidak mempunyai kantor cabang di wilayah kliring tertuju, maka
bank biasanya melakukan inkaso melalui bank lain atau bank koresponden yang
mempunyai kantor cabang di wilayah kliring tertuju, dengan mekanisme sebagai
berikut:

1. X yang merupakan nasabah Bank B di Jakarta melakukan transaksi dengan


Y yang merupakan nasabah Bank A di Pekanbaru. Dalam hal ini X
melakukan pembayaran kepada Y dengan memberikan Cek/BG Bank B
Jakarta.

5
2. Y kemudian menyetorkan Cek/BG tersebut ke rekeningnya di Bank A
Pekanbaru.
3. Bank A yang tidak mempunyai kantor di Jakarta akan menginkasokan
Cek/BG tersebut melalui Bank C di Pekanbaru yang mempunyai kantor
cabang di Jakarta.
4. Bank C Pekanbaru kemudian mengirimkan Cek/BG via ekspedisi ke kantor
cabangnya di Jakarta.
5. Kantor cabang Bank C di Jakarta lalu mengkliringkan warkat Bank B
melalui kliring lokal Jakarta.
6. Bank B Jakarta melakukan validasi atas warkatnya tersebut. Jika valid dan
dana mencukupi maka Bank B akan mendebet rekening nasabah X.
7. Bank B kemudian menyampaikan informasi mengenai efektivitas dana atas
Cek/BG tersebut melalu penyelenggara kliring Jakarta.
8. Bank C Jakarta memperoleh informasi mengenai efektivitas dana atas
penagihan Cek/BG dari penyelenggara kliring Jakarta.
9. Bank C Jakarta kemudian melakukan perhitungan antarkantor dan
memberikan informasi kepada kantor Bank C Pekanbaru mengenai
efektivitas dana atas penagihan Cek/BG Bank B.
10. Bank C Pekanbaru kemudian menyampaikan informasi mengenai
efektivitas dana Cek/BG kepada Bank A dan Bank A kemudian akan
melakukan pengkreditan ke rekening nasabah Y.

Dalam mekanisme ini, status Bank C bisa sebagai bank koresponden atau non-
koresponden. Dalam hal status Bank C merupakan bank koresponden maka Bank
A harus memelihara rekening di bank C untuk penyelesaian hasil inkaso.

Penagihan Cek/ BG melalui mekanisme inkaso seperti ini relatif lebin lama bila
dibandingkan dengan mekanisme yang pertama, terlebih lagi apabila bank penerus
bukan merupakan bank koresponden dan tidak terikat suatu service level agreement
tertentu. Di samping itu, biaya bagi nasabah juga relatif lebih tinggi sebab selain
biaya yang dikenakan Bank A, nasabah juga akan dikenai biaya penerusan oleh
Bank C, yang besarnya seringkali dipotong langsung dari
Cek/BG yang dinkasokan.

B. Inkaso melalui cabang bank sendiri yaitu inkaso yang dilakukan melalui
cabang bank sendiri untuk pihak ketiga di luar kota pada kantor cabang
bank sendiri.

Mekanismenya:

6
Penjurnalan

Akuntansi Inkaso Keluar

Inkaso merupakan kegiatan bank yang mengandung ketidakpastian. Bank


melakukan inkaso, namun tidak setiap inkaso akan memberikan hasil. Pihak
tertagih kemungkinan tidak mampu membayar tagihan sehingga bank pelaksana
tidak dapat memaksa pihak tertagih untuk membayarnya. Untuk mengetahui
keberhasilan inkaso diperlukan waktu untuk konfirmasi. Selama selang waktu
renerima amanat untuk menagih hingga tagihan berhasil atau tidak, transaksi ini
harus dibukukan dalam rekening administratif.
Mengingat bank pemrakarsa akan membayar kepada pihak pemberi amanat
kalau inkaso berhasil, maka transaksi in sebenarnya transaksi bersyarat. Dengan
demikian pencatatan administratif in dikelompokkan pada rekening kontinjensi
kewajiban. (Taswan, 2019:300)

Contoh transaksi inkaso antar cabang:


Tanggal 10 Mei 2029 Bank A Pekanbaru menerima amanat warkat inkaso (setoran
Cek/BG bank A Bandung) dari Sdr. Yahya untuk dinkasokan ke Bank A Bandung
beban sdr. Unggul senilai Rp 100.000.000.

7
Pencatatan dengan ayal jurnal tunggal posisi kredit, sebab transaksi ini sifatnya
bersyarat dan bila berhasil akan menimbulkan kewajiban bank pemrakarsa untuk
menycrahkan/mengkreditkan ke rekening pemberi amanat.

Pada hari yang sama Bank A Pekanbaru menerima konfirmasi bahwa inkaso untuk
beban sdr. Unggul, nasabah Bank A Bandung dinyatakan efektif (ada dananya).
Kalau demikian maka tugas bank pemrakarsa pertama menihilkan rekening
administratif untuk inkaso ini, kedua melimpahkan hasil tagihannya kepada yang
berhak dengan cara mencatat pada rekening riil/ efektif. Komisi inkaso ditentukan
0, 05%.

Pada contoh di atas diasumsikan bahwa Yahya adalah nasabah Bank A Pekanbaru.
Bila Yahya bukan nasabah bank tersebut, maka bank A di samping mencatat
rekening administratif seperti di atas, juga akan mencatat terlebih dahulu dalam
rekening di sebagai berikut:

8
Akuntansi Inkaso Masuk Dari Cabang Bank Sendiri
Untuk inkaso mask yang berasal dari cabang bank sendiri, maka tugas bank
pelaksana adalah membebankan ke rekening pihak tertagih. Misalnya kelanjutan
dari contoh sebelumnya, bahwa Unggul sepakat untuk membayar dengan beban
Giro Unggul Rp 50. 000.000; beban tabungan Unggul Rp20.000.000 dan cek Bank
A Bandung yang ditarik oleh Yahya Ro30.000.000. Maka pencatatan di Bank A
Bandung adalah:

Transaksi Inkaso Antarbank Via Kantor Cabang Bank Sendiri


Tanggal 15 Mei 2018 nasabah Bank A di Jakarta bernama Y telah menjual barang:
sarang elektronik kepada X nasabah Bank B Surabaya. Total transaksi senilai
R$500.000.000. Pada hari tu juga X menarik cek mundur untuk membayar kepada
Y vang bisa dicairkan tanggal 20 Mei 2018.
Tangsal 20 Mei 2018 dr. Y setor ke bank A untuk keuntungan gironya berupa cek
Bank B Surabaya yang ditarik oleh X senilai Rp500.000.000.

9
Atas dasar setoran cek tersebut, kemudian Bank A Jakarta selanjutnya mengirimkan
Cek/BG tersebut via ekspedisi ke kantor cabangnya di Surabaya untuk dikliringkan.
Bila Bank A Cabang Surabaya telah menginformasikan bahwa dek telai divalidasi
oleh Bank B Surabaya dan dinyatakan efektif melalui kliring, maka bankA Jakarta
segera membukukan hasilnya ke rekening Sdr. Y setelah dipotong komisi inkaso.
Komisi Inkaso Rp1.000.000. Misalnya tanggal 21 Mei 2018 dana dinyatakan efektif
oleh bank A Surabaya, maka pencatatan jurnal di bank A Jakarta adalah:

10
DAFTAR PUSTAKA

Hery, 2020, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta, Grasindo.


Martono, Adi., Safii, M., 2022, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya,
Tanggerang Selatan, Unpam Press.
Taswan, 2019, Akuntansi Perbankan, yogyakarta, UPP STIM YKPN.
OJK, 2019, Buku 2 Perbankan, Jakarta.

11
LAMPIRAN

12

Anda mungkin juga menyukai