Anda di halaman 1dari 6

“PENDI

DIKAN
SEBAGA
I SUATU
SISTEM

Arranged by group 6 :
1-D Class
1. Dwi rahmawati arba’atin
2. Nur Ba’idah
3. Nikita
Pendidikan sebagai suatu sistem

Sistem pendidikan pada hakikatnya adalah seperangkat sarana yang


dipolakan untuk membudayakan nilai-nilai budaya masyarakat yang dapat
mengalami perubahan-perubahan bentuk dan model sesuai dengan tuntutan
kebutuhan hidup masyarakat dalam rangka mengejar cita-cita hidup yang
sejahtera lahir maupun batin.

A. Pendidikan sebagai sistem menyangkut tiga unsur pokok :

1. Unsur masukan (input), contohnya peserta didik


2. Unsur proses (Process), contohnya pendidik, kurikulum, gedung sekolah,
buku, metode mengajar, dan lain-lain.
3. Hasil (output), hasil belajar, lulusan.

B.Komponen Pendidikan

Menurut P.H. Combs (1982) ada dua belas komponen pendidikan, yaitu:

1. Tujuan dan Prioritas :


Fungsinya mengarahkan kegiatan sistem.
Berisi tentang hal-hal yang hendak dicapai oleh sistem pendidikan dan
urutan pelaksanaannya.

2. Peserta Didik :
Tugas peserta didik adalah belajar.
Diharapkan peserta didik mengalami proses perubahan tingkah laku sesuai
dengan tujuan pendidikan.

3. Manajemen atau Pengelolaan :


Fungsinya mengkoordinasikan, mengarahkan, dan menilai sistem
pendidikan.
Komponen ini bersumber pada sistem nilai dan cita-cita yang merupakan
informasi tentang pola kepemimpinan dalam pengelolaan sistem
pendidikan.

4. Struktur dan Jadwal Waktu


Gunanya mengatur pembagian waktu dan kegiatan.
5. Isi dan Bahan Pengajaran
Fungsinya untuk menggambarkan luas dan dalamnya bahan pelajaran yang
harus dikuasai peserta didik.

6. Guru dan Pelaksana


Fungsinya menyediakan bahan pelajaran dan menyelenggarakan proses
belajar untuk peserta didik.

7. Alat Bantu Belajar


Fungsinya untuk memungkinkan terjadinya proses pendidikan yang lebih
menarik dan lebih bervariasi.

8. Fasilitas
Fungsinya untuk tempat terselenggaranya proses pendidikan.

9. Teknologi
Teknologi ialah semua teknik yang digunakan sehingga sistem pendidikan
berjalan dengan efisien dan efektif. Fungsinya memperlancar dan
meningkatkan hasil guna proses pendidikan.

10. Pengawasan Mutu

11. Fungsinya membina peraturan-peraturan dan standar pendidikan.


Penelitian

12. Fungsinya untuk memperbaiki dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan


sistem pendidikan.

13. Biaya
Fungsinya melancarkan proses pendidikan dan menjadi petunjuk tentang
tingkat efesiensi sistem pendidikan.

C.ANALISIS SISTEM DALAM PENDIDIKAN

Penggunaan analisis sistem dalam pendidikan dimaksudkan untuk


memaksimalkan pencapaian tujuanpendidikan secara efektif dan efisien.
Prinsip utama penggunaan analisis sistem dipersyaratkan dalam
menangani permasalahan pendidikan agar para pelaksana pendidikan
berpikir secara sistematis, yakni memperhitungkan segenap komponen
pendidikan dalam menangani permasalahan pendidikan. Cara demikian
diperlukan agar setelah melihat adanya suatu alternatif tidak terburu-buru
mengambil keputusan dengan menganggap atau menetapkan bahwa
alternatif tersebut merupakan satu-satunya yang dapat digunakan. Jika
seorang guru mendapati siswanya sering tidak hadir, tidak seharusnya
sang guru langsung menetapkan pemecahan masalah dengan hukuman
karena siswa tersebut dianggap pemalas. Anggapan bahwa hukuman
tersebut merupakan satu-satunya cara atau alternatif yang paling ampuh
disertai pelaksanaan hukuman yang terkesan terburu-buru, maka cara
pemecahan masalah yang demikian itu sangatlah tidak bijaksana karena
tidak didasarkan pada cara pemecahan masalah yang sistematis. Guru yang
menempuh pendekatan sistematis (menyeluruh, terstruktur, teratur, dan
terukur) baru mengambil keputusan setelah lebih dulu melacak semua hal
yang diperkirakan menjadi penyebab terjadinya suatu masalah atau
peristiwa. Terkait dengan permasalahan tersebut, patut diduga bahwa
siswa yang bersangkutan memang benar-benar pemalas (komponen
murid), atau ada guru yang tidak disukainya sehingga menimbulkan
keengganan untuk belajar (komponen guru), atau ada sejumlah mata
pelajaran tidak disukai sehingga enggan mempelajarinya (komponen
kurikulum), atau karena ada sebab-sebab lain yang terdapat di lingkungan
sekolah sehingga menimbulkan keengganan untuk hadir dan belajar di
sekolah.
Semua hal sebagaimana tersebut patut diduga dan perlu ditelusuri
agar guru dapat mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan porsi dan
proporsinya dalam mengmbil tindakan untuk memecahkan masalah.
Misalnya saja, jika dari penelusuran ditemukan bahwa penyebab
ketidkhadiran siswa adalah tugas-tugas rumah tangga yang terlalu banyak
dari keluarga di mana siswa menumpang, maka pemecahan masalah yang
tepat tidak dengan hukuman melainkan melakukan pendekatan kepada
keluarga yang ditumpangi siswa dan memberikan pengertian agar keluarga
tersebut memberikan waktu yang cukup untuk belajar kepada siswa yang
bersangkutan.
Gambaran sebagaimana tersebut di atas menunjukkan bahwa untuk
dapat memecahkan masalah pendidikan, berbagai komponen dalam
pendidikan perlu dikenali secara tuntas agar dapat ditemukan komponen
mana yang bermasalah dan perlu dibenahi atau dikembangkan sehingga
segenap komponen dapat berfungsi secara maksimal. Bila semua
komponen sudah baik, mungkin saja hubungan antar komponen yang
bermasalah. Jika demikian halnya, maka yang perlu diperbaiki adalah
hubungan antar komponen, sementara itu komponen-komponennya
sendiri belum memerlukan perbaikan. Jika tujuan sistem tidak tercapai
sepenuhnya, maka hal-hal yang perlu diusahakan antara lain; menemukan
komponen yang mengandung kelemahan, menemukan hubungan antar
komponen yang mengandung kelemahan, dan memperbaiki komponen
atau hubungan antar komponen yang mengandung kelemahan. Demikian
inilah cara berfikir sistematis dalam memecahkan masalah, dan inilah arti
efisiensi serta efektifitas analisis sistem.

Dalam situasi tertentu, bukanlah hal yang mustahil jika analisis


sistem terhadap permasalahan pendidikan membuahkan keputusan
tentang perlunya dilakukan perombakan sistem secara total. Misalnya, jika
komponen-komponen pokok sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan
umum situasi dan hubungan antar komponen tidak lagi berjalan dengan
baik. Dalam situasi seperti ini secara keseluruhan sistem harus diganti
karena perbaikan terhadap komponen-komponen tertentu akan berarti
pemborosan yang amat sangat.
Penggunaan analisis sistem merupakan strategi yang sangat baik
untuk memecahkan berbagai permasalahan pendidikan. Analisis sistem
tidak sja berguna untuk memecahkan permasalahan pendidikan yang
bersifat mikro meleinkan juga sangat berguna ntuk memecahkan
permasalahan pendidikan yang bersifat makro.
D. KESIMPULAN

Pendidikan merupakan sistem terbuka dimana berjalannya sistem


pendidikan tidak hanya dipengruhi oleh faktor-faktor internal melainkan
juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal sebagai supra
sistemnya. Sebagai komponen dari sistem kehidupan yang bersifat makro,
di samping harus mengikuti kemauan atau tekanan faktor-faktor yang ada
dalam di dalam sistemnya sendiri, pendidikan harus mampu melakukan
antisipasi terhadap arah gerak faktor-faktor luar atau supra sistemnya
yang dapat menjadi dasar untuk mengadakan pembaharuan di dalam
tubuh pendidikan itu sendiri. Pendidikan hendaknya memiliki kreasi dan
inisiatif yang bisa ditunjukkan kepada supra sistemnya dan sekaligus dapat
berfungsi sebagai mercusuar terhadap lingkungannya sehingga pendidikan
dapat menjadi penerang, contoh, dan teladan bagi lingkungannya.
Sebagai suatu sistem, pendidikan memiliki komponen-komponen
yang sangat kompleks dan saling terkait serta berelasi satu sama lain.
Penggunaan analisis sistem merupakan cara yang tepat untuk memecahkan
berbagai permasalahan pendidikan. Prinsip utama penggunaan analisis
sistem adalah berpikir secara sistematis, yakni memperhitungkan segenap
komponen dalam menangani permasalahan pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai