Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

Memahami Perubahan Kebijakan:


Konsep dan Implikasinya
Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mengikuti
Perkuliahan Administrasi Publik Kontemporer Pada
Program Pascasarjana Institut Ilmu Sosial dan
Manajemen STIAMI

Disusun Oleh:

ARIEF NURUL FIRDAUS


NPM. BC231120074

Konsentrasi : Administrasi Dan Manajemen Publik

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER ILMU ADMINISTRASI
INSTITUT ILMU SOSIAL DAN
MANAJEMEN STIAMI
JAKARTA
2023
Memahami Perubahan Kebijakan: Konsep dan Implikasinya

Arief Nurul Firdaus


NPM : BC231120074

Abstrak:

Perubahan kebijakan merupakan fenomena dinamis yang mempengaruhi berbagai


sektor masyarakat. Artikel ini menyajikan pengertian perubahan kebijakan berdasarkan
kerangka konseptual yang mencakup tiga dimensi utama: perubahan substansi,
perubahan proses, dan perubahan institusional. Melalui analisis literatur dan studi kasus,
kami menjelaskan bahwa perubahan kebijakan tidak hanya mencakup revisi dalam teks
formal kebijakan, tetapi juga melibatkan modifikasi dalam proses pengambilan keputusan
dan struktur kelembagaan. Selain itu, artikel ini mengeksplorasi dampak perubahan
kebijakan terhadap masyarakat dan pemangku kepentingan. Pengertian yang
komprehensif terhadap perubahan kebijakan ini memberikan landasan untuk
pemahaman lebih lanjut terkait dengan faktor-faktor yang mendorong perubahan, serta
implikasi dari perubahan tersebut dalam konteks pembangunan kebijakan secara
keseluruhan.

Kata Kunci : Kebijakan, Manajemen, Perubahan.


Understanding Policy Change: Concepts and Implications

Arief Nurul Firdaus


NPM: BC231120074

Abstract:

Policy change is a dynamic phenomenon that affects various sectors of society. This
article presents an understanding of policy change based on a conceptual framework that
includes three main dimensions: substance change, process change, and institutional
change. Through literature analysis and case studies, we explain that policy change does
not only include revisions in formal policy texts, but also involves modifications in
decision-making processes and institutional structures. Additionally, this article explores
the impact of policy changes on society and stakeholders. This comprehensive
understanding of policy change provides a basis for further understanding regarding the
factors that drive change, as well as the implications of these changes in the context of
overall policy development.

Keywords: Policy, Management, Change.


A. Pengertian Perubahan Kebijakan
Perubahan kebijakan merujuk pada proses atau langkah -langkah yang diambil
untuk mengubah suatu kebijakan yang telah ada sebelumnya. Kebijakan sendiri
dapat merujuk pada berbagai hal, seperti kebijakan pemerintah, kebijakan
perusahaan, atau kebijakan organisasi lainnya. Perubahan kebijakan dapat terjadi
karena berbagai alasan, termasuk perubahan kondisi lingkungan, evaluasi kinerja,
atau perubahan tujuan dan nilai. Beberapa hal yang mungkin mendorong
perubahan kebijakan meliputi:
1. Perubahan Kondisi Eksternal: Faktor-faktor eksternal seperti perubahan
dalam lingkungan politik, ekonomi, sosial, atau teknologi dapat mendorong
organisasi atau pemerintah untuk menyesuaikan kebijakan mereka.
2. Evaluasi Kinerja: Jika suatu kebijakan tidak memberikan hasil yang diinginkan
atau tidak sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, organisasi atau
pemerintah mungkin memutuskan untuk mengubah kebijakan tersebut.
3. Perubahan Tujuan dan Nilai: Jika organisasi atau pemerintah mengalami
perubahan dalam tujuan atau nilai inti mereka, maka perubahan kebijakan
mungkin diperlukan untuk mencerminkan perubahan tersebut.
4. Umpan Balik dan Kebutuhan Stakeholder: Umpan balik dari berbagai pihak,
seperti karyawan, pelanggan, atau masyarakat umum, dapat menjadi faktor
yang mendorong perubahan kebijakan. Kebutuhan dan tuntutan dari berbagai
stakeholder dapat mempengaruhi kebijakan yang ada.
5. Perubahan Hukum atau Peraturan: Adanya perubahan dalam hukum atau
peraturan dapat memaksa suatu organisasi atau pemerintah untuk mengubah
kebijakan mereka agar sesuai dengan perubahan tersebut.
Proses perubahan kebijakan biasanya melibatkan analisis mendalam,
pembahasan, dan pengambilan keputusan yang melibatkan pemangku
kepentingan terkait. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa perubahan
kebijakan tersebut sesuai dengan kebutuhan dan tujuan organisasi atau
pemerintah serta dapat diterapkan dengan efektif.

B. Pengertian Perubahan Kebijakan Menurut Para Ahli.


Pengertian perubahan kebijakan dapat bervariasi tergantung pada sudut pandang
dan disiplin ilmu tertentu. Berikut adalah beberapa definisi perubahan kebijakan
menurut beberapa ahli:
1. Van Meter dan Van Horn:
Menurut Van Meter dan Van Horn, perubahan kebijakan adalah "perubahan
dalam teks formal dari satu atau lebih keputusan pemerintah atau dalam
implementasinya."
2. Theodore J. Lowi:
Lowi menyatakan bahwa perubahan kebijakan terjadi ketika "suatu pilihan
yang sudah dibuat dipertanyakan dan ketika, sebagai akibatnya, kebijakan itu
diubah."
3. Harold D. Lasswell:
Menurut Lasswell, perubahan kebijakan terjadi ketika "dari satu sejumlah
besar alternatif, satu atau beberapa dipilih dan diterapkan oleh pembuat
kebijakan."
4. Eugene Bardach:
Bardach mendefinisikan perubahan kebijakan sebagai "proses langkah-
langkah kebijakan (dalam bentuk undang-undang, peraturan, kebijakan
eksekutif, atau program-program departemen) yang mengubah tindakan-
tindakan individu atau organisasi dalam arah yang diinginkan."
5. Anderson dan McGuire:
Menurut Anderson dan McGuire, perubahan kebijakan adalah "sebuah
tindakan yang sengaja diambil oleh suatu organisasi atau individu atau
kelompok individu untuk menggantikan atau memodifikasi kebijakan yang
ada."
6. Michael Howlett:
Howlett mendefinisikan perubahan kebijakan sebagai "penggantian,
penghapusan, atau penambahan pada elemen -elemen kebijakan yang ada."
Penting untuk diingat bahwa definisi perubahan kebijakan dapat bervariasi dan
mungkin tergantung pada konteks spesifik dan disiplin ilmu yang digunakan.
Dalam konteks pemerintahan, perubahan kebijakan sering kali melibatkan proses
pengambilan keputusan, implementasi, dan dampak kebijakan yang dapat diukur
dan dievaluasi.

C. Tahapan Perubahan Kebijakan dalan Siklus Kebijakan.


Siklus kebijakan (policy cycle) mencakup serangkaian tahapan yang biasanya
dijalankan dalam pembuatan, implementasi, dan evaluasi kebijakan. Perubahan
kebijakan dapat terjadi dalam berbagai tahapan siklus kebijakan. Berikut adalah
tahapan umum dalam siklus kebijakan dan bagaimana perubahan kebijakan dapat
terjadi dalam masing-masing tahap:
1. Agenda Setting (Penetapan Agenda):
Perubahan Kebijakan: Pada tahap ini, mungkin ada dorongan dari berbagai
pihak, termasuk masyarakat, kelompok kepentingan, atau pembuat kebijakan,
untuk mengubah atau menambahkan isu tertentu ke dalam agenda kebijakan.
2. Formulation (Perumusan):
Perubahan Kebijakan: Pada tah ap ini, perubahan kebijakan dapat tercermin
dalam usulan perubahan dalam dokumen kebijakan yang sedang
diformulasikan. Ini bisa mencakup penambahan, penghapusan, atau
perubahan substansial pada kebijakan yang ada.
3. Adoption (Penerimaan):
Perubahan Kebijakan: Jika terjadi perubahan pada tahap formulasi, langkah
penerimaan melibatkan keputusan resmi untuk menerima perubahan tersebut
sebagai kebijakan yang baru atau yang diperbarui.
4. Implementation (Implementasi):
Perubahan Kebijakan: Implementasi perubahan kebijakan melibatkan
penerapan langkah-langkah praktis untuk mengaktifkan perubahan tersebut.
Ini dapat mencakup pelatihan personel, perubahan dalam prosedur
operasional, atau alokasi sumber daya baru.
5. Evaluation (Evaluasi):
Perubahan Kebijakan: Evaluasi dapat membantu menilai efektivitas
perubahan kebijakan dan mengidentifikasi apakah ada perubahan tambahan
yang diperlukan. Jika evaluasi menunjukkan hasil yang tidak sesuai,
perubahan lebih lanjut mungkin diperlukan.
6. Termination (Penghentian) atau Continuation (Pemeliharaan):
Perubahan Kebijakan: Jika evaluasi menunjukkan bahwa perubahan
kebijakan tidak efektif atau tidak sesuai dengan tujuan, pembuat kebijakan
dapat memutuskan untuk menghentikan atau memodifikasi perubahan
tersebut. Di sisi lain, jika perubahan terbukti berhasil, langkah -langkah
mungkin diambil untuk mempertahankan atau memperluasnya.
Siklus kebijakan ini bersifat iteratif dan dinamis, dan seringkali perubahan
kebijakan dapat terjadi pada titik-titik tertentu selama siklus. Seiring waktu,
kebijakan dapat disesuaikan atau direvisi untuk mencerminkan perubahan dalam
kebutuhan masyarakat, lingkungan politik, atau kondisi lainnya.

D. Konsep Perubahan Kebijakan.


Konsep perubahan kebijakan melibatkan serangkaian ide dan prinsip yang terkait
dengan proses perubahan dalam suatu kebijakan. Beberapa konsep kunci yang
terkait dengan perubahan kebijakan melibatkan pemahaman tentang mengapa,
bagaimana, dan apa dampak dari perubahan tersebut. Berikut adalah beberapa
konsep utama terkait perubahan kebijakan:
1. Dorongan untuk Perubahan (Drivers of Change):
Konsep: Terdapat berbagai dorongan atau pemicu yang dapat mendorong
perubahan kebijakan, termasuk perubahan kondisi eksternal, evaluasi kinerja,
atau perubahan dalam nilai dan tujuan organisasi. Contoh: Perkembangan
teknologi, perubahan kebutuhan masyarakat, atau perubahan dalam regulasi
hukum dapat menjadi dorongan untuk perubahan kebijakan.
2. Proses Perubahan Kebijakan (Policy Change Process):
Konsep: Proses perubahan kebijakan melibatkan langkah -langkah seperti
penetapan agenda, formulasi, penerimaan, implementasi, evaluasi, dan
penghentian atau pemeliharaan kebijakan. Contoh: Penetapan agenda
mungkin melibatkan pengidentifikasian isu -isu kritis yang memerlukan
perhatian, sedangkan implementasi melibatkan langkah -langkah praktis untuk
menerapkan perubahan tersebut.
3. Stakeholder Involvement (Keterlibatan Pemangku Kepentingan):
Konsep: Melibatkan pemangku kepentingan selama seluruh proses
perubahan kebijakan dapat meningkatkan dukungan, meminimalkan
resistensi, dan memastikan representasi yang lebih baik dari berbagai
perspektif. Contoh: Melibatkan kelompok masyarakat, organisasi non-
pemerintah, atau sektor swasta dalam perumusan kebijakan.
4. Analisis Dampak (Impact Analysis):
Konsep: Evaluasi dampak perubahan kebijakan membantu menilai efektivitas,
efisiensi, dan efek samping yang mungkin timbul dari implementasi perubahan
tersebut. Contoh: Menganalisis bagaimana perubahan kebijakan dapat
memengaruhi berbagai kelompok masyarakat atau sektor ekonomi.
5. Fleksibilitas Kebijakan (Policy Flexibility):
Konsep: Kebijakan yang fleksibel memungkinkan adaptasi terhadap
perubahan kondisi atau kebutuhan tanpa perlu mengganti kebijakan secara
keseluruhan. Contoh: Membuat kebijakan dengan mekanisme penyesuaian
atau revisi yang memungkinkan respons cepat terhadap perubahan situasi.
6. Sustainability (Keberlanjutan):
Konsep: Menyelaraskan perubahan kebijakan dengan prinsip keberlanjutan
untuk memastikan bahwa kebijakan tersebut dapat bertahan dalam jangka
panjang. Contoh: Mempertimbangkan dampak lingkungan dan sosial dalam
perubahan kebijakan untuk memastikan keberlanjutan.
7. Keterlibatan Publik (Public Engagement):
Konsep: Melibatkan masyarakat dalam proses perubahan kebijakan untuk
memastikan respons yang lebih luas, memperoleh masukan, dan membangun
dukungan masyarakat. Contoh: Membuka konsultasi publik,
menyelenggarakan pertemuan informasi, atau menggunakan media sosial
untuk memfasilitasi partisipasi masyarakat.
Konsep-konsep ini memberikan kerangka kerja untuk memahami perubahan
kebijakan dan membantu memandu proses perubahan tersebut agar dapat
mencapai hasil yang diinginkan secara efektif dan efisien. Perubahan kebijakan
dapat terjadi dalam tiga bentuk (Easton, 1992 dalam (Kusumanegara , 2010, p.
143) penjelasan umum tentang tiga bentuk perubahan kebijakan yang mungkin
diacu oleh Kusumanegara berdasarkan konteks tersebut:
1. Perubahan dalam Substansi Kebijakan (Change in Policy Substance):
Deskripsi: Perubahan ini mencakup modifikasi pada isi atau substansi
kebijakan yang ada. Ini bisa mencakup penambahan, pengurangan, atau
perubahan dalam fokus atau arah kebijakan. Contoh: Penyesuaian aturan
dalam kebijakan kesehatan untuk mencakup aspek-aspek baru atau
mengganti pendekatan yang sudah ada.
2. Perubahan dalam Proses Kebijakan (Change in Policy Process):
Deskripsi: Perubahan ini terjadi ketika ada modifikasi dalam cara kebijakan
dibuat, diimplementasikan, atau dievaluasi. Ini dapat melibatkan perubahan
dalam prosedur, mekanisme pengambilan keputusan, atau keterlibatan
pemangku kepentingan. Contoh: Peningkatan transparansi dalam proses
pengambilan keputusan kebijakan dengan melibatkan lebih banyak pemangku
kepentingan.
3. Perubahan dalam Kelembagaan Kebijakan (Change in Policy Institution):
Deskripsi: Perubahan ini terkait dengan modifikasi dalam struktur atau
lembaga yang bertanggung jawab atas pembuatan, implementasi, dan
evaluasi kebijakan. Contoh: Pembentukan atau penghapusan lembaga
khusus untuk mengelola atau mengawasi pelaksanaan suatu kebijakan.
Perubahan kebijakan dapat melibatkan satu atau lebih dari bentuk ini, dan
pemahaman tentang ketiga aspek ini dapat membantu para pembuat kebijakan
dan analis untuk merinci dan menganalisis perubahan yang diinginkan atau yang
sedang terjadi dalam suatu kebijakan. Hogwood dan Gunn ( dalam Lester dan
Steward, 2000 dalam (Kusumanegara , 2010, p. 144) mengetengahkan tiga alasan
untuk perubahan kebijakan dinegara barat Jika merujuk pada teori-teori
perubahan kebijakan oleh Hogwood dan Gunn, umumnya, mereka
mengidentifikasi beberapa alasan umum untuk perubahan kebijakan. Salah satu
kerangka kerja konseptual utama yang diusulkan oleh Hogwood dan Gunn adalah
kerangka kerja INPACT (Influences, Interactions, and Institutions as Elements of
Policy Change). Dalam kerangka kerja ini, terdapat beberapa faktor yang dapat
memotivasi perubahan kebijakan, antara lain:
1. Pengaruh (Influences):
Deskripsi: Perubahan dalam faktor eksternal, seperti perubahan sosial,
ekonomi, atau politik, dapat mempengaruhi kebijakan. Pengaruh ini dapat
berasal dari masyarakat, kelompok kepentingan, atau perubahan dalam
keadaan internasional. Contoh: Perubahan demografi, tekanan dari kelompok
kepentingan, atau perubahan dalam kondisi ekonomi global.
2. Interaksi (Interactions):
Deskripsi: Interaksi antara aktor-aktor yang terlibat dalam proses kebijakan,
termasuk pemangku kepentingan, dapat menyebabkan perubahan.
Perundingan, konflik, atau koalisi antaraktor dapat memainkan peran penting.
Contoh: Perubahan dalam opini publik, kolaborasi antara sektor publik dan
swasta, atau konflik di antara kelompok kepentingan.
3. Institusi (Institutions):
Deskripsi: Struktur dan aturan formal dalam suatu masyarakat atau organisasi
dapat memberikan landasan untuk perubahan kebijakan. Perubahan dalam
institusi dapat melibatkan pembentukan, perubahan, atau penghapusan
lembaga-lembaga tertentu. Contoh: Reformasi kelembagaan, perubahan
dalam undang-undang, atau restrukturisasi pemerintahan.
Namun, penting untuk menyadari bahwa alasan untuk perubahan kebijakan dapat
sangat bervariasi tergantung pada konteks spesifik negara atau masalah
kebijakan tertentu. Selain itu, konsep-konsep tersebut mungkin berkembang atau
disesuaikan oleh peneliti lain di lapangan. Menurut Lester dan Steward (2000
dalam (Kusumanegara , 2010, p. 144), dalam beberapa kasus perubahan
kebijakan terjadi dalam beberapa bentuk Secara umum, perubahan kebijakan
dapat terjadi dalam berbagai bentuk, tergantung pada konteks spesifik dan sifat
kebijakan tersebut. Beberapa bentuk umum perubahan kebijakan meliputi:
1. Perubahan Substansi Kebijakan:
Deskripsi: Modifikasi pada substansi atau isi kebijakan. Ini bisa mencakup
penambahan, perubahan, atau penghapusan elemen -elemen tertentu dalam
kebijakan. Contoh: Penggantian atau revisi ketentuan dalam undang-undang
kesehatan, penyesuaian dalam program pendidikan.
2. Perubahan Proses Kebijakan:
Deskripsi: Modifikasi dalam cara kebijakan dibuat, diimplementasikan, atau
dievaluasi. Ini bisa melibatkan perubahan dalam prosedur, mekanisme
pengambilan keputusan, atau partisipasi pemangku kepentingan. Contoh:
Peningkatan transparansi dalam proses pengambilan keputusan, perubahan
dalam keterlibatan masyarakat dalam pembuatan kebijakan.
3. Perubahan Institusional:
Deskripsi: Modifikasi dalam struktur atau lembaga yang bertanggung jawab
atas pembuatan dan implementasi kebijakan. Ini bisa mencakup
pembentukan, perubahan, atau penghapusan lembaga-lembaga tertentu.
Contoh: Reformasi kelembagaan, restrukturisasi organisasi pemerintah.
4. Perubahan Alokasi Sumber Daya:
Deskripsi: Modifikasi dalam alokasi sumber daya seperti anggaran atau
tenaga kerja. Ini mencakup perubahan dalam prioritas atau pemberian dana
untuk mendukung tujuan kebijakan tertentu. Contoh: Peningkatan alokasi
anggaran untuk sektor kesehatan, redistribusi dana untuk program pendukung
ekonomi.
5. Perubahan Filosofi atau Pendekatan:
Deskripsi: Perubahan dalam prinsip-prinsip atau pendekatan dasar yang
mendasari kebijakan. Ini bisa mencakup pergeseran dalam nilai-nilai atau
tujuan yang ingin dicapai. Contoh: Pergeseran dari pendekatan punitif ke
pendekatan rehabilitatif dalam kebijakan pidana, perubahan dalam paradigma
kebijakan lingkungan.
Penting untuk diingat bahwa perubahan kebijakan seringkali kompleks dan dapat
melibatkan kombinasi beberapa bentuk tersebut. Faktor-faktor seperti konteks
politik, tekanan masyarakat, dan evaluasi kinerja dapat mempengaruhi bentuk
perubahan kebijakan yang diadopsi.

REFERENSI

Anderson, J. E., & McGuire, W. (1999). Managing Public Policy. Brooks/Cole


Publishing.
Bardach, E. (2005). A Practical Guide for Policy Analysis: The Eightfold Path to
More Effective Problem Solving. CQ Press.
Hidayat, Ahmad. (2023) Perubahan Kebijakan Materi Bahan Ajar Mata Kuliah
Administrasi Publik Kontemporer. Jakarta. Institut STIAMI.
Howlett, M., Ramesh, M., & Perl, A. (2009). Studying Public Policy: Policy Cycles
and Policy Subsystems. Oxford University Press.
Kusumanegara, S. (2010). Manajemen Kebijakan Publik. PT Bumi Aksara.
Lester, J. P., & Stewart, M. (2000). "Public Policy: An Evolutionary Approach." In
The Craft of Public Administration (pp. 154-176). Westview Press.

Anda mungkin juga menyukai