Anda di halaman 1dari 25

SIKLUS 2

MUHAMMAD NOOR
SMPN 1 GEKBRONG CIANJUR

LK 1.3 Penentuan Akar Penyebab Masalah

KD 3.10 Menelaah pendapat, argumen yang mendukung dan yang kontra dalam teks diskusi berkaitan dengan permasalahan aktual yang
dibaca dan didengar.
KD 4.10 Menyajikan gagasan/pendapat, argumen yang mendukung dan yang kontra serta solusi atas permasalahan aktual dalam teks
diskusi dengan memperhatikan struktur dan aspek kebahasaan, dan aspek lisan (intonasi, gesture, pelafalan)

No Hasil eksplorasi penyebab akar penyebab Analisis akar penyebab masalah (data pendukung) Masalah terpilih
. masalah masalah yang akan
diselesaikan

1 Rendahnya kemampuan menulis Kajian Literartur


teks peserta didik Kekurangtepatan Upaya pendidik
a. Rendahnya tingkat penguasaan pendidik dalam Suyatinah dalam “ Peningkatan Keefektifan Pembelajaran dalam memilih
kosakata sebagai akibat memilih pendekatan menulis” (2020) mengatakan bahwa untuk mengoptimalkan pendekatan dan
rendahnya minat baca dan model hasil belajar, terutama bidang keterampilan menulis, model pembelajaran
b. Kurangnya penguasaan pembelajaran yang diperlukan pendekatan pembelajaran yang lebih menekankan yang sesuai dengan
penggunaan keterampilan sesuai dengan pada aktivitas belajar dan kreativitas para siswa. Adapun upaya karakteristik peserta
mikrobahasa, seperti karakteristik peserta untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran menulis dengan didik.
penggunaan tanda bahasa, didik. menggunakan pendekatan yang menekankan pentingnya
kaidah-kaidah penulisan, proses belajar bagi subyek didik, yakni pendekatan proses dan
penggunaan kelompok kata, media gambar.
penyusunanan klausa, dan
kalimat dengan struktur yang Sumber
benar, sampai penyusunan Suyatinah. 2020
paragraf https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article/view/380
c. Kesulitan menemukan metode
pembelajaran menulis yang Siman dalam “ Penerapan Project Based Learning Untuk
sesuai dengan kondisi dan Meningkatkan Keterampilan Menulis” (2023) mengatakan
kemampuan peserta didik bahwa guru perlu melakukan inovasi pembelajaran dengan
d. Ketiadaan atau keterbasaan mengimplementasikan model pembelajaran Project Based
media pembelajaran menulis learning. Implementasi model pembelajaran Project Based
yang efektif. Sejalan dengan learning pada mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan
itu masih banyak peserta didik upaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta
masih mengeluhkan kegiatan didik. Karena implementasi model pembelajaran ini menuntut
menulis membosankan dan peserta didik untuk aktif menemukan pemecahan masalah
tidak menyenangkan. berdasarkan pengalaman yang dialami sendiri. Sejalan dengan
e. Minat dan motivasi belajar yag hal tersebut penerapan model Project Based Learning
rendah. diasumsikan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik
f. Suasana rumah yang kurang dalam menulis sebuah teks. Project Based Learning
memadai. merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek
g. Kemampuan membaca yang sebagai sarana untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan
rendah. dan keterampilan. Project Based Learning menjadi relevan
h. Tidak dibiasakan melakukan untuk diterapkan sebagai model pembelajaran Bahasa
keterampilan menulis. Indonesia materi menulis. Hal ini karena Project Based
Learning memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
memperdalam dan mengembangkan kemampuan menulis teks.
Selain itu penerapan Project Based Learning menekankan
pada proses bagaimana memecahkan masalah yang pada
akhirnya mampu menghasilkan sebuah produk tulisan .

Sumber
Siman. 2023
https://www.researchgate.net/publication/
373567914_Penerapan_Project_Based_Learning_Untuk_Meni
ngkatkan_Keterampilan_Menulis_Teks

Wawancara

Apa kira-kira akar penyebab masalah rendahnya kemampuan


menulis pada peserta didik kita?

1. Kepala Sekolah
Dadan, S.Pd
Banyak hal yang menjadi akar penyebab masalah
dari rendahnya kemampuan menulis peserta didik
kita. Di antaranya tentu minat baca mereka yang
rendah sehingga keterampilan menulis pun tidak
berkembang disebabkan kosakata mereka yang
terbatas. Namun saya percaya dengan pemilihan
metode dan model pembelajaran yang tepat akan
secara perlahan meningkatkan kemampuan menulis
peserta didik kita.

2. Fajar Suhud (CGP Angkatan 10)


Guru Matematika
Pada dasarnya manusia melakukan sesuatu yang
disukainya. Peserta didik kita setiap hari menulis,
tetapi apa yang mereka tulis biasanya adalah apa
yang mereka sukai. Saya pikir pemilihan topik dan
metode pembelajaran yang tepat dapat mendorong
peserta didik untuk mau melakukan keterampilan
menulis.
3. Nanang Purnama, S.S
Guru Bahasa Inggris ( GP Angkatan 8)
Dari beberapa peserta didik kita, saya melihat bahwa
mereka yang menyukai kegiatan menulis adalah
mereka yang secara aktif memliki hobi membaca.
Seperti Diandra Pak Noor dia secara aktif
mengirimkan artikel untuk mading kita setelah saya
bertanya pada Diandra dia menyukai kegiatan
membaca juga jadi dia memiliki kosakata yang
banyak yang menjadi bahan dalam menulis.
4. Ani Nuraeni, S.Pd.
Guru IPA/ Kurikulum/ GP angkatan 9
Bisa itu karena terbiasa. Ini berhubungan dengan
kegiatan literasi yang harus selalu kita lakukan di
kelas pada mata pelajaran apapun. Jika peserta didik
kemampuan membacanya baik dia akan lebih mampu
dalam menulis. Ketertarikan membaca dimulai dari
topik yang memang mereka sukai. Nah ini pun
berlaku untuk kegiatan menulis. Dengan pendekatan
yang tepat saya pikir ini akan berhasil.
2 Peserta didik kurang fokus a. Pembelajaran yang Kajian Literatur
dalam pembelajaran monoton Pembelajaran yang
a) Permasalahan pribadi b. Pendidik kurang Khakim dalam “Rendahnya Kreatifitas dan Inovatif Pendidik kreatif dan inovatif
peserta didik; dalam Mengajar di Kelas” (2021) mengatakan pendidik yang dengan
merancang media
b) Pembelajaran yang cara mengajarnya hanya menerapkan metode ceramah saja, mengintegrasikan
membosankan; berbasis IT. oleh karena itu menyebabkan peserta didik cepat merasa pembelajaran yang
c) Kurangnya perhatian bosan. Jika peserta didik sudah merasakan kebosanan maka berbasis IT
dari orang tua; mereka tidak akan fokus dalam mengikuti pembelajaran. (TPACK)
d) Peserta didik kurang Secara tidak langsung juga dapat mempengaruhi menurunya
mengatur waktu belajar semangat belajar peserta didik. Apalagi dimasa pasca pandemi
di rumah dengan baik, seperti saat ini, dimana semua mobilitas termasuk kegiatan
cenderung lebih banyak pendidikan masih melakukan adaptasi dengan kebiyasaan-
bermain; kebiasaan dimasa pandemi Covid-19. Oleh karena itu seorang
e) Peserta didik lebih pendidik harus sering-sering mencari wawasan mengenai cara
banyak menggunakan belajar sekreativ mungkin. Agar peserta didik tidak merasa
gawai untuk bermain bosan saat proses belajar mengajar berlangsung.
dan menggunakan
media sosial; Sumber
f) Kondisi rumah yang Khakim,Achmad Luthfi.2021
kurang mendukung https://www.pituruhnews.com/2021/12/rendahnya-kreatifitas-
untuk belajar; dan-inovatif-pendidik.html
g) Ada rasa kurang percaya Diterbitkan 29 Desember 2021 di Pituruh News
diri dari peserta didik
apabila disuruh untuk Anis dalam “Model-Model Pembelajaran Inovatif” (2022)
membuat atau menjawab mengatakan pembelajaran inovatif melibatkan pendekatan dan
pertanyaan strategi yang lebih kreatif, interaktif, dan berfokus pada peserta
h) Metode pembelajaran didik untuk meningkatkan hasil pembelajaran. Berikut
yang monoton beberapa model pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan
dalam konteks pendidikan: PJBL, PBL, Flipped Classroom,
Belnded Learning, Game Based Learning, Pembelajaran
berbasis simulasi.
Sumber
Anis, Herman. 2022
https://hermananis.com/model-model-pembelajaran-inovatif/
Diterbitkan 20 Juli 2022 di Hermanis.com

Prianggita dalam “Peran Media Pembelajaran Berbasis


Teknologi Informasi” (2022) mengatakan peran dari media
pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi
yaitu semakin terbukanya kesempatan jangkauan secara luas,
cepat efektif dan efisien terhadap ilmu pengetahuan baru
dengan berbagai pengemasan dan penyebarluasan informasi
serta memberikan keluasan peran kepada pendidik untuk
mendesain belajar peserta didik dengan menekankan pada
upaya penyiapan bahan pembelajaran yang menantang, penuh
stimulus, tersistematis dan berkesinambungan. Sedangkan
peserta didik diberikan keluasan untuk mengakses
pembelajaran yang diberikan pendidik tersebut melalui kondisi
yang didesain pendidik dan memungkinkan peserta didik untuk
menggali pengetahuan tambahan sebagai pengayaan.

Sumber
Prianggita,Veny Agustini.2022
ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/Aksara/article/download/
952/667
Diterbitkan 2 Oktober 2021 di AKSARA: Jurnal Ilmu
Pendidikan Nonformal

Wawancara
Menurut Bapak apa yang menjadi akar permasalahan dari
kurang fokusnya peserta didik kita dalam belajar?

1. Kepala Sekolah
Dadan, S.Pd
Menurut pendapat saya, perkembangan teknologi yang
sangat cepat di mana semua informasi bisa didapatkan
secara instant membuat peserta didik kita keenakan
sehingga kurang fokus dalam belajar. Mereka berpikir
belajar dapat dilakukan dari gawai yang setiap hari
mereka mainkan.
2. Fajar Suhud (CGP Angkatan 10)
Guru Matematika
Kurang fokusnya peserta didik dalam belajar menurut
pandangan dan pengalaman saya merupakan kumulasi
dari berbagai faktor di antaranya suasana rumah yang
berimbas ke motivasi belajar mereka sehingga mereka
tidak fokus ketika belajar karena suasana yang tidak
nyaman.

3. Nanang Purnama, S.S


Guru Bahasa Inggris ( GP Angkatan 8)
Di SMPN 1 Gekbrong ini banyak sekali permasalahan
tentang kurang fokusnya peserta didik dalam belajar.
Pengalaman saya pemilihan media yang menarik dapat
meningkatkan fokus mereka dalam belajar karena
menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.

4. Ani Nuraeni, S.Pd.


Guru IPA/ Kurikulum/ GP angkatan 9
Perkembangan teknologi sekarang tidak bisa kita
cegah. Salah satu kurang fokusnya peserta didik dalam
belajar karena peserta didik hampir menggunakan
waktunya dengan bermain gawai. Ini yang terjadi pada
anak saya di rumah. Penggunaan gawai yang
berlebihan membuat mereka lupa akan tugas utamanya
yaitu belajar. Jadi memang kita sebagai pendidik dan
orang tua harus dapat memberikan perhatian yang
lebih terhadap permasalahan ini.
3 Komunikasi pendidik dan orang Kajian Literatur
tua peserta didik kurang lancar Sering terjadi
a) Keterbatasan waktu; miskonsepsi antara Dalilah dalam “Pola Komunikasi Guru dan Orang Tua untuk Pendidik akan
b) Orang tua jarang pendidik dan orang Meningkatkan Kualitas Belajar Peserta Didik” mengatakan melakukan
dilibatkan dalam tua bahwa manfaat komunikasi yang dilakukan antara guru dengan komunikasi yang
kegiatan pembelajaran; orang tua akan berdampak pada kualitas pembelajaran yang lebih baik dan
c) Orang tua merasa tidak dilakukan oleh peserta didik.Hal ini intens..
ada yang menarik diperkuat oleh Cm. Carty, Brennan and Vecchiarello dalam
dengan program Pusitaningtyas (2016 :938) yang berpendapat bahwa
sekolah; keterlibatan orang tua dalam proses pembelajaran dapat
d) Lebih mempercayakan meningkatkan nilai anak, kehadiran anak dalam pembelajaran
peserta didik di sekolah,menumbuhkan sikap dan perilaku yang
sepenuhnya ke sekolah. baik pada anak dan menaikkan angka kelulusan. Oleh karena
e) Kesibukan orang tua itu, perlunya membangun komunikasi yang baik antara guru
yang menyita waktu; dengan orang tua.yang mana hal ini akan
f) Pemahaman dan menjadi penghubung atau jembatan antara guru dengan peserta
kemampuan orang tua didik ataupun orang tua dengan peserta didik. Untuk itu,
terhadap dukungan komunikasi antara guru dengan orang tua harus terjalin dengan
keberhasilan baik agar memberikan manfaat yang fokusnya tentu kepada
pembelajaran kurang peserta didik
g) Kurangnya motivasi
pendidik untuk
Sumber
melakukan kunjungan
Dalilah, Dwi Dipta. (2023)
rumah bagi peserta
https://www.academia.edu/111921139/
didik yang memiliki
Pola_Komunikasi_Guru_Dan_Orang_Tua_Untuk_Meningkatk
masalah dalam
an_Kualitas_Belajar_Peserta_Didik
pembelajaran;
h) Kurangnya perhatian NUSRA: Jurnal Penelitian dan Ilmu Pendidikan
dan respon orang tua Volime 4, Issue 3 Agustus 2023DOI:
terhadap pendidikan https://doi.org/10.55681/nusra.v4i3.1021
anaknya. Misalnya
dikarenakan faktor Eka dalam “Pentingnya Kerja Sama Guru dan Orang Tua
ekonomi. dalam Pendidikan: Manfaat yang Tak Terbantahkan” (2023)
mengatakan bahwa ada 3 alasan penting mengapa guru dan
orang tua murid harus membangun hubungan komunikasi,
antara lain:
1. Mendukung pertumbuhan murid Kolaborasi antara guru dan
orang tua memungkinkan pertukaran informasi yang lebih
baik tentang perkembangan akademik dan perilaku siswa.
2. Peningkatan motivasi Ketika Anda sebagai orang tua
terlibat dalam pendidikan anak-anak Anda, biasanya murid
akan cenderung lebih termotivasi.
3. Mengatasi kesulitan dengan lebih baik.

Sumber
https://guruinovatif.id/artikel/pentingnya-kerja-sama-guru-
dan-orang-tua-dalam-pendidikan-manfaat-yang-tak-
terbantahkan#:~:text=Padahal%20ada%203%20alasan
%20penting%20mengapa%20guru%20dan,...
%203%203.%20Mengatasi%20kesulitan%20dengan
%20lebih%20baik
Diterbitkan 18 September 2023 di GuruInovatif

Wawancara
Menurut Bapak apa akar penyebab kurang lancarnya
komunikasi pendidik dengan orang tua peserta didik?

1. Kepala Sekolah
Dadan, S.Pd
Menurut pendapat saya faktor kesibukan orang tua
menempati urutan pertama. Orang tua beralasan
pekerjaan tidak bisa ditinggalkan sehingga kunjungan
orang tua ke sekolah pun sangat jarang. Bahkan
program Home Visit pun terkadang tidak berjalan
hanya karena orang tua sering tidak ada di rumah.
\

2. Fajar Suhud (CGP Angkatan 10)


Guru Matematika
Komunikasi pendidik dan orang tua tidak sepenuhnya
karena kesibukan orang tua, tetapi terkadang kita
sebagai pendidik juga merasa sibuk dan tidak memiliki
waktu untuk melakukan home visit. Nah, ini pun harus
mendapat perhatian dari semua pendidik bahwa kita
harus menyadari bahwa tugas kita tidak hanya
mengajar, tetapi juga memberikan motivasi ke peserta
didik dengan salah satunya melakukan komunikasi
yang baik dengan orang tua.
3. Nanang Purnama, S.S
Guru Bahasa Inggris ( GP Angkatan 8)
Kompleks sekali ya Pak Noor kalau di sekolah kita.
Namun yang saya rasakan sebagai wali kelas yaitu
mereka banyak tinggal tidak bersama orang tuanya
melainkan bersama kakek neneknya yang sudah
lansia. Jadi, sulit sekali untuk melakukan komunikasi
ditambah lokasi rumah mereka yang jauh dari
sekolah.

4. Ani Nuraeni, S.Pd.


Guru IPA/ Kurikulum/ GP angkatan 9
Banyak faktor yang memengaruhi hubungan antara
pendidik dan orang tua. Solusinya adalah kita harus
menyadari bahwa peserta didik membutuhkan
perhatian dalam menjaga motivasi belajarnya. Maka
komunikasi yang baik dan intens perlu dilakukan.
Apabila orang tua tidak bisa datang ke sekolah ya kita
sebagai pendidik coba untuk melakukan home visit.
Jarak jangan dijadikan alasan karena itu sudah tugas
kita sebagai pendidik.
4 Pendidik belum maksimal . Kajian Literatur .
mengimplementasi model-
model pembelajaran inovatif. Pendidik kurang Menurut Anwarul dalam “Penerapan Model Pembelajaran Pendidik kurang
a) Kurangnya memahami sitaks Inovatif Belum Maksimal: Mengapa Masih Begitu” (2023) memahami sitaks
keterampilan model- model mengatakan Salah satu faktor penyebab model pembelajaran model- model
pendidik dalam pembelajaran. belum efektif digunakan oleh pendidik adalah keterbatasan pembelajaran.
mengimplementasikan pengetahuan dan pemahaman pendidik mengenai model-model
pembelajaran pembelajaran inovatif ini. Banyak pendidik yang masih merasa
inovatif; lebih nyaman dengan metode pengajaran konvensional yang
b) Kurangnya sudah lazim digunakan sejak lama. Mereka mungkin
pemahaman pendidik menganggap model-model inovatif terlalu rumit atau
tentang K13, membutuhkan waktu dan usaha ekstra yang tidak mereka
kurangnya pelatihan, siapkan.
dan minimya fasilitas
yang mendukung Sumber
penerapan model- Anwarul. 2023
model pembeljaran https://perpusteknik.com/penerapan-model-pembelajaran-
K13 inovatif-belum-maksimal/
c) Pendidik kurang Diterbitkan 19 Oktober 2023 di Perpusteknik
memahami materi
yang ada sintaks Wawancara
d) Mindset pendidik Apa akar penyebab masalah pendidik belum maksimal
bahwa mengajar mengimplentasikan model-model pembelajaran inovatif?
terbaik adalah
menjelaskan; 1. Kepala Sekolah
e) Kurangnya pelatihan Dadan, S.Pd
pendidik. Pendidik belum maksimal mengimplementasikan
f) Fasilitas yang kurang model-model pembelajaran inovatif disebabkan
memadai. pengetahuan pendidik tersebut tentang model
pembelajaran masih kurang, sehingga sulit untuk
diterapkan di kelas.

2. Fajar Suhud (CGP Angkatan 10)


Guru Matematika
Jujur ya, ini saya ya. Saya sering menggunakan model
discovery learning karena model pembelajaran itu yang
paling saya kuasai. Saya jarang menggunakan model
pembelajaran inovatif yang lain karena
ketidakpahaman saya dalam melakukan sintaksnya. Ini
murni berhubungan dengan kompetensi saya. Solusinya
saya harus banyak mengikuti pelatihan dan belajar
mengimplementasikan model pembelajaran inovatif
lainnya.
3. Nanang Purnama, S.S
Guru Bahasa Inggris ( GP Angkatan 8)
Pendidik belum maksimal dalam
mengimplementasikan model-model pembelajaran
inovatif disebabkan pendidik kurang memahami
perkembangan pembelajaran saat ini. Jarangnya
mengikuti pelatihan tentang model-model
pembelajaran inovatif ini menjadi penyebab pendidik
menggunakan model pembelajaran yang itu-itu saja.
4. Ani Nuraeni, S.Pd.
Guru IPA/ Kurikulum/ GP angkatan 9
Berdasarkan pengalaman saya, saya melihat para
pendidik belum maksimal dalam penggunaan model
pembelajarn inovatif adalah mereka belum memahami
betul tentang sintak-sintaks dalam model-model
tersebut. Sehingga mereka banyak mengunakan model
pembelajaran yang itu-itu aja karena memang itu yang
paling dikuasai. Jadi ,ayo untuk perbanyak membaca,
berlatih, dan mengimplentasikan model-model
pembelajaran inovatif demi kemajuan peserta didik
kita.

5 Pendidik mengalami kesulitan a) Kurang Kajian Literatur a) Kurang


dalam pembuatan soal - soal memahaminya memahaminya
HOTS konsep literasi Thabroni dalam “HOTS” (2022) mengatakan HOTS adalah konsep literasi
a) Kreativitas pendidik dan numerasi; singkatan dari Higher Order Thinking Skills, yaitu dan numerasi;
masih rendah dalam b) Pendidik belum keterampilan berpikir kritis dan kreatif yang dikategorikan ke b) Pendidik belum
mewujudkan butir menguasai konsep dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi. HOTS meliputi menguasai
soal khususnya pembelajaran kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. HOTS konsep
pertanyaan yang yang bermuatan bukan hanya menghafalkan fakta, mengemukakan fakta, atau pembelajaran
menuntut penalaran HOTS menerapkan peraturan, rumus, dan prosedur, namun lebih yang bermuatan
yang lebih tinggi; berupa kemampuan menganalisis, evaluasi dan kreasi, HOTS
b) Kurang penalaran logis, pengambilan keputusan, berpikir kritis, penerapan
memahaminya konsep pemecahan masalah, kreativitas dan berpikir konsep literasi
literasi dan numerasi; kreatif. Kurikulum 2013 menyediakan cara untuk mengajar numerai
c) Pendidik belum peserta didik HOTS, antara lain dengan membuat mind berbasis HOTS
menguasai konsep map/peta konsep dan mengajukan pertanyaan.
pembelajaran yang Sumber
bermuatan HOTS Thabroni, Gamal.2022
d) Kurangnya berlatih https://serupa.id/hots-higher-order-thinking-skill-pengertian-
dalam menyelesaikan karakteristik-dsb/
soal. Diterbitkan 12 April 2022 di Serupa id.

Mustakim dalam “Soal HOTS dan Kompetensi Pendidik”


(2018) mengatakan akar masalah soal HOTS, yakni
ketidakmampuan pendidik dalam merencanakan dan
mengembangkan pembelajaran HOTS, kurang memahami
konesp HOTS itu sendiri.

Sumber
Bagus, Mustakim. 2018
https://news.detik.com/kolom/d-3982056/un-soal-hots-dan-
kompetensi-pendidik#:~:text=Di%20sinilah%20sebenarnya
%20akar%20masalah%20soal%20HOTS%2C
%20yakni,pengawasan%20yang%20efektif%20sehingga
%20mampu%20mengurai%20persoalan%20ini.
Diterbitkan 20 April 2018 di Detik News

Wawancara
Apa akar penyebab masalah pendidik mengalami kesulitan
dalam pembuatan soal-soal HOTS?

1. Kepala Sekolah
Dadan, S.Pd
Penyebab pendidik mengalami kesulitan dalam
pembuatan soal-soal HOTS disebabkan pengetahuan
mereka yang kurang tentang konsep HOTS itu sendiri.
2. Fajar Suhud (CGP Angkatan 10)
Guru Matematika
Saya secara pribadi kesulitan dalam memberikan tugas
yang berbasis HOTS, hal tersebut karena soal tidak
sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik dan
peserta didik tidak terbiasa mengerjakan tugas yang
menuntut untuk berpikir tingkat tinggi. Beberapa kali
hasil dari HOTS ini tidak memuaskan saya karena
kekurangan saya juga dalam mengimplementasikan
HOTS ini.
.
3. Nanang Purnama, S.S
Guru Bahasa Inggris ( GP Angkatan 8)
Pendidik kesulitan dalam menerapkan konsep HOTS
pada pembelajaran karena sering terjadi miskonsepsi
tentang konsep HOTS ini. Pendidik selalu berpikir
bahwa soal HOTS itu adalah soal yang sulit. Padahal
konsep HOTS itu sendiri adalah sebuah konsep yang
memang bertujuan membuat anak menjadi lebih
kreatif dan berpikir kritis. Jadi, tidak harus sulit.

4. Ani Nuraeni, S.Pd.


Guru IPA/ Kurikulum/ GP angkatan 9
HOTS ini sebetulnya sangat mudah sekali. Pendidik
terkadang berpikir konsep HOTS itu adalah soal yang
sulit. Padahal tidak seperti itu. Jadi HOTS ini
tujuannya adalah mendorong peserta didik untuk
berpikir secara kritis. Misal Bapak/Ibu ketika masuk
kelas sering melakukan pertanyaan pemantik yang
sederhana yang mendorong siswa untuk menjawab
sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan mereka.
Nah, itu salah satu contoh HOTS.
6 Pembelajaran tidak Kajian Literatur
mengintegrasikan TIK Pendidik masih belum Pendidik masih
dan tidak ada kemauan memaksimalkan Lestari dalam “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan belum
pendidik untuk
penggunaan media Tik oleh Pendidik” (2015) mengatakan solusi dari kendala memaksimalkan
memanfaatkan TIK.
a) Sebagian pendidik dan berbaiss TIK pemanfaaatan TIK adalah: dilakukan sosialisasi yang penggunaan media
peserta didik masih berbaiss TIK
terusmenerus tentang potensi, manfaat, dan pentingnya TIK
belum bisa
menggunakan teknologi; di dalam kegiatan pembelajaran sehingga ada dukungan
b) Tidak memiliki sarana TIK; kebijakan, tidak hanya dari pemerintah pusat, pemerintah
c) Masalah jaringan dan kuota daerah, instansi swasta tetapi juga dari kepala sekolah,
internet
menjadi penghambat dalam dilaksanakan pelatihan yang lebih intensif dengan waktu
proses pembelajaran. yang lebih longgar atau memadai sehingga dimungkinkan
d) Keengganan pendidik bagi pendidik untuk mempraktekkan hasil pelatihan di dalam
untuk berinovasi dengan
teknologi. kelas, para pendidik merespons kemajuan TIK secara positif
e) Sebagian peserta didik dengan tindakan nyata melalui pemanfaatan TIK di dalam
tidak memiliki kegiatan pembelajaran yang menjadi tugas profesionalnya,
perangkat gawai yang
digunakan sebagai media dan dilaksanakan pengadaan perangkat TIK di sekolah secara
belajar; bertahap dan berkelajutan, baik melalui pemerintah, pihak
f) Pendidik tidak mampu swasta maupun masyarakat.
mengelola waktu dengan
baik. Sumber
Lestari, Sri.2015
https://www.neliti.com/id/publications/286945/faktor-faktor-
yang-mempengaruhi-pemanfaatan-tik-oleh-
pendidik#:~:text=Sehingga%20solusi%20dari%20kendala
%20pemanfaaatan%20TIK%20adalah%3A
%20dilakukan,berkelajutan%2C%20baik%20melalui
%20pemerintah%2C%20pihak%20swasta%20maupun
%20masyarakat.
Diterbitkan 23 Juli 2015

Anwar dalam “Pemanfaatan TIK dalam


Pembelajaran”(2023) mengatakan pemanfaatan TIK dalam
Pembelajaran
a. Pahami Karakter Setiap Anak Dengan memahami karakter
setiap peserta didik maka pendidik anak semakin mudah
menentukan cara yang paling optimal diberikan dalam
pembelajaran. Penentuan cara tersebut baik strategi, teknik,
metode, maupun model pembelajaran yang digunakan
haruslah memperhatikan gaya belajar yang dimiliki peserta
didik. .
b. Gunakan Media dalam Pembelajaran.
c. Pentingnya Kreatifitas Pendidik.
Sumber
Anwar, Iskandar.2023
https://abdipendidik.id/pemanfaatan-tik-dalam-
pembelajaran/#:~:text=Pemanfaatan%20TIK%20dalam
%20Pembelajaran%201%20Pahami%20Karakter
%20Setiap,dalam%20Pembelajaran
%20...%203%20Pentingnya%20Kreatifitas%20Pendidik
%20
Diterbitkan 23 Oktober 2023 di Abdi Pendidik
Wawancara
Apa akar penyebab masalah seorang pendidik tidak
mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran?

1. Kepala Sekolah
Dadan, S.Pd
Pendidik tidak mengintegrasikan TIK dalam
pembelajaran biasanya mereka nyaman dengan cara
mengajar menjelaskan yang ada di buku karena setiap
peserta didik memiliki buku jadi merasa lebih mudah
dibanding dia harus mempersiapkan materi
menggunakan TIK.

2. Fajar Suhud (CGP Angkatan 10)


Guru Matematika
Biasanya sih kompetensi mereka dalam penggunaan
TIK masih kurang sehingga mereka jarang
menggunakan TIK. Bukan tidak pernah ya tapi jarang
kalau pun menggunakan TIK itu pasti yang itu-itu aja
jadi kurang menarik. Jadi ya memang harus sering
belajar menggunakan TIK lainnya supaya lebih
menarik.
3. Nanang Purnama, S.S
Guru Bahasa Inggris ( GP Angkatan 8)
Sarana dan prasarana selalu disalahkan dalam hal ini,
tetapi memang yang saya rasakan seperti itu. Pak Noor
pernah mengajar di kelas 8f? kalau kita mengajar di
kelas 8f bagaimana bisa kita mengintegrasikan TIK
kalau di dalam kelasnya tidak ada jaringan listrik.
Mungkin laptop bisa menggunakan baterai tapi kan
tidak selamanya harus dicas. Jadi, sarana dan
prasarana ini terkadang jadi momok bagi kita dalam
mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran.
4. Ani Nuraeni, S.Pd.
Guru IPA/ Kurikulum/ GP angkatan 9
Banyak penyebab yang menjadi alasan mengapa
pendidik tidak mengintegrasikan TIK dalam
pembelajaran di antaranya kurang maksimal dalam
pembuatan RPP, kompetensi pendidik yang kurang,
sarana dan prasarana yang selalu menjadi kambing
hitam dalam penggunaan TIK. Hal tersebut sebetulnya
bisa kita siasati dengan apa? Kreativitas kita sebagai
guru. Kita tidak perlu full dari awal menggunakan TIK
cari saja yang sesuai. Pekerjaan kita tidak semuanya
bisa digantikan dengan TIK, tetapi kita harus pandai
kapan kita menggunakan TIK tersebut.

Anda mungkin juga menyukai