Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENELITIAN

MATERI “TEKS CERPEN”

Disusun oleh:
Nama : Irma Mulyana
Guru Mapel : Bahasa Indonesia

SMK 1 CITRA ADHI PRATAMA


Jalan Outer Ring Road No. 21, Cengkareng Timur, Cengkareng, Jakarta Barat DKI
Jakarta

2022
Nama : Irma Mulyana
NUPTK : 9558763665300073
Guru Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Sekolah : SMKS 1 Citra Adhi Pratama Jakarta

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi,
Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi
Permasalahan Peserta Didik Dalam Pembelajaran

Lokasi SMKS 1 CITRA ADHI PRATAMA JAKARTA


Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Atas
Tujuan yang ingin dicapai 1. Peserta didik dapat membandingkan unsur-
unsur pembangun teks cerpen.
2. Peserta didik menulis cerpen secara kreatif
dengan menggunakan bahasa yang memikat
dan memublikasikan cerpen ke media cetak
maupun digital
Melalu model Pembelajaran PBL (Problem Based
Learning) dan PJBL (Project Based Learning)
Materi Teks Cerpen Kelas XI
Penulis Irma Mulyana
Tanggal 13 September 2022
Situasi : Latar belakang masalah dari praktik ini
adalah rendahnya literasi/minat baca peserta didik
Kondisi yang menjadi latar belakang SMKS 1 Citra Adhi Pratama Jakarta dalam
masalah, mengapa praktik ini penting membaca buku fiksi maupun non fiksi, dan
untuk dibagikan, apa yang menjadi peran kurangnya minat peserta didik dalam berdiskusi
dan tanggung jawab anda dalam praktik untuk memecahkan suatu masalah, serta
ini. kurangnya kreativitas pendidik dalam
menyediakan media pembelajaran yang menarik
khususnya pada materi teks cerpen. Pendidik
cenderung menggunakan media pembelajaran
berupa buku paket saja sehingga peserta didik
kurang tertarik dan semangat dalam belajar.
Pembelajaran abad 21 seharusnya
menggunakan pendekatan yang berpusat pada
peserta didik, dimana peserta didik dituntut lebih
aktif dibandingkan pendidik, namun kenyataannya
pendidik lebih dominan diantara peserta didik,
sehingga proses pembelajaran menjadi monoton
atau yang biasa kita sebut dengan model teacher
center, kurangnya penerapan model pembelajaran
yang inovatif menyebabkan peserta didik
cenderung kurang aktif dan berminat dalam
berdiskusi khususnya materi teks cerpen. Hal ini
menyebabkan materi teks cerpen terkesan sulit
dan membosankan
Dampak dari latar belakang tersebut adalah
mininya kosakata yang dimiliki peserta didik, dan
kurangnya keaktifan peserta didik dalam
berdiskusi di kelas. Hal ini dikarenakan peserta
didik kurang minat, kurang termotivasi, serta
kurang tertarik mengikuti proses diskusi.
Berdasarkan hasil praktik mengajar pada
pembelajaran membandingkan unsur-unsur
pembangun teks cerpen dengan menggunakan
model pembelajaran PBL (Problem Based
Learning) serta penggunaan media audio-visual
berlangsung sangat menyenangkan dan efektif,
serta berdampak pada keaktifan peserta didik
dalam mengikuti proses diskusi selama
pembelajaran sedang berlangsung. Sedangngkan,
berdasarkan hasil praktik mengajara pada
pembelajaran menulis teks cerpen dengan
menggunakan model pembelajaran PJBL (Project
Based Learning) menjadikan peserta didik belajar
berpikir tingkat tinggi dan peserta didik mulai
dilatih untuk menulis dan menghasilkan karya teks
cerpen.

Praktik ini penting untuk dibagikan karena


1. Penggunnaan media pembelajaran berupa
audiovisual dalam praktik ini bisa
meningkatkan motivasi dan ketertarikan
peserta didik dalam pembelajaran. Disamping
itu, pembelajaran akan menjadi lebih menarik;
2. Praktik pembelajaran dengan model PBL dan
PJBL bisa memotivasi pendidik lain dalam hal
mendesain pembelajaran yang aktif, kreatif,
dan inovatif;
3. Praktik pembelajaran ini bisa menjadi referensi
dan inspirasi pendidik-pendidik lain terkait
permasalahan yang dihadapi dalam
pembelajaran ini.

Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini


yaitu:
1. Menyusun modul ajar materi membandingkan
unsur-unsur pembangun teks cerpen dengan
mempertimbangkan metode (Diskusi
kelompok, tanya jawab, penugasan dan
presentasi), Problem Basic Learning (PBL),
dan modul ajar menulis cerpen kreatif dengan
metode pembelajaran Project Basic Learning
(PJBL) yang sesuai dengan permasalahan
peserta didik;
2. Mendiskusikan hasil penyusunan modul ajar
dengan teman sejawat dan
agar mendapatkan masukan dan saran
mengenai modul ajar yang sudah dibuat;
3. Merevisi modul ajar untuk menyesuaikan
dengan tujuan;
4. Melaksanakan praktik pembelajaran;
5. Melakukan refleksi hasil praktik pembelajaran;
6. Melakukan tindak lanjut sesuai dengan hasil
yang sudah direfleksi.
Tantangan : Berdasarkan hasil analisis eksplorasi penyebab
masalah melalui kajian literatur dan wawancara
Apa saja yang menjadi tantangan untuk penyebab peserta didik kesulitan dalam mencapai
mencapai tujuan tersebut, siapa saja yang tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu
terlibat. 1. Rendahnya keaktifan peserta didik dalam
diskusi kelompok pada materi teks cerpen
2. Keterampilan menulis peserta didik sangat
terbatas.
3. Peserta didik sulit mengembangkan cerita
dengan bahasa sendiri dan keterbatasan
kosakata sehingga siswa sulit dalam
menuangkan ide dan gagasan ke dalam bentuk
tulisan.
4. Kurangnya motivasi dan kefokusan peserta
didik dalam pembelajaran.
5. Kurangnya ketertarikan peserta didik pada
sebuah karya sastra.
6. Peserta didik kurang memahami struktur dan
kaidah teks cerita pendek, yaitu unsur intrinsik
teks cerpen.
7. Peserta didik belum terlatih dalam menulis
teks cerpen.
8. Pendidik belum maksimal mendampingi dalam
penulisan teks cerpen.

Aksi : Berdasarkan tantangan yang dihadapi pendidik,


langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu:
Langkah-langkah apa yang dilakukan 1. Penggunaan model pembelajaran yang
untuk menghadapi tantangan tersebut, inovatif, yaitu menggunakan model
strategi apa yang digunakan, bagaimana pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
prosesnya, apa saja sumber daya/materi dan PJBL (Project Based Learning)
yang diperlukan untuk melaksanakan 2. Pemilihan media pembelajaran yang inovatif
strategi tersebut. Strategi yang dilakukan yaitu menggunakan
media pembelajaran inovatif berupa
penggunaan media audio-visual, yang di
dalamnya terdapat media teks, lembar kerja,
hingga video pembelajaran.
3. Pemilihan metode pembelajaran yang variatif
yaitu menggunakan beberapa kombinasi
metode pembelajaran yang variatif seperti
metode tanya jawab, diskusi, penugasan,
diskusi kelompok dan presentasi serta Sumber
daya yang diperlukan untuk penggunaan
metode pembelajaran variatif ini adalah
melibatkan siswa secara langsung, buku guru
dan buku siswa Bahasa Indonesia SMK kelas
XI , serta ruangan kelas.
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam
menghadapi tantangan agar mencapai tujuan ini,
yaitu:
1. Adanya bimbingan dari teman sejawat.
2. Dukungan dari Kepala sekolah dan wakil
kepala sekolah.
3. Adanya masukan yang bersifat membangun
dari teman-teman pendidik di sekolah.
4. Bantuan dari teman sejawat sebagai penata
kamera.
5. Siswa kelas XI-Multimedia, selaku peserta
dalam kegiatan praktik pembelajaran yang
berjumlah 25 anak.

Sumber daya atau materi yang diperlukan dalam


melaksanakan strategi ini:
1. Modul ajar yang telah disusun secara inovatif
dengan menyesuaikan lingkungan sekolah.
2. Media audio-visual yang di dalamnya terdapat
media teks, lembar kerja, hingga video
pembelajaran.
3. Materi pembelajaran yang telah disusun secara
inovatif dan semenarik mungkin sehingga
peserta didik tidak bosan dalam mengikuti
proses pembelajaran.
4. Penyediaan alat dan media pembelajaran
berupa laptop, infokus dan speaker.

Refleksi : Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang


dilakukan sangat efektif dan dapat dilihat sebagai
Refleksi hasil: bagaimana dampak dari berikut:
aksi terhadap langkah-langkah yang 1. Penggunaan model pembelajaran inovatif yaitu
dilakukan, apakah hasilnya efektif/tidak, PBL dan PJBL dalam kegiatan pembelajaran
mengapa dan bagaimana respon siswa materi membandingkan unsur-unsur
terkait strategi yang dilakukan, apa yang pembangun teks cerpen dan menulis teks
menjadi faktor cerpen ini sangat efektif. Hal ini dibuktikan
keberhasilan/ketidakberhasilan dari dengan peserta didik menjadi lebih kreatif,
strategi yang dilakukan. kritis, dan percaya diri.
2. Pemilihan metode yang variatif (diskusi
kelompok, Tanya Jawab, penugasan, dan
presentasi) sangat efektif untuk meningkatkan
keaktifan peserta didik serta kemampuan
peserta didik dalam berpikir tingkat tinggi. Hal
ini dibuktikan dengan antusias peserta didik
dalam tanya jawab hingga saling memberikan
tanggapan kepada peserta didik lain serta
kemampuan peserta didik dalam menulis teks
cerpen.
3. Penggunaan media pembelajaran inovatif
bermuatan berupa Audio-visual yang di
dalamnya terdapat media teks, lembar kerja,
hingga video pembelajaran sangat membantu
pemahaman peserta didik serta lebih mampu
mengkonkretkan pemahaman peserta didik.
4. Kegiatan didesain dengan berpusat pada
peserta didik ini efektif untuk meningkatkan
keaktifan peserta didik saat proses kegiatan
pembelajaran berlangsung. Hal ini membuat
peserta didik lebih termotivasi untuk belajar.

Respon Peserta didik terhadap kegiatan


pembelajaran ini sangat puas dan menyenangkan.
Hal ini bisa dilihat dari kegiatan refleksi setelah
pembelajaran. Peserta didik memberikan refleksi
bahwa pembelajaran membandingkan unsur-unsur
pembangun teks cerpen tidaklah sulit bahkan
pembelajara berlangsung sangat menyenangkan.
Peserta didik juga tertarik dengan penggunaan
media pembelajaran audio-visual yang digunakan.
Respon dari kepala sekolah dan guru juga
sangat baik dan sangat mengapresiasi kegiatan ini
dengan harapan akan terus berkelanjutan tidak
hanya sebagai tugas dari kegiatan penelitian
melainkan pada setiap pembelajaran dan
memberikan dampak positif ke rekan-rekan yang
lain demi kemajuan kegiatan pembelajaran di
sekolah. Selain itu, bentuk respon positif dari
teman-teman pendidik yaitu dengan adanya
pemberian masukan yang bersifat membangun
serta dengan membantu kegiatan penelitian
sebagai penata kamera.
Faktor keberhasilan pembelajaran ini sangat
berpengaruh dan dapat ditentukan oleh pendidik
itu sendiri mengenai penguasaan materi,
bagaimana cara penggunaan metode dan model
pembelajaran, penggunaan media pembelajaran,
dan penerapan langkah-langkah pada perangkat
yang dibuat, serta dukungan dari kepala sekolah
dan teman-teman guru lainya.
Pembelajaran yang bisa diambil dari proses
dan kegiatan yang sudah pendidik lakukan adalah
pendidik lebih kreatif dan inovatif dalam memilih
model, metode, dan media pembelajaran untuk
membuat proses belajar mengajar sesuai dengan
yang diharapkan, sehingga dapat memenuhi tujuan
yang ingin dicapai.

Mengetahui Jakarta, 3 Oktober 2022


Kepala Sekolah Penyusun

Nida Nur Annisa, S.Pd. Irma Mulyana, S.Pd.


NIP. - NIP. -
DOKUMENTASI PRAKTIK PEMBELAJARAN

Anda mungkin juga menyukai