Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KEGIATAN

WORKSHOP PENGUATAN KOMPETENSI IMPLEMENTASI


KURIKULUM MERDEKA BAGI GURU SENI BUDAYA
KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2023

Tanggal 26-27 Juni 2023 dan 3 Juli 2023

Oleh:

Peni Sugiharjanti, S.Pd


NIP:197302162014062007

PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA


DINAS PENDIDIKAN KEPEMUDAN DAN OLAHRAGA
SMP NEGERI 4 PUNGGELAN

Ds. Jembangan, Kec. Punggelan, Kab. Banjarnegara


2023
PENGESAHAN

Laporan Kegiatan Kolektif Guru “Workshop Peningkatan Kompetensi Implementassi


Kurikulum Merdeka Bagi Guru Seni Budaya Kabupaten Banjarnegara Tahun 2023”
telah divalidasi kebenarannya untuk digunakan sebagai acuan penyelenggaraan KKG/MGMP
Seni Budaya tahun 2023.
Disahkan pada :
Hari :.........................................
Tanggal :.........................................

Mengetahui
Kepala Sekolah

Setio Utomo, S.Pd


NIP. 196806011992031009
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan Rahmat dan karunia-NYA
kami dapat menyusun LaporanKegiatan “WorkshopPeningkatan Kompetensi Implementasi
Kurikulum Merdeka Bagi Guru Seni Budaya Tahun 2023”. Program ini bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi guru dalam implementasi pembelajaran.
Ucapan terima kasih yang sebesar besarnya kami sampaikan kepada yang terhormat:
1. Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan OlahRaga Kabupaten Banjarnegara, yang
telah mengijinkan kami untuk menyelenggarakan Kegiatan Kolektif Guru (KKG) seni
Budaya.
2. Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan, Kepemudaan
dan OlahRaga Kabupaten Banjarnegara, yang telah memberikan fasilitas kepada kami
untuk menyelenggarakan Kegiatan Kolektif Guru (KKG) seni Budaya.
3. Ketua MKKS Kabupaten Banjarnegara yang telah memberikan dukungan kepada
kami untuk menyelenggarakan Kegiatan Kolektif Guru (KKG) Seni Budaya.
4. Semua pengurus MGMP Seni Budaya yang telah bekerja keras untuk mewujudkan
terselenggaranya Kegiatan Kolektif Guru,
5. Semua pihak yang telah membantu kami hingga kegiatan kolektif guru seni budaya
dapat terselenggara dengan sukses.
Kami mengharapkan masukan pendapat dari berbagai pihak terkait demi perbaikan
kegiatan yang akan datang. Terima kasih atas perhatinnya.

Banjarnegara, 11 Juli 2023

Peni Sugiharjanti, S.Pd


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Dasar hukum
C. Tujuan
D. Sasaran
E. Hasil yang diharapkan
F. Manfaat
BAB II RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM
A. Program
1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
2. Bentuk dan pola kegiatan
3. Metode dan strategi pelaksanaan
B. Penyelenggara
1. Kepanitiaan
2. Pemateri
3. Peserta
C. Materi Pelatihan
1. Kurikulum Merdeka
2. Pemanfaatan PMM
3. Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi
4. Analisis CP, TP, dan ATP
5. Asesmen
6. Pengembangan Modul Ajar
BAB III PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bermain musik merupakan sarana mengasah kepekaan rasa, memperhalus budi
pekerti, mengajarkan perilaku santun, disiplin, yang hal ini perlu kita tanamkan
kepada anak didik kita, yang lambat laun sifat-sifat tersebut akan membentuk karakter
dalam jiwa anak dan diharapkan pada saatnya kelak anak sebagai generasi penerus
bangsa memiliki budi pekerti yang luhur. Disamping itu juga untuk menyediakan
sarana untuk berlatih dan mengembangkan ketrampilan bermain musik karawitan bagi
guru, yang hal ini merupakan satu diantara upaya untuk melestarikan dan
mengembangkan musik Tradisional Karawitan.

B. TUJUAN
1. Pemantapan memiliki rasa handarbeni terhadap kesenian karawitan yang adi
luhung.
2. Menyediakan wahana untuk berlatih dan sharing dalam bermain musik
karawitan.
3. Hasil pelatihan dapat dikembangkan di sekolah masing-masing, dalam rangka
usaha pembentukan sifat dan kepribadian siswa yang berbudi pekerti dan karakter
luhur.

C. SASARAN
Sasaran kegiatan kolektif guru ini adalah guru Seni Budaya SMP/MTs di
Kabupaten Banjarnegara.

D. HASIL YANG DIHARAPKAN


Meningkatnya kompetensi guru Seni Budaya SMP/MTs di Kabupaten
Banjarnegara dalam penerapan Kurikulum Merdeka.

E. MANFAAT
a. Bagi Guru
Meningkatnya kompetensi guru seni budaya di Kabupaten Banjarnegara, sehingga
mampu melaksanakan tugas sesuai dengan tuntutan standar kompetensi lulusan,
standar isi, standar proses dan standar penilaian
b. Bagi siswa.
Memperoleh mutu pelayanan pembelajaran yang yang bermakna, tercermin pada
peningkatan prestasi hasil belajar siswa.
c. Bagi Sekolah
Memiliki guru yang kompeten, produktif, kreatif, inovatif dan profesional.
BAB II
RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM

A. PELAKSANAAN PROGRAM
1) Bentuk program : Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka
2) Hari/tanggal : Seni-selasa/ 26-27 Juni 2023 dan Senin/ 3 Juli 2023
3) Tempat : SMP N 2 Banjarnegara

B. PENYELENGGARA
1). Susunan Panitia
a) Penanggung jawab : Heru Prihanto, S. Pd., M. Pd
b) Ketua : Ratih Pratiwi, S.Pd
c) Sekretaris : Esti Prihatinah, S.Pd
d) Bendahara : 1. Sri Wahyu Indrajati, S.Pd
2. Ida Agustiana Pramono, S. Pd
e) Seksi Konsumsi : 1. Rienentha Sari, S. Pd
2. Eti Erikawati, S. Pd
f) Seksi Dekorasi dan Dokumentasi : 1. Danny Firmansyah, S. Pd
2. Farras Mubarok, S. Pd
g) Seksi Tempat dan Perlengkapan : 1. Inggrit Fernandes, S.Pd
2. Eti Erikawati, S. Pd

C. PEMATERI
Materi WorkshopPenguatan Kompetensi Implementasi Kurikulum Merdeka disampaikan
oleh 4 narasumber yaitu:
1. Nama : Doko harwanto, S. Pd, SE., M. Pd., MM
Unit Kerja : Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Banjarnegara
2. Nama : Gatit Kartika Yulianti, S. Pd., M. Pd
Unit Kerja : Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Banjarnegara
3. Nama : Jika, S. Pd., MM
Unit Kerja : Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Banjarnegara
4. Nama : Ida Agustiana Pramono, S. Pd
Unit Kerja : SMP Negeri 5 Bawang

D. PESERTA
Jumlah peserta yang mengikuti Pelatihan Karawitan di SMP di Kabupaten Banjarnegara
sebanyak 74 orang .

E. MATERI PELATIHAN
1. Kurikulum Merdeka
Pengajaran sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik (teaching at the right
level) adalah pendekatan pengajaran yang berpusat pada kesiapan belajar peserta
didik, bukan hanya pada tingkatan kelas.
Apa tujuan pendekatan pengajaran ini?
Sebagai bentuk implementasi dari filosofi pembelajaran Ki Hadjar Dewantara yang
berpusat pada peserta didik;
Untuk memastikan setiap peserta didik mendapatkan hak belajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan;
Memberikan waktu yang cukup untuk peserta didik membangun dan meningkatkan
kompetensi numerasi dan literasi.
Bagaimana penerapannya?
Dengan Asesmen Awal Pembelajaran dan penyesuaian Tujuan Pembelajaran
Kemajuan hasil belajar peserta didik dilakukan melalui evaluasi pembelajaran atau
asesmen. Peserta didik yang belum mencapai capaian pembelajaran akan
mendapatkan pendampingan agar mencapai capaian pembelajarannya.
Dengan pembelajaran berdiferensiasi.
Peserta didik dalam fase perkembangan yang sama bisa memiliki tingkat pemahaman
dan kesiapan yang berbeda. Karena itu, pada model pengajaran ini, cara dan materi
pembelajaran divariasikan berdasarkan tingkat pemahaman dan kesiapan peserta
didik.
Apa itu fase perkembangan?
Fase atau tingkatan perkembangan adalah capaian pembelajaran yang harus dicapai
peserta didik, yang disesuaikan dengan karakteristik, potensi, serta kebutuhannya.
Fase dan Jenjang/Kelas
Fase A: SD/MI (Kelas 1–2)
Fase B: SD/MI (Kelas 3–4)
Fase C: SD/MI (Kelas 5–6)
Fase D: SMP/MTs (Kelas 7–9)
Fase E: SMA/MA, SMK/MAK (Kelas 10)
Fase F: SMA/MA, SMK/MAK(Kelas 11–12)
Bagaimana tahapan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen?
Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran
Guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, yang mencakup rencana
asesmen formatif yang akan dilakukan di awal pembelajaran dan selama
pembelajaran berlangsung, serta asesmen sumatif di akhir pembelajaran.
Asesmen Formatif Awal Pembelajaran
Asesmen di awal pembelajaran bertujuan untuk menilai kesiapan masing-masing
peserta didik untuk mempelajari materi yang telah dirancang. Berdasarkan hasil
asesmen, pendidik memodifikasi rencana yang telah dibuatnya dan/atau membuat
penyesuaian untuk sebagian peserta didik.
Pembelajaran
Melakukan pembelajaran dan memonitor kemajuan belajar peserta didik secara
berkala dengan menggunakan berbagai metode asesmen formatif.
Asesmen Sumatif di Akhir Pembelajaran
Melaksanakan asesmen di akhir pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian tujuan
pembelajaran. Asesmen ini juga bisa digunakan sebagai asesmen awal pada
pembelajaran berikutnya.

2. Pemanfaatan PMM
Platform Merdeka Mengajar dibangun untuk menunjang Implementasi Kurikulum
Merdeka agar dapat membantu guru dalam mendapatkan referensi, inspirasi, dan
pemahaman tentang Kurikulum Merdeka. Platform ini juga disediakan untuk menjadi
teman penggerak bagi guru dan kepala sekolah dalam mengajar, belajar, dan
berkarya.
Saat ini, terdapat beberapa menu yang dikelompokkan berdasarkan manfaatnya,
yakni:
- Belajar Kurikulum Merdeka
- Kegiatan Belajar Mengajar
- Pengembangan Diri
- Mencari dan Berbagi Inspirasi
3. Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi
Apa Itu Pembelajaran Berdiferensiasi?
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan sebuah pembelajaran yang menuntut guru
untuk mengerti kebutuhan dari setiap murid yang akan diajar. Meski pengertiannya
menyebutkan guru harus memenuhi kebutuhan belajar dari setiap muridnya yang
berbeda-beda, bukan berarti dia harus mengajarkan satu murid dengan satu metode
pembelajaran.
Sangat sering banyak guru di luaran sana yang salah paham atau miskonsepsi dengan
pengertian dari pembelajaran berdiferensiasi ini. Lebih dari pada itu, pembelajaran
ini mengerjakan guru untuk memenuhi kebutuhan belajar murid dengan cara yang
lebih komprehensif.
Hal yang sebenarnya perlu diperhatikan dalam pembelajaran berdiferensiasi ini
adalah bagaimana respon guru dalam memenuhi kebutuhan belajar para siswanya.
Contohnya, saat pembuatan rencana pembelajaran, apakah dia perlu untuk membuat
strategi yang berbeda, sumber yang berbeda, bahkan hingga penugasan dan penilaian
yang berbeda.
Ciri-Ciri Pembelajaran Berdiferensiasi
Sebuah kelas yang memiliki pembelajaran berdiferensiasi di dalamnya memiliki
beberapa ciri yang dapat dikenal. Penguasaan guru dalam mengelola kelas dan
menyusun strategi pembelajaran yang tepat akan memunculkan suasana
pembelajaran berdiferensiasi. Berikut ini adalah ciri-cirinya:
- Lingkungan belajar di dalam kelas akan mengundang para murid untuk tertarik
dalam mengikuti proses pembelajaran
- Guru dapat merespon apa yang dibutuhkan oleh setiap muridnya
- Tujuan dari kurikulum yang digunakan terdefinisikan secara jelas
- Manajemen kelas yang efektif. Proses guru dalam mengatur strategi, kegiatan,
dan metode pembelajaran di dalam kelas harus baik, sehingga pembelajaran dapat
berjalan fleksibel. Meski fleksibel, kegiatan pembelajaran tetap terstruktur dan
tujuan pembelajaran masih bisa tercapai
- Proses penilaian berkelanjutan, artinya guru dapat menggunakan informasi dari
hasil proses penilaian untuk mengetahui mana muridnya yang berhasil
memahami materi, dan mana yang masih belum memahami. Ini sangat penting
untuk dicatat, mengingat dengan hal ini guru akan lebih tahu apakah tujuan
pembelajaran tercapai atau tidak.
Cara Mengidentifikasi Kebutuhan Murid
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, pembelajaran berdiferensiasi sangat menuntut
pada analisis guru terhadap kebutuhan belajar para muridnya. Adapun untuk
mengidentifikasi kebutuhan belajar murid, ada beberapa cara yang dapat dilakukan
oleh guru, yaitu sebagai berikut:
- Coba analisis sikap dan perilaku mereka dalam belajar
- Mengetahui topik atau materi apa yang disenangi oleh murid, sehingga guru bisa
menyesuaikannya untuk pembelajaran di kelas
- Sering melakukan diskusi terkait kebutuhan murid dengan orang tua atau wali
murid
- Amati para murid ketika sedang mengerjakan tugas
- Selalu ajak murid untuk berdiskusi terkait permasalahan yang dialami di dalam
kelas
- Lakukanlah survey terhadap setiap murid, bagaimana tindakan mereka,
perilakunya, dan hubungannya dengan sesama teman sekelas
- Bertanya kepada guru yang sebelumnya pernah mengajar murid yang
bersangkutan
Cara Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi di Dalam Kelas
Ingatkah dengan pesan Ki Hajar Dewantara dalam dunia pendidikan bahwa
pendidikan harus memiliki filosofi bernama “among”?. Sebuah filosofi yang
mengajarkan seorang guru harus dapat membawa murid untuk berkembang sesuai
kodratnya. Filosofi tersebut sangat selaras dengan tujuan dari adanya pembelajaran
berdiferensiasi ini.

Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi setidaknya ada tiga strategi yang


dapat dilakukan oleh guru, berikut ini adalah strateginya:
- Pada fase pertama, guru perlu melakukan pemetaan kebutuhan belajar dari pada
murid yang didasarkan pada tiga aspek utama, yaitu kesiapan belajar, minat
belajar dan profil belajar murid. Dalam melakukan pemetaan ini, ada beberapa
cara yang dapat dilakukan seperti observasi, survei, wawancara dan sebagainya.
- Fase kedua, setelah mendapatkan pemetaan kebutuhan belajar dari setiap siswa.
Guru dapat menyusun metode, strategi, dan kegiatan pembelajaran berdasarkan
hasil pemetaan kebutuhan tersebut.
- Fase ketiga, di fase terakhir ini, adalah proses untuk mengevaluasi semua hal
yang telah dikerjakan oleh guru di dalam kelas.
Poin yang terpenting dari ketiga langkah di atas adalah pemetaan kebutuhan dari para
siswa. Diproses ini sangat menentukan bagaimana langkah kedepannya yang akan
dilakukan oleh guru. Apabila hasil pemetaan kebutuhan tidak akurat, maka semua
yang disusun seperti strategi dan metode pembelajaran akan sia-sia.
4. Analisis CP, TP, dan ATP
Pengertian Capaian Pembelajaran
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai
murid pada setiap fase perkembangan, yang dimulai dari fase Fondasi pada PAUD.
Capaian Pembelajaran mencakup sekumpulan kompetensi dan lingkup materi, yang
disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi. Capaian pembelajaran memuat
sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam
bentuk narasi.
Capaian Pembelajaran untuk pendidikan dasar dan menengah terdiri dari 6 fase (A–
F), atau tahapan yang meliputi seluruh jenjang pendidikan dasar dan menengah
(SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, SDLB, SMPLB, SMALB, Paket A,
Paket B, dan Paket C). Capaian Pembelajaran untuk pendidikan dasar dan menengah
juga disusun untuk setiap mata pelajaran.
Murid berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual dapat menggunakan CP
pendidikan khusus. Sementara itu, murid berkebutuhan khusus tanpa hambatan
intelektual dapat menggunakan CP umum dengan menerapkan prinsip modifikasi
kurikulum.
Konsep Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah deskripsi pencapaian tiga aspek kompetensi, yakni
pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang diperoleh murid dalam satu atau lebih
kegiatan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran disusun dengan memperhatikan eviden atau bukti yang dapat
diamati dan diukur pada murid, sehingga murid dapat dinyatakan mencapai suatu
tujuan pembelajaran.
Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya memuat 2 komponen utama, yaitu
kompetensi dan lingkup materi.
Konsep Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Jika Capaian Pembelajaran adalah kompetensi yang diharapkan dapat dicapai murid
di akhir fase, maka Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) adalah rangkaian tujuan
pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis di dalam fase pembelajaran.
Alur menjadi panduan guru dan murid untuk mencapai Capaian Pembelajaran di
akhir suatu fase.
Tujuan pembelajaran disusun secara kronologis berdasarkan urutan pembelajaran
dari waktu ke waktu.
Guru dapat menyusun ATP masing-masing, yang terdiri dari rangkaian tujuan
pembelajaran.
Pemerintah akan menyediakan beberapa contoh ATP yang bisa langsung digunakan
atau dimodifikasi, dan membuat panduan untuk penyusunan perangkat ajar.
5. Asesmen
Asesmen Formatif dan Sumatif
Sesuai dengan tujuannya, asesmen dapat dibedakan menjadi asesmen formatif dan
asesmen sumatif.
Definisi Asesmen Formatif
Penilaian atau asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses
pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran. Sesuai dengan
tujuannya, asesmen formatif dapat dilakukan di awal dan di sepanjang proses
pembelajaran.
Melalui asesmen ini, guru dapat mengidentifikasi kebutuhan belajar murid, hambatan
atau kesulitan yang mereka hadapi, serta untuk mendapatkan informasi
perkembangan murid. Informasi tersebut kemudian dijadikan umpan balik baik bagi
murid maupun guru.
Bagi murid, asesmen formatif berguna untuk berefleksi, dengan memonitor kemajuan
belajarnya, tantangan yang dialaminya, serta langkah-langkah yang perlu ia lakukan
untuk meningkatkan terus capaiannya. Hal ini merupakan proses belajar yang penting
untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Bagi guru, asesmen formatif berguna untuk merefleksikan strategi pembelajaran yang
digunakannya, serta untuk meningkatkan efektivitasnya dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran. Asesmen ini juga memberikan informasi tentang
kebutuhan belajar muridnya.
Agar asesmen dapat bermanfaat bagi murid dan guru, beberapa hal yang perlu
diperhatilan guru dalam merancang asesmen formatif di antaranya adalah sebagai
berikut:
Asesmen formatif tidak berisiko tinggi (high stake). Asesmen formatif dirancang
untuk tujuan pembelajaran dan tidak seharusnya digunakan untuk menentukan nilai
rapor, keputusan kenaikan kelas, kelulusan, atau keputusan-keputusan penting
lainnya.
Asesmen formatif dapat menggunakan berbagai teknik dan/atau instrumen. Suatu
asesmen dikategorikan sebagai asesmen formatif jika tujuannya adalah untuk
meningkatkan kualitas proses belajar.
Asesmen formatif dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran yang sedang
berlangsung sehingga asesmen formatif dan pembelajaran menjadi suatu kesatuan.
Asesmen formatif dapat menggunakan metode yang sederhana, sehingga umpan
balik hasil asesmen tersebut dapat diperoleh dengan cepat.
Asesmen formatif yang dilakukan di awal pembelajaran akan memberikan informasi
kepada guru tentang kesiapan belajar murid. Berdasarkan asesmen ini, guru perlu
menyesuaikan/memodifikasi rencana pelaksanaan pembelajarannya dan/atau
membuat diferensiasi pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan murid.
Instrumen asesmen yang digunakan dapat memberikan informasi tentang kekuatan,
hal-hal yang masih perlu ditingkatkan oleh murid, serta mengungkapkan cara untuk
meningkatkan kualitas tulisan, karya, atau performa yang diberi umpan balik.
Dengan demikian, hasil asesmen tidak sekadar sebuah angka.
Definisi Asesmen Sumatif
Penilaian atau asesmen sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan/atau Capaian
Pembelajaran (CP) murid, sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan/atau kelulusan
dari satuan pendidikan. Penilaian pencapaian hasil belajar murid dilakukan dengan
membandingkan pencapaian hasil belajar murid dengan kriteria ketercapaian tujuan
pembelajaran.
Asesmen sumatif dapat dilakukan setelah pembelajaran berakhir, misalnya pada akhir
satu lingkup materi (dapat terdiri atas satu atau lebih tujuan pembelajaran), pada
akhir semester, atau pada akhir fase. Sementara khusus pada akhir semester, asesmen
sumatif bersifat pilihan.
Asesmen sumatif bisa dilakukan pada akhir semester jika guru merasa masih
memerlukan konfirmasi atau informasi tambahan untuk mengukur pencapaian hasil
belajar murid. Sebaliknya, jika guru merasa bahwa data hasil asesmen yang diperoleh
selama 1 semester telah mencukupi, maka tidak perlu lagi dilakukan asesmen pada
akhir semester. Hal yang perlu ditekankan, untuk asesmen sumatif, guru dapat
menggunakan teknik dan instrumen yang beragam, tidak hanya berupa tes, namun
dapat menggunakan observasi dan performa (praktik, menghasilkan produk,
melakukan projek, atau membuat portofolio).
Umpan balik dari asesmen hasil akhir ini (sumatif) dapat digunakan untuk mengukur
perkembangan murid, untuk memandu guru merancang aktivitas pada pembelajaran
berikutnya.
Pada Kurikulum Merdeka, guru diharapkan untuk lebih banyak mengutamakan
asesmen formatif, untuk mendapatkan umpan balik dan mengetahui perkembangan
murid. Namun, asesmen sumatif juga tetap digunakan untuk mengetahui ketercapaian
tujuan pembelajaran.
Teknik Asesmen
Setelah tujuan dirumuskan, guru memilih dan/atau mengembangkan instrumen
asesmen yang sesuai.
Instrumen asesmen dapat dikembangkan berdasarkan teknik penilaian yang
digunakan oleh guru. Berikut adalah beberapa contoh teknik asesmen yang dapat
diadaptasi untuk melakukan asesmen formatif maupun sumatif:
Observasi
Penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan melalui pengamatan perilaku
secara berkala. Observasi dapat difokuskan untuk semua murid maupun per individu.
Observasi juga dapat dilakukan dalam tugas atau aktivitas rutin/harian.
Kinerja
Penilaian yang menuntut murid untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan
pengetahuannya ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang
diinginkan. Asesmen kinerja dapat berupa praktik, menghasilkan produk, melakukan
projek, atau membuat portofolio.
Projek
Kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang meliputi kegiatan perancangan,
pelaksanaan, dan pelaporan, yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.
Tes tertulis
Tes dengan soal dan jawaban yang disajikan secara tertulis, untuk mengukur atau
memperoleh informasi tentang kemampuan murid. Tes tertulis dapat berbentuk esai,
pilihan ganda, uraian, atau bentuk-bentuk tes tertulis lainnya.
Tes lisan
Pemberian soal/pertanyaan yang menuntut murid untuk menjawabnya secara lisan,
dan dapat diberikan secara klasikal (dilakukan untuk seluruh kelas/kelompok besar)
ketika pembelajaran.
Penugasan
Pemberian tugas kepada murid untuk mengukur pengetahuan, serta memfasilitasi
murid memperoleh atau meningkatkan pengetahuan.

Portofolio
Kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan karya murid dalam bidang
tertentu, yang mencerminkan perkembangannya secara menyeluruh (holistis) dalam
kurun waktu tertentu.
6. Pengembangan Modul Ajar
Apa Itu Modul Ajar Kurikulum Merdeka
Modul ajar memiliki arti yaitu sekelompok alat/media, petunjuk, metode, dan
pedoman yang disusun secara terstruktur dan menarik. Modul ajar kurikulum
merdeka sendiri merupakan pengembangan dari capaian pembelajaran dari profil
pelajar pancasila yang menjadi sasaran utama.
Komponen Modul Ajar Kurikulum Merdeka
Dalam proses penyusunan modul ajar, guru tentu harus memenuhi komponen yang
sudah ditetapkan. Namun, isi setiap komponen guru bisa memodifikasi sesuai situasi
dan keadaan di sekolah masing-masing. Berikut beberapa komponen yang harus
disusun oleh guru.
Komponen Modul Ajar Kurikulum Merdeka Identitas Modul
Identitas modul menjadi komponen pertama dalam modul ajar. Identitas modul berisi
seperti nama penulis, tahun penulisan, nama sekolah, jenjang sekolah, tingkatan
kelas, dan alokasi waktu belajar mengajar sesuai dengan kondisi sekolah.
Apa Itu Modul Ajar Kurikulum Merdeka
Modul ajar memiliki arti yaitu sekelompok alat/media, petunjuk, metode, dan
pedoman yang disusun secara terstruktur dan menarik. Modul ajar kurikulum
merdeka sendiri merupakan pengembangan dari capaian pembelajaran dari profil
pelajar pancasila yang menjadi sasaran utama.
Komponen Modul Ajar Kurikulum Merdeka
Dalam proses penyusunan modul ajar, guru tentu harus memenuhi komponen yang
sudah ditetapkan. Namun, isi setiap komponen guru bisa memodifikasi sesuai situasi
dan keadaan di sekolah masing-masing. Berikut beberapa komponen yang harus
disusun oleh guru.
Komponen Modul Ajar Kurikulum Merdeka Identitas Modul
Identitas modul menjadi komponen pertama dalam modul ajar. Identitas modul berisi
seperti nama penulis, tahun penulisan, nama sekolah, jenjang sekolah, tingkatan
kelas, dan alokasi waktu belajar mengajar sesuai dengan kondisi sekolah.
BAB III
PENUTUP

Demikian laporan kegiatan ini kami susun dengan harapan memperoleh


bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.Atas perhatian, dukungan dan bantuannya
kami ucapkan terima kasih

“Workshop Penguatan Kompetensi Implementasi Kurikulum Merdeka Bagi Guru Seni


Budaya Kabupaten Banjarnegara Tahun 2023”

Banjarnegara, Juli 2023

Peni Sugiharjanti, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai