Pematahan Dormansi
Pematahan Dormansi
Ricky Cindy Alanda Putri 1), Ari Istanti 2), Kurniawan M. Nur 3)
1) 2) 3) Program Studi Agribisnis, Politeknik Negeri Banyuwangi
E-mail : rickycindy38@gmail.com
ABSTRSCT
How to cite this article : Putri, R.C.A., Istanti, A., dan Nur, K.M. 2022. Perlakuan Pematahan Dormansi 1
Benih Padi (Oryza sativa L.) di Laboratorium UPT PSBTPH Satgas Wilayah VI Banyuwangi. Jurnal
Javanica. 1(1): 1-7
Jurnal Javanica
Volume 1 Nomor 1 : xx-xx(2022)
I. Pendahuluan
Saat ini tanaman pangan telah menjadi salah satu komoditas penting dalam
sistem perdagangan global maupun lokal yang akan mendukung sistem ketahanan
pangan. Padi merupakan komoditas pertanian yang memiliki peran penting terhadap
kebutuhan pangan nasional. Oleh karena itu, diperlukan produktivitas yang tinggi untuk
menunjang keberhasilan, salah satu cara dengan menerapkan penggunaan benih
bermutu.
Benih merupakan salah satu komoditi perdagangan dan merupakan unsur baku
yang memiliki peran penting dalam produksi pertanian. Benih bermutu dengan kualitias
yang tinggi selalu diharapkan oleh petani. Menurut Ningsih at al 2018, mutu benih
terdiri atas empat komponen yaitu: mutu fisik, mutu fisiologis, mutu genetik, dan mutu
kesehatan benih. Menurut Widajati (2020) benih yang bermutu fisik tinggi terlihat dari
penampilan fisiknya yang bersih, cerah, dan berukuran seragam. Mutu fisiologis benih
tercermin dari nilai viabilitas (seperti daya berkecambah) dan nilai vigor (seperti
kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh, dan daya simpan). Mutu genetik
ditunjukkan dengan keseragaman genetik yang tinggi dan tidak tercampur varietas lain.
Mutu kesehatan benih tidak adanya organisme pengganggu (hama dan penyakit).
Dormansi adalah suatu keadaan dimana benih tidak dapat berkecambah
meskipun pada tempat yang optimum untuk berkecambah (Ismaturrahmi at al,2018).
Benih mengalami dormasi disebabkan karena rendahnya atau tidak adanya proses
imbibisi air, respirasi yang tertukar, resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan
embrio. Sebagian besar benih padi memiliki sifat dorman yang sangat beragam dari 0
sampai 11 minggu sesudah panen (Ilyas dan Diarni, 2007). Semakin tinggi nilai
intensitas dormansi maka menghasilkan nilai tingkat perkecambahan rendah. Dormansi
benih padi secara alami akan berhenti setelah benih disimpan dalam kondisi kering
yang disebut sebagai periode after ripening.
Pengujian daya berkecambah benih yang masih dalam keadaan dorman menjadi
kendala dalam menentukan metode pengujian daya berkecambah dan merugikan
produsen benih. Metode pematahan dormansi dapat dilakukan dengan perlakuan
mekanis, perendaman dalam air, perlakuan kimia dan perlakuan suhu (Sutopo, 1985).
Metode kimia dapat dikatakan yang paling praktis karena hanya dilakukan dengan cara
mencampurkan larutan kimia dengan benih. Larutan KNO 3 relatif efektif ekonomis,
aman dan mudah digunakan untuk mematahkan dormansi (Situmorang at al 2015).
ISTA (2015) merekomendasikan untuk mematahkan dormansi pada benih padi dapat
dilakukan dengan menggunakan KNO3 atau dapat menggunakan pemanasan dengan
suhu 500C selama 7 hari. Rekomendasi dari ISTA kemudian dikembangan oleh pihak
UPT PSBTPH Jawa Timur dengan beberapa perlakuan pematahan dormansi antara lain
dengan pemanasan suhu 500C selama 5 hari, perendaman larutan KNO3 3% selama 24
jam dan 48 jam serta perlakuan kombinasi perendaman dengan KNO 3 3% selama 24
jam dan 48 jam dan dioven dengan suhu 400C selama 3 jam. Benih padi yang masih
dalam keadaan dorman memerlukan waktu pengujian daya berkecambah selama 14
2 How to cite this article : Putri, R.C.A., Istanti, A., dan Nur, K.M. 2022. Perlakuan Pematahan Dormansi
Benih Padi (Oryza sativa L.) di Laboratorium UPT PSBTPH Satgas Wilayah VI Banyuwangi. Jurnal
Javanica. 1(1): 1-7
Jurnal Javanica
Volume 1 Nomor 1 : xx-xx(2022)
How to cite this article : Putri, R.C.A., Istanti, A., dan Nur, K.M. 2022. Perlakuan Pematahan Dormansi 3
Benih Padi (Oryza sativa L.) di Laboratorium UPT PSBTPH Satgas Wilayah VI Banyuwangi. Jurnal
Javanica. 1(1): 1-7
Jurnal Javanica
Volume 1 Nomor 1 : xx-xx(2022)
Parameter Pengamatan
1. Daya Berkecambah
Perhitungan presentase daya berkecambah yang dihitung hanya kecambah
normal. Perhitungan hasil dari kecambah normal dihitung pada hasil pengamatan hari
ke 7 dan ke 14 seletah penaburan di kertas CD dengan rumus:
Benih Normal
DB ( % ) = x 100 % ……………. (1)
Benih yang dikecambahkan
Data yang dihasilkan kemudian di uji F (Anova) apabila antar perlakuan maka
dilakukan uji lanjutan menggunakan DMRT 5%.
4 How to cite this article : Putri, R.C.A., Istanti, A., dan Nur, K.M. 2022. Perlakuan Pematahan Dormansi
Benih Padi (Oryza sativa L.) di Laboratorium UPT PSBTPH Satgas Wilayah VI Banyuwangi. Jurnal
Javanica. 1(1): 1-7
Jurnal Javanica
Volume 1 Nomor 1 : xx-xx(2022)
Tabel 1 Hasil Uji Lanjut Duncan Multipe Range Test (DMRT) Dengan Taraf 5% Pada
Interaksi, Lama Perendaman, Suhu Pengovenan Dan Waktu Inkubasi Terhadap
Daya Berkecambah Benih Padi Varietas Inpari 32 HDB
INKUBASI (MINGGU )
PERLAKUAN
1 2 3 4 5 6
P0 6,67I 31,67H 83,33F 96,67DCB 96,33DC 99,00CBA
L1S0 50,33G 94,00D 96,67DCB 97,33CBA 99,67A 99,00CBA
L1S1 51,33G 90,00E 98,00CBA 97,67CBA 99,00CBA 99,67A
L2S0 94,00D 97,00CBA 98,67CBA 99,00CBA 99,00CBA 99,33BA
L2S1 94,00D 97,00CBA 99,00CBA 97,67CBA 98,67CBA 99,33BA
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 5%
Tabel 4.1 menunjukkan daya kecambah benih padi Inpari 32 HDB dengan
beberapa perlakuan berbeda. Interaksi waktu inkubasi benih dengan perlakuan daya
kecambah benih padi padi Inpari 32 HDB memberikan pengaruh yang sangat nyata.
Pemberian perlakuan menghasilkan daya berkecambah tertinggi pada perlakuan L1S1
pada minggu ke 6 dengan daya kecambah mencapai 99,67% dan L1S0 pada minggu ke
5 dengan daya kecambah mencapai 99,67%. Daya kecambah dengan perlakuan L2S0
minggu ke 1 hingga minggu ke 6 telah mencapai lebih dari 85% sehingga dapat
dikatakan dengan memberikan perlakuan tersebut menggunakan parameter pengamatan
daya berkecambah berpengaruh sangat nyata.
2. Intensitas Dormansi
Intensitas dormansi merupakan presentase benih dorman pada saat dipanen.
Semakin rendah nilai intensitas dormansi menggambarkan tingkat perkecambah tinggi,
namun apabila nilai intensitas dormansi tinggi menggambarkan bahwa daya
berkecambah benih pada saat dipanen rendah. Data hasil penelitian intensitas dormansi
benih padi varietas Inpari 32 HDB dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 Hasil Uji Lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) Dengan Taraf 5% Pada
Interaksi, Lama Perendaman, Suhu Pengovenan dan Waktu Inkubasi Terhadap
Intensitas Dormansi Benih Padi Varietas Inpari 32 HDB
INKUBASI (MINGGU)
PERLAKUAN
1 2 3 4 5 6
P0 89,67G 63,00F 12,00C 0,67A 0,33A 0,00A
L1S0 49,33E 4,67B 0,00A 0,33A 0,00A 0,00A
L1S1 46,33D 6,00B 0,33A 0,33A 0,00A 0,33A
L2S0 5,33B 1,33A 0,33A 0,00A 0,00A 0,00A
L2S1 4,33B 0,00A 0,00A 0,00A 0,00A 0,00A
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 5%
How to cite this article : Putri, R.C.A., Istanti, A., dan Nur, K.M. 2022. Perlakuan Pematahan Dormansi 5
Benih Padi (Oryza sativa L.) di Laboratorium UPT PSBTPH Satgas Wilayah VI Banyuwangi. Jurnal
Javanica. 1(1): 1-7
Jurnal Javanica
Volume 1 Nomor 1 : xx-xx(2022)
Perlakuan L2S1 dan L2S0 pada minggu pertama menunjukkan tidak berbeda nyata
dikarenakan notasi yang dihasilkan dari uji DMRT sama. Perlakuan L2S0 merupakan
perlakuan yang mampu mematahkan dormansi benih padi Inpari 32 HDB dari minggu
1 hingga minggu ke 6 dengan menghasilkan nilai Intensitas Dormansi kurang dari 5%.
3.2 Pembahasan
Benih padi merupakan salah satu benih yang memiliki masa dormansi, masa
dormansi yang dibutuhkan benih padi berbeda-beda tergantung varietasnya. Dormansi
pada benih padi disebabkan karena terdapat zat penghambat. Dormansi dipengaruhi oleh
proses imbibisi air, proses respirasi tertekan atau terhambat, rendahnya mobilisasi dan
metabolisme cadangan makanan. Kecambahan biji memerlukan air sebagai pelunak
kulit biji. Air akan mempermudah masuknya oksigen ke dalam biji.
Penyebab dormansi merupakan suatu yang yang terpenting untuk menentukan
sebuah metode yang digunakan untuk mematahkan dormansi benih. Perendaman
menggunakan larutan KNO3 pada penelitian ini memberikan respon positif dalam
perkecambahan normal benih maupun dalam mematahkan dormansi benih padi.
Efektifitas KNO3 dalam mematahkan dormansi benih berkaitan dengan peningkatan
tersedianya O2 untuk mendukung aktivitas pentose fosfat dan menghambat oksigen
untuk aktivitas respirasi sehingga pematahan dormansi terjadi dan terbentuklah
kecambah normal (Yuningsih dan Wahyuni, 2020).
Suatu metode pematahan dormansi dapat dikatakan efektif apabila daya
kecambah normal yang dihasilkan >85% (Ilyas dan Diarni 2007). Waktu inkubasi 4
minggu merupakan waktu minimum yang dituhkan benih patah dormansi tanpa
diberikan untuk mematahkan dormansi (Ilyas dan Diarni 2007). Dormansi pada benih
dapat berlangsung selama beberapa hari, semusim, hingga beberapa tahun tergantung
dengan jenis tanaman dan tipe dormansinya (Sutopo,1985). Benih padi yang
mengalami waktu simpan lebih lama akan meningkatakan daya kecambah benih. Hal
tersebut dapat terjadi karena zat pengahambat dalam benih padi sudah mulai berkurang
sehingga benih lebih mudah untuk berkecambah.
Presentase daya berkecambah benih merupakan jumlah benih yang telah
berkecambah dalam kondisi dan waktu tertentu (Nurhafidah et al, 2021). Perlakuan
pematahan dormansi yang menghasilkan daya kecambah lebih dari 85% dari minggu
pertama hingga minggu keenam perlakuan L2S0 dan L2S1. Hal ini dikarenakan
perendaman benih padi dengan KNO3 selama 48 jam mampu melunakkan kulit benih
sehingga memudahkan proses masuknya air (imbibisi) dan oksigen ke dalam benih padi.
Hal ini didukung oleh pendapat Sastrahidayat (2011) bahwa perlakuan secara kimia
bertujuan agar kulit benih yang keras lebih bersifat permeabel terhadap air pada proses
imbibisi.
Rusmin, et al (2014) menjelaskan bahwa suhu mempunyai peranan penting
dalam proses perkecambahan,dikarenakan suhu mempengaruhi proses reaksi kimia
yang terjadi selama proses perkecambahan. Peranan suhu dalam hal ini terjadi dalam
proses proses perkecambahan, diantaranya amilase, lipase, dan proteinase. Didukung
6 How to cite this article : Putri, R.C.A., Istanti, A., dan Nur, K.M. 2022. Perlakuan Pematahan Dormansi
Benih Padi (Oryza sativa L.) di Laboratorium UPT PSBTPH Satgas Wilayah VI Banyuwangi. Jurnal
Javanica. 1(1): 1-7
Jurnal Javanica
Volume 1 Nomor 1 : xx-xx(2022)
dengan penelitian dari Naredo at al,1998 menyatakan bahwa perlakuan benih dengan
suhu tinggi efektif untuk mematahkan dormansi benih padi. Kombinasi pemanasan suhu
dan perendaman mampu mengurangi aktivitas senyawa penghambat pada benih
sehingga benih kehilangan masa dormansinya (Ilyas dan Diarni, 2007). Selain itu, Ilyas
dan Diarni (2007) menyatakan bahwa kombinasi pemanasan dan perendaman dalam air
merupakan metode efektif dalam pematahan dormansi benih padi.
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, S., dan Diarni, W. T. 2007. Persistensi dan Pematahan Dormansi Benih Pada
Beberapa Varietas Padi Gogo. Agrista. 11(2): 1-10.
Ismaturrahmi., Hereri, A. I., dan Hasanuddin. 2018. Teknik Pematahan Dormansi
Secara Fisik dan Kimia Terhdap Viabilitas Benih Aren (Arenga pinnata Merr).
Mahasiswa Pertanian. 3(4): 105-112.
ISTA. 2015. Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. Jakarta: Balai
Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Naredo, M.E.B., Juliano A.B., Lu, B.R., Gusman F.D., dan Jackson, M.T. 1998.
Responses too seed dormancy breaking treatments in rice species (Oryza L).
Seed Sci & Technol 26: 675-689.
Ningsih, N.N.D.R., Raka, I.G.N., Siadi, I.N., Wirya, G.N.A.S. 2018. Pengujian Mutu
Benih Beberapa Jenis Tanaman Hortikultura yang Beredar di Bali.
Argoteknologi Tropika. 7(1): 64-72.
Nurhafidah, Rahmat A., Karre, A., dan Juraeje A.A. 2021. Uji Daya Kecambah
Berbagai Jenis Varietas Jagung (Zea Mays) dengan Menggunakan Metode yang
Berbeda. Agroplantae. 10(1): 30-39.
Rusmin, D., Suwarno, F C., Darwati, I., dan Ilyas, S., 2014. Pengaruh Suhu Dan Media
Perkecambahan Terhadap Viabilitas Dan Vigor Benih Purwoceng Untuk
Menentukan Metode Pengujian Benih. Tanaman, Rempah, dan Obat. 25(1): 45-
51
Sastrahidayat, I,R. 2011. Rekayasa Pupuk Hayati Mioriza dalam Meningkatkan
Produksi Pertanian. Malang.Universitas Brawijaya Press.
Situmorang, E. M., Riniarti, M., & Duryat. 2015. Respon Perkecambahan Benih Asam
Jawa (Tamarindus indica) Terhadap Berbagai Konsentrasi Larutan Kalium
Nitrat KNO3). Silva. 3(1): 1-8.
Sutopo, L. 1985. Teknologi Benih. Jakarta: CV. Rajawali.
Yuningsih, A.V.F dan Wahyuni, Sri. 2020. Kajian Perlakuan Pematahan Dormansi Pada
Varietas Baru Unggul Padi. Prosiding Kesiaman Sumber Daya Pertanian dan Inovasi
Spesifik Lokasi Memasuki Era Industri 4.0, 2020, Bogor, Indonesia: 594-602.
How to cite this article : Putri, R.C.A., Istanti, A., dan Nur, K.M. 2022. Perlakuan Pematahan Dormansi 7
Benih Padi (Oryza sativa L.) di Laboratorium UPT PSBTPH Satgas Wilayah VI Banyuwangi. Jurnal
Javanica. 1(1): 1-7