Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Javanica

Volume 1 Nomor 1 : xx-xx(2022)

PERLAKUAN PEMATAHAN DORMANSI BENIH PADI


(Oryza sativa L) di LABORATORIUM UPT PSBTPH
SATGAS WILAYAH VI BANYUWANGI

Ricky Cindy Alanda Putri 1), Ari Istanti 2), Kurniawan M. Nur 3)
1) 2) 3) Program Studi Agribisnis, Politeknik Negeri Banyuwangi
E-mail : rickycindy38@gmail.com

Informasi Artikel ABSTRAK

Tanaman padi merupakan salah satu komoditi perdagangan


Jurnal Javanica yang memiliki peranan penting dibidang pertanian. Benih yang
http:jurnal.poliwangi.ac.i bermutu selalu diharapkan oleh petani. Namun kelancaran penyediaan
d benih padi terhambat oleh sifat dorman. Oleh karena itu, perlu adanya
/index.php/javanica perlakuan khusus untuk mematahkan dormansi tersebut agar benih
P-ISSN XXXX-XXXX mampu berkecambah. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
E-ISSN XXXX-XXXX menemukan metode yang mampu mempercepat pematahan dormansi
https://doi .org/xx.xxxx/ benih padi Inpari 32 HDB. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
javanica.2022.01.01.2 UPT PSBTPH Satgas Wilayah VI Banyuwangi. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari lima
Draf Awal Perlakuan yaitu P0 (Tabur langsung), L1S0 (Perendaman KNO 3 3%
Revisi selama 24 jam tanpa oven), L1S1(Perendaman KNO3 3% selama 24
Diterima jam pengovenan dengan suhu 40oC selama 3jam), L2S0 (Perendaman
KNO3 3% selama 48 jam tanpa oven), L2S1(Perendaman KNO 3 3%
selama 48 jam pengovenan dengan suhu 40 oC selama 3jam). Hasil
Diterbitkan Oleh penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan yang mampu
Jurnal Javanica mempercepat pematahan dormansi benih padi Inpari 32 HDB dari
Program Studi Agribisnis minggu pertama hingga minggu keenam adalah L2S0.
Politeknik Negeri
Banyuwangi Kata Kunci: Benih Padi, KNO3, Pematahan Dormansi

ABSTRSCT

Rice is one of the trade commodities that has an important


role in agriculture. Quality seeds are always expected by farmers.
However, the smooth supply of rice seeds is hampered by its dormancy.
Therefore, special treatment is needed to break the dormancy so that
the seeds are able to germinate. The purpose of this study was to find a
method that was able to accelerate the breaking of dormancy of Inpari
32 HDB rice seeds. This research was conducted at the Laboratory of
UPT PSBTPH Task Force Region VI Banyuwangi. This study used a
completely randomized design (CRD) consisting of five treatments,
namely P0 (Direct Sow), L1S0 (Immersion of 3% KNO3 for 24 hours
without oven), L1S1 (Immersion of 3% KNO3 for 24 hours in an oven
at 40oC for 3 hours). , L2S0 (Immersion of 3% KNO3 for 48 hours
without oven), L2S1(Immersion of 3% KNO3 for 48 hours in an oven at
40oC for 3 hours). The results of this study showed that the treatment
that was able to accelerate the breaking of dormancy of Inpari 32 HDB
rice seeds from the first week to the sixth week was L2S0
.

How to cite this article : Putri, R.C.A., Istanti, A., dan Nur, K.M. 2022. Perlakuan Pematahan Dormansi 1
Benih Padi (Oryza sativa L.) di Laboratorium UPT PSBTPH Satgas Wilayah VI Banyuwangi. Jurnal
Javanica. 1(1): 1-7
Jurnal Javanica
Volume 1 Nomor 1 : xx-xx(2022)

Keywords: Breaking Dormancy, KNO3, Rice Seed.

I. Pendahuluan
Saat ini tanaman pangan telah menjadi salah satu komoditas penting dalam
sistem perdagangan global maupun lokal yang akan mendukung sistem ketahanan
pangan. Padi merupakan komoditas pertanian yang memiliki peran penting terhadap
kebutuhan pangan nasional. Oleh karena itu, diperlukan produktivitas yang tinggi untuk
menunjang keberhasilan, salah satu cara dengan menerapkan penggunaan benih
bermutu.
Benih merupakan salah satu komoditi perdagangan dan merupakan unsur baku
yang memiliki peran penting dalam produksi pertanian. Benih bermutu dengan kualitias
yang tinggi selalu diharapkan oleh petani. Menurut Ningsih at al 2018, mutu benih
terdiri atas empat komponen yaitu: mutu fisik, mutu fisiologis, mutu genetik, dan mutu
kesehatan benih. Menurut Widajati (2020) benih yang bermutu fisik tinggi terlihat dari
penampilan fisiknya yang bersih, cerah, dan berukuran seragam. Mutu fisiologis benih
tercermin dari nilai viabilitas (seperti daya berkecambah) dan nilai vigor (seperti
kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh, dan daya simpan). Mutu genetik
ditunjukkan dengan keseragaman genetik yang tinggi dan tidak tercampur varietas lain.
Mutu kesehatan benih tidak adanya organisme pengganggu (hama dan penyakit).
Dormansi adalah suatu keadaan dimana benih tidak dapat berkecambah
meskipun pada tempat yang optimum untuk berkecambah (Ismaturrahmi at al,2018).
Benih mengalami dormasi disebabkan karena rendahnya atau tidak adanya proses
imbibisi air, respirasi yang tertukar, resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan
embrio. Sebagian besar benih padi memiliki sifat dorman yang sangat beragam dari 0
sampai 11 minggu sesudah panen (Ilyas dan Diarni, 2007). Semakin tinggi nilai
intensitas dormansi maka menghasilkan nilai tingkat perkecambahan rendah. Dormansi
benih padi secara alami akan berhenti setelah benih disimpan dalam kondisi kering
yang disebut sebagai periode after ripening.
Pengujian daya berkecambah benih yang masih dalam keadaan dorman menjadi
kendala dalam menentukan metode pengujian daya berkecambah dan merugikan
produsen benih. Metode pematahan dormansi dapat dilakukan dengan perlakuan
mekanis, perendaman dalam air, perlakuan kimia dan perlakuan suhu (Sutopo, 1985).
Metode kimia dapat dikatakan yang paling praktis karena hanya dilakukan dengan cara
mencampurkan larutan kimia dengan benih. Larutan KNO 3 relatif efektif ekonomis,
aman dan mudah digunakan untuk mematahkan dormansi (Situmorang at al 2015).
ISTA (2015) merekomendasikan untuk mematahkan dormansi pada benih padi dapat
dilakukan dengan menggunakan KNO3 atau dapat menggunakan pemanasan dengan
suhu 500C selama 7 hari. Rekomendasi dari ISTA kemudian dikembangan oleh pihak
UPT PSBTPH Jawa Timur dengan beberapa perlakuan pematahan dormansi antara lain
dengan pemanasan suhu 500C selama 5 hari, perendaman larutan KNO3 3% selama 24
jam dan 48 jam serta perlakuan kombinasi perendaman dengan KNO 3 3% selama 24
jam dan 48 jam dan dioven dengan suhu 400C selama 3 jam. Benih padi yang masih
dalam keadaan dorman memerlukan waktu pengujian daya berkecambah selama 14

2 How to cite this article : Putri, R.C.A., Istanti, A., dan Nur, K.M. 2022. Perlakuan Pematahan Dormansi
Benih Padi (Oryza sativa L.) di Laboratorium UPT PSBTPH Satgas Wilayah VI Banyuwangi. Jurnal
Javanica. 1(1): 1-7
Jurnal Javanica
Volume 1 Nomor 1 : xx-xx(2022)

hari, sehingga diperlukan pematahan dormansi untuk mempersingkat waktu pengujian


daya berkecambah.
Laboratorium UPT PSBTPH satgas wilayah VI Banyuwangi memiliki tugas
pokok untuk melaksanakan pengujian mutu benih tanaman pangan dan hortikultura.
Pada beberapa bulan terahir UPT PSBTPH Satgas Wilayah VI Banyuwangi telah
melakukan pengujian benih padi sebanyak 30 varietas dari 21 produsen benih yang ada
di Banyuwangi. Pada data pengujian contoh benih di UPT PSBTPH Satgas Wilayah VI
Banyuwangi bahwa pengujian paling banyak varietas Inpari 32 HDB, hal itu terjadi
karena benih padi varietas Inpari 32 HDB sangat diminati masyarakat saat ini.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan metode yang mampu mempercepat
pematahan dormansi benih padi Inpari 32 HDB.

II. METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2021 di
Laboratorium UPT PSBTPH Satgas Wilayah VI Banyuwangi.

Alat dan Bahan Penelitian


Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi nampan, gelas ukur,
pinset,oven, germinator, muisture meter, timbangan digital, dan alat tulis. Bahan yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi benih padi Inpari 32 HDB, air, kertas CD, dan
larutan KNO3 3%.

Metode Pematahan Dormansi Benih


Metode pematahan dormansi benih dilakukan untuk mendapatkan perlakuan
yang efektif untuk mematahkan dormansi benih padi khususnya Inpari 32. Sampel
benih sebelum digunakan dilakukan pengeringan terlebih dahulu hingga kadar air benih
mencapai maksimal 13%. Perlakuan yang digunakan untuk penelitian ini, yaitu: (1) P0
(Kontrol), (2) L1S0 (Perendaman Larutan KNO3 3% selama 24 jam), (3) L1S1
(Perendaman larutan KNO3 3% selama 24 + pemanasan suhu 400C selama 3 jam), (4)
L2S0 (Perendaman Larutan KNO3 3% selama 48 jam), (5) L2S1 (Perendaman larutan
KNO3 3% selama 24 + pemanasan suhu 400C selama 3 jam). Penelitian ini
menggunakan RAL faktorial yang terdiri dari 3 faktor yaitu waktu inkubasi dengan 6
taraf, suhu dengan 2 taraf, dan lama perendaman KNO3 3% dengan 2 taraf. Ketiga
faktor ini dilakuan 3 kali ulangan, sehingga,didapatkan 90 kombinasi perlakuan.
Perlakuan pematahan dormansi dilakukan sesuai dengan perlakuan yang
dilakukan untuk penelitian (1-5). Perlakuan 1 dilakukan ditabur langsung di atas kertas
CD sebanyak 100 biji dengan metode Uji Kertas Digulung didirikan (UKDd) dalam
germinator, sambil menunggu selesainya perlakuan 2,3,4,dan 5. Benih yang sudah
diberikan perlakuan 2,3,4, dan 5 dicuci bersih kemudian dikecambahkan di atas kertas
CD sebanyak 100 biji pada masing-masing perlakuan dengan metode Uji Kertas

How to cite this article : Putri, R.C.A., Istanti, A., dan Nur, K.M. 2022. Perlakuan Pematahan Dormansi 3
Benih Padi (Oryza sativa L.) di Laboratorium UPT PSBTPH Satgas Wilayah VI Banyuwangi. Jurnal
Javanica. 1(1): 1-7
Jurnal Javanica
Volume 1 Nomor 1 : xx-xx(2022)

Digulung didirikan (UKDd) dalam germinator. Masing-masing perlakuan dilakukan


sebanyak 3 kali ulangan.

Parameter Pengamatan
1. Daya Berkecambah
Perhitungan presentase daya berkecambah yang dihitung hanya kecambah
normal. Perhitungan hasil dari kecambah normal dihitung pada hasil pengamatan hari
ke 7 dan ke 14 seletah penaburan di kertas CD dengan rumus:
Benih Normal
DB ( % ) = x 100 % ……………. (1)
Benih yang dikecambahkan

2. Intensitas Dormansi (ID)


Intensitas dormansi menyatakan benih segar tidak tumbuh pada akhir
pengamatan dan benih tersebut masih dalam keadaan hidup. Pengamatan intensitas
dormansi dilakukan pada pengamatan hari ke 14 seletah penaburan di dalam kertas
CD. Nilai ID yang tinggi menunjukkan bahwa perlakuan tersebut memiliki daya
berkecambah yang rendah. Rumus yang digunakan untuk menghitung ID sebagai
berikut:
Benih Segar Tidak Tumbuh
ID ( % )= x 100 % ……………. (2)
Benih yang dikecambahkan

Data yang dihasilkan kemudian di uji F (Anova) apabila antar perlakuan maka
dilakukan uji lanjutan menggunakan DMRT 5%.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil
1. Daya Kecambah
Dalam undang-undang No. 993/HK.150/C/05/2018 menyebutkan kecambah
benih dikatakan normal apabila kecambah sempurna (struktur terpentingnya
berkembang dengan baik, lengkap, seimbang, dan sehat), kecambah dengan sedikit
kerusakan atau kekurangan (kecambah yang memiliki cacat ringan pada struktur
terpentingnya, tetapi bagian lain-lainnya tumbuh dengan baik dan menyerupai
kecambah sempurna). Kecambah dikatakan abnormal apabila kecambah rusak
(kecambah yang struktur terpentingnya rusak parah atau tidak ada, dan kecambah yang
pertumbuhannya lemah), kecambah busuk (kecambah yang salah satu struktur
terpentingnya terkena penyakit atau busuk). Hasil penelitian dari pengujian daya
berkecambah Inpari 32 HDB dapat dilihat pada tabel 1.

4 How to cite this article : Putri, R.C.A., Istanti, A., dan Nur, K.M. 2022. Perlakuan Pematahan Dormansi
Benih Padi (Oryza sativa L.) di Laboratorium UPT PSBTPH Satgas Wilayah VI Banyuwangi. Jurnal
Javanica. 1(1): 1-7
Jurnal Javanica
Volume 1 Nomor 1 : xx-xx(2022)

Tabel 1 Hasil Uji Lanjut Duncan Multipe Range Test (DMRT) Dengan Taraf 5% Pada
Interaksi, Lama Perendaman, Suhu Pengovenan Dan Waktu Inkubasi Terhadap
Daya Berkecambah Benih Padi Varietas Inpari 32 HDB
INKUBASI (MINGGU )
PERLAKUAN
1 2 3 4 5 6
P0 6,67I 31,67H 83,33F 96,67DCB 96,33DC 99,00CBA
L1S0 50,33G 94,00D 96,67DCB 97,33CBA 99,67A 99,00CBA
L1S1 51,33G 90,00E 98,00CBA 97,67CBA 99,00CBA 99,67A
L2S0 94,00D 97,00CBA 98,67CBA 99,00CBA 99,00CBA 99,33BA
L2S1 94,00D 97,00CBA 99,00CBA 97,67CBA 98,67CBA 99,33BA
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 5%

Tabel 4.1 menunjukkan daya kecambah benih padi Inpari 32 HDB dengan
beberapa perlakuan berbeda. Interaksi waktu inkubasi benih dengan perlakuan daya
kecambah benih padi padi Inpari 32 HDB memberikan pengaruh yang sangat nyata.
Pemberian perlakuan menghasilkan daya berkecambah tertinggi pada perlakuan L1S1
pada minggu ke 6 dengan daya kecambah mencapai 99,67% dan L1S0 pada minggu ke
5 dengan daya kecambah mencapai 99,67%. Daya kecambah dengan perlakuan L2S0
minggu ke 1 hingga minggu ke 6 telah mencapai lebih dari 85% sehingga dapat
dikatakan dengan memberikan perlakuan tersebut menggunakan parameter pengamatan
daya berkecambah berpengaruh sangat nyata.

2. Intensitas Dormansi
Intensitas dormansi merupakan presentase benih dorman pada saat dipanen.
Semakin rendah nilai intensitas dormansi menggambarkan tingkat perkecambah tinggi,
namun apabila nilai intensitas dormansi tinggi menggambarkan bahwa daya
berkecambah benih pada saat dipanen rendah. Data hasil penelitian intensitas dormansi
benih padi varietas Inpari 32 HDB dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Hasil Uji Lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) Dengan Taraf 5% Pada
Interaksi, Lama Perendaman, Suhu Pengovenan dan Waktu Inkubasi Terhadap
Intensitas Dormansi Benih Padi Varietas Inpari 32 HDB
INKUBASI (MINGGU)
PERLAKUAN
1 2 3 4 5 6
P0 89,67G 63,00F 12,00C 0,67A 0,33A 0,00A
L1S0 49,33E 4,67B 0,00A 0,33A 0,00A 0,00A
L1S1 46,33D 6,00B 0,33A 0,33A 0,00A 0,33A
L2S0 5,33B 1,33A 0,33A 0,00A 0,00A 0,00A
L2S1 4,33B 0,00A 0,00A 0,00A 0,00A 0,00A
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 5%

Pada tabel 2 menunjukkan persentase intensitas dormansi. Perlakuan P0 pada


minggu pertama hingga minggu ketiga menunjukkan hasil intensitas dormansi lebih
dari 5% sehingga bisa dikatakan bahwa benih tersebut belum patah dormansi.

How to cite this article : Putri, R.C.A., Istanti, A., dan Nur, K.M. 2022. Perlakuan Pematahan Dormansi 5
Benih Padi (Oryza sativa L.) di Laboratorium UPT PSBTPH Satgas Wilayah VI Banyuwangi. Jurnal
Javanica. 1(1): 1-7
Jurnal Javanica
Volume 1 Nomor 1 : xx-xx(2022)

Perlakuan L2S1 dan L2S0 pada minggu pertama menunjukkan tidak berbeda nyata
dikarenakan notasi yang dihasilkan dari uji DMRT sama. Perlakuan L2S0 merupakan
perlakuan yang mampu mematahkan dormansi benih padi Inpari 32 HDB dari minggu
1 hingga minggu ke 6 dengan menghasilkan nilai Intensitas Dormansi kurang dari 5%.

3.2 Pembahasan
Benih padi merupakan salah satu benih yang memiliki masa dormansi, masa
dormansi yang dibutuhkan benih padi berbeda-beda tergantung varietasnya. Dormansi
pada benih padi disebabkan karena terdapat zat penghambat. Dormansi dipengaruhi oleh
proses imbibisi air, proses respirasi tertekan atau terhambat, rendahnya mobilisasi dan
metabolisme cadangan makanan. Kecambahan biji memerlukan air sebagai pelunak
kulit biji. Air akan mempermudah masuknya oksigen ke dalam biji.
Penyebab dormansi merupakan suatu yang yang terpenting untuk menentukan
sebuah metode yang digunakan untuk mematahkan dormansi benih. Perendaman
menggunakan larutan KNO3 pada penelitian ini memberikan respon positif dalam
perkecambahan normal benih maupun dalam mematahkan dormansi benih padi.
Efektifitas KNO3 dalam mematahkan dormansi benih berkaitan dengan peningkatan
tersedianya O2 untuk mendukung aktivitas pentose fosfat dan menghambat oksigen
untuk aktivitas respirasi sehingga pematahan dormansi terjadi dan terbentuklah
kecambah normal (Yuningsih dan Wahyuni, 2020).
Suatu metode pematahan dormansi dapat dikatakan efektif apabila daya
kecambah normal yang dihasilkan >85% (Ilyas dan Diarni 2007). Waktu inkubasi 4
minggu merupakan waktu minimum yang dituhkan benih patah dormansi tanpa
diberikan untuk mematahkan dormansi (Ilyas dan Diarni 2007). Dormansi pada benih
dapat berlangsung selama beberapa hari, semusim, hingga beberapa tahun tergantung
dengan jenis tanaman dan tipe dormansinya (Sutopo,1985). Benih padi yang
mengalami waktu simpan lebih lama akan meningkatakan daya kecambah benih. Hal
tersebut dapat terjadi karena zat pengahambat dalam benih padi sudah mulai berkurang
sehingga benih lebih mudah untuk berkecambah.
Presentase daya berkecambah benih merupakan jumlah benih yang telah
berkecambah dalam kondisi dan waktu tertentu (Nurhafidah et al, 2021). Perlakuan
pematahan dormansi yang menghasilkan daya kecambah lebih dari 85% dari minggu
pertama hingga minggu keenam perlakuan L2S0 dan L2S1. Hal ini dikarenakan
perendaman benih padi dengan KNO3 selama 48 jam mampu melunakkan kulit benih
sehingga memudahkan proses masuknya air (imbibisi) dan oksigen ke dalam benih padi.
Hal ini didukung oleh pendapat Sastrahidayat (2011) bahwa perlakuan secara kimia
bertujuan agar kulit benih yang keras lebih bersifat permeabel terhadap air pada proses
imbibisi.
Rusmin, et al (2014) menjelaskan bahwa suhu mempunyai peranan penting
dalam proses perkecambahan,dikarenakan suhu mempengaruhi proses reaksi kimia
yang terjadi selama proses perkecambahan. Peranan suhu dalam hal ini terjadi dalam
proses proses perkecambahan, diantaranya amilase, lipase, dan proteinase. Didukung

6 How to cite this article : Putri, R.C.A., Istanti, A., dan Nur, K.M. 2022. Perlakuan Pematahan Dormansi
Benih Padi (Oryza sativa L.) di Laboratorium UPT PSBTPH Satgas Wilayah VI Banyuwangi. Jurnal
Javanica. 1(1): 1-7
Jurnal Javanica
Volume 1 Nomor 1 : xx-xx(2022)

dengan penelitian dari Naredo at al,1998 menyatakan bahwa perlakuan benih dengan
suhu tinggi efektif untuk mematahkan dormansi benih padi. Kombinasi pemanasan suhu
dan perendaman mampu mengurangi aktivitas senyawa penghambat pada benih
sehingga benih kehilangan masa dormansinya (Ilyas dan Diarni, 2007). Selain itu, Ilyas
dan Diarni (2007) menyatakan bahwa kombinasi pemanasan dan perendaman dalam air
merupakan metode efektif dalam pematahan dormansi benih padi.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


Penelitian ini diperoleh metode L2S0 efektif untuk mematahkan dormansi benih
padi Inpari 32 HDB dari minggu pertama setelah panen hingga minggu ke enam setelah
panen dengan menghasilkan daya berkecambah lebih dari 85%. Diharapkan metode
tersebut dapat digunakan untuk mematahkan dormansi benih padi Inpari 32 HDB dan
dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan perlakuan yang berbeda untuk
mendapatkan perlakuan yang lebih efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, S., dan Diarni, W. T. 2007. Persistensi dan Pematahan Dormansi Benih Pada
Beberapa Varietas Padi Gogo. Agrista. 11(2): 1-10.
Ismaturrahmi., Hereri, A. I., dan Hasanuddin. 2018. Teknik Pematahan Dormansi
Secara Fisik dan Kimia Terhdap Viabilitas Benih Aren (Arenga pinnata Merr).
Mahasiswa Pertanian. 3(4): 105-112.
ISTA. 2015. Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. Jakarta: Balai
Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Naredo, M.E.B., Juliano A.B., Lu, B.R., Gusman F.D., dan Jackson, M.T. 1998.
Responses too seed dormancy breaking treatments in rice species (Oryza L).
Seed Sci & Technol 26: 675-689.
Ningsih, N.N.D.R., Raka, I.G.N., Siadi, I.N., Wirya, G.N.A.S. 2018. Pengujian Mutu
Benih Beberapa Jenis Tanaman Hortikultura yang Beredar di Bali.
Argoteknologi Tropika. 7(1): 64-72.
Nurhafidah, Rahmat A., Karre, A., dan Juraeje A.A. 2021. Uji Daya Kecambah
Berbagai Jenis Varietas Jagung (Zea Mays) dengan Menggunakan Metode yang
Berbeda. Agroplantae. 10(1): 30-39.
Rusmin, D., Suwarno, F C., Darwati, I., dan Ilyas, S., 2014. Pengaruh Suhu Dan Media
Perkecambahan Terhadap Viabilitas Dan Vigor Benih Purwoceng Untuk
Menentukan Metode Pengujian Benih. Tanaman, Rempah, dan Obat. 25(1): 45-
51
Sastrahidayat, I,R. 2011. Rekayasa Pupuk Hayati Mioriza dalam Meningkatkan
Produksi Pertanian. Malang.Universitas Brawijaya Press.
Situmorang, E. M., Riniarti, M., & Duryat. 2015. Respon Perkecambahan Benih Asam
Jawa (Tamarindus indica) Terhadap Berbagai Konsentrasi Larutan Kalium
Nitrat KNO3). Silva. 3(1): 1-8.
Sutopo, L. 1985. Teknologi Benih. Jakarta: CV. Rajawali.
Yuningsih, A.V.F dan Wahyuni, Sri. 2020. Kajian Perlakuan Pematahan Dormansi Pada
Varietas Baru Unggul Padi. Prosiding Kesiaman Sumber Daya Pertanian dan Inovasi
Spesifik Lokasi Memasuki Era Industri 4.0, 2020, Bogor, Indonesia: 594-602.

How to cite this article : Putri, R.C.A., Istanti, A., dan Nur, K.M. 2022. Perlakuan Pematahan Dormansi 7
Benih Padi (Oryza sativa L.) di Laboratorium UPT PSBTPH Satgas Wilayah VI Banyuwangi. Jurnal
Javanica. 1(1): 1-7

Anda mungkin juga menyukai