Anda di halaman 1dari 8

92 Yulian

INTERNALISASI NILAI-NILAI ISLAM DALAM PEMBENTUKAN


KARAKTER PADA MATERI IKATAN KIMIA
Muammar Yulian1*
1
Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

*E-mail: muammar.yb@ar-raniry.ac.id

Abstract: Education is an ever-ending process and not only aims to produce


students who have competence in the knowledge aspect but also have social
competence and character in facing complex future challenges. Among other
things, character building can be done through internalizing Islamic values in
the material being taught. This study aims to examine Islamic values which
can be internalized in chemical bonding course, so that it plays a role in
forming a noble character as a perfect person (Al-insan Al-kamil). The concept
of the elements bonding to each other to fulfill the octet or duplet rule in
achieving stability is a scientific signal of the truth of the word of Allah in Surah
Az-Dzariat verse 49. The concept of chemical bonds also contains a message
if stability or tranquility in life will be easier for us to obtain by establish
relationship with others. This is in accordance with the hadith of the Prophet
Muhammad about the virtue of establishing friendship which will gain a
broader sustenance and prolong life. The ionic bonds that are formed due to
the attractive force between positive and negative ions give a signal for us to
appreciate differences and can unite and fill the advantages and
disadvantages of each into a better potential. The use of electron pairs
together in both covalent and coordination covalent bonds preach us to be
generous.

Keywords: Internalizing, Chemical Bonding, Ionic Bonds, Covalent Bonds.

Abstrak: Pendidikan merupakan proses yang berkelanjutan dan tidak


semata bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang memiliki kompetensi
pada aspek pengetahuan namun juga memiliki kompetensi sosial serta
berkarakter dalam menghadapi tantangan masa depan yang serba kompleks.
Pembentukan karakter tersebut diantaranya dapat dilakukan melalui
internalisasi nilai-nilai Islam pada materi yang diajarkan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji nilai-nilai Islam yang dapat diinternalisasikan pada
materi ikatan kimia, sehingga berperan dalam membentuk karakter yang mulia
sebagai pribadi yang paripurna. Konsep unsur-unsur saling berikatan untuk
memenuhi kaidah oktet atau duplet dalam mencapai kestabilan merupakan
isyarat ilmiah akan kebenaran firman Allah dalam surat Az-Dzariat ayat 49.
Konsep ikatan kimia ini juga mengandung pesan jika kestabilan atau
ketenteraman dalam hidup ini akan lebih mudah kita peroleh dengan menjalin
ikatan silaturrahim dengan sesama. Hal ini sesuai dengan hadist Nabi tentang
keutamaan menjalin silaturrahim yang akan memperoleh kelapangan rezeki
dan memperpanjang usia. Ikatan ion yang terbentuk akibat adanya gaya tarik
menarik antara ion positif dan ion negatif memberikan isyarat bagi kita agar
dapat menghargai perbedaan serta dapat menyatukan dan mengisi kelebihan

AMINA 2(2) 2020 | Internalisasi nilai-nilai islam dalam pembentukkan karakter pada materi ikatan kimia
93 Yulian

dan kekurangan masing-masing menjadi sebuah potensi yang lebih baik.


Adapun pemakaian pasangan elektron secara bersama baik pada ikatan
kovalen maupun kovalen koordinasi mengajarkan kepada kita untuk bersikap
dermawan.

Kata Kunci: Internalisasi, Ikatan Kimia, Ikatan Ion, Ikatan Kovalen.

PENDAHULUAN

Pendidikan sebagai sebuah proses menyeluruh. Tidak hanya memperhatikan


yang berkelanjutan tidak semata-mata bagaimana membangun interaksi dengan
bertujuan untuk meningkatkan Sang Pencipta (Khaliq) namun juga begitu
kemampuan serta kompetensi peserta intens mengatur tatacara membangun
didik pada aspek pengetahuan, tetapi juga interaksi sosial atau hubungan antar
bertujuan untuk dapat menghasilkan sesama dan bahkan hubungan antar
generasi muda yang memiliki kemampuan manusia dengan lingkungannya.
sebagai agen perubahan (agent of Internalisasi nilai-nilai Islam dalam materi
change) dan problem solver yang belajar diantaranya dapat dilakukan pada
berbudaya serta berkarakter dalam materi atau pembelajaran sains.
menghadapi tantangan masa depan Sains sebagai pengetahuan yang
(Chang & Munoz 2006; Rahmawati 2018). sistematis (Purwanto 2011), juga
Hal ini sejalan dengan fungsi didefinisikan sebagai suatu eksplorasi ke
pendidikan nasional sebagaimana termuat alam materi berdasarkan pengamatan
di dalam Undang-undang Sistem (observasi), dan mencari korelasi alamiah
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun yang sistematis dan teratur mengenai
2003. Dalam Undang-undang tersebut fenomena yang diobservasi. Sains
disebutkan bahwa pendidikan nasional bertumpu pada obyektivitas yang dapat
berfungsi mengembangkan kemampuan diuji ulang dan merupakan kontribusi
dan membentuk watak serta peradaban semua ilmuwan tanpa batasan tertentu
bangsa yang bermartabat dalam rangka (Khoiruddin 2017). Pembelajaran sains di
mencerdaskan kehidupan bangsa. Indonesia diidentikkan dengan
Ainissyifa (2014) lebih lanjut pembelajaran natural sciences yang
menyatakan bahwa dengan mencakup biologi, fisika, astronomi dan
memperhatikan makna dan fungsi dari kimia sudah sepatutnya diajarkan dan
pendidikan tersebut di atas maka tujuan dipelajari dengan menggunakan
dari sebuah proses pendidikan adalah pendekatan nilai-nilai keagamaan yang
pembentukan karakter/ kepribadian yang akan bermuara pada pembentukan
baik terhadap peserta didik. Pembentukan karakter manusia yang paripurna
karakter yang baik, diantaranya dapat (muttaqin). Kemampuan kita dan peserta
dilakukan melalui pendekatan keagamaan didik khususnya dalam membaca ayat-
seperti dengan melakukan internalisasi ayat kauniyah yang terbentang luas di
nilai-nilai Islam pada materi yang alam ini diharapkan akan semakin
diajarkan bagi peserta didilk pada menyadarkan kita akan keagungan dan
berbagai tingkatan pendidikan, mulai dari kebesaran Sang Pencipta (Khaaliq)
pendidikan dasar, pendidikan menengah Kimia sebagai salah satu cabang
hingga ke pendidikan tinggi. ilmu alam (sains) esensisnya memiliki
Internalisasi nilai-nilai Islam dalam kaitan dengan berbagai bidang ilmu dalam
materi yang diajarkan akan semakin kehidupan, termasuk sosial budaya dan
menumbuh kembangkan karakter positif keagamaan. Kimia bukanlah sebatas ilmu
dalam kepribadian para peserta didik. Hal yang mengkaji tentang materi dan segala
ini tidak lepas dari nilai-nilai yang fenomenanya (Asmara 2016).
diajarkan dalam Islam sendiri yang tidak Pembelajaran kimia yang menyajikan
hanya bersifat universal namun juga pembahasan yang abstrak dan kompleks,

AMINA 2(2) 2020 | Internalisasi nilai-nilai islam dalam pembentukkan karakter pada materi ikatan kimia
94 Yulian

dapat menimbulkan emosi dan dilema, Shahih Bukhari (Bukhari 1992). Adapun
sehingga diharapkan dapat mendidik dan data sekunder dan komplementer berupa
melatih peserta didik agar dapat berpikir jurnal, buku, dan hasil unduhan di internet
kritis dan inovatif, bekerja sama, yang mendukung kajian ini.
menerima dan menegosiasikan ide, serta
menyelesaikan berbagai problem, yang
terdapat dalam kehidupan sehari-hari
HASIL DAN PEMBAHASAN
(Rahmawati 2018).
Materi ikatan kimia merupakan salah
Internalisasi Nilai-Nilai Islam
satu materi pokok yang diajarkan dalam
pembelajaran kimia baik di tingkat Internalisasi diartikan sebagai
Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun penghayatan terhadap suatu ajaran,
di tingkat perguruan tinggi. Cakupan doktrin atau nilai, sehingga merupakan
materi ini diantaranya meliputi ikatan antar keyakinan dan kesadaran akan kebenaran
atom berupa ikatan logam, ikatan ion doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam
serta ikatan kovalen, dan ikatan antar sikap dan perilaku (Poerwadarminta
molekul seperti ikatan hidrogen dan gaya 2007). Internalisasi dapat diperoleh
vander Walls. Ruang lingkup bahasan melalui pemahaman akan ajaran Islam,
yang dibahas di dalam materi ikatan kimia dan diikuti dengan penghayatan yang
ini memiliki korelasi yang sangat erat mendalam, serta diterapkan melalui
dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam perbuatan nyata (Alim 2006).
Islam terutama dalam membentuk ikatan Secara etimologi, nilai merupakan
atau menjalin interaksi antar sesama. padanan dari kata value. Soemantri
Islam sebagai agama monoteisme (1993) mengatakan bahwa nilai
(tauhid) yang berlandaskan ilmu merupakan sesuatu yang terkandung
pengetahuan sebenarnya tidak pernah dalam hati nurani manusia dan lebih
mengenal dikotomi antara ilmu umum dan memberi dasar serta prinsip akhlak yang
ilmu agama karena prinsipnya ilmu merupakan standar dari keindahan dan
berasal dari sumber yang satu yaitu Allah efisiensi atau keutuhan kata hati (potensi).
SWT (Ramdhani dkk. 2020). Internalisasi nilai-nilai Islam adalah
Berdasarkan interkoneksi antara sebuah proses atau cara menanamkan
pembelajaran kimia dan nilai-nilai Islam nilai-nilai normatif yang menentukan
inilah, penulis termotivasi untuk tingkah laku yang diinginkan bagi suatu
melakukan kajian tentang internalisasi sistem yang mendidik sesuai dengan
nilai-nilai Islam dalam materi ikatan kimia. tuntunan Islam menuju terbentuknya
kepribadian muslim yang paripurna (Al-
METODE insan Al-kamil). Dalam melakukan upaya
internalisasi diperlukan integrasi nilai-nilai
Penelitian ini merupakan library Islam pada materi yang diajarkan kepada
research atau studi kepustakaan yaitu peserta didik saat proses pembelajaran
teknik pengumpulan data dengan (Az Zahra dkk. 2018).
melakukan penelaahan terhadap buku,
jurnal, literatur-literatur, catatan-catatan, Ikatan Kimia dan Pembentukan
dan laporan-laporan yang memiliki Karakter yang Gelar Silaturrahim
korelasi dengan masalah yang dikaji
(Nazir 2003). Unsur-unsur kimia umumnya
Sumber data kualitatif yang ditemukan di alam dalam bentuk
digunakan dalam penelitian ini berupa senyawa, baik terikat dengan oksida
teks yang terdiri dari data primer, ataupun basa dan garamnya, kecuali
sekunder, dan komplementer. Data primer unsur-unsur kimia yang sangat inert
yang digunakan bersumber dari (1) Al- seperti gas mulia. Unsur-unsur kimia
Quran dan terjemah (Kementerian memiliki kecenderungan untuk stabil
Agama, 2012), (2) Prinsip-Prinsip Kimia seperti gas mulia, dan untuk mencapai
Modern (Oxtoby dkk. 2010), dan (3) kestabilan tersebut, unsur-unsur tersebut

AMINA 2(2) 2020 | Internalisasi nilai-nilai islam dalam pembentukkan karakter pada materi ikatan kimia
95 Yulian

saling mengadakan ikatan satu sama lain oleh Imam Bukhari Nomor 5985
yang disebut Ikatan kimia. Ikatan kimia Rasulullah bersabda:
memberikan gambaran tentang cara
unsur-unsur tersebut bergabung ‫ط أ َ ْن أ َ َﺣبﱠ َﻣ ْن‬
َ ‫ﺳ‬
َ ‫ر ْز ِﻗ ِﮫ ِﻓﻲ َﻋﻠَ ْﯾ ِﮫ ﯾ ُ ْﺑ‬, ِ ‫ﺳﺄ َ َوأ َ ْن‬
َ ‫ِﻓﻲ ﻟَﮫ ُ ﯾ ُ ْﻧ‬
membentuk molekul, senyawa atau ion. َ
‫أﺛ َ ِر ِه‬, ْ‫ﺻل‬ِ َ‫َر ِﺣ َﻣﮫ ُ ﻓَ ْﻠﯾ‬
Ikatan kimia terbentuk melalui
penggunaan elektron bersama atau Artinya: “Barangsiapa ingin dilapangkan
pengalihan elektron diantara atom rezekinya, dan dipanjangkan usianya,
(Oxtoby dkk. 2010). maka hendaknya ia menyambung tali
Kecenderungan unsur-unsur kimia rahimnya (ikatan silaturahim).
untuk saling berikatan dalam mencapai [HR. Al-Bukhari, no. 1695].
kestabilan merupakan isyarat ilmiah akan
kebenaran firman Allah dalam Surat Az- Berdasarkan hadist di atas jelas
Dzariyat ayat 49. tergambar bagi kita betapa besar manfaat
dan keutamaan yang akan diperoleh
َ‫ﺷ ْﻲءٍ َﺧﻠَ ْﻘﻧَﺎ زَ ْو َﺟﯾ ِْن ﻟَﻌَﻠﱠﻛُ ْم ﺗَذَ ﱠﻛ ُر ْون‬
َ ‫َو ِﻣ ْن ﻛُ ِّل‬ dengan menyambung ikatan silaturrahim
seperti kelapangan dan kecukupan rezeki
Artinya: “Dan segala sesuatu Kami dan memperpanjang umur. Dalam kajian
ciptakan berpasangpasangan, supaya para ulama, memperpanjang umur disini
kamu mengingat akan kebesaran Allah” memiliki dua makna. Yang pertama
(Q.S Az-Dzariyat: 49) adalah Panjang umur secara lahiriyah
yaitu bertambahnya usia sedangkan yang
Merujuk kepada firman Allah dalam kedua dimaknai dengan keberkahan
Surat Az-Dzariyat tersebut dan didukung dalam mengisi kehidupan di dunia ini
fenomena sains dimana unsur-unsur kimia dengan hal-hal yang positif.
yang cenderung saling berikatan sama Dalam riwayat yang lain, Rasulullah
lainnya untuk mencapai kestabilan. Dalam lebih tegas menjelaskan kerugian bagi
materi ikatan kimia disebutkan bahwa mereka yang memutuskan ikatan
kestabilan unsur terjadi apabila suatu silaturrahim yaitu tidak dapat merasakan
unsur mengikuti aturan oktet yaitu indahnya surga Allah sebagaimana
kecenderungan unsur-unsur untuk hadistnya:
menjadikan konfigurasi elektronnnya
sama seperti gas mulia yang memiliki ‫ﺑﺳﺣر ﻣؤﻣن ﻻ ﺧﻣر ﻣدﻣن اﻟﺟﻧﺔ ﯾدﺧل ﻻ‬
elektron valensi sebanyak 8 (oktet) atau 2 ‫ﻗﺎطﻊ ﻻ‬
(duplet, hanya pada unsur Helium).
Dengan demikian apabila firman Artinya: “Tidak masuk surga orang yang
Allah dan teori di atas diinternalisasikan suka menyebut-nyebut pemberian, orang
lebih dalam, mengandung pesan bagi kita yang durhaka terhadap orang tua, dan
bahwa kestabilan dan kenyamanan dalam pecandu khamr” (HR. Ibnu Hibban 6271,
hidup akan lebih mudah kita capai dengan dihasankan Al Albani dalam Silsilah Ash
menjalin ikatan dan membangun interaksi Shahihah 678)
antara satu sama lain atau dalam
ungkapan lainnya sering disebut dengan
silaturrahim. Ikatan ion dan Pesan Nilai-Nilai Akhlak
Menyambung tali silaturrahim selain Mulia dalam Memperkokoh Persatuan
sebagai implementasi ketaatan atas
perintah Allah dalam surat Ar-Ra’du ayat Ikatan ion umumnya dapat
21 juga memiliki berbagai keutamaan dan ditemukan pada interaksi antara unsur
kelebihan sebagaimana dijelaskan oleh logam dan unsur non logam (L-NL). Unsur
Rasulullah. Rasulullah dalam banyak logam yang memiliki energi ionisasi yang
hadistnya juga menyatakan keutamaan rendah akan melakukan gaya tarik
yang akan diperoleh dengan menarik elektrostatis dengan unsur non
menyambung ikatan silaturrahim dengan logam yang memiliki afinitas elektron yang
sesama. Dalam Hadist yang diriwayatkan tinggi. Sederhananya ikatan ion ini
terbentuk karena adanya gaya tarik-

AMINA 2(2) 2020 | Internalisasi nilai-nilai islam dalam pembentukkan karakter pada materi ikatan kimia
96 Yulian

menarik elektrostatis antara ion positif dan Artinya: “Wahai orang-orang yang
ion negatif, seperti pada pembentukan beriman, janganlah suatu kaum
senyawa NaCl. mengolok-olok kaum yang lain (karena)
NaCl memberikan pesan moral bagi boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan
kita untuk saling menghargai satu sama itu) lebih baik daripada mereka (yang
lain, baik antar mereka yang memiliki mengolok-olok) dan jangan pula
kelebihan dengan mereka yang memiliki perempuan-perempuan (mengolok-olok)
kekurangan ataupun sebaliknya. perempuan lain (karena) boleh jadi
Kestabilan yang ingin dicapai oleh natrium perempuan (yang diolok-olok itu) lebih
dan klorida tidak akan dapat diperoleh jika baik daripada perempuan (yang
tidak ada ikatan yang terbentuk antara mengolok-olok). Janganlah kamu saling
kedua unsur tersebut sehingga mencela dan saling memanggil dengan
terbentuknya senyawa NaCl. Natrium julukan yang buruk. Seburuk-buruk
dengan konfigurasi elektron dan panggilan adalah (panggilan) fasik setelah
karakteristiknya lebih mudah mencapai beriman. Siapa yang tidak bertobat,
kestabilan dengan melepaskan 1 elektron mereka itulah orang-orang zalim”. (Q.S.
valensi terluarnya dibandingkan dengan Al-Hujurat: 11)
harus menangkap 7 elektron, dimana
energi yang dibutuhkan tentu akan lebih Ayat di atas dengan jelas dan tegas
besar. memberi peringatan (warning) kepada kita
Apabila kestabilan unsur ini dalam agar tidak merasa lebih baik dibandingkan
kehidupan nyata kita terjemahkan dengan dengan yang lainnya sekalipun secara
kenyamanan atau ketenteraman, maka lahir kita tampak memiliki berbagai
sungguh kenyamanan tersebut tidak akan kelebihan. Berbagi peran dan membentuk
pernah dapat kita peroleh jika kita tidak ikatan atau interaksi yang baik antar
membentuk ikatan dengan sesama kita, sesama adalah salah satu kunci sukses
baik dengan mereka yang memiliki dalam kehidupan.
kelebihan ataupun yang serba Dalam sisi lain, menerapkan akhlak
kekurangan. mulia dalam interaksi kita sehari-hari juga
Manisnya air kelapa akan sulit kita bermakna menjaga dan memupuk rasa
rasakan tanpa bantuan orang yang dapat persaudaraan yang bermuara kepada
memetik buah kelapa di atas pohonnya terbentuknya persatuan dan kesatuan
yang menjulang tinggi. Dengan demikian bangsa. Hal ini selain sejalan nilai-nilai
hendaklah kita dalam membangun Pancasila juga sesuai dengan perintah
interaksi dengan sesama mengedepankan agama untuk memupuk persatuan dan
akhlak mulia (akhlak al-karimah) dengan kesatuan.
saling menghargai peran dan fungsi
masing-masing, tidak saling mencela ±‫ا‬
ِ‫ت ﱣ‬ َ ‫ َﺟ ِﻣ ْﯾﻌًﺎ ﱠو َﻻ ﺗَﻔ ﱠَرﻗ ُ ْوا َۖوا ْذﻛُ ُر ْوا ِﻧ ْﻌ َﻣ‬±‫ا‬ ِ ‫َﺻ ُﻣ ْوا ِﺑ َﺣ ْﺑ ِل ﱣ‬ ِ ‫َوا ْﻋﺗ‬
‫ﺻﺑَﺣْ ﺗ ُ ْم ِﺑ ِﻧ ْﻌ َﻣ ِﺗ ٖ ٓﮫ ا ِْﺧ َواﻧً ۚﺎ‬ ْ َ ‫ﺎ‬ َ ‫ﻓ‬ ‫م‬ ُ ‫ﻛ‬ ‫ﺑ‬ ‫و‬ُ ‫ﻠ‬
ْ ِ ْ َ‫َ َ ْن‬ُ ‫ﻗ‬ ‫ﯾ‬ ‫ﺑ‬ ‫ف‬ ‫ﱠ‬ ‫ﻟ‬َ ‫ﺎ‬ َ ‫ﻓ‬ ‫ء‬ ۤ
‫ا‬ ‫د‬
ً َ ْ ْ ‫ﻋ‬ َ ‫ا‬ ‫م‬ُ ‫ﺗ‬ ْ
‫ﻧ‬ ُ ‫ﻛ‬ ْ
‫ذ‬ ِ
‫ا‬ ‫َﻋﻠَ ْﯾﻛُ ْم‬
apalagi suka berselisih satu sama lainnya.
ُ±‫ا‬ ٰ ْ
‫ﺎر ﻓَﺎﻧﻘَذﻛ ْم ِ ّﻣﻧ َﮭﺎ ۗ ﻛَذ ِﻟ َك ﯾُﺑَ ِﯾّ ُن ﱣ‬ ُ َ ْ َ ‫ﱠ‬ ْ
ِ ‫ﺷﻔَﺎ ُﺣﻔ َرةٍ ِ ّﻣنَ اﻟﻧ‬ ٰ
َ ‫َوﻛُ ْﻧﺗ ُ ْم َﻋﻠﻰ‬
Kestabilan dalam unsur yang disini kita
maknai dengan kenyamanan atau َ‫ﻟَﻛُ ْم ٰا ٰﯾ ِﺗ ٖﮫ ﻟَﻌَﻠﱠﻛُ ْم ﺗ َ ْﮭﺗَد ُْون‬
ketenteraman tidak akan pernah kita
peroleh apabila dalam keseharian kita Artinya: “Berpegang teguhlah kamu
berperilaku dengan sikap tercela (akhlak semuanya pada tali (agama) Allah,
al-madzmumah) tersebut. janganlah bercerai berai, dan ingatlah
Hal ini senada dengan pesan yang nikmat Allah kepadamu ketika kamu
terkandung dalam Surah Al-Hujurat ayat dahulu bermusuhan, lalu Allah
11. mempersatukan hatimu sehingga dengan
karunia-Nya kamu menjadi bersaudara.
‫ﺳﻰ ا َ ْن ﯾﱠﻛُ ْوﻧ ُ ْوا َﺧﯾ ًْرا‬ ٓ ٰ ‫ٰﯾٓﺎَﯾﱡ َﮭﺎ اﻟﱠ ِذﯾْنَ ٰا َﻣﻧ ُ ْوا َﻻ ﯾَ ْﺳﺧ َْر ﻗَ ْو ٌم ِ ّﻣ ْن ﻗَ ْو ٍم َﻋ‬ (Ingatlah pula ketika itu) kamu berada di
ۚ ٓ ٰ ‫ﺳ ۤﺎءٍ َﻋ‬
ْ
‫ﺳﻰ ا َ ْن ﯾﱠﻛُ ﱠن َﺧﯾ ًْرا ِ ّﻣ ْﻧ ُﮭ ﱠن َو َﻻ ﺗ َﻠ ِﻣ ُز ْٓوا‬ َ ّ‫ﺳ ۤﺎ ٌء ِ ّﻣ ْن ِﻧ‬ َ ‫ِ ّﻣ ْﻧ ُﮭ ْم َو َﻻ ِﻧ‬ tepi jurang neraka, lalu Allah
‫ﺎن‬ ِ ْ َ‫س ِاﻻ ْﺳ ُم ْاﻟﻔُﺳُ ْو ُق ﺑَ ْﻌد‬
ِۚ ‫اﻻ ْﯾ َﻣ‬ َ ِ ِ ْ ‫ﺋ‬ ‫ﺑ‬ ‫ب‬ ۗ ‫ﺎ‬ َ ‫ﻘ‬ ْ
‫ﻟ‬ َ ْ
‫ﺎﻻ‬ ِ ْ ۤ َ ‫ﺳﻛُ ْم َو َﻻ‬
‫ﺑ‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ز‬ُ ‫ﺑ‬ ‫َﺎ‬ ‫ﻧ‬َ ‫ﺗ‬ َ ُ ‫ا َ ْﻧﻔ‬ menyelamatkan kamu dari sana.
‫و‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻠ‬
َ‫® َ ُ ِ ُ ْ ن‬‫ﱣ‬
‫اﻟظ‬ ‫م‬ ُ ‫ھ‬ ‫ك‬ ‫ﯨ‬ ‫وﻟ‬ٰ ُ ‫ﺎ‬ َ ‫ﻓ‬ ْ‫ب‬ ُ ‫ﺗ‬ ‫ﯾ‬ ‫م‬‫ﱠ‬
َ ْ ْ ‫َو َﻣ‬
‫ﻟ‬ ‫ن‬ Demikianlah Allah menerangkan ayat-
ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat
petunjuk.” (Q.S. Ali Imran: 103)

AMINA 2(2) 2020 | Internalisasi nilai-nilai islam dalam pembentukkan karakter pada materi ikatan kimia
97 Yulian

Pesan-pesan moral yang hanya berasal dari salah satu atom yang
terkandung pada kedua ayat di atas, berikatan.
secara tidak langsung sejalan dengan Islam begitu mengapresiasi
konsep pada pembentukan ikatan ion kedermawanan dalam berbagi dengan
sebagai akibat dari adanya interaksi antar sesama. Dalam surat Ali Imran ayat 134
ion yang berbeda muatan (positif dan Allah menegaskan jika perintah untuk
negatif). Terbentuknya ikatan antara unsur untuk berbagi tidak hanya dianjurkan
yang berbeda muatan ternyata akan disaat kita memiliki kelapangan namun
menghasilkan sebuah senyawa yang lebih juga saat kita dalam keadaan kekurangan
bernilai dan berfungsi dibandingkan dalam (Mariana et al. 2019).
keadaan bebasnya. Demikian halnya
dalam hidup ini, apabila perbedaan dapat َ‫ظ َو ْاﻟﻌَﺎ ِﻓﯾْن‬ ِ ‫اء َواﻟﺿ ۤ ﱠﱠر‬
َ ‫اء َو ْاﻟ ٰﻛ ِظ ِﻣﯾْنَ ْاﻟﻐَ ْﯾ‬ ِ ‫ﺳ ۤ ﱠر‬
‫اﻟﱠ ِذﯾْنَ ﯾ ُ ْﻧ ِﻔﻘ ُ ْونَ ِﻓﻰ اﻟ ﱠ‬
disatukan dan saling melengkapi satu َۚ‫ُ ﯾ ُِﺣبﱡ ْاﻟ ُﻣﺣْ ِﺳ ِﻧﯾْن‬±‫ا‬
‫ﺎس َو ﱣ‬ ۗ ِ ‫َﻋ ِن اﻟﻧﱠ‬
sama lainnya maka akan menjadi potensi
yang luar biasa untuk menghasilkan Artinya: ”(yaitu) orang-orang yang selalu
sesuatu yang lebih produktif. berinfak, baik di waktu lapang maupun
Keberagaman dan perbedaan tidaklah sempit, orang-orang yang mengendalikan
harus membuat kita terbelah apalagi kemurkaannya, dan orang-orang yang
terpecah namun harus disatukan atau memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah
diikat dalam satu bingkai ukhuwah, baik mencintai orang-orang yang berbuat
itu ukhuwah Islamiyah (persaudaran kebaikan.” (QS. Ali Imran:18)
dalam Islam) maupun ukhuwah
wathaniyah (persaudaraan sebangsa). Ganjaran yang diberikan atas
ibadah sosial ini juga berlipat ganda
sesuai firman-Nya Surat Al-Baqarah ayat
Ikatan Kovalen dan Pesan 261
Kedermawanan
َ ْ‫ َﻛ َﻣﺛ َ ِل َﺣﺑﱠ ٍﺔ ا َ ۢ ْﻧﺑَﺗ َت‬±‫ا‬
‫ﺳ ْﺑ َﻊ‬ َ ‫َﻣﺛ َ ُل اﻟﱠ ِذﯾْنَ ﯾ ُ ْﻧ ِﻔﻘ ُ ْونَ ا َ ْﻣ َواﻟَ ُﮭ ْم ِﻓ ْﻲ‬
ِ ‫ﺳ ِﺑ ْﯾ ِل ﱣ‬
Berbeda dengan ikatan ion, ikatan ۤ
‫ف ِﻟ َﻣ ْن ﯾﱠﺷَﺎ ُء َۗو ﱣ‬ ‫ﺳﻧَﺎ ِﺑ َل ِﻓ ْﻲ ﻛُ ِّل ﺳُ ۢ ْﻧﺑُﻠَ ٍﺔ ِ ّﻣﺎﺋَﺔ ُ َﺣﺑﱠ ٍﺔ ۗ َو ﱣ‬
ٰ ‫ُ ﯾ‬±‫ا‬
ُ±‫ا‬ ُ ‫ُﺿ ِﻌ‬ َ
kovalen terbentuk karena pemakaian ‫َوا ِﺳ ٌﻊ َﻋ ِﻠ ْﯾ ٌم‬
bersama pasangan elektron. Pasangan
elektron yang dipakai Bersama ini dapat Artinya: “Perumpamaan orang-orang yang
berasal dari masing-masing atom yang menginfakkan hartanya di jalan Allah
saling berikatan ataupun hanya berasal adalah seperti (orang-orang yang
dari salah satu atom yang berikatan. menabur) sebutir biji (benih) yang
Disebut ikatan kovalen jika menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap
pasangan elektron tersebut berasal dari tangkai ada seratus biji. Allah melipat
kedua atom yang berikatan. Sedangkan gandakan (pahala) bagi siapa yang Dia
jika pasangan elektron yang digunakan kehendaki. Allah Maha luas lagi Maha
tersebut hanya berasal dari salah satu Mengetahui.”(QS. Al-Baqarah:261)
atom yang berikatan, makai katan yang
terbentuk disebut ikatan kovalen Ayat di atas menjelaskan tentang
koordinasi bagaimana jika kita berniaga dengan Allah
Apabila konsep ikatan kovalen kita maka kita tidak akan pernah merugi,
internalisasikan dalam kehidupan sosial bahkan kita akan memperoleh balasan
kita sehari-hari, maka dapat dianalogikan hingga 700 kali lipat (Setiawan 2015).
dengan adanya prinsip saling memberi Keutamaan dan ganjaran yang mulia dari
dan menerima (take and give). Dalam kedermawanan ini juga disebutkan dalam
keseharian, kita akan menemukan adanya berbagai redaksi lainnya seperti balasan
pribadi yang begitu gemar untuk berbagi surga (QS. Al-Hadid:18).
dengan sesama tanpa pernah berharap Tidak hanya memberi gambaran
dan atau mendapatkan balasan dari pihak tentang balasan yang akan diterima dari
yang diberi. Inilah implementasi dari sikap dermawan ini, Al-Quran juga
konsep ikatan kovalen koordinasi, dimana menceritakan balasan dari keengganan
pasangan elektron yang dipakai bersama kita untuk berbagi. Mereka yang suka

AMINA 2(2) 2020 | Internalisasi nilai-nilai islam dalam pembentukkan karakter pada materi ikatan kimia
98 Yulian

menyimpan harta dan enggan serta semakin menumbuhkan rasa cinta


menunaikan zakat dari hartanya tersebut antar sesama
maka hartanya akan dipanaskan lalu
disiramkan ke dahi dan lambung orang
tersebut (Sofian dkk. 2019). KESIMPULAN

َ ‫ﺿﺔَ َو َﻻ ﯾ ُ ْﻧ ِﻔﻘ ُ ْوﻧَ َﮭﺎ ِﻓ ْﻲ‬


‫ﺳ ِﺑ ْﯾ ِل‬ ‫َب َو ْاﻟ ِﻔ ﱠ‬ َ ‫َواﻟﱠ ِذﯾْنَ ﯾَ ْﻛ ِﻧ ُز ْونَ اﻟذﱠھ‬ Berdasarkan uraian di atas dapat
‫َﺎر َﺟ َﮭﻧﱠ َم ﻓَﺗ ُ ْﻛ ٰوى‬ ِ ‫ب ا َ ِﻟﯾ ٍْۙم ﯾ ْﱠو َم ﯾ ُﺣْ ﻣٰ ﻰ َﻋﻠَ ْﯾ َﮭﺎ ِﻓ ْﻲ ﻧ‬
ٍ ‫ﺷ ْرھُ ْم ِﺑﻌَذَا‬ ّ ِ َ‫ ۙﻓَﺑ‬±‫ا‬
ِ‫ﱣ‬ disimpulkan bahwa:
‫ِﺑ َﮭﺎ ِﺟﺑَﺎھُ ُﮭ ْم َو ُﺟﻧ ُ ْوﺑ ُ ُﮭ ْم َوظُ ُﮭ ْو ُرھُ ۗ ْم ٰھذَا َﻣﺎ َﻛﻧ َْزﺗ ُ ْم ِﻻَ ْﻧﻔ ُ ِﺳﻛُ ْم ﻓَذ ُ ْوﻗ ُ ْوا‬ 1. Pembentukan karakter peserta didik
َ‫َﻣﺎ ﻛُ ْﻧﺗ ُ ْم ﺗ َ ْﻛ ِﻧ ُز ْون‬ dapat dilakukan melalui internalisasi
nilai-nilai Islam pada materi ikatan
Artinya: “Orang-orang yang menyimpan kimia;
emas dan perak, tetapi tidak 2. Konsep unsur-unsur saling berikatan
menginfakkannya di jalan Allah, untuk memenuhi kaidah oktet atau
berikanlah kabar ‘gembira’ kepada duplet dalam mencapai kestabilan
mereka (bahwa mereka akan mendapat) mengandung pesan jika kestabilan
azab yang pedih. Pada hari ketika (emas atau ketenteraman dalam hidup ini
dan perak) itu dipanaskan dalam neraka akan lebih mudah kita peroleh dengan
Jahanam lalu disetrikakan (pada) dahi, menjalin ikatan silaturrahim dengan
lambung, dan punggung mereka (seraya sesama;
dikatakan), “Inilah apa (harta) yang dahulu 3. Ikatan ion yang terbentuk akibat
kamu simpan untuk dirimu sendiri (tidak adanya gaya tarik menarik antara ion
diinfakkan). Maka, rasakanlah (akibat dari) positif dan ion negatif memberikan
apa yang selama ini kamu simpan.” (QS. isyarat bagi kita agar dapat
At-Taubah: 34-35) menghargai perbedaan, memelihara
persatuan dan kesatuan serta mengisi
Meskipun dalam Islam, setiap kelebihan dan kekurangan masing-
pemberian itu harus dilakukan dengan masing untuk membentuk sesuatu
penuh keikhlasan tanpa mengharap dengan potensi yang lebih baik;
pamrih ataupun balasan dari pihak yang 4. Pemakaian pasangan elektron secara
menerima. Kepada kita sangat dianjurkan bersama baik pada ikatan kovalen
untuk saling memberi seperti pada konsep maupun kovalen koordinasi
ikatan kovalen dimana kedua atom yang mengajarkan kepada kita untuk
berikatan saling memberikan elektronnya bersikap dermawan kepada sesama.
untuk dapat dipakai bersama, sehingga
kedua atom tersebut dapat memenuhi
kaidah Oktet atau mencapai kestabilan.
DAFTAR RUJUKAN
Hal ini diantaranya disandarkan kepada
Ainissyifa, H. (2014). Pendidikan Karakter
Sabda Nabi yang menyatakan:
dalam Perspektif Pendidikan Islam.
‫ﺻﺎﻓَ ُﺣ ْوا‬ ُ ‫ اﻟ ِﻐ ﱡل ﯾَ ْذھ‬، ‫ ﺗ َ َﺣﺎﺑﱡوا وﺗ َ َﮭﺎدَ ْوا‬، ‫َب‬
َ َ ‫َب ﺗ‬ ُ ‫اﻟﺷَﺣْ ﻧَﺎ ُء َوﺗ َ ْذھ‬ Jurnal Pendidikan Universitas Garut,
8(1): 1-26.
Artinya: “Saling bersalamanlah (berjabat
Alim, M. (2006). Pendidikan Agama Islam
tanganlah) kalian, maka akan hilanglah
Upaya Pembentukan Pemikiran dan
kedengkian (dendam). Saling memberi
Kepribadian Muslim. Bandung: PT.
hadiahlah kalian, maka kalian akan saling
Remaja Rosdakarya.
mencintai dan akan hilang kebencian.”
(HR. Malik dalam Al-Muwatha’, 2:908) Asmara, A.P. (2016). Kajian Integrasi
Nilai-Nilai Karakter Islami Dengan
Hadist ini memberi motivasi yang Kimia Dalam Materi Kimia Karbon.
luar biasa bagi kita tentang keutamaan Jurnal Pendidikan Sains, 4(2), 1-11.
saling memberi hadiah seperti akan Bukhari, I. (1992). Shahih Bukhari.
menghilangkan dendam dan kebencian Terjemahan. Jakarta: Widjaya.

AMINA 2(2) 2020 | Internalisasi nilai-nilai islam dalam pembentukkan karakter pada materi ikatan kimia
99 Yulian

Chang F., & Munoz M. A. (2006). School Ramdhani, A.I., Vebrianto R., & Anwar A.
personnel educating the whole child: (2020). Upaya Integrasi Nilai-Nilai
Impact of character education on Islam dalam Pembelajaran IPA di
teachers’ self-assessment and Madrasah Ibtidaiyah. Instructional
student development. J Pers Eval Development Journal (IDJ), 3(3),
Educ, 19, 35-49. 188-202.
Kementerian Agama RI. (2012). Al-Qur’an Setiawan, B. (2015). Infaq Dalam Tafsir
dan Terjemah. Jakarta: Pustaka Al- Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat
Fadilah. 261. Jurnal Islamic Banking, 1(1):59-
Khoiruddin, A. (2017). Sains Islam 66.
Berbasis Nalar Ayat-ayat Semesta. Sofian, M., Syamsuwir., & Amril, D.
At-Ta’dib, 12(1), 195-217. (2019). Penafsiran Ayat-Ayat Zakat
Mariana D. Naan & Tamami. (2019). Oleh Maulana Muhammad
Sedekah Sebagai Kekuatan Spiritual Zakariyya Al-Kandahlawi dalam
(Studi Kasus pada Komunitas Yuk Buku Fadhilah Sedekah. Jurnal
Sedekah Bandung). Jurnal Syifa Al- Istinarah, 1(2).
Qulub. 4(1), 9–19.
Nazir, M. (2003). Metode Penelitian.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Oxtoby W., Gillis & Norman H. N. (2010).
Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi
ke-4. Jakarta: Erlangga.
Poerwadarminta, W. J. S. (2009). Kamus
Umum Bahasa Indonesia Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Purwanto, A. (2011). Ayat-Ayat Semesta:
Sisi-Sisi Al-Qur’an Yang Terlupakan.
Bandung: Mizan.
Rahmawati, Y. (2018). Peranan
Transformative Learning dalam
Pendidikan Kimia: Pengembangan
Karakter, Identitas Budaya, dan
Kompetensi Abad ke-21. Jurnal
Riset Pendidikan Kimia, 8(1), 1-16.
doi:
https://doi.org/10.21009/JRPK.081.1

AMINA 2(2) 2020 | Internalisasi nilai-nilai islam dalam pembentukkan karakter pada materi ikatan kimia

Anda mungkin juga menyukai