Anda di halaman 1dari 3

MAKNA PROKLAMASI

Makna Proklamasi Dilihat dari Aspek Sosiologis


Proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi kalimat sakti yang tak ternilai harganya.
Proklamasi dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 atau 17 Agustus 2605 menurut
tahun Jepang. Teks proklamasi dibacakan Soekarno dengan didampingi Mohammad Hatta
di hadapan rakyat di halaman rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.
Makna proklamasi dapat dilihat dari berbagai aspek. Dari aspek sosiologis, proklamasi
menjadikan perubahan dari bangsa yang terjajah menjadi bangsa yang merdeka.
Proklamasi memberikan rasa bebas dan merdeka. Jiwa rakyat indonesia pun berubah
menjadi bangsa yang bebas membangun kembali dan mengisi kemerdekaan dengan hal
yang bermanfaat.

Menghargai jasa para pahlawan proklamasi Ada banyak tokoh yang terlibat dalam
peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia. Tokoh-tokoh yang terlibat terbagi menjadi
dua golongan, yakni golongan tua dan muda. Kedua golongan ini sama-sama berjasa besar
dalam kemerdekaan Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Soekarno, Mohammad Hatta,
Raden Ahmad Soebardjo Djojoadisoerjo, Sutan Syahrir, Sukarni, Sayuti Melik, dan masih
banyak lainnya. Menghargai jasa para pahlawan proklamasi dapat diwujudkan dengan
berbagai cara, di antaranya:
 berziarah ke makam para pahlawan,
 mengikuti upacara peringatan kemerdekaan dengan penuh khidmat sembari
merenungi makna kemerdekaan dan perjuangan para pahlawan,
 mengisi kemerdekaan dengan sebaik-baiknya,
 mempelajarai riwayat para pahlawan untuk kemudian meneladani hal-hal positif
yang mereka lakukan, khususnya yang diberikan kepada bangsa Indonesia.

Makna Proklamasi Dilihat dari Aspek Kultural


Proklamasi kemerdekaan merupakan hal yang sangat berharga bagi sebuah bangsa. Ini
dikarenakan perjuangan dan pengorbanan yang dikerahkan rakyat untuk meraihnya. Dari
aspek kultural, proklamasi memiliki makna membangun peradaban baru, dari bangsa yang
digolongkan pribumi pada masa penjajahan menjadi bangsa yang mengakui persamaan
harkat, derajat dan martabat manusia. Setelah proklamasi kemerdekaan, Indonesia
memproklamirkan diri sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan usai
mengalami begitu banyak pemaksaan oleh penjajah, seperti kerja paksa dan lain-lain.

Makna Proklamasi Dilihat dari Aspek Politis


Makna proklamasi dapat dilihat dari berbagai aspek, termasuk aspek politis. Dari aspek
politis, proklamasi berarti bahwa bangsa Indonesia telah berhasil melepaskan diri dari
belenggu penjajahan dan sekaligus mendirikan bangsa dan negara yang baru, NKRI yang
bebas dan merdeka. Selain itu, proklamasi menyatakan bahwa bangsa Indonesia sebagai
bangsa yang berdaulat dan mempunyai kedudukan sejajar dengan bangsa-bangsa lain di
dunia. Setelah proklamasi, bangsa Indonesia dapat menentukan sikapnya tanpa intervensi
negara lain.

Makna Proklamasi Dilihat dari Aspek Spiritual


Proklamasi bukanlah tujuan akhir, namun harus dilanjutkan dengan perjuangan untuk
mengisi kemerdekaan. Makna proklamasi dapat ditinjau dari berbagai aspek. Salah satunya
adalah aspek spiritual. Dari segi aspek spiritual, proklamasi yang diperoleh merupakan
berkat rahmat tuhan yang maha esa yang meridhoi perjuangan rakyat Indonesia melawan
penjajah. Kemerdekaan Indonesia dianggap tidak lepas dari doa seluruh rakyat Indonesia
agar lekas lepas dari penjajahan. Kemerdekaan tidak akan tercapai jika tidak ada izin dan
kehendak dari Tuhan yang Maha Esa.

Makna Proklamasi Dilihat Dari Aspek Hukum


Proklamasi bukanlah tujuan akhir, namun harus dilanjutkan dengan perjuangan untuk
mengisi kemerdekaan. Makna proklamasi dapat ditinjau dari berbagai aspek. Salah satunya
adalah aspek hukum. Dari segi aspek hukum, proklamasi merupakan pernyataan yang
isinya berupa keputusan politik tertinggi bangsa Indonesia untuk menghapuskan hukum
kolonial bangsa penjajah dan diganti dengan tata hukum nasional. Dengan lahirnya negara
kesatuan republik Indonesia, produk hukum bangsa penjajah diganti dengan produk hukum
bangsa Indonesia.

Penyebaran berita proklamasi kemerdekaan Indonesia Setelah proklamasi, kabar


kemerdekaan Indonesia segera menyebar di Jakarta dan kemudian disebarkan di seluruh
Indonesia. Penyebarluasan berita proklamasi dilakukan melalui beberapa media, di
antaranya radio kantor berita Jepang, Domei dan surat kabar. Baca juga: Hubungan
Proklamasi dengan Pembukaan UUD 1945 Di radio Domei, berita proklamasi tersiar pada
tanggal 17 Agustus 1945 sebanyak tiga kali. Bahkan, setiap 30 menit hingga siaran
berakhir pukul 16.00, berita tersebut terus diulang. Kabar kemerdekaan Indonesia akhirnya
tersebar ke luar negeri. Sementara itu, surat kabar pertama yang menyebarkan berita
kemerdekaan Indonesia adalah Tjahaja di Bandung dan Soeara Asia di Surabaya.

Pada penerbitan tanggal 20 Agustus 1945, hampir seluruh harian di Jawa memuat berita
proklamasi dan undang-undang daar negara republik Indonesia. Selain kedua media ini,
penyebaran informasi kemerdekaan juga dilakukan melalui spanduk, pamflet dan
selebaran yang disebar di berbagai penjuru. Kabar proklamasi juga disebarluaskan melalui
coretan-coretan di tembok dan bahkan gerbong kereta. Penyebaran juga dilakukan melalui
utusan daerah dan pengiriman delegasi ke negara-negara sahabat.

Makna Proklamasi Dilihat dari Aspek Historis


Bagi sebuah bangsa, proklamasi kemerdekaan merupakan suatu hal yang tak ternilai
harganya. Perlu perjuangan dan pengorbanan untuk meraihnya. Dari aspek historis,
proklamasi merupakan titik akhir sejarah penjajahan di Indonesia, sekaligus menjadi titik
awal Indonesia sebagai negara yang merdeka. Sejarah membuktikan bangsa Indonesia
mampu melawan dan mengusir penjajah walaupun dengan peralatan yang sederhana. Tak
hanya itu, proklamasi kemerdekaan memiliki banyak arti penting bagi bangsa Indonesia.
Beberapa di antaranya, yakni:
 Sebagai puncak perjuangan bangsa Indonesia setelah perjuangan yang panjang;
 Sebagai informasi bahwa Indonesia telah menjadi bangsa yang bebas dari belenggu
penjajah,
 Sebagai pernyataan bahwa Indonesia akan menentukan nasibnya sendiri dan tanpa
pengaruh negara lain;
 Sebagai informasi bahwa Indonesia dapat hidup sederajat dengan bangsa-bangsa
lain dalam pergaulan internasional;
 Sebagai titik awal dalam mencapai tujuan nasional; Sebagai landasan cita-cita
negara Indonesia;
 Menjadi sumber hukum bagi pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI);
 Sebagai titik awal perubahan dari tata hukum kolonial menjadi tata hukum
nasional,
 Sebagai sumber hukum tertinggi yang berlaku di Indonesia;

Anda mungkin juga menyukai