Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN

DISUSUN OLEH:

NAMA : Bambang Prayogo

NIM : 202201021

KELAS : II A KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAPTA BAKTI BENGKULU

TAHUN AJARAN 2023/2024


A. Konsep Medis
a. Definisi
Perilaku kekerasan merupakan salah satu respons terhadap stresor yang dihadapi oleh seseorang. Respons
ini dapat menimbulkan kerugian baik kepada diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Melihat
dampak dari kerugian yang ditimbulkan, maka penanganan pasien dengan perilaku kekerasan perlu
dilakukan secara cepat dan tepat oleh tenaga-lenaga yang profesional (Keliat dan Akemat, 2009). Perilaku
kekerasan adalah suatu keadaan ketika individu mengalami perilaku yang secara fisik dapat
membahayakan baik bagi diri sendiri dan orang lain (Videbeck, 2008).
Perilaku kekerasan di anggap sebagai suatu akibat yang ekstrem dari marah atau katakutan/panik.
Panilaku agresif dan perilaku kekerasan sering dipandang sebagai rentang dimana agresif verbal di suatu
sisi dan perilaku kekerasan (violence) di sisi yang lain. Suatu keadaan yang menimbulkan emosi,
perasaan frustasi, benci atau marah. Hal ini akan mempengaruhi perilaku seseorang. Berdasarkan keadaan
emosi secara mendalam tersebut terkadang perilaku menjadi agresif atau melukai karena penggunaan
koping yang kurang bagus. Perilaku kekerasan (PK) adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik pada dirinya sendiri maupun orang lain, disertai
dengan amuk dan gaduh gelisah tak terkontrol (Kusumawati dan Hartono, 2011).
Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku kekerasan merupakan suatu akibatdari respons marah dan dapat
menimbulkan kerugian baik pada diri sendiri,orang lain, danlingkungan.

b. Etiologi
1 Faktor Predisposisi
Menurut Riyadi dan Purwanto (2009) faktor-faktor yang mendukung terjadinya perilaku kekerasan adalah
a. Faktor biologis
1) Intinctual drive theory (teori dorongan naluri) Teori ini menyatakan bahwa perilaku kekerasan
disebabkan oleh suatu dorongan kebutuhan dasar yang kuat. 2.
2) Psycomatic theory (teori psikomatik) Pengalaman marah adalah akibat dari respon psikologis terhadap
stimulus ekstemal, internal maupun lingkungan. Dalam hal ini sistem limbik berperan sebagai pusat untuk
mengekspresikan maupun menghambat rasa mara

2. Faktor psikologis
1) Frustasion aggresion theory (teori argesif frustasi) Menurut teori ini perilaku kekerasan terjadi
sebagai hasil akumulasi frustasi yang terjadi apabila keinginan individu untuk mencapai sesuatu
gagal atau terhambat. Keadaan tersebut dapat mendorong individu berperilaku agresif karena
perasaan frustasi akan berkurang melalui perilaku kekerasan.
2) Behavioral theory (teori perilaku) Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila
tersedia fasilitas atau situasi yang mendukung reinforcement yang 8 diterima pada saat
melakukan kekerasan, sering mengobservasi kekerasan di rumah atau di luar rumah. Semua aspek
ini menstimulai individu mengadopsi perilaku kekerasan.
3) Existential theory (teori eksistensi) Bertindak sesuai perilaku adalah kebutuhan yaitu kebutuhan
dasar manusia apabila kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi melalui perilaku konstruktif maka
individu akan memenuhi kebutuhannya melalui perilaku destruktif.

3. Faktor sosio kultural


1. Social enviroment theory (tean lingkungan ) Lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap
individu dalam mengekspresikan marah. Budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif
agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan akan menciptakan seolah-
olah perilaku kekerasan diterima.
2. Social learning theory (teori belajar sosial) Perilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung
maupun melalui proses sosialisasi.
a. Faktor Presipitasi Stressor
yang mencetuskan perilaku kekerasan bagi setiap individu bersifat buruk. Stressor tersebut
dapat disebabkan dari luar maupun dalam. Contoh stressor yang berasal dari luar antara lain
serangan fisik, kehilangan, kematian, krisis dan lain-lain. Sedangkan dari dalam adalah 9
putus hubungan dengan seseorang yang berarti, kehilangan rasa cinta, ketakutan terhadap
penyakit fisik, hilang kontrol, menurunnya percaya diri dan lain-lain. Selain itu lingkungan
yang terlalu ribut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan, tindakan kekerasan dapat
memicu perilaku kekerasan.
a. Pohon Masalah

Resiko Mencederal Diri sendiri Orang Lian dan Lingkungan


Prilaku Kekerasan : Amuk



Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah

b. Komplikasi
Akibat dan perilaku kekerasaan yaitu adanya kemungkinan menciderai diri, orang lain dan
merusak lingkungan adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami perilaku yang
dapat membahayakan secara fisik baik pada diri sendiri, orang lain maupun lingkungannya.
Kondisi ini biasanya aki bat ketidakmampuan mengendalikan marah secara konduktif.
c. Penatalaksanaan
a. Proses keperawatan
Perawat dapat mengimplementasikan berbagai intervasi tersebut dapat melalui interverasi
keperawatan.
b. Pisikofarmakologi
1. Antianxiety dan Sedative-Hipnotics. Obat-obatan ini dapat mengendalikan agitasi
yang akut. Benzodiazepines seperti Lorazepam dan Clonazepam, sering digunakan
dalam keadaan darurat psikiatri untuk menenangkan perlawanan klien. Tapi obat ini
tidak direkomendasikan untuk penggunaan dalam waktu lama karena dapat
menyebabkan ketergantungan, juga dapat memperburuk simptom depresi.
Selanjutnya pada beberapa klien yang mengalami disinhibiting effect dari
benzodiazepines.dapat mengakibatkan peningkatan perilaku agresif, Buspirone obat
antianxiety, efektif dalam mengendalikan perilaku kekerasan yang berkaitan dengan
kecemasan dan depresi. Ini ditunjukan dengan menurunnya perilaku agresif dan
agitasi klien dengan cidera kepala, demesia, dan develop-mentaldisability.

Antidepressants, penggunaan obat ini mampu mengontrol impulsif dan perialaku


agresif klien yang berkaitan dengan perubahan mood. Amitriptyline dan Trazodone
efektif untuk menghilangkan agresivitas yang berhubungan dengan cedera

B. Masalah keperawatan
Asuhan keperawatanpada pasien dengan resiko prilaku kekerasan
a. Definisi
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi ini maka perilaku
kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu saat sedang
berlangsung perilaku kekerasan atau riwayat perilaku kekerasan. Faktor presdiposisi dan
presipitasi, serta kondisi klien sekarang. Kaj riwayat keluarga dan masalah yang dihadapi
klien.
b. Penyebab
Prilakukekerasan dapat disebapkan karna prustasi, takut manipulasi atau infomidasi
prilaku kekerasan merupakan hasil komplik emosional yang belum dapat diselesaikan
prilaku kekerasan juga mengambarkan rasa tidak aman kebutuhan akan perhatian dan
ketergantungan pada orang lain pada klien ganguan jiwa prilaku kekerasan bisa
disebapkan adanya perubahan sensor prsepsi berupa halusinasi baik dengan visual
maupun lainya.klin merasa diperhatikan oleh suar-suara atau bayangan yang dilihatnya
untuk melakukan kekerasn atau klien merasa marah terhadap suara-suara atau bayangan
yang menjegkelkan.
c. Gejala
Jelaskan tanda dan gejala klien pada tahap marah, krisis atau perilaku kekerasan, dan
kemungkinan bunuh diri. Muka merah, tegang, pandangan mata tajam, mondar-mandir,
memukul, memaksa, intabel, sensitif, dan agresif.
C. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
a. Identitas klien
identitas ditulis lengkap meliputi nama,usia dalam tahun pendidikan
agama,status perkawinan, jenis kelamin,nomor rekam medis dan diaknosa
medisnya.
b. alasan masuk
menayakan kepada klien/kluarga /pihak yang berkaitan dan tulis hasil
hasilnya,apa yang menyebapkan klien datang kerumah sakit apa yang sudah
dilakukan oleh klien/keluarga sebelumnya diruma untuk megatasi masalah ini
dan bagian hasilnya,klien degan prilaku kekerasan
c. riwayat penyakit sekarang
menanyakan mwaya! timbulnya gejala jiwa saat ini penyebap munculnya
gejala upaya yang di lakaukan kelurga untuk megatasi dan bagaimana hasilnya.
d. Faktor prediposisi
Menanyakan apakah klien pema megalami ganguan jiwa dimasa lalu
pegobatan yang pema dilakukan sebelumnya adanya troma masah lalu, paktor
genetik dan silsilah orang tuanya dan pegalaman masah lalu yang tidak
menyenangkan.
1. Pemeriksaan fisik
Mengkaji keadaan umum klien tanda-tanda vital,tinggi badan/berat
badan,ada/tindak keluhan fisik seperti nyeri dan lain-lain.
e. Pisikososial dan spritual
1. Genogram
Genogram adalah peta atau riwayat keluarga yang mengunakan simbol-
simbol khusus untuk menjelaskan hubungan pristiwa penting dan
dinamika keluarga dalam beberapa generasi banyak genogram sebagai
pohon masalah yang sangat terperinci
f. Konsep diri
a. citra tubuh,bagaimana prsepsi klien terhadap tubunya bagian tubunya yang
paling/tidak disukai.b.
b. identitas diri,bagaiman proses tentang status dan posisi klien Sebelum dirawat
kepuasan klien terhadap satu/posisi tersebut,Kepuasn klien sebagai laki-laki atau
Perempuan
g. peran,bagaimana harapan klien terhadap tubunya,posisi status Tugas/peran yang
harapanya dalam keluarga, kelompok masa Rakat dan bagaiman kemempuan klien
dalam melakukan Tugas/peran tersebut
h. ideal diri, bagaimana harapan klien terhadap tubuhnya,pososi Status,tugas/pran dan
harapan klien terhadap lingkungan
i. harga diri, bagaiman prsepsi klien terhadap dirinya dalam Hubuganya dengan
orang lain sesui dengan kondisi dan bag- Almana penilayan/penghargan orang lain
terhadap diri danlingkugan klien
j. Hubungan sosial
Mengkai siapa orang yang berarti terdekat degan klien bagaiman
peran serata dalam kegiatan dalam kelompok/masarakat serta
ada/tidak hambatan dalam hubungan degan orang lain.
k. Spritual
Apa agama keyakinan klien bagaimana persersi, nilai, norma
pandangan dan keyakinan diri klien,keluarga dan masrakat
setempat tentang gangguan jiwa sesuai degan norma budaya yang
dan agama yang dianut.
l. Status mental
1.Penampilan
Observasi penampilan umum klien yaitu penampilan usia,cara
berpakayan,kebersihan siakp tubuh cara berjalan,ekspresi wajah kontak matah
2.Pembicaraan
Bagaiman pembicaran yang didapatkan klien,apakah cepat,keras,lamabt
membisu dan lain-lain.
3. Aktivitas motorik (pisikomotorik)
Aktivitas motorik berkenaan dengan gerakan fisik perlu dicatat
4. Efek dan emosi
Efek merupakan nada perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenagakan
yang menyertai suatu pikiran dan berlangsung relatif lama dan dengan sedikit komponen
fisikologis/fisik serta bangga kecewa.emosi merupakan manifestasi efek yang
ditampilkan/diekspresikan keluar disertai banyak komponen fisikologis dan berlangsung
relatif lebih singkat.

5. Intraksi selama wawncara


Bagaiman keadan klien saat berwawancara,komperatif/tidak,bagaimana kontak mata
dengan perawat dan lain-lain

6. Persepsi sensori
Memberikan pertanyaan kepada klien seperti, apakah rasah marah yang anda rasakan.apa
yang anda lakaukan saat marah ke.

7. Proses pikir
Bagaiman proses pikir klien bagaiman isi pikiran relatis/tidak biasanya respon klien tidak
sesuai dengan realitinya.

8) Kesadaran
Bagaimana tingkat kesadaran klien menurun atameninggi.

9) Orentasi
Bagaimana orentasi klien terhadap waktu tempat dan orang biasanya pasien megalami
disorentasi waktu,tempat,orang dan situasi

10) Memori
Apa klien memiliki daya ingat, seperti epek samping dari obat dan dari pisikologis

11) Tingkat kosentrasi dan bertung


Apakah klien megalami ksulitan saat berkontraksi,bagaiman kemampuan berhitung
klien,seperti disaat ditanya apakah klien menjawab pertanyaan sesuai dengan yang
ditanya oleh observasi biasanya konsentrasi pasien buruk.

12) Kemampuan penilayan.


(a) Daya tilik diri
Apakah klien mengingkari penyakit yang diderita,apakah klien menyalakan hal-hal diluar
dirinya.
(b) Kebutuhan persiapan pulang
Apakah dalam melakaukan kebutuhan sehari-hari seperti makan, BAB/BAK mandi
berpakayan/beristirahat tiduk.
c) Mekanisme koping
Prilaku yang mewakili upaya melindungi din din sendiri dari pegalaman yang
menakutkan berhubungan degan respon
neurobiologik.
(d) Masalah pisikoisosial dan lingkungan
Setiap perubahan dalam indvpidu baik yang bersipat pisikologis atau sosial yang
memberikan pegaruh timbal balik dan diangap berpotensi cukup besar sebagai penyebab
terjadinya ganguan jiwa atau ganguan kesehatan secara nyata atau sebaliknya masalah
kesehatan jiwa yang berdampak pada lingkungan sosial
13) Pengaruh kurang pegetahuan
Satu keadan dimana seorang individu atau kelompok megalami defesiensi pegetahuan
kongitif atau keterampilan-keterampilan pisikomotor berkenaan degan kondisi atau
rencana pegobatan.

14) Analisa data

No Data Masalah
1. Subyektif perilaku
a. Mengancam. kekerasan
b. Mengupat dengan kata-
kata kasar
c. Suara kasar.
Data Obyektif:
a. Menyerang orang lain
b. Melukai diri
sendiri/orang lain
c. Merusak lingkungan
d. Perilaku agresif/amuk
e. Mata pasien tampak
merah
f. TD meningkat
g. Pemafasan meningkat

2. Diagnosa Keperawatan
a. Akibat : Resiko menciderai diri/orang lain
b. Masalah Utama : Gangguan sensori prilaku kekerasan

3. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan


1 Gangguan persepsi sensori:Prilaku Intervensi utama (Manajemen Halusinasi)
kekerasan Observasi
 Monitor perilaku yang
mengindikasi perilaku kekerasan
 Monitor dan sesuaikan tingkat
aktivitas dan stimulasi lingkungan
 Monitor isi perilaku kwkwrasan
(mis kekerasan atau membahayakan
din)
Terapeutik
 Pertahankan lingkungan
yang aman
 Lakukan tindakan
keselamatan ketika tidak
dapat dapat mengontrol
perilaku (mis limit setting,
pembatasan wilayah,
pengekangan fisik, seklusi)
 Diskusikan perasaan dan
respon terhadap perilaku
kekerasan
 Hindari perdebatan tentang
validitas
Edukasi
 Anjurkan memonitor sendin
Situasi terjadinya perilaku
kekerasan
 Anjurkan bicara pada orang yang di
percaya untuk memberi dukungan
dan umpan balik korektif terhadap
prilaku kekerasan
 Anjurkan melakukan distraksi (mis
mendengarkan musik, melakukan
aktifitas dan teknik relaksasi)
 Ajarkan pasien dan keluarga cara
mengontrol prilaku kekerasan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat anti
psikotik dan antiansietas, jika perlu
Intervensi Panunjang (Teknik
Menenangkan)
Observasi
 Identifikasi masalah yang
dialami
Terapeutik
 Buat Kontrak dengan
pasien
 Ciptakan ruangan yang
tenang dan nyamanss

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.H

DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN

DISUSUN OLEH

NAMA : : Bambang Prayogo

NIM : 202201021

KELAS : II A KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAPTA BAKTI BENGKULU

TAHUN AJARAN 2023/2024

A. Hasil
1. Pengkajian
Ruangan rawat : Ruang A
tanggal dirawat
a. identitas klien
inisial : Tn H
tanggal pengkajian :
umur :30 tahun
No Rm :
Informan : Klien
b. alasan masuk
keluarga klien mngatakan klien suka mengamuk, suka mengancam,
berbicara keras. Klien mengatakan cepat tersinggung dan ingin mengamuk
emosi labil. Klien juga terlihat memukul.
c. faktor predisposisi
Klien mengatakan pemah masuk Rumah sakit jiwa 2 kali, Pengobatan
sebelumnya Kurang berhasil, Klien mengatakan sepulang dari Rumah
sakit, klien tidak meminum obat dengan teratur. Klien mengatakan pemah
melakukan aniaya fisik seperti anlaya kekerasan dalam keluarga dan
pemah memukul orang lain karena sering diejek Klien mengatakan tidak
ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa seperti yang di alami
dirinya. Klien mengatakan tidak pernah mengalami masa lalu yang tidak
menyenangkan, namun menurut klien hal yang paling tidak menyenangkan
adalah jauh dan keluarganya, terutama ibunya.
d. Pemeriksaan fisik tanda
td: TD=110/90 mmHg
n: 110 x/menit
8:37 celcius
p: 24x/ Menit
Klien tiadak memiliki gangguan atau permasalahan di bagian fisik atau
kondisi tubuh klien.
e. Psikososial
1.Genogram
Keterangan:

Keterangan genogram :
= Perempuan

= Laki-laki

-------- = Tinggal satu rumah


X = Meninggal
= Pasien

Klien mengatakan kalau kakek dan neneknya telah meninggal dunia. Klien tinggal serumah
bersama orang tuanya Klien merupakan anak bungsu dari 6 bersaudara.

1. konsep diri
a. citra tubuh
Klien mengatakan anggota tubuhnya baik dan klien menyukai tubuhnya apa adanya.
b. identitas din
Klien mengatakan anak terakhirdari 6 bersaudara Klien bersekolah hanya sampai SD, lalu
bekerja sebagai buruh tani.
c. PeranDiri
Klien mengatakan berperan sebagai anak ke-6 dalam keluarga. Klien belum menikah
Biasanya klien membantu pekerjaan ibunya di rumah seperti mencuci, menyapu dan
membantu ayah nya dalam beraktivitas karena ayah nya dalam kondis ibuta
d. ideal dini
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan segera pulang berkumpul bersama
keluarganya dan bekerja serta menikah.
e. harga diri
Klien mengatakan merasa malu dengan orang lain

hubungan sosial
a. orang terdekat
Kien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah ibunya.
b. peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat Klien ikut berperan aktif dalam
kegiatan kelompok
c. hambatan dalam berbuhungan dengan orang lain Klien mengatakan memiliki
hambatan dalam berhubungan dengan orang lain karena merasa malu, dan tidak
pandai dalam memulai percakapan

2. Spiritual

a. nilai dan keyakinan


Nilai dan keyakinan yang dipegang oleh klien adalah nilai-nilai islam dan klien
mengatakan shalat itu wajib
b. kegiatan ibadah
Kegiatan ibadah klien adalah shalat, dan tidak pernah lalai untuk
shalat
3. status mental

a. penampilan
Penampilan klien cukup rapi, rambut lurus, kemudian menggunakan baju yang
seharusnya, dan mandi 2 kali dalam sehari. Klien cukup memperhatikan
penampilannya.
b. Pembicaraan
Klien berbicara dengan keras, agak kacau serta terlihat cepat
Tersinggung
c. ktivitas motoric
Klien terlihat sehat dan selalu mengikuti kegiatan yang ada di
rumah sakit
d. alam perasaaan
Klien mengatakan merasa senang dan bahagia tinggal di Rumah
Sakit.
e. Afek
Afek klien labil, cepat marah dan tersinggung.
f. Interaksi selama wawancara
Interaksi selama wawancara klien balk, namun kontak mata tajam.
g. Persepsi
Klien mengatakan tidak pernah mendengar bisikan-bisikan aneh ataupun melihat
bayangan-bayangan aneh juga.
h. proses piker
Proses fikir klien adalah flight of ideas karena sering megganti
topic pembicaraan tanpa menyelesaikan topic pertama.
i. isi pikiran
Klien mengatakan dinnya memiliki suatu ilmu dan pernah bekerja di luar daerah
serta menganggap dirinya memiliki kekuatan.
j. tingkat kesadaran
Compos mentis (Klien sadar akan dirinya) tingkat kesadaran klien baik dan klien
tidak mengalami disorientasi terhadap waktu, tempat dan orang. Buktinya klien
masih mengingat tanggal masuk rumah sakit dan dia tahu berada di ruang
Angsoka.
k. Memori
Klien tidak mengalami gangguan daya ingat karena klien mampu
menjelaskan kegiatan sehari-hari dan juga menceritakan pengalaman-pengalaman
saat sebelum masuk rumah sakit.
l. tingkat konsentrasi dan berhitung
Tingkat konsentrasi Klien baik karena masih dapat berhitung dan
dapat menjawab perhitungan sederhana yang diberikan perawat
m. daya tilik diri
Klien mengatakan dirinya sehat dan tidak semestinya dibawa ke
Rumah Sakit.
4. kebutuhan persiapan pulang
Klien makan 3 kali sehari dengan tanpa bantuan. Klien dapat defekasi atau berkemih tanpa bantuan
dengan frekueansi kurang lebih 4x sehari. Klien bisa mandi 2 kali sehari pagi dan sore han tanpa bantuan
orang lain. Klien dapat berpakaian dengan rapi tanpa bantuan orang lain, Klien tidak mengalami
gangguan tidur. Klien tidur siang 4-5 jam dan untuk tidur malam 8-9 jam. Aktivitas sebelum tidur
biasanya pasien hanya berjalan-jalan dan mengobrol bersama ternan sekamar maupun perawat. Untuk
pengguanaan obat klientidak membutuhkan bantuan karena Klien bisa melakukannya sendiri dan
mengetahui obat-obat yang di konsumsi. Klien mengatakan jarang pergi ke pusat kesehatan untuk
memeriksakan diri. Klien mampu melakukan kegiatan rumahan dengan baik misalnya, mononton TV,
menyiapkan makanan ataupun menjaga kerapian rumah. Klien masih dapat melakukan aktivitas diluar
rumah secara mandin seperti berkendaraan ataupun berjalan-jalan dan mengobrol dengan keluarganya.

5. mekanisme koping
Mekanisme koping maladaptif karena klien mengatakan saat dia mengalami masalah biasanya
klien merusak barang-barang di sekitamya
6. aspek medik
a. diagnosa medik
Diagnosa Medik: Skizofrenia paranoid
b. Terapi medik
Terapi medik :Risperidon 2 x 1 mg

7. Pohon masalah

Perilaku Kekerasan

Resiko perilaku Kekerasan

Rendah diri

2. Diagnosa
a.Diagnosa keperawatan
b.Prilaku kekerasan
c.Harga diri rendah
3. Analisa data

Data Diagnosa Masalah

Ds: Perilaku kekerasan Perilaku kekerasan


1. Keluarga klien
mengatakan klien Resiko perilaku
suka mengamuk, kekerasan
mengacam, bicara
keras Harga diri rendah
2. Klien
mengatakan
pemah
melakukan anlaya
fisik seperti
anlaya kekerasan
dalam keluarga
dan pernah
memukul orang
lain karena sering
diejek
Do:
1. Tatapan klien
tajam
2. Nada suara tinggi
3. Klien sering
memukul teman
1 ruangannya
4. Tangan klen
tampak mengepal
5. Tanda tanda vital
td: TD-110
mmHg
n:110x/menit
$:37 celcius p:
24x/ Menit

4. Intervensi keperawan

No Diagnosa keperawatan Intervensi keperawatan


1. Perilaku kekerasan Intervensi utama (Manajemen pengendalian marah)
Observasi:
 Identifikasi penyebab/pemicu kemarahan
 Identifikasi harapan perilaku terhadap ekspresi
kemarahan
 Monitor potensi agresi tidak konstruktif dan
lakukan tindakan sebelum agresif
 Monitor kemajuan dengan menggunakan grafik,
jika perlu
Terapeutik
 Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
Fasilitasi
 mengekspresikan marah secara adaptif
 Cegah kerusakan fisik akibat ekspresi marah
(misalnya menggunakan senjata)
 Cegah aktifitas pemicu agresi (misalnya meninju
tas, mondar mandir, berolahraga berlebihan)
 Lakukan control eksternal (misalnya pengekangan,
time out, dan seklusi), jika perlu
 Dukung menerapkan strategi marah pengendalian
dan amarah adaptif ekspresi
 Berikan penguatan atas keberhasilan penerapan
ntervensi utama (Manajemen pengendalian marah)
Observasi
 Identifikasi penyebab/pemicu kemarahan
Terapeutik

Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan


Fasilitasi

mengekspresikan marah secara adaptif

Cegah kerusakan fisik akibat ekspresi marah


(misalnya menggunakan senjata)

Cegah aktifitas pemicu agresi (misalnya meninju


tas, mondar mandir, berolahraga berlebihan)

Lakukan control eksternal (misalnya pengekangan,


time out, dan seklusi), jika perlu

Dukung menerapkan strategi marah pengendalian


dan amarah adaptif ekspresi

Berikan penguatan atas keberhasilan penerapan


strategi pengendalian marah

Edukasi

Jelaskan makna, fungsi marah, frustasi, dan respon


marah

Anjurkan meminta bantuan perawat atau keluarga


selama ketegangan meningkat Ajarkan strategi
untuk mencegah ekspresi marah maladaptive
Ajarkan metode untuk memodulasi pengalaman
erosi yang kuat (misalnya latihan asertif, teknik
relaksasi, jurnal,

aktifitas penyaluran

energi)

Kolaborasi

Kolaborasi pemberian obat, jika perlu Intervensi


Panunjang (Teknik Menenangkan) Observasi

Identifikasi masalah yang dialami

Terapeuti

Buat Kontrak dengan pasien

Ciptakan ruangan yang tenang dan nyaman


Terapkan terapi zikir

Edukasi

Anjurkan mendengarkan musik yang lembut dan


musik yang disukai

Anjurkan berdoa, berzikir, membaca kitab suci,


ibadah sesuai agama yang dianut

Anjurkan melakukan teknik menerangkan hingga perasaan


menjadi tenang

5. Implementasi keperawatan
Waktu Diagnosa Implementasi Respon hasil Evaluasi
pelaksaa formatif
n
Hari ke Perilaku 1. mengidentifik 1. Klen S: Keluarga
1 kekekrasa as penyebab mengatakan klien
n pericu merasa marah mengataka
kemarahan ketika n bahwa
2. memfasilitasi mendegar klien suka
mengekspresi suara suara marah
kan marah yang marah tidak
secara adaptif mengganggu jelas dan
3. mencegah 2. Klien terkadang
kerusakan diajarkan ingin
fisik akibat melampiaskan memukul
ekspresi kemarahannya anggota
marah dengan keluarga
(misalnya memuku yang lain.
menggunakan bantal 0: Klien
senjata) 3. Klien berbicara
4. mendukung diajarkan dengan
menerapkan mengekspresi nada tinggi
strategi kan marah dan tatapan
pengendalian dengan benda tajam
marah dan yang tidak ketika klien
ekspresi membahayaka marah
amarah adaptif n seperti A: Masalah
5. memberikan bantal. teratasi
penguatan atas 4. Membuatkan Sebagian
penerapan jadwal klien P:intervens
keberhasilan untuk latihan i
6. Kilen melampiaskan dilanjutkan
mempraktekka marah dengan
n strategi yang cara adaptif 1:Lanjutka
diajarkan 5. Memuji setiap n
keberhasilan intervensi
klien dalam nomor 2,
melakukan 3,4,5,7
pengendalan E: Perilaku
marah Kekerasan
6. Klien R: tidak
mengetahui ada revisi
dan
memahami
apa yang
dijelaskan
7. Kilen
mempraktekka
n strategi yang
diajarkan
Hari ke Perilaku 1. Memfasilitasi 1. Klien S: klien
2 kekerasan mengekspresi diajarkan mengataka
kan secara melampiaskan n bahwa
adaptif marah kemarahannya suka kesal
2. mencegah dengan jika
kerusakan memuku mendengar
fisik akibat bantal suara yang
ekspresi 2. Klien menggangg
marah diajarkan u tersebut
(misalnya mengekspresi dan
menggunakan kan marah terkadang
senjata) dengan benda ingin
3. mendukung yang tidak memukul
menerapkan membahayaka siapa yang
strategi n seperti ada
pengendalian bantal. didekatnya.
marah dan 3. Membuatkan O:
ekspresi jadwal klien berbicara
amarah adaptif untuk latihan dengan
4. memberikan melampiaskan nada tinggi
atas penerapan marah dengan dantatapan
penguatan cara adaptif tajam
keberhasilan 4. Memuji setiap ketika
5. Mengajarkan keberhasilan klien marah
strategi untuk klien dalam A: Masalah
mencegah melakukan teratasi
ekspresi pengendalan Sebagian
marah marah Pintervensi
maladaptif 5. Klien dilanjutkan
mempraktikan 1:
srategi yang di Lanjutkan
ajarkan intervensi
nomor 1,
2,3,4,5
E: Perilaku
Kekerasan
R: tidak
ada revisi

6. Evaluasi keperawatan

No Diagnosa Evaluasi sumatif


1 Perilaku kekerasan S: Klien mengatakan keingin untuk marah
berkurang
O:
1. Klien tampak tenang
2. tatapan mata tidak tajam seperti
sebelumnya
3. Klien juga tampak bersosialisasi
dengan teman -teman seruangannya
A: Masalah teratasi Sebagian
T: Intervensi di hentikan

Anda mungkin juga menyukai