Acc Laporan Praktikum PTP Kel 1
Acc Laporan Praktikum PTP Kel 1
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Alsafa Lintang Puspita H0520013
Arya Ramadhani Gunara H0520019
Muhammad Risky A. P H0520084
Laila Alfii Anisya H0520061
Renda Adib Tantra Wijaya H0520099
Ridwan Priyogo Prayoga H0520102
Septiani Munawaroh H0520107
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMASARAN DAN TATA NIAGA PETERNAKAN
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Alsafa Lintang Puspita H0520013
Arya Ramadhani Gunara H0520019
Muhammad Risky A. P H0520084
Laila Alfii Anisya H0520061
Renda Adib Tantra Wijaya H0520099
Ridwan Priyogo Prayoga H0520102
Septiani Munawaroh H0520107
Mengetahui,
Ketua Lab. Sosek Peternakan
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas Praktikum Pemasaran dan Tataniaga
Peternakan dan penyususnan Laporan Praktikum Pemasaran dan Tataniaga Peternakan.
Selesainya penyusunan laporan ini tidak terlepas dari berbagai pihak oleh karena itu
penilis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita
semua.
2. Kepala Program Studi Peternakan.
3. Dosen pengampu mata kuliah Pemasaran dan Tataniaga Peternakan di Program
Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.
4. Asisten yang membimbing, membantu pelaksanaan dan penyusunan laporan.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Laporan Praktikum Pemasaran dan Tataniaga Peternakan ini disusun guna
melengkapi tugas mata kuliah Pemasaran dan Tataniaga Peternakan. Penyusun
menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kesalahan dan kekurangan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
1. Hasil Pengamatan ..........................................................................................11
2. Pembahasan ...................................................................................................17
B. Praktikum II ........................................................................................................24
1. Hasil Pengamatan ..........................................................................................24
2. Pembahasan ..................................................................................................32
V. PENUTUP ...............................................................................................................39
A. Kesimpulan .........................................................................................................39
B. Saran ...................................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perekonomian yang menyangkut aspek mata pencaharian masyarakat
dalam melangsungkan hidup terbagi menjadi 3 aspek, yaitu produksi, distribusi
dan konsumsi. Menurut pengertian ekonomi, istilah produksi dan distribusi
diartikan suatu kegiatan yang dikaitkan dengan penciptaan dan penambahan
manfaat barang dan jasa. Konsumsi adalah kegiatan yang dikaitkan dengan
pengurangan manfaat barang dan jasa. Istilah produksi di dalam usaha digunakan
untuk suatu tindakan pembuatan barang, sedangkan distribusi adalah suatu
tindakan yang terkait dengan perpindahan barang dan jasa dari produsen ke
tangan konsumen, istilah lain dari distribusi adalah marketing atau pemasaran
tataniaga.
Tataniaga merupakan salah satu kegiatan perekonomian, di samping
sebagai kegiatan produksi dan konsumsi. Pengertian produksi adalah suatu
proses pembuatan barang atau jasa, sedangkan konsumsi adalah suatu proses
penggunaan dari barang atau jasa tersebut. Dengan demikian, Tataniaga berada
di antara faktor produksi dan konsumsi yang merupakan penghubung kedua
faktor tersebut. Dengan berkembangnya perekonomian, semakin lama produksi
semakin terspesialisasi. Artinya para produsen ataupun pusat-pusat produksi dan
para konsumen atau pusat – pusat konsumsi makin lama makin terpisah satu sama
lain, sehingga tataniaga semakin kompleks.
Tataniaga merupakan suatu proses penciptaan nilai tambah dari suatu
produk yang mengalir dari produsen hingga ke konsumen akhir. Tujuan akhir
yang ingin dicapai adalah mengalokasikan sumber daya secara efisien untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Sistem tataniaga adalah kumpulan lembaga-
lembaga yang secara langsung ataupun tidak langsaung terlibat dalam kegiatan
pemasaran barang dan jasa yang saling mempengaruhi dengan tujuan
mengalokasikan sumber daya langka secara efisien guna memenuhi kebutuhan
manusia sebanyak-banyaknya.
1
2
A. Pasar
Keberadaan pasar tradisional di perkotaan dari waktu ke waktu semakin
terancam dengan semakin maraknya pembangunan pasar modern. Satu hal yang
tidak dapat diingkari, daya tarik pasar tradisional menurun akibat
buruknya kondisi serta kelengkapan sarana dan prasarana pasar tradisional,
keadaan pasar yang sangat padat dengan penataan barang dagangan yang
meluber dari petak jualan, ruang gerak koridor yang sangat terbatas, suasana
yang sumpek dan kumuh, yang semua bertolak belakang dengan keadaan
pasar modern. Keberadaan pasar modern tidak akan menggantikan pasar
tradisional, karena keduanya sama-sama dibutuhkan oleh semua lapisan
masyarakat. (Andriani, 2013).
Bagi pihak yang bertransaksi di pasar tradisional, proses tawar menawar
adalah juga sebuah modus awal menuju komunikasi yang lebih interpersonal
sebuah penjajagan, membuka jaringan, membangun saling kepercayaan
disamping untuk memperoleh kepastian harga. Diantara pihak – pihak yang
bertransaksi, terdapat pengalaman bahwa sesuatu pertukaran yang dilakukan
adalah amat sangat besar kemungkinannya tidak dilakukan sekali, artinya
terdapat keberlanjutan, sehingga ada harapan di masa-masa berikutnya dapat
berlangsung dengan tingkat kepuasan yang pernah didapatnya. Ketika jual beli
itu berlangsung berulang kali, maka proses pertukaran yang berlangsung lebih
manusiawi, menjadikan pertukaran lebih bermakna karena adanya humanisme
(Andriani, 2013).
Pasar sebagai tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu,
baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan pasar tradisional, pertokoan, mall,
plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Pengertian pasar dapat dititik
beratkan dalam arti ekonomi yaitu untuk transaksi jual dan beli. Pada prinsipnya,
aktivitas perekonomian yang terjadi di pasar didasarkan dengan adanya
kebebasan dalam bersaing, baik itu untuk pembeli maupun penjual. Penjual
3
4
mempunyai kebebasan untuk memutuskan barang atau jasa apa yang seharusnya
untuk diproduksi serta yang akan di distribusikan. Sedangkan bagi pembeli atau
konsumen mempunyai kebebasan untuk membeli dan memilih barang atau jasa
yang sesuai dengan tingkat daya beli (Santoso, 2017).
B. Pemasaran
Komunikasi dengan pemasaran, dapat dipadukan dengan sebuah konsep
yaitu komunikasi pemasaran, dengan bermakna sebagai sarana yang digunakan
perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan
mengingatkan konsumen langsung atau tidak langsung tentang produk dan merek
yang mereka jual. Komunikasi pemasaran menggambarkan suara merek dan
merupakan sarana yang dapat digunakan untuk membangun dialog dan
membangun hubungan dengan konsumen. Proses mengkomunikasikan produk
ke pasar sasaran, sangat perlu diperhatikan oleh pemasar yaitu tema dan isi pesan
yang harus disampaikan. Persoalan ini menjadi sangat penting karena berkaitan
dengan bagaimana memposisikan produk dimata konsumen (Budianto, 2015).
Saluran dalam pemasaran adalah tujuan yang diinginkan dalam suatu rantai
tataniaga dimana penyaluran barang dari produsen kepada konsumen akhir dapat
terlaksana untuk memenuhi sasaran pemasaran yang dapat dilihat dari dua sisi,
yaitu sasaran pasar dan sasaran pengembangan. Hasil dari analisis sasaran
pemasaran menjadi salah satu aspek acuan apakah saluran pemasaran tersebut
telah berjalan dengan baik atau masih perlu diperbaiki (Arbi et al., 2018).
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para
pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan perusahaan
untuk berkembang dan mendapat laba. Pemasaran merupakan aktivitas yang
biasa dilakukan setiap orang dalam hidupnya, setiap organisasi, baik bisnis
maupun non bisnis juga tidak terlepas dari aktivitas pemasaran. Bauran
pemasaran adalah seperangkat alat yang digunakan yang digunakan untuk
mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasarannya. Dapat disimpulkan bahwa
produk, harga, distribusi dan promosi saling berhubungan dimana dalam masing
– masing elemen didalamnya saling mempengaruhi (Manullang et al., 2013).
5
C. Saluran Tataniaga
Tataniaga produk hasil pertanian selalu menjadi masalah yang mendasar
bagi petani. Oleh karena itu tataniaga menjadi sangat penting ketika
produsen/petani telah mampu mengelola usahataninya dengan baik sampai
menghasilkan produk dalam kuantitas yang cukup dan kualitas yang baik. Disini
petani membutuhkan tataniaga yang baik sehingga produk akan lebih bernilai
karena adanya perubahan tempat (Widyawati, 2013).
Banyaknya mata rantai saluran tataniaga dari tingkat petani hingga
konsumen akhir menyebabkan besarnya perbedaan harga produk yang diterima
oleh petani dan harga produk yang dibayarkan oleh konsumen akhir. Petani padi
sebagai produsen, cenderung untuk menjual gabah kepada lembaga tataniaga
selanjutnya daripada mengolahnya sendiri menjadi beras yang memiliki nilai jual
lebih tinggi. Semakin banyak lembaga yang terlibat dalam tataniaga beras, maka
semakin besar nilai marjin tataniaga yang akan terjadi (Purwono, 2013).
Saluran tataniaga atau saluran distribusi (marketing channels) adalah
saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang sampai ke
tangan konsumen atau pemakai industri. Secara umum terdapat dua saluran
tataniaga kelapa di kabupaten Tanjung Jabung Barat. Saluran I di mulai dari
petani yang menjual kelapa ke pedagang pengumpul, kemudian dari pedagang
pengumpul, kelapa dijual ke pedagang pengumpul besar (Wulandari, 2015).
D. Biaya Tataniaga
Tataniaga adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para
konsumen saat ini maupun konsumen potensial. Marjin tataniaga adalah
perbedaan harga yang ditawarkan produsen dengan harga yang dibayar oleh
konsumen akhir. Besar kecilnya marjin tataniaga dipengaruhi oleh perubahan
biaya tataniaga, keuntungan pedagang perantara, harga yang dibayar konsumen
akhir dan harga yang diterima produsen. Bagian harga yang diterima petani atau
peternak (Farmer`s share) merupakan perbandingan harga yang diterima oleh
6
A. Praktikum I
1. Materi Praktikum
Materi yang digunakan dalam praktikum I Pemasaran dan Tataniaga
Peternakan adalah pasar hewan yaitu Pasar Depok yang berlokasi di jalan
Balekambang Lor, Banjarsari, Surakarta dan kuesioner sebagai pegangan
dalam mendapatkan data dan mengajukan pertanyaan dalam proses
wawancara dengan pedagang Day Old Quail (DOQ).
2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum I Pemasaran dan Tataniaga Peternakan dilaksanakan pada
hari Selasa, 8 November 2022 pukul 13.00 – 14.00 WIB bertempat di Pasar
Depok yang berlokasi di jalan Balekambang Lor, Banjarsari, Surakarta.
3. Metode Pelaksanaan
Praktikum I Pemasaran dan Tataniaga Peternakan dilaksanakan dengan
mengadakan observasi dan wawancara dengan pedagang puyuh.
B. Praktikum II
1. Materi Praktikum
Materi yang digunakan dalam praktikum II Pemasaran dan Tataniaga
Peternakan adalah proses kegiatan jual beli yang dilakukan di Car Free Day,
Surakarta dengan barang dagangan berupa Keripik Paru Sapi yang telah
dikemas dengan baik untuk menarik konsumen.
2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum II Pemasaran dan Tataniaga Peternakan dilaksanakan pada
hari Minggu, 13 November 2022 pukul 06.00 – 08.00 WIB bertempat di Car
Free Day, Surakarta.
3. Metode Pelaksanaan
Praktikum II Pemasaran dan Tataniaga Peternakan dilaksanakan dengan
melakukan proses tataniaga dari proses pembelian produk hingga menjual
kepada konsumen. Kegiatan berupa jual beli maupun pemasaran atau promosi
9
10
produk berupa penjualan Keripik Paru Sapi yang berlokasi di Car Free Day,
Surakarta.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Praktikum I
1. Hasil Pengamatan
a. Keadaan Umum dari Pasar Hewan
1) Nama Pasar : Pasar Depok
2) Lokasi Pasar : Jl. Balekambang Lor, Banjarsari, Surakarta
3) Luas Pasar : 17.662 m2
4) Hari Pasaran Jawa :-
5) Kapasitas Ternak
a) Ternak Besar :-
b) Ternak Kecil :-
6) Fasilitas Pasar
a) Loket : Tidak
b) Timbangan : Tidak
c) Sumur : Ada, 7 unit
d) Kios : Ada 72 unit
e) Tambatan : Ada
f) Naungan : Ada
g) Tempat parkir : Ada 1 unit
h) Puskesmas hewan : Ada 1 unit
i) Los : Ada, 282 unit
j) PKL : Ada, 125 unit
7) Pedagang yang terlibat di pasar
a) Pedagang besar :-
b) Pedagang pengumpul :-
c) Pedagang perantara :-
d) Pengecer : 100 kios
8) Fungsi Lembaga atau Dinas yang terlibat di pasar
11
12
12) Jumlah ternak yang diperdagangkan di pasar hewan (yang datang dan
laku terjual) selama 1 tahun:
Tabel 1. Jumlah Ternak yang Diperdagangkan
Spesifikasi Hewan Harga
DDOQ RRp.2.000,00/ 3 ekor
DDewasa RRp.5.000,00/ekor
Sumber: Laporan Sementara Praktikum Pemasaran dan Tataniaga
Ternak 2022.
b. Perencanaan Pemasaran
1) Proses perencanaan produksi diambil (SDM, Modal, dan infrastruktur
Proses perencanaan produksi pada Kios Pak Yono tidak memiliki
tenaga kerja lain, pak Yono menjalankan bisnisnya sendirian. Pak Yono
memasarkan produk peternakan yaitu puyuh dan DOQ dan bersaing
dengan ratusan pedagang hewan. Modal pak Yono adalah dana milik
pribadi, karena usaha pak Yono tergolong kecil. Sebagai pedagang
pengecer pak Yono memiliki bangunan kios yang disewa dan
dibayarkan setiap tahun.
2) Perencanaan tataniaga/pemasaran hasil produksi, dengan pendekatan
SWOT Analisys:
Kekuatan: posisi kios pak Yono berada di barisan paling depan
memungkinkan konsumen lebih mudah mengakses kios pak Yono dan
melihat puyuh dewasa maupun DOQ nya karena terlihat dari parkiran
pasar Depok. Pak Yono mendapatkan pemasok ternak puyuh dari
peternak di kampung sekitar Solo, hal ini memungkinkan pak Yono
dapat memangkas biaya pengiriman dan transportasi. Puyuh merupakan
hewan yang sangat potensial untuk dijadikan ternak dan
diperjualbelikan karena pemeliharaannya mudah dan tidak memakan
biaya yang besar menyebabkan lebih diminati konsumen.
Kelemahan: pak Yono menjual Puyuh dengan harga yang relatif
sama dengan penjual lain, sehingga memungkinkan konsumen melirik
14
penjual puyuh lain. Kios pak Yono dekat dengan kios unggas lain seperti
ayam warna-warni dan bebek. Hal ini menyebabkan potensi puyuh
terkena penyakit lebih besar karena fatal resikonya memelihara satu
puyuh atau unggas apapun itu dengan unggas lainnya.
Peluang: Pak Yono juga menjual pakan serta kandang kecil bagi
puyuh sehingga konsumen tidak kebingungan lagi jika membeli puyuh.
Pak Yono sudah mempersiapkan menjual peralatan kandang dan pakan
yang dibutuhkan puyuh. Hal ini memudahkan konsumen yang ingin
membeli untuk dipelihara.
Hambatan: karena harga yang standar sama dengan penjual lain,
memungkinkan pak Yono terhambat menjual puyuh. Terkadang pak
Yono harus menunda restock puyuh dikarenakan belum kembali modal
puyuh belum habis. Sejauh ini , puyuh bertahan di kios pak Yono sampai
2 minggu.
3) Perencenaan pengembangan/ekspansi pemasaran
Perencanaan ekspansi pemarasan sampai saat ini belum
terpikirkan oleh pedagang. Pedagang beranggapan bahwa usahanya saat
ini sudah mencukupi kebutuhan sehari-hari bahkan melebihi. Pak Yono
sendiri sudah yakin sudah mendapatkan keuntungan dari penjualan
puyuh sekarang dengan kandang dan pakannya. Pak Yono belum
berpikiran untuk memperluas kios atau menambah dagangan baru
sampai saat ini. Pemeliharaan puyuh yang mudah dan harganya yang
murah serta terjangkau menyebabkan pak Yono sudah merasa cukup.
4) Kesesuaian antara rencana pemarasan dengan realisasasinya
Rencana pengembangan pemasaran sudah teralisasi cukup baik.
Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang sudah
mengetahui keberadaan pasar Depok, terutama masyarakat di kota-kota
lain luar Surakarta yang juga sudah melakukan pembelian di sana. Pak
Yono menjual ternak puyuh tanpa tambahan tenaga kerja untuk
memangkas biaya produksi. Kios yang masih disewa pak Yono
15
memotivasi pak Yono bahwa usaha yang kecil belum tentu tidak ada
harganya. Di pasar Depok dimana tempat khusus pasar hewan menjadi
lokasi yang strategis untuk pak Yono memasarkan produknya yang
dibeli dari peternak lokal. Hingga saat ini pak Yono memiliki pelanggan
yang selalu ada, hal ini terbukti barang dagangan akan habis dalam
waktu kurang dari 2 minggu.
c. Fungsi Pertukaran
1) Ternak puyuh dibeli dari Peternak di kampung dengan harga Rp.3.500,-
/ekor pada tanggal 7 september 2022
2) Ketika akan membeli ternak cara Anda mcara mencari informasi yaitu
dnegan mencari tahu sendiri dan mencari informasi melalui peternak
lain.
3) Apabila menjual ternak biasanya calon pembeli mendatangi kios
sendiri.
4) Dijual/dipasarkan ke pembeli/konsumen akhir.
5) Cara menetapkan harga jual dengan harga sepantasnya.
6) Yang menetapkan harga jual ternak adalah pemilik ternak.
7) Cara pembayaran secara langsung/kontan.
8) Menjual ternak kepada konsumen akhir dengan harga Rp.5.000,00/ekor
untuk puyuh dewasa dan DOQ Rp.2.000,00/3 ekor
9) Cara menjual ternak biasanya konsumen mendatangi kios sendiri
d. Fungsi Fasilitas
1) Fasilitas yang diperoleh dalam pembelian berupa kandang dan pakan.
2) Pedagang tidak mengenal adanya asuransi.
3) Tidak ada sistem ijon dalam pemasaran.
4) Mengetahui soal harga ternak dari peternak/tetangga.
e. Fungsi Fisik
Tidak melakukan penyimpanan, pedagang biasanya membeli dari
peternak dan langsung dijual
f. Saluran Tataniaga
16
PETERNAK
PEDAGANG
PENGECER
KONSUMEN
AKHIR
= Rp 500.000 - Rp 350.000
= Rp 150.000/hari
h. Evaluasi Pemasaran
1) Kekurangan
a) Penyebaran komoditas ternak yang hanya di sekitar Jawa Tengah
b) Menentukan harga tidak ada patokan yang tetap karena harus
berdasarkan besar kecilnya produk dan kualitasnnya
2) Kelebihan
Pedagang banyak dikunjungi konsumen atau pelanggan.
3) Kesimpulan umum tentang tataniaga atau pemasaran produk tersebut
Kegiatan tataniaga pedagang di Pasar Depok sudah cukup baik.
2. Pembahasan
Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai
dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada
proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios- kios atau gerai,
los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola
pasar. Pasar yang dikunjungi untuk praktikum ialah pasar hewan. Ciri-ciri
pasar hewan yaitu adanya produsen yang biasanya peternak, adanya
konsumen yang biasanya konsumen langsung, adanya barang yang
diperjualbelikan (hewan ternak). Calo terkadang terdapat dalam transaksi jual
beli di pasar hewan. Keberadaan pasar ternak, menurut Dinas Pertanian
Kabupaten Garut (2002) merupakan salah satu rantai tataniaga antara peternak
dan konsumen. Pasar yang diamati dalam praktikum ini yaitu pasar Depok
yang berlokasi di Jalan Balekambang Lor, Banjarsari, Surakarta. Pasar hewan
ini mempunyai luas sekitar 17.662 m². Pasar ini setiap hari beroperasi dan
tidak ada loket sehingga setiap pengunjung bebas keluar masuk pasar.
Kapasitas pedaganga pasar hewan ini besar, sekitar 500 pedagang.
Fasilitas yang ada dalam pasar Depok yaitu sumur dan kamar mandi,
sumur sebagai sumber air untuk keperluan di pasar. Kamar mandi sebanyak
tujuh unit. Pasar ini terdapat 72 kios, 282 los dan 125 unit untuk Pedagang
18
Kaki Lima (PKL). Tidak ada penggolongan pedagang di pasar Depok, karena
faktor konsumen. Konsumen biasanya hanya membeli satu atau dua ternak
saja, jarang membeli dalam jumlah besar. Lembaga/Dinas yang terlibat antara
lain; Dinas Perdagangan yang berfungsi mengatur jalannya proses
perdagangan. Dinas Peternakan yang berfungsi mengawasi kesehatan ternak.
BKSDA (Dinas Kehutanan) yang berfungsi mengontrol perdagangan hewan-
hewan langka. Keluar masuknya ternak di pasar Depok sepenuhnya
diserahkan langsung kepada pedagang. Dinas Pengelola hanya sebagai
penyedia fasilitas saja. Peraturan-peraturan perdagangan dari pihak pedagang
tidak ada peraturan khusus. Pihak pengelola mengacu pada peraturan-
peraturan perdagangan, namun hanya sebatas biaya untuk retribusi saja.
a. Perencanaan Pemasaran
Berdasarkan data hasil praktikum yang dianalisis menggunakan
sumber daya manusia yang berasal dari keluarga sendiri sedangkan sumber
daya fisik serta modal berasal dari uang sendiri. Pedagang tidak
membangun bangunan yang akan dipakai untuk usahanya. Infrastruktur
yang digunakan ialah dengan menywa kios yang ada di pasar Depok.
Pasar sebagai tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih
dari satu, baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan pasar tradisional,
pertokoan, mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya.
Pengertian pasar dapat dititik beratkan dalam arti ekonomi yaitu untuk
transaksi jual dan beli. Pada prinsipnya, aktivitas perekonomian yang
terjadi di pasar didasarkan dengan adanya kebebasan dalam bersaing, baik
itu untuk pembeli maupun penjual. Penjual mempunyai kebebasan untuk
memutuskan barang atau jasa apa yang seharusnya untuk diproduksi serta
yang akan di distribusikan. Sedangkan bagi pembeli atau konsumen
mempunyai kebebasan untuk membeli dan memilih barang atau jasa yang
sesuai dengan tingkat daya beli (Santoso, 2017)
Analisis SWOT usaha yang berjalan, kekuatan dari usaha tersebut
adalah dari komoditas yang dijual. Pedagang merupakan satu-satunya
19
pedagang puyuh yang ada di Pasar Depok sehingga pembeli yang mencari
anakan puyuh pasti akan datang ke pedagang tersebut. Kelemahan, DOQ
yang dijual memiliki sifat yang mudah stres sehingga sangat peka terhadap
perubahan cuaca. Peluang yang dimiliki oleh usaha ini ialah karena
merupakan satu-satunya pedagang puyuh, maka usaha ini memiliki
peluang untuk menambah kios penjualan. Hambatan merupakan faktor
terakhir dari analisis SWOT, hambatan yang dimiliki ialah berupa cuaca
dan jarak. Jarak menjadi hambatan dalam usaha sehingga pedagang tidak
bisa menjual komoditasnya. Cuaca yang tidak menentu juga menjadi
hambatan pedagang yang menyebabkan ternak mudah stress.
Pengembangan usaha adalah tugas dan proses persiapan analitis tentang
peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan pelaksanaan
peluang pertumbuhan usaha, tetapi tidak termasuk keputusan tentang
strategi dan implementasi dari peluang pertumbuhan usaha. Peluang usaha
puyuh di Pasar Depok ini sangatlah besar, namun pemilik usaha puyuh
belum terpikirkan untuk mengembangkan/menambah kios usahanya.
Rencana pemasaran dengan realisasinya sesuai dengan apa yang
diharapkan.
b. Fungsi Pertukaran
Proses pertukaran di pasar depok diawali dari tawar menawar
pembeli yang bertanya kepada penjual terkait harga, sehingga tercipta
kesepakatan dan pembeli membeli puyuh. Pada praktikum Pemasaran dan
Tata Niaga Pemasaran di pasar Depok khususnya di kios pak Yono, ternak
baik DOQ maupun puyuh dewasa dijual ke konsumen terakhir langsung.
Bapak Yono tidak menjual ternak dalam jumlah banyak, sekali mengambil
hanya 50-100 ekor saja.
Menurut Adriani (2013) bagi pihak yang bertransaksi di pasar
tradisional, proses tawar menawar adalah juga sebuah modus awal
menuju komunikasi yang lebih interpersonal sebuah penjajagan,
membuka jaringan, membangun saling kepercayaan disamping untuk
20
tataniaga beras, maka semakin besar nilai marjin tataniaga yang akan
terjadi.
Hasil praktikum selaras dengan pendapat Purwono (2013) bahwa
banyaknya mata rantai saluran tataniaga dari tingkat petani hingga
konsumen akhir menyebabkan besarnya perbedaan harga produk yang
diterima oleh petani dan harga produk yang dibayarkan oleh konsumen
akhir. Pada praktikum Pemasaran dan Tataniaga Pemasaran saluran
tataniaga hanya melewati pedagang pengecer saja. Hasil akhir di konsumen
akhir sehingga tidak terlalu mahal.
g. Evaluasi Pemasaran
Hasil praktikum Pemasaran dan Tataniaga Pemasaran penyebaran
komoditas ternak yang hanya di sekitar Jawa Tengah. Di pasar Depok
dalam hal menentukan harga tidak ada patokan yang tetap karena harus
berdasarkan besar kecilnya produk dan kualitasnnya. Meskipun begitu,
pedagang banyak dikunjungi konsumen atau pelanggan. Kesimpulan
umum tentang tataniaga pedagang di Pasar Depok sudah cukup baik.
Manullang et al., (2013) berpendapat bahwa pemasaran merupakan
salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam
usahanya untuk mempertahankan kelangsungan perusahaan untuk
berkembang dan mendapat laba. Pemasaran merupakan aktivitas yang
biasa dilakukan setiap orang dalam hidupnya, setiap organisasi, baik bisnis
maupun non bisnis juga tidak terlepas dari aktivitas pemasaran. Bauran
pemasaran adalah seperangkat alat yang digunakan yang digunakan untuk
mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasarannya. Dari definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa produk, harga, distribusi dan promosi saling
berhubungan dimana dalam masing-masing elemen didalamnya saling
mempengaruhi.
Hasil praktikum Pemasaran dan Tataniaga Pemasaran sesuai dengan
pendapat Manullang et al., (2013) bahwa dalam pemarasan, produk, harga,
distribusi dan promosi saling berhubungan dimana dalam masing-masing
24
B. Praktikum II
1. Hasil Pengamatan
a. Perlakuan Sebelum Pemasaran/Pemilihan Produk
1) Proses Pemilihan/PembelianPproduk Hasil Ternak
Produk yang dipilih adalah keripik paru sapi, keripik paru sapi
merupakan makanan kering yang dibuat dari paru sapi (Bos Indicus)
yang diolah dengan cara perebusan, diiris tipis sehingga berbentuk
lempeng, diberi bumbu kemudian digoreng dengan penambahan tepung.
Pemilihan produk keripik paru dilakukan dengan metode pembelian
produk yang sudah jadi dengan pembelian secara langsung di pasar,
kemudian dikemas kembali menggunakan plastik klip berukuran 15 cm
x 25 cm dengan berat 50 gram dan ditempel label sticker untuk
kemudian dijual.
2) Spesifikasi Produk/Hasil Ternak
a) Jenis : Keripik paru
b) Asal : Paru sapi
c) Harga : 12.000,00/bungkus
d) Keunggulan : Produk keripik paru yang dijual memiliki masa
kadaluarsa yang lama karena produk ini termasuk makanan kering,
harga terjangkau, dapat divariasi menjadi makanan lain dan diminati
semua kalangan.
e) Kelemahan : Produk yang dijual mudah alot karena termasuk
makanan kering, berminyak, dan apabila sering dikonsumsi akan
mengakibatkan kolestrol.
f) Spesifikasi lain :
25
4) Pengemasan/Pengepakan
a) Tahap Langsung
Tahap langsung adalah tahap pemasaran dengan penjualan dan
pembelian secara langsung. Pemasaran yang dilakukan kelompok
praktikum kami dengan berjualan keliling di area Car Free Day
Slamet Riyadi Surakarta dengan harga penjualan satu bungkusnya
Rp 12.000,00.
b) Tahap Tidak Langsung
Tahap tidak langsung adalah tahap pemasaran dan penerimaan
pesanan dengan sistem Open Pre Order dan COD (Cash On
Delivery). Untuk Open Pre Order kelompok praktikum menerima
pesanan melalui rekan terdekat, saudara, teman, dan sebagainya yang
kemudian konfirmasi pemesanan pada kontak 085867990260 a.n
Laila Alfi. Periode pemesanan 13 – 15 November 2022, sedangkan
COD (Cash On Delivery) adalah titik temu pembayaran antara
penjual atau pengantar dengan pembeli, dibayar saat barang tiba.
COD produk Keripik Paru Larasati dilakukan oleh anggota
kelompok. Lokasi COD ada di sekitar kampus UNS Solo dan pada
waktu yang telah disepakati sebelumnya dengan pembeli.
2) Mekanisme Penggunaan Media Pemasaran
a) Penggunaan Media Internet
TOTAL 35.000,00
Sumber: Laporan Sementara Praktikum Pemasaran dan Tataniaga
Ternak 2022.
3) Margin Pemasaran
M = Hj – Hp
= Rp 240.000,00 – Rp 180.000,00
= Rp 60.000,00
4) Perhitungan Keuntungan/Kerugian
Keuntungan = Pendapatan – Pengeluaran
= Rp 240.000,00 – (Rp 180.000,00 + Rp 35.000,00)
= Rp 25.000,00 (Untung)
d. Segementasi Pasar
1) Segmentasi Berdasarkan Geografis (Wilayah)
Pemasaran produk keripik paru sapi dilaksanakan pada hari
Minggu, 13 November 2022 yang bertempat di Car Free Day Slamet
Riyadi Surakarta dengan sistem pembelian dan penjualan secara
langsung serta pemasaran produk sistem Pre Order dan COD dengan
menggunakan media internet yang bertujuan untuk pembeli di daerah
sekitar Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2) Segmentasi Berdasarkan Volume
Pembagian pasar untuk penjualan keripik paru ini ini ditujukan
untuk para pembeli potensial. Pembeli potensial adalah pembeli yang
30
2. Pembahasan
a. Perlakuan Sebelum Pemasaran/Pemilihan Produk
33
b. Promosi Pemasaran/Penjualan
Praktikum Pemasaran dan Tataniaga Peternakan pada proses
pemasaran dilakukan menggunakan media internet yang disebarkan secara
digital. Adapun beberapa bungkus Keripik Paru Sapi yang berisi label
nama dan produk serta caption yang berisi harga, waktu pemesanan, cara
pemesanan, dan hal-hal lain yang kiranya mampu menarik konsumen.
Harga satu bungkus Keripik Paru Sapi Larasati adalah Rp 12.000,00
dengan periode pemesanan dari 13 – 15 November 2022.
Menurut pendapat Budianto (2015) yang menyatakan bahwa,
komunikasi dengan pemasaran, dapat dipadukan dengan sebuah konsep
yaitu komunikasi pemasaran, dengan bermakna sebagai sarana yang
digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk,
dan mengingatkan konsumen langsung atau tidak langsung tentang produk
dan merek yang mereka jual. Komunikasi pemasaran menggambarkan
suara merek dan merupakan sarana yang dapat digunakan untuk
membangun dialog dan membangun hubungan dengan konsumen. Proses
mengkomunikasikan produk ke pasar sasaran, sangat perlu diperhatikan
oleh pemasar yaitu tema dan isi pesan yang harus disampaikan. Persoalan
ini menjadi sangat penting karena berkaitan dengan bagaimana
memposisikan produk dimata konsumen.
Hasil praktikum sesuai dengan pendapat Budianto (2015) yang
menyatakan bahwa, pemasaran dilakukan dengan membangun dialog dan
hubungan dengan konsumen. Pemasaran ini dilakukan dengan melakukan
dialog dan hubungan dengan konsumen melalui promosi langsung dan
tidak langsung dengan media internet. Proses mengkomunikasikan
informasi produk juga sudah dilakukan pada promosi langsung maupun
melalui media internet dengan menyediakan keterangan produk serta cara
pembelian.
c. Biaya Tataniaga
35
pedagang perantara, harga yang dibayar konsumen akhir dan harga yang
diterima produsen.
d. Segmentasi Pasar
Praktikum Pemasaran dan Tataniaga Peternakan yang telah
kelompok kami lakukan adalah segmentasi pasar dengan produk keripik
paru. Produk Keripik Paru Larasati yang dipasarkan sebelumnya
melakukan pertimbangan serta evaluasi untuk mengetahui segmentasi yang
ada. Segmentasi pasar terdiri dari segmentasi demografis, segmentasi
psikografis, segmentasi volume, segmentasi benefit, segmentasi geografis,
segmentasi faktor pemasaran, dan segementasi bedasarkan produk-ruang.
Menurut pendapat Arbi et al., (2018) yang menyatakan bahwa,
saluran dalam pemasaran adalah tujuan yang diinginkan dalam suatu rantai
tataniaga dimana penyaluran barang dari produsen kepada konsumen akhir
dapat terlaksana untuk memenuhi sasaran pemasaran yang dapat dilihat
dari dua sisi, yaitu sasaran pasar dan sasaran pengembangan. Hasil dari
analisis sasaran pemasaran menjadi salah satu aspek acuan apakah saluran
pemasaran tersebut telah berjalan dengan baik atau masih perlu diperbaiki.
Hasil praktikum ini sudah sesuai dengan pendapat Arbi et al., (2018)
yang menyatakan bahwa, terlaksananya sasaran pemasaran merupakan
tujuan diinginkan dengan memastikan saluran pemasaran sudah baik. Pada
praktikum sudah dilakukan pertimbangan dalam penyaluran pemasaran
dengan melihat sasaran pasar yang tepat. Secara garis besar penentuan
sasaran pemasaran yang dilakukan meliputi segmentasi demografis,
segmentasi psikografis, segmentasi volume, segmentasi benefit,
segmentasi geografis, segmentasi faktor pemasaran, dan segementasi
bedasarkan produk-ruang. Segmentasi ini membantu penjual dalam
menentukan sasaran pemsaran yang tepat sehingga penyaluran pemasaran
terlaksana dengan baik.
e. Evaluasi Pemasaran
37
produk yang sama, namun dengan harga yang lebih mahal maupun murah.
Sistem yang digunakan pada saat pemasaran yaitu pre-order sehingga
harus menunggu konsumen untuk memesan. Keunggulan dan kelemahan
ini bisa menjadi evaluasi guna membangun strategi pemasaran sehingga
dapat secara efektif mengalokasikan dan mengkoordinasikan sumber daya
pemasaran dan kegiatan untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dalam
produk pasar yang spesifik.
f. Identifikasi Konsumen Produk
Praktikum Pemasaran dan Tataniaga Peternakan mengenai
konsumen produk Keripik Paru Sapi Larasati berjumlah sepuluh orang
dengan total keripik yang terjual adalah dua puluh bungkus dengan berat
50 gram dan harga Rp 12.000,00. Konsumen produk ini rata-rata berstatus
mahasiswa yang sedang berada di Solo dikarenakan promosi penjualan
melalui media internet. Pembelian terbanyak yaitu lima bungkus dan
pembelian paling sedikit yaitu satu bungkus.
Menurut pendapat Assauri (2012) yang menyatakan bahwa, strategi
atau perencanaan pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran,
kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha – usaha pemasaran
perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan
serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam
menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.
Pengertian strategi pemasaran juga dapat diartikan sebagai rangkaian
upaya yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka mencapai tujuan
tertentu, karena potensi untuk menjual proposisi terbatas pada jumlah
orang yang mengetahui hal tersebut. Strategi Pemasaran berfungsi untuk
menentukan nilai ekonomi perusahaan, baik itu harga barang maupun jasa.
Ada tiga faktor penentu nilai harga barang dan jasa, yaitu produksi,
pemasaran, konsumsi.
Hasil praktikum sesuai dengan pendapat Assauri (2012), yaitu
potensi untuk menjual proposisi terbatas pada orang yang mengetahui
39
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Andriani, M. N., & M. M. Ali. 2013. Kajian Eksistensi Pasar Tradisional Kota
Surakarta. Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota). 2 (2), 252 – 269.
Surakarta.
Anshori, W. A. W., & R. S. Santoso. 2017. Evaluasi Kebijakan Penataan Pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern di Kabupaten Blora.
Journal of Public Policy and Management Review. 6 (4), 288 – 299. Blora.
Arbi, M., T. Thirtawati., & Y. Junaidi. 2018. Analisis Saluran dan Tingkat Efisiensi
Pemasaran Beras Semi Organik di Kecamatan Rambutan Kabupaten
Banyuasin. JSEP (Journal of Social and Agricultural Economics). 11 (1),
22 – 32. Sumatera Selatan.
Assauri, S. 2012. Manajemen Pemasaran. PT Raja Grapindo. Jakarta.
Budianto, A. 2015. Manajemen Pemasaran. Ombak. Yogyakarta.
Justiceawan, M. W., M. Apriyani., & F. M. Saty. 2020. Analisis Efesiensi Tataniaga
Kopi di Desa Ngarip Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus. Journal
of Food System and Agribusiness. 4 (1), 17-24. Lampung.
Kotler., Philip & L. Keller. 2012. Marketing Management. Indeks. Jakarta.
Manggopa. 2013. Efisiensi Pemasaran Nanas di Desa Lobong Kecamatan Passi Barat
Kabupaten Bolang Mongondow. Skripsi. Program Studi Agribisnis
Fakultas Ilmu – Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo.
Manullang, M., & E. Hutabarat. 2013. Manajemen pemasaran. Indomedia Pustaka.
Yogyakarta.
Mullins, J. W., Walker, O. C., & H. W. Boyd. 2013. Marketing Management: A
Strategic Decision Making A pproach. Mc Graw Hill. New York.
Nisak, Z. 2013. Analisis SWOT Untuk Menentukan Strategi Kompetitif. Jurnal Ekbis.
9 (2). Gresik.
Purwono, J., Sugyaningsih, S., & Priambudi, A. 2013. Analisis Tataniaga Beras di
Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi. Neo-Bis. 7(2), 136 – 150.
Banyuwangi.
Tjiptono, F. 2012. Strategi Pemasaran, ed. 3. Andi. Yogyakarta.
Widiastuti, N., & Harisudin, M. 2013. Saluran dan marjin pemasaran jagung di
Kabupaten Grobogan. SEPA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan
Agribisnis. 9 (2). Grobongan.
Wirawan. 2012. Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi. Rajawali.
Jakarta.
Wulandari, S. A. 2017. Analisis Saluran Tataniaga dan Marjin Tataniaga Kelapa Dalam
(Cocos Nucifera) di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi
Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi. 15(3), 7 – 13. Jambi.
LAMPIRAN
LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM
PEMASARAN DAN TATANIAGA PETERNAKAN
Disusun oleh:
Kelompok 1
Alsafa Lintang Puspita H0520013
Arya Ramadhani Gunara H0520019
Laila Alfii Anisya H0520061
Muhammad Risky Amanda P H0520084
Renda Adib Tantra Wijaya H0520099
Ridwan Priyo Prayoga H0520102
Septiani Munawaroh H0520107