Anda di halaman 1dari 24

JURNAL

EDUKASI TENTANG BAHAYA PENGARUH MEROKOK TERHADAP KANKER


PARU PADA MASYARAKAT DESA BANABUNGI

Kelompok :

Nama : Karmila Wati Hasan /TBD2101037

Nama : Sartini Kaimudin / TBD2101036

Nama : Yusti Nahdia Sumarta / TBD2101047

POLITEKNIK AKBARA SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2023/2024


ABSTRAK

Merokok merupakan faktor risiko terjadinya beberapa jenis penyakit, baik lokal
maupun sistemik. Tar, nikotin, dan karbonmonoksida merupakan tiga macam bahan kimia
yang paling berbahaya dalam asap rokok.

Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada


masyarakat Banabungi tentang faktor risiko merokok dapat menyebabkan kanker paru.
Pelaksanaan kegiatan ini dibagi dalam 4 sesi yaitu sesi pre test, sesi seminar, tanya jawab dan
sesi post test.

Peserta dalam kegiatan edukasi ini adalah 100 warga masyarakat Desa Banabungi.
Mayoritas yang mengikuti kegiatan edukasi ini adalah laki – laki 60 responden (60%) dan
Minoritas perempuan 40 responden (40%), kemudian bersadarkan berdasarkan usia mayoritas
responden berusia 20-30 tahun 55 responden (55%), berikutnya usia antara 31-40 tahun
sebanyak 30 responden(30%) dan urutan terakhir usia 40 keatas sebanyak 15 Responden
(15%), responden berdasarakan pekerjaan beragam mulai dari yang paling banyak adalah
siswa/mahasiswa sebanyak 30 Responden (30%), selanjutnya urutan ketiga ada petani 25
Responden (25%) dan lain-lain sebanyak 25 Responden (25%) selanjutnya karyawan swasta
sebanyak 10 Responden (10%) dan PNS/TNI/POLRI menduduki urutan kelima ada 10
Responden (10%). Lalu untuk tingkat Merokok dan Tidak Merokok mayoritas responden
Merokok sebanyak 55 Responden (55%), sedangkan yang tidak Merokok sebanyak 45
Responden (45%)

Hasil kegiatan pengabdian ini diperoleh meningkatnya kesadaran perokok tentang


merokok sebagai faktor risiko penyebab terjadinya kanker paru.

Keywords: : Merokok, Kanker Paru.

ABSTRAK

Smoking is a risk factor for several types of disease, both local and systemic. Tar, nicotine
and carbon monoxide are the three most dangerous chemicals in cigarette smoke.

This Community Service activity aims to provide education to the people of Banabungi about
the risk factors that smoking can cause lung cancer. The implementation of this activity was
divided into 4 sessions, namely pre-test session, seminar session, question and answer
session and post-test session.

Participants in this educational activity were 100 residents of Banabungi Village. The
majority who took part in this educational activity were men 60 respondents (60%) and a
minority of women 40 respondents (40%), then based on age the majority of respondents
were 20-30 years old 55 respondents (55%), the next age was between 31-40 years as many
as 30 respondents (30%) and the last rank is aged 40 and over as many as 15 respondents
(15%), respondents based on various occupations starting from the most numerous being
students with 30 respondents (30%), then in third place there are farmers 25 respondents
(25%) and others with 25 respondents (25%), followed by private employees with 10
respondents (10%) and civil servants/TNI/POLRI in fifth place with 10 respondents (10%).
Then for smoking and non-smoking levels, the majority of respondents who smoke are 55
respondents (55%), while those who do not smoke are 45 respondents (45%)

The results of this service activity obtained an increase in smokers' awareness about
smoking as a risk factor for lung cancer.

Keywords: : Smoking, Lung Cancer

PENDAHULUAN

Merokok merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker paru. Paparan asap
rokok yang lama dapat menyebabkan seseorang menderita kanker paru sebesar 80-90%.
Rokok mengandung sekitar 4000 senyawa kimia, salah satu diantaranya adalah Polisiklik
Aromatik Hidrokarbon (PAH). PAH adalah senyawa yang paling banyak dijumpai pada asap
rokok dan bersifat karsinogenik.

Sampai kini, telah berhasil diisolasi berbagai macam zat kimia hingga mencapai lebih
dari 4000 senyawa pada asap rokok. Sebagian besar senyawa tersebut bersifat toksik bagi sel-
sel tubuh kita. Substansi toksik dalam bentuk gas, yaitu berupa karbon monoksida (CO),
hidrogen sianida (HCN), oksida nitrogen, serta zat kimia yang volatil seperti nitrosamin,
formaldehid banyak terdapat dalam asap rokok. Selain mengandung bahan-bahan yang
bersifat toksik, di dalam asap rokok terdapat juga zat-zat radikal bebas, di antaranya
peroksinitrit, hidrogen peroksida, dan superoksida. Radikal bebas dalam asap rokok dapat
mempercepat kerusakan seluler akibat stress oksidatif.

Insidens tertinggi kejadian kanker pada laki laki adalah kanker paru. Kasus kanker
paru di dunia dijumpai sekitra 1,8 juta jiwa dan sekitar 1,31 juta jiwa mengalami kematian
oleh karena nya (Loomis, Huang and Chen, 2014). Jumlah penderita kanker paru di Indonesia
menempati urutan ketiga setelah Cina dan India (Loomis, Huang and Chen, 2014). Pasien
kanker paru yang meninggal di Indonesia mencapai lebih dari 30.000 jiwa (Sung et al., 2021).

Insidens tertinggi kejadian kanker pada laki laki adalah kanker paru. Kasus kanker
paru di dunia dijumpai sekitra 1,8 juta jiwa dan sekitar 1,31 juta jiwa mengalami kematian
oleh karena nya (Loomis, Huang and Chen, 2014). Jumlah penderita kanker paru di Indonesia
menempati urutan ketiga setelah Cina dan India (Loomis, Huang and Chen, 2014). Kanker
paru di Indonesia menempati urutan ketiga penyakit kanker terbanyak setelah kanker
payudara dan kanker serviks (Sung et al., 2021). Pasien kanker paru yang meninggal di
Indonesia mencapai lebih dari 30.000 jiwa (Sung et al., 2021). Seorang perokok memiliki
risiko sepuluh kali lebih besar menderita kanker paru dibandingkan dengan yang tidak
merokok (Rappaport, 2012).

Proses karsinogenesis kanker paru melibatkan dua faktor antara lain faktor lingkungan
dan faktor penjamu. Faktor lingkungan merupakan paparan zat karsinogenik dari luar tubuh,
salah satunya adalah asap rokok (Komite Penanggulangan kanker Nasional, 2016). Merokok
merupakan suatu faktor risiko kanker paru yang dapat dimodifiaksi, sehingga dapat
menurunkan risiko terjadinya kanker paru (Bergen and Caporaso, 1999). Angka kejadian
perokok di Indonesia dapat ditekan dengan cara melakukan upaya promosi kesehatan
mengenai perilaku dan metode berhenti merokok. Berdasarkan penelitian bahwa faktor yang
dapat mendorong perokok untuk berhenti merokok adalah dukungan sosial dari keluarga atau
orang terdekat, kontrol diri, tingkat ekonomi, kesadaran dari diri sendiri (Ardita, 2016).
Kesadaran yang tinggi dari diri sendiri akan bahaya merokok dan dampaknya pada kesehatan
akan menimbulkan keinginan yang besar untuk berhenti merokok (Faridha Alexander
Zulkarnain, 2020).

Macam macam jenis kangker akibat merokok

Rokok dilaporkan mampu menyebabkan 15 jenis kanker. Cancer Research UK


mengungkapkan bahwa kebiasaan buruk ini menyebabkan sekitar 7 dari 10 kasus kanker
paru-paru di Inggris, yang juga merupakan penyebab paling umum kematian
Rokok menyebabkan kanker seperti:

 kanker mulut,
 faring (tenggorokan atas),
 hidung dan sinus,
 laring (kotak suara),
 kerongkongan (pipa makanan),
 hati,
 pankreas,
 lambung,
 ginjal,
 usus,
 ovarium,
 kandung kemih,
 leher rahim, dan
 beberapa jenis kanker darah seperti leukemia.

Selain itu, durasi merokok juga berpengaruh pada risiko serangan kanker. Semakin
banyak rokok yang kamu isap sehari, semakin tinggi risiko kanker, jadi mengurangi jumlah
rokok yang kamu isap sehari bisa menjadi langkah awal yang baik untuk kemudian berhenti
secara total dari kebiasaan ini.

Cara Rokok Menyebabkan Kanker

Setiap 15 batang rokok yang diisap, ada perubahan DNA yang menyebabkan sel
dalam tubuh menjadi kanker. DNA di semua sel tubuh mengendalikan bagaimana mereka
bekerja, jadi jika DNA rusak tubuh ikut mengalami efeknya. Bahan kimia dalam asap rokok
merusak sistem pembersihan yang digunakan tubuh kita untuk menghilangkan racun,
sehingga tubuh perokok menjadi kurang mampu menangani bahan kimia beracun
dibandingkan dengan mereka yang memiliki paru-paru dan darah yang sehat.

Menurut Drg Rahmi Amtha, MDS. Sp.PM, PhD, ketua Ikatan Spesialis Penyakit Mulut
Indonesia, Rokok mengandung ratusan zat karsinogen atau zat yang dapat memicu kanker.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kebiasaan yang dapat memicu penyakit
kanker paru paru adalah merokok. Bahkan, sekitar 90% kasus kanker paru-paru pada pria dan
sekitar 70% pada wanita disebabkan oleh asap rokok. Jika Anda merupakan perokok aktif
yang kuat, maka semakin besar risiko untuk menderita kanker paru-paru.

Hanya sebagian kecil kanker paru-paru (sekitar 10-15% pada pria dan 5% pada
wanita), disebabkan oleh zat yang ditemui atau terhirup di tempat bekerja. Penyebab lainnya
yaitu paparan asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran
oven arang di lingkungan kerja, meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga
merokok.

Sementara itu, paparan polusi udara sebagai penyebab kanker paru-paru, masih belum
ditemukan secara pasti. Kemudian, sejumlah pasien kanker paru-paru juga memiliki riwayat
adanya pemaparan oleh gas radon di rumah tangga. Terkadang, kanker paru (terutama
adenokarsinoma) terjadi pada orang yang paru-parunya telah memiliki jaringan parut karena
penyakit paru-paru lainnya, seperti tuberkulosis dan fibrosis

Faktor Risiko Kanker Paru-paru

Secara umum merokok adalah penyebab utama kanker paru-paru, terdapat juga
beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker ini.

Faktor risiko yang dapat menyebabkan kanker paru-paru adalah sebagai berikut:

 Perokok berat atau sedang merokok


 Perokok pasif
 Riwayat kesehatan pribadi
 Riwayat keluarga yang mengidap kanker
 Prosedur radioterapi yang dapat berpengaruh pada organ daerah dada
 Tinggal di lingkungan tercemar, sehingga sering menghirup polutan
 Daya tahan tubuh dan sistem imun yang lemah secara genetik
 Terkena paparan radon di tempat kerja atau di rumah

Gejala Kanker Paru-paru


Terkadang, gejala kanker paru-paru sulit dirasakan karena seringkali tidak
menimbulkan masalah yang signifikan saat stadium awal.

Sering kali gejala baru akan muncul ketika tumor sudah membesar dan kanker mulai
menyebar ke jaringan lainnya.

Namun, beberapa gejala awal yang kerap dialami pengidap kanker paru-paru adalah sebagai
berikut:

 Sesak napas disertai mengi


 Suara menjadi serak
 Batuk terus-menerus, terkadang disertai dahak dan darah
 Rasa nyeri pada dada
 Tubuh mudah lelah dan lemas

Ketika tingkat keparahannya semakin bertambah, kanker berisiko menyebar ke jaringan


lain atau organ tubuh di sekitarnya, seperti hati, otak, tulang, atau kelenjar getah bening.

Apabila sudah mencapai kondisi ini, maka beberapa gejala yang berpotensi muncul pada
pengidap kanker paru-paru adalah:

 Sakit kepala
 Masalah pernapasan
 Berat badan turun secara drastis
 Penurunan daya ingat
 Keseimbangan tubuh terganggu
 Mata dan kulit berubah kekuningan
 Nyeri pada sendi dan tulang
 Pembengkakan kelenjar getah bening
 Kesulitan dalam menelan
 Nafsu makan hilang
 Dahak disertai darah
 Terdapat sumbatan atau peradangan pada paru-paru

Pencegahan Kanker Paru-paru


Mengingat risiko kanker paru-paru cukup berbahaya, bahkan bisa menyebabkan
kematian. Maka, ada baiknya Anda memulai hidup sehat dari sekarang.

Pencegahan kanker paru-paru bisa dilakukan dengan beberapa upaya berikut ini:

 Menghentikan kebiasaan merokok


 Mengonsumsi nutrisi yang baik bagi kesehatan paru-paru
 Melakukan pemeriksaan secara rutin
 Rajin melakukan olahraga
 Menggunakan healthy kit atau alat pelindung diri dari paparan bahan kimia
KAJIAN TEORITIS

Kanker Paru Kanker paru adalah tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus yang
berasal secara primer dari paru (PDPI, 2011).

Kalsifikasi kanker paru berdasarkan histologi sel kanker paru menurut WHO dibagi menjadi:

 Kanker Paru jenis Karsinoma Sel Kecil (KPKSK = Small Cell Carsinoma)
Kanker paru-paru sel kecil dapat menyerang siapa saja, namun biasanya menyerang
orang-orang yang memiliki riwayat panjang penggunaan tembakau, khususnya
merokok. Kanker paru-paru sel kecil adalah kanker paru-paru langka yang tumbuh
dengan cepat. Satu-satunya cara untuk mencegah kanker paru-paru sel kecil adalah
dengan berhenti merokok.
 Kanker Paru jenis karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK = Non Small Cell Carsinoma)
Kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil dapat menyerang perokok maupun
perokok pasif. Kanker paru-paru bukan sel kecil adalah sekelompok kanker paru-paru
yang berperilaku sama, seperti karsinoma sel skuamosa dan adenokarsinoma.
Gejalanya adalah batuk yang tidak sembuh, sesak napas, penurunan berat badan, atau
batuk darah. Penanganan berupa operasi, kemoterapi, dan radiasi
 Karsinoma Sel Squamosa (KSS)
Skuamosa karsinoma sel paru adalah jenis kanker paru-paru non-sel kecil yang lambat
tumbuh . Gejalanya adalah batuk yang tidak hilang dan sesak napas. Pengobatan
umum meliputi operasi. Jika kanker menyebar luas atau agresif, kemoterapi atau
radiasi mungkin disaranka
 Adenokarsinoma
Adenokarsinoma adalah kanker paru-paru yang umum ditemukan, yang berawal dari
sel-sel kelenjar penghasil mukosa yang terletak di lapisan saluran udara Anda.
Karsinoma sel besar dapat menyerang bagian mana pun dari paru-paru dan cenderung
tumbuh dan menyebar lebih cepat dari adenokarsinoma atau karsinoma sel skuamosa
 Karsinoma Sel Besar (KSB)
Karsinoma sel besar adalah jenis kanker paru-paru yang paling jarang terjadi, dan
menyumbang sekitar 1 dari 10 kasus kanker paru-paru
 Dan lain-lain (bronchoalveolar carsinoma, karsinoid, dll) (PDPI, 2011)
Tabel 1. Skala Tampilan Umum Penderita

Nilai Skala Nilai Skala


Keterangan
Karnosfky WHO

90-100 0 Aktifitas normal

Ada keluhan tapi masih aktif dan dapat mengurus


70-80 1
diri sendiri

50-60 2 Cukup aktif, namun kadang memerlukan bantuan

30-40 3 Kurang aktif, perlu rawatan

Tidak dapat meninggalkan tempat tidur, perlu


10-20 4
rawatan dirumah sakit

0-10 - Tidak sadar

Sumber: (Komite Penanggulangan kanker Nasional, 2016)

a. Tampilan Umum (Status Performances) Parameter yang dapat digunakan untuk menentukan
prognosis penyakit yaitu tampilan umum, yang juga dapat menjadi indikasi untuk
menentukan jenis terapi, dan agresivitas pengobatan. Tampilan penderita kanker paru dapat
dinilai oleh dokter berdasarkan keluhan subjektif dan objektifnya. Ada beberapa skala
Internasional yang digunakan untuk menilai tampilan ini. Di indonesia sering digunakan
Karnofsky Scale tetapi skala tampilan WHO juga dapat digunakan. Berdasarkan skala
tampilan ini dapat ditentukan dapat atau tidaknya pemberian kemoterapi atau radioterapi
kuratif (PDPI, 2011).
b. Diagnosis Kanker Paru
Gejala klinis permulaan yang dialami pasien merupakan tanda awal penyakit. Kelompok usia
yang lebih muda keluhan yang sering ditemui adalah nyeri dada sedangkan pada kelompok
yang lebih tua yang paling sering adalah batuk dan sesak nafas (Ak et al., 2007).
Keluhan utama yang dapat dijumpai antara lain :
 Batuk dengan/tanpa dahak (dahak putih, dapat juga purulen). Batuk adalah keluhan
yang paling sering muncul pada penderita kanker paru, sekitar 65-75% dan lebih
dari 25% kasus disertai dengan batuk yang produktif (Beckles et al., 2003)
 Batuk darah Gejala batuk darah dapat muncul sekitar 6-35% pada pasien. Hampir
sekitar 20-30% penderita kanker paru gejala batuk berkembang menjadi batuk darah
 Sesak nafas
 Hampir 60% pasien kanker paru menderita sesak nafas, yang disebabkan oleh
adanya hambatan pada saluran nafas atau bagian parenkim paru
 Suara serak
 .Sakit dada
 Sulit/sakit menelan
 Benjolan di pangkal leher
 Sembab muka dan leher, kadang-kadang disertai sembab pada lengan dengan rasa
nyeri yang hebat

Gejala lain dapat muncul oleh karena ada metastase keluar organ paru, seperti gejala yang
timbul oleh karena kompresi yang hebat di otak, pembesaran hepar atau patah tulang.
Beberapa gejala dan keluhan yang tidak khas antara lain (PDPI, 2011):

 Berat badan berkurang


 Hilang nafsu makan
 Demam hilang timbul
 Sindrom paraneoplastik seperti hypertrophic pulmonary osteoartheopathy, trombosis
vena perifer dan neuropati.
c. Pemeriksaan Fisik
Untuk menegakkan diagnosis kanker paru harus dilakukan pemeriksaan fisik yang teliti dan
menyeluruh. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan untuk meneumukan kelainan-kelainan pada
daerah toraks dan trakea, pembesaran KGB dan obstruksi parsial, infiltrat dan plueritis
dengan cairan pleura. Hasil yang ditemukan tergantung dari kelainan yang didapat sewaktu
pemeriksaan. Ukuran tumor paru yang kecil dan terletak di perifer dapat diperoleh hasil yang
normal pada saat pemeriksaan. (PDPI, 2011).
d. Pemeriksaan Khusus
Ada beberapa pemeriksaan khusus yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis kanker paru,
antara lain: Bronkosokopi dan Biopsi Aspirasi Jarum (PDPI, 2011).
e. Merokok Sebagai Faktor Resiko Kanker Paru
Merokok adalah faktor risiko yang peranannya sangat besar terhadap timbulnya kanker paru.
Pemaparan yang lama dari asap rokok akan menyebabkan kanker paru sekitar 80-90% (Reid
et al., 2012). Ada sekitar 4000 senyawa kimia yang terkandung didalam rokok yang dapat
dipaparkan melalui asap rokok. Paru-paru menjadi organ untuk tempat pertukaran zat-zat
yang terkandung dalam asap rokok yang terinhalasi sehingga menyebabkan 90% kanker paru
oleh karena merokok (Jemal et al., 2011).
Faktor penting yang memperngaruhi merokok sehingga dapat berhubungan dengan kanker
paru, yaitu:
1. Jumlah rokok yang dihisap perhari
2. Jumlah maksimum rokok yang dihisap perhari
3. Umur pada saat mulai merokok
4. Lamanya merokok
5. Jenis hisapan atau kedalaman hisapan merokok
6. Kandungan Tar dan Nikotin dalam rokok
METODE PENELITIAN

Peserta kegiatan edukasi ini adalah warga masyarakat Desa Banabungi yang berjumlah
100 orang. Jumlah perserta ini ditetapkan berdasarkan kesedian waktu dan kesempatan dari
warga kelurahan Pelawi Utara untuk mengikuti kegiatan edukasi ini. Seluruh warga
masyarakat yang terdapat pada kelurahan ini diberikan kesempatan untuk mengikuti kegiatan
edukasi ini. Sosialisasi kegiatan edukasi ini telah dilakukan tiga minggu sebelum kegiatan
berlangsung

Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah ceramah dan edukasi. Kegiatan
edukasi diberikan melalui 4 sesi kegiatan, yaitu: sesi pre test, sesi seminar, sesi tanya jawab,
dan sesi post test. Sebelum kegiatan ceramah dan edukasi seluruh peserta diberikan beberapa
pertanyaan melalui angket untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta mengenai topik
edukasi ini. Sesi seminar dilakukan dengan memberikan presentasi tentang prilaku merokok
sebagai faktor risiko terjadinya kanker paru. Pemberian materi disampaikan oleh pemateri
yang kompeten dibidangnya. Setelah diberikan materi, peserta diberikan kesempatan
bertanya pada sesi tanya jawab. Pada sesi ini pemateri memastikan pemahaman masyrakat
sudah baik tentang merokok sebagai faktor risiko kanker paru. Sesi selanjutnya adalah post
test dimana peserta menjawab beberapa pertanyaan melalui angket untuk menilai pengetahun
peserta setelah mendapatkan edukasi
HASIL DAN PEMBAHASAN

Edukasi tentang bahaya pengaruh merokok terhadap kanker paru pada


masyarakat desa Banabungi dilakukan di desa Banabungi yang beralamat Di Kecamatan
Pasarwajo Dengan Di hadiri 100 respoden yang di angkat menjadi sampel.

Karakteristik Responden

Jenis Kelamin Responden

Tabel 4.1 Jenis kelamin responden

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase


%
1 Laki-laki 60 60
2 Perempuan 40 40
Jumlah 100 100
Diolah bulan Desember 2023

Responden berdasarkan jenis kelamin


110 100 100
90
70 60 60
50 40 40
30
10
Jumlah Prosentase %
Laki-laki 60 60
Perempuan 40 40
Jumlah 100 100

Gambar 4.1 Diagram jumlah responden berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan tabel diatas kategori responden berdasarkan jenis kelamin mayoritas


responden adalah laki-laki sebanyak 60 responden atau 60%, sedangkan responden
perempuan sebanyak 40 responden atau 40%.
Usia Responden

Tabel 4.2 usia responden

No Usia Jumlah Prosentase


%
1 Usia 15-25 Tahun 55 55
2 Usia 26-45 Tahun 30 30
3 Usia 45 Tahun ke atas 15 15
Jumlah 100 100
Diolah bulan Desember 2023

Responden berdasarkan Usia


110 100 100
90
70 55 55
50
30 30
30 15 15
10
1 Usia 15-25 2 Usia 26-45 3 Usia 45 3 Jumlah
Tahun Tahun Tahun ke atas

Jumlah 55 30 15 100
Prosentase 55 30 15 100
%

Gambar 4.2 Diagram Jumlah responden berdasarkan usia

Berdasarkan tabel diatas kategori responden berdasarkan usia mayoritas responden


berusia 20-30 tahun sebanyak 55 orang atau 55%, diurutan berikutnya usia antara 31-40
tahun sebanyak 30 orang dan usia 40 keatas sebanyak 15 orang atau 15% menduduki
urutan terakhir.
Pekerjaan Responden

Tabel 4.3 pekerjaan responden

No Pekerjaan Jumlah Prosentase


%
1 Petani 25 25
2 PNS/TNI/POLRI 10 10
3 Karyawan Swasta 10 10
4 Siswa /Mahasiswa 30 30
5 Lain-Lain 25 25
Jumlah 100 100
Diolah bulan Desember 2023

Responden berdasarkan jenis pekerjaan


100 100
90
50 25 30 25 25 30 25
10 10 10 10
10
Jumlah Prosentase %
1 Petani 25 25
2 PNS/TNI/POLRI 10 10
3 Karyawan Swasta 10 10
4 Siswa /Mahasiswa 30 30
5 Lain-Lain 25 25
5 Jumlah 100 100

Gambar 4.3 Diagram jumlah responden berdasarkan pekerjaan

Berdasarkan tabel di atas kategori responden berdasarkan Pekerjaan mayoritas


responden adalah siswa/mahasiswa sebanyak 30 orang atau 30%, selanjutnya menduduki
urutan ketiga ada petani 25 orang atau 25% dan lain-lain sebanyak 25 orang atau 25%
selanjutnya karyawan swasta sebanyak 10 orang atau 10% dan PNS/TNI/POLRI
menduduki urutan kelima ada 10 orang atau 10%.
Merokok/tidak merokok Responden

Tabel 4.4 Merokok/Tidak responden

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase


%
1 Merokok 55 55
2 Tidak Merokok 45 45
Jumlah 100 100
Diolah bulan Desember 2023

Merokok/Tidak Merokok

110
100 100

90

70
55 55
50 45 45

30

10

1 Merokok 2 Tidak Merokok 2 Jumlah


Jumlah 55 45 100
Prosentase % 55 45 100

Gambar 4.4 Diagram jumlah responden Merokok/Tidak responden

Berdasarkan tabel diatas kategori responden berdasarkan Merokok/Tidak responden


mayoritas responden Merokok sebanyak 55 responden atau 55%, sedangkan yang tidak
Merokok sebanyak 45 responden atau 45%
Data Responden

Perokok /
No Inisial Jenis Kelamin Usia Pekerjaan
Tidak Perokok

1 Ec Perempuan 15-25 Karyawan Swasta Tidak Meroko


2 Tg Laki - Laki 26-45 Petani Meroko
3 Ak Laki - Laki 15-25 Pns/Tni/Polri Meroko
4 Fr Laki - Laki 26-45 Petani Meroko
5 Mnt Laki - Laki 45 T Ka Petani Meroko
6 Llt Perempuan 26-45 Pns/Tni/Polri Tidak Meroko
7 Jhn Laki - Laki 15-25 Siswa /Mahasiswa Meroko
8 Gtc Perempuan 26-45 Petani Tidak Meroko
9 Grk Laki - Laki 15-25 Lain-Lain Meroko
10 Hy Laki - Laki 15-25 Petani Meroko
11 Ur Laki - Laki 45 T Ka Petani Meroko
12 Blr Laki - Laki 15-25 Pns/Tni/Polri Meroko
13 Khr Laki - Laki 15-25 Lain-Lain Tidak Meroko
14 Esm Perempuan 15-25 Siswa /Mahasiswa Tidak Meroko
15 Bx Laki - Laki 15-25 Siswa /Mahasiswa Meroko
16 Cm Perempuan 15-25 Petani. Tidak Meroko
17 Atl Laki - Laki 15-25 Siswa /Mahasiswa Tidak Meroko
18 Brts Laki - Laki 26-45 Petani Meroko
19 Gl Laki - Laki 45 T Ka Petani Meroko
20 Edt Perempuan 26-45 Karyawan Swasta Tidak Meroko
21 Frd Laki - Laki 15-25 Lain-Lain Tidak Meroko
22 Blm Laki - Laki 15-25 Petani Meroko
23 Alc Perempuan 15-25 Petani . Tidak Meroko
24 Bn Laki - Laki 26-45 Lain-Lain Meroko
25 Zln Laki - Laki 15-25 Siswa /Mahasiswa Meroko
26 Fry Perempuan 15-25 Lain-Lain Meroko
27 Ch Laki - Laki 26-45 Pns/Tni/Polri Meroko
28 Sn Laki - Laki 45 T Ka Pns/Tni/Polri Meroko
29 Alp Laki - Laki 15-25 Lain-Lain Meroko
30 Rb Perempuan 15-25 Petani Tidak Meroko
31 Hld Perempuan 15-25 Siswa /Mahasiswa Tidak Meroko
32 Lplp Laki - Laki 45 T Ka Petani Meroko
33 Arg Laki - Laki 15-25 Lain-Lain Meroko
34 Jwh Laki - Laki 45 T Ka Petani Tidak Meroko
35 Mns Laki - Laki 15-25 Siswa /Mahasiswa Meroko
36 Gnv Perempuan 15-25 Siswa /Mahasiswa Tidak Meroko
37 Trz Laki - Laki 45 T Ka Petani Tidak Meroko
38 Xb Laki - Laki 15-25 Siswa /Mahasiswa Meroko
39 Dyr Laki - Laki 26-45 Pns/Tni/Polri Meroko
40 Msh Perempuan 15-25 Siswa /Mahasiswa Tidak Meroko
41 Slv Perempuan 45 T Ka Petani . Tidak Meroko
42 Yz Laki - Laki 15-25 Siswa /Mahasiswa Meroko
43 Btt Perempuan 45 T Ka Lain-Lain Tidak Meroko
44 Khd Laki - Laki 15-25 Lain-Lain Meroko
45 Brts Laki - Laki 15-25 Karyawan Swasta Meroko
46 Pq Laki - Laki 15-25 Siswa /Mahasiswa Meroko
47 Ph Laki - Laki 26-45 Lain-Lain Meroko
48 Aul Laki - Laki 15-25 Lain-Lain Meroko
49 Yn Laki - Laki 15-25 Siswa /Mahasiswa Tidak Meroko
50 Jln Laki - Laki 15-25 Pns/Tni/Polri Meroko
51 Arl Laki - Laki 15-25 Siswa /Mahasiswa Meroko
52 Sb Laki - Laki 15-25 Siswa /Mahasiswa Meroko
53 Alc Laki - Laki 26-45 Petani Meroko
54 Kr Perempuan 15-25 Lain-Lain Tidak Meroko
55 Fny Perempuan 26-45 Pns/Tni/Polri Tidak Meroko
56 Hyb Laki - Laki 15-25 Siswa /Mahasiswa Meroko
57 Nt Perempuan 15-25 Siswa /Mahasiswa Tidak Meroko
58 Yss Laki - Laki 15-25 Siswa /Mahasiswa Tidak Meroko
59 Hr Laki - Laki 26-45 Karyawan Swasta Meroko
60 Lcl Laki - Laki 15-25 Siswa /Mahasiswa Tidak Meroko
61 Hc Laki - Laki 45 T Ka Pns/Tni/Polri Meroko
62 Lsy Perempuan 45 T Ka Lain-Lain Meroko
63 Gs Laki - Laki 15-25 Lain-Lain Meroko
64 Sl Perempuan 26-45 Petani Tidak Meroko
65 Hn Laki - Laki 45 T Ka Lain-Lain Meroko
66 Kdt Perempuan 15-25 Karyawan Swasta Tidak Meroko
67 Lg Laki - Laki 26-45 Karyawan Swasta Meroko
68 Mth Perempuan 26-45 Siswa /Mahasiswa Tidak Meroko
69 Aam Laki - Laki 15-25 Siswa /Mahasiswa Meroko
70 Nl Laki - Laki 45 T Ka Petani Meroko
71 Ml Perempuan 26-45 Lain-Lain Tidak Meroko
72 Srk Perempuan 15-25 Siswa /Mahasiswa Tidak Meroko
73 Ag Laki - Laki 26-45 Petani Meroko
74 Nn Perempuan 15-25 Lain-Lain Tidak Meroko
75 Eud Perempuan 26-45 Karyawan Swasta Tidak Meroko
76 Grg Laki - Laki 15-25 Siswa /Mahasiswa Tidak Meroko
77 Kgr Perempuan 45 T Ka Lain-Lain Tidak Meroko
78 Zhs Laki - Laki 15-25 Siswa /Mahasiswa Meroko
79 Aur Perempuan 26-45 Lain-Lain Tidak Meroko
80 Vex Perempuan 26-45 Siswa /Mahasiswa Tidak Meroko
81 Odt Perempuan 15-25 Lain-Lain Tidak Meroko
82 Zhs Perempuan 26-45 Petani Meroko
83 Phr Perempuan 26-45 Siswa /Mahasiswa Tidak Meroko
84 Vl Laki - Laki 15-25 Lain-Lain Meroko
85 Ch Perempuan 15-25 Karyawan Swasta Tidak Meroko
86 Vl Laki - Laki 15-25 Siswa /Mahasiswa Meroko
87 Lnx Perempuan 26-45 Lain-Lain Meroko
88 Kmm Perempuan 26-45 Petani Tidak Meroko
89 Hr Laki - Laki 15-25 Petani Meroko
90 Frm Laki - Laki 15-25 Siswa /Mahasiswa Meroko
91 Esm Perempuan 26-45 Petani Tidak Meroko
92 Ly Perempuan 15-25 Siswa /Mahasiswa Tidak Meroko
93 Cc Laki - Laki 26-45 Petani Meroko
94 Ly Perempuan 26-45 Karyawan Swasta Tidak Meroko
95 Yv Perempuan 15-25 Siswa /Mahasiswa Tidak Meroko
96 Vl Laki - Laki 45 T Ka Lain-Lain Meroko
97 Xv Laki - Laki 15-25 Siswa /Mahasiswa Meroko
98 Nv Perempuan 26-45 Karyawan Swasta Tidak Meroko
99 Gr Laki - Laki 45 T Ka Pns/Tni/Polri Meroko
100 Hn Perempuan 26-45 Lain-Lain Tidak Meroko
REALISASI

Kegiatan edukasi dihadiri oleh 100 orang dari warga masyarakat desa Banabungi.
Pada sesi pertama peserta aktif mengikuti kegiatan secara tertib. Kegaitan pertama yang
dilakukan adalah pembagian angket kepada seluruh peserta untuk menilai pengetahuan
tentang merokok sebagai faktor risiko kanker paru. Setelah selesai pengisian angket
dilanjutkan dengan pemberian materi edukasi. Meateri edukasi lebih ditekankan kepada
bagaimana bahaya rokok terhadap kesehatan. Isi dari materi edukasi adalah memberikan
pengetahuan masyarakat akan bahaya dari merokok dan asap rokok yang dapat mengawali
proses inisiasi terjadinya kanker paru sehingga dapat menumbuhkan kesadaran untuk tidak
merokok. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Sebelum masuk ke dalam sesi
terakhir (Post Test) masyarakat aktif melakukan tanya jawab dengan pemberi materi. Sesi
terakhir adalah pengisian angket untuk menilai pengetahuan peserta tentang topik yang
diberikan. Berdasarkan Hasil pre test dan post test yang diperoleh bahwa terjadi peningkatan
pengetahuan masyarakat tentang bagaimana mengetahui gejala-gejala dari kanker paru, upaya
yang dilakukan apabila menemui gejala kanker paru, bahaya merokok sebagai faktor risiko
terjadinya kanker paru.

KESIMPULAN

Kanker paru-paru seringkali terkait erat dengan kebiasaan merokok dan peradangan.
Penyelidikan hubungan ini akan menghasilkan gambaran yang lebih lengkap tentang
lingkungan paru-paru yang berisiko berkembangnya kanker paru-paru.

Kegiatan pengabdian Edukasi pada masyarakat yang telah dilaksanakan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan masyarakat dan kader kesehatan tentang merokok sebagai faktor
risiko terjadinya kanker paru.

Hasil yang diperoleh dari kegiatan pengabdian ini diperoleh meningkatnya kesadaran
perokok tentang bahaya merokok sebagai faktor risiko penyebab terjadinya kanker paru.
histologi kanker paru perokok paling banyak didapati adalah jenis adenokarsinoma diikuti
kemudian jenis skuamos sel karsinoma. Mayoritas responden adalah laki-laki 60% minoritas
wanita 40%, usia mayoritas responden 15-25 tahun 55% dan minoritas 45 tahun ke atas 15%.
Berdasarkan pekerjaan mayoritas responden siswa/mahasiswa 30% dan minoritas
PNS/TNI/POLRI 10%, Kemudian berdasarkan tingkat merokok dan tidaknya merokok
responden mayoritas perokok 55%.
REFERENSI

dr. Rizal Fadli Diakses pada Desember 2021. Kanker Paru Inilah Alasan Asap Rokok Bisa
Memicu Kanker Paru-Paru. https://www.halodoc.com/artikel/inilah-alasan-asap-rokok-bisa-
memicu-kanker-paru-paru

Ditinjau oleh Redaksi Halodoc. 04 Februari 2019. lasan Rokok Bisa Jadi Penyebab Kanker.
https://www.halodoc.com/artikel/alasan-rokok-bisa-jadi-penyebab-kanker

Kemenkes, 23 Mei 2022. Fakta Bahwa Rokok Penyebab Kanker.


https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/14/fakta-bahwa-rokok-penyebab-kanker

Amin Z.. 2010. Kanker Paru. Dalam: Sudoyo A.W., Setryohadi B., Alwi I., Simadibrata M.K.,
Setiati S. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Pengabdian Deli Sumatera aktalina.lucia@gmail.com Jurnal Pengabdian Masyarakat 28


Juli 2022 Edukasi tentang Merokok sebagai Faktor Risiko Terjadinya Kanker Paru pada
Masyarakat di Kelurahan Pelawi Utara Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat Lucia
Aktalina1)

Ak, G. et al. (2007) ‘Lung cancer in individuals less than 50 years of age’, Lung, 185(5), pp.
279–286.

Ardita, H. (2016) ‘Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berhenti Merokok pada


Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Angkatan 2015’, Naskah
Publikasi. Beckles, M. A. et al. (2003) ‘Initial evaluation of the patient with lung cancer:
symptoms, signs, laboratory tests, and paraneoplastic syndromes’, Chest, 123(1), pp. 97S-
104S.

Bergen, A. W. and Caporaso, N. (1999) ‘Cigarette smoking’, Journal of the National Cancer
Institute, 91(16), pp. 1365–1375.

Bryant, A. and Cerfolio, R. J. (2007) ‘Differences in epidemiology, histology, and survival


between cigarette smokers and never-smokers who develop non-small cell lung cancer’,
Chest, 132(1), pp.185–192.
Christine, N. S. S. (2011) ‘Hubungan Merokok dengan Kanker Paru di RSUP Haji Adam
Malik Tahun 2009’, Medan, FK Universitas Sumatera Utara, pp. 16–18.

Fajrinur, F. et al. (2022) ‘Ketidaklengkapan Pengisian Dokumen Clinical Pathway Kanker


Paru (Studi Kualitatif di RSUP H. Adam Malik tahun 2021)’, JOURNAL OF HEALTHCARE
TECHNOLOGY AND MEDICINE, 8(1), pp. 477–488.

Faridha Alexander Zulkarnain, F. (2020) ‘HUBUNGAN KESADARAN TERHADAP


BAHAYA MEROKOK DENGAN KEINGINAN UNTUK BERHENTI MEROKOK DI DUKUH
TARIKULON DESA SUMBER SIMO BOYOLALI’. STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Goldman, R. et al. (2001) ‘Smoking increases carcinogenic polycyclic aromatic


hydrocarbons in human lung tissue’, Cancer research, 61(17), pp. 6367–6371.

Herlina, HD, S. R., & Dewi, Y. I. (2014). Hubungan Riwayat Merokok dengan stadium Ca
paru. Jurnal Online Mahasiswa, 6(1), 1–7.

Puspawati, P. R., Kristina, S. A., & Wiedyaningsih, C. (2020). Dampak merokok terhadap
kematian dini akibat kanker di Indonesia: estimasi years of life lost (YLL). Majalah
Farmaseutik, 16(1), 104. https://doi.org/10.22146/farmaseutik.v16i1.49790

Verywell Health. Diakses pada 2021. Smoking and Lung Cancer.

Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2021. What Are the Risk Factors
for Lung Cancer?

Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Lung cancer

Healthline. Diakses pada 2021. The Connection Between Smoking and Lung Cancer

Artikel ini dibuat dan diterbitkan oleh Siloam Hospitals, baca selengkapnya di:
*https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/kanker-paru-paru*

Anda mungkin juga menyukai