Laporan Akhir Penelitian - Sihipka - Kredit
Laporan Akhir Penelitian - Sihipka - Kredit
pendekatan atau konsep untuk menjawab permasalahan. Bagian ini juga wajib menjelaskan kesesuaian topik
dengan roadmap penelitian, tujuan penelitian secara ringkas, kontribusi terhadap ilmu pengetahuan, dan
target luaran yang ingin dicapai.
TINJAUAN PUSTAKA: Jelaskan dankemukakan state of the art dalam bidang yang diteliti. Uraikan secara
jelas kajian pustaka yang melandasi timbulnya ide dan permasalahan yang diteliti dengan menguraikan teori,
temuan, dan bahan penelitian lain untuk dijadikan landasan dalam penelitian. Jelaskan juga studi
pendahuluan yang telah dilaksanakan dan hasil yang sudah dicapai, termasuk roadmap penelitian secara utuh.
Bagan dapat dibuat dalam bentuk JPG/PNG yang kemudian disisipkan dalam isian ini. Sumber
pustaka/referensi primer yang relevan dan dengan mengutamakan hasil penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau
paten yang terkini. Disarankan penggunaan pustaka 10 tahun terakhir.
Untuk mengantarkan kepada pemahaman yang benar mengenai penelitian ini maka terlebih
dahulu akan diuraikan dalam tinjauan kepustakaan yang akan mengantarkan kepada
pengertian umum atau gambaran tentang isi penelitian ini, diantaranya:
A. Perjanjian Kredit
Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani, yaitu credere yang berarti kepercayaan. Oleh
karena itu dasar dari perjanjian kredit adalah kepercayaan, dalam arti bahwa apabila
seseorang atau badan usaha mendapat fasilitas kredit dari bank (kreditur), maka orang atau
badan usaha tersebut telah mendapat kepercayaan daribank pemberi kredit, dan penerima
kredit (debitur) pada masa yang akan datang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang
telah dijanjikan.[1]
Menurut Kamus Perbankan, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesempatan pinjam meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.[2]
Menurut Pasal 1 Angka 11 UU Perbankan, yang mendefinisikan pengertian kredit
sebagai berikut: “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”.[3]
Teori tentang lahirnya suatu kontrak/perjanjian dikemukakan oleh Mariam Darus
Badrulzaman, diantaranya yaitu: [4]
1. Teori kehendak (wilstheorie) mengajarkan bahwa kesepakatan terjadi saat kehendak pihak
penerima dinyatakan, misalnya dengan menulis surat.
2. Teori pengiriman (verzendtheorie) mengajarkan bahwa kesepakatan terjadi pada saat
kehendak yang dinyatakan itu dikirim oleh pihak yang menerima tawaran.
3. Teori kepercayaan (vertromenstheorie) mengajarkan bahwa kesepakatan itu terjadi pada
saat pernyataan kehendak dianggap layak diterima.[5] Menurut Van Dunne, yang
diartikan dengan perjanjian adalah “Suatu hubungan hukum antara dua pihak atau lebih
berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum”.[6]
Perjanjian diatur dalam Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yang
menyatakan bahwa: "Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau
lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih". Perjanjian kredit yang dibuat
oleh pihak perbankan dan pelaku usaha, menimbulkan suatu perikatan di antara para pihak.
Secara umum, terdapat 3 (tiga) tahapan dalam membuat perjanjian, yaitu tahap pra
contractual, contractual, dan post contractual.[7]
Di dalam Pasal 8 UU Perbankan, menyebutkan bahwa:[8] dalam pemberian kredit atau
pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, Bank Umum wajib mempunyai keyakinan
berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah
debitur untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan
yang diperjanjikan.
B. Relaksasi Kredit
Pengertian relaksasi secara umum yaitu pelonggaran kredit usaha mikro dan usaha kecil
yang diberikan oleh bank maupun industri keuangan non-bank kepada debitur perbankan.
Kemudahan yang diberikan oleh perbankan dalam mendukung relaksasi kredit terhadap
debitur salah satunya dengan restrukturisasi kredit. Upaya restrukturisasi kredit merupakan
upaya penyelamatan kredit bermasalah yang meliputi upaya Reschedulling, Restructuring dan
Reconditioning, misalnya dengan cara memperpanjang jangka waktu kredit, memberikan
grace period waktu pembayaran, penurunan suku bunga kredit, dan lain sebagainya.
Relaksasi kredit dapat diberikan bilamana nasabah beriktikad baik. Nasabah beriktikad baik
dalam menyelesaikan kredit bermasalah dapat diukur kemauan dan kemampuan membayar
dari bentuk perilaku nasabah, antara lain:
1. Nasabah bersedia untuk diajak berdiskusi dalam rangka menyelesaikan
kreditnya. Nasabah bersedia untuk memberikan data keuangan yang
benar.
2. Nasabah memberikan izin pada bank untuk melakukan pemeriksaan laporan keuangan.
3. Nasabah bersedia untuk ikut program penyelamatan kredit bermasalah dan menjalankan
langkah- langkah yang diberikan oleh bank.[9]
Upaya relaksasi kredit adalah upaya perbaikan yang dilakukan bank dalam kegiatan
perkreditan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya, yang
dilakukan, melalui:
1. Penurunan suku bunga kredit;
2. Perpanjangan jangka waktu kredit; Pengurangan tunggakan bunga kredit; Pengurangan
tunggakan pokok kredit; Penambahan fasilitas kredit; dan/atau;
3. Konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara.
C. Pegadaian
Lembaga keuangan di Indonesia terdiri atas Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank
(LBKK). Lembaga keuangan bukan bank ialah semua badan yang melakukan kegiatan di
bidang keuangan, yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana terutama
dengan jalan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkannya ke masyarakat, guna
membiayai investasi perusahaanperusahaan. PT. Pegadaian merupakan lembaga keuangan
bukan bank di Indonesia yang ditunjuk untuk menerima dan menyalurkan kredit berdasarkan
hukum gadai.
Sesuai dengan Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2011 tentang
Perubahan Bentuk Badan Hukum Perusahaan Umum (PERUM) Pegadaian Menjadi
Perusahaan Perseroan (PERSERO), PT. Pegadaian memiliki maksud dan tujuan untuk
melakukan usaha di bidang gadai dan fidusia, baik secara konvensional maupun syariah, dan
jasa lain di bidang keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
terutama untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah, usaha mikro, usaha kecil,
dan usaha menengah, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perseroan dengan
menerapkan prinsip perseroan terbatas.
Untuk mencapai maksud dan tujuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (1),
PT. Pegadaian memiliki kegiatan usaha utama yang berupa : [10]
1. Penyaluran pinjaman berdasarkan hukum gadai termasuk gadai efek; Penyaluran pinjaman
berdasarkan jaminan fidusia;dan
2. Pelayanan jasa titipan, pelayanan jasa taksiran, sertifikasi, dan perdagangan logam mulia
serta batu adi.
PT. Pegadaian menjalankan visi dan misi yang sekaligus sebagai fungsi yaitu :
1. Memberikan pembiayaan yang terepat, termudah, aman, dan selalu memberikan
pembinaan terhadap usaha golongan menengah kebawah untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi.
2. Memastikan pemerataan pelayanan dan infrastruktur yang memberikan kemudahan dan
kenyamanan di seluruh Pegadaian dalam mempersiapkan diri menjadi pemain regional
dan tetap menjadi pilihan utama masyarakat.
3. Membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan
menengah ke bawah dan melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya
perusahaan.
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN: Tuliskan dan jelaskan tujuan dan manfaat dari penelitian
yang dilakukan.
Berdasarkan uraian latar belakang dan pokok permasalahan diatas maka penelitian ini memiliki
tujuan sebagai kajian yang menjelaskan mengenai hal-hal sebagai berikut :
Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaiamana penerapan relaksasi kredit bagi nasabah PT. Pegadaian
Cabang Karawang akibat terkena dampak pendemi Covid-19.
2. Untuk mengetahui Bagaimana kendala pemberian relaksasi kredit bagi nasabah PT.
Pegadaian Cabang Karawang yang terdampak pandemi Covid-19.
Manfaat Penelitian
1. Masyarakat
Sebagai bahan untuk masyarakat dan memberikan informasi terkait perlindungan
relaksasi kredit bagi nasabah PT. Pegadaian Cabang Karawang akibat terkena dampak
pendemi Covid-19
2. Akademisi
Sebagai bahan kajian maupun literatur terkait relaksasi kredit bagi nasabah PT. Pegadaian
Cabang Karawang akibat terkena dampak pendemi Covid-19 yang dapat dikembangkan
kembali menjadi suatu bahan penelitian yang lebih luas.
3. Peneliti
Memperluas cara berpikir peneliti serta untuk menambah pengetahuan dan wawasan
dari hasil penelitian ini.]
METODE:Jelaskanmetodepenelitiandilengkapidengan diagram alir. Format diagram alir dapat berupa file
JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang jelas, mulai dari awal
bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang ditargetkan.
Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah yuridis normatif, artinya
hanya dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder yang bersifat hukum.
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Perundang-Undangan (Statute Approach)
yaitu melakukan pengkajian peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan
sentral penelitian dimaksudkan agar bahwa peneliti menggunakan peraturan perundang-
undangan sebagai dasar awal melakukan analisis, terkait dengan penerapan relaksasi kredit
serta kendala dalam pemberian relaksasi kredit bagi nasabah PT. Pegadian yang terdampak
pendemi Covid-19.
Spesifikasi penelitian menggunakan deskriftif analisis dimana peneliti menggambarkan
secara komprehensif mengenai fakta-fakta kredit bermasalah di masa pandemi Covid-19
dihubungan dengan pertauran perundang- undangan dalam hal ini adalah POJK Nomor
48/POJK.03/2020Tentang Stimulus Perekonomian Nasional sebagai Kebijakan
Countercyclical Dampak Penyebaran Corona Virus Disease 2019. Jenis data pada penelitian
ini adalah data sekunder yang dibagi menjadi 3 yaitu: (1) bahan hokum primer berupa Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata, dan POJK Nomor 48/POJK.03/2020 Tentang Stimulus
Perekonomian Nasional sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Corona
Virus Disease 2019, (2) bahan hukum sekunder iteratur-literatur, hasil penelitian, buku-buku
teks, jurnal-jurnal hukum, makalah, komentar-komentar atas putusan, (3) bahan hokum tertier
seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Hukum, Ensiklopedia yang memberi batasan
pengertian secara etimologi/arti kata atau secara gramatikal untuk istilah-istilah relaksasi,
kredit, restrukturisasi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu dengan studi
kepustakaan dan studi lapangan dengan mencari data langsung melalui wawancara kepada
pihak yang dapat memberikan informasi terkait penelitian ini. Berikut adalah diagram alir
penelitian:
Tahap Pertama Perumusan Masalah
Peneliti melakukan pra penelitian agar dapat menentukan rumusan masalah dan
merancang pendahuluan terkait dengan fenomena penyebaran wabah Virus Covid-19 di
Indonesia yang berimplikasi pada sector ekonomi bagi masyakat atau UMKM sebagai
nasabah di PT. Pegadaian Cabang Karawang.
1. Bagaimana kendala pemberian relaksasi kredit bagi nasabah PT. Pegadaian Cabang
Karawang yang terdampak pandemi Covid-19?
A. Penerapan Relaksasi Kredit Bagi Nasabah PT. Pegadaian Cabang Karawang Akibat
Terkena Dampak Pendemi Covid-19
PT. Pegadaian Cabang Karawang merupakan salah satu lembaga formal di Indonesia
yang secara resmi mempunyai izin yaitu pada PP No. 51 Tahun 2001 tentang Perubahan
Bentuk Badan Hukum Perusahaan Umum (PERUM). Pegadaian menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero), yang memiliki tugas untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan
berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana terhadap masyarakat dengan bentuk
penyaluran kredit atas dasar hukum gadai seperti dimaksud dalam Pasal 1150 KUHPdt.
Pegadaian memiliki tugas sebagai jembatan kebutuhan dana masyarakat dan UMKM dengan
pemberian uang pinjaman berdasarkan hukum gadai. Perjanjian kredit merupakan perjanjian
antara para pihak telah sepakat dan mengikatkan diri dengan mana debitur menerima
sejumlah pinjaman dan berkewajiban membayar kembali pinjaman yang diberikan oleh
kreditur dengan bunga dan waktu yang telah diperjanjikan. Pihak debitur diberikan
kepercayaan oleh pihak kreditur untuk membayar kembali pinjaman pada waktu yang
telah diperjanjikan dan pihak kreditur berkewajiban untuk menyerahkan jaminan kredit
yang diberikan oleh pihak debitur apabila pihak debitur telah melunasi pinjamannya.
Dasar hukum Kredit adalah Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perubahan
atas UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Jenis-jenis Kredit meliputi Dilihat Dari Segi
Tujuan Pegunaannya, Dilihat Dari Segi Sektor Usaha, Kredit Ditinjau Dari Segi Jaminannya,
Kredit Ditinjau Dari Segi Jangka Waktu.
PT Pegadaian (Persero) menerbitkan kebijakan restrukturisasi berupa perpanjangan
jangka waktu, penundaan pembayaran angsuran, hingga pembebasan denda kepada nasabah
Pegadaian yang terkena dampak penyebaran corona virus disease 2019 (COVID-19).
Kebijakan tersebut mengakomodir instruksi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) terkait
kebijakan kelonggaran atau relaksasi kredit berupa penundaan angsuran hingga satu tahun.
PT. Pegadaian (Persero) Cabang Karawang telah memberikan restrukturisasi/relaksasi
kredit terhadap nasabah yang menggunakan produk-produk di PT. Pegadaian (Persero) yang
berbasis konvensional maupun syari’ah, meliputi : Amanah, Arrum BPKB Arrum Emas,
Arrum Haji, Krasida, Kreasi , Kreasi Ultra Mikro, Kreasi Multi Guna dan Rahn Tasjily
Tanah.
Kriteria dan Syarat Pengajuan Relaksasi Kredit meliputi
1. Nasabah Pegadaian yang merupakan Pemilik Usaha/Petani/Nelayan yang terdampak atau
mengalami penurunan penghasilan akibat dari Pandemi COVID-19
2. Barang yang menjadi jaminan dan usaha dari pemilik usaha masih ada.
3. Nasabah yang memanfaatkan produk Kreasi, Arrum Mikro, Arrum Ultra Mikro, Arrum
Ekspress Loan, Amanah, Rahn Tasjily Tanah, Kreasi Ultra Mikro, Kreasi Ekspress Loan,
dan Kreasi Multi Guna Memiliki usaha tapi mengalami penurunan pendapatan karena
pandemi.
B. Kendala Pemberian Relaksasi Kredit Bagi Nasabah PT. Pegadaian Cabang Karawang
Yang Terdampak Pandemi Covid-19 meliputi :
Adapun kendala-kendala dalam pemberian relaksasi kredit bagi nasabah PT. Pegadaian
Cabang Karawang diantaranya sebagai berikut :
1. Nasabah PT. Pegadaian tidak mengajukan permohonan restrukturisasi dikarenakan
debitur UMKM mengira bahwa relaksasi kredit dapat didapatkan secara otomatis tanpa
adanya pengajuan permohonan restrukturisasi kepada PT. Pegadaian. Nasabah PT.
Pegadaian tidak memenuhi kriteria yang dapat dilakukan relaksasi kredit, di mana
nasabah tidak memenuhi prinsip 5C dan 7P.
2. Kendala debitur dalam mengajukan permohonan restrukturisasi kredit, terkait ketentuan
pengenaan biaya administrasi oleh kreditur terhadap debitur yang hendak melaksanakan
mekanisme penerapan restrukturisasi kredit di Lembaga Bank dan Non Bank. Oleh karena
itu, baik debitur selaku nasabah maupun lembaga penyedia keuangan selaku kreditur yang
terdiri dari lembaga Bank serta lembaga Non Bank harus mentaati perjanjian kredit yang
telah disepakati oleh kedua belah pihak.
3. Nasabah PT. Pegadaian salah persepsi,
4. Nasabah PT. Pegadaian sulit dihubungi
5. Debitur sebagai Nasabah PT. Pegadaian sulit untuk diajak bekerjasama.
6. Tidak adanya keterbukaan debitur pada saat dilakukan negosiasi oleh PT Pegadaian
7. PT Pegadaian mengalami kesulitan dalam melakukan pendekatan terhadap Debitur
sebagai Nasabah PT.Pegadaian karena sikap debitur yang tidak kooperatif.
8. Isi putusan relaksasi yang telah disepakati bersama antara kreditur dengan debitur tidak
dijalankan sesuai dengan kesepakatan.
9. Restrukturisasi kredit tidak didukung dengan informasi mengenai dokumen yang
lengkap tentang usaha debitur.
10. PT. Pegadaian mengalami kesulitan untuk melakukan pengawasan terhadap usaha
Debitur sebagai Nasabah PT. Pegadaian maupun kondisi keuangan debitur secara
langsung.
STATUS LUARAN: Tuliskan jenis, identitas dan status ketercapaiansetiap luaran wajib dan luaran
tambahan (jika ada)yang dijanjikan. Jenis luarandapat berupa publikasi, perolehan kekayaan intelektual, hasil
pengujian atau luaran lainnya yang telah dijanjikan pada proposal. Uraian status luaran harus didukung
dengan bukti kemajuan ketercapaian luaran sesuai dengan luaran yang dijanjikan. Lengkapi isian jenis luaran
yang dijanjikan serta mengunggah bukti dokumen ketercapaian luaran wajib dan luaran tambahan melalui
SIHIPKA.
terbit pada Jurnal Scopus antara Q1 sampai dengan Q3. Tim Peneliti dalam proses mensubmit
Artikel hasil Penelitian di Jurnal Sqopus Q3 Cornell International Law Jurnal, dengan link :
https://scholarship.law.cornell.edu/cilj/
Kemudian artikel yang telah terbit Tim Peneliti akan mendaftarkan pada hak cipta penelitian
melalui LPPM Unsika melalui akun e office Unsika.
KENDALA PELAKSANAAN PENELITIAN: Tuliskan kesulitan atau hambatan yang dihadapi selama
melakukan penelitian dan mencapai luaran yang dijanjikan, termasuk penjelasan jika pelaksanaan penelitian
dan luaran penelitian tidak sesuai dengan yang direncanakan atau dijanjikan.
Dalam Penelitian ini kendala yang di hadapi adalah waktu pelaksanaan yang singkat,
kemudian dimana situasi masih dalam keadaan Pandemi Covid 19 sehingga membatasi segala
kegiatan yang ada. Kemudian terkait luaran yang berupa Sqopus juga menjadi tantangan
tersendiri yang cukup menyita pikiran dan perhatian, dimana diakui bagi Tim Peneliti sendiri
masih perlu banyak bimbingan dan belajar bagaimana tip dan trik agar bisa tembus pada
Jurnal Sqopus. Tim Peneliti sangat berharap dari Pihak LPPM sering mengadakan Coaching
Clinic atau seminar seminar berkaitan dengan kiat kiat tembus pada Jurnal Scopus di waktu
yang mendatang.
RENCANA TAHAPAN SELANJUTNYA: Tuliskan dan uraikan rencana penelitian berikutnya, dengan
melihat hasil penelitian yang telah diperoleh. Jika terdapat target yang belum diselesaikan pada akhir
penelitian, pada bagian ini dapat dituliskan rencana penyelesaian target tersebut.
Artikel penelitian dalam proses Submit pada Jurnal Internasional bereputasi Scopus Kategori
Q3 Cornell International Law Jurnal, dengan link : https://scholarship.law.cornell.edu/cilj/ .
Jika Artikel sudah terbit, akan mendaftarkan pada hak cipta.
DAFTAR PUSTAKA: PenyusunanDaftar Pustaka berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan
pengutipan. Hanya pustaka yang disitasi pada laporan akhir yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.