Anda di halaman 1dari 6

Nama: Nandini Dipacandrika

NIM: F1D023026
Jurusan: Ilmu Politik

LIBERALISASI PASAR DAN OLIGARIKI

A. Liberalisasi Pasar
Liberalisasi pasar merupakan proses regulasi pasar dan penghapusan kontrol
pemerintah dalam ekonomi untuk memberikan partisipasi yang lebih besar bagi
entitas bisnis swasta. Secara tidak langsung liberalisasi pasar berarti pelonggaran
regulasi dan pembatasan pemerintah dalam ekonomi untuk memberikan kesempatan
yang lebih luas bagi sektor swasta dengan mengurangi peran pemerintah di beberapa
sektor bisnis.

B. Tujuan Liberalisasi
Tujuan liberalisasi pasar antara lain:
1. Mendorong investasi dengan menghapuskan aturan tentang investasi.
Liberalisasi pasar sangat mendorong adanya investasi yang masuk ke dalam
negara karena investasi dianggap sebagai salah satu aset besar dalam
keberlangsungan liberalisasi. Dengan penghapusan beberapa aturan soal
investasi yang dirasa menyulitkan diharapkan proses investasi masuk ke dalam
negara akan lebih lancar.
2. Meningkatkan devisa.
Devisa juga menjadi salah satu aspek yang dicari dalam liberalisasi pasar.
Devisa sendiri adalah instrumen keuangan yang dapat digunakan sebagai alat
pembayaran internasional. Peningkatan devisa dapat dilakukan dengan banyak
hal salah satunya adalah dengan investasi.
3. Mengurangi defisit pemerintah.
Mengurangi defisit pemerintah antara lain dengan cara memotong pengeluaran
pemerintah. Mengurangi defisit pemerintah juga bisa terlaksana dengan cara
meningkatkan pendapatan negara maupun dengan cara berfokus pada
pembelanjaan penting.
C. Bentuk Liberalisasi Pasar.
1. Privatisasi.
Privatisasi adalah proses di mana pemerintah mengurangi kepemilikan atas
sektor yang mengatur hajat hidup orang banyak, atau dengan kata lain
pemerintah mengalihkan layanan publik (contoh: pendidikan, jalan raya,
rumah sakit) menjadi kepemilikan swasta.
Bentuk lain dari privatisasi yang sering kita dengar adalah investasi. Di dalam
investasi, negara mempersilahkan negara lain untuk masuk dan menanamkan
modalnya di Indonesia, namun jelas tidak semua sektor diperbolehkan sebagai
sarana investasi. Beberapa sektor yang dilarang antara lain: produksi narkoba,
perjudian, penangkapan spesies ikan, produksi senjata, pengambilan koral dan
kimia.
2. Deregulasi.
Menurut UU nomor 6 tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 tahun 2022 tentang Cipta
Kerja, deregulasi adalah proses penyederhanaan ijin dan prosedur yang
biasanya regulasinya berhubungan dengan ruang lingkup ekonomi.
Tujuan dari deregulasi adalah untuk menyederhanakan dan menghapus
regulasi yang sekiranya menghambat.
Contoh dari deregulasi adalah:
a. Pengampunan pajak (UU nomor 11 tahun 2016 tentang Pengampunan
Pajak)
b. Rezim devisa bebas (UU nomor 24 tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa
dan Sistem Nilai Tukar)

3. Pengurangan Defisit.
Defisit merupakan salah satu kebijakan fiskal yang menjadi perhatian
dalam menjaga kesinambungan fiskal secara nasional. Salah satu bentuk dari
pengurangan defisit adalah dengan penghapusan bentuk-bentuk subsidi dan
pengurangan layanan publik (layanan pendidikan dan kesehatan)
D. Apakah Liberalisasi Pasar Sama Dengan Kebebasan Ekonomi?
Liberalisasi pasar sering kali dikaitkan dengan kebebasan ekonomi, sebab
negara sama-sama mengurangi partisipasinya di dalam laju perdagangan, namun
kenyataannya adalah liberalisasi pasar sama sekali berbeda dengan kebebasan
ekonomi.
Di Indonesia misalnya, liberalisasi pasar membangkitkan banyak sekali
predator politik yang nantinya secara tidak langsung akan menimbulkan oligarki.
Oligarki sendiri adalah sebuah bentuk di mana kuasa politik dipegang oleh segelintir
orang dengan kepemilikan sumber daya ekonomi yang sangat besar. Beberapa contoh
dari oligarki antara lain:
a. Uang dan kekuasaan tidak bisa dipisahkan.
b. Kekuasaan dikendalikan oleh segelintir orang.
c. Ketidaksetaraan ekonomi sistemik.
d. Kekuasaan untuk mempertahankan kekayaan penguasa.
Menurut Jeffrey A. Winters di dalam bukunya yang berjudul Oligharcy,
oligarki dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Warring Oligharcy (Kekuasaan dibangun menggunakan senjata)
b. Ruling Oligharcy (Gabungan antara pendekatan persuasif dengan
kekerasan)
c. Sultanistic Oligharcy (Oligarki yang hanya berpusat pada satu orang)
d. Civil Oligharcy (Oligarki yang menggunakan kekuasaan ekonomi)
KETIMPANGAN DAN REDISTRIBUSI

Ketimpangan adalah kondisi kesenjangan/gap terkait pemilikan kekayaan atau sumber


daya pemilikan dan akses untuk memperbaiki, meningkatkan, dan mempertahankan kekayaan
tersebut. Demokrasi yang sekarang diterima luas sebagai sistem politik dunia secara tidak
langsung memperbesar kesenjangan ekonomi, bahkan dikatakan bahwa demokrasi liberal
memperburuk ketimpangan sosial dan ekonomi.

Ketimpangan sosial juga berkaitan erat dengan gini ratio. Gini ratio adalah ukuran
yang dikembangkan oleh statistikus Italia, Corrado Gini pada tahun 1912 dan berdasarkan
karya ahli ekonomi Amerika Max Otto Lorenz. Gini ratio sendiri merupakan indeks yang
digunakan untuk mengukur tingkat kesenjangan ekonomi di suatu negara atau wilayah.

Di dalam gini ratio, angka 0 menunjukkan, kesetaraan sempurna sedangkan angka 1


menunjukkan ketimpangan sempurna.
Berikut adalah contoh dari data ketimpangan sosial:

 KETIMPANGAN DAN DEMOKRASI


Kesenjangan sosial ekonomi dalam bentuk ketimpangan pendapatan sangat
berpengaruh bagi menurunnya kualitas hidup warga seperti: kemiskinan, akses
pendidikan dan kesehatan, dan melemahnya kesetadaan politik dan demokratis secara
umum.
Menurut Diamond, kualitas demokrasi antara lain:
1. Freedom
2. Rule of law
3. Competition
4. Equality
5. Participation
6. Horizontal Accountability
7. Vertical Accountability
8. Responsiveness
 KETIMPANGAN DAN REDISTRIBUSI
Ketimpangan dipertahankan melalui manipulasi hukum atau aturan, praktik
KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), serta kadang juga melibatkan premanisme
dan kekerasan. Redistribusi pendapatan merupakan salah satu cara untuk
menanggulangi ketimpangan.
Instrumen redistribusi yang dimiliki oleh negara yaitu: pajak dan belanja
sosial. Sedangkan pasar memiliki instrumen redistribusinya sendiri yaitu: fair price,
perfect competitive market. Lalu yang terakhir ada instrumen redistribusi masyarakat
yang terdiri dari trust, tolerant, dan cultural harmony.

Anda mungkin juga menyukai