Anda di halaman 1dari 106

PENERAPAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM PADA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PASIEN DENGAN


PERILAKU KEKERASAN DI DESA CIBUNAR KECAMATAN
TAROGONG KIDUL WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS
KERSAMENAK KABUPATEN GARUT
TAHUN2023

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Ahli Madya
Keperawatan

GILANG DZIHAD BAHARI


191FK06075

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA


FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
GARUT

2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Penerapan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Pada Asuhan Keperawatan Jiwa


Pada Pasien Dengan Perilaku Kekerasan Di Desa Cibunar Kecamatan
Tarogong Kidul Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kersamenak Kabupaten
Garut Tahun 2023

GILANG DZIHAD BAHARI


191FK06075

Telah di setujui untuk diajukan pada sidang

proposal Program Studi Diploma III Keperawatan

Universitas Bhakti KencanaGarut

Menyetujui,

PembimbingI PembimbingII

Santi Rinjani,S.Kep.,Ners.,M.Kep Ridwan Riadul Jinan, SKM.,M.Si

Mengetahui,
Ketua Program Studi D-III Keperawatan
Universitas Bhakti Kencana Garut

Ns.WinasariDewi,M.Kep

i
LEMBARPENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperbaiki sesuai dengan

masukan Tim penguji Karya Tulis Ilmiah Program D-III

Keperawatan Universitas Bhakti Kencana Garut

2023

Penguji I Penguji II

(Ns. Winasari Dewi, M.Kep.) (Ranny )

Mengetahui,
Ketua Program Studi D-III Keperawatan
Universitas Bhakti Kencana
Garut

Ns.WinasariDewi,M.Kep

ii
PERNYATAAN

Saya yang menyatakan bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah yang


berjudul“Penerapan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Pada Asuhan Keperawatan
Jiwa Pada Pasien Dengan Prilaku Kekerasan Di Desa Cibunar Kecamatan
Tarogong Kidul Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kersamenak Kabupaten Garut
Tahun 2023” ini sepenuhnya karya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang
merupakanplagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan dan
pengutipan dengancara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku dalam masyarakat kailmuan.

Atas pernyataan ini saya siap menerima risiko atau sanksi yang dijatuhkan

kepada saya bila kemudian hari ditemukan pelanggaran etika keilmuan dalam

karyasaya ini,atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Garut, 4 Mei 2023


Yang membuat pernyataan

GILANG DZIHAD BAHARI


191FK06075

iii
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA GARUT 2023
GILANG DZIHAD BAHARI

PENERAPAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM PADA ASUHAN


KEPERAWATAN JIWA PASIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI
DESA CIBUNAR KECAMATAN TAROGONG KIDUL WILAYAH KERJA
UPT PUSKESMAS KERSAMENAK KABUPATEN GARUT
TAHUN 2023

ABSTRAK

Putra Wahyu Dinata (2021). Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Resiko Perilaku Kekerasan
Pada Tn.A di Desa Pulau Gelang. Karya Tulis Ilmiah, Program Studi DIII Keperawatan Di
Luar Kampus Utama, Jurusan Keperawatan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau. Pembimbing
(I)Ns.Elmukhsinur, S.Kep.,M.,Biomed, (II) Ns. Nina Selvia Artha, M.KepResiko Perilaku
kekerasan merupakan masalah gangguan jiwa yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain,
dan lingkungan. Proses terjadinya perilaku kekerasan pada pasien akan di jelaskan dengan
menggunakan konsep stress adaptasi Stuart yang meliputi faktror predisposisi dan presipitasi.
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk memberikan asuhan keperawatan dengan
menerapkan strategi pelaksanaan pada klien dengan perilaku kekerasan.
Hasil yang didapatkan oleh penulis setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 5 hari kepada
klien yaitu klien sulit mengontrol emosinya dan berbicara kasar disertai nada yang tinggi,
diagnosa keperawatan yang didapatkan pada klien yaitu resiko menciderai diri sendiri, orang lain,
dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan, rencana keperawatan yang dilaksanakan
telah terstandar, semua rencana tindakan keperawatan dapat dilaksanakanpada implementasi
keperawatan, dan evaluasi keperawatan terhadap diagnosa keperawatan yang ditemukan telah
teratasi.
Saran untuk penulis berikutnya diharapkan karya tulis ilmiah ini agar dapat dikembangkan untuk
mendapatkan asuhan keperawatan yang berguna dan bermanfaat untuk klien di masa yang akan
datang.
Kata kunci: asuhan keperawatan jiwa, resiko perilaku kekerasan

iv
PROGRAM STUDI D-III NURSING
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA GARUT
2023 GILANG DZIHAD BAHARI

APPLICATION OF POSITIVE ABILITIESIN PROVIDING MENTAL


NURSING CARETO CLIENT SWITH LOW SELF ESTEEMIN CIBUNAR
VILLAGE,TAROGONG KIDUL DISTRICT,UPT KERSAMENAK HEALTH
CENTER WORKING AREA, GARUT REGENCYIN 2023

ABSTRACT

Low self-esteem is likely to have negative feelings towards oneself so that


clientstend to experience lack of confidence, feel useless and feel always fail in
achievingdesires, at the Puskesmas kersamenak Cibunar Village has 20 clients with
low self-esteem and until now has not changed, one intervention, namely positive
abilityexercisetherapyiscarriedouttoexplorethepositiveaspectsthatareactuallyowned,S
othatafeelinggrowsthat heisuseful andabletobecomea better individual,the purpose of
this study is to increase self-esteem. This research methoduses descriptive with a case
study of the nursing care process approach. The research subjects used in the case
study were 2 clients with Low Self-Esteem. The case study was conducted at the
Kersamenak Health Center in August 2023.Data collection tools with
assessments,patient activity schedule sheets.
The results of the case study showed that 2 clients experienced an increase in self-
esteem after 4 days of positive ability training, in the form of positive ability training
was able to increase the self-esteem of client show experienced lowself-esteem.Based
on the results of this case study, it is expected that health workers will apply positive
abilities in providing nursing care for patients with lowself-esteem problems.

Keywords:lowself-esteem,nursingcare,applicationofpositiveabilitiesReference

List:Internet 7,Journal4,Document 3(2015-2022)

v
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan
Karunia-Nya serta tidak lupa sholawat dan salam penulis panjatkan kepada baginda
Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal karya tulis
ilmiah yang berjudul “Penerapan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Pada Asuhan
Keperawatan Jiwa Pada Pasien Dengan Perilaku Kekerasan Di Desa Cibunar
Kecamatan Tarogong Kidul Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kersamenak
Kabupaten Garut Tahun 2023”
Adapun pengajuan Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu
syaratuntuk mengerjakan karya tulis ilmiah pada program D-III keperawatan di
UniversitasBhaktiKencanaGarut.

Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak akan selesai
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantas
nya penulis dengan penuh hormat mengucapkan terimakasih dan mendoakan semoga
Allah SWT memberikan balasan terbaik kepada:

1. Bapak H.Mulyana,SH.,M.Pd.,MH.Kes.selaku ketuaYayasan Adhi Guna Kencana


2. Bapak Edi Junaedi, S.Kep., MH.Kes. selaku Pelaksana Harian Yayasan Adhi
Guna Kencana Garut
3. Bapak Dr.Apt.Entris Sutrisno,MH.Kes.selaku Rektor Universitas Bhakti Kencana
4. Ibu Siti Jundiah, M.Kep. sebagai Dekan Fakutas Keperawatan Universitas Bhakti
Kencana Garut
5. Ibu Ns.Winasari Dew i,M.Kep.selaku Ketua Prodi D-III Keperawatan Universitas
Bhakti Kencana Garut dan Selaku Dosen Pembimbing II dalam menyusun
KaryaTulis Ilmiah yang telah memberi bimbingan dan sarannya.
6. Ibu Santi Rinjani,S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku Dosen Pembimbing I dalam
menyusun Karya Tulis Ilmiah yang telah mendukung dan memberi saran kepada
penulis dengan begitu besar,sabar dan penuh pengertian.
7. Bapak Ridwan Riadul Jinan,SKM.,M.Si. Selaku Panitia KaryaTulis Ilmiah dan selaku
pembimbing II.
8. Seluruh Staf Dosen dan Karyawan Universitas Bhakti Kencana Garut yang telah
memberikan ilmu, suport serta bimbinganya.

vi
9. Kedua orang tua penulis tercinta yaitu Ayah Letda Ateng Wahyudi dan
Alm.Bunda Yanti Yustiani, A.Md.Keb serta ibu sambung saya Ibu Niknik Putri
Aprilianti,A.Md.Keb yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat serta
materi dalam melaksanakan perkuliahan selama ini dan tak pernah berhenti
berjuang dan berkorban demi tercapai nya cita-cita sehingga penulis mampu
menyelesaikan Karya TulisIlmiah ini.
10. Adik-adik tersayang yaitu Nazriel Fazrin Azhari, Livia Thalitha Qodrunada,
Arshaka Malik Akbar yang selalu memberikan doa dansemangat.
11. Keluarga besar penulis yang selalu mendoakan dan memberi semangat.
12. Sahabat terdekat yaitu Moch Hafidz Ibnu, Asep Ahmad Ihsan, Damar, Rizki
Athariq yang selalu memberi masukan dan pendapatnya untuk menyelesaikan
Karya TulisI lmiah
13. Teman-teman seperjuangan yang selalu membantu dalam segala hal dan
memberimasukan serta saran yang membangun untuk menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiahini.
14. Sodari Tasha Viona Gabriella yang selalu memberi suport dan bantuan nya dalam
menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
15. Kepada Ayah Tatang Budiman dan Mamah Enny Sumarni saya ucapkan
terimakasih dalam memberikan segala dukungan dan do’a kepada saya
Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis ini masih banyak
kekurangan sehingga penulis sangat mengharapkan segala masukan dan saran yang
sifatnya membangun guna penulisan Karya Tulis Ilmiah yang lebih baik.

Garut,4 Mei 2023

Penulis

GILANG DZIHAD BAHARI

vii
DAFTARISI

COVER
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................ii
SURAT PERNYATAAN.........................................................................................iii
ABSTRAK................................................................................................................iv
ABSTRACT..............................................................................................................v
KATA PENGANTAR..............................................................................................vi
DAFTAR ISI.............................................................................................................vii
DAFTAR BAGAN....................................................................................................xi
DAFTAR TABEL.....................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................xiii

BABI PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................5
1.3.1 Tujuan Umum....................................................................................5
1.3.2 Tujuan Khusus...................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................6

BABII TINJAUANPUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Harga Diri Rendah..............................................................8


2.1.1 Definisi...............................................................................................8
2.1.2 Etiologi...............................................................................................10
2.1.3 Tanda dan Gejala...............................................................................12

viii
2.1.4 Rentangrespon....................................................................................13
2.1.5 ProsesTerjadinyaHargaDiri rendah....................................................14
2.1.6 PenatalaksanaanMedis.......................................................................16
2.1.7 PenatalaksanaanKeperawatan............................................................16
2.2 KonsepAsuhanKeperawatanJiwa...............................................................17
2.2.1 PengkajianKeperawatan.....................................................................17
2.2.2 PohonMasalah....................................................................................24
2.2.3 Diagnosis............................................................................................24
2.2.4 IntervensiKeperawatan.......................................................................24
2.2.5 Implementasi......................................................................................26
2.2.6 Evaluasi..............................................................................................27
2.3 konsepPenerapan Kemampuan Positif.......................................................27
2.3.1 Definisi..............................................................................................27
2.3.2 Tujuan................................................................................................27
2.3.3 StandarOperasional Prosedur............................................................28
BABIIIMETODOLOGIPENELITIAN
3.1 DesainPenelitian........................................................................................32
3.2 SubjekPenelitian........................................................................................32
3.2.1 Kriteria Inklusi...................................................................................32
3.2.1KriteriaEksklusi..................................................................................32
3.3 Tempatdan Waktu Penelitian......................................................................33
3.3.1 TempatPenelitian...............................................................................33
3.3.2 WaktuPenelitian.................................................................................33
3.4 TahapPelaksanaan.......................................................................................33
3.4.1 TahapPersiapan...................................................................................33
3.4.2 TahapPelaksanaan..............................................................................33
3.4.3 TahapAkhir.........................................................................................34
3.5 FokusStudi..................................................................................................34
ix
3.6 Metode Pengumpulan Data.........................................................................35
3.6.1 Wawancara.........................................................................................35
3.6.2 Observasi............................................................................................35
3.6.3 Dokumentasi.......................................................................................36
3.7 Etika Studi Kasus.......................................................................................37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil............................................................................................................39
4.1.1 Gambar Lokasi Pengambilan Data.....................................................39
4.1.2 Pengkajian...........................................................................................39
4.1.3 Analisa Data........................................................................................49
4.1.4 Diagnosa Keperawatan.......................................................................51
4.1.5 Pohon Masalah....................................................................................51
4.1.6 Perencanaan........................................................................................56
4.1.7 Pelaksanaan.........................................................................................60
4.2 Pembahasan................................................................................................64
4.2.1 Pengkajian...........................................................................................65
4.2.2 Diagnosa Keperawatan.......................................................................65
4.2.3 Rencana Keperawatan.........................................................................66
4.2.4 Implementasi Keperawatan.................................................................67
4.2.5 Evaluasi Keperawatan.........................................................................68
4.2.6 Pase Komunikasi.................................................................................69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.................................................................................................77
5.2 Saran...........................................................................................................78

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x
DAFTARBAGAN

2.1 Bagan Rentang Respon Konsep-Diri................................................................13

2.2 Bagan Pohon Masalah.......................................................................................24

4.1 Genogram Tn. A.................................................................................................41

4.2 Genogram Tn. D.................................................................................................42

4.3 Pohon Masalah...................................................................................................51

xi
DAFTARTABEL

1.1 Data Gangguan Jiwa..........................................................................................33

2.3Konsep Penerapan Kemampuan Positif...........................................................33

4.1 Identitas Klien....................................................................................................39

4.2 Riwayat Penyakit...............................................................................................40

4.3 Pemeriksaan Fisik..............................................................................................40

4.4 Konsep Diri.........................................................................................................43

4.5 Terapi Medik......................................................................................................49

4.6 Analisa Data Pasien............................................................................................50

4.7 Perencanaan........................................................................................................52

4.8 Pelaksanaan Dan Evaluasi................................................................................60

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Format Pengkajian

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian

Lampiran3 Surat Izin Bankesbangpol

Lampiran4 Surat Lolos Inform

Consent

Lampiran5 Persetujuan Setelah Penjelasan Inform

Consent

Lampiran 6 SOP Latihan Kemampuan Positif

Lampiran7 Catatan Bimbingan

Proposal

Lampiran8 Lembar Penguji Proposal

Lampiran9 Catatan Bimbingan Karya Tulis Ilmiah

Lampiran10 Dokumentasi

Lampiran11 Daftar Riwayat Hidup


xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan


sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuasakan, perilaku
dan koping yang efektif, konsep diri yang positif, dan stabilan emosional
(Stuart, 2016). Gangguan jiwa adalah pola pikir atau psikologis yang
ditunjukkan oleh pasien yang menyebabkan distress, disfungi, dan
menurunkan kualitas kehidupan. Hal ini mencerminkan disfungsi psikologis
dan bukan sebagai akibat dari penyimpangan social atau konflik dengan
masyarakat (Madhani dan Kartina 2020).
Menurut World Health Organization (2016) bahwa 21 juta orang dengan
Skizofrenia dengan prevalensi pasien dengan perilaku kekerasan di dunia.
Berdasarkan data Nasional Indonesia pada tahun 2017 dengan risiko perilaku
kekerasan sekitar 0,8% atau dari 10.000 orang. Dari data tersebut dapat dilihat
bahwa angka kejadian risiko perilaku kekerasan sangatlah tinggi (Pardede,
Siregar dan Hulu 2020).
Riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2018) menunjukkan angka prevalensi
rumah tangga yang memiliki anggota keluarga yang menderita
skizofrenia/psikosis yaitu sebesar 7/1000 dengan cakupan pengobatan 84,9%.
Selain itu, prevalensi remaja berusia >15 tahun yang menderita skizofrenia/psikosis
mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2013 (6%menjadi 9,8% pada tahun 2018.
Provinsi dengan penyebaran skizofrenia/psikosis tertinggi yaitu Bali (11,1%) disusul
DI Yogyakarta (10,4%),dimana Sulawesi Selatan berada diurutan ke-5 sebanyak
8,8%. Sedangkan menurut tempat tinggal, penderita skizofrenia/psikosis banyak
terdapat dipedesaan (7%) dibandingkan perkotaan (6,4%) (Widiasari 2021)
Skizofrenia adalah gangguan jiwa yang paling banyak ditemukan.
Skizofrenia merupakan suatu bentuk psikosa fungsional dengan gangguan utama
pada proses pikir serta disharmoni (keretakan,perpecahan) antara proses pikir,
afek/emosi, kemauan, dan psikomotor disertai distorsi kenyataan, sehingga dapat
mengakibatkan inkoherensi dan risiko perilaku kekerasan (Stuart & Laraia, 2005).
Perilaku kekerasan merupakan tindakan atau perilaku yang membahayakan baik
pada pada diri sendiri, orang lain maupun lingkungn. Menurut Tim Pokja SDKI DPP
PPNI(2016), Perilaku Kekerasan merupakan kemarahan yang diekspresikan secara
berlebihan dan tidak terkendali secara verbal sampai dengan mencederai orang lain
atau merusak lingkungan, risiko perilaku kekerasan adalahsuatu tindakan dimana
seseorang memiliki riwayat perilaku kekerasan yang dapat membahayakan diri
sendiri, orang lain maupun lingkungan.(hasil dari tempat penelitian)
Resiko perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Perilaku kekerasan dapat
dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam 2 bentuk yaitu sedang berlangsung perilaku
kekerasan atau riwayat perilaku kekerasan (Untari dan Kartina 2020)
Resiko perilaku kekerasan merupakan salah satu respon marah diekspresikan
dengan melakukan ancaman, mencederai diri sendiri maupun orang lain dan dapat
merusak lingkungan sekitar. Tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan dapat
terjadi perubahan pada fungsi kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan sosial. Pada
aspek fisik tekanan darah meningkat, denyut nadi dan pernapasan meningkat,
mudah tersinggung, marah, amuk serta dapat mencederai diri sendiri maupun orang
lain (Pardede, Siregar dan Hulu 2020).

Faktor penyebab resiko perilaku kekerasan salah satunya adalah situasi berduka
yang berkepanjangan dari seseorang karena ditinggal oleh seseorang yang
dianggap penting. Jika hal ini tidak terhenti, maka akan menyebabkan perasaan
harga diri rendah yang sulit untuk bergaul dengan orang lain (Untari dan Kartina
2020).

Menurut Muhith (2015) perilaku kekerasan dapat dibagi dua menjadi perilaku
kekerasan secara verbal dan fisik. Perilaku kekerasan secara verbal seperti
mengungkapkan perasan marah dengan cara berbicara baik-baik sedangkan
perilaku kekerasan secara fisik seperti relaksasi dan memukul bantal Perilaku
kekerasan apabila tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan beberapa
dampak, seperti mencederai diri sendiri, memukul bahkan sampai melukai orang
lain, serta merusak lingkungan. Hal tersebut dapat terjadi diakibatkan karena
ketidakmampuan seseorang dalam mengendalikan amarah secara konstruktif
(Prabowo, 2014)

Tanda dan gejala perilaku kekerasan menurut Direja, (2011) meliputi : Fisik :
Mata melotot atau pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup, wajah
memerah, dan tegang, serta postur tubuh kaku. Verbal : mengancam, mengumpat
dengan kata-kata kotor, berbicara dengan nada keras, kasar, ketus. Perilaku :
menyerang orang lain, melukai diri sendiri atau orang lain, merusak lingkungan,
amuk atau agresif. Emosi : tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa
terganggu, dendam, jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin
berkelahi, menyalahkan, dan menuntut. Intelektual : mendominasi, cerewet, kasar,
berdebat, meremehkan, dan tidak jarang mengeluarkan kata-kata bernada
sarkasme. Spiritual : merasa diri berkuasa, merasa diri benar, keragu-raguan, tidak
bermoral, dan kreativitas terhambat. Sosial : menarik diri, pengasingan, penolakan,
kekerasan, ejekan, dan sindiran. Perhatian : bolos, melarikan diri, dan melakukan
penyimpangan seksual.

Intervensi pada pasien dengan resiko perilaku kekerasan dapat dilakukan


dengan pemberian teknik mengontrol perilaku kekerasan dengan pemberian SP I
cara fisik yaitu relaksasi tarik nafas dalam serta penyaluran energi, SP II dengan
pemberian obat, SP III verbal atau social, SP IV spiritual. Intervensi tersebut
dilakukan kepada pasien lalu pasien diberikan jadwal kegiatan sehari dalam upaya
mengevaluasi kemampuan pasien mengontrol perilaku kekerasan (Prasetya, 2018)

Peran perawat sangatlah penting dalam memberikan asuhan


keperawatan pada pasien dengan masalah resiko perilaku kekerasan pada
pasien yang mengalami masalah gangguan kejiwaan. Asuhan keperawatan
yang terdiri dari pengkajian, penetapan diagnosa, pembuatan intervensi,
implementasi keperawatan dan mengevaluasi hasil tindakan keperawatan
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, peneliti merumusakan masalah
sebagai berikut : Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Pemberian Terapi Aktivitas
Kelompok Stimulasi Persepsi Sesi 1 : Mengendalikan Perilaku Kekerasan Secara
Fisik Untuk Mengatasi Risiko Perilaku Kekerasan Pasien Skizofrenia Di
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran nyata tentang asuhan keperawatan pada
dengan diagnosa resiko perilaku kekerasan di Puskesmas
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk memperoleh gambaran nyata dalam pengkajian keperawatan
pada pasien dengan diagnosa resiko perilaku kekerasan di
Puskesmas.
2. Untuk memperoleh gambaran nyata dalam menyusun diagnosa
keperawatan pada pasien dengan diagnosa resiko perilaku
kekerasan di Puskesmas.
3. Untuk memperoleh gambaran nyata dalam menyusun rencana
keperawatan pada pasien dengan diagnosa resiko perilaku
kekerasan di Puskesmas.
4. Untuk memperoleh gambaran nyata dalam melaksanakan
implementasi keperawatan pada pasien dengan diagnosa resiko
perilaku kekerasan di Puskesmas.
5. Untuk memperoleh gambaran nyata dalam menyusun evaluasi
keperawatan pada pasien diagnosa resiko perilaku kekerasan di
Puskesmas.
1.4 Manfaat Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat dirumuskan tujuan dari
penelitian ini adalah :
1.4.1 Bagi Peneliti :
Menambah wawasan penulis dalam hal melakukan studi kasus dan
mengaplikasikan ilmu tentang asuhan keperawatan jiwa pada pasien dengan
masalah perilaku kekerasan
1.4.2 Bagi Tempat Penelitian :
Studi kasus ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi
puskesmas dalam memberikan asuhan keperawatan jiwa pada pasien dengan
masalah perilaku kekerasan.
1.4.3 Bagi Responden :
Menambah wawasan pengetahuan pasien dan keluarga mengenai
gangguan jiwa dengan risiko perilaku kekerasan serta meningkatkan
kemampuan keluarga untuk membantu mengontrol rasa marah atau
perilaku kekerasan pada pasien
1.4.4 Bagi Pergutuan Tinggi :
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai kontribuasi dalam menanamkan minat,
motivasi dan sikap dari mahasiswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar
bagi mahasiswanya.
1.4.5 Ilmu Bagi Perkembangan Keperawatan:
Hasil penelitian yang diperoleh dapat sebagai perbandingan dan bahan penelitian
selanjut nya di bidang keperawatan jiwa dan dapat menjadi referensi dan rujukan
dalam pembuatan atau pun pengaplikasian askep

.
1.4.6 Bagi Perawat

Sebagai masukan serta acuan bagi perawat dalam meningkat kan


pelayanan keperawatan,terutama dalam teknik penerapan relaksasi
nafas dalam asuhan keperawatan jiwa pada pasien dengan masalah
perilaku kekerasan.
2
0
2
1
9

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Resiko Prilaku Kekerasan


2.1.1 Definisi

Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang


bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Marah
tidak memiliki tujuan khusus, tapi lebih merujuk pada suatu perangkat
perasaan- perasaan tertentu yang biasanya disebut dengan perasaan marah.
(Dermawan dan Rusdi, 2013 ).
Perilaku kekerasan adalah salah satu respons marah yang diespresikan dengan
melakukan ancaman, mencederai orang lain, dan merusak lingkungan. Respons ini dapat
menimbulkan kerugian baik bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
(Keliat,dkk, 2011).
Perilaku kekerasan merupakan suatu rentang emosi dan ungkapan kemarahan
yang dimanisfestasikan dalam bentuk fisik. Kemarahan merupakan suatu komunikasi
atau proses penyampaian pesan individu. Orang yang mengalami
kemarahan sebenarnya ingin menyampaian pesan bahwa ia“tidak setuju, merasa
tersinggung, merasa tidak dianggap, merasa tidak dituntut atau diremehkan”
(Yosep, 2011).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik pada dirinya sendiri maupun
orang lain, disertai dengan amuk dan gaduh gelisah yang tidak terkontrol.
(Kusumawati, 2010).
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi ini
maka perilaku kekerasan dapat di lakukan secara verbal, di arahkan pada diri
sendiri, orang lain, dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam
dua bentuk yaitu saat sedang berlangsung perilaku kekerasan atau riwayat
perilaku kekerasan (Dermawan dan Rusdi, 2013 ).
10

2.1.2 Etiologi
Pada orang dengan perilaku kekerasan dapat merasakan denyut nadi
meningkat, pernafasan meningkat, mudah tersinggung terhadap orang
lainnya, serta mempunyai keinginan untuk mencederai diri sendiri maupun
orang lainnya (Pardede, Siregar & Hulu, 2020).

Terdapat tanda dan gejala pada orang dengan perilaku kekerasan


seperti (Pardede, 2020):

1. Emosi : Tidak cukup menahan emosi, merasa tidak nyaman, rasa


terganggu, dan merasa marah

2. Intelektual : Mendominasi, cerewet, suka bicara kotor, gampang


berdebat, dan cenderung meremehkan

3. Fisik : Wajah nampak kemerahan, mata tajam, nafas pendek, mudah


berkeringat, fisik tidak sehat, menggunakan obat-obatan terlarang, tekanan
darah mudah mengalami peningkatan

4. Spiritual : Merasa paling benar, selalu membenarkan diri sendiri,


mempunyai kebimbangan, tidak mempunyai etika, berperilaku tidak baik,
tidak kreatif

5. Sosial : Tidak mudah bersosialisasi, dijauhi orang lain, merasa tidak


dihargai oleh lingkungan sekitar, mendapatkan omongan dari orang lain
Tanda dan gejala perilaku kekerasan berdasarkan :

1. Subjektif : Mempunyai perasaan jengkel, keinginan untuk melukai


orang sekitar, orang lain, suka membentak dan menyerang orang lain.

2. Objektif : Ekspresi mata melebar, tangan mengepal, wajah


memerah, postur tubuh tegar, terkadang bicara kasar, mudah marah, dapat
melukai orang lain serta diri sendiri..

Menurut Nada Nicnoc pada tahun 2017 faktor yang mempengaruhi Harga
Diri Rendah meliputi faktor yang mempengaruhi harga diri rendah meliputi faktor
Predisposisi dan faktor Presipitasi yaitu :
11
1. Faktor Predisposisi
Tanda dan gejala dari resiko perilaku kekerasan tersebut muka merah
dan tegang, mata melotot/pandangan tajam, mengepalkan tangan,
bicara kasar, mengatupkan rahang dengan kuat, suara tinggi/menjerit
dan berteriak, mengancam secara verbal dan fisik, melempar atau
memukul benda/orang lain, merusak barang atau benda
2. Faktor Presipitasi
a. Faktor Genetik
Putus obat sebagai pencetus pasien mengalami risiko perilaku
kekerasan. Pasien mengungkap kan bahwa penyebab putus
obat disebabkan berbagai faktor, seperti efek samping obat
yang membuat pasien pusing,tidak ada yang mengingatkan
untuk kontrol dan minum obat serta keinginan untuk tidak
mengkonsumsi obat lagi.
b. Faktor Psikologis
Konsep diri sebagai pencetus pasien mengalami risiko
perilaku kekerasan.
c. Faktor Sosial Budaya
Partisipan mengungkapkan bahwa konflik lingkungan yang
menjadi stressor danpenyebab seseorang mengalami
gangguan jiwa. Ketidak harmonisan membuat diri ingin
marah dan berbicara dengan kasar.
d. Faktor Biologis
Teori ini menyatakan bahwa perilaku kekerasan disebabkan oleh
suatu dorongan kebutuhan dasar yang sangat kuat, akibat dari
psikologis terhadap stimulus eksternal, internal, maupun
lingkungan (Purwanto, 2015). Faktor biologis secara alami dapat
menjadi salah satu faktor penyebab (predisposisi) atau menjadi
faktor pencetus (presipitasi) terjadinya resiko perilaku kekerasan
pada individu. Faktor predisposisi yang berasal dari biologis dapat
dilihat sebagai suatu keadaan atau faktor resiko yang dapat
mempengaruhi peran manusia dalam menghadapi stressor (Stuart,
2016). Faktor biologis merupakan adanya pemberian stimulus
elektris ringan pada hipotalamus yang daapat menyebabakan
perilaku yang agresif (Kusumawati, 2012). Adapun yang termasuk
faktor biologis ini adalah:
12
a) Struktur otak (Neuroanatomi)
Penelitian ini di fokuskan pada tiga area yang diyakini
terlibat dengan perilaku agresif adalah system limbik,
lobus frontal, dan hypothalamus. Neurotransmitter
juga diusulkan memberikan peran dalam munculnya
resiko perilaku kekerasan untuk menekankan dalam
masalah tersebut.
(Stuart, 2016)
b) Genetik
Adanya faktor gen yang di turunkan melalui orang tua.
Secara genetik ditemukan pada kromosom 5 dan 6 yang
dapat menyebabkan individu tersebut mengalami
skizofrenia. Penelitian yang paling penting memusatkan
pada penelitian anak kembar yang menunjukan anak
kembar identik beresiko mengalami skizofrenia sebesar
50% sedangkan pada kembar non identik /fraternal
beresiko 15% mengalami skizofrenia. resiko 15% jika
salah satu orang tua menderita skizofrenia, angka ini
meningkat 40%-50% jika kedua orang tua biologis
menderita skizofrenia (Stuart, 2016 & Townsend, 2010).
Faktor genetik tipe karyoype XYY, dimana pada umumnya
dimiliki oleh orang-orang yang tersangkut dalam hukum
akibat dari perilaku agresif (Damaiyanti, 2012).

c) Neurotransmiter
Neurotransmiter adalah zat kimia yang ditransmisikan
keseluruh neuron sinapsis, sehingga menghasilkan
komunikasi antara otak dan struktur otak yang lain.
Peningkatan atau penurunan zat ini dapat
memperburuk atau menghambat perilaku agresif
(Stuart, 2016). Neurotransniter merupakan zat kimia
otak yang di edarkanlalu menuju neuron melalui
sinap, yang dapat mempengaruhi dalam proses
komunikasi antar struktur otak, sehingga peningkatan
13
atau penurunan zat tersebut dapat mempengaruhi
perilaku seseorang. Terjadinya perubahan
keseimbangan senyawa maka dapat menyebabkan
terjadinya penghambatan atau dapat memperburuk
perilaku agresi (Stuart, 2016).

d) Imunovirologi
Karakteristik biologis yang berhubungaan dengan
perilaku kekerasan adalah riwayat dalam pengunaan
NAPZA.Pengunaan obat NAPZA akan
mempengaruhi fungsi otak,mempengaruhi terapi dan
perawatan yang diberikaan.(Satrio, 2015)

2.1.3 Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala dari resiko perilaku kekerasan tersebut muka merah
dan tegang, mata melotot/pandangan tajam, mengepalkan tangan, bicara
kasar, mengatupkan rahang dengan kuat, suara tinggi/menjerit dan berteriak,
mengancam secara verbal dan fisik, melempar atau memukul benda/orang
lain, merusak barang atau benda
14
15
16

2.1.3 RentangRespon
Perilaku atau respon kemarahan dapat berflutuatif dalam rentang adaptif
sampai maladaptif. Rentang respon marah menurut (Fitria, 2010) dimana
amuk dan agresif pada rentang maladaptif, seperti gambar berikut :
Rentang respon kemarahan dapat berupa assertif, frustasi, agresif, dan mengamuk
(Putri, N& Fitrianti, 2018).

Bagan 2.1 Rentang respon

Keterangan :
Asertif : Kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain
Frustasi : Kegagalan mencapai tujuan karena tidak realistis/ terhambat
Pasif : Respon lanjutan dimana klien tidak mampu mengungkapkan
perasaannya
Agresif : Perilaku destruktif tapi masih terkontrol
Amuk : Perilaku destruktif dan tidak terkontrol
17

2.1.4 Proses Terjadinya Resiko Prilaku Kekerasan

Resiko Prilaku Kekerasan dapat terjadi disebabkan oleh beberapa tahapan, Tahapan
perilaku agresif kekerasan pada resiko perilaku kekerasan:
1. Tahap 1 (Tahap memicu)
Tahapan ini dimana klien mengalami kondisi cemas dan ditandai
dengan perilaku agitasi, mondar-mandir, dan menghindari kontak
dengan orang lain. Tindakan yang diberikan oleh perawat pada klien
adalah dengan cara mengidentifikasi terjadinya faktor pemicu, dan
mengurangi keceasan yang dialami klien (Satrio, 2015).
2. Tahap 2 (Tahap transisi)
Perasaan marah yang di alami klien dan ditandai dengan perilaku
agitasi meningkat. Tindakan yang dapat diberikan pada klien yaitu
dengan cara: Jangan menangani marah dengan amarah, menjaga
pembicaraan, menetapkan batas dan memberikan pengarahan,
mengajak kompromi, mencari dampak agitasi (Satrio, 2015)
3. Tahap 3 (Krisis)
Tahapan ini merupakan tahap dimana klien mengalami peningkatan
kemarahan dan agresi, dan ditandai dengan perilaku agitasi, gerakan
mengancam, menyerang orang yang berada disekitarnya, berteriak dan
berkata kotor. Tindakan yang akan diberikan pada klien yaitu menjaga
pembicaraan, menjaga jarak kepada klien, dan menjaga komunikasi
(Fontaine, 2010)
4. Tahap 4 (Perilaku merusak)
Klien dimana pada tahap ini dalam kondisi marah dan ditandai dengan
perilaku yang menyerang, dan merusak. Tindakan keperawatan yang
dilakukan agar dapat melindungi dari klien lainnya, menghindar,
melakukan pengekangan fisik (Satrio, 2015).
18
5. Tahap 5 (Tahap lanjut)
Tahap dimana klien dalam kondisi agresi dan ditandai dengan cara
menghentikan perilaku destruktif secara terang-terangan dan
pengurangan tingkat gairah. Tindakan yang diberikan perawat pada
klien adalah tetap waspada karena perilaku kekerasan baru masih
memungkinkan, dan menghindari pembalasan atau balas dendam
(Fontaine,2010)
6. Tahap 6 (Tahap peralihan)
Tahap dimana klien dalam kondisi marah yang di tandai dengan
perilaku agitasi dan mondar-mandir. Perawat memberikan tindakan
untuk melanjutkan atau mengatasi masalah utama klien (Satrio, 2015).
19

2.1.5 Karakteristik
1. Mengatakan hal yang negatif tentang diri sendiri dalam waktu lama dan
terus menerus.
2. Mengekspresikan sikap malu/minder/rasa bersalah
3. Kontak matakurang/tidakada
4. Selalu mengatakan ketidak mampuan/kesulitan untuk mencoba sesuatu
5. Bergantung pada orang lain
6. Tidak asertif
7. Pasif dan hipoaktif
8. Bimbang dan ragu-ragu
9. Menolak umpan balik positif dan membesarkan umpan balik negatif
mengenai dirinya.
Faktor yang berhubungan :
1. Sikap keluarga yang tidak mendukung
2. Penolakan
3. Kegagalan
4. Untuk menegak kan diagnosa ini perlu di dapat kan data utama
5. Kontak mata kurang/tidak ada
6. Mengungkapkan secara verbal rasa minder/malu/bersalah
7. Mengatakan hal yang negatif tentang diri sendiri
8. Sering mengatakan ketidak mampuan melakukan sesuatu
20

2.1.6 Penatalaksanaan Medis


Penatalaksanaan pada klien dengan perilaku kekerasan meliputi
penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan keperawatan ( Yosep, 2007 ).

1. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan medis dapat dibagi menjadi dua metode, yaitu
metode psikofarmakologi dan metode psikososial.
a). Metode Biologik
Berikut adalah beberapa metode biologik untuk penatalaksanaan
medis klien dengan perilaku kekerasan yaitu:
1) Psikofarmakologi
a).Anti Cemas dan Sedatif Hipnotik
Obat-obatan ini dapat mengendalikan agitasi yang akut.
Benzodiazepin seperti Lorazepam dan Clonazepam,
sering digunakan didalam kedaruratan psikiatri untuk
menenangkan perlawanan klien. Tapi obat ini
direkomendasikan untuk dalam waktu lama karena
dapat menyebabkan kebingungan dan ketergantungan,
juga bisa memperburuk gejala depresi. Selanjutnya
pada beberapa klien yang mengalami effect dari
Benzodiazepin dapat mengakibatkan peningkatan
perilaku agresif. Buspirone obat anti cemas, efektif
dalam mengendalikan perilaku kekerasan yang
berkaitan dengan kecemasan dan depresi. Ini ditunjukkan dengan menurunnya
perilaku agresif dan agitasi klien dengan cedera kepala, demensia dan
developmental disability’.
b). Anti depresi
Penggunaan obat ini mampu mengontrol impulsif dan
perilaku agresif klien yang berkaitan dengan perubahan
mood. Amitriptyline dan Trazodone, efektif untuk
menghilangkan agresivitas yang berhubungan dengan
cedera kepala dan gangguan mental organik
2.1.7 Penatalaksanaan Keperawatan
Perawat dapat mengimplementasikan berbagai intervensi untuk
mencegah perilaku agresif. Intervensi dapat melalui rentang
intervensi perawat.
21
Strategi preventif,Strategi antisipatif,Strategi pengurungan
Kesadaran diri komunikasi managemen krisis Pendidikan klien perubahan
lingkungan seclusion pendidikan klien tindakan perilaku restrains
latihan asertif psikofarmakologi. Dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa :
a.Strategi preventif
1) Kesadaran diri
Perawat harus terus menerus meningkatkan kesadaran dirinya dan
melakukan supervisi dengan memisahkan antara masalah pribadi.
2) Pendidikan klien
Pendidikan yang diberikan mengenai cara berkomunikasi dan
cara mengekspresikan marah dengan tepat.
3) Latihan asertif
Kemampuan dasar interpersonal yang harus dimiliki meliputi :
(a). Berkomunikasi secara langsung dengan setiap orang
(b). Mengatakan tidak untuk sesuatu yang tidak beralasan
(c). Sanggup melakukan komplain
(d). Mengekspresikan penghargaan dengan tepat
b. Strategi antisipatif
1) Komunikasi
Strategi berkomunikasi dengan klien perilaku agresif :
Bersikap tenang, bicara tidak dengan cara konkrit, tunjukan
rasa menghakimi, hindari intensitas kontak mata langsung,
demonstrasikan cara mengontrol situasi, fasilitas pembicaraan
klien dengan dengarkan klien, jangan terburu – buru
menginterprestasikan dan jangna buat janji yan tidak tepat.
2) Perubahan lingkungan
Unit perawatan sebaiknya menyediakan berbagai aktivitas
seperti : membaca, group program yang dapat mengurangi
perilaku klien yang tidak sesuai dan meningkatkan adaptasi
sosialnya.
3) Tindakan perilaku
Pada dasarnya membuat kontrak dengan klien mengenai
22
perilaku yang dapat diterima dan tidak dapat diterima serta
konsekuensi yang didapat bila kontrak dilanggar.
c) Strategi pengurungan
1) Managemen kritis
2)Seclusion merupakan tindakan keperawatan yang terakhir
dengan memenpatkan klien dalam suatu ruangan dimana klien
dapat keluar atas kemauannya sendiri dan dipisahkan dengan
pasien lain.
3) Restrains adalah pengekangan fisik dengan menggunakan alat
manual untuk membatasi gerakan fisisk pasien menggunakan
manset, sprei pengekangan

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Jiwa


2.2.1 Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan pengambilan data yang dilakukan pertama
kalioleh perawat setelah klien masuk. Pengkajian merupakan tahap awal
dariproses keperawatan. Disini semua data dikumpulkan secara sistematis
untuk menentukan status kesehatan klien saat ini.Pengkajian harus dilakukan
secara komprehensif terkait dengan aspek biologis,psikologis,social maupun
spiritual klien.Pengkajian keperawatan tidak sama dengan pengkajian
medis.Pengkajian medis di fokus kan pada keadaan patologis,sedangkan
pengkajian keperawatan ditujukan pada respon klien terhadap masalah-
masalah kesehatan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar
manusia. Misalnya dapatkah klien melakukan aktivitas sehari-hari, sehingga
fokus pengkajian klien adalah respon klien yang nyata maupun potensial
terhadap masalah-masalah aktifitas harian(Sitorus,2019).
23
Menurut (Dwi,2020) isi pengkajian keperawatan jiwa:

1. Identitas

Nama, umur, jenis kelamin, No MR, tanggal masuk RS, tangal


pengkajian.

2. Alasan masuk

Tanyakan kepada klien dan keluarga apa alasan klien dibawa


kerumah sakit,Keluhan utama klien dengan perilaku kekerasan
biasanya marah marah atau merusak dan memukul barang barang
disekitarnya atau memukul orang lain.
24

3. Faktor Predisposisi

a. Riwayat Kesehatan Dahulu

1) Adanya riwayat gangguan pada klien atau keluarga.

2) Adanya gangguan fisik atau penyakit termasuk gangguan


pertumbuhan dan perkembangan.
b. Riwayat Psikososial

Pada klien harga diri rendah riwayat psikososial yang perlu


diketahui adalah pernah atau tidak melakukan atau
mengalamidan atau menyaksikan penganiayaan fisik, seksual,
penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam rumah tangga,
aniaya, dan tindakan kriminal.
1) Merasakan pengalaman masa lalu lain yang tidak
menyenangkan baik bio,psiko,sosio,kultural,maupun
spiritual.
c. Riwayat Penyakit Keluarga Harga diri rendah kronis dapat
disebabkan oleh keturunan.Oleh karena itu,pada riwayat
penyakit keluarga harus dikaji apakah ada keluarga yang pernah
mengalami gangguan jiwa.
d. Faktor presipitasi

Masalah khusus tentang harga diri rendah kronis disebab kan


oleh setiap situasi yang dihadapi individu dan ia tak mampu
menyelesaikan masalah yang di hadapi . Situasi atas stressor ini
dapat mempengaruhi terjadinya harga diri rendah kronis.
e. Pemeriksaan fisik
Memeriksa tanda-tanda vital,tinggi badan,berat badan,dan
tanyakan apakah ada keluhan fisik yang dirasakan klien.
25

f. Psikososial

1) Genogram

Perbuatan genogram minimal 3 generasi yang


menggambarkan hubungan klien dengan keluarga, masalah
yang terkait dengan komunikasi, pengambilan
keputusan,pola asuh, pertumbuhan individu dan keluarga.
2) Konsep Diri

a) Gambaran Diri

Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya ,bagian


tubuh yang disukai ,reaksi klien terhadap bagian tubuh
yang tidak disukai dan bagian yang disukai.
b) Identitas Diri

Kaji kepuasan klien terhadap jenis kelaminya,status


sebelum dirawat dirumah sakit. Klien merasa tidak
berdaya dan rendah diri sehingga tidak mempunyai
status yang di banggakan atau di harapkan di keluarga
atau pun masyarakat.
c) Fungsi peran

Biasanya klien mengalami penurunan produktifitas dan


merasa tidak mampu dalam melaksanakan tugas.

d) Ideal diri
Tanya kan harapan tubuh,posisi status,peran.
Harapan klien terhadap lingkungan,dan harapan klien
terhadap penyakitnya.
26

e) Harga Diri

Klien mengejek dan mengkritik diri nya


sendiri,menurunkan martabat, menolak kemampuan
yang dimiliki.

3) Hubungan Sosial

Tanya kan siapa orang terdekat di kehidupan klien tempat


mengadu, berbicara, minta bantuin, atau dukungan.Serta
tanyakan organisasi yang di ikuti dalam
kelompok/masyarakat.
a) Klien tidak mempunyai orang yang di anggap sebagai
tempat mengadu dan meminta dukungan.
b) Klien merasa berada di lingkungan yang mengancam.

c) Keluarga kurang memberikan penghargaan kepada klien.

d) Klien sulit berinteraksi.

4) Spritual

Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah/ menjalankan


keyakinan,kepuasaan dalam menjalankan keyakinan.
a) Falsafah hidup Klien merasa perjalanan hidupnya penuh
dengan ancaman,tujuan hidupnya biasanya jelas.
b) Konsep kebutuan dan praktek keagamaan Klien
mengakui adanya Tuhan tapi tidak yakin terhadap
Tuhan, putus asa karena tuhan tidak memberikan sesuai
apa yang di ingin kan dan tidak mau menjalankan
kegiatan agama.
27

g. StatusMental

1) Penampilan

Penampilan tidak rapi karena klien kurang minat untuk


perawatan diri. Kemunduran dalam tingkat kebersihan dan
kerapian, bau badan karena tidak mandi dan raut wajah
selalu menekuk mata memerah merupakan salah satu tanda
gangguan jiwa perilaku kekerasan.
2) Pembicaraan

Klien dengan frekuensi lambat,tertatah,volume suara


rendah, sedikit berbicara inkoheren dan bloking.

3) Aktivitas Motorik

Tegang, lambat, gelisah, dan terjadi penurunan aktivitas


interaksin

4) Alam Perasaan

Klien biasanya merasakan tidak mampu dan pandangan


hidupnya selalu pesimis.
5) Afekemosi

Terkadang afek klien tampak tumpul, emosi klien


berubah ubah,kesepian,apatis,depresi atau
sedih,dancemas.
6) Interaksi selama wawancara

a) Tidak kooperatif,atau mudah tersinggung.

b) Kontak mata kurang:tidak mau menatap lawan bicara.

c) Defensif:selalu mempertahan kan pendapat dan


kebenaran dirinya.
28

7) Persepsi-sensori

Klien mengalami halusinasi dengar/lihat yang mengancam


atau memberi perintah.

a) Arus Pikir:

(1) Koheren:pembicaraan dapat di pahami dengan baik.

(2) Inkoheren:kalimat tidak berbentuk,kata-kata sulit di


pahami.

(3) Tangensial:pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak


sampai pada tujuan.
(4) Flight of ideas: pembicaraan yang melompat dari satu
topik ke topik lainnya masih ada hubungan yang
tidak logis dan tidak sampai pada tujuan.
(5) Bloking:pembicaraan terhenti tiba-tiba kemudian
dilanjutkan kembali.
(6) Neologisme: membentuk kata-kata baru yang tidak di
pahami oleh umum.
(7) Sosiasi bunyi:mengucap kan kata-kata yang
mempunyai persamaan bunyi.
b) Isi Pikir: Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau
menolak diri sendiri,mengejek dan mengkritik diri
sendiri.
8) Tingkat kesadaran

Biasanya klien tampak bingung dan kacau, stupor adalah


gangguan motorik seperti kelakuan, gerakan berulang-
ulang,anggota tubuh klien dalam sikap canggung yang
dipertahankan dalam waktu lama tetapi pasein menyadari
semua yang terjadi dilingkungan,sedari yaitu klien
29

Mengatakan bahwa ia merasa melayang-layang antar sadar


atau tidak sadar.
9) Memori

a) Daya ingat jangka panjang: mengingat kejadian masalalu


lebih dari satu bulan
b) Daya ingat jangka menengah:dapat mengingat kejadian
yang terjadi 1 minggu terakhir.
c) Daya ingat jangka pendek:dapat mengingat kejadian
yang terjadi saat ini.
10) Tingkat konsentrasi dan berhitung

a) Peratikan klien mudah berganti dari satu obyek ke


obyek lain atau tidak.
b) Tidak mampu berkonsentrasi.

c) Tidak mampu berhitung.

11) Kemampuan penilaian mengambil keputusan

a) Ringan:dapat mengambil suatu keputusan yang sederhana


dengan dibantu.
b) Bermakna:tidak mampu mengambil suatu keputusan
walaupun sudah di bantu.
12) Daya tilik diri

Klien tidak menyadari bahwa dia mengalami gangguan jiwa.


30

2.2.2 Pohon Masalah

Bagan 2.2 Pohon Masalah


Risiko Perilaku
Defisit perawatan d Kekerasan (pada diri Effect
iri sendiri, orang lain,
lingkungan, dan verbal)

Perilaku Kekerasan Core Problem

Harga Diri Rendah


Kronis CAusa

2.2.3 Diagnosis

Diagnosis keperawatan ialah identifikasi atau penilaian terhadap pola respons


klien baik actual maupun potensial dan merupakan dasar pemilihan intervensi
dalam mencapai tujuan yang telah di tetapkan oleh perawat yang bertanggung
jawab. (Muhith, 2015., Stuart 2016. ) Data-data yang mendukung analisa data
menurut (Keliat, 2010)

1). Data subjektif : klien mengatakan jengkel dengan orang lain, mengupkankan
rasa permusuhan yang mengancam, klien meras tidak nyaman, klien merasa tidak
berdaya, ingin berkelahi, dendam.
2) Data objektif : tangan dikepal, tubuh kaku, ketegangan otot seperti rahang
terkatup, nada suara tinggi, waspada, pandangan tajam, reflek cepat, aktivitas
motor meningkat, mondar-mandir, merusak secara langsung benda-benda yang
berada dalam lingkungan, menolak, muka merah, nafas pendek.
2.2.4 Intervensi keperawatan
Menurut (Budi Anna Keliat et al., 2019) dalam bukunya, Asuhan Keperawatan
Jiwa, rencana tindakan keperawatan dapat dilakukan dengan:
31
1. Tindakan Keperawatan Perawat
a. Tujuan dan Kriteria Hasil Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24
jam maka risiko perilaku kekerasan menurun dengan kriteria hasil :

1) Pasien mampu mengkaji tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan


2) Pasien mampu mengkaji penyebab risiko perilaku kekerasan
3) Pasien mampu mengatasi risiko perilaku kekerasan
4) Pasien mampu memahami akibat dari risiko perilaku kekerasan

b. Tindakan Keperawatan
1) Latih pasien untuk melakukan relaksasi : Tarik nafas dalam, Pukul
bantal dan kasur, senam, dan jalan-jalan.
2) Latih pasien untuk bicara dengan baik : Mengungkapkan perasaan,
meminta dengan baik dan menolak dengan baik.
3) Latih de-eskalasi secara verbal maupun tertulis.
4) Latih pasien untuk melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaan yang dianut (sholat, berdoa, dan kegiatan ibadah yang
lainnya).
5) Latih pasien patuh minum obat dengan cara 8 benar (benar nama
pasien, benar obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar
manfaat, benar tanggal kaldaluwarsa dan benar dokumentasi).
6) Bantu pasien dalam mengendalikan risiko perilaku kekerasan jika
pasien mengalami kesulitan.
7) Diskusikan manfaat yang didapatkan setelah mempraktikkan latihan
mengendalikan risiko perilaku kekerasan.
8) Berikan pujian pada pasien saat mampu mempraktikkan latihan
mengendalikan risiko perilaku kekerasan.

2. Tindakan Pada Keluarga


a. Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam maka risiko
perilaku kekerasan menurun dengan kriteria hasil :
1) Keluarga mampu memahami pengertian risiko perilaku kekerasan.
2) Keluarga dapat memahami penyebab risiko perilaku kekerasan

3) Keluarga dapat memahami dan menjelaskan tanda dan gejala risiko


perilaku kekerasan.
4) Keluarga mampu memahami cara merawat pasien risiko perilaku
kekerasan.
b. Tindakan Keperawatan
1) Kaji masalah pasien yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.
2) Menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta proses.
3) terjadinya risiko perilaku kekerasan yang dialami pasien.
4) Mendiskusikan cara merawat risiko perilaku kekerasan dan
memutuskan cara merawat yang sesuai dengan kondisi pasien.
5) Melatih keluarga cara merawat risiko perilaku kekerasan pasien.
6) Melibatkan seluruh anggota keluarga untuk menciptakan suasana
keluarga yang nyaman
7) Mengurangi stress di dalam keluarga dan memberi motivasi pada
pasien.
8) Menjelaskan tanda dan gejala perilaku kekerasan yang memerlukan
rujukan segera serta melakukan follow up ke pelayanan Kesehatan secara
32
teratur.
3. Tindakan Pada Kelompok Pasien (TAK)
a. Tindakan Keperawatan
Terapi aktivitas kelompok : Stimulasi persepsi
1) Sesi 1 : Mengenal risiko perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
2) Sesi 2 : Mencegah risiko perilaku kekerasan secara fisik
3) Sesi 3 : Mencegah risiko perilaku kekerasan dengan verbal
4) Sesi 4 : Mencegah risiko perilaku kekerasan dengan cara spiritual
5) Sesi 5 : Mencegah risiko perilaku kekerasan dengan patuh
mengonsumsi obat.

2.2.5 Implementasi

Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana


keperawatan yang telah di susun pada tahap perencanaan. Ukuran intervensi
keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan,
tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau
tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.
Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai dengan
rencana keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif
(intelektual), kemampuan dalam hubungan interpersonal dan keterampilan dalam
melakukan tindakan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada
kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan
(Martini et al., 2020)

Implementasi keperawatan jiwa pada resiko perilaku kekerasan ada 5


SP menurut (Kusumawaty, 2019 dalam Martini et al., 2020), sebelum melakukan
SP hendaknya kita sebagai perawat melakukan bina hubungan saling percaya
menggunakan komunikasi terapeutik dengan pasien, baru kita melaksanakan SP
pada pasien. Peran perawat sangat dibutuhkan dalam mengontrol perilaku
kekerasan salah satunya yaitu melakukan rencana dan implementasi dalam
asuhan keperawatan sebagai pendekatan yang digunakan untuk membantu pasien
mengontrol perilaku kekerasan. Ada lima strategi pelaksanaan dalam mengontrol
perilaku kekerasan, yaitu :

1. SP 1 : Mengontrol perilaku kekerasan dengan melakukan latihan nafas dalam


2. SP 2 : Mengontrol perilaku kekerasan dengan melakukan teknik pukul bantal.
33
3. SP 3 : Mengontrol perilaku kekerasan dengan latihan komunikasi verbal
dengan baik.
4. SP 4 : Mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual/ beribadah
5. SP 5 : Mengontrol perilaku kekerasan dengan menggunakan obat (8 benar)
34

2.2.6 Evaluasi Resiko Prilaku Kekerasan


Menurut (Yusuf, A.H & ,R & Nihayati, 2015) dalam Bukunya Proses
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Adapun Evaluasi pada pasien dengan diagnosa
risiko perilaku kekerasan dapat dilakukan pada pasien dan keluarga yaitu :
1. Pada Pasien a. Pasien mampu menyebutkan penyebab, tanda dan gejala risiko
perilaku kekerasan, risiko perilaku kekerasan yang biasanya dilakukan, serta akibat
dari risiko perilaku kekerasan yang dilakukan.
b. Pasien mampu menggunakan cara mengontrol risiko perilaku kekerasan secara
teratur sesuai jadwal, yang meliputi :
1) Secara fisik
2) Secara sosial/ verbal
3) Secara spiritual
4) Terapi psikofarmaka
2. Pada Keluarga
a. Keluarga mampu mencegah terjadinya risiko perilaku kekerasan
b. Keluarga mampu menunjukkan sikap yang mendukung dan menghargai pasien
c. Keluarga mampu memotivasi pasien dengan melakukan cara mengontrol risiko
perilaku kekerasan
d. Keluarga mampu mengidentifikasi risiko perilaku pasien yang harus dilaporkan
pada perawat.

2.3 Konsep Teknik Relaksasi Dalam


2.3.1 Definisi Teknik Relaksasi Dalam
Perilaku kekerasan yang ditunjukan pasien gangguan jiwa sering dijumpai di
praktik keperawatan jiwa. Perilaku kekerasan merupakan keadaan dimana
seseorang melakukan tindakan yang membahyakan secara fisik, baik kepada diri
sendiri, maupun orang lain. (stuart 2007)
Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang
tidak konstruktif.
Faktor yang meningkatkan kemungkinan adanya prilaku kekerasan(amuk) yaitu
agitasi, psikosis, riwayat adanya tindakan-tindakan kekerasan dimasa lalu adanya
stress masa kini,intoksikasi obat dan alkohol, gejala abstinensi dari alkohol dan
hipnotik sedaative.
Perilaku kekerasan sering dijumpai pada pasien skizofenia. Menurut
Maramis ,2005 skizofenia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri
hilangnya perasaan afektif atau respon emosional.
35
2.3.2 Tujuan

1. Klien mampu mengontrol emosional

2. Klien mampu melakukan kegiatan nya tanpa marah

3. Klien mampu bersosialisasi dengan orang lain tanpa rasa marah

4. Klien mampu mereda amarah nya ketika klien ingin marah

5.Menjadikan klien mempunyai teman


36

2.3.3 Standar Oprasional Prosedur (SOP) Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Tabel2.3Standar Operasional Prosedur(SOP)

Tahapan SOP Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Pengertian Teknik relaksasi nafas dalam merupakan bentuk asuhan


keperawatan untuk mengajarkan kepada klien bagaimana cara
melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara
maksimal) perlahan. dan bagaimana menghembuskan nafas
secara perlahan
Tujuan 1. Klien mampu mengontrol emosional
2. Klien mampu melakukan kegiatan nya tanpa marah
3. Klien mampu bersosialisasi dengan orang lain tanpa rasa marah
4. Klien mampu mereda amarah nya ketika klien ingin marah
5. Menjadi kan klien mempunyai teman

Peralatan Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan menyesuaikan


kemampuan yang dimiliki klien

Tahap pra 1. Mencuci tangan


interaksi 2. Menyiapkan alat

Tahap a.Salam trapeutik


Orientasi “Assalamualaikum, selamat pagi..boleh saya kenalan dengan
bapak? Nama saya Gilang Dzihad Bahari boleh panggil saya
Gilang,saya mahaiswa Universitas Bhakti Kencana
Garut,saya sedang melakukan penelitian.Kalau boleh tahu
nama bapak siapa
37

Dan senang dipanggil apa?”

b.Evaluasi validasi
“bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana tidur nya
tadi malam? Ada keluhan tidak?”
c.kontrak

“ bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan


kegiatan yang pernah dilakukan? Setelah itu kita akan nilai
kegiatan mana yang masih dapat dilakukan. Setelah kita nilai,
kita akan pilih kegiatan untuk kita latih”

“dimana kita duduk untuk berbincang-bincang?Bagaimana kalau


diruang tamuberapa lama? Bagaimana kalau 15 menit saja?

Tahap kerja Tahap kerja SP I

a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki


klien.

b. Membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat


digunakan.

c. Membantu klien menilai kegiatan yang akan dilatih sesuai


dengan kemampuan klien.

d. Melatih klien sesuai kemampuan yang dipilih.

e. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien.

f. Menganjurkan klien memasukan kegiatan kedalam jadwal


kegitan harian.

Tahap kerja SP II

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

b. Melatih kemampuan kedua

c. Menganjurkan klien memasukan kegiatan kedalam jadwal


kegiatan harian
38

Tahap a. Tanyakan keluhan yang dirasakan klien


Terminasi
b. Validasikemampuan klien

c. Rencana tindak lanjut, kontrak waktu

d. Mendoakan klien
39

2.3.4 Latihan Kemampuan Positif Pada Pasien Perilaku Kekerasan


1. Merias diri
2. Terapi menjahit
3. Aktifitas mencuci pakaian,piring
4. Merapih kan tempat tidur
5. Aktifitas mengepel
6. Aktifitas menyapu
7. Aktifitas menggambar pemandangan
8. Aktifitas melipat baju
9. Aktifitas bernyanyi
10. Aktifitas memasak
11. Aktifitas menggambar desain rumah
12. Aktifitas olahraga
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

3.2 Subyek Penelitian


Subjek dalam penelitian ini menggunakan dua responden dengan kriteria
sebagai berikut:
3.2.1 Kriteria Inklusi
1. Responden yang mengalami gangguan jiwa perilaku kekerasan.
2. Responden yang remaja hingga dewasa
3. Responden yang tidak mengalami gangguan bicara
4. Keluarga pasien bersedia anggota keluarga nya menjadi responden

3.2.2 Kriteria Ekslusi


1. Penurunan kesadaran (Dis orientasi waktu dan tempat)
2. Responden dengan gangguan bicara.
3. Tidak bersedia menjadi responden
4. Responden mengalami gangguan jiwa yang lain
33

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian


3.3.1 Tempat Penelitian
Pengambilan kasus dalam tugas akhir ini dilakukan di Desa Cibunar wilayah
kerja Puskesmas Kersamenak Kabupaten Garut.

3.3.2 Waktu penelitian


Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 3 Agustus 2023

3.4 Tahap Pelaksanaan

3.4.1 Tahap Persiapan


Tahap persiapan dimulai dengan mempersiapkan pengurusan surat
pengantar studi pendahuluan dari ketua pelaksanaan skripsi,lalu
menyerahkan kepada Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, lalu
menyerah kan surat kepada Kepala Dinas Kesehatan,lalu yang terakhir
menyerahkan kepada Kepala Puskesmas Kersamenak Kabupaten Garut
untuk melaksanakan penelitian studi kasus.

3.4.2 Tahap Pelaksanaan


Tahap pelaksanaan dimulai setelah pengurusan surat pengantar studi
pendahuluan dari Ketua pelaksanaaan skripsi,kemudian menyerahkan
kepada Kepala Badan KesatuanBangsa dan Politik lalu menyerahkan
suratkepada Kepala Dinas Kesehatan, lalu yang terakhir menyerahkan
kepada Kepala Puskesmas Kersamenak Kabupaten Garut. Setelah surat di
setujui oleh pihak Puskesmas Kersamenak,penulis mulai melakukan studi
34

Pendahuluan diwilayah kerja Puskesmas Kersamenak Kabupaten


Garut.Penulis melakukan pendekatan dan pengambilan data pada petugas
kesehatan untuk menentukan masalah pada pasien, kemudian tahap
selanjutnya penulis menemui subjek pasien dengan masalah,kemudian
penulis menjelaskan tentang tujuan, manfaat penelitian, proses
penelitian,keamanan data dan membuat persetujuan dengan subjek berupa
informed consent. Setelah itu penulis melakukan kontrak waktu dengan
subjek untuk melakukan asuhan keperawatan jiwa selama 6 kali kunjungan
dan menjelaskan prosedur tindakan keperawatan jiwa yang akan dilakukan.

3.4.3 Tahap Akhir


Peneliti melakukan evaluasi hasil tindakan keperawatan yang sudah
dilakukan selama melakukan tindakan asuhan keperawatan jiwa diwilayah
kerja Puskesmas Kersamenak Kabupaten Garut dan melakukan dokumentasi
keperawatan jiwa.

3.5 Fokus Studi


Studi kasus ini difokuskan untuk meneliti 2 responden menggunakan
asuhan keperawatan jiwa,meningkat kan harga diri responden dengan
penerapan prilaku positif. Peningkatan harga diri dilakukan 4 kali kunjungan
selama 6 hari dengan waktu 7-8 jam setiap kali kunjungan.
35

3.6 Metode Pengumpulan Data


3.6.1 Wawancara
Wawancara yaitu suatu metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data,dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi
secara lisan dari seseorang sasaran peneliti atau responden, atau bercakap-
cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (Soekidjo, 2012).Pada studi
kasus ini wawancara akan dilakukan pada klien, keluarga, petugas kesehatan
lainnnya. Pada saat pengkajian, wawancara yang dilakukan untuk menggali
informasi pasien mengenai identitas pasien, keluhan yang di alami saat ini,
riwayat penyakit, yang pernah di alami dan pola aktivitas sehari-hari. Penulis
akan menggali lebih dalam berkaitan dengan gejala harga diri rendah tentang
persepsi klien mengenai diri responden sendiri dan persepsi lingkungan
sekitar mengenai dirinya.
3.6.2 Observasi
Menurut Notoatmodjo (Soekidjo,2012),observasi adalah teknik
pengumpulan data yang berencana, antara lain meliputi : melihat, mencatat
jumlah antara aktivitas tertentu yang ada hubungan nya dengan masalah
yang di teliti. Observasi direncanakan setiap hari dan pada waktu
tertentu,dimulai dari klien datang.Pada kasus klien perilaku kekerasan yang
diobservasikan adalah tanda tanda vital sign dan pemeriksaan fisik. Selain
itu penulis akan mengobservasi mengenai perilaku responden yang berkaitan
dengan perilaku kekerasan dengan rasional untuk mengetahui status
kesehatan klien.
36

3.6.3 Dokumentasi
Dokumentasi yaitu suatu catatan asli yang dapat dijadi kan bukti
hukum, jika suatu saat ditemukan suatu masalah yang berhubungan dengan
kejadian yang terdapat di dalam catatan tersebut (Soekidjo, 2012). Untuk
memperoleh data yang diperlukan dalam studikasus ini,penulis
menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang akan digunakan
dalam sebuah proses studi kasus:

1. Membuat proposal

2. Melakukan uji etik

3. Mengurus per ijinan terkait pengambilan data

4. Mahasiswa mencari kasus kelolaan melalui data puskesmas setempat


masing-masing. Mahasiswa mencari 2 pasien dengan masalah yang sama
untuk di jadikan pasien kelolaan

5. Meminta persetujuan pada responden yang akan dijadikan pasien


kelolaan.Setelah menemukan dua responden peneliti menjelaskan
maksud,tujuan,manfaat dan prosedur selama penelitian.

6. Menyusun rencana tindakan keperawatan

7. Melakukan Analisa penelitian

8. Membuat laporan terkait proses asuhan keperawatan pada studi kasus


yang sudah dilakukan
37

3.7 Etika Studi Kasus

Prinsip etika dalam penelitian harus dikedepankan sebagai bentuk


advokasi kepada responden penelitian.Menurut(Hidayat,2014) dalam
(Setiana& Nuraeni, 2018)

Prinsip tersebut antara lain:

1. Informed consent

Dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan kepada responden


beserta judul dan tujuan penelitian.Jika subjek menolak,peneliti tidak
memaksa dan tetap menghormati hak responden.

2. Anonimity

Untuk menjaga kerahasiaan subjek,peneliti tidak mencantum kan


nama pada lembar pengumpulan data,hanya inisial atau kode responden yang
dicantumkan dalam penelitian.

3. Kerahasiaan

Kerahasiaan informasi atau data yang diperoleh dari responden


sangat dijamin oleh peneliti.

Menurut (Masturoh,2018) dalam buku Metodologi Penelitian


Kesehatan terdapat 4 prinsip dasar etika penelitian meliputi :

1. Menghormati atau menghargai subjek(Respect for person)

Dalam menghormati dan menghargai subjek, kita perlu


memperhatikan seperti :

a. Peneliti perlu mempertimbangkan secara mendalam mengenai


kemungkinan bahaya dan penyalahgunaan penelitian

b. Perlindungan terhadap subjek penelitian yang rentan terhadap bahaya

2. Manfaat(Beneficience)

Dalam penelitian diharapkan dapat memperoleh manfaat yang


38

sebanyak-banyaknya dan meminimalisir kerugian atau risiko terhadap


subjek penelitian

3. Tidak membahayakan subjek penelitian(Non Maleficiense)

Peneliti harus memperkirakan kemungkinan–kemungkinan yang


akan terjadi dalam penelitian supaya dapat mengurangi kerugian dan
mencegah risiko yang membahayakan subjek penelitian

4. Keadilan (Justice)

Arti keadilan dalam hal ini ialah tidak mendiskriminasi subjek.


Penting untuk di perhatikan bahwa penelitian seimbang antara manfaat
dan risikonya. Risiko yang dihadapi sesuai dengan definisi sehat yang
mencakup :mental,fisik dan sosial.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data

Pada studi kasus ini penelitian dilakukan di wilayah kerja


Puskesmas Kersamenak yang ber alamat di Jl. Cikamiri, Kp. Cicurug,
RT02/RW06,Desa Karsamenak,Kecamatan Tarogong Kidul ,Kabupaten
Garut,Provinsi Jawa Barat.Saat ini Puskesmas Karsamenak memiliki
wilayah kerja 3 Desa, yaitu Desa Karsamenak, Desa Cibunar, dan Desa
Sukabakti.

Jenis-jenis pelayanan di Puskesmas Kersamenak diantaranya yaitu


pelayanan UGD, pelayanan KIA-KB-MTBM, pelayanan bersalin, Poli Gigi
dan mulut, laboratorium, ke farmasian, kesehatan jiwa, pelayanan TB
paru,pemeriksaan umum dan imunisasi.

4.1.2 Pengkajian
a. Identitas Klien
Tabel4.1Identitas Klien
IDENTITASPASIEN KLIEN1 KLIEN2
Nama Tn. A Tn. D
Umur 40 Tahun 35 Tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan SD SD
Status perkawinan Kawin Kawin cerai
Alamat Cibunar Cibunar
Jenis kelamin Laki-laki Laki-laki
Suku bangsa Sunda, Indonesia Sunda, Indonesia
Dx medis Skizofrenia Skizofrenia

39
40

b. Riwayat Penyakit
Tabel 4.2 Riwayat Penyakit
RIWAYAT PENYAKIT KLIEN 1 KLIEN 2
Keluhan Utama Klien mengatakan Klien mengatakan
dirinya berpikir merasa malu dengan
negative kalau keadaaannya, tidak
dirinya tidak bisa apa apa dan saya
berguna dan banyak gagal dalam
hutang pernikahan
Riwayat Penyakit Sekarang Klien mengatakan Klien mengatakan
masih mengonsumsi masih mengonsumsi
obat tapi kadang- obat tapi kadang-
kadang. kadang.
Faktor Predisposisi Klien di bawa ke Klien di bawa ke
puskesmas setelah puskesmas setelah
istrinya menyadari ada keluarga melihat klien
yang aneh dari sikap selalu bersedih dan
klien. Dan klien selalu menjadi sensitive
marah marah. setelah di cerai kan
istrinya dan
menyendiri di kamar
Faktor Presipitasi Klien mengatakan Klien menceritakan
saya tidak bisa bahwa ia sangat
membayar hutang dan tertekan karena tiba
memenuhi kebutuhan tiba di tinggalkan
hidup istri dan anak- oleh istrinya.dan
anaknya. klien mengatakan
igin membalas
perlakuan istrinya
terhadap nya
Riwayat Keluarga Di dalam keluarga Di dalam keluarga
klien tidak ada yang klien kakanya
pernah mengalami Mengalami
gangguan jiwa. gangguan jiwa.
41

c. Pemeriksaan Fisik

Tabel 4.3 Pemeriksaan Fisik


OBSERVASI KLIEN 1 KLIEN 2
Keadaan Umum Tampak gangguan jiwa Tampak gangguan jiwa

GCS 15 15
S 36˚C 36,3˚C
NT 80 85
DR x/menit110/70 x/menit120/80
RT mmHg18x/me mmHg20x/me
BB nit nit
B 162 cm 165 cm
Keluhan Fisik 60 kg 58 kg
Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
42

d. Genogram
Klien Tn.A
Bagan 4.1 Genogram Tn.A
43

Klien Tn.D
Bagan 4.2 Genogram Tn.D

Keterangan: :Laki-Laki

:Perempuan

:Garis Keturunan

:Meninggal

: Garis Pernikahan

:Serumah

:Klien
44

e. Konsep Diri

Tabel 4.4 Konsep Diri


OBSERVASI KLIEN1 KLIEN2
Citra diri Klien mengatakan ber Klien mengatakan
syukur dengan anggota bersyukur dengan
badan nya sendiri karena anggota badan nya
tidak memiliki sendiri karena tidak
Ke kurangan. Memiliki kekurangan.
Identitas diri Klien mengetahui bahwa Klien mengetahui
pasien bernama Tn.A dan bahwa pasien bernama
tinggal Bersama istri Tn.D dan tinggal
Dan anaknya. Bersama ibunya
Peran Klien berperan sebagai Klien berperan sebagai
ayah di rumahnya, Klien anak, Klien sudah tidak
sudah tidak lagi bekerja bekerja lagi karena
karena merasa tidak merasa dirinyatidak
berguna. mampu bekerja.
Ideal diri Klien mengatakan ingin Klien mengatakan ingin
sembuh dan bisa bekerja sembuh dan menjalani
Kembali dan memenuhi kehidupan nya seperti
kebutuhan anak dan biasa.
istrinya.
Harga diri Klien merasa sedih dan Klien merasa sedih dan
malu karena banyak malu karena di tinggal
Hutang dan tidak bekerja, Istrinya dan
dan jika ada seseorang berkeinginan balas
yang menagih hutang nya dendam terhadap mantan
klien langsung naik istrinya.
pitam..
Hubungan sosial a) Orang Terdekat pasien a)Orang Terdekat
mengatakan bahwa pasien mengatakan
orang paling dekat bahwa orang paling
45

Dengan nya adalah istri dekat dengan nya


nya. adalah orang tua
b)Peran serta dalam nya
kegiatan masyarakat b) Peran serta dalam
klien mengatakan kegiatan masyarakat
kadang-kadang mengatakan kadang-
mengikuti bersih– kadang mengikuti
bersih di desa nya. bersih-bersih di
desanya.
Spiritual a) Nilai dan keyakinan a) Nilai dan keyakinan
klien mengatakan klien mengatakan
beragama islam dan beragama islam dan
percaya kepada Allah percaya kepada Allah
SWT SWT
b) Kegiatan Ibadah klien b) Kegiatan Ibadah klien
mengatakan selama di mengatakan selama
rumah Pasien jarang dirumah Pasien jarang
mengerjakan sholat 5 mengerjakan sholat 5
waktu dan klien masih waktu dan klien masih
sering di ingatkan sering di ingat kan
Ketika waktu sholat ketika waktu sholat
tiba. tiba.
Status mental a) Penampilan a) Pen ampilan
Penampilan klien penampilan klien
cukup rapi, rambut cukup rapi, rambut
terlihat bersih, kuku sediki tpanjang,kuku
pendek, kulit sawo sedikit panjang, kulit
matang sawo matang
b) Pembicaraan b) Pembicaraan
46

Pembicaran Pasien Pembicaran klien


dalam berbicara jelas, pelan dalam berbicara
suara nya pelan namun datar ,dan menunduk
saat bicara sedikit cepat c) Aktivitas Motorik
dan kadang menunduk Klien nampak tenang,
c) Aktivitas Motorik tatapan mata ke arah
Klien Nampak tenang, lawan bicara tetapi
tatapan mata kearah sering menunduk
lawan bicara tetapi d) Alam Perasaan
sering menunduk Klien mengatakan
d) Alam Perasaan Klien sedih khawatir tidak
mengatakan sedih atas bisa memiliki istri
kondisinya lagi. Dan Ingin
e) Afek membalas dendam
Afek tumpul ,tampak e) Afek
malu dengan Afek tumpul, tampak
kondisinya malu, kontak mata
f) Interaksi kurang tidak mau
Selama wawancara memulai pembicaraan
pasien kooperatif saat f) Interaksi
di ajak bicara ,pasien Selama wawancara
hanya mau menjawab Pasien kooperatif saat
pertanyaan seperlunya di ajak bicara, Pasien
saja. Kontak mata nya hanya mau menjawab
kurang, ekspresi wajah pertanyaan seperlunya
Nampak sedih saat saja, Kontak mata nya
bercerita. Pasien suka sangat menajam
bengong. merah dan
g) Persepsi pasien klien melotot ,mudah
tersinggung, tatapan
47

Mengatakan malu Mata Pasien ke arah


hutang nya banyak dan lawan bicara tetapi
tidak bekerja untuk lebih sering melotot
memenuhi kebutuhan
g) Perserpi
hidup
Pasien mengatakan
h) Proses Pikir Pada saat
selalu merasa
diajak berbicara pasien
menyalah kan diri dan
menjawab pertanyaan
tidak bisa apa apa
dengan nada suara
h) Proses Pikir
pelan .Pembicaraan
Pada saat di ajak
Pasien sedikit sulit
berbicara pasien
untuk di mengerti
menjawab pertanyaan
namun sampai pada
dengan nada suara
tujuan
tinggi Pembicaraan
i) Isi Pikir pasien tidak
pasien sedikit sulit
ada gangguan dalam
untuk dimengerti
proses pikir
namun sampai pada
j) Tingkat Kesadaran
tujuan
Tingkat ke sadaran
i) Isi Pikir
pasien baik ,pasien
Pasien tidak ada
mampu menyebutkan
gangguan dalam
anggota keluarga, hari,
proses pikir
tanggal serta tempat
j) Tingkat Kesadaran
serta tempat saat ini dia
Tingkat kesadaran
berada
pasien baik ,pasien
k) Memori Jangka panjang
mampu menyebutkan
pasien mampu
Mengingat anggota keluarga,
48

kejadian dimasa atau Hari ,tanggal serta


±2 tahun yang lalu tempat serta tempat
-Jangka pendek saatini dia berada
Pasien mampu k) Memori Jangka
mengingat nama -panjang
anggota keluarga nya
-Saat ini pasien Pasienmampu
mengingat kegiatan apa mengingat 5 tahun
saja pada hari itu yang lalu pernah
l) Tingkat konsentrasi dan dirawat di Puskesmas
berhitung konsentrasi Cilawu
pasien tidak -Jangka pendek
tergangu,Pasien Pasien mampu
mampu menghitung Mengingat nama
penjumlahan sederhana anggota keluarganya
seperti penambahan -Saat ini Pasien
dan pengurangan mengingat kegiatan
m)Ke mampuan penilaian apa saja pada hari itu
pasien mampu l) Tingkat konsentrasi
melakukan penilaian dan berhitung
secara ringan seperti Konsentrasi pasien
mampu meminum obat tidak tergangu, pasien
agar cepat sembuh mampu menghitung
dengan bantuan penjumlahan
motivasi orang lain sederhana seperti
n) Daya tilik diri pasien penambahan dan
ingin segera sembuh pengurangan
m)Kemampua
penilaian
Pasien
mampu
49

Melakukan penilaian
secara ringan seperti
mampu meminum
obat agar cepat
sembuh dengan
Bantuan motivasi
orang lain
n)Daya tilik diri Pasien
ingin bisa sembuh.
Mekanisme Koping Pasien mengatakan jika Pasien mengatakan
sedang ada masalah jika sedang ada
pasien memilih untuk masalah pasien
diam dan menyendiri memilih untuk di
pendam sendiri,
enggan untuk bercerita
kepada orang lain dan
setiap masalah selalu
di pikirkan terus-
Menerus dan selalu
berteriak Ketika di
kamarnya seorang diri.
Masalah Psikososial dan Keluarga pasien Keluarga pasien
Mengatakan bahwa Klien
Lingkungan mengatakan bahwa
sakit setelah banyak
hutang dan tidak bekerja. pasien sakit karena
memikirkan istrinya
karena meninggal kan
nya.
Hal tersebut membuat
pikiran nya menjadi
kacau. Klien
50

Mengatakan bahwa
masalah yang
Membuat nya sakit
selain hal tersebut
adalah masalah
Ekonomi keluarganya

F. Terapi Medik
Tabel 4.5 Terapi Medik
Nama Obat Pasien1 Pasien2 Kegunaan
08.00 WIB 07.00 WIB Untuk mengatasi depresi
Amitriptyline 25
21.00 WIB 20.00 WIB ,selain itu mengobati saraf
mg2x1Hari
(neoropati)
08.00WIB 07.00WIB Untuk gejala sindrom
THF 2
21.00WIB 20.00WIB ekstripiramidal (pada pasien
mg2x1Ha
skizofrenia)
ri
Risperidon2 mg 08.00WIB 07.00WIB Obat anti psikotik untuk
2x1Hari 21.00WIB 20.00WIB Meredakan gelaja skizofrenia

4.1.3 Analisa Data


Data fokus yang ditemukan pada Tn. A jam 08.00 WIB. Data
Subjektif pasien mengatakan Klien mengatakan dirinya berpikir
negative kalau diri nya tidak berguna dan klien selalu ingin
melampiaskan amarah nya pada barang barang yang ada di kamar
nya,banyak hutang dan tidak bekerja data objektif pasien ,pasien suka
melamun, kontak mata saat interaksi kurang kepada
pengkaji .Sedangkan Tn. D di temukan data subjektif Klien mengatakan
merasa malu dengan keadaaannya, tidak bisa apa apa dan saya gagal
dalam pernikahan dan ingin balas dendam terhadap mantan istrinya.
Pada data objektif ditemukan data klien selalu melamun dan sering
menyendiri di kamar dan berteriak, pasien melihat lawan bicara saat
interaksi namun terkadang pandangan menunduk dan melotot.
Diagnosa Keperawatan yang dapat di rumuskan focus diagnose
keperawatan pada Tn.A dan Tn .D yaitu gangguan Perilaku Kekerasan
51

Tabel 4.6 Analisa Data Pasien


Analisa Data Klien 1
AnalisaDataPasien Masalah
DS: Resiko Perilaku Kekerasan
-Klien mengatakan tidak bisa
melakukan apa-apa dan tidak memiliki
keahlian apapun selain mengahancurkan
barang barang miliknya.
-Klien mengatakan tidak percaya dengan
kemampuan diri sendiri
-Klien merasa tidak berguna karena tidak
dapat membantu keluarga memenuhi
kebutuhan sehari-hari
-Klien sering termenung sendiri dikamar
dan menghancurkan barang barang
miliknya.
-Klien merasa malu dengan keadaannya
yang sekarang
DO:
- Klien tampak murung
- Klien tampak emosi
- Kontak mata kurang terkadang melotot
memerah dan bicara pelan
- Klien tampak tidak percaya diri saat
wawancara
- Klien hanya sebatas menjawab
Pertanyaan lalu diam
Analisa Data Klien 2
Analisa Data Pasien Masalah
DS: Resiko Perilaku Kekerasan
- Klien mengatakan tidak mampu dan
merasa malu melakukan sesuatu
52

-Klien mengatakan merasa tidak di


hargai dan tidak berguna
-Klien mengatakan sering menyendiri di
kamar
-klien mengatakan saya tidak bisa apa-
apa dan tidak berguna
- Klien mengatakan ingin balas dendam
terhadap istrinya.

DO:
- Pasien suka melamun
- Klien tampak sedih dengan kondisinya
- Kontak mata merah melotot.
- Klien sering menunduk dan marah
- Suara klien menjadi tinggi saat
melakukan wawancara
- Klien berkeinginan balas dendam kepada
istrinya.
4.1.4 Diagnosa Keperawatan
Data Klien
Klien1 :Resiko Perilaku
Kekerasan

Klien2 :Resiko Perilaku


Kekerasan
53

4.1.5 Pohon Masalah


Klien1 Klien2

Risiko Perilaku Risiko Perilaku


Kekerasan (pada Kekerasan (pada diri
diri sendiri, orang sendiri, orang lain,
lain, lingkungan, lingkungan, dan verbal)

Perilaku Kekerasan Perilaku Kekeran

Harga Diri Rendah Harga Diri Rendah

Bagan 4.3 Pohon Masalah


54

4.1.6 Perencanaan
Tabel 4.7 Perencanaan
Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
Klien1
Resiko Kognitif: 1.Bina hubungan saling Hubungan
Perilaku 1. Klien mampu percaya.Hal tersebut saling percaya
Kekerasan membina hubungan dilakukan dengan cara: merupakan
saling -Beri salam setiap Langkah awal
percaya dengan berinteraksi untuk
mahasiswa - Perkenalkan nama, nama melakukan
perawat. panggilan perawat dan interaksi
2. klien dapat ber tujuan perawat berkenalan
interaksi dengan - Tanya kan nama panggil
orang kesukaan pasien
lain .Psikomotorik: - Tunjuk kan sikap jujur dan
1. Ekspresi wajah menepati janji setiap kali
bersahabat. berinteraksi
2. Menunjukkan - Tanyakan perasaan dan
rasa senang, ada masalah yang di hadapi
kontak mata. pasien
3. Mau berjabat - Buat kontrak interaksi
tangan. yang jelas
4. Mau - Dengarkan dengan penuh
menyebutkan perhatian ekspresi perasaan
nama. pasien saat berinteraksi
5. Mau menjawab
salam.
55

6. Mau duduk
berdampingan
dengan mahasiswa
perawat.
7. Mau
mengutarakan
masalah yangdi
hadapi.
Resiko Kognitif: SP1 Meningkat kan
Perilaku 1. klien mampu Identifikasi penyebab tanda kontrol emosi
Kekerasan membina hubungan dan gejala serta akibat perilaku klien
saling percaya kekerasan mengurangi
dengan mahasiswa  Latih secara fisik 1 : tarik waktu kosong
perawat. nafas dalam bagi klien
2. klien mampu  Masukkan dalam jadwal sehingga ada
menyebutkan harian pasien kegiatan
kemampuan dan
aspek positif yang
dimiliki.
Psikomotorik:
1. klien mampu
berlatih sesuai
kemampuan
yang dipilih.
2. klien mampu
memlilih
kemampuan dan
aspek positif yang
dimiliki
56

Resiko Kognitif: SP2 Meningkat kan


Perilaku kontrol emosi
Kekerasan klien
1. klien mampu Evaluasi SP1
 Latih cara fisik 2 : pukul
kasur / bantal
 Masukkan dalam jadwal harian
pasien
Membina hubungan
Saling percaya
Dengan mahasiswa
perawat.
2. klien mampu
Latihan kemampuan
Dan aspek positif ke
Dua yang dimiliki
Psikomotor:
1. klien mampu
Berlatih
kemampuan
kepertama sesuai
Yang dipilih..

Resiko Kognitif: SP3 Meningkatkan


Perilaku kualitas emosi
Kekerasan klien
1.klien mampu Evaluasi SP1 dan SP2
 Latih secara sosial /
 verbal
 Menolak dengan baik
 Meminta dengan baik
 Mengungkapkan dengan baik
 Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien
Membina hubungan
Saling percaya
Dengan mahasiswa
perawat.
2.klien mampu
57
Menyebutkan
Kemampuan dan
Aspek positif yang

Di miliki
Psikomotorik:
1. klien mampu
berlatih sesuai
kemampuan
yang dipilih.
2. klien mampu
memlilih
kemampuan dan
aspek positif yang
dimiliki sesuai
yang dipilih
Resiko Kognitif: SP 4 Meningkatkan
 Evaluasi SP 1, 2 dan 3
Perilaku 1. klien mampu kualitas emosi
 Latih secara spiritual berdo’a
Kekerasan membina hubungan  Masukkan dalam klien
jadwal kegia pasien
saling percaya
dengan mahasiswa
perawat.
2. klien mampu
Latihan
kemampuan dan
aspek positif ke
keempat yang
dimiliki
Psikomotor:
1. klein mampu
berlatih
kemampuan
keempat sesuai
58
59
60

Yang dipilih..

Pasien2
Resiko Kognitif: Hubungan
Perilaku saling percaya
Kekerasan merupakan
Langkah awal
untuk
melakukan
interaksi
1.klien mampu
Membina hubungan
Saling
Percaya dengan
Mahasiswa
perawat.
2.klien dapat
Berinteraksi dengan
Orang lain.
Psikomotorik:
1.Ekspresi wajah
bersahabat.
2.Menunjukkan
Rasa senang,ada
kontak mata.sambil
melotot
3.Mau berjabat
tangan.
4.Mau
menyebutkan
nama.
5.Mau menjawab
salam.
6.Mau duduk
berdampingan
61

dengan maha
siswa perawat.
7. Mau
mengutarakan
masalah yang
di hadapi.
Resiko Kognitif: SP1 Meningkatkan
Perilaku kualitas emosi
Kekerasan klien
1.klien mampu 1.Mengidentifikasi
Membina hubungan kemampuan dan aspek
Saling percaya Positif yang dimiliki klien
dengan mahasiswa 2.Membantu klien menilai
perawat. kemampuan klien yang
2.klien mampu dapat digunakan
Menyebutkan 3.Membantu klien memilih
kemampuan dan Kegiatan yang akan dilatih
aspek positif yang Sesuai dengan kemampuan
dimiliki Klien
3.klien mampu 4.Melatih klien sesuai
Menyebutkan cara Kemampuan yang dipilih
mengontrol marah. 5.Memberi kan pujian yang
Psikomotorik: wajar klien terhadap
1.klien mampu keberhasilan pasien
6.Melatih relaksasi nafas
dalam
Berlatih sesuai 7.Menganjurkan pasien
Kemampuan Memasuk kan dalam jadwal
Yang dipilih. Kegiatan harian
2.klien mampu
Memlilih
Kemampuan dan
62

Aspek positif yang


dimiliki

Resiko Kognitif: SP2 Meningkatkan


Perilaku pengontrolan
Kekerasan emosi klien
1.klien mampu 1.Melatih kemampuan
Membina hubungan Pertama
Saling percaya 2.Melatih relaksasi nafas
dengan mahasiswa dalam
perawat 3.memasukan dalam kegiatan
harian

2.Pasien mampu
Latihan kemampuan
Dan aspek positif
Ke dua yang
Dimiliki
Psikomotor:
1.klien mampu
Berlatih
Kemampuan
Pertama
Sesuai yang dipilih
Resiko Kognitif: SP3 Meningkatkan
Perilaku pengontrolan
Kekerasan emosi klien
1.klien mampu 1.mengevaluasi SP 1-2
Membina hubungan 2.Melatih kemampuan
Saling percaya Pertama
Dengan mahasiswa 3.Menganjurkan klien
perawat. Memasuk kan dalam kegiatan
2.klien mampu harian
menyebutkan
63

Kemampuan dan
aspek positif yang
dimiliki
Psikomotorik:
1. klien mampu
berlatih sesuai
kemampuan
yang dipilih.
2. klien mampu
memlilih
kemampuan dan
aspek positif yang
dimiliki sesuai
yang dipilih
Resiko Kognitif: SP4 Meningkatkan
Perilaku 1. klien mampu 1. mengevaluasi SP1-4 pengontrolan
Kekerasan membina hubungan 2.Melatih kemampuan emosi klien
saling percaya pertama
dengan mahasiswa 3.Menganjurkan klien
perawat. memasuk kan dalam
2. Klien mampu kegiatan harian
Latihan
kemampuan dan
aspek positif ke
keempat yang
dimiliki
Psikomotor:
1klien mampu
berlatih
kemampuan
keempat sesuai
yang dipilih.
64

4.1.7 Pelaksanaan

Klien 1

Tabel 4.8 Pelaksanaan klien 1


Hari/ Implementasi Evaluasi Paraf
tanggal
Selasa, SP 1 Setelah pertemuan pasien
01 Pasien mampu mampu :
Agustus 1) Mengidentifikasi penyebab  Menyebutkan penyebab,
2023 dan tanda perilaku kekerasan tanda, gejala dan akibat
2) Menyebutkan jenis perilaku perilaku kekerasan
kekerasan yang pernah  Memperagakan cara fisik
dilakukan untuk mengontrol perilaku
3)Menyebutkan cara kekerasa
mengontrol perilaku kekerasan Setelah pertemuan pasien
4)Mengontrol perilaku mampu :
kekerasan secara : fisik, sosial /  Menyebutkan kegiatan
verbal,spiritual,terapi yang sudah dilakukan
psikofarmaka  Memperagakan cara fisik
- untuk megontrol perilaku
kekerasan

Gilang
Dzihad
Bahari
Rabu,02 SP2 Setelah pertemuan pasien
Agustus  Evaluasi SP1 mampu :
2023  Latih cara fisik 2 : pukul kasur  Menyebutkan kegiatan
/ bantal yang sudah dilakukan
 Masukkan dalam jadwal  Memperagakan cara fisik Gilang Dzihad
harian pasien untuk megontrol perilaku Bahari
kekerasan
65

Kamis, SP3 Klien: SP3


03 Setelah pertemuan pasien  Evaluasi SP1 dan SP2
Agustus mampu :  Latih secara sosial /
 Menyebutkan kegiatan yang  verbal
2023
sudah dilakukan
 Menolak dengan baik
 Memperagakan seara fisik
untuk mengontrol perilaku  Meminta dengan baik
kekerasan  Mengungkapkan dengan
baik
 Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien

Gilang
Dzihad
Bahari

Jum’at, SP4Klien: SP4


04 Setelah pertemuan pasien  Evaluasi SP 1, 2 dan 3
Agustus mampu:  Latih secara spiritual
2023  Menyebutkan kegiatan berdo’a
yang sudah dilakukan
66

 Memperagakan secara  Masukkan dalam jadwal


spiritual kegia pasien

Gilang
Dzihad
Bahari
67

Klien2

Tabel 4.8 Pelaksanaan klien 2


Hari/ Implementasi Evaluasi Paraf
tanggal
Selasa, Pasien mampu Setelah pertemuan
01 1) Mengidentifikasi penyebab pasien mampu :
Agustus dan tanda perilaku kekerasan  Menyebutkan
2023 2) Menyebutkan jenis perilaku penyebab, tanda,
kekerasan yang pernah gejala dan akibat
dilakukan perilaku kekerasan
3) Menyebutkan cara  Memperagakan cara
mengontrol perilaku kekerasan fisik 1 untuk
4) Mengontrol perilaku mengontrol perilaku
kekerasan secara : fisik, sosial / kekerasan
verbal, spiritual, terapi
psikofarmaka
- Gilang
Dzihad
Bahari
68

Rabu, SP2 Klien Setelah pertemuan pasien


02  Evaluasi SP1 mampu :
Agustus  Latih cara fisik 2 : pukul kasur  Menyebutkan kegiatan
yang sudah dilakukan
2023 / bantal  Masukkan dalam
 Memperagakan cara fisik
jadwal harian pasien untuk megontrol perilaku
kekerasan

Gilang
Dzihad
Bahari

Kamis, SP3 Klien: Setelah pertemuan pasien


03  Evaluasi SP1 dan SP2 mampu :
Agustus  Latih secara sosial /  Menyebutkan kegiatan
 verbal yang sudah dilakukan
2023
 Menolak dengan baik  Memperagakan seara
 Meminta dengan baik
fisik untuk mengontrol
 Mengungkapkan dengan baik
perilaku kekerasan
 Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien
Gilang Dzihad
Bahari
69

Jum’at,0 SP 4 Klien: Setelah pertemuan keluarga


4  Evaluasi SP 1, 2, dan 3 mampu :
Agustus  Latih langsung ke pasien  Melaksanakan follow up
2023  RTL keluarga : follow up dan rujuk serta mampu
dan rujukan mnyebutkan kegiatan yang
sudah dilakukan

Gilang
Dzihad
Bahari

4.2 Pembahasan
Menurut Keliat (2012) implementasi keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan
keperawatan dengan memperhatikan dan mengutamakan masalah utama yang aktual
dan mengancam integritas klien beserta lingkungannya. Sebelum melaksanakan
tindakan keperawatan yang sudah direncanakan, perawat perlu menvalidasi apakah
rencana tindakan keperawatan masih dibutuhkan dan sesuai dengan kondisi klien pada
saat ini. Hubungan saling percaya antara perawat dengan klien merupakan dasar utama
dalam pelaksanaan tindakan keperawatan. Dermawan (2013) menjelaskan bahwa
tindakan keperawatan dengan pendekatan strategi pelaksanaan (SP) perilaku kekerasan
terdiri dari : SP 1 (pasien) : membina hubungan saling percaya, membantu klien
mengenal penyebab perilaku kekerasan, membantu klien dalam mengenal tanda dan
gejala dari perilaku kekerasan. SP 2 (pasien) : maembantu klien mengontrol perilaku
70
kekerasan dengan memukul bantal atau kasur. SP 3 (pasien) : membantu klien
mengontrol perilaku kekerasan seacara verbal seperti menolak dengan baik atau
meminta dengan baik. SP 4 (pasien) : membantu klien mengontrol perilaku kekerasan
secara spiritual dengan cara sholat atau berdoa. SP 5 (pasien) : membantu klien dalam
meminum obat seacara teratur. Tindakan keperawatan pada keluarga dengan perilaku
kekerasan secara umum adalah sebagai berikut : 1. SP1 : Memberikan pendidikan
kesehatan kepada keluarga tentang cara merawat pasien perilaku kekerasan di rumah.
2. SP2 : melatih keluarga melakukan cara-cara mengendalikan kemarahan. 3. SP3 :
membantu perencanaan pulang bersama keluarga.

4.2.1 Pengkajian
Pengkajian di lakukan pada tanggal 01 Agustus 2023.Dalam
pengambilan kasus ini, penulis mengumpulkan data dengan wawancara
kepada pasien dan keluarga, mengobservasi secara langsung, status pasien
dan dari pemeriksaan fisik. Penulis melakukan pengkajian pada Klien 1(Tn.
A) berumur 40 tahun berjenis kelamin Laki-laki dan Klien 2 (Tn. D)
berumur 35 tahun berjenis kelamin Laki-laki dengan Perilaku Kekerasan di
kecamatan Tarogong. Pengkajian meliputi beberapa hal yang
berkesinambungan yakni pengumpulan data, pengaturan data, validasi data
serta perencanaan data.
Pada klien 1 dan klien 2 di dapatkan keluhan mengatakan berpikir
negatif tentang dirinya sendiri merasa malu dengan keadaaan nya, tidak
bisa apa apa dan saya gagal dalam pernikahan.
Didapatkan hasil dari pengkajian cara memelihara kesehatan
keduapasien Tn. A dan Tn. D dengan minum obat secara teratur, dan
melakukan SP 1 sampai 4 dan kontrol kepuskesmas secara teratur.
Pengkajian yang dilakukan pada kedua pasien dengan Perilaku Kekerasan
di mana pada pengkajian Klien berpikir negative tentang dirinya sendiri,
merasa malu dengan keadaaannya dan tidak terkontrol nya emosi kedua
klien.

4.2.2 Diagnosa Keperawatan


Data yang mendukung diagnosa ini adalah data subjektif dan data
objektif yang didapat dari Klien 1 dan Klien 2. Data fokus yang di temukan
pada Tn.A data subjektif ,Pasien mengatakan Klien mengatakan dirinya
71

selalu berpikir negatif kalau dirinya tidak berguna dan banyak hutang Data
objektif ,Klien suka melamun dan mengurung diri di kamar di sertai
dengan menghancurkan barang barang pribadinya.
Sedang kan pada Tn. D data focus dapat di temukan untuk data
subjektif, Klien mengatakan merasa malu dengan keadaaannya, tidak bisa
apa apa ,saya gagal dalam pernikahan dan berkeinginan untuk balas
dendam terhadap mantan istrinya. Data objektif Klien suka melamun dan
mengurung diri di kamar disertai dengan berteriak jika teringat akan masa
lalu nya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari klien, didapatakan perilaku
tandadan gejala klien tersebut sejalan dengan Saptina (2020) bahwa
beberapa perilaku tanda dan gejala klien yang mengalami Perilaku
Kekerasan yaitu mengintrospeksi diri sendiri, perasaan diri yang
berlebihan, perasaan tidak mampu dalam semua hal, selalu merasa marah
selalu negatif padadiri sendiri, bersikap pesimis dalam kehidupan. oleh
karena itu, penulis menegak kan diagnosa keperawatan yang dapat diambil
pada Tn. A dan Tn.D setelah di lakukan pengkajian dapat dirumuskan
focus diagnosa keperawatan yaitu Resiko Perilaku Kekerasan.

4.2.3 Rencana Keperawatan


Intervensi dilakukan selama 4 hari pada Klien Harga Diri
Rendah,berupa tindakan implementasi kepada Tn. A dan Tn. D dengan
strategi pelaksanaan (SP) caranya:

Lakukan SP 1sampai SP 4 pasien risiko perilaku kekerasan :


1..Membina hubungan saling percaya dengan cara (menjelaskan maksud dan tujuan
interaksi, jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat, beri rasa aman dan sikap empati)

.2.Diskusikan bersama klien tentang perilaku kekerasan (penyebab, tanda dan gejala,
perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut)

3.Latih klien melakukan cara mengontrol Kemarahan:


1.3.Ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam

Lakukan SP 2 Pasien Perilaku Kekerasan

1. Perilaku kekerasan
72
1.4.Ajarkan kepada Kepada klien latihan fisik 2 (pukul Kasur dan bantal ).

Lakukan SP 3
1. pasien risiko perilaku kekerasan :
Ajarkan kepada klien bicara yang baik bila sedang marah. Ada tiga cara:
 Meminta dengan baik tanpa marah
 Menolak dengan baik
 Mengungkapkan perasaan kesal

Lakukan SP 4
1. Pasien risiko perilaku kekerasan :
Diskusikan bersama klien cara mengendalikan risiko perilaku kekerasan dengan
cara beribada
73

a) Evaluasi jadwal harian klien


Penyusunan strategi pelaksanaan pada klien telah disesuaikan dengan
kondisi klien serta di evaluasi secara terus menerus sehingga tujuan dan
kriteria hasil yang telah disusun mulai dari menentukan prioritas masalah
sampai dengan kriteria hasil yang diharapkan. Dalam perencanaan tidak
dapat kesenjangan antara teori dan praktik dalam memprioritaskan masalah
dan perencanaan tindakan keperawatan jiwa.
Selanjutnya melakukan Terapi individu merupakan salah satu bentuk
terapi yang dilakukan secara individu oleh perawat kepada pasien secara
tatap muka perawat-pasien dengan cara yang terstruktur dan durasi waktu
tertentu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Akemat dalam
Muharyati,2012).

4.2.4 Implementasi Keperawatan


Penulis melakukan implementasi pada tanggal 01 - 04 Agustus
padaTn. A dan Tn. D berdasarkan dari intervensi yang telah dirumuskan,
hal ini di lakukan untuk mempertahankan dan memulihkan Kesehatan
klien.
Berdasar kan diagnosa yang di rumuskan Perilaku Kekerasan
intervensi keperawatan yang dapat disusun yaitu strategi pelaksanaan
klien.Streategi pelaksanaan yang dilakukan yaitu :

1.Membina hubungan saling percaya dengan cara (menjelaskan


maksud dan tujuan interaksi, jelaskan tentang kontrak yang akan
dibuat, beri rasa aman dan sikap empati)

2.Diskusikan bersama klien tentang perilaku kekerasan (penyebab,


tanda dan gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku
tersebut).
3. Latih klien melakukan cara mengontrol Kemarahan:
Ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam
74

Lakukan SP 2
1. Perilaku kekerasan 1.4.Ajarkan kepada Kepada klien latihan fisik 2
(pukul Kasur dan bantal ).
Lakukan SP 3
Pasien risiko perilaku kekerasan : Ajarkan kepada klien bicara yang baik
bila sedang marah. Ada tiga cara:
 Meminta dengan baik tanpa marah
 Menolak dengan baik
 Mengungkapkan perasaan kesal

Lakukan SP 4
Pasien risiko perilaku kekerasan :
Diskusikan bersama klien cara mengendalikan risiko perilaku kekerasan
dengan cara beribadah.
75
Dimiliki dan melatih kemampuan yang dimiliki. Di dapat kan hasi lpada Tn.A dan Tn. D
sebagai berikut

Tabel 4.9 latihan kemampuan klien


Klien1  Melakukan relaksasi nafas dalam
 Melakukan pukul bantal
 Berbicara dengan baik saat marah
Klien2  Melakukan relaksasi nafas dalam
 Melakukan pukul bantal
 Berbicara dengan baik saat marah
.

4.2.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi merupakan proses berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada
respons keluarga terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
Evaluasi proses atau pormatif dilakukan setiap selesai melakukan
tindakan.Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan SOAP sebagai
pola pikirnya. (Keliat, 2011).

S: Respon subjektif keluarga terhadap intervensi keperawatan yang telah


dilaksanakan.

O: Respon objektif keluarga terhadap tindakan keperawatan yang telah di


laksanakan.

A: Analisa ulang data subjektif dan objektif untuk menyimpukan pakah


masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang
kontradikdif dengan masalah yang ada..

P: Perencanaan atau tindak lanjut berdasar hasil analisa pada respon


keluarga.
76

Klien mampu menilai, menetapkan dan melatih kegiatan sesuai


kemampuan yang dipilih :
1. Strategi pertemuan selanjutnya yaitu melatih kegiatan sesuai
kemampuan yang dipilih.
2. Klien mampu melaksana kan jadwal yang telah dibuat Bersama , Klien
mampu melatih kegiatan sesuai kemampuan yang dipilih.

Selain itu, dapat dilihat dari setiap evalusi yang dilakukan pada asuhan
keperawatan, dimana terjadi penurunan gejala yang dialami oleh Tn. A dan
Tn .D klien mengatakan berpikir positif terhadap dirinya dan bisa
melakukan apa yang bisa klien lakukan , klien tampak semangat dan
antusias dalam mengerjalan kemampuan yang di pilih ,masalah teratasi
sebagian dan lanjutkan intervensi dan modifikasi intervensi dengan
hobiyangdipilih klien

Dapat disimpulkan peneliti mampu memberikan asuhan keperawatan


pada klien dengan Resiko Perilaku Kekerasan melalui penerapan Teknik
relaksasi nafas dalam serta masalah teratasi.

4.2.6 Pase Komunikasi


Klien 1 Tn. A
Hari pertama

“Assalamualaikum, selamat pagi..boleh saya kenalan dengan bapak?Nama saya Gilang


Dzihad Bahari boleh panggil saya Gilang ,saya mahaiswa Universitas Bhakti Kencana
Garut, saya sedang melakukan penelitian. Kalau boleh tahu nama bapak siapa dan senang
dipanggil apa?”
77

“Nama saya pak A panggil saja pak A”

“bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam? Ada
keluhan tidak?”
“Baik, tidak”
“bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang dan
kegiatan yang pernah dilakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana
yang masih dapat dilakukan.Setelah kita nilai,kita akan pilih kegiatan untuk
kita latih”
“Boleh”
“ dimana kita duduk untuk berbincang-bincang? Bagaimana kalau diruang
tamu berapa lama?Bagaimana kalau15 menit saja?
“ disini aja,boleh”
“pak, apa saja kemampuan yang dimiliki bapak? Bagus apalagi? Saya buat
daftar nya ya ,apa saja kegiatan yang masih bapa lakukan? Bagaimana
dengan relaksasi nafas dalam? Pukul bantal? Berbicara dengan baik saat
marah? beribadah? dst”
“saya bisa melakukan relaksasi nafas dalam, pukul bantal,dan berbicara dengan
baik dan benar”
“wah bagus sekali ada tiga kemampuan dan kegiatan yang bapak miliki”
“pak,dari empat kegiatan kemampuan ini, yang mana masih dapat
dikerjakan di rumah?”
“bisa semuanya”
“Coba bapak pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan sekarang",
"Ohh yang nomor satu relaksasi nafas dalam? Kalau begitu ,bagaimana
kalau sekarang kita latihan lagi pukul bantal". Mari kita lihat apakah bapak
benar benar masih bisa melakukan nya .Coba lihat sudah benarkah cara
yang di lakukan bapak ?"
"Nah kalau kita mau melakukan pukul bantal ,mari kita pindah kan dulu
78

bantal dan selimutnya. bagus! Sekarang kita simpan di tempat yang tidak
berbahaya . "Nah,sekarang kita pasang lagi spreinya kita mulai dari atas ya
bagus! bagus!""bapak sudah bisa Melakukan Teknik pukul bantal dengan
baik sekali .Coba perhatikan apakah bapak dapat mengontrol emosi bapak
dengan sebelum mengetahui tehnik ini ?
“iyah,saya merasa aga lega dan jauh lebih baik”
"Bagaimana perasaan setelah kita bercakap-cakap dan latihan Teknik
relaksasi nafas dalam dan tehnik pukul bantal ? yah?, bapak ternyata
banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di rumah ini. Salah
satunya, relaksasi nafas dalam, yang sudah bapak praktek kan dengan baik
sekali”
Coba ulangi bagaimana cara merapikan tempat tidur tadi, Bagus
sekali.."Sekarang,mari kita masukkan pada jadwal harian. bapak, Mau
berapa kali sehari merapikan tempattidur”
“ satu kali aja”
"Besokpagikitalatihanlagi kemampuanyangkeduadanketiga”
Harikedua
“Assalamualaikumpak,masihingatdengansaya?”“
Masih”
“bagaimanakabarbapaksaatini,bagaimanatidurbapatadimalam?”“alha
mdulillahnyenyak”
“kalau begitu kita lanjutkan tindakan yang kedua yang bapak pilih
kemarin,bapakmasihingat?
“iyahhingat,menyapuya”
“iyah betul pak, sekarangkitamelakukantindakanmenyapu”
“bapakbisamembersihkankamarbapaksendiridengancaramenyapu,nahginipa
kjangansampaidebumasihmenempeldilantainya,disapulagipak
,lalubuangdebu keluar rumah”
79

“bapakcobadulu,ginikanbenerga?”
“yah betul pak,sampu sampai bersih, bagus sekali pak sampai tidak
adadebu lagi di kamar bapa, terus kita masukan ke jadwal harian, bapak
mauberapa kaliseharimenyapu”
“duakalisajabiarkamarbersih”
“ baik pak, gimana perasaan bapa setelah membersihkan atau
menyapukamarbapak?”
“lebihbaikjadiadaaktivitastidakdiemterus”
“syukurkalaulebihbaik,besokkitalakukanlagitindakanketigayahpak”“ iyahh
baik”
Hariketiga
“Assalamualaikumpak,masihingatdengansaya?”“
Masih jangrizalkan”
“iyahhbetul,bagaimanakabarbapaksaatini,bagaimanatidurbapatadimalam?”
“alhamdulillahbaik,tidurjuganyenyak”
“bapakmasihingat kegiatan yangpertamadankedua?”
“iyamasihingatyangpertamamerapihkantempattidurdanyangkeduamenyapu”
“kalaubegitukitalanjutkantindakanyangketigayangbapakpilihkemarin,ba
pak masih ingat?
“iyahhingat,mengepel ya”
“iyah betul pak, sekarangkitamelakukantindakanmengepel”
“bapak bisa mengambil lapnya terus masukan ke dalam air lalu
perestapijangan terlalu kering lalu bapak bisa mengepel kamar bapa sendiri
dengancara membersihkan dengan pel di lap dari ujung sampai ujung lagi
nahginipak, bisabapacoba”
“bapakcobadulu, ginikanbenerga?”
“yahbetulpak,mengepelsampaibersih,bagussekalipaksampaikamar
80

bapakbersih,teruskitamasukankejadwalharian,bapakmauberapakalisehari
menyapu”
“satukalisajakayanyacukup”
“baikpak,gimanaperasaanbapasetelahmembersihkanataumengepelkamarbapak?”
“lebih baik jadi ada aktivitas tidak diem terus dan kamar bapa jadi
bersih”“syukurkalaulebihbaik,bapakbisalakukantindakantersebutsetiapharia
garbapak tidak merenungterusmenerus ”
“iyahhbaik”

Klien 2 Tn.
DHari
pertama
“Assalamualaikum, selamat pagi..boleh saya kenalan dengan bapak?
Namasayaahmadrizalbolehpanggilsayarizal,sayamahaiswaUniversitasBhak
tiKencana Garut, saya sedang melakukan penelitian. Kalau
bolehtahunamabapaksiapadan senangdipanggilapa?”

“Nama saya pakDpanggil sajapakD”

“bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam?


Adakeluhantidak?”
“Baik, tidak”
“bagaimanakalaukitabercakap-
cakaptentangkemampuanyangdankegiatanyangpernahdilakukan?
Setelahitukitaakannilaikegiatanmanayangmasihdapatdilakukan.Setelahkita
nilai,kitaakanpilihkegiatanuntuk kitalatih”
“Boleh”
“ dimana kita duduk untuk berbincang-bincang? Bagaimana kalau
diruangtamuberapa lama?Bagaimanakalau15 menit saja?
81

“ disiniaja,boleh”
“pak, apasajakemampuanyang dimilikibapak? Bagus apalagi?
Sayabuatdaftarnyaya,apasajakegiatanrumahtanggayangmasihbapalakukan?
Bagaimanadenganmerapihkankamar?Mencucipiring?Menyapu?mengepel?
mencuci baju?dst”
“sayabisamerapihkantempattidur,mencucipiringdanmelipatbaju”“wah
bagus sekali ada tiga kemampuan dan kegiatan yang bapak
miliki”“pak,darilimakegiatankemampuanini,yangmanamasihdapatdikerj
akandi rumah?”
“bisa ”
“Coba bapak pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah
ini","Ohh yang nomor satu merapikan tempat tidur? Kalau
begitu,bagaimanakalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur
bapak". Mari kita lihattempattidurbapakya.Coba
lihatsudahrapikahtempattidurnya?"
"Nahkalaukitamaumerapikantempat tidur,marikitapindahkandulubantal dan
selimutnya.bagus!Sekarang kita angkat spreinya dan kasurnyakita balik.
"Nah,sekarang kita pasang lagi spreinya kita mulai dari atas yabagus!
Sekarangsebelahkakitarikdan
masukkanlalusebelahpinggirmasukkanSekarangambilbantal,rapikandanleta
kkandisebelahataskepala. Mari kita lipat selimut.nah letakkan sebelah
bawah kaki
bagus!""bapaksudahbisamerapikantempattidurdenganbaiksekali.Cobaperha
tikanbedakah dengan sebelum dirapikan?
“iyahrapih”
"Bagaimana perasaan setelah kita bercakap-cakap dan latihan
merapikantempat tidur ? yah?, bapak ternyata banyak memiliki
kemampuan yangdapat dilakukan di rumah ini. Salah satunya, merapikan
tempat tidur, yangsudahbapak praktekkan dengan baik sekali”
Coba ulangi bagaimana cara merapikan tempat tidur tadi, Bagus
sekali.."Sekarang,marikitamasukkanpadajadwalharian.bapak,Mauberapakal
i
82

sehari merapikan tempat


tidur”“ satu kali”
"Besokpagikitalatihanlagi kemampuanyangkeduadanketiga”
Hari2
“Assalamualaikumpak,masihingatdengansaya?”“iy
ahMasih”
“bagaimanakabarbapaksaatini,bagaimanatidurbapatadimalam?”“alha
mdulillahnyenyak”
“Bapakmasihingattindakanyangkemarinapa?”“iy
ahmasih de,merapihkan tempat tidur”
“yahhbetulpak,kalaubegitukitalanjutkantindakanyangkeduayangbapakpilih
kemarin, bapak masih ingat?
“iyahhingat,mencucipiringya”
“iyahbetul pak, sekarangkitamelakukantindakanmencucipiring”
“bapak bisa mencuci piring bekas bapak tadi makan yang pertama
bapaambilsponslalukasihsabuntambahkanairhinggaberbusalalupiringyang
bekas bapa tadi bersihkan gosok hingga bersih setelah itu bapak
bilasdenganair lalukeringkan dengan lap,bapabisacobacuci piring”
“bapakcobadulu,ginikanbenerga?”
“yahbetulpak,gosokhinggabersihlalukeringkandenganlap,teruskitamasukan
ke jadwal harian, bapak mau berapa kali sehari mencuci piring”“tiga
kalisajasetelah makanlangsungcuci”
“baikpak,gimanaperasaan
bapasetelahmencucipiring?”“lebihbaikjadiadaaktivitastida
kdiemterus”
“syukurkalaulebihbaik,besokkitalakukanlagitindakanketigayahpak”“ iyahh
baik”
Hariketiga
“Assalamualaikumpak,masihingatdengansaya?”“
Masih jangrizalkan”
83

“iyahh betul, bagaimana kabar bapak saat ini, bagaimana tidur bapa
tadimalam?”
“alhamdulillahbaik,tidurjuganyenyak”
“bapakmasihingat kegiatan yangpertamadankedua?”
“iya masih ingat yang pertama merapihkan tempat tidur dan yang
keduamencucipiring”
“kalaubegitukitalanjutkantindakanyangketigayangbapakpilihkemarin,bapak
masih ingat?
“iyahhingat,melipatbaju”
“iyah betulpak,sekarangkitamelakukantindakanmelipat baju”
“bapak bisa mengambil baju bapak di lipat kanan lalu kirinya di lipat
teruslipat lagi ke atasdan satu kali lagi lipat keatas rapihkan nah gini pak,
bisabapacoba”
“bapakcobadulu,ginikanbenerga?”
“yah betul pak, lipat pak rapihkan bagus pak, terus kita masukan ke
jadwalharian,bapak mauberapakali seharimelipatbajunya”
“satukalisajakayanyacukup”
“ baik pak, gimana perasaan bapa setelah melakukan tindakan melipat
bajubapak?”
“lebihbaikjadiadaaktivitastidakdiemterus”
“syukur kalau lebih baik, bapak bisa lakukan tindakan tersebut setiap
hariagar bapak tidak merenungterusmenerus”
“iyahhbaik”
BAB
VKESIMPULANDANSARAN
5.1 Kesimpulan

1. Hasilpengkajian yangdilakukanpadakeduaresponden
padahasilpengkajianyangmunculpadaresponden1danresponden2.Padaresp
onden1darihasilpengkajiandidapatkanbahwaTn.Amengeluh dirinya selalu
berpikir negatif kalau dirinya tidak berguna danbanyak hutang, sedangkan
pada responden 2 setelah dilakukan
pengkajiandidapatkandatabahwaTn.Dmengatakanmerasamaludengankead
aannya, tidak bisa apa-apadan saya gagal dalam pernikahan.
Halinilahyangmenjadikanhasilataudatayangdidapatkanpadaprosespengkaj
ian berbeda. Namun terdapat kesamaan pada kasus responden 1dan2yaitu
kasushargadirirendah.
2. Diagnosakeperawatanyangmunculpadakasusinihargadirirendah.
3. PerencanaanyangakandilakukanpadaTn.AyaituSP1:mengidentifikasikema
mpuanklien,SP2:melatihkemampuanyangdipilihyaitumerapihkantempattid
ur,SP3:menyapudanSP4:mengepel lantai dan pad Tn. D yaitu SP 1 :
mengidentifikasi kemampuanklien, SP 2 : merapihkan tempat tidur, SP 3:
mencuci piring dan SP 4 :melipatbaju.
4. implementasikeperawatanTn.AyaituSP1:mengidentifikasikemampuanklie
n,SP2:melatihkemampuanyangdipilihyaitumerapihkan tempat tidur, SP 3:
menyapu dan SP 4 : mengepel lantai
danpadTn.DyaituSP1:mengidentifikasikemampuanklien,SP2:merapihkant
empattidur, SP3:mencucipiringdanSP4:melipatbaju.
5. Evaluasi diperoleh klien mengatakan berpikir positif terhadap dirinya
danbisamelakukanapayangbisaklienlakukan,klientampakantusiasmengerjal
ankemampuanyangdipilih,masalahteratasisebagiandanlanjutkanintervensi

77
78

Saran
1. BagiKliendanKeluarga
Diharapkantindakanyangtelahdiajarkandapatditerapkansecaramandiriu
ntukmengidentifikasikemampuanyangdimilikiklien.
2. Bagiperawat
Sebagaimasukansertaacuanbagiperawatdalammeningkatkanpelayananke
perawatan,terutamadalampenerapankemampuanpositifdalam asuhan
keperawatan pasien dengan masalah ganngguanHarga dirirendah.
3. BagiPeneliti
Sebagaipengembangankemampuanpenelitidalammelaksanakanpelayana
nkeperawatandanmenambahwawasanilmupengetahuanbagipeneliti dalam
penerapan asuhan keperawatan jiwa pada pasien harga dirirendah.
4. BagiTempatPenelitian
Studi kasus ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber
informasipuskesmas dalam memberikan asuhan keperawatan pasien dengan
masalahgangguanHargadirirendah.
5. IlmuBagiPerkembanganKeperawatan
Hasil penelitian yang di peroleh dapat sebagai perbandingan dan
bahanpenelitianselanjutnyadibidangkeperawatanjiwadandapatmenjadireferen
sidanrujukandalampembuatanataupunpengaplikasianaskepgangguanHargaDi
riRendah.
6. BagiInstitusi
Hasilpenelitianinidapatdigunakansebagaikontribuasidalammenanamka
nminat,motivasidansikapdarimahasiswasehinggadapatmeningkatkan prestasi
belajarbagi mahasiswanya..

Anda mungkin juga menyukai