Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMAKOKINETIK DAN BIOFARMASETIK


PERCOBAAN V

MODELING DAN ANALISA DATA FARMAKOKINETIKA


MENGGUNAKAN SOFTWARE MICROSOFT EXCEL

Disusun Oleh: Kelompok 3C


Maria Arifah : 200106100
Marwah Natasa D : 200106101
Mayarani Putri : 200106103
Melisa Pujiandini : 200106104
Meuthia Alika Faza : 200106105
Mochammad Ihsan R. : 200106106
Muhammad Lutfi A. : 200106112

Asisten Praktikum:
Herlina Eka Sari
Dosen Pengampu:
Apt. Rizky Dwi Larasati, M.S.Farm.

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG
2024
PERCOBAAN V

MODELING DAN ANALISA DATA FARMAKOKINETIKA


MENGGUNAKAN SOFTWARE MICROSOFT EXCEL

I. Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi modeling dan analisis data penelitian
farmakokinetika dengan pengkhususan data in vivo menggunakan software
yang dikenal luas Microsoft Office Excel
II. Teori Dasar
Bioavailabilitas suatu obat yang optimal adalah laju dan jumlah
relatif obat yang mencapai sirkulasi umum tubuh (sistem peredaran darah).
Laju relatif obat yang mencapai sistem peredaran darah (laju absorbsi) dapat
ditentukan dari konstanta laju absorbsi, sedangkan jumlah relatif obat yang
terabsorbsi dapat ditentukan dari availabilitas absolut atau availabilitas
relatif. Manfaat dari biavailabilitas diantaranya adalah dapat diketahui
waktu yang dibutuhkan suatu obat agar dapat memberikan efek terapi dan
seberapa banyak obat tersebut dapat terserap oleh tubuh (Labibah dan
Rusdiana, 2022).
Analisis data konsentrasi-waktu atau konsentrasi efek obat berperan
penting dalam penelitian farmakokinetik (PK) dan farmakodinamik (PD).
Berbagai pendekatan kalkulasi matematik, optimasi algoritma, dan ploting
grafik merupakan hal yang esensial untuk analisis data farmakokinetika
(Zhang et al., 2010). Pemilihan model farmakokinetika yang tepat
merupakan hal yang penting untuk evaluasi kuantitatif proses transport
obat dalam tubuh (Siswanto et al., 2016).
Microsoft Excel (Ms. Excel) merupakan salah satu program dari
keluarga Microsoft Office yang berbasis pada sistem operasi Windows [7-
11]. Ms. Excel berfungsi untuk memproses data berupa angka atau bilangan
dengan menggunakan spreadsheet yang terdiri dari baris dan kolom. Ms.
Excel telah menjadi aplikasi pemroses data dan angka yang paling umum
digunakan, dan dapat digunakan pada berbagai media seperti PC, tablet,
atau smartphone. Microsoft Excel tidak hanya tersedia dalam platform
Windows, tetapi juga tersedia pada sistem operasi MacOS, Android dan
Apple IOS. Ms. Excel menggunakan spreadsheet untuk menjalankan
berbagai formula. Spreadsheet adalah kumpulan dari sel yang terdiri atas
baris dan kolom sebagai tempat dimana angka dan data diolah (Andriyani et
al., 2019).
Microsoft Excel telah banyak digunakan oleh para ilmuwan untuk
pengumpulan, penghitungan, dan analisis data. Meskipun template
spreadsheet yang dirancang khusus dapat dibuat dengan mudah, makro yang
canggih dan sangat dapat disesuaikan juga dapat dikompilasi menggunakan
Excel Visual Basic for Applications (VBA). Beberapa template dan program
tambahan telah dikembangkan untuk aplikasi biologi dan pengobatan.
Dalam ilmu farmasi, Excel telah diadopsi untuk analisis data farmakokinetik
seperti perhitungan analisis nonkompartemen (NCA), analisis pemasangan
nonlinier, simulasi model farmakokinetik kompleks,
bioavailabilitas/bioekivalensi (BA/BE ) simulasi, analisis korelasi in vitro/in
vivo (IVIVC) dan pemodelan hubungan struktur-farmakokinetik kuantitatif.
PKSolver merupakan add-in MS Excel yang dikembangkan untuk aplikasi
analisis farmakokinetika/farmakodinamik (PK/PD). Selain dengan
pendekatan kompartemen, PKSolver juga menyediakan pemodelan untuk
data farmakokinetika dengan puncak ganda melalui model multipe site
absorption (MAS) (Zhang et al., 2010).
Parameter-parameter famakokinetika pada dasarnya sangat
dipengaruhi langsung maupun tidak langsung oleh variabel fisiologi tubuh,
dan parameter lainnya. Parameter primer adalah parameter yang nilainya
dipengaruhi langsung oleh perubahan fisiologi, terdiri dari tetapan laju
absorpsi (Ka), fraksi obat yang diabsorpsi (f), volume distribusi (Vd), dan
pembersihan (Cl). Parameter sekunder merupakan parameter yang nilainya
tergantung dari parameter primer. Parameter sekunder meliputi tetapan laju
eliminasi (Kel), waktu paruh (t½) dan fraksi obat yang diekskresikan dalam
bentuk utuh (fe). Parameter lainnya yaitu parameter turunan, ialah parameter
yang nilainya tidak hanya tergantung pada parameter farmakokinetika
primer tetapi bergantung juga pada dosis yang ditemukan pada kadar obat
dalam plasma pada kondisi tunak (Css) dan luas dibawah kurva kadar obat
dalam plasma terhadap waktu (AUC) (Rowland dan Tozer, 1995).

Daerah dibawah kurva (Area Under Curve) adalah integritasi batas


obat di dalam darah dari waktu t = o hingga t, dimana besar AUC
berbanding lurus dengan jumlah total obat yang diabsorbsi. AUC
merupakan salah satu parameter untuk menentukan bioavabilitas. Cara yang
paling sederhana untuk menghitung AUC adalah dengan metode trapezoid
(Tjay dan Rahardja, 2007).
Volume distribusi adalah suatu parameter farmakokinetik yang
menggambarkan luas dan intensitas distribusi obat dalam tubuh. Volume
distribusi bukan merupakan volume yang sesungguhnya dari ruang yang
ditempati obat dalam tubuh, tetapi hanya volume tubuh. Besarnya volume
distribusi dapat digunakan sebagai gambaran, tingkat distribusi obat dalam
darah (Hakim, 2014).
Konsentrasi Tinggi Puncak (Cpmax) adalah konsentrasi dari obat
maksimum yang diamati dalam plasma darah dan serum pemberian dosis
obat. Jumlah obat biasanya dinyatakan dalam batasan konsentrasinya
sehubungan dengan volume spesifik dari darah, serum dan plasma
(Jambhekar dan Breen, 2012).
Waktu Puncak (tmax) adalah waktu yang dibutuhkan unsure untuk
mencapai level obat maksimum dalam darah (tmax). serta parameter ini
menunjukan laju absorBsi obat dari formulasi. Laju absorpsi obat,
menentukan waktu diperlukan untuk dicapai konsentrasi efektif minimum
dan dengan demikian untuk awal dari efek farmakologis yang dikehendaki.
Waktu paruh obat (t½) adah gambaran waktu yang dibutuhkan untuk suatu
level aktivitas obat dan menjadi separuh dari level asli atau level yang
dikehendaki (Setiawati, 2007).
Tetapan absorbsi (Ka) adalah parameter yang menggambarkan laju
absorbsi suatu obat,dimana agar suatu obat diabsorbsi mula-mula obat harus
larut dalam cairan. Tetapan eliminasi (K) adalah parameter yang gambarkan
laju eliminasi suatu obat tubuh. Dengan ekskresinya obat dan metabolit
obat, aktivitas dan keberadaan obat dalam tubuh dapat dikatakan berakhir
(Murphy, 2017).
Model farmakokinetik adalah model yang dirancang untuk
menggambarkan dinamika obat di dalam tubuh. Model farmakokinetik
merupakan model matematika yang menggambarkan hubungan antara dosis
dan konsentrasi obat dalam setiap individu. Model farmakokinetik berguna
untuk (Syukri, 2002):
1. Memperkirakan kadar obat dalam plasma, jaringan dan urin pada
berbagai pengaturan dosis.
2. Memperkirakan model kemungkinan akumulasi obat dan atau metabolit-
metabolit.
3. Menghitung pengaturan dosis optimum untuk tiap penderita secara
individual
4. Menghubungkan konsentrasi obat dengan aktivitas farmakologik atau
toksikologik.
5. Menilai perbedaan laju atau tingkat availabilitas antara formulasi
(bioekivalen).
6. Menggambarkan perubahan faal atau penyakit yang mempengaruhi
absorpsi atau eliminasi obat.
7. Menjelaskan interaksi obat.
Parameter yang digunakan dalam uji bioavaibilitas dan bioekivalensi
cukup beragam. Bioavaibilitas merupakan persentase kecepatan zat aktif
dalam suatu produk obat yang mencapai atau tersedia dalam sirkulasi
sistemik dalam bentuk utuh atau aktif setelah pemberian obat tersebut,
diukur dari kadarnya dalam darah terhadap waktu atau dari eksresi urin.
Sedangkan bioekivalensi merupakan dua produk obat dikatakan bioekivalen
ketika kedua kadarnya mempunyai ekivalensi farmasetik atau merupakan
alternatif farmasetik dan pada pemberian dengan dosis yang moral yang
sama akan menghasilkan bioavaibiltas yang sebanding sehingga efeknya
akan sama, dalam hal efikasi maupun kemananan (BPOM, 2005).
III. Metode Percobaan
3.1 Alat
- Ms. Excel
3.2 Bahan
- Data analisis
3.3 Prosedur
1. Diberikan data
2. Dimasukan data yang akan dianalisis ke Ms Excel
3. Dibuat grafik dari data yang telah dimasukkan untuk dapat
menentukan persamaan regresi dengan cara blok seluruh data
Waktu dan Kadar Obat dalam Darah  klik Insert  Chart 
Scatter  Quick Layout  pilih fx
4. Jika tidak terbentuk garis lurus maka lakukan perubahan data
kadar menjadi log atau ln kemudian lakukan pembuatan grafik
seperti di atas
5. Ditentukan parameter farmakokinetik dengan menggunakan PK
Function.
IV. Hasil dan Pembahasan

4.1. Hasil

4.1.1. Data

Konsentrasi Obat
Waktu (Jam) dalam Darah ln C
(ug/ml)
1 245 5,50125821
2 205 5,32300998
3 175 5,16478597
4 155 5,04342512
5 139 4,93447393
10 106 4,66343909
15 73 4,29045944
20 46 3,8286414
25 30 3,40119738
30 17 2,83321334
4.1.2. Kurva

Konsentrasi Obat dalam Darah (µg/ml)


6

5 f(x) = − 0.0847193312393287 x + 5.47266269636473


R² = 0.991426362785682
4

3
ln C

0
0 5 10 15 20 25 30 35
Waktu (jam)

4.1.3. Perhitungan

Persamaan Regresi y = -0,0847x + 5,4727


a 5,4727
b -0,0847

K 0,084719331 /jam
t1/2 8,181688529 jam
Cmax 245 µg/ml
tmax 1 jam
AUC0-t 2392 µg.jam/ml
AUC0-inf 2592,662585 µg.jam/ml

4.2. Pembahasan

Pada praktikum ini akan membahas mengenai

V. Kesimpulan
Berdasarkan

VI. Daftar Pustaka


Andriyani, D., Harahap, E., Badruzzaman, FH., Fajar, M. Y., dam
Darmawan, D. (2019). Aplikasi Microsoft Excel Dalam
Penyelesaian Masalah Rata-rata Data Berkelompok. Jurnal
Matematika. Vol. 18 No. 1. pp. 41-46.
BPOM. (2005). Pedoman Uji Bioekivalensi. Jakarta : Badan Pengawas Obat
dan Makanan.
Hakim, L. (2014). Farmakokinetika, Yogyakarta : Bursa Ilmu.
Jambhekar, S. S., dan Breen, P. J. (2012). Basic Pharmacokinetics (2nd ed.).
Philadelphia.
Labibah, L. dan Rusdiana T. (2022). Review Artikel: Hubungan Jenis
Kelamin terhadap Eksipien Farmasi dalam Mempengaruhi
Bioavailabilitas Obat. Majalah Farmasetika. Vol.7. No.3. pp.176-
188.
Murphy, John E. (2017). Clinical Pharmacokinetics 6th edition: American
Society of Health-System Pharmacists, Inc.
Rowland, M. And Tozer, T.N. (1995). Clinical Pharmacokinetics, Concepts
and Applications, 3rd ed. Philadelphia: Lea & Febriger.
Setiawati, A. (2007). Farmakokinetik Klinik Farmakologi dan Terapi Edisi
4. Jakarta : Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Siswanto, A., Fudholi, A., Nugroho, A. K., dan Martono, S. (2016).
Pemodelan Farmakokinetika Tablet Floating Aspirin pada Kelinci
dengan PKSolver. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. Vol. 14, No.
2. pp. 166-173.
Syukri.,Y. (2002). Biofarmasetika. Yogyakarta: UI Press.
Tjay, T.H., Rahardja, K. (2007). Obat-obat Penting : Khasiat, Penggunaan,
dan. Efek-Efek Sampingnya. Edisi VI. Jakarta: Penerbit PT. Elex
Media Komputindo.
Zhang Y, Huoa M, Zhoua J, Xieb S. (2010). PKSolver: an addin program
for pharmacokinetic and pharmacodynamic data analysis in
microsoft excel. Computer Methods And Programs In Biomedicine.
99:306-14.

LAMPIRAN
JOBDESC

Maria Arifah 200106100


Marwah Natasa D 200106101
Mayarani Putri 200106103 Tujuan, Teori Dasar,
Metoda Percobaan, Hasil,
Melisa Pujiandini 200106104
Meuthia Alika Faza 200106105
Mochammad Ihsan R. 200106106
Muhammad Lutfi A. 200106112

Anda mungkin juga menyukai