FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO 2020 PENDAHULUAN Farmakokinetika adalah ilmu yang mempelajari secara khusus perubahan jumlah obat dalam tubuh sebagai fungsi waktu (Jambhekar & Breen, 2012; Shargel et al, 2012). Dengan kata lain, dalam pokok bahasan farmakokinetika dilakukan kajian-kajian terhadap fenomena absorbsi, distribusi, dan eliminasi (ADME) obat secara kuantitatif. Oleh karena itu, dalam penelitian-penelitian farmakokinetika dikembangkan berbagai macam model-model matematika untuk menjelaskan proses perjalanan obat di dalam tubuh. Salah satu pemodelan matematika yang paling umum digunakan untuk mengkaji profil farmakokinetika adalah model kompartementeral. Beberapa model farmakokinetika kompartementeral antara lain model kompartemen tunggal dan multi kompartemen telah dikenal secara luas. Diantara ketiga model kompartemen tersebut, model dua kompartemen mengalami perkembangan yang paling pesat yang ditunjukkan dengan peningkatan jumlah publikasi yang paling tinggi sejak tahun 1970 sampai 2017 (Kovalchik, 2017; R Core Team, 2015). Oleh karena itu, pengetahuan yang lebih dalam mengenai model dua kompartemen diperlukan bagi seorang farmasis antara lain untuk melakukan pemodelan farmakokinetika maupun pengaturan dosis obat di bidang farmasi klinis. Beberapa model matematik untuk melakukan pemodelan farmakokinetika dua kompartemen telah dipublikasikan antara lain oleh Boxenbaum et al, (1974) dan Wagner (1975). Beberapa perangkat lunak juga telah dikembangkan untuk mempermudah proses kalkulasi parameter farmakokinetika antara lain dengan WinSAAM, R, dan PKSolver (Lee & Lee, 2017; Stefanovski et al, 2003; Tornøe et al, 2004; Zhang et al, 2010). Meskipun demikian, dari paket-paket perangkat lunak yang telah dikembangkan, terutama perangkat lunak sumber terbuka, belum pernah dilakukan pembahasan secara komprehensif mengenai proses kalkulasi parameter farmakokinetika populasi untuk model dua kompartemen ekstravaskuler dengan persamaan diferensial. Padahal dengan memanfaatkan persamaan diferensial, dapat dikembangkan berbagai model farmakokinetika secara lebih leluasa, tanpa melakukan penyelesaian dengan teknik kalkulus integral. PENGERTIAN MODEL FARMAKOKINETIKA Suatu hipotesis atau model yang disusun dengan menggunakan istilah matematika yang memberi arti singkat dari pernyataan hubungan kuantitatif. Model matematik memungkinkan pengembangan persamaan untuk menggambarkan konsentrasi obat dalam tubuh sebagai fungsi waktu. Misalnya obat diberikan secara intravena dan dianggap secara cepat obat melarut dalam cairan tubuh. Fungsi dari dari model farmakokinetika sebagai berikut: Memperkirakan kadar obat dalam plasma, jaringan, urin pada berbagai pengaturan dosis. Menghitung pengaturan dosis optimim untuk tiap penderita secara individual Memperkirakan akumulasi obat Menghubungkan kadar obat dengan avaibilitas antar formula Menggambarkan faal patologis yang mempengaruhi absorpsi, distribusi, dan Eliminasi Menjelaskan interaksi obat
MACAM-MACAM MODEL FARMAKOKINETIKA
Untuk menggambarkan kinetika obat dalam tubuh, model farmakokinetika yang dapat digunakan yaitu Model kompartemen, model kompartemen merupakan penyederhanaan dari kineka obat yang digambarkan dengan kompartemen (ruang-ruang) yang berhubungan secara reversible antara satu sama lain. Kompartemen adalah suatu jaringan atau kelompok jaringan yang memiliki kemiripan dalam aliran darah dan afinitas terhadap obat. Setiap kompartemen obat dianggap terdistribusi secara merata dan homogen. Hal ini menunjukkan setiap molekul obat dianggap memiliki kesempatan yang sama untuk keluar dari kompartemen. Hal tersebut menandakan bahwa molekul obat dapat tereliminasi dalam tubuh. Berikut ini adalah jenis-jenis model kompartemen farmakokinetika antara lain: a. Model mammillary Merupakan model kompartemen yang paling umum digunakan. Ada 2 macam model ini, yaitu 1 kompartemen dan 2 kompartemen. Pada model 1 kompartemen, obat diberikan dan dieliminasi dalam 1 kompartemen pusat yang menggambarkan plasma darah dan jaringan dengan perfusi yang tinggi selalu setimbang dengan obat. Pada model 2 kompartemen, terdapat 1 kompartemen pusat dan 1 kompartemen tambahan yang menggambarkan jaringan. Model 2 kompartemen lebih menjelaskan pergerakan obat diantara 2 kompartemen dan dapat menentukan jumlah obat total di dalam darah yang merupakan jumlah obat yang ada dalam kedua kompartemen.
Menurut Mammillary model kompartemen dibagi menjadi :
Kompartemen satu terbuka iv Perfusi terjadi sangat cepat seperti tanpa proses distribusi sebab distribusi tidak diamati karena terlalu cepatnya. (Hanya ada satu fase yaitu eliminasi). Kompartemen satu terbuka ev Sebelum memasuki kompartemen sentral, obat harus mengalami absorbsi. (Terdiri dari 2 fase yaitu absorbsi dan eliminasi). Kompartemen 2 terbuka intravaskuler Kompartemen dianggap hanya satu dan ada proses distribusi dari sentral ke perifer atau sebaliknya. Tidak ada proses absorbsi tetapi ada proses eliminasi. Kompartemen 2 terbuka ekstravaskuler Obat mengalami proses absorpsi, distribusi dan eliminasi. b. Model Catenary Model ini memiliki banyak jumlah kompartemen yang saling berhubungan membentuk suatu deretan. Model catenary tidak dapat dipakai pada sebagian besar organ yang fungsional dalam tubuh yang secara langsung berhubungan dengan plasma, model ini jarang digunakan.
c. Model Fisiologi farmakokinetik (Model Aliran)
Model Fisiologi farmakokinetik (Model Aliran) merupakan model yang paling lengkap dan rumit untuk dipakai dalam farmakokinetik, maka dari itu model ini jarang digunakan. Model ini memiliki dasar data fisiologis dan anatomik dengan pergerakan obat terdistribusi ke seluruh organ tubuh. Masuknya suatu obat ke dalam organ ditentukan oleh pengikatan obat terhadap reseptor ataupun protein dalam jaringan organ tersebut. DAFTAR PUSTAKA
Jambhekar, S. S., & Breen, P. J. (2012). Basic Pharmacokinetics (2nd ed.).
Philadelphia. Kovalchik, S. (2017). RISmed: Download Content from NCBI Databases. Retrieved from https://cran.r-project.org/package=RISmed Lee, C., & Lee, Y. (2017). PKfit : Data Analysis Tool for Pharmacokinetics.