Kearifan Lokal
"DEMANG LEHMAN”
Kelompok 2 Cerpen
Aliyah
Nasrawiyah
Tarbiyah
Zahra Tusita
Habibah
Muhammad Arjuna
Jamal
Siti Nurlatifah
Pada akhir tahun 1859 medan pertempuran terpencar dalam 3 lokasi, yaitu di
sekitar Banua Lima, sekitar Martapura dan Tanah Laut dan di sepanjang SungaiBarito.
Medan pertempuran di sekitar Banua Lima dibawah pimpinan Tumenggung Jalil Kiai
Adipati Anom Dinding Raja, medan yang kedua dibawah pimpinan Demang Lehman,
sedangkan medan ketiga dibawah pimpinan Pangeran Antasari.
4. HAJI ISA
Dalam perundingan itu Belanda mengatur siasat yang licik berpura berbaik hati
dengan tujuan untuk menangkap dan mengasingkan Pangeran Hidayat keluar dari
Bumi Selamat (Martapura). Tujuan menghalalkan cara itulah yang dilakukan Belanda.
Dalam situasi yang terjepit dan kondisi yang tidak memungkinkan Pangeran Hidayat
terpaksa menandatangani Surat Pemberitahuan yang ditujukan kepada rakyat Banjar,
yang sudah disiapkan Belanda sebelumnya. Surat Pemberitahuan itu ditandatangani
Pangeran Hidayat dengan cap Pangeran tertanggal 31 Januari 1862.
9. PANGERAN HIDAYAT LOLOS DARI PENIPUAN I KE BATAVIA
Demang Lehman yang merasa kecewa dengan tipu muslihat Belanda berusaha
mengatur kekuatan kembali di daerah Gunung Pangkal, negeri Batulicin, Tanah
Bumbu. Waktu itu ia bersama Tumenggung Aria Pati bersembunyi di gua Gunung
Pangkal dan hanya memakan daun-daunan. Oleh seorang yang bernamaPembarani
diajak menginap di rumahnya. Karena tergiur imbalan gulden dari Belanda, Pembarani
bekerjasama dengan Syarif Hamid dan anak buahnya yang sudah menyusuri Gunung
Lintang dan Gunung Panjang untuk mencari Demang Lehman atas perintah Belanda.
Demang Lehman tidak mengetahui bahwa Belanda sedang mengatur perangkap
terhadapnya. Oleh orang yang menginginkan hadiah dan tanda jasa sehabis dia
melakukan salat Subuh dan dalam keadaan tidak bersenjata, dia ditangkap.
ia sempat sendirian melawan puluhan orang yang mengepungnya. Atas keberhasilan
penangkapan ini Syarif Hamid akan diangkat sebagai raja tetap di Batulicin. Kemudian
Demang Lehman diangkut ke Martapura. Pemerintah Belanda menetapkan hukuman
gantung terhadap pejuang yang tidak kenal kompromi ini. Dia menjalani hukuman
gantung sampai mati di Martapura, sebagai pelaksanaan keputusan Pengadilan Militer
Belanda tanggal 27 Februari 1864. Pejabat-pejabat militer Belanda yang menyaksikan
hukuman gantung ini merasa kagum dengan ketabahannya menaiki tiang gantungan
tanpa mata ditutup.Urat mukanya tidak berubah menunjukkan ketabahan yang luar
biasa. Tidak ada satu keluarganya pun yang menyaksikannya dan tidak ada keluarga
yang menyambut mayatnya. Setelah selesai digantung dan mati, kepalanya dipotong
oleh Belanda dan dibawa oleh Konservator Rijksmuseum van Volkenkunde Leiden.
Kepala Demang Lehman disimpan di Museum Leiden di Negeri Belanda, sehingga
mayatnya dimakamkan tanpa kepala.
B. CERPEN
AKHIR HAYAT KIYAI DEMANG LEHMAN
Kiyai demang lehman adalah panglima perang paling ditakuti belanda, kiyai
demang lehman adalah salah satu panglima perang dalam perang banjar, yang lahir di
martapura tahun 1832 dan meninggal tahun 1864 pada umur 32 tahun. Pria bergelar
adhipattie mangko nagara ( adipati mangku nagara) ini terlahir dengan nama idris, gelar
kiai demang sendiri merupakan gelar untuk penjabat yang memegang sebuah
lalawangan (distrik) di kesultanan banjar. Kiyai demang lehman awalnya merupakan
seorang panakawan (ajudan) dari pangeran hidayatullah ii sejak tahun 1857.
Namun karena kesetian dan kecakapannya serta besarnya jasa sebagai
penakawan dari pangeran hidayatullah ii, ia diangkat menjadi “ kiai” sebagai
lalawangan / kepala distrik riam kanan (tanah lungguh pg.hidayatullah ii).
Pada awal perang banjar sekitar bulan april 1859, kiyai demang lehman
memimpin kekuatan dan pengempuran disekitar martapura dan tanah laut bersama-
sama kiai langlang, habib shohibul bahasyim dan penghulu syeikh haji buya yasin.
Pada tanggal 6 oktober 1861, kiyai demang lehman dan pasukan-nya diminta
belanda datang ke banjarmasin untuk berunding.
Sesampainya di banjarmasin, kiyai demang lehman bertemu dengan belanda
“kiyai demang lehman tinggal saja disini di banjarmasin ini, kami berjanji dengan
you jika you bisa membujuk pangeran hidayatullah and pangeran antasari agar
tinggal di banjarmasin, kami akan memberi you biaya tiap bulan and memberikan
pangeran hidayatullah jabatan yang tinggi di banjarmasin”.( ucap belanda )
Kiyai demang lehman yang termakan bujukan belanda pun membujuk pangeran
hidayatullah agar tinggal di banjarmasin. Setelah pangeran hidayatullah ke banjarmasin,
belanda mengingkari janji, pangeran hidayatullah ternyata di asingkan belanda ke jawa,
lebih tepatnya ke cianjur jawa barat.
Kiyai demang lehman yang merasa tertipu dan sangat kecewa dengan belanda
yang ingin memberangkatkan pangeran hidayatullah ke cianjur. Kiyai demang
lehman,mufti dan pangeran penghulu pembakal berusaha untuk memohon kepada
rasiden agar keputusan pemberangkatan pangeran hidayatullah dibatalkan,namun
usaha mereka gagal. Demang lehman yang merasa kecewa mengatur siasat kembali.
Ke-daerah gunung pangkal,negeri batulicin,tanah bumbu,waktu itu dia bersama
tumenggang aria pati bersembunyi di gua gunung pangkal dan hanya memakan
dedaunan. Mereka diminta oleh pembarani yang kebetulan melihat mereka untuk
menginap dirumahnya agar lebih aman.
“kalian sedang apa disini” (ujar pembarani)
“kami sedang bersembunyi dari para belanda” ujar kiyai demang lehman
"dari pada kalian berada di gua ini, lebih baik kalian ikut denganku menginap
saja ditempatku
agar lebih aman”( ujar pembarani).
“terimakasih dinsanak” (ujar kiyai demang lehman dan tumanggang aria pati)
Demang lehman tidak tahu bahwa syarif hamid dan anak buahnya telah
menyusuri gunung lintang dan gunung panjang untuk mencarinya atas perintah belanda.
Gulden dari belanda telah mengetahui bahwa demang lehman telah berada dirumah
pembarani, ia pun merayu dan menawarkan hadiah kepada pembarani agar
memperbolehkannya menangkap demang lehman tanpa memberitahu kiyai demang
lehman terlebih dahulu. Karna tergiur oleh imbalan gulden dari belanda, pembarani
pun bekerjasama dengan syarif hamid untuk menangkap demang lehman. Sehabis
sholat subuh dirumah pembarani. Kiyai demang lehman pun dikepung oleh syarif
hamid dan anak buahnya, dia sempat melawan puluhan orang sendirian dan akhirnya
tertangkap. Kiyai demang lehman pun dibawa ke martapura untuk di beri hukuman.
Pelaksanaann keputusan pengadilan militer belanda memutuskan hukuman
gantung sampai mati dan pemenggalan kepala kepada kiyai demang lehman pada
tanggl 27 februari 1864.
Pada tanggal 27 februari pejabat-pejabat militer belanda yang menyaksikan
hukuman gantung ini merasa kagum dengan ketabahan kiyai demang lehman menaiki
tiang gantungnya tanpa mata yang ditutup. Urat mukanya tidak berubah,menunjukan
ketabahan yang luar biasa,tidak ada satu pun keluarga yang menyaksikan dan
menyambut mayatnya.
“demang lehman, you sudah tahu bukan, hukuman apa yang telah di
berikan kepadamu” (ujar militer belanda )
“ya, saya sudah tahu dan saya sudah siap” (ujar demang lehman)
Ceritaparawali.woodpress.com Kabarbanjarmasin.com